■ Senin Legi ■ 1 Juni 2015
Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE-30 NO: 71
TERBIT 24 HALAMAN - ISSN 0215-3203
Sanksi FIFA Jangan Dianggap Remeh JAKARTA - Ketua Komisi X Teuku Riefky Harsya menekankan semua pihak termasuk Kemenpora dan PSSI untuk tidak menganggap remeh sanksi yang diberikan FIFA kepada Indonesia. Dalam melihat permasalahan antara Kemenpora dan PSSI, Riefky berpendapat untuk melihatnya melalui sistem pemerintahan Indonesia yang menganut Trias Politika yaitu Legislatif, Yudikatif dan Eksekutif. “Legislatif (DPR, DPD), Yudikatif (putusan sela PTUN), bahkan sebagian dari eksekutif pun (Wapres, KONI), sudah mendesak Presiden (Joko Widodo) dan Menpora Imam Nahrawi tentang pencabutan atau apa pun istilahnya terhadap Surat Keputusan Pembekuan,” tutur Riefky, kemarin. “Bahkan PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) pun juga sudah menyurati presiden. Mayoritas pengelola negara dan berbagai elemen masyarakat
berpandangan sama, yaitu pembenahan sepak nasional perlu didukung bersama tapi bukan dengan pembekuan,” katanya melanjutkan. Sanksi FIFA plus ketidaksamaan pandangan antara Kemenpora dan PSSI akan membuat masa depan jalannya kompetisi di Indonesia menjadi abu-abu dan tidak jelas. “Akan ada dampak materil atau moril yang luar biasa bagi klub, atlit, wasit, pelatih, dan suporter. Kami meminta agar pemerintah bisa membuka mata hatinya untuk mengakhiri kekisruhan ini.”Di banyak daerah keberlangsungan sebuah klub sepakbola mencerminkan harga diri rakyat daerah tersebut, jadi jangan anggap remeh,” tutur Riefky berpendapat. Sebagai wakil rakyat di komisi yang membidangi olahraga, sejak enam bulan terakhir Komisi X berulang kali telah meBersambung ke hal 7 kol 1
■ Sudarsono Chandrawidjaja Berpulang
Pembina Taekwondo Sejati yang Rendah Hati SEMARANG - Di rumah Duka Tiong Hoa Ie Wan, di kawasan Jalan Arteri-Anjasmoro, Semarang, sejumlah atlet, mantan atlet, pelatih dan pengurus Pengprov Taekwondo Indonesia (TI) Jateng, Minggu (31/5) pagi tampak muram. Sebagian dari mereka tak kuasa menitikkan air mata. Dari ekspresi mereka, terlihat antara kesedihan nanteramat dalam dan rasa tak percaya bercampur aduk. Ya, dunia Taekwondo Jateng tengah berduka. Sudarsono Chandrawidjaja, pengeloa E-Plaza, ikon dunia hiburan di Semarang yang juga Ketua Pengprov TI Jateng meninggal, Minggu (31/5) dini hari di RS Telogorejo Semarang. Sebelumnya, Pak Chandra—begitu akrab disapa—mengalami kecelakaan pada Sabtu (30/5) pagi di Demak saat mengikuti Tour de Colo Muria Kudus yang digelar Bhayangkara Bicycle Community Polda Jateng. Saat kecelakaan, dia sempat dirawat di RSUD Demak sebelum dirujuk ke Telogorejo. Oleh keluarga nya, almarhum bahkan akan diterbangkan ke Singapura untuk perawatan lebih lanjut. Sayang sebelum rencana itu terlaksana, Tuhan telah memanggilnya. Selain dikenal sebagai pengusaha, almarhum dikenal sebagai pembina Taekwondo sejati, penonton sepakbola internasional yang fanatik dan Bersambung ke hal 7 kol 1
AIR SUCI: Sejumlah bhiksu dari berbagai dewan sangha mengambil air suci di mata air Umbul Jumprit, di Desa Tegalrejo, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Minggu (31/5). Berita di bagian lain halaman ini. ■ Foto: Widiyas Cahyono
Pesta Miras, 3 Tewas ■ Penjual Oplosan Diamankan GROBOGAN – Diduga menenggak minuman keras (miras) oplosan, tiga buruh bangunan tewas. Korban warga Kabupaten Grobogan, masingmasing Susilo Abadi (24) warga Dusun Ngurangan RT 02 RW 14, Kelurahan Kuripan, Kecamatan Purwodadi, Hariyanto (40) dan Andi Viktor (34), warga Dusun Pulo Brangkal RT 01 RW 07, Desa Karanganyar, Kecamatan Purwodadi.
Kapolres Grobogan, AKBP Indra Darmawan dikonfirmasi, Minggu (31/5) menyatakan telah mengamankan Nuriman (40), warga Jetis, Purwodadi. penjual minuman keras jenis 25 tersebut. “Hasil penyelidikan sementara, minuman keras tersebut merupakan hasil oplosan alkohol 75 persen, beras kencur, bubuk jamu SH, dan Coca-cola.
Jika terbukti minuman yang dijual Nuriman itu menjadi penyebab kematian ketiga korban, dia akan dikenai sanksi pasal 204 KUHP tentang penjualan barang berbahaya yang mengakibatkan orang meninggal dunia dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara, “ ujar Kapolres seraya meBersambung ke hal 7 kol 1
Sudarsono Chandrawidjaja Foto: Weynes
GEBYAR
Anggap Wajar Anak Pacaran PENYANYI Maia Es tianty menilai wajar jka anakanaknya sudah mulai memi liki pacar, karena menurutnya cinta me reka masih tergo long cinta mo nyet. Namun ia me miliki pesan ke pada anak anaknya itu yang mulai beran jak de wasa.
TIDAK TERBIT SEHUBUNGAN peringatan Hari Raya Waisak 2559 merupakan libur nasional, Koran Wawasan Selasa 2 Juni 2015 tidak terbit. Harian ini akan kembali menemui pembaca Rabu 3 Juni 2015. Harap pembaca dan relasi maklum. (Penerbit)
6
1.863 Personel Amankan Pernikahan Gibran–Selvi SOLO - Sekitar 1.863 personel TNI- Polri diterjukan untuk mengamankan lokasi perhelatan pernikahan putra Presiden Joko Widodo mulai dua hari menjelang hari H pernikahan Gibran-Selvi, 11 Juni 2015 nanti. “Pengamanan mulai H-2 hingga selesai kegiatan perhelatan . Tujuannya mengantisipasi adanya tindakan yang tidak diinginkan selama Menjelang Hari Tri Suci Waisak 2559 Budhis Era/2015 para bhiksu melakukan prosesi pindhapata, mengumpulkan materi berupa bahan makanan dan uang dari sejumlah umat Budha dengan cara berkelana di sepanjang jalan. SEBANYAK 50 bhiksu dari Sangha Mahayana dan Theravada melakukan prosesi pindhapata (mengumpulkan bahan makanan dan uang) dari umat Budha yang ada di Kota Magelang, Minggu (31/5). Prosesi pindhapata tersebut diawali dengan sembahyang di dalam tempat ibadah sementara Klenteng Liong Hok Bio yang dipimpin Koordinator
prosesi pernikahan berlangsung,” ungkap Kapolresta Surakarta Kombes Pol Ahmad Lutfi, Minggu (31/5). Ditemui saat menghadiri peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-5 Car Free Day (CFD) di Jalan Slamet Riyadi tepatnya di Gladag Surakarta dia mengatakan dari seluruh petugas yang diterjunkan sebanyak 633 personel melakukan pengamanan sesuai prosedur tetap (Protap). Sisanya diterjunkan langsung di lapangan dan menempati berbagai titik yang di Bersambung ke hal 2 kol 1
Lorenzo Hattrick, Marquez Sial MUGELLO Performa tangguh ditunjukkan Yamaha di MotoGP Italia. Jorge Lorenzo tampil sebagai juara dan mencetak hattrick, Valentino Rossi juga mempertontonkan aksi yang tak kalah menawan. Lorenzo keluar sebagai juara dengan catatan waktu 41 menit 39,173 detik. Ia start sangat solid, dengan mengalahkan Andrea Iannone sebagai pemegang pole position saat lomba dimulai — dan mampu mempertahankan posisinya terus di depan sampai balapan selesai. Kemenangan ini sekaligus
menunjukkan bahwa Lorenzo mulai on fire, karena selalu menang dalam tiga seri berturutturut. Sebelumnya, di tiga seri pertama ia selalu finish di luar podium. Tak kalah gemilang adalah Rossi. Tercecer di posisi kesembilan saat start, namun perlahan tapi pasti ia menyodok ke depan, mengalahkan sejumlah rivalnya, dan finis di urutan ketiga. Dengan demikian The Doctor selalu naik podium dalam enam seri tergelar
konsisten dalam menjaga kecepatannya. Inilah podium kedua pebalap Ducati itu setelah di seri pertama mencapai posisi tiga besar di Qatar. Nasib sial dialami sang juara bertahan, Marc Marquez. Rider Honda itu terjungkal dari tunggangannya di 6 lap terakhir, dan untuk kedua kalinya harus retired di musim ini. Dengan hasil ini, Lorenzo memangkas jaraknya dengan Rossi di pucuk klasemen. Lo-
SELEBRASI: Jorge Lorenzo, merayakan selebrasi di sirkuit Mugello, Italia, Minggu (31/5) malam. ■ Foto: Reuters sejauh ini. Di antara Lorenzo dan Rossi adalah Iannone yang tampil
renzo kini mengoleksi 112 poin, Bersambung ke hal 7 kol 4
Prosesi Pindhapata Jelang Hari Waisak
Budha Ajarkan Sedekah agar Tak Serakah Dewan Sangha Walubi, Bhiksu Thadisa Paramita Mahastavira. Setelah itu para bhiksu dari dua sangha tersebut sambil melantunkan Parita (kidung pujian) menyusuri sepanjang Jalan Pemuda (Kawasan Pecinan) Kota Magelang. Di sepanjang jalan tersebut, para umat Buddha dengan sikap tangan Anjali (sikap sempurna menyembah) memberikan bingkisan kepada para bhiksu yang melewatinya di sepanjang jalan tersebut. Bhiksu Thadisa Paramita Mahastavira mengakui, ritual pindhapata merupakan peringatan sejarah Buddha, karena
Sang Buddha Gautama dahulu memiliki tradisi berkelana dan kehidupannya ditanggung umat. “Sang Buddha mengajarkan sedekah kepada umat agar Bersambung ke hal2 kol 2 PINDHAPATA: Mengawali rangkaian Tri Suci Waisak 2559BE/2015, para umat Budha dari dua sangha melakukan proses pindhapata (mengumpulkan bahan makanan dan uang ) dari umat Buddha di sepanjang Jalan Pemuda, kawasan Pecinan Kota Magelang, Minggu (31/5). ■ Foto: Widiyas Cahyono