WAWASAN 16 Oktober 2015

Page 1

■ Jumat Pon ■ 16 Oktober 2015 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000

TAHUN KE-30 NO: 194

TERBIT 20 HALAMAN - ISSN 0215-3203

Buruh Tolak UMP Versi Jokowi

Terjegal Bansos, Mundur dari DPR JAKARTA ­ Patrice Rio Capella ditetap­ kan tersangka oleh KPK karena diduga menerima sejumlah uang terkait pena­ nganan kasus bantuan sosial (bansos) di Kejaksaan Tinggi dan Ke­ jaksaan Agung. KPK belum menjawab detail terkait konstruksi kasus. Hanya saja Pimpinan KPK Zulkarnain menyebut, Rio tentu punya kewenangan se­ hingga bisa mengurus kasus terse­ but. “Dalam kaitan ini yang jelas tentu ada peran, ada fungsi, ada kewenangan. Kalau tidak, seperti anda saja kan. Bisa melakukan itu karena dia punya kewe­ nangan, kaitannya di sana,” kata Zulkar­ nain, di KPK, Jl HR Rasuna Said, Jakarta

Selatan, Kamis (15/10). Zul juga belum mau membeberkan de­ ngan

SEMARANG - Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan rumus baru kenaikan upah minimum provinsi (UMP) tiap tahun, dalam paket kebijakan ekonomi jilid IV. Rumusan baru ini akan disahkan lewat Peraturan Pemerintah (PP) yang akan segera ditandatangani Presiden Jokowi.

oknum siapa Rio berkomunikasi baik di Kejati Sumut maupun di Kejagung. Ia menegaskan hal tersebut menjadi kewenangan penyidik untuk mengusutnya. Rio Bersambung ke hal 7 kol 3

Patrice Rio Capella Foto: Ant

Dalam penentuan UMP tersebut menggunakan rumus UMP tahun berjalan + UMP tahun berjalan (inflasi + pertumbuhan ekonomi). Jika diperhitungkan, rata-rata tiap daerah akan mengalami kenaikan UMP maksimal 10 persen.

Namun kalangan buruh menolak kebijakan Jokowi, karena dinilai kenaikan UMP sangat kecil yakni di bawah 10 persen. Kebijakan pemerintah Jokowi dalam menentukan UMP taBersambung ke hal 7 kol 3

BERSIKAP: Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (tengah) didampingi fungsionaris partai memberi pernyataan sikap terkait kasus hukum yang membelit Sekjen Patrice Rio Capella di DPP Partai Nasdem, Jakarta, Kamis (15/10). ■ Foto: Antara

■ Hukuman Rina Diperberat

Momentum Tahun Baru Hijriyyah Prof Dr Muhibbin Noor MAg (Rektor UIN Walisongo Semarang) BARANGKALI gegap gempita masyarakat dalam menyambut tahun baru Hijriyyah, tidak semeriah pada saat menyambut tahun baru Miladiyyah, karena tahun baru Hijriyyah kurang popular, bahkan di kalangan umat muslim sendiri. Saya sangat yakin bahwa diantara sekian banyak umat muslim di Indonesia, ada sebagainnya yang tidak mengerti taBersambung ke hal 7 kol 1

Foto: Dok

BKD Tunggu Putusan PK KARANGANYAR - Pihak Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Karanganyar belum bereaksi terkait putusan MA yang memperberat hukuman Rina Iriani, mantan Bupati Karanganyar menjadi 12 tahun. Hingga saat ini Rina masih tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Karanganyar. “Pihak terpidana meski sudah diberi keputusan kasasi, kan masih memiliki hak Peninjauan Kembali (PK). Artinya saat ini kan belum ada keputusan hukum yang kuat dan kami me-

nunggu keputusan yang kuat dan tetap soal mantan Bupati Karanganyar Rina Iriani Sri Ratnaningsih,” ujar Keapla BKD Karanganyar, Siswanto, kepada wartawan kemarin. Siswanto mengemukakan, BKD Karanganyar, belum dapat mengambil keputusan terkait status PNS mantan bupati Karanganyar. Mantan orang nomor satu di jajaran Pemkab Karanganyar itu menjadi terdakwa dalam kasus korupsi pembangunan perumahan Griya Lawu Asri. Menurutnya, vonis yang dija-

tuhkan oleh MA, belum memiliki kekuatan hukum tetap, karena masih ada upaya hukum lain yang dilakukan oleh Rina Iriani, yakni PK. Dikatakan, jika nanti sudah ada kekuatan hukum tetap, pihaknya segera ambil kebijakan untuk menindaklanjuti keputusan tersebut. Dijelaskan, sejak tidak lagi menjabat Bersambung ke hal 7 kol 1

Penyadap Nira, Profesi yang Ditinggalkan

Lebih Agresif AKTRIS Irish Bella tampil agresif saat memerankan tokoh Kanya dalam film Tiger Boy. Di film tersebut, Irish Bella disand­ ingkan dengan pemeran utama, Stefan William, si ma­ nusia harimau. Tantangan terbesar Irish di film ini harus berinteraksi de­ ngan si manusia harimau yang tidak bisa melakukan dialog. Untuk mengimbangi lawan mainnya, Irish akui dirinya harus lebih agresif dari Stefan. Bersambung ke hal 7 kol 6 Foto: Buyil

Sutarmun Harus Panjat 70 Pohon Kelapa Tiap Hari Jumlah petani gula kelapa dalam hal ini penderes nira kian menyusut. Perkembangan zaman diduga menjadi faktor utama penyebab semakin menurunnya penderes nira, tak ubahnya yang terjadi di Cilacap. BAHKAN tak menutup kamungkinan dalam beberapa tahun ke depan, penderes nira bakal kehilangan generasinya yang lebih memilih pekerjaan lain karena profesi ini yang dianggap menghilangkan gengsi bahkan berisiko tinggi, setinggi pohon kelapa yang setiap hari dipanjatnya. Makin berkurangnya jumlah penderes nira itu juga terjadi di Desa Bantarsari Kecamatan Bantarsari Cilacap. Satu di antara warga di desa ini yang masih mempertahankan profesinya sebagai penderes nira

adalah Sutarmun. Pria 42 tahun yang telah menekuni pekerjaan ini sejak sekitar 25 tahun silam. Saat ditemui Wawasan, pria bertubuh kecil ini mengaku dalam sehari memanjat 70 pohon kelapa. Tak heran jika saat ditemui belum lama ini waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB. “Dulu sehari paling banter 30 pohon, tapi dengan semaBersambung ke hal 7 kol 1 PENYADAP: Sutarmun, salah satu penyadap nira yang masih bertahan di wilayah Kecamatan Bantarsari sedang menjalankan aktivitasnya memanjat pohon kelapa. ■ Foto: ady purwadi-yan

Rina Iriani Sri Ratnaningsih Foto: Ant


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.