l Rabu Wage l 9 Januari 2019 TAHUN KE-33 NO: 236
Harga Eceran Rp 3.000 Harga Langganan Rp 70.000
MEMBLUDAK : Deretan pasien anak yang membludak di lorong (teras) RS dr Soetijono, Kota Blora, lantaran tempat tidur pasien penuh, Selasa (8/1).n Foto : Wahono
DB Merajalela, Pasien Dirawat di Teras SKTM Dihapus, Tak Bisa Asal Pilih Sekolah
SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memastikan penghapusan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) sebagai syarat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Siswa miskin dipastikan tetap bisa sekolah namun tak akan bisa memilih sekolah sesuai keinginan. Sebab nantinya seleksi sesuai nilai dan prestasi akademik dan bukan lagi jalur miskin. Untuk melakukan perubahan regulasi dalam PPDB tahun ini, Pemprov Jateng menggodok Peraturan Gubernur (Pergub). Saat ini Pergub terkait PPDB sedang dibahas dan disosialisasikan kepada masyarakat di 13 cabang Dinas Pendidikan di seluruh Jateng. Dalam sosialisasi sudah dipastikan perihal penghapusan SKTM sebagai syarat PPDB. Kami jamin siswa miskin tetap bisa sekolah, namun mohon maaf anda tidak bisa sekolah sesuai
Bersambung ke hal 7 kol 3
BLORA – Membludak pasien demam berdarah (DB), memaksa manajemen Rumah Sakit Dr Soetijono Blora, membuka tempat tidur cadangan di teras atau lorong RS untuk merawat pasien anak-anak. Sementara pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mulai mewaspadai pola lima tahun sistem anti body berkurang, karena berpotensi mudah terjang-
kit virus demam berdarah dengue (DB dengue). “Saat ini memasuki pola lima tahun sistem antibody berku rang, masa yang rawan virus
DB dengue,” jelas Sekretaris Dinkes Blora, Lilik Hernanto, Selasa (8/1). Lilik yang juga pelaksana tugas (plt) Kepala Dinkes Blora menambahkan, pihaknya mendapat informasi kasus DB meningkat dengan banyaknya pasien dirawat di rumah-rumah sakit Blora, bahkan ada yang dirawat di teras. Berdasar data yang masuk ke Dinkes, DB pada 2018 di Blora
KUDUS - Puluhan buruh perusahaan rokok (PR) Kembang Surya yang terletak di Desa Ploso RT 4 RW 2 Kecamatan Jati menuntut kenaikan upah kerja, Selasa (8/1/). Bahkan mereka
sempat mogok kerja supaya tuntutan tersebut dipenuhi. Aksi mogok kerja dilakukan selama beberapa jam sesaat sebelum mereka masuk kerja. Namun, beberapa saat melakukan
mogok kerja, para buruh dihalau masuk ke pabrik untuk kembali bekerja. Pintu pabrik kemudian ditutup rapat-rapat. Bersambung ke hal 7 kol 3
JAKARTA - Anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar Firman Subagyo minta pemerintah dalam hal ini Presiden Joko Widodo untuk tidak mendengarkan para pembisik disekitarnya yang punya kepentingan politik sesaat. Mereka itu sangat berbahaya dan negara akan hancur kalau mengikuti kemauan mereka. ‘’Sebagai anggota partai pendukung pemerintah saya mengingatkan agar Pak Jokowi jangan mendengar bisikan-bisikan informasi yang salah dari mereka yang punya kepentingan politik sesaat. Negara akan hancur kalau mendengarkan mereka, ‘’kata Firman Subagyo dalam Diskusi Menakar Masa Depan Free Trade Zone Batam dan Inkonsistensi Kebijakan Pusat dalam mengembangkan Batam’ di Media Center DPR, Selasa (8/1). Dia mengambil contoh regulasi peleburan BP Batam ke Kota Batam dimana nantinya pengelolaan Batam diserahkan ke Walikota. Padahal BP Batam dibentuk berdasarkan UU. Badan
Ciut Nyali
ARTIKA Sari Devi bermain dalam sebuah film horor bertajuk ‘Perjanjian dengan Iblis’. Ia berperan sebagai Rengganis, salah satu tokoh kunci di film itu. “Saya orangnya penakut, ketika ditawari main film, saya sempat mikir. Tapi suami justru mendukung saya main film ini,” ujarnya. Apalagi menurutnya, perannya sangat menantang. Tetapi, memang beragam adegan seram dan mistik hampir saja membuat nyali Artika ciut. Sebab, bermain di film horor merupakan hal baru bagi istri Baim itu. n buyil-skh
Foto: dtc
Bersambung ke hal 7 kol 3
Larang Buruh Demo, Pabrik Rokok Didatangi Polisi
Jokowi Diminta Tidak Dengarkan Pembisik
Bersambung ke hal 7 kol 1
mencapai 357 kasus, enam orang pasien diantaranya meninggal dunia (MD). Kasus itu tidak termasuk warga dirawat di rumah sakit luar daerah. Sedangkan pada awal Desember 2018 atau 8 Januari 2019, kasus DB yang masuk di kantor Dinkes sudah terdata 30 kasus DB, dan kini pasien-pasien itu sedang dirawat di beberapa RS.
CEK BURUH:Petugas kepolisian saat mengecek buruh PR Kembang Suryo usai aksi mogok kerja. n Foto: Ali Bustomi
Pembuat Hoaks Surat Suara Tercoblos Ditangkap
JAKARTA - Tim Bareskrim Polri menangkap satu orang yang diduga membuat hoaks tujuh kontainer surat suara tercoblos. Pelaku diamankan di Bekasi, Jawa Barat. “Satu diamankan dan saat ini masih diperiksa,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo kepada detikcom, Selasa (8/1). dibawa ke Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri untuk pemeriksaan lanjutan. Namun Dedi enggan mengungkapkan detail identitas dan kronologi penangkapan. “Dibawa ke Bareskrim, (Direktorat) Siber,” ujar Dedi.n dtc—sn
Mengais Sampah Berkah untuk Keluarga
Diposting di Medsos, ’Rongsokan’ pun Diburu
geluti bisnis bukanlah cita-citanya. Tetapi semata-mata demi memenuhi tuntutan perut keluarga yang tidak bisa diabaikan. “Jauh melenceng dari ilmu yang saya serap di bangku sekolah, SD, MTs, STM (SMK), PGSD, dan sempat mengabdi sebagai guru wiyata bakti di SD Kuwaluhan, Secang, selama delapan tahun,” terang suami Dwi Lutfiana (31) ini. Bermula karena merasa honor yang diterima tidak mencukupi kebutuhan keluarga, sepulang mengajar dia mencari barangbarang bekas (rongsok/kardus) . Setelah terkumpul lalu dijual kepada pengepul di Kampung Tukangan, Kota Magelang. Dari sebagian barang rongsok, dia menyimpan sejumlah benda yang tidak laku. Seperti
Tekun dan pandai membaca peluang pasar. Itulah modal utama Arif Puspa Wijaya (32), dalam menjalankan jual-beli rongsok alias barangbarang bekas yang dianggap tak lagi berguna bagi sebagian orang.
‘SAMPAH’ rumah tangga justru mampu diubah menjadi sumber rezeki keluarga warga Sambung Lor, Desa Jambewangi, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, tersebut. Karena dari barangbarang “sampah” bisa dipakai untuk menafkahi keluarga dan beberapa warga lain yang ikut membantunya. Arif mengaku “terpeleset” terjun ke dunia bisnis yang telah dia geluti sejak 6 tahun silam itu. Menurut dia, meng-
BENDA ANTIK - Arif Puspa Wijaya menunjukkan kolekdol benda antik yang siap dijual kepada pemesan. n Foto: Tri Budi Hartoyo
Bersambung ke hal 7 kol 1