■ Rabu Wage ■ 11 November 2015
Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE-30 NO: 216
TERBIT 24 HALAMAN - ISSN 0215-3203
■ Peltu (Purn) Dardjo Hardo Bantolo, Pelaku Perang Kemerdekaan
Jangan Bangga Disebut Pahlawan SOLO Saat ribuan peserta up acara memperingati Hari Pahla wan di Stadion Sriwedari Solo melakukan hormat bendera saat Sang Saka dikibarkan, terlihat se seorang yang sudah sepuh se mula berdiri langsung kembali du duk di kursi. Meski demikian ta ngannya tetap mengambil sikap hormat bendera hingga pengi baran bendera selesai dilaksa nakan. Siapakah dia? tidak lain adalah Pembantu Letnan Satu
(Peltu) Purnawirawan Dardjo Hardo Bantolo (89). Lelaki sepuh ini merupakan satu di antara se kian puluh pelaku perang kemer dekaan Republik Indonesia yang hingga kini masih hidup. “Setiap peringatan hari pahla wan yang selalu saya ingat ada lah dua pesan Slamet Riyadi almarhum (Brigjen Slamet Ri yadi– Red). Sebelum yang ber sangkutan meninggal dunia. Pertama, jangan bangga disebut
pahlawan. Kedua, laksanakan tu gas pengabdianmu dengan pe nuh jiwa pahlawan,” kata Dardjo Hardo Bantolo dengan mata berkacakaca ketika ditemui di Tribun Stadion Sriwedari usai up acara peringatan ke70 Hari Pah lawan, Selasa (10/11). Ayah tujuh anak yang telah memiliki 20 cucu dan lima buyut ini menuturkan masa lalunya saat berlangsung perang merebut ke merdekaan. Dirinya merupakan
teman akrab Slamet Riyadi, ka rena rumahnya satu kampung di Citropuran RT 1 RW 6 Tipes Ke Bersambung ke hal 7 kol 3 UPACARA: Dardjo Hardo Bantolo sedang mengikuti upacara peringatan ke70 Hari Pahlawan di Stadion Sriwedari Solo, Selasa (10/11). ■ Foto: Bagus Adji W
Jaksa Bisa Dipidanakan ■ Markesi akan Gugat Perdata SEMARANG - Kejaksaan Negeri Kendal bisa diperiksa atau diproses hukum, baik secara internal maupun eksternal terkait tindakan penyalahgunaan wewenang, mengeksekusi terhadap mantan Bupati Kendal, Siti Nurmarkesi.
ATRIBUT PEJUANG: Memperingati Hari Pahlawan, petugas Satlantas Polres Banyumas mengenakan atribut pejuang kemerdekaan saat melakukan patroli lalu lintas menggunakan sepeda ontel di Purwokerto, Banyumas, Selasa (10/11). ■ Foto: Antara
Buruh akan Gugat ke MK
Segera Dinikahi Reshwara KABAR bahagia da tang dari bintang si netron Cinta di Langit Taj Mahal, Nabila Syakieb. Beredar kabar kalau Nabila akan segera dipersunting oleh kekasihnya Resh wara Argya Radi nal. Meskipun begitu, Nabila sampai saat ini belum mengkonfirma sikan berita tersebut. Saat coba ditanyakan, Nabila hanya meminta doa saja. “Doain saja ya,” kata Nabila di Jakarta, Se lasa (10/11). ■ Kpl/ozjie Foto: kpl
SEMARANG - Elemen organisasi buruh yang tergabung dalam Komite Aksi Upah mendesak Gubernur Jawa Tengah untuk mengabaikan Peratuan Pemerintah nomor 78/2015 tentang Pengupahan. Peraturan tersebut rencananya digunakan untuk meenentukan upah tahun 2016 sejauh nilainya lebih tinggi dengan survei kehidupan hidup layak (KHL) seperti di Demak. Tetapi elemen buruh tetap menolak PP. Komite Aksi Upah (KAU) yang berisi elemen serikat buruh di Jateng, menolak pemberlakuan PP tersebut untuk seterusnya. “Gubernur jangan hanya di tahun 2016 menolak PP pengupahan, tetapi seterusnya. Kami ingin memperjuangkan upah dasar di Jawa Tengah yang tertinggal jauh dari provinsi lain,” kata Koordinator KAU, Aulia Hakim, dalam demonstrasi di depan kantor Gubernur Jateng, Jalan Pahlawan, Selasa (10/11). Aksi yang diikuti ratusan buruh tersebut berlangsung aman di tengah cuaca mendung Semarang. Hakim mengatakan, penolakan terhadap
Pasalnya, sesuai pertimbangan hakim Pengadilan Negeri Kendal atas perkara praperadilan, kejaksaan dinilai melawan hukum. “Atas putusan itu jaksa bisa diperiksa. Karena terbukti menyalahgunakan wewenangnya. Internal sisi pengawasan dan eksternal bisa dipidanakan sesuai Pasal 23 UU tindak pidana korupsi tentang penyalahgunaan wewenang dengan mendasarkan pertimbang putusan hakim,” kata Dani Sriyanto, sa-
lah satu penasihat hukum terdakwa kepada wartawan di Pengadilan Tipikor Semarang, Selasa (10/11). Disinggung upaya hukum yang ditempuh atas putusan itu, Dani mengakui adanya sejumlah langkah yang bisa ditempuh. “Seperti menuntut ganti rugi perdata, karena mestinya menjalani putusan atas kasasi. Yang harusnya bisa beberapa minggu tidak ditahan. Bersambung ke hal 7 kol 3
Tanah Retak Ancam 50 Rumah Warga MUNGKID - Sekitar 50 rumah warga Desa Margoyoso, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, terancam bencana tanah longsor. Sebagian besar bangunan rumah tersebut berdiri di area rekahan tanah yang tersebar di beberapa titik. Di antaranya rumah tinggal milik
Tejo Sukmono (40), warga Dusun Tubansari. Menurut dia, rekahan tanah muncul di halaman rumahnya saat musim kemarau. Memasuki musim hujan, rekahan menjadi bertambah lebar. “Sebelum hujan sudah retak. Saat musim hujan tiba rekahan
tanah bertambah menjadi 5 cm sejauh kira-kira 50 meter dan sudah memasuki bagian dalam rumah, terutama di ruang dapur,” kata Tejo, kemarin. Dampak berikutnya, dinding rumah mengalami retak. Bersambung ke hal 7 kol 1
Bersambung ke hal 7 kol 1
Putri Keraton Pendobrak Poligami, Berpulang
Tolak Pinangan Bung Karno hingga HB IX Keraton Pura Mangkunegaran Solo berduka. Gusti Nurul, salah seorang tokoh perempuan berkarakter yang lahir di tembok keraton meninggal dunia dalam usia 94 tahun, Selasa (10/11). MENDENGAR namanya, mungkin tak semua orang mengenal sosok perempuan ini. Namun jika merunut sejarahnya, barulah kita tersadar bahwa pernah ada perempuan zaman dulu yang berani dan berjuang menolak poligami, meskipun ia hidup di balik tembok keraton, sebuah adat yang biasa dilakukan para kerabatnya. Bernama panjang Gusti Raden Ayu (GRAy) Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusuma-
BERBAGAI POSE: Gusti Nurul, puteri keraton Pura Mangkunegaran Solo dikenal cantik dan idealis, dalam berbagai pose saat masih hidup. ■ Foto: dok
wardhani, dan lebih akrab dipanggil Gusti Nurul, merupakan primadona keraton Pura Mangkunegaran puluhan tahun silam. Perempuan kelahiran tahun 1921 ini merupakan anak Raja Mangkunegaran HRH Mangkunegoro VII dari hasil pernikahannya dengan GKR Timur Mursudariyah. Bukan sekadar kecantikannya, Gusti Nurul juga dikenal sebagai putri keraton multitalenta. Ia yang mengenyam pendidikan di sekolah Belanda, juga mempunyai pemikiran yang cenderung melampaui zamannya. Dia gemar berkuda, berenang, dan amat mahir berBersambung ke hal 7 kol 3