■ Kamis Pahing ■ 6 Agustus 2015 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE-30 NO: 131
TERBIT 24 HALAMAN - ISSN 0215-3203
TOLAK HASIL MUKTAMAR: Sejumlah Pengurus PWNU dan PCNU yang menggelar rapat di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Rabu (5/8). Sekitar 29 PWNU dan kurang lebih 300 PCNU menolak hasil Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama (NU) di Jombang. (Kiri atas) KH Hasyim Muzadi meminta pendukungnya tidak menggelar muktamar tandingan, apalagi membentuk NU tandingan karena akan merusak organisasi yang didirikan para ulama. (Kiri bawah) Wakil Rais Aam terpilih KH Maruf Amin (kanan) didampingi Ketua Panitia Daerah Muktamar NU ke-33 Saifullah Yusuf (kiri) menandatangani sebuah dokumen seusai sidang pemilihan Rais Aam PBNU. ■ Foto: Antara
Kecewa, Adnan Cs Pulang Awal ■ Gus Mus Jabat Lagi Rais Aam PBNU SEMARANG - Wakil Syuriah PWNU Jateng Muhammad Adnan terpaksa angkat koper pulang ke Semarang. Ia memutuskan tak mengikuti sidang pleno dalam Muktamar NU yang bertempat di Jombang, Jawa Timur. Meski sempat mencalonkan diri sebagai Tanfidziyah PBNU, Adnan merasa tak sayang jika memilih pulang. Kandidat Ketua Umum PBNU asal Jateng ini dengan tegas menolak semua produk Muktamar PBNU, karena dinilai cacat hukum dan tidak sesuai AD/ART. “Ini saya sudah di dalam
mobil menuju Semarang. Saya tidak kecewa atau pun menyayangkan semuanya. Karena ini masalah mana yang baik dan mana yang tidak baik. Dari awal saya merasa ini bukan Muktamar yang sesuai dengan AD/ART,” ungkap Adnan dihubungi Wawasan, Rabu (5/8) malam. .
Warga Konsumsi Air Sungai SLAWI - Musim kemarau yang mengakibatkan kekeringan mulai menyulitkan warga dataran tinggi untuk memperoleh air bersih. Alhasil mereka terpaksa mengonsumsi air sungai yang masih diragukan kandungan untuk kesehatan. Terlihat jelas pemandangan yang tak seperti biasa, warga Desa Dermasuci, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, terutama kaum hawa bergantian mengambil air di sungai dekat area persawahan. Dengan menggendong jerigen tiga liter mereka rela berjalan menyusuri sawah hingga naik turun bukit. Aktivitas yang biasa terjadi pada sore menjelang senja ini sudah berlangsung sejak Lebaran lalu. Di mana air bersih yang disalurkan melalui pipa kecil di 26 RT dan 5 RW mulai tidak berfungsi. Terlebih volume sumber mata air yang berada di lereng Gunung Slamet juga berangsur berkurang. Sebelum mengonsumsi air sungai, hampir sebagian besar warga dari 1.166 KK bergantung pada sumber mata air De-
Diakuinya, kondisi kemarin malam sebagian kiai tak mengikuti sidang pleno pengumuman hasil Ahlul Halli wal Aqdi. Sebagian kiai justru berada di Pondok Tebu Ireng dan memilih tidak mengikuti lanjutan Muktamar. Atas hal itu sidang Bersambung ke hal 7 kol 3
■ Wanita di Pusaran Pilkada Ditahan, Penunggak Tak Ada Dikotomi Gender baru. Karuan saja, Ketua - MemunPajak Depresi SEMARANG Umum PDIP merupaculkan sosok peremPURWOKERTO – Wajib pajak yang ditahan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) II Jawa Tengah, Dewi Wigati (33), warga Kelurahan Mersi, Kecamatan Purwokerto Timur mengalami depresi berat dan harus menjalani perawatan di bangsal penyakit jiwa RSUD Banyumas. Dewi ditahan sejak Rabu (29/7) dan Sabtu (1/8) ia mengalami depresi berat. “Istri saya depresi dan sekarang dirawat di bangsal Arjuna, khusus penyakit kejiwaan di RSUD Banyumas,” kata suami Dewi, Muhammad Bagir. Bersambung ke hal 7 kol 1
GEBYAR
Lebih Banyak Horor BINTANG film cantik Kimberly Ryder tidak memper malahkan soal genre film yang akan ia mainkan. Jadi tidak heran kalau bintang film Air Terjun Pe ngantin Phuket ini lumayan banyak main fillm horor ketimbang drama keluarga.
6
puan dalam pusaran Pilkada Jateng bukanlah hal yang dikhususkan sebuah partai politik (Parpol). Di era kemajuan teknologi dan kesamaan posisi, dikotomi terhadap perempuan sudah tak berlaku. Bahkan kemampuan perempuan pun tak dinafikan memiliki potensi yang sama sejajar dengan pria. Hal itu diakui para petinggi parpol di Jateng. Bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) misalnya, sosok perempuan sebagai pemimpin bukanlah hal yang Produksi garam para petani di Kabupaten Jepara tahun ini memang lagi melimpah. Namun sayang hasil yang diraup tidak sebanding dengan melimpahnya garam, karena harga di pasaran hanya mencapai Rp 20.000/kg. Anjloknya harga ini membuat kalangan petani garam di Jepara tidak bisa sumringah, karena sangat terpukul. BERBAGAI upaya dilakukan sebagian petani garam untuk tetap bisa bertahan. Namun tidak sedikit pula mereka yang terpaksa menjual garamnya karena kebutuhan hidup sudah tidak bisa
kan sosok perempuan yang memiliki kekuatan besar Megawati Soekarnoputri. Atas hal itulah kompetensi perempuan yang dirasa mampu memimpin tak akan disia-siakan untuk memenangkan Pilkada di suatu daerah. “Posisi masalah gender, di PDIP tidak berpikir demikian. Mereka yang dianggap mampu dan berpotensi dan baik, apa salahnya mereka masuk dalam ranah politik. Kita mau mencari
Bersambung ke hal 7 kol 1 AIR SUNGAI: Warga Desa Dermasuci, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal mengambil air di sungai yang memiliki kandungan kapur untuk kebutuhan sehari-hari. ■ Foto : Haikal.
Bersambung ke hal 7 kol 1
Ketika Harga Garam Suram
Produksi Melimpah, Petani Tak Sumringah kompromi. Di Kabupaten Jepara tepatnya di kawasan pesisir pantai antara Desa Tanggul Tlare ke selatan sampai desa Kedung Malang, Kecamatan Kedung menjadi sentra produksi garam. Sepanjang tahun para petani garam memproduksi garam sebagai mata pencaharian. Menurut Ketua Kelompok Usaha Garam Rakyat (Kugar) “Garam Makmur” Jepara, Sukahar, sampai saat ini ada sekitar 650-an petani garam yang menggantungkan hidupnya pada industri ini. Mereka menggarap lahan tambak ga-
ram seluas kurang lebih 700 hektar. “Pada musim panas seperti sekarang ini produksi garam di Jepara ini bisa mencapai 120 ton tiap hektar. Jadi untuk produksi total silakan dikalikan sendiri dengan 700-an hektar,” ujar Sukahar, Rabu (5/8). Produksi garam di Jepara seBersambung ke hal 7 kol 1 PENGKRISTALAN: Seorang petani garam krosok asal Wedung Demak tengah membalik tampungan air larut yang mulai mengkristal agar merata kepadatannya. ■ Foto : sari jati