■ Sabtu Legi ■ 12 November 2016 Harga Eceran Rp 3.000 Harga Langganan Rp 70.000
TAHUN KE-31 NO: 196 TERBIT 20 HALAMAN - ISSN 0215-3203
■ Pungli, Petugas Bea Cukai Dicokok SEMARANG - Terlibat pungli, oknum petugas Bea Cukai Tanjung Emas, Semarang, Johny Haposan (28) ditangkap Tim Sapu Bersih (Saber) gabungan Polrestabes Semarang, Polda Jateng, dan Bareskrim Polri, Kamis (10/11) pukul 19.00 WIB Untuk kepentingan penyidikan, Johny langsung diperiksa selama 14 jam di ruang Unit Tipikor Sat Reskrim Polrestabes Semarang. Pemeriksaan dilakukan hingga Jumat (11/11) siang
sekitar pukul 14.42 WIB. Tersangka Johny baru keluar dari kantor Unit Tipikor Sat Reskrim Polrestabes Semarang puBersambung ke hal 7 kol 1
Pejabat Fungsional Bagian Dokumen SEMARANG - Tersangka Johny Haposan merupakan Pejabat Fungsional Pemeriksa Dokumen (PFPD) pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan (KPP) Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean (TPM) Tanjung Emas Semarang. “Dia merupakan pejabat fungsional. Di bagian tersendiri dokumen,” kata Humas KPP Bea dan Cukai TPM Tanjung Emas, Robi kepada Wawasan, menolak menjelaskan identitas Johny yang dimaksud, kemarin. BARANG BUKTI: Petugas Bareskrim Mabes Polri memperlihatkan barang bukti kasus pungli di Tanjung Perak Surabaya dan Tanjung Emas Semarang, dengan tersangka Johny Haposan. Foto: Antara
Bersambung ke hal 7 kol 1
Presiden Tahu Aktor Demo 4 November JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut ada aktor politik yang menunggangi demo 4 November 2016. Siapakah aktor politik yang dimaksud? “Aktor politik, saya pikir eksklusif yang disebut memanfaatkan situasi habis Magrib. Saya kira Presiden yang tahu siapa aktor politik,” kata juru bicara presiden, Johan Budi, usai silaturahmi di KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (11/11). Johan kembali menegaskan, maksud Bersambung ke hal 7 kol 3
Foto: Ant
Johan Budi
Dinikahi Stefan MELALUI hubungan cukup singkat, enam bulan, kini Celine Evangelista (22) telah resmi dinikahi oleh Stefan Wiliam. Celine mengaku sangat senang dan pernikahannya, merupakan impiannya. Meski digelar secara private, di Uluwatu Bali, namun keduanya tetap mengundang teman-teman satu profesinya. Janda Dirly Idol ini mengaku sengaja memilih tanggal pernikahan bertepatan dengan Hari Pahlawan, yakni 10 NoBersambung ke hal 7 kol 2 Foto: kpl
Pemerintah Ulur Waktu Buka Hasil TPF Munir SEMARANG – Pemerintah dinilai sengaja mengulur waktu dalam mengungkapkan hasil Tim Pencari Fakta (TPF) kematian Munir Sahid Talib. Meski 10 Oktober lalu, Komisi Informasi Pusat (KIP) memenangkan gugatan LBH Jakarta dan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) terhadap Kementerian Sekretaris Negara perihal temuan TPF. “TPF ini dibentuk melalui Keppres No 111/2004, penyelidikannya pun bersifat legal, yang hasilnya sudah dibuat dan diserahkan kepada presiden saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dalam Keppres tersebut, juga tertulis jelas bahwa pemerintah akan mengumumkan hasil penyelidikan tersebut kepada masyarakat, namun kenyataan-
nya sampai sekarang hasilnya tidak disampaikan,” papar Biro Kampanye dan Jaringan Kontras, Nisrina Nadhifah Rahman,
dalam diskusi ‘Buka Hasil TPF Munir Sekarang Juga’ di Ruang Bersambung ke hal 7 kol 3
MEMAPARKAN: Pembicara memaparkan materi dalam diskusi ‘Buka Hasil TPF Munir Sekarang Juga’ di Unika Soegijapranata, Jumat (11/11). ■ Foto: Arixc Ardana-yan
Sebagian masyarakat Jawa umumnya di Jawa Tengah, di bulan-bulan tertentu menggelar upacara nyadran. Tradisi tersebut biasanya dilakukan pada bulan Ruwah ( Syakban) atau menjelang bulan puasa. Namun juga banyak dilakukan di bulan Sapar seperti saat ini. ADALAH warga Desa Ketitang, Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung, yang menggelar sadranan di bulan Sapar. Sebagai ungkapan syukur atas panenan kopi yang telah berakhir, warga melaksanakan ritual nyadran yang dilaksanakan Jumat Kliwon bulan Sapar atau Jumat (11/11) kemarin. Prosesi sadranan tersebut diawali dengan berkumpulnya warga setempat di Masjid Wali Mangkuyudo yang ada di tengah-tengah desa, sambil membawa nasi tumpeng dengan lauk-pauknya berupa ingkung ayam yang ditempatkan dalam wadah berupa tampah. Setelah semua warga berkumpul, kemudian berkeliling kampung setempat dan kemudian Bersambung ke hal 7 kol 3 SADRANAN: Sambil membawa nasi tumpeng dan ingkung ayam, warga Desa Ketitang, Kecamatan Jumo, Temanggung beriringan keliling desa saat ritual sadranan. ■ Foto: Widiyas Cahyono-yan
Dihina, Ruslani Bantai Sumarti KAJEN - Kasus pembunuhan pensiunan guru di Kabupaten Pekalongan, Sumarti (60), warga Desa Sidosari, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan oleh tersangka Ruslani (37) warga Desa Ponolawen, Kecamatan Kesesi, diduga gara-gara persoalan ranjang. Tersangka merasa tersinggung saat korban menghina ‘burung’ miliknya berukuran kecil. Namun dalam gelar perkara di Mapolres Pekalongan, Jumat (11/11) siang kemarin, Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Djarot Padakova didampingi Kapolres Pekalongan, AKBP Roy Ardhya Candra, dan Kasat Reskrim AKP Agung Ariyanto menyatakan, selain motif pencurian dengan kekerasan, penyidik masih mendalami kemungkinan motif lainnya, termasuk kemungkinan urusan asmara Bersambung ke hal 7 kol 1
Sadranan Sapar di Temanggung
Wujud Syukur Usai Panen Kopi