UNIVERSITAS GADJAH MADA
Nawala Buletin
Kreativitas UGM Edisi 52 / Mei 2020
kreativitas.ugm.ac.id
+62 822-4334-6611
*Suasana pengambilan logistik di Gelanggang Mahasiswa UGM
kreativitas@ugm.ac.id
@kreativitasugm
AJANG COMPETITION FROM HOME TEMBUS 6000 PENDAFTAR
S
abtu (25/4), ajang Competition From Home (CFH) 2020 resmi ditutup dengan pendaftar sebanyak 6286 mahasiswa. Dengan slogan 'It's not social distancing, just physical distancing', ajang ini mendorong mahasiswa di berbagai penjuru Indonesia untuk tetap kreatif dan produktif di tengah pandemi Corona Virus Disease-19 (Covid-19). Seperti dikatakan Kepala Subdirektorat Kreativitas Mahasiswa UGM, Suherman, S.Si., M.Sc., PhD., “Pemerintah untuk sementara waktu menghentikan aktivitas perkuliahan secara luring sehingga aktivitas perkuliahan atau aktivitas akademik lainnya dilakukan secara daring. Kami melihat bahwa kebutuhan mahasiswa tidak hanya berkaitan dengan perkuliahan, namun juga aktivitas lain seperti aktivitas organisasi, kompetisi, dan sebagainya. Kita berpikir bagaimana agar mahasiswa tetap produktif, memiliki aktivitas yang positif, sembari tetap study from home.”
Ajang CFH 2020 yang baru pertama kali diadakan oleh UGM ini, dibuka secara resmi sejak tanggal 2 April 2020 secara daring. Kompetisi ini terbagi menjadi 2 yaitu kompetisi tingkat nasional dan kompetisi tingkat internal. Kompetisi tingkat nasional yang diperuntukkan bagi seluruh perguruan tinggi di Indonesia ini terdiri dari 4 cabang lomba yaitu video edukasi kreatif, foto inspiratif, poster edukasi, dan video animasi. Adapun kompetisi tingkat internal UGM, cabang lomba terbagi menjadi video edukasi kreatif, esai kreatif, creative podcast, dan komik/kartun pendek. “Universitas Gadjah Mada memiliki jaringan yang baik dengan kampus-kampus lain sehingga publikasi tentang kompetisi ini direspon secara baik pula meskipun pembukaan jendela pendaftaran karya relatif cepat,” ujarnya. Angka jumlah pendaftar tidak bisa dibilang sedikit, sebanyak 6286 peserta dari 567 perguruan
tinggi di seluruh Indonesia mengikuti CFH 2020. Sepuluh besar perguruan tinggi dengan peserta terbanyak meliputi Universitas Pendidikan Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman, Politeknik Pertanian Pangkajene, Universitas Mataram, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Universitas Negeri Makassar. Adapun kompetisi tingkat internal
UGM diikuti secara antusias oleh 475 mahasiswa dari beragam fakultas. “Kita bersyukur dan berterima kasih kepada seluruh partisipan yang telah terlibat dalam CFH 2020. Saat ini tengah dilakukan penjurian dan pekan depan akan diumumkan hasilnya. Semoga dengan adanya kompetisi ini dapat memberikan warna tersendiri bagi para mahasiswa di kondisi pandemi ini,� tutupnya.
Competition From Home 2020
DOSEN UGM CIPTAKAN BILIK ANTISEPTIK DI TENGAH PANDEMI
M
unculnya wabah Corona Virus Disease-19 (Covid-19) yang hampir melanda seluruh negara-negara di dunia memicu berbagai persoalan pelik, tak terkecuali di Indonesia. Salah satu dari permasalahan yang ada yakni masifnya angka penyebaran virus dari waktu ke waktu. Berbagai upaya pun ditempuh guna menemukan solusi jitu dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Adalah Dr. Mardhani Riasetiawan, M.T., dosen sekaligus peneliti di Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika Fakultas MIPA UGM yang menginisiasi
pembuatan bilik antiseptik yang telah menjangkau berbagai lokasi strategis yang ada di DIY seperti Kantor Ditlantas DIY, Polres Sleman, Samsat Yogya, Sleman, Piyungan, Bantul, Kulonprogo hingga Gunungkidul. Pak Mardhani, begitu beliau akrab di sapa, menuturkan bahwa perjalanannya membuat bilik antiseptik bermula dari covid19.gamabox.id, sebuah gerakan yang ditujukan untuk membantu penyediaan data rujukan untuk stakeholder terkait guna mengambil langkah mitigasi pandemi Covid-19 di Indonesia.
Berangkat dari hal tersebut, pria kelahiran Surakarta 40 tahun silam yang sekaligus pembimbing komunitas TIK (Komatik) UGM ini terdorong untuk menciptakan alat yang mampu meminimalisir penyebaran virus di masyarakat. Bersama timnya, ia mulai melakukan pengerjaan selama kurang lebih 2 hari di sebuah bengkel milik seorang relawan di daerah Bantul. Hasilnya tak perlu diragukan, bilik berbentuk balok dengan tinggi 2,5 meter, panjang dan lebar 1,5 meter serta dilengkapi dengan spray dan 14 nozzle yang terpasang pada tiang stainless steel itu mampu bekerja secara optimal. Selain itu, bilik ini dilengkapi dengan plastik UV di kedua sisinya yang berfungsi sebagai tirai penutup. “Bilik antiseptik ini prinsip kerjanya sama dengan bilik sejenis, orang yang akan masuk ke suatu lokasi kantor layanan publik akan masuk ke bilik kemudian secara otomatis akan berjalan proses penyemprotan selama beberapa detik. Selama waktu
itu, orang tersebut harus berputar 360 derajat dengan mengangkat kedua tangan serta kakinya secara bergiliran agar mendapat coverage spray yang sempurna,” paparnya. Ia menambahkan, proses pembuatan bilik antiseptik ini bukan tanpa halangan. Berbagai kendala teknis dan non teknis pun sempat ia hadapi. “Tantangan lebih banyak pada pemahaman masyarakat yang belum dapat membedakan antara antiseptik dan disinfektan, jadi menganggap keduanya sama sehingga banyak yang ketakutan jika ada efek samping setelah menggunakan bilik ini. Sementara hambatan teknis berupa kendala memperoleh bahan baku, selain karena stok yang terbatas juga dikarenakan harga yang melambung tinggi di pasaran. Hal ini membuat sedikit kesulitan untuk menghasilkan bilik yang berbiaya rendah,” ungkapnya. Pria yang memiliki ketertarikan besar pada dunia riset sejak duduk di bangku SMA ini berharap sumbangsih bilik antiseptiknya ini dapat dicontoh oleh masyarakat luas. “Kami membuka desain dan cara pembuatan alat ini secara terbuka di covid19.gamabox.id dengan harapan dapat direplikasi oleh siapa saja. Karena kami menyadari tidak mungkin membantu negara di momentum melawan pandemi ini hanya dengan bergerak sendiri. Perlu banyak pihak yang terlibat,” jelas dosen yang juga menjabat sebagai Ketua Lab Riset Sistem Komputer dan Jaringan itu. Terakhir, ia berpesan kepada mahasiswa agar berani untuk bermimpi dan bercita-cita tinggi. “Mahasiswa harus berani memulai, merealisasikan ide, push untuk ke masyarakat yang berdampak baik. Kita tidak pernah tahu kebaikan sekecil apa yang berguna dan menolong kita di masa depan,” tutupnya mengakhiri pembicaraan.
BANTU MAHASISWA, UGM SIAPKAN RIBUAN PAKET SEMBAKO SELAMA COVID-19
H
ampir dua bulan sejak 2 Maret 2020 lalu
kesembuhan berjumlah 2.317 dan meninggal dunia
pemerintah pertama kali mengkonfirmasi kasus
mencapai angka 895 korban jiwa. Melalui tagar
Covid-19 masuk ke Indonesia, angka korban
#GadjahMadaLawanCorona, Direktorat Kemahasiswaan
positif terus merangkak naik. Hingga berita ini ditulis ada
secara tanggap membantu pemenuhan kebutuhan harian
lebih dari 12.000
mahasiswa terdampak melalui pemberian bantuan logistik
kasus terkonfirmasi dengan total
Bantuan logistik ini berupa satu paket berisi bahan makanan seperti beras dan mie instan, beberapa perlengkapan kebersihan diri, serta vitamin dan masker. Sekitar 4600 paket pun dianggarkan dan siap didistribusikan secara bertahap setiap minggunya. Seperti dikatakan oleh Direktur Kemahasiswaan UGM, Dr. R. Suharyadi, M.Sc., target sasaran dari bantuan ini adalah mahasiswa yang terdampak dari pandemi corona. Pembagian gelombang pertama dimulai pada hari Jumat, 3 April lalu dan berakhir pada Kamis, 14 Mei 2020 dibantu gabungan relawan BEM KM UGM, UKM, LEM, FORKOM, alumni dan mahasiswa lainnya dengan titik pendistribusian di dua tempat yakni Posko Gelanggang dan Subdit Kreativitas Mahasiswa. Adapun jam operasional pengambilan logistik ini berlangsung sejak pukul 08.00-16.00 WIB dan 14.00-17.00 WIB selama bulan ramadhan. Mahasiswa sendiri dapat mengambil bantuan ini melalui sistem pengambilan secara langsung maupun via layanan pengantaran. “Untuk pengambilan bisa langsung ke tempat. Namun seiring berjalannya waktu kita perbaiki sistemnya, sekarang sudah bekerja sama dengan salah satu jasa pengiriman sehingga mahasiswa tidak perlu datang ke gelanggang untuk meminimalisir pertemuan antar
STASISTIK PRESTASI MAHASISWA UGM 2020 per 30 April 2020
mahasiswa,” terang Diarga Mada Putra Citra Seno selaku Koordinator Logistik. Sementara protokol yang ketat pun diterapkan selama pengambilan berlangsung, “Saat mengambil logistik, tangan harus disemprot cairan antiseptik terlebih dahulu, kemudian harus berdiri di garis yang sudah dibuat agar berjarak,” lanjutnya. Salah seorang penerima mengungkapkan kebahagiaannya pasca mendapatkan bantuan ini, “Betulbetul sangat membantu buat saya yang tinggal di Yogya karena terkena lockdown jadi bisa membantu kebutuhan hidup sehari-hari. Semisal virus ini masih terus berlanjut, harapan saya tetap ada bantuan seperti ini,” ungkap Ristya mahasiswa asal Fakultas Peternakan. Dr. R. Suharyadi sendiri berharap dengan adanya penyaluran logistik ini dapat meringankan beban mahasiswa, “Kondisi seperti ini mahasiswa pasti aksesnya terbatas, kita saling membantu baik karena memang kampungnya sudah di lockdown atau pun karena kirimannya agak terkendala bagi yang orang tuanya bekerja di sektor informal.” Lebih lanjut ia juga berharap UGM kedepan bisa lebih mempersiapkan berbagai kemungkinan yang terjadi, “Harapan ke depan kita harus lebih siap lagi dengan berbagai kondisi yang sifatnya Ad Hoc/dadakan. Kondisi saat ini adalah tanggung jawab kita semua, jadi ayo kita bersatu sama-sama membantu,” ucapnya.
Daftarkan raihan prestasimu di tahun 2020!
Penanggung Jawab: Dr. R. Suharyadi, M.Sc. Editor in Chief: Suherman, S.Si., M.Sc., Ph.D. Editor: R. Yuswantoro Sidqi, S.AP., Zaenudin, A.Md, S.ST.Ars, Arijanto, Peni Purwatiningsih, Sri Utari, Dasih Rahmawati, Muhammad Yusya A., Afiffah Nuur M. H Penyusun Konten: Nurul Fajriati S, Rahmayani Desain & Tata Letak: Alamsyah Prabayu Subdirektorat Kreativitas Mahasiswa, Direktorat Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada Blok F11, Bulaksumur, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Klik simaster.ugm.ac.id