2 minute read

5 Sektor Prioritas

Next Article
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Ekonomi Sirkular

1

Advertisement

MAKANAN DAN MINUMAN

Sektor ini menyumbang 9,3% dari total PDB pada 2019 dan merupakan subsektor terbesar dari sektor manufaktur. Sektor manufaktur sendiri merupakan sektor industri terbesar di Indonesia. Ekonomi sirkular tidak hanya dapat membantu menghindari kehilangan pangan dan limbah makanan (misalnya, dengan memperpendek rantai pasok), tetapi juga dapat membantu memanfaatkan kehilangan pangan dan limbah makanan untuk tujuan yang lebih produktif, seperti pembuatan kompos dan biogas. Rantai nilai yang lebih terlokalisasi dan agrikultur regeneratif juga dapat menyebabkan peningkatan keanekaragaman hayati pertanian.

2 TEKSTIL

Sektor tekstil mempekerjakan sekitar 4,2 juta orang atau lebih dari 26% lapangan kerja di sektor manufaktur Indonesia. Indonesia juga termasuk dalam 10 besar negara penghasil tekstil di dunia. Ekonomi sirkular dalam manufaktur tekstil akan membawa banyak manfaat bagi perekonomian Indonesia dalam menghemat biaya material dan mengurangi eksposur terhadap volatilitas harga sumber daya input, peluang keuntungan untuk bisnis melalui layanan baru (fesyen sebagai layanan), dan pertumbuhan ekonomi tambahan melalui rantai nilai yang lebih regeneratif dan restoratif. Manfaat lingkungan akan terlihat pada emisi GRK yang lebih rendah, berkurangnya konsumsi material virgin dan tak terbarukan, berkurangnya konsumsi energi, dan banyak lagi.

3

Elektronik

Manufaktur produk logam, komputer, produk optik, dan elektronik menyumbang 1,9% terhadap PDB Indonesia pada tahun 2019. Penduduk Indonesia adalah pengguna ponsel pintar terbesar keempat di dunia (78 juta pengguna) dan jumlah pengguna internet seluler terbesar ketiga di dunia (65,2 juta pengguna). Secara global, penerapan ekonomi sirkular hanya dari ponsel dan materialnya saja berpotensi bernilai lebih dari USD 11 miliar per tahun . Di Indonesia, pasar penggunaan kembali (reuse) dan daur ulang (recycling) untuk produk elektronik didominasi oleh pemain kecil informal. Oleh karena itu, formalisasi sektor pemulihan (recovery) dan daur ulang limbah elektronik melalui peningkatan keterampilan pekerja informal dapat secara substansial meningkatkan nilai ekonomi yang terkait dengan limbah elektronik dan produk elektronik yang habis masa pakainya. Model bisnis sirkular yang mengandalkan penggunaan kembali (reuse), pemugaran (refurbishment), dan daur ulang (recycling) elektronik dapat mengurangi ketergantungan pada sumber daya material dan menghindari dampak lingkungan yang merugikan.

4

Grosir Dan Eceran Plastik

Indonesia menghasilkan 6,8 juta ton limbah plastik setiap tahun yang diperkirakan akan berlipat ganda menjadi 13,6 juta ton pada tahun 2040. Pada tahun 2017, hanya 30% limbah plastik Indonesia yang dikelola (10% didaur ulang dan 20 persen dikirim untuk pembuangan terkelola ). Sisa limbah plastik yang tak terkelola dibakar secara terbuka, dibuang di daratan, dikirim ke tempat pembuangan resmi, atau bocor ke laut atau saluran air. Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi sampah plastik laut hingga 70% pada tahun 2025 dan memulai inisiatif untuk mengurangi limbah plastik dan beralih dari pendekatan daur ulang limbah yang terbentuk (end-of-pipe) ke model ekonomi sirkular. Menurut Forum Ekonomi Dunia, pengurangan polusi plastik hingga mendekati nol pada tahun 2030 di Indonesia dapat menciptakan 150.000 pekerjaan secara langsung serta peluang investasi senilai USD 13,3 miliar antara tahun 2025 dan 2040.

5

Konstruksi

Sektor konstruksi di Indonesia menyumbang 10% dari total PDB dan ditargetkan untuk terus tumbuh dengan baik di masa depan, terutama dengan dorongan berbagai faktor, salah satunya peningkatan urbanisasi. Konstruksi dan infrastruktur membutuhkan sumber daya yang cukup besar untuk energi dan air bersih. Secara global, pembangunan dan pengoperasian infrastruktur menghabiskan sekitar 40 persen anggaran energi suatu negara. Sektor ini juga dapat menjadi penyumbang besar limbah padat dan memiliki potensi daur ulang yang signifikan.

Ditulis oleh

Ali Bahtanazar Umar

Tarisa Wulandari Putri

This article is from: