■ Kamis Legi ■ 3 Desember 2015 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE-30 NO: 235
TERBIT 20 HALAMAN - ISSN 0215-3203
Target PDIP Diprediksi Meleset ■ Pilkada 21 Daerah di Jateng SEMARANG - Seminggu jelang pencolosan Kepala Daerah di 21 kabupaten/kota masih menyisakan dinamika politik bagi partai dominan yakni PDIP Jateng. Partai berlambang moncong putih itu sebelumnya menargetkan bisa meraih kemenangan di 15 daerah Jateng, namun kalangan pengamat politik memprediksi bakal meleset. Ini lantaran, figur yang diusung PDIP ternyata ada yang kurang menarik minat masya-
rakat, sehingga ekspektasi yang diinginkan sulit tercapai. Pengamat Politik Undip M Yuli-
Foto: Dok
Teguh Yuwono anto mengatakan, terdapat beberapa daerah yang kedapatan figur calon yang diusung tidak sesuai dengan harapan dan impian masyarakat. Figur yang
M Yulianto diusung partai yang diketuai oleh Megawati tersebut harus berusaha keras di daerah Sragen, Klaten, Purworejo, Pemalang, dan Kebumen. Para figur
tersebut dianggap tak menonjol serta lemah dari berbagai sisi. “Lemah dalam sisi komunikasi politik yang dilakukan, lemah dari segi finansial, serta lemah dalam meyakinkan masyarakat untuk memilihnya. Kinerja yang dilakukan oleh mesin partai memang tinggi, namun hasilnya tidak sebanding dengan usaha yang telah dilakukan oleh partai,” ungkap Yulianto saat dihubungi Wawasan, Rabu (2/12). Mengenai target yang diinginkan PDIP yakni menang di 15 daerah, menurutnya masih 50:50. Kendala tersebut ditambah dengan kejenuhan masyarakat terhadap kondisi politik dan pesta demokrasi yang berlangsung saat ini. “Tak hanya itu, solidaritas dalam tu-
buh PDIP juga beberapa hari ini menunjukkan ketidakkompakkan. Hal itu menimbulkan banyak hal yang menjadi tidak sinkron. Sehingga meski calon yang diusung oleh partai dominan, belum tentu bisa menang,” tegas Yulianto. ■ 11 Daerah Hal serupa diungkapkan Direktur Eksekutif Lembaga Pengkajian Pembangunan Daerah (LPPD) Jateng Teguh Yuwono. Mendapatkan kemenangan hingga 11 daerah bagi PDIP sudah menjadi prestasi yang bagus dalam Pikada serentak yang akan digelar 9 Desember mendatang. Meski PDIP masih menjadi partai besar di Jateng yang Bersambung ke hal 7 kol 1
■ Disebut SN Minta Saham Freeport
Jokowi: Ora Sudi JAKARTA Menteri ESDM Sudirman Said tak mainmain saat melaporkan Ketua DPR Setya Novanto di kasus papa minta saham. Sidang MKD (Mah kamah Kehormatan Dewan) DPR yang digelar Rabu (2/12) dimaksudkan me ngorek seputar pertemuan Novanto, Reza Chalid, dan Freeport. Dalam sidang MKD tersebut juga terungkap, Presiden tidak happy na manya diotakatik orang lain, apalagi untuk minta saham PT Freeport Indo nesia. Saat mendengar namanya dica tut dalam pembicaraan antara Ketua DPR Setya Novanto, pengusaha Reza Chalid, dan Presiden Direktur PT Free port Indonesia Maroef Sjamsoeddin, Presiden langsung bereaksi tegas, ora sudi! Ora sudi adalah ungkapan bahasa Jawa yang konotasinya cukup keras, yang artinya kurang lebih adalah tidak bersedia atau tidak butuh. Kisah ‘ora sudi’ itu terungkap di sidang MKD DPR.
Menteri ESDM Sudirman Saidlah yang mengungkap respons tidak senang Jo kowi itu, saat anggota MKD Acep Adang Ruhiat menanyakan bagaimana respons RI 1 saat Sudirman berkoodi nasi sebelum melapor ke MKD DPR. “Yang kami sampaikan adalah peris tiwa bahwa Pak SN dan MR menyebut nama Presiden untuk meminta saham dan meminta saham listrik dan tang gapan Presiden sambil ketuk meja katakan: ora sudi! Enak saja jualjual nama,” kata Sudirman Said. Ketua MKD DPR Surahman Hidayat yang duduk di kursi Ketua Sidang pun menimpali sembari bercanda. “Teusudi teuing kalau bahasanya Pak Acep,” se loroh Surahman memancing senyum sejumlah anggota MKD. Sudirman Said memang sudah mempertimbangkan masakmasak se belum ia melapor ke MKD DPR. Dia su Bersambung ke hal 7 kol 3
Sudirman Said Foto: Ant
Setnov Sebut Mega Marahi Jokowi soal Kapolri
Kurir Buang Sabu ke Kloset Bus
JAKARTA Sidang MKD yang menghadir kan Menteri ESDM Sudirman juga mem buka tabir masalahmasalah besar lain. Di antaranya soal pemilihan Kapolri yang sempat terjadi tarik menarik antara Kom jen Budi Gunawan dan Badrodin Haiti. Hal itu terungkap dalam rekaman pembicara an Ketua DPR Setya Novanto. Dalam rekaman pembicaraan antara Setya Novanto, juga diceritakan Presiden Jokowi dimarahi Megawati karena menolak Komjen Budi Gunawan jadi Kapolri. Hal itu dice ritakan oleh pengusaha Riza Chalid. Berikut adalah tran skrip obrolan antara MS (Maroef Sjam soeddin), SN (Setya Novanto) dan MR (Muhammad Riza Chalid) yang diputar dalam sidang MKD di gedung DPR, Ja karta, Rabu (2/12) malam:
Setya Novanto Foto: Dok
SEMARANG Petugas Badan Na sional Narkotika (BNN) Provinsi Ja wa Tengah meringkus seorang kurir sabu bernama Endra Setiawan war ga Karanganyar. Ia ditangkap karena
Bersambung ke hal 7 kol 3
Jaga Kelestarian Air dengan Prosesi Nyadran Kali
Ambil Air Pakai Kenceng jadi Pantangan
Juri Model Asia TERPILIH sebagai salah satu juri kompe tisi realiti Asia’s Next Top Model untuk musim ke empat, membuat model Kelly Tandiono sangat senang. Model sekaligus aktris Indonesia yang dikenal dengan po tongan poni pendek yang menggantung di atas alis ini, kini memang menerima banyak tawaran untuk pekerjaan di luar negeri. Poni pendek tak hanya menjadi ciri khas penampilan wanita 28 tahun itu tapi juga membawa keberuntungan. Kelly mengaku Bersambung ke hal 7 kol 1 Foto: kpl
Setiap Rabu Kliwon di bulan Sapar, masyarakat Dusun Warangan, Desa Muneng Warangan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang menggelar ritual Nyadran Kali. Prosesi tradisional tersebut kembali digelar Rabu (2/112). RITUAL yang digelar di sumber air di Kali Puyam, Desa Jamusan, Kecamatan Pakis atau sekitar 3 km dari Dusun Warangan, merupakan ungkapan syukur masyarakat Warangan atas ditemukan sumber air yang menjadi penghidupan warga setempat. “Ritual tersebut dilakukan
agar air dari Kali Puyam ini tetap cukup, mengalir terus untuk warga Warangan dan sekitarnya,” kata Mbah Jumo, sesepuh masyarakat setempat. Ia mengatakan, air yang bersumber dari kali Puyam tersebut digunakan maBersambung ke hal 7 kol 1 MAKAN TUMPENG: Para penari Soreng yang ikut dalam ritual Nyadran Kali, di Kali Puyam, Desa Jamusan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang menyantap nasi tumpeng dalam prosesi Nyadran Kali. ■ Foto: Widiyas Cahyono-yan
kedapatan membawa narkoba jenis sabusabu seberat 189,9 gram saat menumpang sebuah bus jurusan Ja Bersambung ke hal 7 kol 3