■ Sabtu Pahing ■ 10 Oktober 2015 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE-30 NO: 190
TERBIT 20 HALAMAN - ISSN 0215-3203
Dampak Kekeringan Kian Parah PURWOKERTO – Hujan yang belum kunjung turun, mengakibatkan kekeringan semakin meluas dan parah di wilayah Jawa Tengah. Kondisi kekeringan parah dialami di Kabupaten Banyumas, tercatat hingga awal bulan Oktober ini, ada 40 desa yang kesulitan air bersih. Diperkirakan masih banyak desa yang belum melaporkan kondisi kesulitan air bersih. Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Bersambung ke hal 7 kol 1 SISA AIR: Warga mengambil sisa air dari Embung yang mengering di Desa Ngampon, Jepon, Blora, Jumat (9/10). Sejak 5 bulan terakhir warga di daerah itu mengalami kesulitan air bersih akibat kemarau yang panjang dan berharap ada bantuan air bersih dari pemerintah setempat. ■ Foto: Antara
Diduga Jaringan Jakarta-Surabaya ■ Penangkapan Gembong Sabu di Brebes SEMARANG - Badan Narkotika Nasional (BNN) menyatakan, penembakan terhadap seorang tersangka pembawa 20 kilogram sabu-sabu yang ditaksir senilai Rp 40 miliar di Brebes, hingga tewas telah sesuai prosedur.
BNN menegaskan, selain berwenang, penembakan tersangka dilakukan lantaran tersangka melawan petugas. “Kami bisa menembak. Sebenarnya tidak hanya BNN. Se-
Jalan Pantura Rugikan Negara Rp 192,8 Miliar
TUNTANG - Pekerjaan penataan lahan tol di Dusun Glendeng, Desa Watu Agung, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, masih terkendala belum beresnya pembebasan fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) berupa tiga poskamling dan satu mushola. Padahal proyek pembangunan jalan tol Semarang-Solo sesi III, Bawen-Salatiga, saat ini sudah mulai dikerjakan. Penataan lahan untuk jalan tol di Dusun Glendang saat ini sudah mulai dilakukan kendati pembebasan fasos dan fasum di
JAKARTA - Ruas jalan Pantai Utara Jawa (Pantura) menyumbang jumlah kerugian cukup besar bagi negara. Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) merilis kajian hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang mengungkapkan bahwa Pantura menyumbang kerugian keuangan negara hingga Rp 192,86 miliar. Dari hasil pemeriksaan terungkap sebanyak 11 temuan yang memuat 20 permasalahan. Menurut Apung Widadi Ketua Tim Advokasi Seknas FITRA, permasalahan tersebut meliputi enam kelemahan dalam Satuan Pengawas Internal (SPI) dan 14 ketidakpatuhan atas ketentuan peraturan perundang-undangan. “Itu mem-
berikan kerugian senilai Rp192,86 miliar, hanya karena tidak patuh dengan aturan,” kata Apung, Jumat (9/10). Jumlah total kerugian yang dihasilkan akibat pengelolaan ruas jalan nasional paling ramai ini terpecah menjadi tiga bagian. Terdapat kelebihan pembayaran senilai Rp52,64 miliar yang berasal dari kekurangan volume pekerjaan, pekerjaan tidak sesuai spesifikasi dan pemahalan harga. “Yang lain ada ketidakefektifan harga jumlahnya Rp129,04 miliar,” ungkap data yang disodorkan Apung. Bersambung ke hal 7 kol 3
Bersambung ke hal 7 kol 1
BNN Jateng Fokus Empat Kota SEMARANG Pengungkapan peredaran narkoba senilai Rp 40 miliar oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) mendapat re spon positif jajaran BNN Pro vinsi Jateng. Barang yang diki rim dari Jakarta ke Surabaya melalui jalur darat dan melintas di Jawa Tengah menjadi bukti adanya lalu lintas peredaran narkoba seperti yang dikhawa tirkan. Kepala BNN Provinsi Ja teng Brigjen Amrin Remico, sa at dihubungi Wawasan, Jumat (9/10) mengungkapkan, per edaran narkoba jenis sabu yang diamankan di Brebes di lakukan oleh tim BNN pusat. Selama ini, imbuh dia, fokus pemberantasan peredaran narkoba dilakukan di empat kota yakni Solo, Purwokerto,
Tegal dan Semarang serta se jumlah kota yang ramai dan banyak hiburan malamnya. Selama ini, pengawasan di daerah perbatasan JabarJa teng juga menjadi prioritas BNN Provinsi Jateng. Di ma na, sejumlah razia selalu dige lar di sejumlah beberapa dae rah Pantura seperti Brebes dan Tegal. “Atas temuan ini pasti sebuah jaringan. Pasti kita ditindak lanjuti. Barang 20 kilogram sementara ini jumlah itu menjadi terbesar di Ja teng,” ungkap Polisi berpang kat bintang satu ini. Selama ini, dari data di BNN Provinsi Jateng wilayah Jawa Tengah menjadi wilayah yang relatif aman terhadap peredar an narkotika. “Jateng ada, tapi tidak signifikan. Namun begitu
kita selalu melakukan langkah antisipasi dengan melakukan razia yustisi. Jateng ingin men cegah dengan melakukan ra zia yustisi,” ungkapnya. Peredaran narkoba di Jawa Tengah, selama ini dilihat BNN pusat masih ada dan menjadi salah satu perhatian. “Inidikatornya tiap razia tes urine 100 orang yang diguna kan, yang positip 1 ini indikasi Jateng ada. Tidak saja di Pan tura barat kita juga melakukan road show razia di Jepara sempat kita melakukan razia dan beberapa tem pat hibur an tutup. Kita tidak langsung percaya dan kita melakukan sejumlah pengetesan di tem pat hiburan dan kos dan benar positif satu orang,” tam bahnya. ■ lekyan
■ Pembangunan Tol Semarang-Solo
Ganti Rugi Mushola Belum Beres
Bersambung ke hal 7 kol 3 BELUM DIBONGKAR: Bangunan poskamling dan mushola di Dusun Glendang, Watu Agung, Tuntang yang terkena tol belum dibongkar karena pembayaran ganti rugi belum beres. ■ Foto: Rusmanto Budhi-yan
Khotimah, Wanita Pembuat Gula Aren Peduli Pendidikan
Bantu Mengajar Siswa MI Tanpa Dibayar Nikah ala Sunda PEDANGDUT Zaskia Shinta ‘Gotik’ sedang mempersiapkan pernikahannya dengan sang ke kasih, Ryan. Meski belum tahu kapan hari bahagia tersebut digelar, namun pemilik goyang Itik tersebut sudah memiliki pernikahan imipi annya kelak. Ia mengatakan, suatu saat dirinya menikah dengan adat Sunda. “Belum tahu kalau resepsinya tapi adatnya Sunda,” jelasnya saat ditemui Bersambung ke hal 7 kol 5 Foto: kpl
Khotimah (38), warga Desa Tangkisan Kecamatan Mrebet, Purbalingga, memiliki kepedulian yang tinggi terhadap dunia pendidikan. Wanita yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat gula aren ini ikut membantu siswa di desanya untuk belajar membaca. Semuanya dilakukan dengan sukarela tanpa dibayar. KHOTIMAH melakukan kegiatan tersebut setelah dia mengantar anaknya yang juga menjadi siswa di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nahdlatul Ulama (NU) II yang ada di desanya.
MENGAJAR MEMBACA : Khotimah (kerudung putih) ikut mengajari siswa MI di desanya untuk belajar membaca. Aktivitas itu dilakukan secara sukarela. ■ Foto: Joko Santoso-yan
Dia memang menjadi anggota paguyuban wali kelas siswa di sekolah tersebut. “Setiap pagi saya selalu mengantar anak saya ke sekolah. Saya menungguinya sampai selesai. Setelah itu, baru membuat gula aren,” ujarnya. Melihat banyaknya orang tua yang selalu memadati sekolah tersebut setiap hari, maka pihak sekolah membuat program membaca buku besar yang dilakukan oleh anggota paguyuban. Khotimah ikut ambil bagian di dalamnya. Sebelum membantu guru mengajar membaca para siswa, Khotimah dan sejumlah wali murid Bersambung ke hal 7 kol 1