WAWASAN 26 Februari 2016

Page 1

■ Jumat Legi ■ 26 Februari 2016 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000

TAHUN KE-30 NO: 304

TERBIT 20 HALAMAN - ISSN 0215-3203

Pelepasan Air Waduk Gajahmungkur Dibatasi (ASA) III Perum Jasa Tirta (PJT) I Wilayah Sungai Bengawan Solo, Kamis (25/2). Sementara, pantauan Wawasan di objek wisata Waduk Gajahmungkur Wonogiri, para pengunjung yang hendak naik perahu sudah dapat melewati dermaga yang disediakan oleh pengelola objek wisata. Saat air surut kemarau lalu, para pengunjuung yang hendak naik perahu, tidak dapat melalui dermaga karena posisi air jauh di bawah dermaga, sehingga harus berjalan ratusan meter menuju lokasi tambatan perahu. ■ pm-yan

WONOGIRI-Hujan yang terus mengguyur wilayah Wonogiri, utamanya di area tangkapan Waduk Gajahmungkur telah mampu mengisi volume air waduk tersebut. Bila awal Februari lalu tinggi muka air waduk masih di kisaran 132.14 di atas permukaan laut (dpl), kini sudah mencapai 134,20 dpl. Ketinggian tersebut masih dalam batas aman, karena batas maksimal volume waduk 136.00 dpl lebih sedikit. ‘’Karena ketinggiannya masih di angka 134,20 dpl, maka pelepasannya pun juga masih sangat dibatasi. Hari ini (Kamis 25/2) hanya 39 m3/detik. Itu saja dilewatkan turbin PLTA sekalian untuk membangkitkan listrik. Air belum dilepas melalui pintu spillway,’’ kata Erwando Rachmadi, Kepala Divisi Jasa Air dan Sumber Air

BELUM MAKSIMAL: Kendati hampir tiap hari di wilayah Wonogiri diguyur hujan, namun ketinggian muka air Waduk Gajahmungkur belum maksimal. ■ Foto: Tulus PE

Pengusaha Jateng Tolak Tapera SEMARANG - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng Frans Kongi menegaskan, sejak masih dalam bentuk draf rancangan undang-undang, pihaknya sudah tegas menyatakan menolak Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). “Kita sudah menyatakan keberatan saat draf RUU Tapera ini dibahas oleh DPR. Kita sampaikan sebagai pengusaha, merasa terbebani dengan adanya kewajiban untuk ikut membayarkan iuran tersebut. Saat ekonomi Indonesia sedang sulit seperti sekarang ini, kita dituntut untuk menciptakan lapangan kerja, namun di sisi lain, pemerintah justru memberatkan pelaku usaha dengan kebijakan yang tidak pro dunia usaha,” paparnya. Dirinya juga mempertanyakan urgensi Tapera, sebab untuk pembiayaan pembelian rumah, sudah ada di BPJS Ketenagakerjaan. Dalam hal ini, pengusaha juga ikut membayar

kan iuran BPJS Ketenagakerjaan.”Setahu saya, di BPJS Ketenagakerjaan ada dana sekitar Rp 300 triliun yang bisa digunakan untuk pembangunan perumahan. Kenapa pemerintah tidak menggunakan dana ini saja. Saya menilai ini hanya permainan DPR, mereka seakan-akan membuat kebijakan yang pro rakyat,padahal saya pikir tidak. Para buruh dan pegawai juga menolak adanya Tapera ini,” terangnya lagi. Di satu sisi, dirinya juga tidak bisa menolak atas apa yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.Pihaknya hanya bisa pasrah menjalankan kebijakan tersebut.”Mau pengusaha dan tenaga kerja berapa, yang pasti

kita juga kena. Kita berharap dengan adanya Tapera ini juga ada kompensasi dengan memberikan insentif keringanan kepada pengusaha, supaya biaya ekonomi yang tinggi makin menurun,” paparnya. Namun meski bersikap pasrah, namun pihaknya juga tengah mempertimbangkan langkah hukum mengenai Tapera tersebut. Salah satunya mengajukan revisi UU Tapera hingga menggugat ke PTUN Sekretaris Dewan Pimpinan Kabupaten (DPK) Apindo Kudus, Hamidin pesimistis Undang-undang Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) bakal dilaksanakan secara maksimal oleh pengusaha. Dirinya meyakini banyak pengusaha yang akan keberatan melaksanakan Tapera. ”Untuk kondisi yang ada di Kudus saat ini, masih banyak pengusaha yang masih belum bisa melaksanakan kewajiban normatifnya seperti membayar Bersambung ke hal 7 kol 3

UU Tapera Tak Berpihak ke Rakyat JAKARTA ­ Proses pemba­ hasan Undang­Undang (UU) Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) dinilai terburu­buru, karena tidak melibatkan ba­ nyak pemangku kepentingan (stakeholder) dalam pemba­ hasannya. “Pembahasan UU ini belum melibatkan stakeholder baik itu masyarakat atau daerah. Se­ hingga terkesannya terburu­ buru,” ucap Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Ir­ man Gusman, Kamis (25/2). Terkait melanggar hukum, Irman mengaku akan mem­ pelajari terlebih dahulu UU ini. Irman menambahkan, sub­ tansi dalam UU ini juga tidak sesuai dengan intention. Pa­ salnya, perumahan rakyat merupakan yang mendasar,

namun kenyataanya UU ini tidak berpihak kepada rakyat. “UU ini jangan sampai ber­ pihak kepada kelompok ter­ tentu. Harusnya intention­nya kepada rakyatnya, bukan ke­ pada pengelolaan uangnya. Kalau pandangan sementara cenderung sebuah pengelo­ lan keuangannya bukan ke­ pada rumahnya,” kata sena­ tor asal Sumatera Barat itu. Sementara itu, Ketua Ko­ mite II DPD, Parlindungan Purba, melihat UU Tapera ada peluang cacat formal. Makanya pada kesempatan ini, pihaknya akan mendapat­ kan masukan dari stakehol­ der. “Nantinya akan kami sampaikan kepada pimpinan DPD,” katanya. Menurut Parlindungan, su­

Foto: Ant

Irman Gusman dah banyak pihak yang akan mengajukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi (MK), namun sifatnya baru perora­ ngan. “Bagi kami Tapera me­ rupakan amanat UU, namun bukan bagaimana mencari uangnya. Tetapi harusnya memperkuat tanggung jawab Bersambung ke hal 7 kol 1

Giliran Jalan Penghubung Cilongok-Purwojati Longsor

LGBT

BANYUMAS – Selama empat hari terakhir, bencana longsor terus terjadi di Banyumas. Pada Kamis (25/2) giliran jalan penghu­ bung Kecamatan Cilongok dan Kecamatan Purwojati yang tertutup longsoran tanah. Tebing di Desa Jatisaba, Kecamatan Cilon­ gok longsor dan menutup jalan penghu­ bung kecamatan tersebut. Kepala Desa Jatisaba, Warid, Kamis (25/2) mengatakan longsor terjadi pada Ra­

Oleh: Noor Achmad (Rektor Unwahas Semarang) AKHIR-akhir ini ada 3 (tiga) fenomena internasional yang masuk ke Indonesia tak terbendung, bahkan mempengaruhi di jantung kehidupan kekuasaan politik dan ekonomi yaitu terorisme, narkotika dan LGBT. Tiga-tiganya seakan bersatu padu ingin merontokkan moral bangsa. Foto: Dok Terorisme jelas pada akhirnya hanya akan menyebabkan kesengsaraan dengan menggunakan simbol agama, dengan menafsirkan ajran-ajaran agama yang radikal. Sedangkan narkotika menjadi kejahatan dari kejahatan yang paling komprehensif dalam merontokkan moral bangsa. Sedangkan LGBT memang tidak serta merta instan merontokkan moral bangsa, tetapi dalam waktu yang lama kalau LGBT ini dibiarkan maka jelas akan berdampak sangat buruk bagi kehidupan bangsa. Da-

Bersambung ke hal 7 kol 3

Bersambung ke hal 7 kol 1 LONGSOR LAGI: Warga desa bersama TNI dan BPBD bergotong­ royong membersihkan material longsoran tebing yang menutup jalan antara Kecamatan Cilongok dan Kecamatan Purwojati. ■ Foto: Hermiana E Effendi­yan

Bersambung ke hal 7 kol 3

Rumah Adat Kudus yang Nyaris Punah

Sarat Sejarah, Banyak Diboyong ke Luar Kota Pakai Koyo JIKA tak ada halangan, dalam hitungan bulan penyanyi Mulan Jameela akan melahirkan anak kedua dari Ahmad Dhani. Saat ini pelantun Wonder Woman itu sudah memiliki tiga buah hati, yakni Tiara dan Daffy yang meru­ pakan anak hasil pernikahan dengan suami pertama, lalu si kecil Safeea. Usia kandungan Mulan sendiri sudah menginjak bulan ke­6. Wanita kelahi­ ran Garut itu mengaku jika sejauh ini tidak ada masalah serius dengan kandungannya. Hanya saja, dia Bersambung ke hal 7 kol 1 Foto: kpl

Keberadaan rumah adat Kudus patut menjadi kebanggaan warga kota Kretek. Arsitekturnya yang unik, sarat filosofi serta memiliki nilai sejarah membuat Balai Pelestari Nilai Budaya (BPNB) Yogyakarta bakal mengusulkan ke UNESCO agar rumah adat Kudus menjadi warisan budaya dunia “SECARA bertahap mekanisme usulan ke UNESCO agar rumah adat Kudus dijadikan warisan budaya dunia juga berjalan. Kami optimistis

UNESCO bisa memberikan rekomendasi yang terbaik bagi rumah adat Kudus,” kata peneliti dari BPNB Yogyakarta, Sumintarsih, saat melakukan penelitian di Kudus, baru-baru ini. Ya, bagi Sumintarsih keberadaan rumah adat Kudus memiliki syarat yang sangat menduBersambung ke hal 7 kol 1 WARISAN DUNIA: Sebuah rumah adat yang masih berdiri di kompleks Museum Kretek. Keberadaan rumah adat di Kudus ini di ambang kepunahan karena banyak dijual pemiliknya. ■ Foto: Ali Bustomi-yan


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.