“hutanku tak lagi tumbuh, tak ada waktu terbit dari hati alam
sejak kau membawa pergi nadinya”
Kutipan puisi karya Isbedy Stiawan tersebut bukanlah sekadar untaian kata indah, namun fenomena kerusakan lingkungan yang nyata terjadi di bumi ini. Maka, kutipan puisi tersebut kemudian membuat kita bertanya, “Bagaimana selama ini manusia telah menjadi dalang utama atas rusaknya kelestarian lingkungan hidup di bumi? Apakah masih ada harapan untuk kita menebusnya?”
Beranjak dari pertanyaan tersebut, Biro Jurnalistik LK2 akhirnya menerbitkan Edisi LEX Contributor VOL. III dengan judul Perivallon. Judul tersebut diambil dari bahasa Yunani yang berarti Lingkungan. Hal ini berkaitan dengan reportase LEX VOL.III yang menelaah seputar isu hukum lingkungan dan memberikan gambaran mengenai dinamika hukum lingkungan yang berkembang saat ini.
Bagaimana ulasan selengkapnya? Simak reportase kami dalam LEX CONTRIBUTOR VOL.III, PERIVALLON