■ Kamis Legi ■ 13 Oktober 2016 Harga Eceran Rp 3.000 Harga Langganan Rp 70.000
TAHUN KE-31 NO: 170 TERBIT 20 HALAMAN - ISSN 0215-3203
1.000 Orang Tambal Tanggul GROBOGAN- Sekitar 1.000 warga bergotong-rotong menambal tanggul yang jebol dalam musibah banjir bandang, di Desa Ngroto, Gubug Grobogan Minggu (9/10). Warga bersama empat batalion pasukan dari BPBD, SAR, TNI Kodim 0717 Purwodadi dan Sat Sabara Polres Grobogan melakukan penambalan dengan cara menum-
puk karung berisi tanah liat. Warga dari ibu-ibu hingga yang sedang hamil muda, nenek-nenek bertugas memasukan tanah ke dalam karung. Sedang pemuda bersama Sabhara dan TNI bertugas mengangkat tanah untuk ditumpuk menjadi talud penahan air di Sungai Bersambung ke hal 7 kol 1
TAMBAL TANGGUL : Sekitar 1000 warga bersama personel TNI, Polri, relawan bergotong royong menambal tanggul yang jebol di Gubug, Grobogan (Kiri). Ibu-ibu dan nenek-nenek ikut membantu dalam kerja bhakti ini (kanan). ■ Foto : Felek Wahyu-yan
Pembangunan Pabrik Harus Distop ■ Buntut Izin Semen Rembang Dibatalkan MA SEMARANG - PT Semen Indonesia dan Gubernur Jawa Tengah, para pihak yang digugat warga Rembang terkait Surat Keputusan (SK) izin pendirian pabrik semen di Rembang harus menaati putusan Mahkamah Agung (MA). PT Semen Indonesia harus segera menghentikan pendirian pabrik, gubernur mencabut SK-nya.
Perlu Transparansi Perizinan
Sementara, atas putusan Peninjauan Kembali (PK) MA pada 5 Oktober lalu, para pihak yang tak puas bisa mengajukan upaya hukum lagi. Hal itu diungkapkan pakar Hukum Tata Negara (HTN) dan Administrasi Negara (AN), Prof Yos Johan Utama kepada Wawasan, Rabu (12/10). “Sesuai SEMA (Surat Edaran Mahkamah Agung) RI No 10 tahun 2009 memberi kesempatan PK kedua kali hanya untuk alasan pertentangan hukum. Hanya saja dalam UU No 14 tahun 1985, PK dibatasi satu kali. Namun Mahkamah Konstitusi (MK) dengan alasan kemanusiaan, telah membatalkan ketentuan pasal 268 ayat 3 KUHAP yang mengatur PK hanya satu kali,” kata Rektor Undip Semarang itu. Dijelaskannya, sesuai UU 14 itu sebelum-
Warga Kembali Demo Tol Soker SRAGEN – Ratusan warga Desa Gringging, Kecamatan Sambungmacan, Sragen kembali melancarkan aksi demo, terkait pembangunan jalan tol Soker (Solo-Kertosono), Rabu (12/10). Warga merasa kehabisan kesabaran, karena pembangunan jalan yang menghubungkan antardesa, hingga kini belum ada kejelasan dan kepastian, sejak dikunjungi Wakil Bupati Sragen, Mei lalu. Meski kepanasan akibat terik matahari, mereka Bersambung ke hal 7 kol 3
Foto: rix
Yos Johan Utama
Bersambung ke hal 7 kol 3
SEMARANG - Terkabulnya pembatalan izin lingkungan oleh Mahkamah Agung (MA) justru menjadi pertanyaan bagi Komisi A DPRD Jateng. Anggota Komisi A DPRD Jateng Sriyanto Saputro menyayangkan, PT Semen Indonesia (SI) yang sudah membangun infrastruktur gedung justru dibatalkan. Berdalih tidak membela PT SI, pihaknya justru menginginkan agar ada transparansi soal perizinan. “MA tidak mungkin memberikan putusan dengan sembarangan. Karena soal
lingkungan adalah soal yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Tapi sekelas BUMN PT SI itu kenapa tidak mengetahui prosedur. Belum ada ketetapan hukum yang kuat, namun sudah seperti yakin akan diizinkan, dan sudah membangun infrastruktur di sana. Kalau begini kan jadinya ada kerugian dari investor, bangunan mangkrak, dan ruginya juga tidak sedikit,” terangnya saat dihubungi Wawasan, kemarin. Bersambung ke hal 7 kol 3
Ibu Tenggak Racun di Depan Anaknya KUDUS – Entah apa yang ada di benak Siti Maryanti (33), warga Desa Kutuk, RT 1 RW 2, Kecamatan Undaan hingga nekat mengakhiri hidupnya dengan menenggak racun serangga, Rabu (12/10). Ironisnya, aksi tersebut dilakukan di depan anaknya sendiri. Informasi yang dihimpun Wawasan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 05.30 WIB, korban usai memasak untuk membuat sarapan bagi keluarga dan untuk pekerja di sawah. Usai masakan matang, Sukarno, sang suami korban pergi ke sawah untuk mengirim makanan tersebut kepada rekan-rekannya yang sedang
mengerjakan sawah. Namun, sekitar pukul 06.00 WIB, korban tiba-tiba menenggak racun serangga merek Spontan yang biasa digunakan suaminya membasmi hama di sawah. Anak korban, Riske Ayu Febriani (13) yang melihat kejadian tersebut langsung berteriak-teriak saat melihat ibunya mulai kejang dengan mulut mengeluarkan busa. Mendengar teriakan tersebut, para tetangga pun langsung berdatangan ke rumah korban. Tak lupa suaminya juga kaget melihat kejadian yang menimpa isterinya.
Tak menunggu lama, korban langsung dilarikan ke RS Mardi Rahayu. Namun sayangnya, sesampai di rumah sakit, nyawa korban tak bisa diselamatkan lagi. Kapolres Kudus AKPB Andi Rifai melalui Kasubag Humas AKP Sumbar, membenarkan adanya kejadian tersebut. Hingga kini, petugas masih melakukan penyelidikan. ”Terutama motif aksi nekat korban, masih kami selidiki secara intensif,” tandasnya. ■ tom-yan
DEMO TOL: Dengan penjagaan ketat dari aparat, ratusan warga Desa Gringging, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, menggelar aksi demo, Rabu (2/10), menunut pembangunan akses jalan. ■ Foto; Sutiyatmoko W-yan
Hujan Iringi Sedekah Bumi Guci
Gelar Sunatan Massal AKTRIS Ardina Rasti mengaku senang bisa terus membantu ibundanya, Erna Santoso dalam mengurus Yayasan Peduli Anak (Pena) Indonesia yang secara intens membantu buat anak anak Indonesia yang kurang beruntung. Seperti pada peringan 10 Muharram, Ardina Rasti menggelar sunatan massal di desa Gede Pangrango, Kadudampit, Sukabumi. “Senang pada peraBersambung ke hal 7 kol 1 Foto: kpl
Dipercaya Warga Pertanda Doa Dikabulkan Warga di lereng Gunung Slamet Kabupaten Tegal, Rabu (12/10) siang menggelar sedekah bumi. Selain sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan YME atas hasil pertanian yang melimpah, sedekah bumi digelar untuk memohon keselamatan agar terhindar dari musibah bencana alam. RITUAL turun temurun di Desa Guci, Rembul dan Tuwel itu diawali dengan mengarak delapan gunungan yang terbuat dari berbagai macam hasil bumi. Sebab, sebagian besar warga di daerah ini bermata pencaharian sebagai petani. Arak-arakan gunungan diikuti ratusan warga, di
antara warga nampak ada yang berdandan ala Gatot Brajamusti dan tokoh punakawan. Setelah melewati jalan-jalan desa, arak-
arakan gunungan hasil bumi berakhir di lapangan parkir ObBersambung ke hal 7 kol 1
ARAK-ARAKAN : Ratusan warga Lereng Gunung Slamet, Kabupaten Tegal mengarak delapan gunungan hasil tani dalam rangkaian acara sedekah bumi tahun 2016. ■ Foto : Haikal-yan
Jessica Merasa Dihakimi Publik JAKARTA - Berurai air mata, Jessica Kumala Wongso membeberkan sederet cerita dalam nota pembelaannya. Jessica Wongso bertanya-tanya mengapa dirinya dijebloskan ke bui padahal dia bersumpah tidak membunuh Wayan Mirna Salihin. Satu per satu cerita ini disampaikan Jessica Wongso saat membacakan pledoi yang ditulisnya sendiri di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jl Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Rabu (12/10). Jessica berani bersumpah tidak menaruh racun yang menyebabkan kematian sahabatnya, Mirna. Dia merasa terpojok dan dihakimi sepihak oleh publik. Tidak hanya itu, Jessica Wongso menyampaikan kebahagiaannya yang terenggut setelah diduga membunuh Mirna. Kini, Jessica Wongso harus menghaBersambung ke hal 7 kol 1