MENARA PENGAWAL

Page 1

34567 1 MARET 2011

”KABAR BAIK

KERAJAAN” APA ARTINYA?


34567

Cetakan Tiap Terbitan: 42.162.000 DAL AM 185 BAHASA

MARCH 1, 2011

TUJUAN MAJALAH INI, Menara Pengawal, adalah memuliakan Allah Yehuwa, Penguasa Tertinggi atas alam semesta. Sebagaimana pada zaman dahulu seorang penjaga di menara pengawal bisa mengamati perkembangan peristiwa dari kejauhan, majalah ini memperlihatkan kepada kita makna penting peristiwa-peristiwa dunia dari sudut pandang nubuat Alkitab. Majalah ini menghibur orang-orang dengan kabar baik bahwa Kerajaan Allah, yakni pemerintahan surgawi yang nyata, akan segera mengakhiri semua kefasikan dan mengubah bumi menjadi firdaus. Majalah ini membina iman akan Yesus Kristus, yang mati agar kita bisa memperoleh kehidupan abadi dan yang sekarang memerintah sebagai Raja Kerajaan Allah. Majalah ini telah diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa secara berkesinambungan sejak tahun 1879, tidak bersifat politis, dan berpaut pada Alkitab sebagai sumber wewenang. Publikasi ini tidak diperjualbelikan, dan disediakan sebagai bagian dari pekerjaan pendidikan Alkitab sedunia yang ditunjang oleh sumbangan sukarela. Kecuali disebutkan sumbernya, semua kutipan ayat diambil dari Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru.

ARTIKEL UTAMA 3

Nubuat yang Amat Sangat Penting

4

Apa Kerajaan Allah Itu?

6

Apa Kabar Baik Itu?

7

Siapa yang Memberitakan Kabar Baik?

8

Apa ”Akhir Itu”?

DUPLIKAT EMPAT INJIL DALAM MANUSKRIP WASHINGTON. MATIUS 24:14 DITONJOLKAN Dari buku Facsimile of the Washington Manuscript of the Four Gospels in the Freer Collection 1912

RUBRIK TETAP

&

16

Belajarlah dari Firman Allah—Siapakah Yesus Kristus?

21

Pembaca Bertanya . . .

22

Mendekatlah kepada Allah—”Engkau Akan Rindu”

23

Tahukah Anda?

24

Surat dari Meksiko

30

Untuk Kaum Muda—Belalah Ibadat Sejati!

ARTIKEL LAIN 10

Apakah Kerajaan Allah Suatu Kondisi Hati?

12

Apakah Alkitab Mengutuk Judi?

15 ”Negeri yang Berlimpah dengan Susu dan Madu”

&

18

Benarkah Yesus Mati di Sebuah Salib?

26

Kebaktian Distrik Musim Panas di Rusia Menghasilkan Berkat

32

Yesus ”Menyingkirkan Dosa Dunia”

(


Nubuat yang Amat Sangat Penting ”Kabar baik kerajaan ini akan diberitakan di seluruh bumi yang berpenduduk sebagai suatu kesaksian kepada semua bangsa; dan kemudian akhir itu akan datang.”—MATIUS 24:14.

A

YAT itu, para pakar sependapat, sangat penting. Itu penting karena pekerjaan yang digambarkannya berskala global. Dan, itu penting karena menunjukkan apa yang harus dilakukan orang Kristen—pekerjaan pemberitaan yang akan mendahului dan memaklumatkan peristiwa genting dan berjangkauan luas yang Yesus sebut ”akhir itu”. Ayat berisi nubuat itu sedang digenapi dewasa ini. Anda tersangkut karena kabar baik itu berisi undangan sekaligus peringatan. Anda diberi pilihan: Menerima Kerajaan Allah atau menentangnya. Pilihan yang Anda buat memengaruhi kehidupan Anda. Perhatikan konteksnya. Beberapa hari sebelum Yesus dipantek, murid-murid menemuinya dan bertanya tentang masa depan. Mereka ingin tahu tentang berdirinya Kerajaan Allah yang sering Yesus bicarakan. Mereka juga ingin tahu tentang ”penutup sistem ini”, atau menurut beberapa terjemahan, ”ke-

sudahan dunia”.—Matius 24:3, Terjemahan Baru. Sebagai jawaban, Yesus menubuatkan bahwa akan ada perang berskala besar, bala kelaparan, wabah penyakit, dan gempa bumi dahsyat. Ia juga mengatakan bahwa pelanggaran hukum akan meningkat, guru-guru agama palsu akan menyesatkan banyak orang, dan orang Kristen sejati akan dibenci dan dianiaya. Semuanya ini kabar buruk.—Matius 24: 4-13; Lukas 21:11. Tetapi, ada juga kabar baiknya. Yesus selanjutnya mengucapkan kata-kata yang dikutip di atas, yang menggugah rasa ingin tahu dan menginspirasi manusia selama berabad-abad. Walau orang-orang sependapat bahwa katakata Yesus itu penting, mereka tidak sependapat soal maknanya. Apa persisnya kabar baik ini? Apa Kerajaan itu? Kapan nubuat ini akan digenapi, dan oleh siapa? Dan, apa ”akhir itu”? Mari kita lihat. MENARA PENGAWAL ˙ 1 MARET 2011

3


Apa Kerajaan Allah Itu? ”Kabar baik kerajaan ini . . . ”—MATIUS 24:14.

D

ALAM Khotbah di Gunung yang terkenal, Yesus memberikan contoh doa, yang mencakup permohonan kepada Allah, ”Biarlah kerajaanmu datang.” Jutaan orang sudah hafal dan sering mengulangi doa itu. Menurut sebuah ensiklopedia, itu adalah doa utama semua orang Kristen dalam ibadat yang umum. Namun, banyak orang yang mengucapkannya tidak tahu apa Kerajaan itu atau apa yang akan dilakukannya ketika datang.—Matius 6:9, 10. Wajar saja karena pemuka Susunan Kristen memberikan penjelasan yang simpang siur, membingungkan, dan rumit tentang apa Kerajaan itu. Ada yang menulis bahwa Kerajaan Allah adalah ”sesuatu yang bersifat adikodrati, . . . sambungan batin dengan Allah yang hidup . . . , pengalaman dengan Allah yang melaluinya pria dan wanita mendapatkan keselamatan”. Yang lain mendefinisikan injil Kerajaan sebagai ”instruksi tentang gereja”. Dan, Catechism of the Catholic Church (Kateksimus Gereja Katolik) menyatakan, ”Kerajaan Allah [adalah] kebajikan dan kedamaian dan sukacita dalam Roh Kudus.” Anda akan menemukan keterangan yang lebih jelas di halaman 2 jurnal ini. Bunyinya: ”Kerajaan Allah, yakni pemerintahan surgawi yang nyata, akan segera mengakhiri semua kefasikan dan mengubah bumi menjadi firdaus.” Mari kita lihat bagaimana Alkitab mendukung pengertian itu.

34567 Inginkah Anda mendapatkan lebih banyak informasi atau pelajaran Alkitab di rumah secara cuma-cuma? Silakan tulis surat kepada Saksi-Saksi Yehuwa dengan menggunakan salah satu alamat di bawah ini. Untuk daftar alamat yang lengkap, lihat www.watchtower.org/address.

4

Calon-Calon Penguasa Seluruh Bumi Kerajaan adalah pemerintahan yang dikuasai seorang raja. Raja Kerajaan Allah adalah Yesus Kristus yang sudah dibangkitkan. Ditakhtakannya dia sebagai raja di surga digambarkan dalam sebuah penglihatan yang diberikan kepada nabi Daniel, yang menulis, ”Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, dan, lihat di sana! seseorang seperti putra manusia [Yesus] datang dengan awan-awan dari langit; dan ia diperbolehkan menemui Pribadi Yang Lanjut Usia itu [Allah Yehuwa], dan ia dibawa ke hadapan Pribadi tersebut. Dan kepadanya diserahkan kekuasaan dan kehormatan dan kerajaan, agar semua orang dari berbagai bangsa, kelompok bangsa dan bahasa melayani dia. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang bertahan untuk waktu yang tidak tertentu, yang tidak akan berlalu, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan binasa.”—Daniel 7:13, 14. Buku Daniel dalam Alkitab juga menunjukkan bahwa Kerajaan itu akan ditetapkan dengan kokoh oleh Allah, akan mengakhiri semua pemerintahan manusia, dan tidak akan pernah digulingkan. Pasal 2 menjelaskan tentang patung besar yang dilihat raja Babilon dalam sebuah mimpi terilham yang menggambarkan urutan kuasa-kuasa dunia. Nabi Daniel menafsirkan mimpi itu. Pada ”akhir masa itu”,

Afrika Selatan: Private Bag X2067, Krugersdorp, 1740. Amerika Serikat: 25 Columbia Heights, Brooklyn, NY 11201-2483. Australia: PO Box 280, Ingleburn, NSW 1890. Filipina: PO Box 2044, 1060 Manila. Hong Kong: 4 Kent Road, Kowloon Tong, Kowloon. India: PO Box 6441, Yelahanka, Bangalore-KAR 560 064. Indonesia: PO Box 2105, Jakarta 10001. Inggris: The Ridgeway, London NW7 1RN. Jepang: 4-7-1 Nakashinden, Ebina City, Kanagawa-Pref., 243-0496. Jerman: Am Steinfels, 65618 Selters. Kanada: PO Box 4100, Georgetown, ON L7G 4Y4. Malaysia: Peti Surat No. 580, 75760 Melaka. Selandia Baru: PO Box 75142, Manurewa, Manukau 2243. Thailand: PO Box 7 Klongchan, Bangkok 10 240. Timor Timur: Box 248, Dili.

The Watchtower (ISSN 0043-1087) is published semimonthly by Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.; M. H. Larson, President; G. F. Simonis, Secretary-Treasurer; 25 Columbia Heights, Brooklyn, NY 11201-2483, and in Indonesia by Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia; PO Box 2105, Jakarta 10001. Periodicals Postage Paid at Brooklyn, NY, and at additional mailing offices. 5 2011 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania. Hak cipta dilindungi. Printed in Japan.

Jil. 132, No. 5

Semimonthly

INDONESIAN


tulisnya, ”Allah yang berkuasa atas surga akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan pernah binasa. Dan kerajaan itu tidak akan beralih kepada bangsa lain. Kerajaan itu akan meremukkan dan mengakhiri semua kerajaan ini, dan akan tetap berdiri sampai waktu yang tidak tertentu.”—Daniel 2:28, 44. Raja Kerajaan Allah tidak memerintah sendirian. Selama pelayanannya di bumi, Yesus meyakinkan para rasulnya yang setia bahwa mereka, bersama yang lain, akan dibangkitkan ke surga dan duduk di atas takhta. (Lukas 22:2830) Yang ia maksud bukan takhta harfiah, karena sebagaimana Yesus tunjukkan, Kerajaan itu akan berkedudukan di surga. Alkitab menerangkan bahwa rekan penguasa ini berasal dari ”setiap suku dan bahasa dan umat dan bangsa”. Mereka akan menjadi ”suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja-raja atas bumi”.—Penyingkapan (Wahyu) 5:9, 10. Mengapa Berita tentang Kerajaan Adalah Kabar Baik Perhatikan bahwa Kristus Yesus diserahi kekuasaan atas segala ”bangsa, kelompok bangsa dan bahasa” dan orang-orang yang menyertainya akan ”memerintah sebagai raja-raja atas bumi”. Kalau begitu, siapakah yang akan menjadi rakyat Kerajaan ini? Mereka adalah orang-orang yang menyambut kabar baik yang sedang diberitakan dewasa ini, dan juga orangorang yang akan dibangkitkan untuk hidup di bumi dan yang memiliki prospek hidup abadi. Alkitab dengan ekspresif melukiskan berkatberkat yang akan dinikmati rakyat Kerajaan itu. Berikut ini beberapa di antaranya:

SEKARANG DITERBITKAN DALAM 185 BAHASA: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Armenia (Barat), Aymara, Azerbaijani, Azerbaijani (Sirilik), Ba´ oule, Belanda,67 Bengali, Bikol, Bislama, Bulgar, Cebuano, Cheska,7 Chichewa, Chitonga, Chuuk, Cibemba, Cina (Disederhanakan)7 (hanya audio Mandarin), Cina (Tradisional), Dansk,7 Efik, Esti, Ewe, Farsi, Fiji, Ga, Georgia, Greenland, Guarani, Gujarati, Gun, Hausa, Hiligaynon, Hindi, Hiri Motu, Ibrani, Igbo, Iloko, Indonesia, Inggris67 (juga Braille), Islan, Isoko, Italia,67 Jepang,67 Jerman,67 Kannada, Kazak, Khmer, Kikaonde, Kikongo, Kikuyu, Kiluba, Kimbundu, Kinyarwanda,

”Ia menghentikan peperangan sampai ke ujung bumi. Busur ia patahkan dan tombak ia potong; pedati-pedati ia bakar dalam api.” —Mazmur 46:9. ”Mereka akan membangun rumah dan menghuninya; dan mereka akan membuat kebun anggur dan memakan buahnya. Mereka tidak akan membangun dan orang lain yang menghuni; mereka tidak akan menanam dan orang lain yang makan.”—Yesaya 65:21, 22. ”[Allah] akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan kematian tidak akan ada lagi, juga tidak akan ada lagi perkabungan atau jeritan atau rasa sakit. Perkara-perkara yang terdahulu telah berlalu.”—Penyingkapan 21:3, 4. ”Pada waktu itu, mata orang buta akan terbuka, dan telinga orang tuli akan dibuka penyumbatnya. Pada waktu itu, orang timpang akan berjalan mendaki seperti rusa jantan, dan lidah orang bisu akan bersorak-sorai.”—Yesaya 35:5, 6. ”Jamnya akan tiba ketika semua orang yang di dalam makam peringatan akan mendengar suaranya [Yesus] lalu keluar, mereka yang melakukan perkara-perkara baik kepada kebangkitan kehidupan.”—Yohanes 5:28, 29. ”Orang-orang yang lembut hati akan memiliki bumi, dan mereka akan benar-benar mendapatkan kesenangan yang besar atas limpahnya kedamaian.”—Mazmur 37:11. Itu tentu kabar baik! Lagi pula, nubuat-nubuat Alkitab yang telah tergenap menunjukkan bahwa tidak lama lagi Kerajaan yang adil-benar itu akan berkuasa atas seluruh bumi.

Kirghiz, Kiribati, Kongo, Korea,67 Kosrae, Kreol Haiti, Kreol Mauritius, Kreol Seychelles, Kroat, Kwangali, Kwanyama, Latvi, Lingala, Lituavi, Luganda, Lunda, Luo, Luvale, Magyar,67 Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Marati, Marshall, Maya, Mizo, Moore, Myanmar, Ndebele, Ndonga, Nepali, Niue, Norsk,67 Nyaneka, Nzema, Oromo, Ossetia, Otetela, Palau, Pangasinan, Papiamento (Curacao), Pijin Kepulauan ¸ Solomon, Polski,67 Ponape, Portugis,687 Prancis,687 Punjabi, Quechua (Ancash), Quechua (Ayacucho), Quechua (Bolivia), Quechua (Cuzco), Quichua, Rarotonga, Rumania, Rundi, Rusia,67 Samar-Leyte, Samoa,

Sango, Sepedi, Serb, Serb (Romawi), Sesotho, Shona, Silozi, Sinhala, Slovak, Sloven, Spanyol,67 Sranantongo, Suomi,7 Swahili, Swati, Swensk,7 Tagalog7, Tahiti, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Tigrinya, Tiv, Tok Pisin, Tonga, Tshiluba, Tsonga, Tswana, Tumbuka, Turki, Tuvalu, Twi, Tzotzil, Ukraina7, Umbundu, Urdu, Uruund, Uzbek, Venda, Vietnam, Wallis, Wolaita, Xhosa, Yap, Yoruba, Yunani, Zande, Zapotek (Isthmus), Zulu 6 CD juga tersedia. 8 MP3 CD-ROM juga tersedia. 7 Rekaman audio juga tersedia di www.jw.org.


Apa Kabar Baik Itu? ”Kabar baik . . . ini.”—MATIUS 24:14.

O

RANG KRISTEN harus memberitakan ”kabar baik kerajaan” dengan memberi tahu orang lain tentangnya, menjelaskan bahwa Kerajaan itu adalah pemerintahan yang adil-benar di masa depan yang berkuasa atas seluruh bumi. Namun dalam Alkitab, ”kabar baik” juga digunakan dalam beberapa ungkapan lain. Misalnya, kita menemukan sebutan ”kabar baik tentang penyelamatan” (Mazmur 96:2); ”kabar baik Allah” (Roma 15:16); dan ”kabar baik mengenai Yesus Kristus”.—Markus 1:1. Singkatnya, kabar baik itu mencakup semua kebenaran yang dibicarakan Yesus dan yang ditulis murid-muridnya. Sebelum naik ke surga, Yesus memberi tahu para pengikutnya, ”Karena itu pergilah dan buatlah orang-orang dari segala bangsa menjadi murid, baptislah mereka dengan nama

Kabar baik itu adalah tentang Kerajaan Allah dan keselamatan melalui iman akan Yesus Kristus Bapak dan Putra dan roh kudus, ajarlah mereka menjalankan semua perkara yang aku perintahkan kepadamu.” (Matius 28:19, 20) Jadi, pekerjaan orang Kristen sejati tidak hanya menginformasikan tentang Kerajaan itu kepada orang lain; mereka juga mesti berupaya membuat murid. Apa yang dilakukan gereja-gereja sehubungan dengan hal ini? Orang-orang yang tidak mengerti apa Kerajaan itu—dan ada banyak—tidak bisa dengan akurat mengajar orang lain tentangnya. Sebaliknya, mereka sekadar menyampaikan khotbah-khotbah yang enak didengar tentang pengampunan dosa dan iman kepada Yesus. Mereka juga berupaya mencari anggota melalui kegiatan sosial atau dengan mendirikan rumah sakit, sekolah, dan rumah untuk orang miskin. Meskipun 6

MENARA PENGAWAL ˙ 1 MARET 2011

usaha seperti itu bisa meningkatkan jumlah anggota gereja, mereka tidak menghasilkan orang Kristen sejati yang dengan tulus berupaya hidup selaras dengan apa yang Yesus ajarkan. Seorang teolog menulis, ”Kebanyakan cendekiawan atau pemimpin Kristen tidak membantah bahwa kita seyogianya membuat murid atau anggota baru bagi Yesus dan mengajar mereka melakukan segala hal yang Yesus katakan. . . . Apalagi instruksi Yesus tentang hal ini sangat jelas. Kita cuma tidak melakukan apa yang ia katakan. Kita tidak serius mengupayakannya. Dan, tampaknya kita tidak tahu bagaimana melakukannya.” Demikian pula, sebuah survei terhadap orang Katolik di Amerika Serikat menyingkapkan bahwa 95 persen setuju bahwa memberitakan kabar baik merupakan tuntutan iman. Namun, hampir semua merasa bahwa cara terbaik untuk melakukannya, bukan dengan membicarakannya, melainkan dengan menjalani hidup sedemikian rupa sehingga menjadi teladan bagi orang lain. Salah seorang responden mengatakan, ”Penginjilan bukan soal bicara, bicara, dan bicara. Kita perlu menjadi Kabar Baik itu.” U.S. Catholic, majalah yang mengadakan survei itu, mengatakan bahwa banyak orang menahan diri untuk menceritakan iman mereka karena ”citra buruk gereja perihal skandal pelecehan seksual baru-baru ini dan ajaran gereja yang bermasalah”. Di tempat lain, seorang uskup Metodis meratap bahwa gerejanya terpecah belah dan kacau, tidak berani melaksanakan misi mereka, dan nilai-nilai yang mereka anut tidak ada bedanya dengan masyarakat pada umumnya. Dengan nada frustrasi, ia bertanya, ”Siapakah pembawa injil Kerajaan yang penuh tanggung jawab?” Uskup itu tidak memberikan jawaban untuk pertanyaannya. Tetapi, ada jawabannya. Anda akan mendapatkannya di artikel berikut.


Siapa yang Memberitakan Kabar Baik? ” . . . akan diberitakan di seluruh bumi yang berpenduduk.”—MATIUS 24:14.

K

ABAR BAIK sedang diberitakan di seluruh dunia oleh Saksi-Saksi Yehuwa. Mereka melakukannya dengan berbagai cara. Salah satunya melalui . . . Perkataan Lisan. Seperti Yesus dan murid-muridnya, Saksi-Saksi Yehuwa pergi kepada orangorang membawa kabar baik. (Lukas 8:1; 10:1) Mereka tidak sekadar berharap orang-orang datang kepada mereka. Memberikan kesaksian kepada orang-orang tentang Kerajaan Allah adalah pekerjaan yang dilakukan oleh semua Saksi —jumlahnya lebih dari tujuh juta. Mereka mengabar, atau memberitakan kabar baik, dari rumah ke rumah, di jalan, melalui telepon, dan dengan sarana lain. Tahun lalu, Saksi-Saksi menggunakan lebih dari satu setengah miliar jam dalam kegiatan ini. Mereka mengajar orang lain bukan hanya tentang Kerajaan Allah melainkan juga tentang ”semua perkara yang [Yesus] perintahkan”. (Matius 28:20) Mereka rutin memandu lebih dari delapan juta pelajaran Alkitab di rumah secara gratis.

Saksi-Saksi mengabar di seluruh dunia—di 236 negeri. Mereka mengabar kepada orangorang dari segala lapisan masyarakat. Mereka mengabar di desa dan di kota, di rimba Amazon dan di taiga Siberia, di gurun Afrika dan di Pegunungan Himalaya. Mereka tidak dibayar untuk pekerjaan ini; mereka melakukannya dengan biaya sendiri dan menggunakan waktu pribadi mereka karena dimotivasi kasih akan Allah dan sesama. Mereka juga menyatakan kabar baik melalui . . . Halaman Tercetak. Majalah ini, yang judul lengkapnya Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa, kini dicetak dalam 185 bahasa dan tirasnya lebih dari 42 juta eksemplar tiap terbitan. Rekan majalah ini, Sedarlah!, yang juga memublisitaskan Kerajaan, dicetak dalam 83 bahasa dan tirasnya sekitar 40 juta eksemplar tiap terbitan. Buku, brosur, risalah, CD/MP3, dan DVD yang menjelaskan ajaran Alkitab tersedia dalam kira-kira 540 bahasa. Saksi-Saksi telah memproduksi dan menyebarkan lebih dari 20 miliar bahan-bahan ini dalam sepuluh tahun terakhir saja, rata-rata tiga untuk setiap orang yang tinggal di bumi! Saksi-Saksi Yehuwa juga telah mencetak atau membiayai pencetakan berbagai terjemahan Alkitab. Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru—yang diterjemahkan, dicetak, dan didistribusikan oleh Saksi-Saksi—kini tersedia lengkap atau sebagian dalam 96 bahasa. Lebih dari 166 juta eksemplar telah disebarkan. Saksi-Saksi juga menyampaikan kabar baik Kerajaan . . . Di Pertemuan Ibadat. Perhimpunan, atau pertemuan, mingguan yang diadakan di Balai-Balai Kerajaan bukan sekadar kebaktian agama; ini dirancang untuk mendidik. Khotbah yang disampaikan bertemakan topik yang berkaitan dengan Kabar baik sedang diberitakan di seluruh dunia oleh Saksi-Saksi Yehuwa


Alkitab, dan Alkitab dipelajari dengan bantuan majalah Menara Pengawal dan publikasi lain. Di perhimpunan, Saksi-Saksi juga belajar menjadi pemberita kabar baik yang lebih efektif. Saksi-Saksi mempelajari materi yang sama di lebih dari 107.000 sidang di seluruh bumi, yang turut mempersatukan mereka. Perhimpunan ini terbuka untuk umum. Tidak pernah ada kolekte. Tentu saja, semua ini percuma jika Saksi-Saksi tidak menjalankan apa yang mereka beritakan. Karena itu, mereka berupaya mengamalkan kabar baik . . . Melalui Teladan. Mereka berupaya menjadi teladan dalam tingkah laku Kristen, berbuat sebisa-

bisanya untuk memperlakukan orang lain sebagaimana mereka ingin diperlakukan. (Matius 7: 12) Walau tidak sempurna dan kadang gagal, mereka dengan tulus berhasrat untuk bertindak pengasih kepada semua orang bukan hanya dengan membagikan kabar baik melainkan juga dengan mengulurkan bantuan sebisa mungkin. Saksi-Saksi Yehuwa tidak berupaya menobatkan dunia melalui pengabaran mereka. Sebaliknya, saat pekerjaan itu Yehuwa anggap cukup, akhir itu akan datang, seperti yang Yesus nubuatkan. Apa artinya itu bagi bumi dan orangorang yang tinggal di atasnya?

Apa ”Akhir Itu”? ”. . . dan kemudian akhir itu akan datang.”—MATIUS 24:14.

K

ISAH tentang akhir dunia tampaknya tak ada habisnya. Buku, film, dan majalah, mulai dari yang menggelikan hingga yang ilmiah, melukiskan berbagai prahara kiamat. Ada yang tentang pemusnahan oleh perang nuklir, tabrakan dengan asteroid, virus maut, perubahan iklim yang acak, atau para penyerbu dari luar angkasa. Pandangan agama pun bermacam-macam; banyak yang mengajarkan bahwa ”akhir itu” akan menyudahi semua kehidupan di bumi. Ketika mengomentari Matius 24:14, seorang teolog menulis kata-kata yang menyeramkan ini, ”Ayat ini adalah salah satu yang paling penting dalam seluruh Firman Allah . . . Generasi kita menghadapi ancaman kebinasaan yang demikian menyeluruh sehingga tidak semua dari kita mau membayangkan kenyataan mengerikan itu.” Pandangan itu biasanya mengabaikan sebuah fakta penting: Allah Yehuwa ”mendirikan [bumi] dengan kokoh”; Ia ”tidak menciptakannya dengan percuma, [tetapi] membentuknya untuk didiami”. (Yesaya 45:18) Jadi, tatkala Yesus menyebut ”akhir itu”, ia tidak memaksudkan 8

MENARA PENGAWAL ˙ 1 MARET 2011

bahwa bumi akan dihancurkan; ia pun tidak memaksudkan bahwa manusia akan dilenyapkan. Ia memaksudkan bahwa orang fasik—orang yang dengan keras kepala tidak mau hidup menurut bimbingan Yehuwa yang pengasih—akan dibinasakan. Perhatikan sebuah ilustrasi. Katakanlah Anda memiliki rumah yang indah dan mengizinkan orang-orang untuk menempatinya dengan cuma-cuma. Beberapa penghuni hidup damai satu sama lain dan mengurus rumah Anda dengan baik. Tetapi, yang lain menimbulkan banyak masalah, saling bertikai, dan mengganggu penghuni yang baik. Mereka merusak properti Anda dan dengan keras kepala tidak mau mengindahkan upaya Anda untuk menghentikan mereka. Apa yang akan Anda lakukan untuk memperbaiki masalahnya? Apakah Anda akan menghancurkan rumah Anda? Tentu tidak. Boleh jadi Anda bakal mengusir para penghuni yang tidak baik itu dan memperbaiki kerusakan yang mereka buat.


Yehuwa akan bertindak seperti itu. Ia mengilhami pemazmur untuk menulis, ”Para pelaku kejahatan akan dimusnahkan, tetapi orang-orang yang berharap kepada Yehuwa adalah yang akan memiliki bumi. Dan hanya sedikit waktu lagi, orang fasik tidak akan ada lagi; dan engkau pasti akan memperhatikan tempatnya, dan ia tidak akan ada. Tetapi orang-orang yang lembut hati akan memiliki bumi, dan mereka akan benar-benar mendapatkan kesenangan yang besar atas limpahnya kedamaian.”—Mazmur 37:9-11. Rasul Petrus berbicara tentang hal yang sama. Di bawah ilham, ia menulis, ”Sejak zaman dahulu, melalui firman Allah ada langit dan tanah yang padat yang keluar dari air dan berdiri di tengah-tengah air; dan dengan sarana itu, dunia pada waktu itu mengalami kebinasaan ketika dibanjiri air.” (2 Petrus 3:5, 6) Di sini, sang rasul berbicara tentang Air Bah zaman Nuh. Dunia orang-orang yang tidak saleh mengalami kebinasaan, tetapi bumi tidak dihancurkan. Banjir global itu menjadi ”pola bagi orang-orang yang tidak saleh berkenaan dengan perkara-perkara yang akan datang”.—2 Petrus 2:6. Petrus lalu menambahkan, ”Langit dan bumi yang ada sekarang disimpan untuk api.” Kalau kita berhenti di sini, kita akan mendapatkan gagasan yang salah. Namun, perhatikan kelanjutan ayat itu, ”Dan hari kebinasaan orangorang yang tidak saleh.” Bukan bumi yang binasa melainkan orang-orang yang tidak saleh. Apa yang akan menyusul? Petrus menulis, ”Ada laKerajaan akan ’mengakhiri’ segala kefasikan di bumi

ngit baru [Kerajaan Mesianik Allah] dan bumi baru [masyarakat manusia yang adil-benar] yang kita nantikan sesuai dengan janjinya, dan keadilbenaran akan tinggal di dalamnya.”—2 Petrus 3:7, 13. Nubuat Alkitab juga menunjukkan bahwa ”akhir itu” sudah dekat. Bacalah Matius 24:3-14 dan 2 Timotius 3:1-5 untuk melihat berbagai corak yang membuktikan benarnya hal ini.1 Tidakkah Anda merasa aneh bahwa ada banyak sekali kesimpangsiuran mengenai Matius 24:14, ayat yang bisa dipahami bahkan oleh anak kecil? Ada alasannya. Setan telah membutakan orangorang terhadap kebenaran berharga yang terdapat dalam Firman Allah. (2 Korintus 4:4) Selain itu, Allah telah menyembunyikan maksud-tujuan-Nya dari orang yang angkuh dan menyingkapkannya kepada orang yang rendah hati. Sehubungan dengan ini, Yesus berkata, ”Aku memuji engkau di muka umum, Bapak, Tuan atas langit dan bumi, karena engkau telah menyembunyikan hal-hal ini dari orang-orang yang berhikmat dan tinggi kecerdasannya dan menyingkapkannya kepada kanak-kanak.” (Matius 11:25) Sungguh suatu kehormatan termasuk di antara orang-orang rendah hati yang memahami apa sebenarnya Kerajaan Allah itu dan yang dapat menantikan berkat yang akan didatangkannya bagi semua yang mendukungnya! 1 Untuk keterangan terperinci, lihat pasal 9 buku Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan? yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.


APAKAH KERAJAAN ALLAH

Suatu Kondisi Hati? ”Kerajaan Allah datang melalui hati yang tanggap,” kata Paus Benediktus XVI dalam bukunya Jesus of Nazareth. Bagi beberapa orang, itulah Kerajaan Allah—perubahan dalam batin seseorang sewaktu ia menerima Yesus Kristus dan menjadi beriman. Apakah Kerajaan Allah hanyalah suatu perubahan dalam diri seseorang, sebuah kerajaan ’dalam hati Anda saja’?

B

AGI Yesus, Kerajaan itu memang sesuatu yang dekat di hatinya. Kerajaan itu adalah ”poros pemberitaan Yesus”, kata Paus Benediktus. Selama sebagian besar pelayanannya yang relatif singkat, Yesus menjelajahi seluruh negeri, ”memberitakan kabar baik kerajaan”. (Matius 4:23) Melalui ajaran dan mukjizatnya, Yesus membuat jelas bahwa Kerajaan itu lebih dari sekadar menerima Allah dan taat kepada-Nya. Hal itu menyangkut pemerintahan, penghakiman, dan berkat-berkat abadi. Pemerintahan dan Penghakiman Pada suatu peristiwa menjelang akhir pelayanan Yesus, ibu dari Yakobus dan Yohanes, muridmurid yang akrab dengan Yesus, menemui Yesus dan berkata, ”Katakanlah agar kedua putraku ini dapat duduk, satu di sebelah kananmu dan satu di sebelah kirimu, dalam kerajaanmu.” (Matius 20:21) Jelaslah, wanita itu tidak memaksudkan sesuatu yang ada dalam hati putra-putranya. Ia memahami bahwa Kerajaan itu menyangkut pemerintahan bersama Yesus, dan ia ingin agar putra-putranya ikut memerintah. Yesus memang telah berjanji kepada ke-11 rasulnya yang setia bahwa mereka akan ada dalam Kerajaannya, ”duduk di atas takhta” dan ”menghakimi” bersamanya. (Lukas 22:30) Jadi, bagi para pengikutnya, Kerajaan Yesus adalah suatu pemerintahan yang nyata—suatu administrasi, pemerintahan. Bagaimana dengan masyarakat pada zaman Yesus? Apakah menurut mereka Kerajaan itu hanyalah perubahan dalam diri seseorang, atau apakah mereka mengharapkan lebih dari itu? Nah, ti10

MENARA PENGAWAL ˙ 1 MARET 2011

dak lama sebelum Paskah 33 M, sewaktu Yesus memasuki Yerusalem dengan menunggang seekor keledai, orang banyak menyambutnya dan ada yang berseru, ”Selamatkanlah kiranya Putra Daud!” (Matius 21:9) Mengapa mereka menyerukan hal itu? Tampaknya, mereka mulai menyadari bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan dan bahwa Allah akan memberikan kepadanya Kerajaan yang abadi, ”takhta Daud, bapaknya”. Mereka mendambakan keselamatan, perdamaian, dan keadilan yang akan dihasilkan oleh Kerajaan itu.—Lukas 1:32; Zakharia 9:9. Berkat-Berkat Abadi Bahkan orang-orang yang kelihatannya kurang berminat pada pelayanan Yesus mengetahui bahwa Kerajaan itu adalah salah satu ajarannya. Pada waktu Yesus dieksekusi, seorang penjahat yang dipakukan di sebelahnya memohon, ”Yesus, ingatlah aku apabila engkau masuk ke dalam kerajaanmu.” Apa jawaban Yesus? ”Engkau akan bersamaku di Firdaus,” katanya meyakinkan orang yang sekarat itu.—Lukas 23:42, 43. Perampok itu rupanya percaya bahwa setelah dibangkitkan dari kematian, Yesus akan menerima atau memasuki Kerajaan. Yesus tidak saja memiliki wewenang untuk membangkitkan dan membantu orang itu mengubah jalan hidupnya —bersama jutaan orang lain—tetapi juga berhasrat melakukan hal itu. Ya, karena diberi kuasa sebagai Penguasa di alam roh, Yesus akan memberikan berkat-berkat abadi kepada umat manusia di seluruh bumi melalui Kerajaan itu.—Yohanes 5:28, 29.


Kerajaan di Tengah-Tengah Mereka Bukankah Yesus berkata, ”Kerajaan Allah ada di tengah-tengah kamu”? Ya, kata-kata Yesus tersebut terdapat di Lukas 17:21. Sebenarnya, ada terjemahan Alkitab yang berbunyi ”kerajaan Allah itu ada di dalam diri kamu”, sedangkan terjemahan lain mengatakan ”ada di antara kamu”. (Sebagai contoh, lihat King James Version dan Terjemahan Baru.) Apa yang Yesus maksudkan dengan mengatakan hal itu? Ikatan kalimatnya memperlihatkan bahwa Yesus menujukan kata-katanya itu kepada suatu kelompok agama Yahudi yang antipati yang disebut Farisi. Mereka mempunyai harapan tersendiri tentang Mesias dan Kerajaannya. Menurut mereka, Mesias akan datang ”dengan awan-awan dari langit” sebagai Raja yang mulia, untuk membebaskan orang Yahudi dari orang Romawi dan memulihkan kerajaan Israel. (Daniel 7:13, 14) Namun, Yesus menunjukkan kekeliruan mereka dengan mengatakan, ”Kerajaan Allah tidak datang dengan sesuatu yang dapat dilihat dengan sangat jelas.” Lalu, ia menambahkan, ”Lihat! kerajaan Allah ada di tengah-tengah kamu.”—Lukas 17:20, 21. Sewaktu Yesus mengajar dan melakukan banyak mukjizat yang dengan jelas menunjukkan bahwa dia adalah Raja yang dijanjikan dari Kerajaan itu, orang Farisi, yang hatinya tidak tulus dan tidak mempunyai iman sejati, malah lebih menentang Yesus. Mereka meragukan apakah Yesus adalah Sang Mesias. Maka, ia memaparkan faktanya kepada mereka: Kerajaan itu, yang diwakili oleh Rajanya yang telah ditunjuk, ada ’di tengahtengah mereka’. Ia tidak meminta mereka untuk melihat ke dalam hati mereka sendiri.1 Yesus dan murid-muridnya sedang berdiri di hadapan mereka. ”Kerajaan Allah ada di sini bersama kamu,” katanya.—Lukas 17:21, Contemporary English Version. Kerajaan yang Dekat di Hati Anda Meskipun Kerajaan Allah tidak ada di dalam hati manusia berdosa, hal itu seharusnya sesuatu 1 Kata ganti ”kamu” dalam frasa yang, di beberapa terjemahan Alkitab, dialihbahasakan ”di tengah-tengah kamu” berbentuk jamak dalam bahasa aslinya, Yunani, dan memaksudkan orang Farisi, yang sedang Yesus ajak bicara. Yesus tentu tidak memaksudkan perubahan dalam diri orang Farisi atau kondisi hati mereka yang tanggap.

Apakah Kerajaan Allah ada dalam hati para penentang Yesus yang keras kepala dan haus darah?

yang dekat di hati kita, atau penting bagi kita. Melalui ajaran dan perbuatannya yang penuh kuasa, Yesus berupaya membina dalam diri para pendengarnya iman yang sungguh-sungguh kepada pemerintahan adil-benar yang akan menghasilkan perdamaian dan keamanan sejati. Ia ingin agar mereka memiliki iman yang akan membuat kehidupan mereka lebih baik. Ia malah mengajar mereka untuk berdoa, ”Bapak kami yang di surga, biarlah namamu disucikan. Biarlah kerajaanmu datang. Biarlah kehendakmu terjadi, seperti di surga, demikian pula di atas bumi.” (Matius 6:9, 10) Banyak pendengar Yesus tersentuh oleh kata-katanya dan kemudian memiliki iman yang menggerakkan mereka untuk mengikuti Yesus demi mengejar berkat-berkat Kerajaan Allah. Inginkah Anda memiliki iman seperti itu? Maka, apa yang harus Anda lakukan untuk membangun iman demikian? Ingatlah kata-kata pembukaan Yesus dalam Khotbah di Gunung yang termasyhur, ”Berbahagialah mereka yang sadar akan kebutuhan rohani mereka, karena kerajaan surga milik mereka.” (Matius 5:3) Alangkah baiknya jika Anda menerima undangan untuk belajar Alkitab bersama Saksi-Saksi Yehuwa, yang memberikan majalah ini kepada Anda. Dengan demikian, Anda akan memiliki harapan, bukan hanya akan perubahan dalam diri Anda, melainkan juga akan suatu pemerintahan yang adil dan benar —Kerajaan yang akan menghasilkan perdamaian dan keamanan bagi semua orang. MENARA PENGAWAL ˙ 1 MARET 2011

11


APAKAH ALKITAB MENGUTUK

F

Judi?

ILM dan acara televisi yang populer sering menggambarkan judi—khususnya di kasino—sebagai selingan orang yang keren, kaya, dan kalangan jet set. Memang, pemirsa umumnya tahu bahwa apa yang digambarkan hanyalah fiksi atau fantasi. Namun di dunia nyata, beragam lotre, taruhan dalam olahraga, dan judi di Internet bersaing dengan kasino untuk menarik perhatian para penjudi. Judi ”hampir merupakan perbuatan maksiat universal yang daya tariknya cepat sekali merebak”, kata buku Internet Gambling. Poker, misalnya, sekarang disajikan sebagai olahraga populer di televisi dan Internet. Menurut sebuah surat kabar, para pakar memperkirakan bahwa di Amerika Serikat jumlah pemain poker naik dua kali lipat dalam kurun waktu 18 bulan belakangan ini. Berjudi digambarkan sebagai memasang taruhan uang untuk mendapatkan hasil yang belum pasti. Banyak orang bernalar bahwa selama uang itu dari kantong si penjudi itu sendiri dan ia tidak menjadi kecanduan, tidak ada salahnya untuk berjudi. Malah, menurut New Catholic Encyclopedia, berjudi ”tidak dianggap berdosa kecuali jika kesenangan berjudi itu membuatnya tidak melaksanakan kewajibannya”. Tetapi, tidak ada satu ayat Alkitab yang dikutip untuk mendukung kesimpulan itu. Maka, bagaimana seharusnya pandangan seorang Kristen terhadap masalah ini? Apakah Alkitab memperbolehkan atau mengutuk judi? 12

MENARA PENGAWAL ˙ 1 MARET 2011

Patut diperhatikan bahwa Kitab Suci tidak secara langsung menyebutkan judi. Namun, ini tidak berarti tidak ada petunjuk mengenai hal itu. Ketimbang mengeluarkan berbagai aturan untuk setiap kegiatan atau situasi, Alkitab mendesak kita, ”Teruslah pahami apa kehendak Yehuwa.” (Efesus 5:17) Menurut pakar Alkitab E.W. Bullinger, kata Yunani yang diterjemahkan ”pahami” berarti mengumpulkan aspek-aspek sebuah pokok melalui ”kegiatan mental, pengetahuan yang diperoleh melalui perenungan dan pertimbangan”. Dengan demikian, seorang Kristen dapat memahami kehendak Allah dalam masalah ini dengan mengumpulkan dan merenungkan prinsip-prinsip Alkitab yang berkaitan dengan judi. Sewaktu Anda membaca ayat-ayat yang disebutkan dalam pembahasan berikut, Anda dapat bertanya kepada diri sendiri, ’Apakah judi selaras dengan ayat ini? Menurut Firman Allah, apa kehendak-Nya dalam soal ini?’ Daya Tarik Keberuntungan Mengingat berjudi berarti bertaruh untuk mendapatkan sesuatu yang belum pasti, memercayai keberuntungan—kekuatan misterius yang konon mengendalikan peristiwa-peristiwa kebetulan—besar peranannya, terutama jika yang dibuat taruhan adalah uang. Misalnya, ada angka keberuntungan yang dipilih pada lotre; ada katakata tertentu yang tidak boleh diucapkan oleh para pemain mah yong yang percaya kepada


takhayul; dan dadu ditiup sebelum dilemparkan. Untuk apa? Kebanyakan penjudi percaya bahwa keberuntungan akan, atau paling tidak, bisa memengaruhi hasilnya. Apakah memercayai keberuntungan hanya permainan yang tidak berbahaya? Ada yang beranggapan demikian di Israel zaman dahulu. Mereka percaya bahwa keberuntungan dapat membuat mereka makmur. Bagaimana perasaan Allah Yehuwa tentang hal itu? Melalui nabi-Nya Yesaya, Allah memberi tahu mereka, ”Kamu sekalian adalah orang-orang yang meninggalkan Yehuwa, yang melupakan gunung kudusku, yang menata meja bagi allah Keberuntungan dan mengisi cawan dengan anggur campuran bagi allah Nasib.” (Yesaya 65:11) Dalam pandangan Allah, percaya kepada keberuntungan adalah suatu bentuk penyembahan berhala dan tidak sejalan dengan ibadat sejati. Hal itu menunjukkan bahwa yang diandalkan adalah kekuatan imajiner, bukan Allah yang benar. Tidak ada alasan untuk beranggapan bahwa pandangan Allah telah berubah. Bagaimana Taruhan Dimenangkan Entah bertaruh di Internet, membeli lotre, memasang taruhan dalam olahraga, atau bermain di kasino, para penjudi sering tidak peduli dari mana asalnya uang yang ingin mereka menangkan. Judi berbeda dengan transaksi atau pembelian yang sah karena si pemain ingin memenangkan uang atau taruhan dari pemain yang kalah.1 ”Setiap kali seseorang menjadi jutawan karena memenangkan lotre,” kata Pusat Penanganan Ke1 Sedarlah! 8 Oktober 2000, halaman 25-27, yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa, menjelaskan perbedaan antara investasi dalam pasar saham dan judi.

Uang siapa yang ingin dimenangkan si penjudi?

Luapan Kegembiraan Karena Menang Apakah judi bisa menjadi kebiasaan, yang dengan mudah mengarah ke kecanduan? Setelah meneliti tanggapan para penjudi terhadap menang dan kalah, dr. Hans Breiter menyatakan bahwa ”upah berupa uang dalam eksperimen yang mirip judi akan mengaktifkan otak yang mirip sekali dengan apa yang diamati pada pecandu kokain yang diberi kokain”.

canduan dan Kesehatan Mental di Kanada, ”jutaan orang lain kehilangan uang mereka!” Prinsip Alkitab mana saja yang dapat membantu seorang Kristen memahami perasaan Allah terhadap hal ini? Perintah terakhir dalam Sepuluh Perintah yang diberikan kepada orang Israel menyatakan, ”Jangan mengingini istri sesamamu, ataupun budak laki-lakinya ataupun budak perempuannya ataupun lembu jantannya ataupun keledainya ataupun apa pun milik sesamamu.” (Keluaran 20:17) Mengingini barang-barang sesama kita—harta benda, kekayaan, dan uangnya—adalah dosa serius, yang disebutkan bersama dengan mengingini istrinya. Berabad-abad kemudian, rasul Paulus


menyebutkan kembali perintah itu kepada orang Kristen, ”Jangan mengingini milik orang lain.” (Roma 7:7) Apakah seorang Kristen yang berupaya memenangkan milik orang yang kalah itu bisa bersalah karena mengingini milik orang lain? ”Tidak soal mereka [kebanyakan penjudi] mengakuinya atau tidak,” tulis kolumnis J. Phillip Vogel, ”sebelum beraksi, mereka secara diam-diam memimpikan keberuntungan mendadak dari taruhan apa pun yang mereka pasang—sekalipun itu hanya beberapa dolar.” Penjudi itu bermimpi untuk menjadi kaya raya dalam sekejap tanpa perlu bekerja. Hal ini jelas bertentangan dengan nasihat Alkitab supaya orang Kristen ”bekerja keras, Hamba Allah melakukan pekerjaan yang baik mendapat dengan tangannya, agar ia meuang dari miliki sesuatu untuk dibagikan bekerja kepada orang yang membutuhsecara jujur kan”. (Efesus 4:28) Dan, rasul Paulus secara spesifik menyatakan, ”Jika seseorang tidak mau bekerja, biarlah ia tidak makan.” Ia menambahkan, ’Mereka hendaknya makan makanan yang mereka peroleh sendiri.’ (2 Tesalonika 3:10, 12) Tetapi, apakah judi dapat dianggap sebagai pekerjaan yang halal? Walaupun judi bisa saja suatu permainan yang sangat mengasyikkan, uang apa pun yang diperoleh adalah hasil kemenangan, bukan upah hasil kerja atau jasa yang diberikan. Dalam judi, uang dipasang secara untung-untungan, hasilnya sangat bergantung pada faktor kebetulan dan didasarkan pada harapan bahwa cepat atau lambat ia akan beruntung. Singkatnya, seorang penjudi berupaya memperoleh sesuatu tanpa upaya. Sebaliknya, orang Kristen sejati dinasihati untuk mendapat uang dari bekerja secara jujur. ”Berkenaan dengan seorang manusia, tidak ada yang lebih baik daripada bahwa ia hendaknya makan dan tentu saja minum dan membuat jiwanya menikmati hal-hal baik karena kerja kerasnya,” tulis Raja Salomo yang berhikmat. Lalu, ia menambahkan, ”Ini dari tangan Allah yang benar.” (Pengkhotbah 2:24) Ya, hamba-hamba Allah tidak membangun harapan mereka di atas fan14

MENARA PENGAWAL ˙ 1 MARET 2011

tasi atau mencari jalan pintas tetapi berharap kepada Allah untuk memperoleh kebahagiaan dan berkat. ”Jerat” yang Harus Dihindari Sekalipun seorang penjudi beruntung dan menang, ada baiknya ia memikirkan bukan hanya kesenangan sementara karena berhasil menang melainkan dampak jangka panjangnya. ”Warisan diperoleh dengan ketamakan pada mulanya,” kata Amsal 20:21, ”tetapi masa depannya sendiri tidak akan diberkati.” Banyak pemenang lotre dan bentuk judi lain akhirnya menyadari, disertai penyesalan dan kesedihan, bahwa kekayaan yang mereka menangkan tidak membuat mereka bahagia. Betapa jauh lebih baik menaati nasihat Alkitab untuk tidak menaruh harapan pada ”kekayaan yang tidak pasti, tetapi pada Allah, yang memberikan segala sesuatu dengan limpah kepada kita untuk kesenangan kita”.—1 Timotius 6:17. Ada jerat lain yang harus dihindari. ”Orang yang bertekad untuk menjadi kaya jatuh dalam godaan dan jerat dan banyak keinginan yang hampa dan menyakitkan, yang menjerumuskan orang-orang ke dalam kebinasaan dan keruntuhan,” kata Firman Allah. (1 Timotius 6:9) Jerat dirancang agar sang korban terbelit. Tak terhitung banyaknya orang, yang bertekad untuk hanya memasang sedikit uang atau mencoba-coba berjudi beberapa kali saja, akhirnya terbelit judi dan tidak dapat melepaskan diri dari kecanduan itu. Hal itu telah merusak karier, menyakiti hati orang yang dikasihi, dan menghancurkan keluarga. Setelah memikirkan banyak ayat yang berkaitan dengan judi, apakah Anda memahami apa kehendak Allah dalam hal ini? Rasul Paulus mendesak rekan-rekan Kristen-nya, ”Berhentilah dibentuk menurut sistem ini, tetapi berubahlah dengan mengubah pikiranmu, agar kamu dapat menyimpulkan kehendak Allah yang baik dan diperkenan dan sempurna.” (Roma 12:2) Kehendak Allah, bukan pendapat umum, seharusnya membimbing kehidupan seorang Kristen. Sebagai ”Allah yang bahagia”, Yehuwa ingin agar kita menikmati kehidupan, bebas dari akibat buruk karena terjerat oleh judi.—1 Timotius 1:11.


Institute of Archaeology/Hebrew University 5 Tel Rehov Excavations

”NEGERI YANG BERLIMPAH DENGAN

SUSU DAN MADU” S

EWAKTU Allah Yehuwa membebaskan orang Israel dari Mesir, Ia berjanji akan membawa mereka ”ke suatu negeri yang baik dan luas, ke suatu negeri yang berlimpah dengan susu dan madu”. —Keluaran 3:8. Sewaktu orang Israel menetap di Tanah Perjanjian, mereka beternak sapi, domba, dan kambing, sehingga persediaan susu berlimpah. Namun, bagaimana dengan madu? Ada yang beranggapan bahwa kata itu memaksudkan sirop manis, atau sari, dari buah kurma, ara, atau anggur. Dan, madu yang sering kali secara spesifik disebutkan dalam Alkitab adalah madu dari lebah liar, bukan hasil pembudidayaan lebah. (Hakim 14:8, 9; 1 Samuel 14:27; Matius 3:1, 4) Apakah negeri itu benar-benar ”berlimpah” dengan madu maupun susu? Temuan arkeologis baru-baru ini di Israel modern memberikan gambaran yang lebih jelas. Menurut sebuah pernyataan pers dari Hebrew University tentang temuan itu, ”Ini adalah koloni sarang lebah [apiari] tertua yang pernah ditemukan saat ini dalam penggalian arkeologis di suatu tempat di Timur Dekat Kuno, kata Prof. (Amihai) Mazar. Koloni itu berasal dari abad ke-10 sampai awal abad ke-9 SM.” Para arkeolog menemukan lebih dari 30 sarang

lebah dalam tiga baris, dan mereka memperkirakan bahwa di seluruh area itu ada kira-kira 100 sarang lebah. Setelah sarang-sarang lebah itu diteliti, mereka menemukan potongan-potongan tubuh serangga itu dan molekul-molekul lilin lebah dalam bangkainya. Para pakar memperkirakan bahwa ”sebanyak setengah ton madu bisa dipanen dari sarang-sarang ini setiap tahun”. Pada zaman dahulu, madu menjadi makanan yang lezat, sedangkan lilin lebah digunakan dalam industri logam serta kulit. Lilin lebah juga digunakan untuk lempeng tulis. Caranya, lilin itu dituangkan pada panel kayu sehingga bisa ditulisi. Belakangan, lilin itu bisa dicairkan untuk melapisi kembali permukaan lempeng agar dapat digunakan lagi. Apa kesimpulan para arkeolog tentang temuan ini? ”Meskipun Alkitab tidak menyebutkan apa-apa tentang peternakan lebah di Israel pada waktu itu,” lanjut pernyataan pers tersebut, ”temuan koloni sarang lebah di Tel Rehov menunjukkan bahwa beternak lebah dan mengekstrak madu dari sarang madu merupakan industri yang sudah sangat maju sejak periode Bait Pertama [Salomo]. Jadi, mungkin kata ’madu’ dalam Alkitab memang memaksudkan madu lebah.”


BELAJARLAH DARI FIRMAN ALLAH Artikel ini membahas pertanyaan-pertanyaan yang mungkin Anda ajukan dan memperlihatkan di mana jawabannya dalam Alkitab Anda. Saksi-Saksi Yehuwa senang mendiskusikan jawaban ini bersama Anda.

Siapakah Yesus Kristus? 1. Siapakah Yesus Kristus? Tidak seperti manusia mana pun, Yesus hidup di surga sebagai pribadi roh sebelum ia lahir di bumi. (Yohanes 8:23) Ia adalah ciptaan pertama Allah, dan ia membantu dalam penciptaan semua hal lain. Dialah satu-satunya yang langsung dicipta-

kan Yehuwa dan karena itu disebut sebagai ’satusatunya Putra Allah yang diperanakkan’. Yesus menjadi Juru Bicara Allah, karena itu ia juga disebut ”Firman”.—Yohanes 1:1-3,14; baca Amsal 8:22, 23, 30; Kolose 1:15, 16.

2. Mengapa Yesus datang ke bumi? Allah mengutus Putra-Nya ke bumi dengan memindahkan kehidupannya dari surga ke dalam rahim seorang perawan Yahudi bernama Maria. Maka, Yesus tidak mempunyai ayah manusia. (Lukas 1:30-35) Yesus datang ke bumi untuk (1) mengajarkan kebenaran tentang Allah, (2) memberikan teladan dalam melakukan kehendak Allah, dan (3) menyerahkan kehidupannya yang sempurna sebagai ”tebusan”.—Baca Matius 20:28; Yohanes 18:37.

3. Mengapa kita membutuhkan tebusan? Tebusan adalah harga yang dibayarkan untuk membebaskan seseorang dari belenggu. Kematian dan usia tua tidak termasuk dalam maksud-tujuan Allah yang semula bagi umat manusia. Bagaimana kita mengetahui hal ini? Allah memberi tahu manusia pertama, Adam, bahwa jika ia melakukan apa yang menurut Alkitab adalah dosa, ia akan mati. Andaikan Adam tidak berdosa, ia tidak akan

16

MENARA PENGAWAL ˙ 1 MARET 2011

pernah mati. Meskipun kehidupan Adam baru berakhir berabad-abad kemudian, ia mulai mati sejak hari ia tidak menaati Allah. (Kejadian 2:16, 17; 5:5) Adam meneruskan kepada semua keturunannya dosa dan hukumannya, yakni kematian. Karena itu, kematian ”masuk” ke dalam dunia umat manusia melalui Adam. Itu sebabnya kita membutuhkan tebusan.—Baca Roma 5:12; 6:23.


4. Mengapa Yesus mati? Siapa yang dapat membayar tebusan untuk membebaskan kita dari kematian? Sewaktu kita mati, kita membayar hukuman hanya bagi dosa kita sendiri. Tidak ada manusia tak sempurna yang dapat membayarnya untuk dosa orang lain.—Baca Mazmur 49:7-9. Mengingat bahwa Yesus tidak mewarisi ketidaksempurnaan dari ayah manusia, ia mati bukan karena ia berdosa melainkan untuk membebaskan orang lain dari dosa mereka. Allah mengutus Putra-Nya untuk mati demi kita sebagai ungkapan kasih-Nya yang luar biasa bagi umat manusia. Yesus juga memperlihatkan kasih kepada kita dengan menaati Bapaknya dan memberikan kehidupannya untuk menghapus dosa kita.—Baca Yohanes 3:16; Roma 5:18, 19.

5. Apa yang sedang Yesus lakukan sekarang? Dengan menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, dan memberikan kehidupannya untuk menyelamatkan orang dari dosa dan kematian, Yesus mempertunjukkan apa yang kelak akan dia lakukan bagi semua manusia yang taat. (Lukas 18: 35-42; Yohanes 5:28, 29) Setelah Yesus mati, Allah menghidupkan dia lagi sebagai pribadi roh. (1 Petrus 3:18) Lalu, Yesus menunggu di sebelah kanan Allah sampai Yehuwa memberinya kekuasaan untuk memerintah sebagai Raja atas seluruh bumi.

(Ibrani 10:12, 13) Sekarang, Yesus adalah Raja di surga, dan pengikutnya di bumi mengumumkan kabar baik di seluruh dunia.—Baca Daniel 7:13, 14; Matius 24:14. Segera, Yesus akan menggunakan kuasanya sebagai Raja untuk menyingkirkan semua penderitaan dan orang-orang yang menyebabkannya. Jutaan orang yang beriman akan Yesus dan menaatinya akan menikmati kehidupan di firdaus di bumi.—Baca Mazmur 37:9-11.

Jutaan orang yang beriman akan Yesus dan menaatinya akan menikmati kehidupan di firdaus di bumi

Untuk keterangan lebih lanjut, lihat pasal 4 buku ini, yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.

APA YANG Sebenarnya ALKITAB AJARKAN?


”S

Benarkah Yesus Mati di Sebuah

Salib?

EKSEKUSI PADA STAUROS , GAMBAR ABAD KE-17 KARYA LIPSIUS ”DE CRUCE”

18

ALIB, adalah lambang Kekristenan yang paling dikenal,” kata sebuah ensiklopedia. Banyak lukisan dan karya seni keagamaan menggambarkan Yesus dipakukan pada sebuah salib. Mengapa lambang ini dikenal begitu luas di kalangan Susunan Kristen? Benarkah Yesus mati di sebuah salib? Banyak orang akan mengatakan bahwa jawabannya ada di Alkitab. Misalnya, menurut Terjemahan Baru, pada saat Yesus dieksekusi, orang-orang yang di dekatnya mengejek dan menantang dia untuk ’turun dari salib itu’. (Matius 27:40, 42) Banyak terjemahan Alkitab lainnya mengatakan hal yang sama. Today’s English Version mengatakan tentang Simon dari Kirene, ”Para prajurit memaksa dia untuk memikul salib Yesus.” (Markus 15:21) Di ayatayat itu, kata ”salib” diterjemahkan dari kata Yunani stauros . Apakah ada dasar yang kuat untuk terjemahan demikian? Apa makna kata aslinya? Apakah Memang Salib? Menurut pakar bahasa Yunani W. E. Vine, stauros ”terutama memaksudkan sebuah tiang pancang atau tonggak yang lurus. Pada tiang seperti itu, penjahat dipakukan untuk dieksekusi. Kata benda [stau·ros ] maupun kata kerja stauroo, memakukan pada tiang atau tonggak, dari awalnya berbeda dengan bentuk yang menurut gereja adalah salib yang terbuat dari dua balok kayu”. The Imperial Bible-Dictionary mengatakan bahwa kata stauros ”tepatnya berarti tiang, tiang yang lurus, atau sebuah tiang pagar, yang padanya sesuatu dapat digantungkan, atau yang dapat digunakan untuk memantek [memagari] sebidang tanah”. Kamus itu melanjutkan, ”Bahkan di kalangan orang Romawi, crux (asal kata cross atau salib) mula-mula tampaknya adalah sebuah tiang yang lurus.” Jadi, tidaklah mengherankan jika The Catholic Encyclopedia menyatakan, ”Pastilah, salib pada mulanya hanyalah sebatang tiang vertikal, yang ujungnya diruncingkan.” Ada kata Yunani lain, xy lon, yang digunakan para penulis Alkitab sewaktu melukiskan alat untuk mengeksekusi Yesus. A Critical Lexicon and Concordance to the English and Greek New Testament mendefinisikan xy lon sebagai ”sebuah balok, sebuah tiang kayu”. Selanjutnya dikatakan bahwa seperti stauros , xy lon ”hanyalah sebuah tiang pancang atau tonggak yang lurus yang padanya orang Romawi memakukan orang yang katanya disalibkan”. Selaras dengan itu, kita membaca Kisah 5:30 dalam King James Version, ”Allah leluhur kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu bunuh dan gantungkan pada sebuah pohon [xy lon].” Terjemahan-terjemahan lain, meski menerjemahkan stauros sebagai ”salib”, juga menerjemahkan xy lon sebagai ”pohon”. Di Kisah 13:29, The Jerusalem Bible mengatakan tentang Yesus, ”Setelah

MENARA PENGAWAL ˙ 1 MARET 2011


mereka melaksanakan semua yang dinubuatkan dalam ayat itu tentang dia, mereka menurunkannya dari pohon [xy lon] dan menguburkan dia.” Mengingat makna dasar kata Yunani stauros dan xy lon, Critical Lexicon and Concordance, yang dikutip di atas, mengomentari, ”Kedua kata itu tidak sejalan dengan gagasan modern tentang salib, yang biasa kita lihat di gambar-gambar.” Dengan kata lain, apa yang dilukiskan para penulis Injil dengan kata stauros sama sekali berbeda dengan yang sekarang disebut salib. Maka, tepatlah bahwa Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru menggunakan ungkapan ”tiang siksaan” di Matius 27:40-42 dan ayatayat lain di mana kata stauros muncul. Demikian pula, Complete Jewish Bible menggunakan ungkapan ”tiang eksekusi”. Asal-Usul Salib Jika Alkitab tidak mengatakan bahwa Yesus dieksekusi di sebuah salib, mengapa semua gereja yang mengaku mengajarkan dan mengikuti Alkitab—Katolik, Protestan, dan Ortodoks—menghiasi gedung-gedung mereka dengan salib dan menggunakannya sebagai lambang iman mereka? Bagaimana salib sampai menjadi lambang yang begitu populer? Jawabannya adalah bahwa salib dipuja bukan hanya oleh para pengunjung gereja yang mengaku mengikuti Alkitab, tetapi juga oleh orang-orang yang sama sekali tidak mengikuti Alkitab dan yang ibadatnya jauh mendahului ibadat gereja-gereja ”Kristen”. Banyak karya tulis keagamaan mengakui bahwa penggunaan salib dalam berbagai rupa dan bentuknya bermula dari zaman peradaban manusia yang sudah sangat lama berlalu. Misalnya, hieroglif dan gambar-gambar Mesir kuno tentang dewa-dewi mereka sering menampilkan salib dalam bentuk T dengan lingkaran di bagian atasnya. Itu disebut salib ansate, atau berbentuk pegangan, dan diduga sebagai lambang kehidupan. Belakangan, bentuk salib ini diadopsi dan digunakan secara luas oleh Gereja Koptik dan gereja-gereja lain. Menurut The Catholic Encyclopedia, ”bentuk primitif salib tampaknya menyerupai apa yang disebut salib ’gamma’ (crux gammata), yang lebih dikenal dengan nama Sanskerta-nya, swastika, di kalangan Orientalis (pakar budaya Timur) dan siswa-siswa arkeologi prasejarah.” Tanda ini digunakan secara luas di kalangan orang Hindu di India dan Buddhis di seluruh Asia dan masih terlihat dalam dekorasi dan ornamen di wilayah-wilayah tersebut. Tidak diketahui kapan tepatnya salib diadopsi sebagai lambang ”Kristen”. Expository Dictionary of New Testament Words karya Vine menyatakan, ”Pada pertengahan abad ke-3 M, gereja-gereja sudah meninggalkan, atau mencemoohkan, doktrin-doktrin

Apa yang digambarkan oleh para penulis Injil sama sekali berbeda dengan yang sekarang disebut salib

LUKISAN DINDING DI MESIR (8 abad ke-14 SM) MENYOROTI SALIB ANSATE, LAMBANG KEHIDUPAN

5 DeA Picture Library / Art Resource, NY

SALIB GAMMA DI KUIL HINDU NARAYAN LAXMI

MENARA PENGAWAL ˙ 1 MARET 2011

19


From the book The Cross in Tradition, History, and Art (1897)

tertentu dari iman Kristen. Untuk menaikkan gengsi sistem gereja yang murtad, orang kafir diterima di gereja tanpa ditobatkan melalui iman, sebagian besar diizinkan untuk tetap memegang tanda dan lambang kafir mereka,” termasuk salib. Beberapa penulis menunjuk ke pernyataan Konstantin, seorang penyembah dewa matahari, bahwa pada 312 SM dalam salah satu kampanye militernya, ia mendapat penglihatan tentang sebuah salib yang terlihat pada matahari disertai moto dalam bahasa Latin ”in hoc vince” (oleh sang penakluk). Beberapa waktu kemudian, tanda ”Kristen” itu tertera pada panji-panji, perisai, dan persenjataan pasukannya. (Gambar di sebelah kiri.) Konon, Konstantin ditobatkan kepada Kekristenan, meskipun ia baru dibaptis 25 tahun kemudian ketika mendekati ajalnya. Motifnya dipertanyakan oleh beberapa orang. ”Ia bertindak seakan-akan mentobatkan Kekristenan menjadi sesuatu yang ia pikir paling besar kemungkinannya untuk diterima oleh rakyatnya sebagai agama katolik [universal], dan bukannya dia yang ditobatkan kepada ajaran Yesus orang Nazaret,” kata buku The Non-Christian Cross. Sejak itu, salib dalam berbagai bentuk dan rupa mulai digunakan. Misalnya, The Illustrated Bible Dictionary menyatakan bahwa apa yang disebut salib St. Antonius ”dibentuk seperti huruf besar T, yang menurut pendapat beberapa orang diambil dari lambang dewa [orang Babilonia] Tamuz, yakni huruf tau”. Ada juga salib St. Andreas, yang berbentuk huruf X, dan salib yang umum dengan dua bilah kayu dan yang kayu lintangnya diturunkan. Bentuk salib yang umum ini, yang disebut salib Latin, secara keliru dan ”menurut tradisi dianggap sebagai bentuk salib yang padanya Tuhan kita mati”. Apa yang Dipercayai Orang Kristen Masa Awal Alkitab memperlihatkan bahwa pada abad pertama, banyak orang yang mendengar Yesus menjadi orang yang percaya dan menerima ni20

MENARA PENGAWAL ˙ 1 MARET 2011

lai tebusan dari kematiannya sebagai korban. Setelah rasul Paulus mengabar kepada orang Yahudi di Korintus, membuktikan bahwa Yesus adalah Kristus, Alkitab mengatakan, ”Krispus, ketua sinagoga itu, menjadi orang yang percaya kepada Tuan, demikian pula seluruh rumah tangganya. Dan banyak dari orang-orang Korintus yang mendengar mulai percaya dan dibaptis.” (Kisah 18:5-8) Paulus tidak memperkenalkan suatu lambang atau patung ke dalam ibadat mereka, ia malah memberikan instruksi kepada rekan-rekan Kristen-nya untuk ’lari dari penyembahan berhala’ dan dari praktek lain apa pun yang berasal dari ibadat kafir.—1 Korintus 10:14. Para sejarawan dan peneliti tidak menemukan bukti yang membenarkan penggunaan salib di kalangan orang Kristen masa awal. Menarik, buku History of the Cross mengutip seorang penulis dari akhir abad ke-17 yang bertanya, ”Dapatkah Yesus yang diberkati merasa senang jika melihat murid-murid-Nya memuja lambang dari alat eksekusi yang padanya [kata orang] Ia menderita dengan sabar dan tanpa salah, sambil mengabaikan keaiban?” Bagaimana Anda akan menjawabnya? Ibadat yang diterima Allah tidak menuntut penggunaan benda atau patung. ”Apakah ada kesepakatan antara bait Allah dengan berhalaberhala?” tanya Paulus. (2 Korintus 6:14-16) Tidak ada ayat dalam Alkitab yang memberi kesan bahwa ibadat orang Kristen harus menggunakan sesuatu yang menyerupai alat yang dipakai untuk memantekkan Yesus.—Bandingkan Matius 15:3; Markus 7:13. Kalau begitu, apa tanda pengenal orang Kristen sejati? Bukan salib atau lambang lain mana pun, melainkan kasih. Yesus memberi tahu murid-muridnya, ”Aku memberikan kepadamu perintah baru, agar kamu mengasihi satu sama lain; sebagaimana aku telah mengasihi kamu, agar kamu juga mengasihi satu sama lain. Dengan inilah semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-muridku, jika kamu mempunyai kasih di antara kamu.”—Yohanes 13:34, 35.


PEMBACA BERTANYA . . . Apakah Allah menciptakan si Iblis? ˇ Karena Alkitab mengatakan bahwa Allah ”menciptakan segala sesuatu”, ada yang menyimpulkan bahwa Allah juga telah menciptakan si Iblis. (Efesus 3:9; Penyingkapan [Wahyu] 4:11) Alkitab dengan jelas memperlihatkan bahwa halnya tidak demikian. Yehuwa menciptakan pribadi yang menjadi Iblis. Jadi, keberadaan pribadi ini sebagai penentang utama Allah harus dipahami selaras dengan apa yang disingkapkan Alkitab tentang Yehuwa sebagai Sang Pencipta. Mengenai Dia, dikatakan, ”Sempurna kegiatannya, sebab segala jalannya adil. Allah yang setia, padanya tidak ada ketidakadilan; dia adil-benar dan lurus hati.” (Ulangan 32:3-5) Dari pernyataan itu, kita bisa menyimpulkan bahwa Setan pada awalnya adalah salah satu putra Allah, malaikat, yang sempurna dan adil-benar. Di Yohanes 8:44, Yesus mengatakan bahwa si Iblis ”tidak berdiri kukuh dalam kebenaran”, yang menyiratkan bahwa Setan pada awalnya tidak bersalah dan selalu berkata benar. Namun, seperti semua makhluk ciptaan Yehuwa yang cerdas, malaikat yang menjadi Setan memiliki kebebasan untuk memilih antara yang benar dan yang salah. Dengan memilih haluan yang menentang Allah dan menghasut pasangan manusia pertama untuk bergabung dengannya, ia menjadikan dirinya Setan, yang berarti ”Penentang”.—Kejadian 3:1-5. Makhluk roh yang jahat itu juga menjadikan dirinya Iblis, yang berarti ”Pemfitnah”. Setan yang tidak kelihatan menyamarkan diri di belakang ular dan dengan licik menggunakan dusta untuk mengelabui Hawa agar tidak menaati hukum yang jelas-jelas dinyatakan oleh Sang Pencipta. Itulah sebabnya Yesus menyebut Setan ”bapak dusta”.—Yohanes 8:44. Tetapi, bagaimana makhluk roh yang sempurna —yang tidak ada kelemahan dalam dirinya ataupun pengaruh jahat dari luar—bisa mempunyai kecenderungan yang salah? Tampaknya, ia mendambakan ibadat yang seharusnya ditujukan hanya kepada

Allah saja dan melihat kemungkinan untuk membawa manusia ke bawah kekuasaannya dan tidak lagi berada di bawah kekuasaan Yehuwa. Dengan terus memikirkan prospek kekuasaan ini dan tidak menepisnya, ia membiarkan gagasan tersebut berkembang hingga, akhirnya, ia pun bertindak. Proses itu digambarkan dalam buku Yakobus sebagai berikut, ”Masing-masing dicobai dengan ditarik dan dipikat oleh keinginannya sendiri. Kemudian apabila keinginan itu telah menjadi subur, ia akan melahirkan dosa.”—Yakobus 1:14, 15; 1 Timotius 3:6. Sebagai ilustrasi: Bayangkan seorang akuntan yang melihat kesempatan untuk memanipulasi laporan agar bisa mencuri dari perusahaannya untuk

Dengan memilih haluan yang menentang Allah, malaikat yang sempurna menjadikan dirinya Setan keuntungan pribadi. Ia bisa langsung menepis pikiran salah itu. Namun, jika ia terus memikirkan kemungkinan ini, gagasan itu akan semakin menarik, dan ia kemungkinan besar akan melaksanakan niatnya. Dengan demikian, ia sebenarnya menjadikan dirinya pencuri. Jika ia berdusta mengenai kejahatannya, ia juga menjadi pendusta. Begitu juga, dengan memupuk keinginan yang salah dan melaksanakannya, malaikat yang diciptakan Allah ini telah menggunakan kebebasan memilihnya untuk memakai tipu daya dan memberontak melawan Bapaknya, dengan demikian ia menjadikan dirinya Setan si Iblis. Syukurlah, Setan si Iblis akan dibinasakan pada waktu yang Allah tentukan. (Roma 16:20) Sementara itu, para penyembah Allah Yehuwa sudah terinformasi tentang rencana Setan dan diberi perlindungan terhadap siasat liciknya. (2 Korintus 2:11; Efesus 6:11) Karena itu, ”lawanlah Iblis, dan ia akan lari darimu”.—Yakobus 4:7. MENARA PENGAWAL ˙ 1 MARET 2011

21


MENDEKATLAH KEPADA ALLAH

”Engkau Akan Rindu”

S

UNGGUH menyakitkan menyaksikan orang yang dikasihi menderita dan mati. Wajarlah jika kita bersedih karena kehilangan seperti itu. Namun, kita terhibur karena mengetahui bahwa Pencipta kita, Allah Yehuwa, memahami kesedihan kita. Ia malah ingin sekali menggunakan kemahakuasaan-Nya untuk menghidupkan kembali orang mati. Perhatikan harapan yang disampaikan melalui kata-kata Ayub, yang dicatat di Ayub 14:13-15. Bayangkan latarnya. Ayub, pria dengan iman yang luar biasa, mengalami ujian-ujian hebat—termasuk kehilangan harta materi, kematian semua anaknya yang ia sayangi, dan penderitaan akibat penyakit yang parah. Di tengah semua kesengsaraan ini, ia berseru kepada Allah, ”Oh, sekiranya di Syeol [kuburan umum umat manusia] kausembunyikan aku!” (Ayat 13) Ayub menganggap Syeol sebagai kelepasan yang menyenangkan. Di sana, bagaikan harta yang disembunyikan Allah, ia akan bebas dari penderitaan dan rasa sakit.1 Apakah Syeol akan menjadi tempat perlindungan yang permanen bagi Ayub? Ia tidak menganggapnya demikian. Ayub melanjutkan doanya, ”Oh, sekiranya . . . engkau menetapkan suatu batas waktu bagiku dan mengingat aku!” Ayub dengan yakin berharap bahwa ia akan tinggal di Syeol untuk sementara dan bahwa Yehuwa tidak akan melupakannya. Ayub menyamakan waktu selama ia berada di Syeol dengan ”dinas wajib” —suatu masa tunggu yang harus dijalani. Untuk berapa lama? ”Sampai kelepasanku datang,” katanya. (Ayat 14) Kelepasan itu akan berarti dibebaskan dari Syeol—dengan kata lain, dibangkitkan dari kematian! 1 Salah satu karya tulis mengatakan bahwa kata-kata Ayub ’sembunyikan aku’ dapat berarti ”meletakkan [aku] di tempat aman sebagai simpanan yang berharga”. Sumber lain mengatakan bahwa kata-kata itu menyiratkan ”sembunyikan aku sebagai suatu harta”.

Mengapa Ayub yakin bahwa kelepasannya akan datang? Karena ia tahu bagaimana perasaan Pencipta kita yang pengasih terhadap para penyembah-Nya yang setia yang telah mati. Kata Ayub, ”Engkau akan memanggil, dan aku akan menjawab. Kepada karya tanganmu engkau akan rindu.” (Ayat 15) Ayub mengakui bahwa ia adalah karya tangan Allah. Sang Pemberi Kehidupan yang bertanggung jawab atas pembentukan Ayub di dalam rahim pastilah bisa menghidupkannya kembali setelah ia mati.—Ayub 10: 8, 9; 31:15. Kata-kata Ayub mengajar kita tentang betapa lembutnya kasih Yehuwa: Ia memiliki keterikatan khusus dengan orang-orang yang, seperti Ayub, memercayakan diri ke dalam tangan-Nya, membiarkan Dia membentuk mereka menjadi orang-orang yang berkenan di mata-Nya. (Yesaya 64:8) Yehuwa menghargai para penyembah-Nya yang setia. Kepada orang-orang loyal yang telah mati, Ia merasa ”rindu”. Terjemahan itu berasal dari kata Ibrani yang ”tidak diragukan [adalah] salah satu kata yang paling ekspresif untuk menyatakan keinginan yang sangat kuat untuk bertemu”, kata seorang pakar. Ya, Yehuwa tidak hanya mengingat para penyembah-Nya tetapi Ia juga sangat ingin untuk menghidupkan mereka kembali. Syukurlah, dalam buku Ayub—salah satu buku Alkitab yang pertama-tama ditulis—Yehuwa menganggap perlu untuk menyingkapkan maksud-tujuan-Nya untuk membangkitkan orang mati.1 Ia ingin mempersatukan Anda kembali dengan orang-orang yang Anda kasihi yang telah mati. Gagasan itu dapat membuat rasa kehilangan lebih mudah ditanggung. Tidakkah sebaiknya Anda belajar lebih banyak tentang Allah yang pengasih ini dan tentang bagaimana Anda bisa membiarkan Dia membentuk Anda menjadi orang yang akan melihat maksud-tujuan-Nya terwujud? 1 Untuk belajar lebih banyak tentang janji Alkitab berupa kebangkitan untuk menikmati kehidupan dalam dunia baru yang adil-benar, lihat pasal 7 buku Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan? yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.

PEMBACAAN ALKITAB UNTUK MARET: ˛ Ester 1–Ayub 15


TAHUKAH ANDA? Siapa ”orang-orang dalam rumah tangga Kaisar” yang menitipkan salam Kristen kepada orang Filipi melalui Paulus?

ˇ Sekitar tahun 60 hingga 61 M, rasul Paulus menulis surat dari Roma kepada sidang jemaat Filipi, dan Kaisar yang ia sebutkan adalah Kaisar Nero. Namun, siapa dalam rumah tangga Nero yang menitipkan salam kepada orang Kristen di Filipi? —Filipi 4:22. Tidaklah tepat untuk berasumsi bahwa istilah ”rumah tangga Kaisar” selalu memaksudkan keluarga dekat sang kaisar. Sebaliknya, istilah itu mencakup semua orang, termasuk budak dan orang yang telah dimerdekakan, baik di Roma maupun di provinsi-provinsinya, yang berdinas kepada Kaisar. Maka, ”rumah tangga Kaisar” mencakup ribuan pelayan. Mereka mengemban berbagai tang-

gung jawab, entah sebagai pengawas atau buruh, di istana dan berbagai tanah serta properti kaisar. Ada yang bahkan berperan dalam administrasi pemerintahan. Tampaknya, ada beberapa pelayan Kaisar di Roma yang menjadi Kristen. Tidak diketahui apakah mereka ini adalah hasil pengabaran Paulus di Roma. Apa pun keadaannya, mereka rupanya mempunyai minat khusus kepada sidang jemaat Filipi. Mengingat Filipi adalah sebuah koloni Romawi yang dihuni oleh banyak pensiunan tentara dan pegawai pemerintah, mungkin beberapa orang Kristen di sana berteman dengan orang-orang yang menitipkan salam melalui Paulus.

Apa perkawinan levirat yang disebutkan dalam Hukum Musa?

ˇ Di Israel zaman dahulu, jika seorang pria meninggal tanpa anak laki-laki, saudara laki-lakinya diharapkan menikahi jandanya untuk menghasilkan keturunan guna meneruskan garis keturunan keluarga pria yang telah tiada itu. (Kejadian 38:8) Penyelenggaraan ini, yang belakangan dimasukkan ke dalam Hukum Musa, dikenal sebagai perkawinan ipar, atau levirat. (Ulangan 25:5, 6) Tindakan Boaz, yang diuraikan di buku Rut, menunjukkan bahwa tugas ini diberikan kepada kerabat laki-laki dari pihak keluarga pria yang sudah mati itu jika ia tidak mempunyai saudara laki-laki yang masih hidup. —Rut 1:3, 4; 2:19, 20; 4:1-6. Fakta bahwa perkawinan ipar dipraktekkan pada zaman Yesus ditunjukkan

oleh pernyataan orang Saduki mengenai hal itu, yang dicatat di Markus 12:20-22. Sejarawan Yahudi abad pertama, Flavius Yosefus, mengatakan bahwa praktek itu tidak hanya meneruskan nama keluarga, tetapi juga mempertahankan tanah milik keluarga dan memastikan kesejahteraan sang janda. Kala itu, seorang istri tidak berhak mewarisi tanah milik suaminya. Tetapi, seorang anak yang lahir dari perkawinan levirat dapat mempertahankan milik pusaka almarhum. Hukum membolehkan sanak saudara untuk tidak mau melakukan perkawinan ipar. Namun, penolakan seorang pria untuk ”membangun rumah tangga saudaranya” dipandang sebagai aib.—Ulangan 25:7-10; Rut 4:7, 8. MENARA PENGAWAL ˙ 1 MARET 2011

23


SURAT DARI

MEKSIKO

”Apakah Yehuwa Mengasihi Kami Meski Kami Orang Indian?”

M

ELESIO, pria berbahasa O’dam, kadang-kadang turun gunung untuk mencari pekerjaan. Ia menghadiri pertemuan Kristen dan membawa pulang lektur Alkitab untuk dibagikan kepada orangorang sesukunya. Ia memohon agar seseorang datang berkunjung dan mengajar mereka lebih banyak tentang Alkitab. Suku O’dam, kelompok etnik yang sangat terpencil, tinggal di dataran tinggi Deretan Pegunungan di Meksiko bagian tengah-utara, sekitar 240 kilometer dari sidang Saksi-Saksi Yehuwa terdekat. Beberapa di antara kami memutuskan untuk mengunjungi mereka. Setelah mendapatkan mobil pikap, tenda, kantong tidur, dan membawa cukup makanan dan bensin untuk tiga hari, kami pun berangkat ke kota Durango. Kami berangkat pukul empat subuh, berkendara selama delapan jam mendaki gunung melalui jalan berdebu sampai ke tempat di mana jalan itu berakhir. Dari sini kami masuk ke daerah orang O’dam. Di depan kami, terbentang jurang sempit yang dalam dan gunung lain. Kami meninggalkan mobil pikap di sebuah desa terpencil, dan selama tiga jam berikutnya kami berjalan kaki sambil memikul perlengkapan kami menuju dasar jurang. Di sanalah kami mendirikan tenda, mengumpulkan cukup banyak kayu untuk api unggun yang mencegah binatang buas datang, dan tidur bergiliran selama tiga jam agar api tidak sampai padam.

24

MENARA PENGAWAL ˙ 1 MARET 2011

Keesokan paginya, kami mulai mendaki gunung. Ada banyak jalan setapak, dan kami tersesat beberapa kali. Salah satu anggota rombongan kami bisa berbicara sedikit bahasa O’dam, maka kami menyampaikan berita Alkitab singkat di rumah-rumah sepanjang jalan. Yang mengejutkan, kami diberi tahu bahwa di Los Arenales, tempat tujuan kami, ada beberapa orang yang menyebut diri mereka Saksi-Saksi Yehuwa dan bahwa mereka mengadakan pertemuan ibadat di sana. Berita ini mengherankan namun membesarkan hati. Dengan kaki melepuh, kami tiba di Los Arenales. Di daerah itu, terdapat rumah-rumah batako beratap kardus yang menyebar di sana sini—tidak ada sekolah, tidak ada listrik. Komunitas ini sama sekali terasing dari dunia luar, dan mereka hidup sangat

Melesio dengan istri, empat putri, dan ibu mertuanya


Sebuah pelajaran Alkitab dan pertemuan Kristen di Los Arenales

hati ini dengan menggunakan Alkitab bahwa Yehuwa memerhatikan orang yang lembut hati, tidak soal bahasa apa yang mereka gunakan atau seberapa terpencilnya mereka. Mereka memohon agar ada orang yang datang untuk mengajar mereka lebih banyak. Setelah pertemuan itu, kami berbagi makanan kami dengan teman-teman baru ini. Malam pun tiba, dan di ketinggian itu cuaca sangat dingin, maka kami bersyukur sewaktu mereka menawarkan sebuah kamar yang sedang dibangun untuk tempat kami tidur. Keesokan paginya, mereka mengantar kami kembali ke mobil pikap kami melalui jalan pintas, dan kami pun mengadakan perjalanan pulang ke Durango, lelah tapi puas. Betapa senangnya berjumpa dengan orang-orang tulus ini, yang kebanyakan tidak bisa membaca atau menulis atau berbicara bahasa Spanyol tetapi ingin belajar tentang Allah yang benar dan beribadat kepada-Nya! Sejak kunjungan kami, enam Saksi telah pergi ke komunitas itu dan tinggal selama tiga minggu. Mereka memberikan bantuan rohani kepada sekitar 45 orang yang dengan tulus ingin melayani Yehuwa. Mereka semua menghadiri pertemuan ibadat secara rutin. Ada hal lain lagi yang menarik. Satu-satunya toko kecil di Los Arenales tidak menjual rokok lagi. Alasannya, begitu banyak orang yang belajar Alkitab dan mereka semua telah berhenti merokok. Mereka juga telah mengesahkan perkawinan mereka. MENARA PENGAWAL ˙ 1 MARET 2011

25

Servicio Postal Mexicano, Correos de Mexico

melarat, hanya makan tortilla jagung dan nyaris itu saja. Kami berjumpa dengan Melesio, seorang pria muda ramping yang senang sekali melihat kami. Ia mengundang kami ke pondoknya yang sederhana dan memberi tahu kami bahwa setiap hari ia berdoa agar Yehuwa mengutus Saksi-Saksi-Nya untuk mengajar Alkitab kepada keluarganya dan orang O’dam lainnya. Ia merasa tidak sanggup menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Orang O’dam menganut shamanisme. Mereka menggunakan benda-benda seperti bulu elang dan tulang-tulang sebagai jimat, menyembah berbagai kekuatan alam, dan hidup dalam ketakutan kepada para dukun, yang memanfaatkan mereka. Melesio menjelaskan bahwa dalam perjalanannya ke kota ia mengetahui bahwa Yehuwa adalah Allah yang benar, maka ia memusnahkan semua berhalanya. Penduduk setempat mengira ia akan mati karena hukuman dewa-dewa mereka. Ketika tidak terjadi apa-apa, mereka sadar bahwa Yehuwa lebih berkuasa daripada dewa-dewa mereka. Alhasil, mereka mulai menghadiri pelajaran Alkitab yang dipandu Melesio dengan keluarganya, menggunakan lektur kita. ”Saya memberi tahu mereka bahwa pertamatama mereka harus membakar semua jimat dan patung mereka,” kata Melesio. Banyak yang mengatasi perasaan takut mereka akan takhayul, dan jumlah hadirin bertambah sampai 80 orang lebih. Kami kagum mendengar hal ini dan memutuskan untuk mengadakan pertemuan ibadat sore itu juga. Kami mengutus orang dengan menunggang kuda untuk memberi tahu orang-orang yang biasa datang ke rumah Melesio. Meskipun waktu itu tengah pekan dan pemberitahuannya mendadak, ada 25 orang yang datang, tiba dengan berjalan kaki dan naik keledai. Kami mengadakan sesi tanya jawab tentang topik Alkitab, dan Melesio menerjemahkan. Mereka mengajukan pertanyaan seperti, ”Apakah Yehuwa mengasihi kami meski kami orang Indian?” ”Apakah Ia mendengarkan doa dalam bahasa O’dam?” ”Sewaktu Armagedon datang, apakah Yehuwa akan mengingat kami yang tinggal begitu jauh dari kota?” Kami senang meyakinkan orang-orang yang rendah


KEBAKTIAN DISTRIK MUSIM PANAS DI RUSIA

MENGHASILKAN BERKAT

S

ETIAP musim panas, para pencinta alam di Rusia berduyun-duyun meninggalkan apartemen di kota ke daerah pedesaan untuk tinggal di vila-vila musim panas yang disebut dacha. Bagi mereka, inilah saat untuk melepaskan diri dari sibuknya kehidupan kota. Selama beberapa musim panas belakangan ini, Saksi-Saksi Yehuwa di Rusia juga terlihat pergi ke daerah pedesaan dalam rombongan besar—tetapi, untuk alasan yang berbeda. Sekalipun ada pembatasan atas pekerjaan pengabaran mereka di beberapa kota, Saksi-Saksi Yehuwa di Rusia terus berkumpul secara terbuka untuk beribadat, menerapkan hak kebebasan beragama mereka yang dijamin undang-un26

MENARA PENGAWAL ˙ 1 MARET 2011

dang. Tetapi, kadang-kadang, tentangan dan tekanan dari aparat yang mendapat informasi yang keliru atau dari klerus Ortodoks Rusia setempat telah mempersulit Saksi-Saksi mendapatkan izin menggunakan fasilitas yang memadai untuk kebaktian distrik musim panas tahunan mereka. Oleh karena itu, Saksi-Saksi mengorganisasi kebaktian ”hutan” atau kebaktian ”lapangan”. Sejak 2007 sampai 2009, ”piknik” rohani di alam terbuka demikian telah diadakan sekitar 40 kali di 25 lokasi di seantero Rusia. Seorang Saksi yang telah bertahun-tahun menghadiri kebaktian di Rusia mengenang, ”Dulu, sewaktu kami menyewa stadion dan


gedung di kota besar, banyak orang yang tulus serta kalangan berwenang setempat dapat menilai organisasi kita berdasarkan kebersihan dan ketertiban yang mereka lihat sendiri. Kini, kami terpaksa berkumpul di hutan dan hanya dilihat oleh binatang liar. Sangat disayangkan, masyarakat umum tidak bisa mengamati pertemuan yang menakjubkan ini, yang dihadiri orangorang yang berasal dari beragam latar belakang, suku, dan agama.� Walaupun pertemuan demikian adalah saatsaat yang membahagiakan, seorang Saksi mengaku, �Saya bersukacita melihat semangat rela berkorban dan keloyalan rekan-rekan Saksi yang menyesuaikan diri dengan situasi yang berbeda. Tetapi, jujur saja, ketika aparat menyulitkan kami untuk mengadakan kebaktian, ini sangat meletihkan baik secara fisik maupun emosi. Hal itu juga mengekang kebebasan kami untuk menyembah Allah yang mahakuasa secara bermartabat.� Bagaimana Saksi-Saksi Yehuwa di Rusia menghadapi tantangan ini? Kebaktian Hutan di Seantero Negeri Sering kali, perjanjian sewa dibatalkan pada saat-saat terakhir sehingga panitia kebaktian hanya punya waktu beberapa hari untuk membuat pengaturan alternatif bagi ribuan delegasi. Contohnya, pada 2008, Saksi-Saksi di Cheboksary, Republik Chuvash, harus mengadakan kebaktian distrik di bumi perkemahan yang luas yang dikelilingi pohon birch dan berhadapan dengan Sungai Volga. Tugas yang mereka hadapi amat besar. Dari 1.930 jumlah hadirin yang diperkirakan, 1.700 orang harus ditampung di perkemahan. Mereka membutuhkan pancuran dan wastafel yang diperlengkapi air panas dan dingin, toilet, serta listrik. Dan, semua delegasi harus diberi makan. Saudara-saudara menjawab tantangan ini. Tukang kayu, tukang listrik, dan tukang pipa ditemukan. Sebanyak 350 Saksi merelakan diri untuk membantu, 14 di antaranya tinggal di lokasi kebaktian selama sepuluh hari. Mereka menggergaji papan dan menggotong jerami serta mendirikan banyak tenda, bilik pancuran, dan

toilet. Sekelompok saudara lain mengadakan perjalanan bolak-balik ke kota untuk membeli persediaan. Karena tidak ada lemari pendingin, saudara-saudara memutuskan untuk menyediakan makanan hangat tiga kali sehari, yang dimasak di lokasi. Pengelola bumi perkemahan membantu dengan mengupah beberapa pekerja untuk menyiapkan makanan bagi para delegasi. Secara keseluruhan, sebanyak 500 delegasi membawa tenda sendiri, 150 menyewa pemondokan di dekat perkemahan, 15 dengan senang hati tidur di atas tumpukan jerami di kandang kuda, dan selebihnya menginap di tenda-tenda yang didirikan oleh saudara-saudara. Ketika para delegasi tiba, mereka melihat lautan kursi plastik berwarna-warni tertata dengan rapi. Di depan, ada dua podium sederhana yang dihiasi bunga-bunga, satu untuk acara berbahasa Rusia dan satunya lagi untuk acara berbahasa Chuvash. Semua orang menikmati acara rohani itu dan menghargai kerja keras para relawan. Salah seorang yang menyiapkan makanan berseru, �Kalau saya tidak melihat dengan mata saya sendiri, saya tidak akan percaya ada organisasi yang bisa begitu efisien dan disiplin seperti kalian!� Ada yang menyamakan pengaturan kebaktian ini dengan Perayaan Pondok yang dirayakan bangsa Israel pada zaman Alkitab. Di kota-kota lain, Saksi-Saksi sering kali hanya punya waktu satu hari untuk mencari dan mempersiapkan lokasi lain untuk kebaktian distrik. Inilah yang terjadi di Nizhniy Novgorod, di

Seorang relawan Saksi membantu menyiapkan kebaktian di alam


Para relawan bekerja bersama untuk membersihkan lokasi sebelum kebaktian dan untuk menyediakan makanan bagi ribuan delegasi kebaktian

mana relawan bekerja bergiliran siang dan malam di sebidang tanah pribadi. Mereka harus menebang pohon, menebas semak, memotong rumput, dan menyingkirkan caplak dan semut dari wilayah itu. Saat para delegasi tiba pada Jumat pagi, para relawan telah mendatangkan 2.000 kursi plastik dan sepuluh toilet portabel, memasang wastafel berikut air, membangun sebuah podium, dan memasang generator serta tata suara. Seorang saudara melaporkan, ”Yang paling menakjubkan adalah, saudara-saudara yang bekerja siang malam itu tidak mau dianggap pahlawan. Dengan rendah hati, mereka terus melayani yang lain selama kebaktian. Mereka benar-benar mengabdikan diri agar saudara dan saudari mereka merasa nyaman dan menikmati pengajaran rohani.” Saudara lain menulis, ”Kami benar-benar merasa sebagai satu tim. Walaupun ini pertama kalinya saudara-saudara mengorganisasi kebaktian di alam terbuka dan waktunya sempit, mereka memikirkan segalanya agar selama acara, tidak ada gangguan yang berarti. Seusai acara, kami tidak merasa letih. Seolah-olah kami semua diberi sayap oleh Yehuwa!” Roh Allah Beraksi Dalam banyak segi, seraya Saksi-Saksi setempat mengatasi berbagai masalah dalam mengadakan kebaktian, hubungan mereka semakin akrab dan hal ini membuktikan bekerjanya roh Allah. Di Smolensk, banyak penginapan yang telah dipesan dibatalkan pada malam menjelang kebaktian. Seorang penatua melaporkan, ”Ketika beberapa bus delegasi datang pada jam satu pagi, tidak ada tempat un28

MENARA PENGAWAL ˙ 1 MARET 2011

tuk menampung mereka. Saya mulai menangis karena saya tidak bisa berbuat apa-apa. Saya berdoa kepada Yehuwa dan memohon bantuanNya untuk mengatasi problem ini. Betapa leganya saya ketika satu jam kemudian, kami menemukan pemondokan lain untuk semuanya! Ini sungguh luar biasa dan membuktikan bahwa Yehuwa tidak akan meninggalkan orang yang adil-benar begitu saja!” Di sebuah kebaktian hutan lainnya, saudara-saudara meminta bantuan desa setempat untuk menyediakan pemondokan, dan karena reputasi baik Saksi-Saksi di daerah itu, penduduk desa bersedia menampung 2.000 delegasi di rumah mereka selama kebaktian. ”Fakta bahwa kebaktian itu bisa diadakan sudah merupakan bukti yang meyakinkan tentang pentingnya bersandar kepada Yehuwa dalam segala situasi,” ujar seorang Saksi. Hal ini khususnya terbukti sewaktu ”tamu-tamu” yang tak diundang datang untuk mengganggu kebaktian. Di Novoshakhtinsk, klerus Ortodoks Rusia dan para pengunjuk rasa datang dan menyanyikan himne serta melantunkan doa melalui mikrofon untuk menenggelamkan suara pembicara kebaktian. Namun, polisi menghentikan upaya mereka untuk mengganggu acara itu. Ketika seorang pengunjuk rasa, yang adalah wanita Ortodoks, pingsan karena kepanasan, saudara-saudara menggotong dia ke Departemen P3K di kebaktian dan memberikan pertolongan medis. Dia benar-benar terperangah. Terkesan oleh Apa yang Mereka Lihat Karena meningkatnya kewaspadaan akan terorisme, acara pertemuan besar di Rusia sering


Semua menikmati acara rohani dan menghargai kerja keras para relawan

menarik perhatian aparat penegak hukum maupun penduduk setempat yang penasaran. Sebagai contoh, kebaktian hutan di Volzhskiy diamati oleh satuan polisi antigerakan ekstremis. Salah seorang di antara mereka kehilangan ponsel selama acara, dan saudara-saudara membantu dia mencarinya di Departemen Barang Hilang dan Ditemukan. Tidak lama kemudian, ia ditelepon atasannya, yang ingin tahu apakah di kebaktian itu ada hasutan untuk tindakan kekerasan atau ekstremis. Petugas itu menjawab, ”Semua baik-baik saja; ada 5.000 orang di sini dan tidak ada pelanggaran. Ekstremis apanya? Bayangkan saja. Saya kehilangan ponsel, dan mereka menemukannya lalu mengembalikannya kepada saya!” Seorang penjaga terkesan oleh kebersihan lokasi kebaktian dan heran bahwa walaupun ada banyak anak kecil di antara hadirin, ia tidak menemukan satu pun bekas bungkus permen. Pemilik bumi perkemahan tempat diadakannya

Saksi-Saksi Yehuwa di Rusia terus ”hidup dengan tenang dan tenteram dengan penuh pengabdian yang saleh”

kebaktian lain menemui polisi yang datang ke sana, yang menerima laporan bahwa ada pertemuan agama yang besar. Ia mengajak si letnan polisi ke balkon di lantai tiga sebuah bangunan yang menghadap bumi perkemahan dan berkata, ”Lihat saja mereka! Bapak bisa saksikan sendiri kan? Tertib sekali!” Pemilik itu kagum bahwa Saksi-Saksi tidak minum-minum atau merokok dan meninggalkan tempat itu dalam keadaan bersih, bahkan membawa pulang sendiri sampah mereka. Ia berseru, ”Ini seperti di firdaus!” Persatuan Nyata di Antara Umat Allah Usai suatu kebaktian hutan, kepala desa tetangga tergerak untuk berkata, ”Saya sekarang mengerti bahwa kalian adalah orang-orang yang sederhana, tapi kalian hebat. Sementara kami cenderung menutup diri, kalian sanggup menyatukan orang-orang!” Dari Kaliningrad sampai Kamchatka, penduduk dari negeri yang luas ini selalu terkesan akan persatuan yang umat Allah tunjukkan pada pertemuanpertemuan rohani mereka yang besar. Meski rencana mereka sering berubah dengan cepat dan tak terduga, ada satu hal yang tidak berubah —sikap mereka yang penuh respek terhadap kalangan berwenang dan sesama mereka. Apa pun situasi mereka, Saksi-Saksi Yehuwa di Rusia dengan bersukacita terus berkumpul bersama untuk pengajaran rohani. Mereka berdoa ”demi raja-raja dan semua orang yang berkedudukan tinggi; supaya [mereka] dapat terus hidup dengan tenang dan tenteram dengan penuh pengabdian yang saleh dan keseriusan”. —1 Timotius 2:2. MENARA PENGAWAL ˙ 1 MARET 2011

29


UNTUK KAUM MUDA

Belalah Ibadat Sejati! Petunjuk: Kerjakan soal ini di tempat yang tenang. Sambil membaca ayatnya, bayangkan kamu ada di situ. Bayangkan adegannya. Dengarkan suaranya. Rasakan emosi tokoh-tokohnya. Buatlah kisahnya menjadi hidup. Tokoh utama: Elia, Ahab, dan sekitar 450 nabi Baal Ringkasan: Elia membuktikan bahwa Yehuwa lebih unggul daripada Baal.

ANALISIS ADEGANNYA.—BACA 1 RAJA 18:17-40. Pada sebuah kertas terpisah, gambarlah posisi di mana kira-kira Elia, para nabi Baal, dan mezbah berada. Suara apa yang kamu ”dengar” selama kekacauan yang dilukiskan di ayat 26 sampai 29?

Dengan membayangkan nada suara Elia, kira-kira bagaimana perasaannya sewaktu ia berbicara kepada para nabi Baal?

GALI LEBIH DALAM. Mengapa dibutuhkan keberanian di pihak Elia untuk menghadap Ahab, dan kemudian memimpin suatu ujian yang akan merendahkan ratusan nabi Baal? (Petunjuk: Baca 1 Raja 18:4, 13, 14.)

Dengan menggunakan bahan riset yang kamu miliki, coba cari tahu tentang penyembahan Baal. Misalnya, kebiasaan apa saja yang berkaitan dengan penyembahan Baal? Apa pengaruh penyembahan Baal atas Israel?

30

MENARA PENGAWAL ˙ 1 MARET 2011


Menurutmu, mengapa Elia menggali parit di sekeliling mezbah Yehuwa dan kemudian memenuhinya dengan air?

˜

TERAPKAN APA YANG KAMU PELAJARI. TULIS APA YANG KAMU PELAJARI TENTANG . . . Keberanian yang dibutuhkan untuk membela ibadat sejati.

Manfaat-manfaat yang diperoleh orang yang memperlihatkan keberanian seperti itu.

UNTUK PENERAPAN LEBIH LANJUT. Dalam aspek apa saja kamu bisa memperlihatkan keberanian untuk membela ibadat sejati?

DARI KISAH INI, ASPEK APA YANG PALING BERMANFAAT BAGIMU, DAN MENGAPA?

JIKA KAMU TIDAK PUNYA

ALKITAB, MINTALAH KEPADA SAKSI-SAKSI YEHUWA, ATAU BACALAH DI INTERNET DI

www.watchtower.org

°

Informasi Kebaktian Distrik Mulai tahun ini, tanggal dan lokasi kebaktian distrik tahunan tidak lagi muncul di Menara Pengawal. Informasi ini dapat diakses di situs Web jw.org.


YESUS

”MENYINGKIRKAN DOSA DUNIA” Yohanes Pembaptis menyatakan bahwa Yesus ”menyingkirkan dosa dunia”. (Yohanes 1:29) Ini menyoroti peranan Yesus dalam menyelamatkan umat manusia yang taat. Namun, mengapa Yesus harus mati demi menyelamatkan para pedosa? Dengan rela menyerahkan kehidupannya, apa yang ia capai? Siapa saja yang memperoleh manfaat dari kematiannya? Apa maknanya bagi Anda?

Setiap tahun, Saksi-Saksi Yehuwa berkumpul untuk memperingati kematian Yesus. Tahun ini, peringatan itu jatuh pada hari Minggu, 17 April, setelah matahari terbenam. Saksi-Saksi Yehuwa senang mengundang Anda untuk menyelidiki makna penting kematian Yesus bersama mereka. Jawaban Alkitab atas pertanyaan-pertanyaan di atas akan dibahas. Anda bisa menghadirinya di lokasi terdekat. Silakan hubungi Saksi-Saksi Yehuwa di daerah Anda untuk mengetahui kapan dan di mana persisnya peringatan itu akan diadakan.

www.watchtower.org

wp11 03/01-IN


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.