■ Jumat Kliwon ■ 23 Oktober 2015 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE-30 NO: 200
TERBIT 20 HALAMAN - ISSN 0215-3203
Gelorakan Nasionalisme di Hari Santri KUDUS Penetapan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional oleh Presien Jokowi, disambut dengan suka cita oleh kalangan santri di Kabupaten Kudus. Ri buan santri di Kudus, turun ke jalan untuk menggelar
apel dan pawai keliling kota, Kamis (22/10). Peringatan Hari Santri Nasional sendiri diawali de
APEL: Para santri dengan memakai sarung mengikuti apel Hari Santri Nasional yang digelar di Alunalun Simpang Tujuh Kudus, Kamis (22/10). ■ Foto: Ali Bustomiyan
Bersambung ke hal 7 kol 1
PKPU Biang Pilkada Tanpa Greget
Pesta Sabu, Sekeluarga Digerebek
SEMARANG – Pilkada serentak yang sebentar lagi berlangsung, terlihat sepi dan kurang greget. Kondisi ini merata terjadi di semua kabupaten/kota yang sedang menggelar perhelatan pemilihan kepala daerah serentak. Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) nomor 1 tahun 2015 dinilai juga menjadi salah Bersambung ke hal 7 kol 3
SEMARANG - Tim Badan Nasional Narkotika Jawa Tengah (BNN Jateng) menggerebek lima orang sekeluarga yang kedapatan pesta sabu di sebuah tempat hiburan, di kawasan Solo Baru, Sukoharjo.
Muharram, Asyura, Syuro M Adnan (Wakil Rais Syuriah PWNU Jateng)
Hingga Kamis (22/10), petugas BNN masih mengembangkan penyelidikan kasus tersebut. Keterangan yang dihimpun Wawasan menyebutkan, dari kelima orang tersebut empat di antaranya ditangkap saat opeBersambung ke hal 7 kol 3
SAMPAI dengan beberapa tahun yang lalu, tidak sedikit umat Islam khususnya yang beretnis Jawa merasa ngeri dan was was setiap kali memasuki bulan Muharram yang nota bene merupakan pertanda memasuki tahun baru Hijriyah. Saya tidak bisa menyalahkan mereka yang bersikap begitu, karena mungkin inFoto: Dok
Bersambung ke hal 7 kol 3
Tradisi Takiran Banyumas
Warisan Budaya yang Kian Terpinggirkan Juri Lomba Batik KECINTAAN terhadap batik membuat ak tris Ayu Diah Pasha dipercaya menjadi juri ‘Lomba Desain Batik’ , ajang yang dipraka sai oleh Partai Amanat Nasional (PAN). Pemain film Air Mata Surga menerima tawaran ini karena mempunyai kesamaan visi dan misi dengan panitia penyeleng gara, yaitu memajukan dan melestari kan batik nusantara. “Saya terlibat di sini nggak melihat dari partai karena saya bukan orang partai. Saya melihat lomba bagus, ka rena mengangkat kerajinan batik di In donesia dan konsisten membuat batik Bersambung ke hal 7 kol 1 Foto: Buyil
Bagi anak-anak zaman sekarang, kata takir atau takiran mungkin terdengar asing dan mereka sama sekali tidak tahu artinya. Padahal takir merupakan tradisi lama yang selalu dilakukan masyarakat pada momen-momen bersejarah, seperti ulang tahun, memberi nama anak dan sejenisnya. TAKIR terbuat dari daun pisang yang dibentuk menyerupai kapal, kemudian di dalamnya diisi dengan nasi dan lauk-pauk. Lauk-pauknya sederhana, seperti tempe dan tahu bacem, osengoseng dan telur rebus separuh. Yang menjadi ciri khas dari nasi takir adalah, dilengkapi dengan kedelai hitam serta rebusan daun cakra-cikri.
Takiran ini menjadi warisan nenek moyang yang seharusnya dilestarikan. Mengingat, takiran menjadi bukti bahwa nenek moyang sudah mempunyai nilai seni untuk sebuah prosesi. Tak semua orang bisa membuat takir, karena butuh ketelitian membentuknya. Dalam acara ruwatan bumi dan jamasan pusaka yang rutin dilaksanakan di Banyumas kemarin, Dinas Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas juga mengadakan festival takir, sebagai upaya untuk menghidupkan tradisi takiran kembali. Bersambung ke hal 7 kol 1 FESTIVAL: Sebanyak 680 takir dihidangkan dalam festival takir di Kecamatan Banyumas, Kamis (22/10). ■ Foto: Hermiana E Effendi-yan