■ Rabu Kliwon ■ 19 Agustus 2015 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE-30 NO: 143
TERBIT 32 HALAMAN - ISSN 0215-3203
Pengerjaan Tol Loncat-loncat
Laga Paling Big Match VALENCIA Laga ini mungkin pantas disebut se bagai laga paling big match dan cukup imbang da lam babak kuafikasi di stadion Mestalla, Kamis (20/8) dini hari WIB, saat Valencia sebagai tu an rumah lebih dulu harus menjamu AS Mo naco. Bermain di kandang sendiri harus bisa tampil dengan sempurna untuk meraih hasil maksimal di laga ini. Pelatih Nuno Es pirito Santo terus memovitasi Dani Parejo
■ Belum Semua Lahan Terbayar TUNTANG - Pelaksana proyek Tol BawenSalatiga Seksi III di Dusun Rembes, Desa Watuagung, Kelurahan Watuagung, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang berharap semua lahan yang akan dikerjakan di paket 3.2 PolosiriSidorejo yakni 29+700 sampai dengan STA 30675 dapat tuntas pembayarannya. Pasalnya sampai saat pekerjaan/pelaksana proyek terpaksa loncat-loncat, karena memang masih ada lahan yang belum dibayar. Supervisor PSDA Karsidi
mengakui, pengerjaan proyek tol tidak bisa secara rapi. ‘’Kami terpaksa bekerja menyesuaikan kondisi lapangan, sehingga tidak bisa hantam kromo karena masih ada lahan yang belum
BUKA LAHAN : Sejumlah alat berat membuka lahan di area pereng di Dusun Rembes, Desa Watuagung, Kelurahan Watuagung, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang paket 3.2 Polosiri-Sidorejo yakni 29+700 sampai dengan STA 30-675, Selasa (18/9). ■ Foto: Ernawaty
terbayarkan. Kita memberi tanda pita yang memang belum terbayar,” ujar Karsidi.di lokasi proyek pengerjaan pereng di Dusun Rembes, Desa Watuagung, Kelurahan Watuagung, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Selasa (18/8). Pengerjaan proyek konsentrasi di arae pereng. Dimana pengerjaan pereng memang membutuhkan waktu yang cukup lama. “Mulai dari pembersihan lahan kita perkirakan akhir minggu ini selesai. Dan dilanjutkan dengan peninggian pereng sekitar 15 meter,” terangnya. Di area peninggian perang ini pun disebutkannya masih ada lahan warga yang belum terbayarkan. Namun pihaknya akan mematuhi apa yang menjadi kehendak warga agar tidak digarap sebelum uang pembebasan di tangan mereka. Pengerjaan pereng, lanjutnya, baru dilakukan pembukaan jalur di area timbunan. “Akhir pekan sudah harus kelar penimbunan. ‘’Daerah timbunan mulai dari STA 30+200 sampai 30+670,” imbuhnya. Dia ia mengungkapkan, sampai saat ini patok masih terpasang di lokasi. Dan hal ini mengganggu pelaksanaan proyek. Sehingga alat berat yang dikerahkan terpaksa bekerja “meBersambung ke hal 7 kol 1
■ Kemenristek Rilis Perguruan Tinggi Terbaik
Undip Urutan ke-10, ITB Teratas JAKARTA - Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) telah mengumumkan klasifikasi
dan pemeringkatan perguruan tinggi klaster pertama untuk tahun ini. Direktur Jenderal Kelemba-
gaan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kemenristek Dikti Patdono Suwignjo mengatakan pemeringkatan ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat Indonesia. “Kami juga ingin mendorong perguruan tinggi mengembangkan kapasitas akademik dan non-akademiknya dengan adanya pemeringkatan ini,” tuturnya saat dihubungi Senin (17/8). Untuk menilai dan memposisikan perguruan tinggi tersebut, Kemenristek Dikti melakukannya berdasarkan empat kriteria, yaitu kualitas sumber daya manusia, kualitas manajemen dan organisasi, kualitas kegiatan kemahasiswaan, serta Bersambung ke hal 7 kol 1
Bersambung ke hal 7 kol 3
Hujan Buatan Turunkan Kualitas Tembakau TEMANGGUNG - Musim kemarau yang panjang dan sebagian masyarakat di sejumlah daerah mengalami kekeringan karena sumber air mulai surut, pemerintah pun juga berupaya untuk mengatasi kesulitan air dengan membuat hujan buatan. Namun kemarau panjang tahun ini yang merupakan dampak dari El Nino yang diperkirakan akan berlangsung hingga Oktober mendatang, justru menguntungkan para petani tembakau di Temanggung khususnya yang ada di lereng Gunung Sumbing dan Sindoro. Para petani di wilayah tersebut menyambut gembira musim kemarau yang berkepanjangan, karena bersamaan dengan masa panen tembakau. Bahkan, mereka juga dengan tegas menolak proyek hujan buatan yang akan dilakukan pemerintah dalam mengatasi kesulitan air di musim kemarau ini. “Bila hujan buatan tersebut dilaksanakan, maka para petani tembakau di wilayah Temanggung ini akan mengalami kerugian yang besar, karena saat ini sudah mulai panen tembakau,”kata Setyo (34), salah satu
SEMPROT: Petani tembakau Temanggung menyemprot obat antihama di ladangnya. ■ Foto: Widiyas Cahyono petani tembakau di Desa Kledung, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung. Setyo mengatakan, untuk mendapatkan emas hijau (tembakau-red) yang berkualitas tinggi, para petani tembakau memerlukan panas matahari yang cukup untuk menjemur rajangan tembakau tersebut. Menurutnya, bila cuaca panas seperti saat ini tembakau rajangan yang dijemur mengguna-
kan rigen (alat penjemur tembakau yang terbuat dari anyaman bambu-red), hanya memerlukan waktu berkisar 2-3 hari saja. Sedangkan bila tanaman tembakau terguyur hujan akan berakibat kadar air yang ada di lembaran daun tembakau tersebut semakin tinggi dan juga menyebabkan daunnya cepat membusuk. “Daun Bersambung ke hal 7 kol 3
Usia 14 Tahun, Aldo Mahasiswa Baru Termuda UGM
Ngebut Belajar, Ingin Jadi Dokter Masyarakat Universitas Gadjah Mada (UGM) kerap memiliki mahasiswa baru yang usianya terbilang masih sangat muda. Jika tahun lalu ada Arya Bagus Kevin (14) yang menjadi mahasiswa Teknik Sipil UGM, kali ini Aldo Meyolla Geraldino menjadi mahasiswa termuda UGM tahun 2015. COWOK kelahiran 19 Desember 2000 ini punya cita-cita menjadi seorang dokter yang bisa melayani kesehatan masyarakat. Aldo termasuk siswa yang cerdas bahkan cenderung super cerdas jika dibandingkan teman-teman seusianya. Fakultas Kedokteran adalah pilihan pertama Aldo melalui jalur
SBMPTN. Saat pertama kali mengikuti PPSMB Palapa UGM, penyuka mata pelajaran IPA ini mengaku tidak canggung dan bisa beradaptasi dengan temanteman seangkatan- nya. Meski demikian, ayahnya yang berwiraswasta di bidang studi musik itu masih menungguinya. Bersambung ke hal 7 kol 1 BERDIALOG: Aldo Meyolla Geraldino bersama Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo berdialog saat ditasbihkan sebagai mahasiswa termuda di UGM tahun ini dan diterima di Fakultas Kedokteran (FK) dengan usia 14 tahun, 7 bulan dan 29 hari. ■ Foto: ali subchi