WAWASAN 22 Oktober 2015

Page 1

■ Kamis Wage ■ 22 Oktober 2015 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000

TAHUN KE-30 NO: 199

SEMARANG ­ Genap setahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dini­ lai masih jauh dari harapan yang diinginkan masyarakat. Meski beberapa sudah mem­ bawa perubahan dan sikap ke­ bijakan yang lebih pro pada rakyat, namun Presiden dan Wapres masih jauh dalam me­ lakukan pembangunan. Pengamat Politik dan Pe­ merintahan Undip Teguh Yu­ wono menilai, Jokowi­JK be­ lum bisa megendalikan kega­ duhan politik yang terjadi di ka­ langan elit yang berada di sekitarnya. Termasuk, partai yang mengusungnya pun masih dianggap belum bisa menjaga jarak mana yang

TERBIT 20 HALAMAN - ISSN 0215-3203

Setahun, Jokowi-JK Masih Belanja Masalah harus diutamakan. Awal kepemimpinaan yang disam­ but dengan ‘tragedi’ Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri begitu menguji kewibawaan dan ketegasan Jokowi. “Terjangan ekonomi yang terjadi secara internasional, tu­ rut membuat Jokowi mengala­ mi kesulitan. Terlebih, saat kepentingan elit politik rusuh, dia dinilai lambat dalam meng­ ambil keputusan. Setahun, memang belum bisa dikatakan melaksanakan program secara optimal,” ungkap Teguh saat dihubungi Wawasan, kemarin.

Mau tidak mau, kata Teguh, Jokowi pun terkena dampak dari pembangunan pemerin­ tahan era Susilo Bambang Yu­ dhoyono (SBY) yang juga memasuki tahapan penyem­ purnaan. Dalam tahun perta­ manya, Jokowi dirasa masih melakukan belanja masalah, meski wakilnya berpengala­ man menjadi Wakil Presiden pada periode sebelumnya. Jika dinilai dengan skor 1­ 10, Jokowi dinilai masih memi­ liki angka 6 terhadap masa kepemimpinannya selama se­ Bersambung ke hal 7 kol 3

Foto­foto: Fitria Rahmawati

Teguh Yuwono

Turtiantoro

M Yulianto

11 Pendaki Tolak Dievakuasi ■ Kebakaran Gunung Lawu SOLO - Tim Basarnas Provinsi Jawa Timur berhasil mengevakuasi tujuh pendaki untuk turun dari Gunung Lawu yang terbakar. Kendati demikian operasi kemanusiaan yang berlangsung masih menyisakan 11 orang di puncak Gunung Lawu, karena menolak dievakuasi untuk turun. Mereka yang yang bertahan di puncak Lawu terdiri delapan peziarah dan tiga pedagang warung yang memilih tinggal dengan berbagai alasan. “Kami tetap menargetkan kesemuanya harus turun. Meski sekarang ini di atas tidak ada api maupun asap, namun kebakaran hutan bisa terjadi sewaktu waktu di musim kemarau ini,” kata Koordinator Lapangan SAR terhadap pendaki Gunung Lawu Supriono, ketika di temui di Dusun Cetho, Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar, Rabu (21/10). Supriono yang sehari-hari menjabat Komandan Rescue Basarnas Kabupaten Trenggalek Jawa Timur mebeberkan ,

pihaknya berharap benar-benar hanya tinggal 11 orang saja yang masih di puncak Lawu. Harapan demikian karena tim yang dipimpinnya telah melakukan penyisiran selama kebakaran Gunung Lawu. Berkait kebakaran yang terjadi, pintu pendakian di CemoBersambung ke hal 7 kol 1 DIEVAKUASI: Sejumlah pendaki Gunung Lawu yang sempat terjebak kebakaran hutan, diberi penjelasan Koordinator Lapangan SAR Gunung Lawu Supriono, setelah berhasil dievakuasi melalui kawasan Candi Cetho, Karanganyar. ■ Foto: Bagus Adji W-yan

Dewi Disuap Kripik Berisi Duit Rp 1,7 M JAKARTA - Tim KPK menangkap anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Hanura, Dewie Yasin Limpo, beserta enam orang lain. Ada duit dolar Singapura

senilai SGD 177.700 atau sekitar Rp 1,7 miliar dalam penangkapan tersebut. Uniknya, duit Bersambung ke hal 7 kol 3

BARANG BUKTI: Penyidik KPK menunjukkan barang bukti uang dolar Singapura senilai Rp 1,7 miliar hasil operasi tangkap tangan (OTT) disaksikan Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja (kedua kanan) di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (21/10). ■ Foto: Antara

Kebiri Paedofil Bukan Solusi SEMARANG - Presiden Joko Widodo menyetujui hukuman tambahan bagi para pelaku kejahatan seksual dengan mengebiri syaraf libido pelaku. Namun langkah pemerintah itu dinilai hanya emosional dan diperkirakan tidak akan menyelesaikan masalah. Pengamat hukum Unissula, Dr Jawade Hafidz SH MH menilai pemerintah seharusnya melihat persoalan secara objektif dan tidak emosional. Menurutnya, sanksi kebiri tidak harus diterapkan namun cukup diarahkan ke pembinaan. “Bukan lagi ke penghukuman, tapi pembinaan. Caranya, perlu penyadaran pendidikan yang lebih pada kesadaran hati nurani yaitu pembinaan spriritual, sehingga bisa berubah,” kata Dekan Fakultas Hukum itu. Penerapan hukuman kebiri, kata dia, juga tidak lantas mem-

Markesi Tuntut Kerugian Rp 1 KENDAL - Kuasa hukum mantan Bupati Kendal Dra Hj Siti Nurmarkesi, H Arif NS SH MH mendaftarkan praperadilan penangkapan dan eksekusi kliennya yang dinilai menyalahi aturan dan tidak berdasar. Pengajuan praperadilan itu, diberikan kepada staf Pengadilan Negeri Kendal, Rabu (21/10). Seperti diketahui Siti Nurmarkesi ditangkap dan dimasukkan ke Lapas Perempuan

Bulu Semarang, pekan lalu usai pulang dari ibadah haji. Arif mengatakan, dalam materi praperadilan tersebut klienya mengajukan dua tuntutan yaitu materiil sebesar Rp 1 dan tuntutan immateriil pemulihan nama baik karena dinilai sudah dirugikan dan dicemarkan. “Dengan penahanan itu, kliennya sebagai seorang pengusaha tentu dirugikan secara materi karena usahanya ter-

ganggu dan sebagai tokoh masyarakat merasa dicemarkan nama baiknya. Namun klien saya hanya menuntut kerugian materiil Rp 1 dan pemulihan nama baik,” jelasnya. Arif menjelaskan, berdasarkan putusan Pengadilan Tinggi Semarang dengan No.9/Pid. Bersambung ke hal 7 kol 1

Bersambung ke hal 7 kol 1

Candi Duduhan Lebih Tua dari Borobudur

Bukti Peradaban Awal Semarang di Sisi Selatan Unggah Foto Mesra BERMODAL pesona cantik bak bida­ dari, takkan sulit bagi Velove Vexia untuk mendapatkan hati pria­pria keren. Sempat menjalin hubungan dengan Raffi Ahmad, terakhir dia dikabarkan berpacaran dengan se­ orang pengusaha ber­ nama Alex. Kini, muncul foto yang menunjukkan dia tampil mesra dengan putra Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo. Bersambung ke hal 7 kol 1 Foto: kpl

Temuan dan penggalian situs Candi Duduhan di Mijen, Kota Semarang memang cukup mengejutkan. Terlebih, temuan ini adalah yang pertama di Kota Semarang seiring dengan temuan fisik candi yang cukup besar. PENEMUAN ini juga menyiratkan bahwa pada era tersebut, Semarang adalah wilayah yang sudah memiliki peradaban dan ditinggali banyak orang. Hal itu tidak lepas dengan posisinya di pesisir. “Di era abad 8-9 Masehi, saat itu diperkirakan pesisir Semarang berada di selatan Bergota di mana pelabuhannya kemungkinan berada di kawasan Sampangan. Dengan demikian, sa-

ngat memungkinkan jika penduduk hanya berada di sisi selatan kawasan tersebut,” terang sejarawan Universitas Negeri Semarang (Unnes) Dra Ufi Saraswati MHum. Letak situs Candi Duduhan sendiri dari sisi geografis cukup tinggi. Berada di tengah kebun warga, letaknya agak lebih tinggi sekitar 2 meter dari lokasi di sekitarnya. Sementara di sisi timur, mengalir Kali Kreo yang Bersambung ke hal 7 kol 3 GALI SITUS: Tim Peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional saat melakukan ekskavasi situs Candi Duduhan di Mijen. ■ Foto: Nurul Wakhid-yan


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.