Direktorat Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada
Edisi 13 / 2017
Penanggung Jawab: Dr. Drs. Senawi, M.P. Editor in Chief: Ahmad Agus Setiawan, S.T., M.Sc., Ph.D. Editor: R. Yuswantoro Sidqi, S.AP., Zaenudin, A.Md, S.ST.Ars, Suharyadi, Peni Purwatiningsih, Sri Utari, Shifatul Latiefah, S.Pt., Eka Ningtyas, Siti Suci Qodariah Penyusun Konten: Tohir Mustofa, S.S. Desain & Tata Letak: Muhammad Ali Imran Z Subdirektorat Kreativitas Mahasiswa, Direktorat Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada Jln. Asem Kranji K8, Sekip, Yogyakarta (0274)-6491994
kreativitas@ugm.ac.id
Kreativitas UGM
@kreativitasugm
kreativitas.ugm.ac.id
AYO NULIS PROPOSAL P K M K A RYA T U L I S
D
irektorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Dirjen Belmawa) Kemenristekdik resmi membuka penda aran pengajuan proposal PKM Karya Tulis tahun 2017. Hal tersebut termuat dalam surat Dirjen Belmawa kepada rektor perguruan nggi se-Indonesia nomor 76/B3.1/KM/2017. Dalam surat tersebut, Dirjen Belmawa menyebut bahwa pengajuan proposal PKM Karya Tulis baik Gagasan Tertulis (GT) maupun Ar kel Ilmiah (AI) dapat dilakukan mulai tanggal 13 Januari - 5 Februari 2017. Merespon pengumuman tersebut, Direktorat Kemahasiswaan UGM mengambil beberapa inisia f untuk menggenjot jumlah proposal yang terkirim. Salahsatunya adalah dengan memajukan jadwal sosialisasi PKM GT dan AI dari yang sebelumnya tanggal 7 Februari menjadi 24 Januari 2017. “ Ke a d a a n nya s a a t i n i m e m a n g a g a k s u l i t ,
mahasiswa sedang liburan dan baru kembali di akhir Januari, sedangkan deadline yang ditetapkan adalah awal Februari. Namun, kami akan lakukan semaksimal mungkin yang kami bisa,” terang Kasubdit Krea vitas Mahasiswa, Ahmad Agus Se awan, S.T., M.Sc., Ph.D. Langkah lain yang ditempuh adalah dengan memaksimalkan peran PKM Center UGM untuk ‘buka lapak’ melayani mahasiswa yang ingin berkonsultasi terkait PKM GT dan AI. Selain itu, PKM Center juga sudah mulai berkampanye di media sosial. Mahasiswa UGM yang memiliki keterbatasan waktu untuk bertemu langsung dengan m PKM Center dapat berkonsultasi melalui media sosial. “Mereka sepakat untuk ‘membuka lapak’ sampai hari penutupan proposal PKM GT dan AI,” imbuh Agus. Langkah tersebut diperkuat dengan kebijakan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UGM yang mewajibkan seluruh penerima Bidikmisi
Nawala | 1
dan beasiswa lainnya untuk menulis proposal PKM GT dan AI. Langkah itu, menurut Dr. Drs. Senawi, M.P., Direktur Kemahasiswaan UGM, merupakan wujud komitmen UGM untuk memberikan pembinaan kepada penerima beasiswa agar memiliki bekal yang mumpuni saat lulus kuliah. Lebih dari itu ia menyebut PKM merupakan program yang menjadi prioritas UGM untuk membangun iklim akademik yang baik di kalangan mahasiswa. “Yang ingin kami tekankan, PKM adalah untuk membangun iklim akademik, kesadaran akademik bagi saudara sekalian sebagai pembelajar. Belajar membaca
peluang, belajar analisis resiko, belajar mengembangkan ide gagasan, belajar berani mengeksekusi, bertanggungjawab, dan lain-lain,” tutur Senawi, Selasa (24/1). Senawi berharap label ‘wajib’ tersebut dak dianggap sebagai beban bagi mahasiswa melainkan sebagai kesempatan untuk menempa diri dan berla h untuk meningkatkan kapasitas. Ia percaya bahwa mahasiswa UGM memiliki kemampuan untuk itu. “Saya yakin kalian semua adalah Sang Juara,” pungkasnya. Ayo tunggu apa lagi, tulis proposalmu!
PKM DIWAJIBKAN NO PROBLEM UGM kembali mewajibkan mahasiswa penerima Bidikmisi dan beasiswa lain untuk mengiku Program Krea vitas Mahasiswa Karya Tulis (PKM-KT). Berbagai macam tanggapan atas kebijakan tersebut pun bermunculan. Ada yang setuju ada pula yang mengkri k. “Mungkin kalau saya pribadi kurang setuju kalau diwajibin. Karena jalan mahasiswa mencari prestasi dak hanya lewat PKM. Banyak jalan yang bisa ditempuh sesuai kapabilitas dan potensi masing-masing,” ujar M. Zidny Kafa, mahasiswa penerima Bidikmisi dari Fakultas Filsafat. Mahasiswa yang berhasil meraih medali perak di kategori poster dan perunggu di kategori presentasi saat PI MNA S X X I X ke ma r i n me n g i s a h k a n b e r b a g a i kesulitannya saat mendengar bahwa penerima Bidikmisi diwajibkan menulis proposal PKM. “Dulu pertama kali, saya kaget dan agak bingung karena masih semester dua saat itu. Iya, dulu terpaksa, karena dak ada pilihan lain, takut Bidikmisi dak cair,” kenangnya. Setelah diumumkan bahwa mnya didanai, ia pun mulai menjalani dengan sungguh-sungguh peneli an yang telah ia rencanakan di proposal PKM. Dengan usaha kerasnya tersebut, ia dan mnya akhirnya berhasil lolos ke PIMNAS XXIX dan menyabet dua medali. Lain halnya dengan Dewi Sep aliani, penerima Bidikmisi dari Fakultas Pertanian. Menurutnya, kebijakan UGM untuk mewajibkan penerima Bidikmisi dan beasiswa lain untuk menulis proposal PKM sudah tepat. “(melalui PKM) Kita tau gimana bikin proposal peneli an
Nawala | 2
yang baik dan benar which is bisa dipake pas bikin proposal KL (kuliah lapangan) dan skripsi atau publikasi,” katanya. Dewi mengaku bahwa PKM dak mengganggu kegiatan sehari-harinya. Mahasiswi yang ak f di Unit Selam Fakultas Perikanan tersebut bahkan mengambil 24 SKS saat ia membuat proposal PKM. “Kuncinya, tugas dari dosen diselesaikan hari itu juga. Laporan pra kum di cicilcicil dulu, proposal (PKM) biasanya malam setelah kegiatan ngelaprak dan tugas dosen selo,” terangnya. Ghilman Nafadza Hakim, peraih perunggu poster PIMNAS PKM Peneli an Sosial Humaniora, sependapat dengan Dewi tentang banyaknya manfaat yang diraih dari PKM. Ia dak menampik bahwa saat pelaksanaan program kadang ia agak mengalami kerepotan dalam membagi waktu. Namun, ia melihat adanya hal lain yang bisa didapatkan melalui PKM. “Ya ganggu, toh tapi PKM
kan bermanfaat juga, buat belajar, karena belajar dak melulu hanya dari ceramah, ppt, dan apa yang diajarkan dosen,” kata Ghilman. Sementara itu, Oka Priambodo, kon ngen PKM Kewirausahaan (PKM-K) UGM di PIMNAS XXIX memiliki pendapat yang berbeda. Ia melihat kesempatan terutama dari PKM-K untuk belajar berwirausaha sejak dini. “Manfaat banget, apalagi buat pebisnis pemula. PKM-K sumber tambahan modal yang lumayan, sedangkan dari perspek f BIDIKMISI, PKM salah satu mbal balik konkrit untuk negara,” jelas Oka.
Silva1 n Jua a n a g g an
ra
aL
ud M r o t a v Ino
Siang itu raut wajah Silva tampak lelah. Ia dan kawannya, Faqih, sedang sibuk mempersiapkan materi tentang produknya “COASS” yang akan mereka presentasikan di Hongkong pertengahan Februari mendatang. “Via Whats App aja ya, mas, wawancaranya.” Kami pun sepakat untuk melakukan wawancara secara online. Silva Eliana Aspriyan , begitu nama lengkapnya, merupakan mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada. Gadis kelahiran Pemalang tersebut sudah menjadi langganan juara bahkan sejak sebelum masuk UGM. Jiwa kompe fnya pun kian terasah setelah masuk UGM di tahun 2012. Hingga saat ini, dak kurang tujuh prestasi di ngkat nasional dan empat prestasi di ngkat internasional berhasil dia raih selama masa kuliah. Pundi-pundi prestasi itu pun akan bertambah apabila start up “COASS” miliknya memenangi Asia Social Innova on Award bulan depan. Mahasiswi yang ak f di BEM KM FKG dan Denta Paramitha tersebut dak sekadar ak f berprestasi. Lebih dari itu, ia termasuk mahasiswi yang cukup krea f membuat inovasi di bidang yang ia gelu . Sukses dengan produk ‘Dentalion’, kaca mulut berlampu di PIMNAS 27, ia kembali berkreasi dengan menciptakan ‘Medigow’ di PIMNAS berikutnya. Hebatnya, kedua-duanya berhasil mendapat emas presentasi. “Saat ini, produk Dentalion dikembangkan lebih lanjut berkat dana Hibah dari Inkubasi Bisnis Teknologi
(IBT) RISTEKDIKTI pada tahun 2016. Sedangkan produk Mediglow mendapat kesempatan dalam program inkubasi oleh Innova ve Academy Batch 2.0. Alhamdulillah, Mediglow terpilih menjadi TOP Start Up di penghujung program inkubasi,” terang Silva. Di antara semua prestasi yang pernah ia raih, prestasi di PIMNAS 27 merupakan yang paling berkesan baginya. Ia mengaku pada awalnya sama sekali dak mengenal PKM. Ia pun bahkan awalnya belum kenal sama sekali dengan rekan se mnya kecuali Ra h Setyawa , teman sepermainannya. “Waktu itu saya mendapat jarkoman di FKG bagi yang ingin ikut PKM maka diharap berkumpul dengan dr. Indra Braman , M.Sc., Sp.KGA yang kemudian menjadi pembimbing kelompok kami,” kenangnya. Mahasiswi asal Tegal tersebut dak menampik bahwa saat itu merupakan momen yang cukup berat baginya dan rekan se mnya. Berulang kali ia dan kawankawannya harus jatuh bangun memperbaiki produknya. “Suka duka kami lewa bersama, bahkan sering
Nawala | 3
mengiku short course di Biodental Engineering Tohuku University, Jepang, itu. Melalui berbagai inovasinya di bidang kedokteran gigi, Silva berharap di masa depan ia bisa menjadi bagian emas generasi Indonesia dalam memaksimalkan potensi SDM dan SDA Indonesia di bidang itu. “Semoga nan nya Indonesia memiliki inventor alat kedokteran karena saat ini 90% alat kedokteran masih dijajah negara asing. Selain itu, semoga digitalisasi dunia kesehatan di Indonesia makin dijamah oleh generasi muda agar jaringan pemeriksaan dapat semakin luas,” pungkasnya. kami dak dur dan pulang pagi untuk produksi. Kebersamaan itu yang membuat saya dak akan pernah lupa bahwa pernah ada sebuah karya yang dapat mempersatukan kami,” ungkap mahasiswi yang pernah
1
Mendapat juara lomba ngkat internasional, nasional, atau regional
2
Login di ditmawa.simaster.ugm.ac.id. Jika belum punya akun, silakan register
3
Isi semua kolom pada form di menu Sang Juara (termasuk berkas ser fikat juara, scan buku tabungan, foto kegiatan, serta ar kel kegiatan lomba).
4
Data yang masuk diproses
Nawala | 4
MAU MENDAPATKAN DANA APRESIASI PRESTASI? KE SIMASTER AJA! Tunggu apalagi? Ayo berprestasi dan klaim insentifmu!