■ Minggu Legi ■ 30 Agustus 2015 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE-30 NO: 154 TERBIT 16 HALAMAN - ISSN 0215-3203
50 Ribu Demonstran Tuntut PM Najib Mundur KUALA LUMPUR - Sekitar 50 ribu pengunjuk rasa berkumpul di Kuala Lumpur Sabtu (29/8). Mereka demo menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Najib Razak. Najib menghadapi serangan selama beberapa minggu sejak penyelidikan kasus pengelolaan ke-
Najib Razak
uangan di badan usaha milik negara 1MDB, menemukan transfer yang tak jelas sebesar US$600 juta. Para pengunjuk rasa berharap bisa memicu gerakan rakyat untuk memaksa Najib lengser. Namun para pengamat politik ragu dia akan jatuh. Keamanan sangat ketat, dan akses ke lapangan yang jadi titik
temu para demonstran diblokir. Para pengunjuk rasa membawa tulisan “Out, Najib, Out”, menyanyikan lagu kebangsaan, membunyikan klakson plastik dan berteriak “Bersih!” Bersih juga merupakan nama organisasi pro-demokrasi yang jadi Bersambung ke hal 7 kol 1
Foto: Dok
DEMO: Sekitar 50 ribu warga Malaysia turun jalan mendemo PM Najib Razak dan menuntut mundur dari jabatannya Sabtu (29/8).■ Foto: dtc
Krisis Ekonomi 4 Bulan SEMARANG - Mantan Ketua MPR yang juga pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menyatakan meski diklaim tak separah krisis 1998, Presiden harus proaktif mengatasi masalah ini. Pasalnya krisis ekonomi ini diperkirakan bakal terjadi hingga empat bulan ke depan. Amien Rais meminta Presiden Jokowi membuat forum krisis sebagai salah satu upaya mencari jalan keluar dari krisis. “Ekonomi di Indonesia sekarang ini sedang kolaps. Rupiah tembus sampai ke Rp 15.000. Banyak perusahaan yang gulung tikar, melemahnya per-
bankan dan terutama industri tekstil. Jika dibiarkan berlarut, nanti akan ada civil power, dan bisa berujung pada demo. Pemulihan ekonomi selalu ada cara. Hanya ada satu solusi mengatasinya,” ungkap Amien saBersambung ke hal 2 kol 2
HADIRI MILAD: Pimpinan Ponpes Al Anwar, Sarang, Rembang, KH Maimun Zubair berbincang dengan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat menghadiri Milad ke 50 Ponpes Pabelan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. ■ Foto ali subchi-yan
■ Milad ke-50 Ponpes Pabelan
Lahirkan Guru Besar dan Puluhan Doktor
HADIRI MUSWIL: Pendiri Partai Amanat Nasional Amien Rais bersama Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan saat menghadiri Muswil PAN di Hotel Patra Jasa Semarang, Sabtu (29/8). ■ Foto: Fitria Rahmawati-yan
Sempat Tertunda, 58 Calhaj Diberangkatkan SOLO - Sebanyak 58 calon haji (calhaj) embarkasi Adi Soemarmo Solo yang tertunda keberangkatannya ke tanah suci akibat visa, kini boleh merasa lega. Mereka memperoleh kepastian berangkat pada Minggu (30/8) petang. Jemaah calhaj asal kelompok terbang (Kloter) 1 – 15 terkecuali dari kloter 3,13 dan 14 ini menggantikan tempat dalam kloter 26 yang sebelumnya disediakan bagi calon haji asal Bantul. “Ke-58 calhaj visa tunda ini
GEBYAR
Ingat Masa Sulit PENYANYI Ashanty tak bisa menahan kesedihannya ke tika dipertemukan dengan sang ibu di sebuah acara televisi di ka wasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (28/8). Istri Anang Herman syah itu teringat perjuangan orangtuanya yang membe sarkannya di masamasa sulit dan pahit.
8
akan bergabung dengan calon haji asal Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam kloter 26,” kata Kasubag Penerangan, Humas dan Protokol PPIH Jateng Gentur Rachma Indriadi ketika ditemui di Asrama Haji Donohudan, Sabtu (29/8). Gentur Rachma membeberkan, keputusan memberangkatkan 58 calhaj visa tunda, merupakan kebijakan Dirjen Bersambung ke hal 2 kol 2 Ribuan warga Desa Megawon, Kecamatan Jati, Kudus Sabtu (29/8) tumplek blek di halaman balai desa setempat untuk merayakan tradisi Apitan. Tradisi Apitan merupakan tradisi turun temurun yang dilakukan warga setiap memasuki bulan Apit (Jawa) atau bulan Dzulqo’dah (Hijriyah). DALAM perayaan tersebut, puncak tradisi Apitan dilakukan dengan menggelar karnaval budaya. Dalam kirab yang melintas di jalan-jalan desa tersebut, setiap warga membawa gunungan berisi hasil bumi yang sengaja di-
MUNGKID - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menghadiri peringatan 50 tahun Pondok Pesantren (Ponpes) Pabelan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Sabtu (29/8). Hadir pula dalam acara ini, KH Maimun Zubair (Pimpinan Ponpes Al Anwar, Sarang, Rembang), Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Dr Khomaruddin Hidayat, Mantan Gubernur Jateng, Mardiyanto, Prof Dr Dawam Raharjo dan lainnya. Peringatan Milad dilakukan
secara besar-besaran, karena Milad ini untuk memeringati 50 tahun kebangkitan ponpes setelah dibangkitkan oleh KH Hamam Dja’far pada 28 Agustus 1965. Hadir sejumlah alumni Ponpes Pabelan, di antaranya Prof Dr Komarudin Hidayat, Prof Dr Bahtiar Efendi, Prof Dr Qowaid Mashuri, Prof Dr Jamhari Makruf, Prof Dr Safaatun Al Mizana, Dr Endro Prasttyo, Dr Ali Munhaniib, Dr dahlan, Dr Imam Munajad dan lainnya. Pengasuh Ponpes Pabelan, KH Ahmad Najib Amin Ha-
mam mengatakan, selama 50 tahun Ponpes di tepi Kali Pabelan ini berhasil melahirkan ribuan alumni. Mereka tersebar di berbagai ragam profesi di seluruh Indonesia. Di antara alumni ada lima yang berhasil menjadi guru besar dan puluhan doktor. “Alumni kami sudah puluhan ribu dan menyebar. Ada banyak yang berhasil mendirikan pesantren dan sekolah. Ada juga yang menjadi pengusaha,” katanya. Menurut Kiai Hamam, Milad diawali dengan semaan
Alquran 30 juz dan doa bersama antara santri, masyarakat dan alumni pada hari Kamis. Kemudian pada Jumat pagi digelar seminar parenting dengan pembicara Eli Risman dari Yayasan Gita dan Buah Hati. Dalam kesempatan ini diserahkan penghargaan kepada 12 tokoh yang berjasa besar dalam membangkitkan dan membangun Ponpes Pabelan. Yakni KH Hamam Jaffar, Ahmad Mustofa, Wasit Abu Ali, Bersambung ke hal 2 kol 1
55 Warga Tetap Tolak PLTU Batang BATANG - Presiden Joko Widodo menekankan agar pembangunan PLTU di Kabupaten Batang bisa selesai hingga tahun 2018. Namun, beberapa persoalan masih menghantui mega proyek terbesar se Asia Tenggara ini. Di antaranya, masih ada sekitar 12,5 hektar lahan milik 55 warga di tiga desa yang belum terbebaskan dan gelombang tuntutan warga yang mendukung proyek itu dan sudah melepaskan lahannya agar ada penyamaan harga tanah dari Rp 100 ribu permeter menjadi
Rp 400 ribu permeter. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebelumnya optimistis bisa menyelesaikan persoalan yang ada dalam kurun waktu satu bulan. Namun, optimistis dari gubernur ini disambut rasa pesimistis warga di sekitar lokasi pembangunan PLTU Batang. “Kami tidak optimistis persoalan yang ada di sini bisa diselesaikan dalam waktu dekat. Masih ada beberapa persoalan yang harus diselesaikan dan kami tetap menolak pembangunan PLTU di Batang,” ujar warga kontra
pembangunan PLTU Batang, Roidi, Minggu (29/9). Diterangkan, masih ada sekitar 55 pemilik lahan di tiga desa, yakni di Desa Ujungnegoro, Ponowareng, dan Karanggeneng, yang menolak melepas lahannya untuk proyek itu. Total lahan yang belum terbebaskan, lanjut dia, sekitar 12,5 hektar. Roidi mengatakan, penolakan itu bukan lantaran harga yang dinilai belum sesuai, namun mereka dari awal sudah menolak pembangunan PLTU Batang yang akan menggusur lahan tumpah darah milik me-
reka. “Pemilik lahan tetap akan mempertahankan lahannya. Ini bukan soal harga tanah yang belum pas. Lahan itu merupakan lahan produktif yang dijadikan sumber penghasilan utama mereka dan merupakan warisan leluhur yang harus dipertahankan,” ungkapnya. ■ Pendekatan Roidi mengakui, pihak pemerintah dan investor terus melakukan upaya pendekatan Bersambung ke hal 2 kol 1
Tradisi Apitan di Kudus
Mencegah Hawa Jahat Masuk Desa bawa sebagai wujud syukur atas limpahan rezeki selama satu tahun. Tak hanya itu saja, kirab yang diikuti oleh RT, RW, karang taruna, maupun organisasi kemasyarakat desa lain juga menampilkan sejumlah kesenian tradisional lain seperti barongan, tari-tarian hingga atraksi pencak silat dan wushu. Sementara, pada puncak acara, seluruh gunungan berisi hasil bumi yang dibawa oleh rombongan kirab, kemudian diperebutkan oleh ribuan warga yang sejak awal menonton pelaksanaan kirab.
Prosesi rebutan gunungan tersebut cukup menjadi daya tarik tersendiri bagi warga Desa Megawon. Warga percaya, hasil bumi dalam gunungan yang diperebutkan tersebut akan menjadi berkah tersendiri karena telah didoakan oleh sesepuh desa. ”Ya semoga berkah Bersambung ke hal 2 kol 1 APITAN: Sesepuh desa saat memercikkan air dari sumber mata air desa ke arah gunungan tradisi Apitan di Desa Megawon, Kecamatan Jati, Kudus, kemarin. ■ Foto: Ali Bustomi-yan