■ Jumat Wage ■ 19 Juni 2015 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE-30 NO: 88
TERBIT 24 HALAMAN - ISSN 0215-3203
BUBUR SAMIN: Petugas Masjid Darussalam membagikan Bubur Samin Banjar kepada warga yang mengantre di halaman Masjid Darussalam, Jayengan, Solo, Kamis (18/6). Tradisi membagikan bubur setiap jelang berbuka puasa itu sudah dilakukan sejak tahun 1930-an yang menghabiskan sekitar 45 kilogram beras untuk 1.000 porsi per harinya. ■ Foto: Antara
Prawoto Dibekuk di Halte ■ Terpidana Korupsi APBD Jateng JAKARTA - Mantan anggota DPRD Jateng, Prawoto Saktiari ditangkap tim intelijen Kejaksaan Agung (Kejakgung) di daerah Ragunan, Jakarta Selatan. Anggota dewan periode 1999-2004 dari Fraksi PDI Perjuangan ini menjadi buronan Kejaksaan sejak tiga tahun lalu.
“Status buronan itu merupakan terpidana dan ditangkap di halte bus di Ragunan. Dia menjadi buronan ke-55 yang ditangkap sepanjang 2015 ini,” kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Tony T Spontana di kantornya, Jalan Sultan Hasanuddin, Jakarta Selatan, Kamis (18/6). Prawoto diamankan saat berada di halte bus di Jalan Margasatwa, Ragunan, Jakarta Selatan Kamis (18/6) sekitar pukul 14.00 WIB. Dasar penangkapan itu berasal dari Surat Kepala Kejari Semarang nomor R-2615/O.3.10/Fu.1/10/2013 tertanggal 27 Oktober 2013. Prawoto merupakan terpidana perkara tindak pidana korupsi Penyimpangan Dana APBD Jateng tahun anggaran 2003.
Menemukan Islam Muhammad Adnan (Wakil Rois Syuriah PWNU Jateng) DUA minggu yang lalu saya berada di Korea Selatan, sebuah negara yang pada beberapa dekade sebelumnya tidak diperhitungkan sama sekali, bahkan cenderung nama negara tersebut dijadikan kosakata negatif untuk mengungkapkan halFoto: dok hal yang tidak baik, tidak berkualitas, kampungan dll. Akan tetapi kini, orang tidak lagi berani meremehkan kata “Korea”. Produk-produk tekBersambung ke hal 7 kol 1
Bersambung ke hal 7 kol 3
Sekeluarga Tewas Terlindas Truk SEMARANG - Satu keluarga terdiri ayah, ibu dan seorang anaknya tewas terlindas truk setelah sepeda motor yang mereka naiki tertabrak di Jalan Arteri Yos Sudarso Semarang, Kamis (18/6). Menurut salah seorang saksi mata, Masrokan, kecelakaan tersebut berawal ketika sepeda motor yang dinaiki satu keluarga melaju menanjak di jembatan layang di depan pintu masuk Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. “Sepeda motornya melaju pelan, lalu ditabrak truk dari belakang,” katanya. Diduga tidak bisa menjaga keseimbangan, sepeda motor tersebut terjatuh hingga menyebabkan ketiga penunggangnya terlindas truk yang menabraknya itu. Ketiga korban tewas tersebut diketahui bernama Nathanael Wibowo (47), Wagiyati (47) dan Bernita Nathania (11) warga di Kauman Baru II, Kelurahan Karangroto, Kecamatan Genuk, Kota Semarang. Tiga jenazah korban selanjutnya dibawa ke kamar mayat Rumah Sakit Dr.Kariadi Semarang. Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polrestabes Semarang Ajun Komisaris Baihaqi mengatakan penyebab kecelakaan masih diselidiki. “Pengemudi truk masih dimintai keterangan soal penyebab kecelakaan,” katanya. ■ ant-yan
Pemerintah Tak Bisa Cegah Kepala Daerah Mundur JAKARTA - Pemerintah telah berupaya menutup celah praktik melanggengkan politik dinasti melalui pemilihan kepala daerah. Namun apa dikata upaya yang diwujudkan dalam bentuk Undangundang tentang Pilkada itu ternyata masih bisa diakali. Kepala daerah yang ingin membangun dinasti politik bisa mengakali peraturan tersebut dengan mengundurkan diri menjelang pendaftaran pilkada. Setelah sang petahana itu mundur, maka keluarganya bisa maju di pemilihan kepala daerah. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengakui kemungkinan adanya praktik kepala daerah mundur demi membangun politik dinasti. Apalagi ketika sang pejabat tersebut mundur dalam surat pengajuannya tak perlu mencantumkan alasan pengunduran diri. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu pun menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat apabila ada pejabat yang mundur untuk tujuan melanggengkan dinasti kekuasaanya. “Kalau di kelak kemudian hari oo.. mundurnya ini ternyata (demi dinasti politik), saya kira masyarakat bisa menilai etika politik pejabat yang bersangkutan,“ kata Tjahjo kepada wartawan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/6). Pemerintah menurut Tjahjo, tidak bisa mencegah ataupun menolak jika ada seorang kepala daerah ingin mundur. Proses ditolak atau diterima pengunduran diri mereka diproses di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. “Dasarnya apa (Mendagri menolak)? Harus diputuskan DPRD dulu dong,” kata Tjahjo. Kemendagri, kata Tjahjo, juga tidak bisa melarang pengunduran diri kepala daerah hanya dengan melihat motif dugaan ingin membangun dinasti politik. ■ dtc-yan
Tjahjo Kumolo Foto: Ant
Masjid Peninggalan Sri Sultan HB IX
Soko Tunggal Berdiri dengan Satu Penyangga Setiap bulan Ramadan, Masjid Soko Tunggal milik Kraton Kesultanan Yogyakarta, selalu ramai untuk kegiatan ibadah, baik untuk salat tarawih hingga pengajian. Masjid di Komplek Benteng Kraton dekat Tamansari itu, hanya memiliki satu tiang penyangga. Saat membangun Masjid, tidak menggunakan paku untuk menyambung kayu. TIDAK kalah unik dari Masjid Gede Kauman yang sudah dikenal luas sebelumnya. Masjid di Komplek Benteng Kraton, hanya memiliki satu tiang penyanggah. Saat membangun Masjid, tidak menggunakan paku untuk menyambung kayu.
Masjid Keraton Soko Tunggal berada di Komplek Benteng Keraton, tepatnya di depan pintu masuk objek wisata Taman Sari, tergolong baru karena diresmikan pada tanggal 28 Februari 1973, oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. “Ya, pembangunan Masjid Soko Tunggal diresmikan oleh Bersambung ke hal 7 kol 3 PENYANGGA: Masjid Soko Tunggal yang dibangun semasa Sri Sultan Hamengku Buwobo IX berkuasa, lokasinya dekat Tamansari Yogyakarta hanya memiliki satu penyangga. ■ Foto: ali subchi-yan