WAWASAN 28 Agustus 2015

Page 1

■ Jumat Wage ■ 28 Agustus 2015 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000

TAHUN KE-30 NO: 152

TERBIT 24 HALAMAN - ISSN 0215-3203

Kebakaran Merapi Sulit Dipadamkan

HANGUS : Sejumlah petugas bekerja keras memadamkan kebakaran hutan di Gunung Merapi. Ribuan batang pohon pinus sisa erupsi Gunung Merapi 2010 di areal Taman Nasional Gunung Merapi Gunung Merapi (TNGM) di Jurang Jero, wilayah Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang masih terbakar hingga Kamis (27/8). ■ Foto ali subchi-yan

MAGELANG - Ribuan batang pohon pinus sisa erupsi Gunung Merapi 2010 di petak Gentong di areal Taman Nasional Gunung Merapi Gunung Merapi (TNGM) di Jurang Jero, wilayah Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, hangus terbakar. Api yang pertama kali diketahui Rabu (26/8) pukul 10.00 WIB itu, melalap hutan pinus seluas 5,6 hektar. Hingga Kamis (27/8) pukul 14.00 WIB, asap masih mengepul di patang pohon pinus yang mati dan kering akibat terkena awang panas Gunung Merapi saat erupsi pada Oktober 2010 silam. Kondisi ini membuat api sulit untuk dipadamkan. Sebab musim kemarau, aliran air di Kali Putih kering kerontang, sehingga tim relawan terpaksa harus mengambil air menggunakan mobil tangki dari Kali Blongkeng yang cukup jauh. Untuk memadamkan api, setidaknya ada sekitar 250 orang relawan diturunkan, baik dari jajaran Polisi Hutan, TNI, Polri, SAR, BPBD, serta relawan yang terlibat diantaranya Gu-

ruh Merapi, Peduli Merapi, SAR, JME, Garda Rescue, dan para santri asal Ponpes Nurul Falah Tegalrandu, Kecamatan Srumbung. Kepala Damkar DPU ESDM Kabupaten Magelang, Heri Prawoto menyatakan, pohonpohon pinus yang terbakar harus disemprot dengan air, agar bara api yang terdapat di pohon pinus tidak terbakar lagi. Sebab pohon pinus mengandung minyak, sehingga api bisa bertahan lama, terlebih juga ditiup angin kencang, api bisa membara lagi. “Ya, istilahnya pohon pinus yang terbakar harus didinginkan dari bara api menggunakan air. Jika tidak, api yang masih terdapat dalam batang pinus, bisa kembali membara, sehingga pemadaman api harus benar-benar tuntas,” kata Heri saat ditemui di lokasi kebakaran hutan pinus. Guna memadamkan api, pihaknya harus mengambil air dari Kali Blongkeng yang jaraknya cukup jauh, karena di loBersambung ke hal 7 kol 1

KPU Dituding Tak Netral SEMARANG - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jateng menemukan indikasi ketidaknetralan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Purworejo. Pihak KPU Purworejo dalam menerbitkan berita acara nama Pasangan Calon (Paslon) tertentu saja yang lengkap dengan gelarnya. Sementara, calon lain tak diperlakukan sama. Bawaslu meminta KPU Jateng turun untuk menyamakan persepsi pencantuman gelar tersebut. Koordinator Pengawasan dan Humas Bawaslu Jateng Teguh Purnomo mengatakan, dalam berita acara penetapan Paslon definitif, hanya Paslon Agus Bastian SE MM - Yuli Hastuti SH, yang ditulis lengkap dengan gelar akademiknya. Sele-

GEBYAR

6

Masih Kuat

11

Kampanye Damai Memanas KAJEN - Suasana kampanye damai Pilkada yang digelar KPU Kabupaten Pekalongan memanas, Kamis (27/8). Selain

itu banyak ditemukan pelanggaran dalam kampanye ini. Situasi panas terjadi saat pasangan calon Riswadi-Nurba-

listik baru tiba di lokasi pemberangkatan sekitar pukul Bersambung ke hal 7 kol 3

Bersambung ke hal 7 kol 1

1.305 Buruh Jateng Sudah Di-PHK SEMARANG - Pelemahan ekonomi secara nasional yang menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi di Jateng. Hingga Agustus 2015 sudah ada 1.305 pekerja yang di-PHK. Mereka berasal dari 23 perusahaan di 11 kabupaten/ kota di Jateng. Sektor yang mendominasi PHK yakni pada industri garmen, tekstil, dan plastik. Penyebarannya sendiri berada di titik Pantura, dan Solo Raya. “Kami mengimbau agar perusahaan semaksimal mungkin tidak melakukan PHK. Kesulitan yang mendesak bisa dikonsultasikan pada kami. Kami berharap tidak ada PHK, mari kita berdiskusi, apa yang memang bisa dilakukan bersama,” ungkap Wika Bintang, Kepala Disnakertransduk (Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kepen-

BILA banyak se­ lebriti mulai men­ geluh dengan kenaikan nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah, tidak hal­ nya de­ ngan Prisia Nasu­ tion. Ak­ tris peraih Piala Citra lewat film Sang Penari itu masih kuat mengeluarkan uang untuk plesiran meski dolar sudah menyentuh Rp 14 ribu.

ALL ABOUT FOOTBALL

bihnya, Paslon Hamdan Asyhari - Suhar, dan Nurul TriwahyuniBudi Sunaryo, ditulis tanpa gelar. “Ini artinya terjadi ketidakkonsistenan yang memicu tidak adanya kepastian hukum, sekaligus mengindikasikan KPU memberikan perlakuan yang berbeda di antara pasangan calon. KPU Purworejo gagal memahami pasal 70 PKPU Nomor 9 tahun 2015, tentang Penca-

lonan yang dijadikan dasar adanya perbedaan perlakuan,” terang mantan Ketua KPU Kebumen itu. Menurut Teguh, pasal 70 tersebut tegas hanya menyebutkan soal penulisan nama pasangan calon di surat suara yang harus sesuai dengan KTP. Rumusan pasal tersebut sama sekali tidak mengatur soal gelar akademik. Bahkan, gelar akademik bukan bagian kesatuan dari nama seseorang. “Sepanjang calon bisa menunjukkan bukti yuridis menggunakan gelar, ya hak calon untuk mencantumkannya. Jangan karena gelar tidak dicantumkan di KTP lantas dengan mudah KPU mengamputasi. Ini yang kami maksud KPU gagal paham atas rumusan pasal

dudukan) Jateng. Pihak Disnakertransduk, lanjutnya, siap memberikan pelatihan tenaga kerja jika ingin beralih kompetensi. Namun, jika memang berasal dari industri garmen dan tekstil, pihaknya melihat banyak peluang kerja yang bisa dimasukkan di kawasan industri Boyolali yang masih membutuhkan 1.000 karyawan. “Silahkan

mendaftar di BLK (Balai Latihan Kerja) masing-masing daerah untuk peningkatan ketrampilan,” tegas Wika. Jika PHK menjadi jalan terakhir yang harus ditempuh, lanjut Wika, maka perusahaan bisa melakukan konsultasi di Unit Pelaksana Tugas (UPT) Disnaker untuk meminimalisir Bersambung ke hal 7 kol 1

Kemplang Pajak, Warga Korea Disandera di Salatiga SALATIGA - Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak bekerja sama dengan Ditjen Pemasyarakatan Kementrian Hukum dan HAM serta Polres Salatiga, menyandera penunggak/pengemplang pajak, seorang wargal Korea, berinisial KJY (50), Rabu (26/8) pukul 13.00 WIB. KJY merupakan Direktur Utama PT SJG, sebuah perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) yang terdaftar di Kantor Wilayah Ditjen Pajak Jakarta yaitu Kantor Pelayanan Pajak PMA Empat. Untuk selanjutnya, KJY dititipkan di Rumah Tahanan Kelas II B, Salatiga selama 6 bulan ke depan. Kepala KPP PMA Empat Rizaldi menjelaskan, perusahaan KJY bergerak di bidang industri pakaian jadi dari tekstil berkedudukan di Salatiga. “Perusahaan dipimpin KJY memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 2,23 miliar. Sejak dilakukan

penyanderaan badan terhadap KJY akan disel selama enam bulan ke depan. Namun, jika KJY bisa membayar tunggakan yang ada secara langsung akan dibebaskan,” ungkap Rizaldi, Kamis (27/8) di Salatiga. Penyanderaan ini, dilakukan berdasarkan Surat Izin Penyanderaan dari Menteri Keuangan Nomor SR-2033/MK.03/2015 tanggal 4 Agustus 2015. Ada pun, minimal tunggakan pajak yang telah diatur sebesar Rp 100 juta. Rizaldi memaparkan, penyanderaan merupakan pengekangan sementara waktu penanggung pajak di tempat tertentu. Diharapkan dengan upaya penyanderaan ini, wajib pajak dapat segera melunasi utang pajaknya dan dapat memberikan efek jera kepada para penunggak pajak lainnya. “Jika dalam kurun waktu Bersambung ke hal 7 kol 3

Kreativitas Pengrajin Payung Hadapi Krisis

Agum Gumelar Minta Jokowi Tegur Menpora

Ikut Festival Payung untuk Dongkrak Penjualan

KETUA Dewan Kehormatan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Agum Gumelar menilai Menteri Pemuda dan Olah­ raga (Menpora), Imam Nahrawi tidak bijaksana dalam menjalankan tugas­ nya. Bahkan cenderung melakukan pendekatan kekuasaan. Karena itu, Agum Gumelar juga mengemuka­ kan imbauan sekaligus harapannya kepada Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi.

Melemahnya perekonomian memang mengancam industri kecil di Jateng. Salah satunya industri kerajinan payung tradisional di Banyumas. Para pengrajin pun harus memutar otak dan berkreativitas agar usahanya tetap berjalan. KERAJINAN payung yang menjadi produksi khas Desa Kalibagor, Kecamatan Kalibagor, Banyumas selama ini sudah dikenal produksinya hingga ke sejumlah kota. Kerajinan payung kertas ini, pernah mengalami masa kejayaan pada tahun 1970-an. Pada saat

itu, pemasaran payung kertas merajai wilayah Jawa dan Bali, mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, JawaTimur hingga Bali. Kejayaan kerajinan payung kertas ini mulai menurun setelah ada serbuan payung impor yang berbahan parasut dan kerangka dari besi. Karena payung impor tersebut lebih tahan lama dan lebih murah, banyak konsumen yang beralih. Sehingga perlahan pengrajin payung kertas Kalibagor mulai kehilangan pasar. Kondisi ini semakin diperparah dengan lemahnya daya

beli masyarakat belakangan. Inilah yang membuat para pengrajin harus berkreativitas tinggi agar kerajinan ini tidak punah. Salah satu caranya, para pengrajin berencana akan mengikuti Festival Payung Indonesia di Solo yang dilaksaBersambung ke hal 7 kol 3 KHAS BANYUMAS : Kerajinan payung yang menjadi produksi khas Desa Kalibagor, Kecamatan Kalibagor, Banyumas akan mengikuti Festival Payung Indonesia di Solo untuk mendongkrak pasar. ■ Foto : ist


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.