■ Jumat Pon ■ 4 Maret 2016 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE-30 NO: 310
TERBIT 20 HALAMAN - ISSN 0215-3203
Gerhana Matahari Terlama di Rembang SEMARANG Warga Jawa Tengah dingatkan untuk tidak melihat gerhana matahari di wila yah ini dengan mata telanjang. Gerhana mata hari pada 9 Maret 2016 mendatang itu, bakal bisa disaksikan warga Jawa Tengah meskipun hanya gerhana parsial atau sebagian dan di perkirakan melintas di 80 persen wilayah. Seperti yang terjadi dalam fenomena gerha na matahari sebelumnya, di Jateng akan bisa disaksikan suasana langit yang perlahan ber ubah seperti senja saat matahari tertutup se bagian oleh piringan bulan. Kendati demikian
tetap diingatkan gerhana matahari sebagian ini tidak bisa dilihat langsung dengan mata ter lanjang, karena sinar matahari yang bisa mem bahayakan retina. Kepala Geofisika Badan Meteorologi, Klima tologi dan Geofisika Banjarnegara, Teguh Ra hayu mengungkapkan gerhana matahari ter sebut terjadi pada Rabu (9/3). Waktu yang di perkirakan yakni pukul 06.20 WIB, dan puncak gerhana pada pukul 07.02 WIB, dan akan ber Bersambung ke hal 7 kol 5 Foto: Antara
Jateng Ditantang Bikin Perda ’Hidung Belang’ DEPONERING: Jaksa Agung HM Prasetyo (tengah) didampingi jajarannya usai memberi keterangan penghentian kasus atau deponering dua mantan pimpinan KPK, Abraham Samad (AS) dan Bambang Widjojanto (BW), Kamis (3/3). ■ Foto: Antara
Jaksa Agung Penuhi Harapan Publik JAKARTA - Jaksa Agung HM Prasetyo resmi mengesampingkan (deponering) kasus dua mantan pimpinan KPK, Bambang Widjojanto dan Abraham Samad. BW panggilan akrab Bambang Widjojanto meng-
SEMARANG - Jajaran Pemprov Jateng, Pemkot Semarang atau Pemkab/Pemkot lain ditantang untuk membuat Peraturan Daerah (Perda) yang menjerat para hidung belang atau pria yang suka jajan PSK (Pekerja Seks Komersial). Jateng dituding hanya mengekor Jakarta atau Surabaya dengan menutup lokalisasi, sehingga hanya PSK yang jadi korban sepihak.
“Kenapa yang gencar dipermasalahan tentang penutupan lokalisasinya, dan bukan meributkan atau membuat terobosan pembuatan Peraturan Daerah yang memberi hukuman kepada para laki-laki hidung belang yang jajan,” kritik Ari Istiyadi, Ketua LSM Lentera Asa, bidang pendampingan para tuna susila, Kamis (3/3) di Se-
marang. Ari menambahkan, jika hanya menjadikan PSK sebagai sasaran penertiban, berarti hanya mengekor kebijakan penutupan yang dilakukan di Jakarta dan Surabaya. “Jika Pemkot Semarang atau Pemprov Jateng mau gebrakan kenapa nggak buat Perda untuk Bersambung ke hal 7 kol 3
ungkapkan bahwa semua ini adalah hasil dukungan masyarakat luas. “Terima kasih atas segala doa dan dukungan yang luar biasa Bersambung ke hal 7 kol 1
Belajar Memaafkan Muhibbin Nurhadi
CEK KESEHATAN: Sejumlah PSK Sunan Kuning Semarang antre cek kesehatan yang dilayani tim dokter di balai pertemuan. Tes kesehatan untuk mendeteksi penyakit para PSK. ■ Foto : Felek Wahyu
(Rektor UIN Walisongo Semarang) KATA memaafkan, meskipun sangat mudah diucapkan, terkadang akan sangat sulit untuk dilaksanakan. Bagi sebagian orang, memaafkan itu menjadi lebih sulit ketimbang harus menyeberangi lautan luas, tetapi bagi sebagian yang lain, memaafkan itu menjadi makanan sehari hari. Pertanyaannya ialah mengapa demikian? Jawabannya, karena masing masing Foto: Dok orang mempunyai kepentingan dan ego yang boleh jadi sangat sulit untuk ditaklukkan hanya dengan sekedar pengertian atau himbauan. Bagi orang yang pernah dipermalukan oleh pihak lain di hadapan banyak orang misalnya, biasanya akan sangat sulit memaafkan, bahkan ketika pihak lain tersebut sudah datang dengan Bersambung ke hal 7 kol 3
Prostitusi Jalanan Lebih Menjamur RENCANA pemerintah membersihkan tempat prostitusi tampaknya jangan sekadar fokus pada lokalisasi yang punya nama saja seperti Sunan Kuning Semarang, Gambilangu Kendal, Sembir Salatiga atau Gang Sadar Banyumas saja. Mengingat hampir di setiap sudut kota pasti ada tempat prostitusi liar atau terselubung yang menyaru tempat karaoke, panti pijat atau bukan pinggir jalan, dan bahkan lebih besar jumlahnya.
Di Semarang, sari sisi timur sebut saja lokasi pinggiran Polder Tawang, sejumlah penjaja seks komersial (PSK) juga setiap malam mangkal di tempat remang-remang. Mereka juga berkamuflase sebagai pedagang kaki lima (PKL). Geser sedikit di Kota Lama, sepanjang jalan satu arah dari Polder Tawang menuju Polsek Semarang Utara berjajar sejumlah PSK berusia lanjut. Ke sisi selatan lagi, keberadaan Kali Banjir Kanal Timur
’Sing Isa Diwungkus’ ala Bandungan
yang di tahun 1993 hanya dikuasai prostitusi Kandang Kebo (karena menempati bekas kandang kebo di bantaran sungai), prostitusi liar terdapat di bawah jembatan Citarum. Lokasi prostitusi bernama Rambo yang menggunakan bawah jembatan Citarum ini, masih satu jalur ke arah selatan di ujung jalan Barito terdapat prostitusi Tanggul Indah (TI).
INGAR bingar dunia malam terutama di tempattempat karaoke tidak lepas dengan keberadaan perempuan Pemandu Karaoke (PK) atau Lady Escort (LC). Sebutan bagi perempuan berparas cantik yang menemani pengunjung tempat karaoke itu tidak asing bagi
Bersambung ke hal 7 kol 3
Bersambung ke hal 7 kol 1
Potret Desa Miskin di Kabupaten Pekalongan
Tanpa Listrik, Andalkan Teplok Berbahan Bakar Solar
Gugat Cerai PRAHARA rumah tangga pasangan artis Dewi Rezer dan Marcellino Lefrand akhirnya memuncak. Setelah menikah selama sembilan tahun dan dikaruniai dua orang anak yaitu Mar celle dan Jarvis yang lucu, Dewi akhirnya menggugat cerai sang suami. Hal ini pun diungkap oleh Humas Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Made Sutrisna SH MHum “Iya benar. Dia (Dewi Rezer) meng gugat suaminya,” ucap Made Sutrisna saat ditemui di kantornya, Kamis (3/3). ■ Kpl/wkjie Foto: kpl
Jawa Tengah memang belum sepenuhnya bebas dari desa miskin. Di Kabupaten Pekalongan terdapat desa tertinggal, dengan tingkat perekonomian warga yang memprihatinkan. Itulah potret Dukuh Pliken, Desa Pungangan, Kecamatan Doro, yang warganya harus menjalani hidup di daerah minim fasilitas, khususnya listrik. SUASANA Dukuh Pliken, Desa Pungangan, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan sudah tampak sepi, kemarin
sore. Hanya segelintir orang berkerumun di teras-teras rumah yang sebagian besar masih berdinding gethek atau anyaman bambu. Tidak ada gemerlap lampu penerangan seperti desa-desa lainnya di kabupaten ini. Suara televisi pun tidak terBersambung ke hal 7 kol 1 TEPLOK: Ratusan warga di Dukuh Pliken, Desa Pungangan, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan, selama berabad-abad belum pernah tersentuh jaringan listrik PLN dan mengandalkanlampu teplok untuk penerangan. ■ Foto: Hadi Waluyo-yan