■ Jumat Legi ■ 26 Juni 2015 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE-30 NO: 95
TERBIT 24 HALAMAN - ISSN 0215-3203
Menangis di Depan Ibu, Agus Bantah Bunuh Angeline
RAPAT PILKADA SERENTAK: Mendagri Tjahjo Kumolo (tengah) bersama Jaksa Agung HM Prasetyo (kanan) dan Ketua KPU Husni Kamil Malik (kiri) memasuki ruang rapat mengikuti rapat kerja gabungan dengan Komisi II dan III DPR membahas pilkada serentak di kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (25/6). ■ Foto: Antara
DENPASAR - Suasana haru tampak saat pertemuan Agus Tay dengan ibundanya, Kadong Kang Madik yang datang bersama dengan kakak kandung Agustinus, Hiwa Hama Doru. Agus Tay menangis dan membantah membunuh Angeline di pertemuan yang digelar Polda Bali itu. “Dia menangis ketemu dengan ibunya. Siapa yang tidak menangis ketemu ibunya,” ujar Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Hery Wiyanto, Kamis (25/6). Menurutnya pertemuan tersebut tidak untuk mengungkapkan pengakuan Agus Tay terkait pembunuhan Angeline. Namun pihaknya hanya ingin mencari informasi latar belakang Agus Tay di tempat lahirnya. “Pengakuan Agus ke Ibunya dia mengaku tak membunuh.
Terkait kejujuran pernyataan tersebut kita masih meragukan,“ tambahnya. Dari pemeriksaan tersebut, tambah Hery, Agus Tay tidak pernah terlibat kasus kriminal di daerahnya, Sumba NTT. “Tidak ada kasus kriminal, apa lagi kasus pembunuhan,” pungkasnya. Polda Bali mendatangkan ibu kandung Agustinus Tay dari Sumba NTT ke Mapolda Bali. Ibu kandung Agustinus, Kadong Kang Madik bersama dengan kakak kandung Agustinus, Hiwa Hama Doru tiba di Mapolda Bali sekira pukul 15.00 Wita, Senin (22/6). Pengacara nyentrik Hotman Paris resmi bergabung dalam tim pengacara tersangka kasus pembunuhan Engeline, Agus Tay (25). Ia rela rugi waktu dan Bersambung ke hal 7 kol 6
PDIP Andalkan Petahana ■ Hendi-Ita untuk Semarang
Membuka Tabir Pembatas Muhammad Adnan (Wakil Rois Syuriah PWNU Jateng) BEBERAPA hari lalu dalam sebuah ceramah Ramadan di sebuah masjid, saya bertanya kepada jamaah, “Apakah bapak dan ibu sanggup apabila setahun penuh adalah bulan Ramadan?” tidak ada satu pun yang menjawab, semuanya hanya senyum-senyum. Pertanyaan saya
SEMARANG - Dewan Pimpinan Pusat (PDIP) kembali mengeluarkan rekomendasi untuk empat pasang bakal calon kepala daerah pada Pilkada 2015 yang akan digelar serentak Desember mendatang.
Foto: Dok
Bersambung ke hal 7 kol 3
Rekomendasi diputuskan dalam rapat DPP di Jakarta, Kamis (25/6) yang dipimpin Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan dihadiri Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto. Empat daerah tersebut mengusung kembali calon kepala daerah yang merupakan petahana. Sebelumnya rekomendasi lebih awal turun untuk dua daerah yakni Magelang dan Pemalang. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jateng menyatakan diri untuk bergerak cepat setelah mendapatkan rekomendasi untuk meraih kemenangan. Bersambung ke hal 7 kol 1
■ Dicueki Presiden dan Mendagri
Kejati Bidik Hibah Bansos Rp 231,27 M Tak Cair Tersangka Lain, Penerima Bansos Diburu SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jateng terpaksa tak mencairkan dana bantuan sosial
(bansos) dan hibah APBD 2015. Sebab ribuan calon penerima bantuan tersebut ada yang be-
lum berbadan hukum dan be-
Bersambung ke hal 7 kol 3
SEMARANG Penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jateng, membidik se jumlah tersangka lain atas kasus du gaan korupsi dana bantuan sosial yang dikucurkan pemerintah provinsi Jateng pada 2011. Mereka yang dibi dik berasal dari pejabat pembuat kebi jakan dan para penerima dana bansos yang mencapai ratusan orang. Kepala Kejati Jateng Hartadi SH MH mengakui, adanya keterlibatan mereka dalam kasus bansos. Namun pihaknya menyatakan enggan buru buru menetapkan mereka sebagai ter sangka. Bersambung ke hal 7 kol 1 Bagi umat muslim Kudus yang menjalankan shalat tarawih dan tadarus Quran di Masjid Agung Kudus selama bulan Ramadan ini tentu tak asing lagi dengan keberadaan mushaf Alquran raksasa yang dibaca saat tadarus. MUSHAF raksasa tersebut merupakan mushaf puasa dan hanya dikeluarkan dan dibaca saat bulan suci Ramadan saja. Ya, mushaf Alquran raksasa milik Masjid Agung Kudus memang terbilang istimewa. Selain ukurannya yang jumbo, mushaf tersebut sepenuhnya ditulis tangan oleh almarhum HM Aufa Noor Siddiq bersama Faruq dan Fauzy, seniman-seniman kaligrafi terbaik dari Kudus. Mushaf yang total pembuatannya menghabiskan waktu tiga tahun tersebut berukuran 110 cm x 80 cm dengan berat 3,5 kuintal.
Tadarus Alquran di Masjid Agung Kudus
Mushaf Puasa, Dibaca Tiap Ramadan Perlu sekitar empat orang lebih untuk mengangkatnya. Mushaf berbahan kertas jenis Ivory yang merupakan jenis terbaik tersebut ditulis dengan tinta buatan Jerman. Mushaf tersebut ditulis dengan khot (jenis tulisan) Nashi untuk ayat-ayatnya serta khot Tsulusi untuk judul ayat. “Mushaf itu memang selalu di Bersambung ke hal 7 kol 1 MUSHAF RAKSASA: Suasana tadarus Alquran dengan menggunakan mushaf raksasa di Masjid Agung Kudus. ■ Foto: Ali Bustomi