■ Senin Pon ■ 4 Januari 2016 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE-30 NO: 259
TERBIT 20 HALAMAN - ISSN 0215-3203
Pantai Masih jadi Magnet Wisatawan
MENINGKAT: Pengunjung di Pantai Bandengan Jepara meningkat pada rangkaian libur akhir tahun ini. Masyarakat memilih Pantai Bandengan menjadi salah satu bagian dari tempat liburan di akhir tahun. ■ Foto : Budi Santoso.
JEPARA - Rangkaian libur akhir tahun yang berakhir pada Minggu (3/1) ditandai padatnya jumlah pengunjung di dua objek wisata di Jepara. Pantai Bandengan dan Pantai Kartini Jepara masih menjadi tempat favorit untuk mengakhiri masa libur panjang tahun ini. Di dua lokasi wisata ini pengunjung berjubel untuk menghabiskan libur mereka sebelum kembali beraktivitas awal pekan ini. Di Pantai Bandengan atau yang juga sering disebut Pantai Tirto Samudra, ribuan orang datang dengan menggunakan berbagai kendaraan. Mereka datang secara berkelompok bersama keluarga menghabiskan waktu di pantai yang memiliki air jernih ini. Mandi pantai dan menikmati beberapa permainan air menjadi salah satu daya tarik di kawasan wisata ini. Manajer Objek Wisata Pantai Bandengan, Mat Kairum menyatakan jumlah pengunjung di Pantai Bandengan mening-
kat pada akhir pekan lalu. Cuaca yang bagus dalam tiga hari terakhir di Jepara semakin membuat masyarakat enjoy menikmati keindahan pantai. Mereka bisa mandi air laut dengan nyaman dan juga bisa berpesiar dengan perahu-perahu ke Pulau Panjang. “Pada Jumat dan Sabtu lalu, jumlah pengunjung mencapai 8 ribuan orang. Hari ini (Minggured), kemungkinan jumlahnya masih pada kisaran itu. Soalnya ini hari terakhir dalam rangkaian libur Tahun Baru,” ujar Mat Kaerum, Minggu (3/1). Padatnya pengunjung bahkan menimbulkan antrian panjang di pintu masuk Pantai Bandengan Jepara. Keramaiannya bisa dikatakan sama dengan saat libur Idul Fitri setiap tahun. Mereka yang datang tidak hanya dari Jepara, namun juga kota-kota di sekitar Jepara seperti Semarang, Kudus, RemBersambung ke hal 7 kol 1
Nyabu di Hotel 1 Tewas, 2 Kritis BANDUNGAN - Belum tuntas penyidikan kasus miras oplosan yang memakan dua korban tewas di Salatiga, kini giliran pesta sabu membawa korban di sebuah hotel di Bandungan. Diduga over dosis usai pesta sabu-sabu, seorang perempuan, Desi Ari Susanti (38) warga Singorojo, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara ditemukan tewas di kamar nomor 977 sebuah hotel di Bandungan, Minggu (3/1) petang. Sedangkan teman lelakinya, Waluyo Widodo (53) warga Jalan Barito Tirtoyoso Semarang Timur Kota Semarang sekarat dan harus dirawat di RSUD Ambarawa. Selain Waluyo, seorang tamu kamar nomor 976 hotel tersebut bernama Eka, warga Boyolali juga kritis dan harus dirawat di RSUD Ambarawa. Informasi yang dihimpun menyebutkan, korban (Desi Ari Susanti, red) bersama Waluyo dan Eka chek in ke sa-
lah satu hotel di Bandungan, Sabtu (2/1) pukul 19.00 WIB. Mereka menyewa dua kamar, yakni kamar nomor 976 dan 977. Kamar 976 ditempati Eka, sedangkan Desi dan Waluyo menempati kamar 977. Selama menyewa kamar hotel tersebut tidak ada karyawan yang mengetahui aktivitas mereka. Namun Minggu (3/1) sore, karyawan hotel mendadak gempar setelah mendapati seorang perempuan penghuni ka-
mar 977 yang diketahui bernama Desi Ari Susanti tewas, sedangkan teman lelakinya bernama Waluyo Widodo dalam kondisi kritis. Sebelum mengetahui kejadian itu, karyawan hotel sempat dimintai tolong oleh Eka yang menyewa kamar 976 untuk mengantarkan ke RSUD Ambarawa. ‘’Penghuni kamar 976 sempat minta tolong karyawan hoBersambung ke hal 7 kol 1
Pemerintah Pertajam 3 Korban Miras Konflik Golkar Nyaris Buta JAKARTA Kubu Aburizal Bakrie menilai pemerintah, melalui Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly telah menyalahgunakan wewe nang karena mempertajam konflik di tubuh Partai Gol kar. Menkum HAM pekan la lu mengeluarkan Surat Ke putusan pencabutan kepe ngurusan kubu Agung Lak sono, namun pada saat yang sama belum mengakui kubu Ical –sapaan Aburizal– seba gai pengurus sah Golkar. “Tampak jelas pemerintah sudah menyalahgunakan wewenang. Seharusnya we wenang itu tidak digunakan untuk memecahbelah partai politik,” kata Bendahara Umum Golkar kubu Ical, Bambang Soesatyo, Minggu (3/1). Bersambung ke hal 7 kol 3
SALATIGA Pesta minuman keras (miras) oplosan yang dilakukan 10 pria warga Sa latiga di sebuah ruko kosong kawasan Pasar Tugu (be lakang Terminal Tingkir), Ke camatan Tengaran, Kabupa ten Semarang, Jumat (1/1) lalu, hingga kini tiga korban yang selamat masih menja lani perawatan. Direktur RSUD Salatiga dr Agus Su naryo kepada Wawasan Minggu (3/1) petang menye butkan, tiga korban yang se lamat masih menjalani pera watan medis di Ruang Flam boyan, RSUD Salatiga. “Yang dirawat saat ini Her man, Nanang dan Bagyo, kondisi ketiganya sehat. Su dah bisa milihat dan berang sur membaik,” kata dr Agus Sunaryo, kemarin. Diakui dr Agus, ketiga kor ban saat datang nyaris me ngalami kebutuaan. Dengan Bersambung ke hal 7 kol 1
■ Ungkap Penyebab Miras Oplosan
Makam Korban akan Dibongkar UNGARAN - Satuan Reskrim Polres Semarang akan meminta bantuan Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jateng melakukan autopsi korban tewas akibat menenggak minuman keras (miras) oplosan di kios nomor 43B Kompleks Pasar Tugu, Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Tujuan autopsi untuk mengungkap penyebab kematian Agus TH dan Eko BP, dua warga Tingkir Kota Salatiga usai pesta miras oplosan. Kasat Reskrim Polres Semarang AKP Herman Sophian mengatakan, saat ini polisi baru sebatas mengamankan barang bukti dan memeriksa sejumlah saksi, termasuk meminta keterangan kerabat Agus TH bernama Choirul Umam yang melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Pihaknya sudah koordinasi dan meminta bantuan Polda Jateng untuk mengautopsi dua korban meninggal usai me-
ngonsumsi miras oplosan. ‘’Keluarga Agus TH tidak keberatan jika makamnya dibongkar untuk kemudian dilakukan autopsi demi kepentingan penyi-
dikan. Sehingga pelaksanaan di lapangan tidak ada kendala. Harapannya diperoleh titik teBersambung ke hal 7 kol 1
BARANG BUKTI: Kasat Reskrim AKP Herman Sophian menunjukkan sejumlah barang bukti yang diamankan dalam kasus miras oplosan di Pasar Tugu Desa Bener Tengaran. ■ Foto : Rusmanto Budhi
Ritual Konservasi Alam Tanam Pohon & Tebar Ikan
Berlakukan Hukum Adat, Pelanggar Dibotaki Luncurkan Buku SELAIN aktif menjadi model dan juga main film, Pevita Pearce (23 tahun) juga memiliki passion dalam hal menulis. Setelah merilis buku per tama, dia mengaku kini sedang me nyiapkan karya keduanya. Diungkapkam bintang film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck ini, buku yang akan dirilisnya masih sama dengan buku pertama yang berisi soal kumpulan puisi. Malahan dalam buku barunya nanti, ia mengaku kalau karyanya bisa dipastikan akan semakin berkualitas. Bersambung ke hal 7 kol 3 Foto: kpl
Ritual yang dilakukan warga Salaman Magelang ini terbilang unik dan patut dicontoh warga lain di negeri ini. Ketika sedang marak perusakan lingkungan, pemuda setempat melakukan aktivitas berbasis penyelamatan lingkungan dengan sanksi adat mencukur gundul bagi warga yang melanggar. KEGIATAN yang dihelat para pemuda kali ini memang benar-benar beda dengan ritual yang digelar warga kebanyakan. Warga Dusun Pon-
gangan, Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, diajak melakukan ritual unik untuk konservasi alam dengan menebarkan ikan berbagai jenis, serta melakukan penghijauan di kawasan desa tersebut. Kegiatan peduli lingkungan yang dipelopori kaum pemuda Bersambung ke hal 7 kol 1 RITUAL: Warga Dusun Pongangan, Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang menggelar ritual unik untuk konservasi alam dan tabur bibit ikan di Sungai Tangsi. ■ Foto: ali subchi