■ Senin Legi ■ 7 Maret 2016 Harga Eceran Rp 2.000 Harga Langganan Rp 50.000
TAHUN KE-30 NO: 312
TERBIT 20 HALAMAN - ISSN 0215-3203
UPACARA MELASTI : Sejumlah umat Hindu membawa sesaji untuk dilarung di laut usai upacara Melasti di pantai utara Tegal, Jawa Tengah, Minggu (6/3). (Kanan) Pemuka agama Umat Hindu memberikan air suci kepada seorang bocah. Upacara Melasti sebagai lambang penyucian diri agar Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1938 dapat dilaksanakan dengan penuh keheningan serta tanpa gangguan. ■ Foto: Antara
Warga Semarang Gugat KPK ■ Dinilai Salah Sita Rumah Mewah SEMARANG - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) digugat seorang warga Kota Semarang ke pengadilan atas penyitaan sebuah rumah mewah di kavling IV, klaster Golf Residence Blok C/ No 12 kompleks Graha Candi Golf, Kecamatan Tembalang. Rumah itu disita KPK tahun 2013 karena terkait perkara tindak pidana pencucian uang yang dilakukan Irjen Djoko Susilo, terpidana kasus korupsi simulator SIM Korlantas Mabes Polri. Gugatan diajukan Kastubi, pada 10 Februari lalu dan terdaftar dalam nomor perkara
52/Pdt.G/2016/PN.Smg. Selain KPK, Kastubi juga menggugat Andhy Mulyono SH (notaris), Dipta Anindita (istri muda Djoko Susilo) dan Kantor Pertanahan Kota Semarang. Agus Nurudin SH CN MH, kuasa hukum penggugat mengatakan, gugatan diajukan karena KPK dinilai serampangan.
■ Terancam Tak Ikut Pilkada Serentak 2017
Munas Golkar Tak Jelas JAKARTA Setelah kemenangan di MA, Ketum Golkar Aburizal Bakrie tak lagi bicara soal rencana meng gelar munas. Tim sukses calon ketua umum Ade Komarudin, Bambang Soesatyo, mengingatkan pen tingnya munas un tuk mengakhiri per pecahan Golkar. “Ra pat pleno yang seharusnya di laksanakan pada Rabu lalu mendadak batal digelar. Penundaan itu jelas menimbulkan banyak spekulasi. Terutama dari DPD I dan DPD II Partai Golkar se Indonesia. Me reka khawatir Golkar kem bali tidak si Bersambung ke hal 7 kol 3
Bambang Soesetyo Foto: Ant
“KPK modelnya serampangan. Tidak tahu harta siapa sebelum memblokir dan menyita. Oleh ibu Dipta, aset itu sudah dijual ke Kastubi. Selaku pembeli, kami tidak tahu duit dari mana. Tapi hak kepemilikan sudah beralih,” kata dia kepada wartawan, kemarin. Penggugat merasa keberatan atas penyitaan oleh KPK itu karena telah membeli sesuai ketentuan. “Kami keberatan karena sudah membeli. Sudah ada penyerahan rumah, kunci, pajak juga sudah dibayar. Saat kami akan balik nama, diberitahu notaris atau PPATK, Andy Mulyono ternyata diblokir,” katanya.
Elf vs Mobilio, 6 Tewas BOJONEGORO Kecela kaan maut terjadi di Jalan Raya BojonegoroCepu, Minggu (6/3) malam ini. Ke celakaan ini mengakibatkan enam penumpang Elf K 1038 HN tewas di lokasi ke jadian. Sebelum kecelaka an terjadi menurut Hendro (35) salah seorang saksi mata, Elf melaju dari arah timur (Bojonegoro) dengan kencang. Karena kencang, mobil oleng hingga tergu ling ke kanan. Naas, dari arah berlawanan melaju Honda Mobilio, sehingga tabrakan pun tak dapat di hindarkan. Beruntung pengemudi Mobilio Teguh Catur Ari Wi bowo (30), warga Desa Ngasinan, Kecamatan Pa dangan, selamat meski mo bil yang masih baru itu hancur bagian depan. Saat ini, korban tewas dievakuasi untuk dibawa ke RSU Oso Bersambung ke hal 7 kol 5
Menurutnya, jual beli yang dilakukan kliennya kepada Dipta Anindita dilakukan sebelum kasus mencuat. Atas gugatannya, Kastubi menuntut Pengadilan Negeri Semarang
yang memeriksa perkaranya mengabulkan gugatannya. Menyatakan juaI beIi antara kliennya dengan Dipta pada 13 Maret 2012 di hadapan notaris Andhy Mulyono adalah sah.
Meminta penguasaan, penyerahan atas objek dinyatakan sah. Berikut pembayaran atas juaI beli objek sengketa berikut Bersambung ke hal 7 kol 3
Pekalongan Produksi Kapal dari Paralon PEKALONGAN - Perkembangan sektor maritim di kota Pekalongan, salah satunya galangan kapal serta pembuatan kapal hingga kini terus dilakukan. Kreasi putera daerah setempat itu mencuat saat Wakil Walikota Zaelanu Mahfud meninjau ke pembuatan kapal dan galangan kapal, Sabtu lalu. Kapal berbahan pipa paralon akan segera diluncurkan bertepatan dengan HUT ke-110 Kota Pekalongan April mendatang. Kapal buatan PT Barokah Marine, diklaim merupakan inovasi di bidang produksi perkapalan dan inovasi pertama kali di Indonesia, yakni kapal dengan paralon sebagai bahan dasarnya. Komisaris Utama PT Barokah Marine Agus Triharsito, kepada wartawan menuturkan, kapal paralon ini pertama kali di indonesia, pembuatan dari bahan baku peralon lokal yang dikerjakaan oleh tenaga ahli asal pekalongan. Namun untuk mesin menggunkan mesin dari Cina.
Lantaran bahan bakunya relatif terjangku dan mudah didapat untuk menyelesaikan cukup cepat, yaitu hanya butuh waktu 75 hari atau 2,5 bulan.”Hal ini merupakan inovasi di dunia perkapalan yang baru kali dilakukan di sini,”katanya. Wakil Walikota Saelani Ma-
chfud sangat mengapresiasi terobosan yang dilakukan para putera daerah. Untuk itu pemkot wajib mensuport serta akan mempromosikan hal itu kepada daerah daerah yang ada di Indonesia bahkan sampai Presi-. Bersambung ke hal 7 kol 1
PARALON: Salah satu kapal yang terbuat dari pipa paralon sedang dikerjakan oleh tim teknisi di galangan kapal Pekalongan, kemarin. ■ Foto: Janti Artati
Ketika Bupati Batang Ditawari Nyagub DKI
Panen Pujian PENYANYI Ayu Ting Ting biasanya selalu tampil dengan sempurna di depan kame ra. Namun ada yang berbeda dalam diri Ayu kali ini yang ditunjukkan di depan ne tizen. Dalam unggahan di Instagram prib adinya, Minggu (6/3), pelantun Alamat Palsu itu tampak selesai menyele saikan rutinitas olahraganya dengan wajah yang penuh keringat. Ayu yang foto tanpa menggunakan riasan wajah, banyak mendapatkan pujian dari para netizen. Hal ini terjadi di dalam laman komentar Instagram nya. ■ Lp6jie Foto: kpl
’Pimpin Peleton Saja Butuh Tiga Tahun’ Indonesia telah menerapkan pemilihan kepala daerah secara serentak sejak tahun 2015. Wajah-wajah baru pun bermunculan yang tak sedikit di antaranya tak berlatar belakang politik. Kursus bagi calon pemimpin menjadi sebuah kebutuhan mutlak. ADALAH Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo, salah satu kepala daerah yang menyarankan agar ada kursus bagi wajah-wajah baru itu sebelum melenggang ke kontestasi politik. Menurut dia ada yang salah dengan sistem ka-
derisasi kepemimpinan di Indonesia. “Menurut saya ada yang salah. Mau jadi bupati, walikota, gubernur sekali pun kadang-kadang ilmu tata pemerintahan itu nol!” ungkap Yoyok dalam diskusi di Jakarta, Minggu (6/3). Yoyok yang berlatar belakang militer lalu cerita tentang pendidikan untuk memimpin tiga peleton saja butuh Bersambung ke hal 7 kol 1 DISKUSI: Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo (tengah) mengikuti sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (6/3). ■ Foto: Detik