Nawala Kreativitas UGM Edisi 32 / September 2018
+62 822-2221-6525
/kreativitasugm
@kreativitasugm
@dxr6605p
kreativitas.ugm.ac.id
PERJALANAN PIMNAS 2018
S
iapa yang tak kenal ajang ilmiah yang satu ini? Di kalangan akademisi universitas di seluruh Indonesia, kompetisi ini sangatlah pretisius bagi mahasiswa maupun dosen. Ya! Kompetisi itu adalah Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas). Pimnas merupakan ujung dari program tahunan yang diselenggarakan Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti), yaitu Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Tahun 2018 ini, Pimnas ke-31 diselenggarakan di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada tanggal 28 Agustus 2018 – 2 September 2018. Tentunya, Universitas Gadjah Mada (UGM) tak melewatkan ajang satu ini. Tim Elit UGM yang berjumlah 13 tim berkompetisi dengan 440 tim PKM dari 136 Perguruan Tinggi di Indonesia. Hasilnya, UGM berhasil merebut gelar juara umum dan membawa pulang piala bergilir Adhikarta Kertawidya. Eits, namun perjuangan mereka tidak semudah yang dibayangkan. Nawala spesial Pimnas 2018 ini akan mengulas bagaimana kegigihan Tim Elit UGM melewati serangkaian perjalanan dan perjuangan demi meraih piala Adhikarta Kertawidya.
Napak Tilas Setelah melewati tahapan monitoring dan evaluasi (monev) oleh Kemenristekdikti, tim PKM lolos Pimnas 2018 resmi diumumkan pada awal bulan Agustus. Berdasarkan pengumuman, 13 tim PKM UGM lolos didanai. Tiga belas tim itu terdiri dari 1 tim PKM Kewirausahaan (K), 1 tim PKM Karsa Cipta (KC), 4 tim PKM Pengabdian kepada Masyarakat (M), 4 PKM Penelitian Eksakta (PE), 1 PKM Penelitian Sosio Humaniora (PSH), dan 2 tim Gagasan Tertulis (GT). Jumlah ini memang menurun jika dibandingkan jumlah tim lolos Pimnas 2017, yaitu 31 tim. Dengan jumlah tersebut (13 tim) posisi UGM berada di peringkat ke-12. Tidak berhenti begitu saja, UGM segera menggelar Konsolidasi pada tanggal 8 Agustus 2018. Hal ini dirasa sangat perlu untuk merencanakan strategi pemenangan menghadapi Pimnas dengan prajurit yang mungkin kurang di sisi kuantitas. “Perlu adanya militansi dan kepatuhan dari 13 tim yang terpilih ini, Tim Elit UGM. Sehingga tumbuh semangat yang kuat dan kekompakan dari semua pihak untuk meraih kemenangan. Kita harus optimis, jangan kalah
sebelum berperang,” semangat dari Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr., Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahsiswaan (PPK) UGM. Maka, seluruh Kontingen UGM, yaitu mahasiswa, dosen pendamping, dosen pembina, Subdirektorat Kreativitas Mahasiswa, dan Pimpinan UGM berkomitmen untuk meningkatkan kualitas tim.
Pada konsolidasi ini, Dr. Med. dr. Indwiani Astuti selaku dosen pembina menekankan pentingnya disiplin dan taat pada aturan untuk menghindari kesalahan. Disiplin di sini meliputi segala aspek termasuk didalamnya disiplin waktu dan disiplin administrasi. Subdirektorat Kreativitas Mahasiswa dibawah naungan Direktorat Kemahasiswaan memfasilitasi hal di atas dengan membuka lebar pintu Rumah Dinas Bulaksumur F11. Dengan dijadikannya F11 sebagai basecamp Tim Elit, mahasiswa dapat mengerjakan programnya dengan kondusif. Selain itu, mereka juga dapat bertemu dengan dosen pembina untuk konsultasi dan mendapatkan pencerahan.
pengawalan dari Subdirektorat Kreativitas Mahasiswa.
Tak hanya di F11, latihan intensif dilaksanakan di Hotel d'Emmerick, Salatiga. Pelatihan yang berlokasi jauh ini bertujuan untuk meningkatkan kesolidan. Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng menuturkan kegiatan kemahasiswaan seperti PKM ini perlu dikawal dan didukung dengan serius, melihat manfaat yang akan diterima nantinya. “Harapannya ketika adik-adik Tim Elit ini menjadi juara, akan membesarkan nama baik universitas,” tuturnya. Selain itu, raihan juara bagi mahasiswa akan menjadi catatan sejarah prestasi dalam hidupnya. “Oleh karena itu banyak universitas yang berbondongbondong memberikan dukungan maksimal baik dana maupun fasilitas untuk mendukung kegiatan kemahasiswaan semacam ini,” imbuhnya.
Meniti Usaha Waktu pun terus bergulir. Tim Elit UGM hanya memiliki waktu kurang dari satu bulan untuk melakukan persiapan. Segala daya dan upaya dikerahkan untuk meraih hasil yang maksimal. Pembinaan dan pendampingan menjadi agenda selanjutnya. Masalah kedisiplinan menjadi salah satu konsen utama dalam mengawal tim PKM UGM menuju Pimnas. “Jangan sampai ada kesalahan lagi sehingga mengacaukan hal lain yang sudah diusahakan,” tutur Suherman, S.Si., M.Sc., Ph.D., saat memberikan arahan di F11. Usai unggah laporan akhir dan artikel ilmiah, tugas Tim Elit selanjutnya adalah mempersiapkan poster, mematangkan materi presentasi, dan latihan presentasi. Seluruh kegiatan tersebut dilaksanakan dengan pendampingan dari dosen pembina serta
Pelatihan dan pembinaan lanjutan diadakan di Hotel The Cangkringan Jogja Villas & Spa. kegiatan ini bertujuan untuk lebih mematangkan persiapan dan melatih mental Tim Elit untuk menghadapi Pimnas. Direktur Kemahasiswaan, Dr. R. Suharyadi, M.Sc., yang juga hadir pada kegiatan ini memberikan ungkapan harapnya, “semoga dengan pelatihan dan pembinaan ini Tim Elit dapat mengusahakan hasil yang maksimal di detik-detik terakhir.” Ia juga menambahkan bahwa bukanlah hal yang mustahil bagi Tim Elit UGM untuk meraih juara dengan kekompakan dan disiplin yang kuat. Universitas Gadjah Mada juga menyatakan siap memberikan
dukungan dan fasilitas penuh untuk menjadikan mereka kuat dan solid.
Buah Manis dari Usaha Setelah melewati hari-hari dengan penuh perjuangan, hari yang dinanti pun tiba. Pimnas ke-31 resmi dibuka oleh Menteri Ristekdikti, Prof. H. Mohammad Nasir, Ph.S., Ak., di Gedung Olahraga (GOR) Universitas Negeri Yogyakarta pada 30 Agustus 2018. Pada sambutannya, Nasir berpesan kepada seluruh mahasiswa bahwa untuk menjadi seorang mahasiswa tidak cukup hanya menyampaikan data saja, tetapi juga inovasi dan kreativitas. Kedua hal ini dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas diri, salah satunya dengan membuat sebuah karya ilmiah. “Karya ilmiah juga butuh untuk diimplementasikan dalam kehidupan nyata sehingga dapat berguna bagi masyarakat di sekitar kita,” tuturnya.
Berkat perjuangan maksimal seluruh Kontingen UGM, khususnya Tim Elit mahasiswa, nama besar Universitas Gadjah Mada menggema merdu di GOR UNY malam itu. Tak disangka, meski jumlah tim tidak banyak, UGM berhasil memborong 18 medali. Perolehan medali tersebut menghantar UGM untuk menyandang gelar juara umum mengalahkan Universitas Brawijaya di posisi kedua dan Universitas Diponegoro di posisi ketiga. Gelar ini merupakan yang keenam kalinya didapat oleh UGM. Tahun sebelumnya UGM pernah meraih juara umum pada tahun 2006, 2007, 2010, 2011, dan 2014. Ditemui di lain tempat, Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan (PPK), Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr, mengatakan bahwa UGM tidak merancang mahasiswa menjadi seorang peneliti yang karbitan, yaitu peneliti yang menggunakan cara-cara yang tidak ilmiah untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah. Melalui PKM mahasiswa mengalami sebuah proses belajar lintas jurusan untuk menjadi seorang peneliti ilmiah.
“Karena itu seorang peneliti ilmiah harus objektif, universal, dan mau menerima masukan. Kami ucapkan selamat dan terima kasih kepada para mahasiswa yang telah berjuang, dosen pendamping dan dosen pembina, serta tim Direktorat Kemahasiswaan yang telah banyak membantu,” imbuhnya. Hasil memang tidak akan pernah mengkhianati proses yang telah diusahakan. Perjuangan panjang 13 Tim Elit PKM di Pimnas 2018 terbayar dengan kembalinya piala Adhikarta Kertawidya digenggaman. Tekad kuat serta mental juara yang dimiliki Tim Elit berhasil mematahkan semua keraguan. Kemenangan ini membuktikan bahwa kuantitas tak jadi masalah jika dibarengi dengan peningkatan kualitas. Dengan penuh rasa haru, seluruh Kontingen UGM melantunkan Himne Gadjah Mada malam itu sehingga berkumandang ke seisi GOR UNY.
10 Besar Juara Pimnas 2018 No.
Perguruan Tinggi Universitas Gadjah 1 Mada
Presentasi 7 Emas, 2 Perak, 2 Perunggu 3 Emas, 4 Perak, 6 2 Universitas Brawijaya Perunggu 2 Emas, 3 Perak, 1 3 Universitas Diponegoro Perunggu 2 Emas, 2 Perak, 2 4 Universitas Indonesia Perunggu, 1 Favorit Universitas Negeri 2 Emas, 2 Perak, 1 5 Yogyakarta Favorit Ins tut Teknologi 6 2 Emas, 1 Perunggu Sepuluh Nopember Politeknik Elektronik 7 2 Emas Negeri Surabaya 1 Emas, 1 Perak, 2 8 Universitas Airlangga Perunggu STKIP Muhammadiyah 9 1 Emas Sampit Universitas Negeri 10 2 Perak Semarang
Poster 3 Emas, 1 Perak, 3 Perunggu 1 Emas, 4 Perak, 3 Perunggu 2 Emas, 2 Perak, 1 Perunggu 1 Emas, 2 Perak, 1 Perunggu 1 Emas, 2 Perak, 2 Perunggu 1 Emas, 1 Perak, 1 Perunggu 1 Emas, 1 Perak, 1 Perunggu 2 Emas, 1 Perak, 1 Perunggu 1 Perunggu 3 Emas, 2 Perak
Muhammad Fahmi Husaen Maksimalkan Potensi Diri untuk Meraih Keberhasilan Mahasiswa D3 Komputer dan Sistem Informasi kedua kawannya ini berhasil mengembangkan sepatu yang tidak biasa. Sepatu ini dapat memberikan gerakan otomatis seperti fisioterapi sehingga dapat mencegah terjadinya kontraktur angkle. Sepatu ini lebih efisien 15 menit dibandingkan dengan fisioterapi yang pada umumnya memakan waktu 30-60 menit.
J
umlah emas yang berhasil diraih oleh tim PKM menjadi salah satu penentu perguruan tinggi menjadi juara umum pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas). Pada tahun ini, Universitas Gadjah Mada (UGM) meraih 10 medali emas dan berhak menyandang gelar juara umum. Salah satu tim PKM yang berkontribusi dalam raihan emas tersebut ada tim PKM Karsa Cipta (KC) yang diprakarsai oleh tiga mahasiswa Sekolah Vokasi UGM, yakni Muhammad Fahmi Husaen, Danar Aulia Husnan (D3 Metrologi Dan Instrumentasi), dan Widiyanto (D3 Ilmu Komputer Dan Sistem Informasi). Mengusung tema kesehatan, satu-satunya tim PKM KC UGM ini menciptakan prototipe yang dinamai Aveo atau Achiless Physiotheraphy Orthosis. Prototipe ini berupa sepatu untuk mencegah kontraktur angkle kaki pada penderita kelumpuhan. Pemilihan tema tersebut didasari oleh pengalaman pribadi Fahmi. Ia seorang penderita Duchene Muscular Dystrophy (DMD), yaitu kelumpuhan pada anggota badannya. Sejak awal ia tidak pernah melakukan fisioterapi sehingga ia mengalami kontraktur pada ankle kaki. Berangkat dari hal tersebut, ia menggarap programnya dengan motivasi yang kuat.
Kepada Nawala ia sampaikan, “saya ingin membuat alat yang dapat membantu banyak difabel yang mengalami kendala pada peralatan. Harapannya alat ini dapat memberi support peningkatan kualitas hidup kepada mereka, terutama kepada penderita disabilitas khusus.” Meskipun belum sempurna, tetapi protipe ini bisa menjadi cikal bakal alat kesehatan khususnya kesehatan otot bagi penderita DMD, SMA, dan lainnya. Asa dan usaha ketiga mahasiswa ini pun mendapatkan balasan indah. Tim PKM-nya berhasil menyabet dua medali emas, masing-masing pada kategori presentasi dan poster. Fahmi mengaku tidak menyangka, “padahal target awal hanya lolos Pimnas 2018, ternyata bisa mendapat dua emas sekaligus!” Tidak berhenti di Pimnas saja, Fahmi ingin mengembangkan produk sepatunya dengan meningkatkan fitur keamanan dan ergonomis sehingga dapat diproduksi massal. Keberhasilan yang tealh diraih oleh Fahmi ini membuktikan bahwa kekurangan yang dimiliki tidak menjadi alasan untuk tidak berprestasi.
“Saya tergabung dalam komunitas penderita DMD yang di dalamnya juga ada penderita Spinal Muscular Atrophy (SMA). Mereka semua juga mengalami kontraktur ankle sehingga saya juga termotivasi untuk menggarap alat tersebut,” ugkapnya.
Penanggung Jawab: Dr. R. Suharyadi, M.Sc. Editor in Chief: Suherman, S.Si., M.Sc., Ph.D. Editor: R. Yuswantoro Sidqi, S.AP., Zaenudin, A.Md, S.ST.Ars, Suharyadi, Peni Purwatiningsih, Sri Utari, Gilang Nur Gemilang, S.S., Muhammad Yusya A., Asti Aryudhea U. Penyusun Konten: Haula Wardatul J., S.S. Desain & Tata Letak: Seta Respati Tjahya Indra Subdirektorat Kreativitas Mahasiswa, Direktorat Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada Blok F11, Bulaksumur, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta