Local Magazine | All You Need Is Love | 2016
LOCAL MARKET WADAH KREASI LOKAL ANAK MUDA SEMARANG
Photo by Imam Supriono
Berawal dari keresahan para pelaku kreatif di kota Semarang, Local Market terselenggara dalam wujud marketplace. Berisi brand-brand lokal Semarang dalam bidang fashion, kreatif, dan gaya hidup sebagai ajang unjuk gigi sekaligus promosi. Local Market merupakan marketplace yang diadakan perdana pada tahun 2016 ini di kota Semarang. Gedung Kesenian Jawa Tengah di kawasan PRPP Semarang menjadi saksi bisu sebagai lokasi pelaksanaanya. Berlangsung selama tiga hari mulai 26 – 28 Februari 2016 event yang akan menjadi agenda tahunan ini menyedot perhatian pengunjung hingga lebih dari 1000 tiket yang terjual. Ini menjadi pembuktian bahwa Semarang bukan hanya sebagai ‘kota pasar’ saat ada clothfest digelar yang berisi merk-merk luar kota Semarang. Nggak cuma menjadi tempat berkumpulnya brand-brand apparel, lifestyle dan creative asli Semarang, namun juga terdapat 11 stand food and beverage yang turut meramaikan. Performance dari 26 band lokal Semarang juga menambah kemeriahan. Ada juga beberapa komunitas yang berbagi info serta Go-Box, Prigel, dan kami (Local Magz) yang buka suara dan sharing berhadiah. Jadi, Local Market bukan hanya pasar kreatif saja namun juga ajang untuk belajar dan berbagi pengalaman di setiap bidang agar image merk-merk kota semarang menjadi lebih baik lagi dan berani untuk ekspansi keluar kota. 6 | MULOC
Dengan adanya Local Market ini semoga bisa menjadi ajang show off bagi segala bentuk kreatifitas anak muda Semarang baik dalam wujud brand, band, komunitas, maupun movement. Bukan hanya yang mampu unjuk gigi saja, tapi juga mampu bersaing dengan kualitas yang oke serta mampu menginspirasi. Tidak menutup kemungkinan juga Local Market mampu di-tour-kan keluar Semarang agar dapat disandingkan bersama brand-brand lain bahkan menandingi brandbrand yang telah lebih dulu terkenal. Pergerakan Local Market juga bukan movement yang mudah dan bebas dari pro-kontra. Ngga gampang juga hlo untuk membuktikan konsistensi bersama team seperti yang dilakukan panitia Local Market. Apresiasi serta beragam bentuk dukungan sangat dibutuhkan untuk mewujudkan tujuan mulia mengenalkan dan mengangkat kreatifitas lokal anak muda Semarang. Sikap positif dalam menyikapi segala komentar maupun kritik dan saran perlu diterapkan agar tak menjadi bumerang. Alangkah baiknya kita saling mendukung, bukan malah ‘acung pentung’. (Sheila Febriana)
Local Magazine | All You Need Is Love | 2016
Crimson Eyes Tour 2016
Photo by Indriatma Sitorus
Who Cares merupakan salah satu pertunjukan musik kolektif yang diproduksi oleh sekumpulan pemuda-pemudi lokal di Semarang yang menamai diri mereka Semarang On Fire Rangers, yakni suatu kolektif baru yang terbentuk dengan tujuan mengelar pertunjukan sekaligus rumah bagi kawan-kawan yang sedang tour. Jumat (19/2) acara bertajuk “Crimson Eyes Tour”, sebuah rangkaian tour dari Sigmun. Band yang berisi Haikal Azizi, Nurachman Andhika, Mirfak Prabowo dan Pratama Kusuma Putra adalah otak dibalik Sigmun. Album perdana Sigmun “Crimson Eyes” dirilis oleh Orange Cliff Records pada 15 November 2015 lalu, setelah merilis debut album yang mendapat apresiasi positif dari berbagai kalangan ini. Sigmun ingin memperkenalkan karya mereka secara lebih luas melalui tour dan akan menyambangi pulau Jawa, Bali dan Sulawesi. Bersama dengan Somnium, tour yang digelar di Kota Semarang berlangsung di Pendopo TBRS. Band tuan rumah seperti Black Stallion, Glasstrick, dan Gagak Rimang Stoned mampu membuat venue panas hingga penampilan Sigmun di akhir acara. Kami berharap agar apresiasi dalam sebuah acara skala kecil maupun besar dapat terus dilakukan oleh anak muda khususnya di Semarang. (Sebastian Gary) Local Magazine | All You Need Is Love | 2016
MULOC | 7
SINEROOM Gelar Pemutaran dan diskusi Film “NAY”
Studio Broadcasting Gedung B lantai 5 Kampus Universitas Dian Nuswantoro menjadi saksi pemutaran film terbaru karya Djenar Maesa Ayu yang berjudul “NAY”. Film yang rencananya akan tayang di bioskop se-antero Indonesia ini telah berhasil di putar oleh teman-teman dari Sineroom pada Jum’at 19 Februari 2016 dan Sabtu 20 Februari 2016, lalu. Dan ternyata dalang dibalik semua ini adalah komunitas Sineroom yang bekerjasama dengan Udinus serta Rumah Karya Sjuman. Film yang berhasil terwujud dari proyek disitus crowdfunding wujudkan.com ini, menghabiskan dana Rp. 250 juta. Cerita “NAY” sangat menyentuh, terutama bagi kaum perempuan. Dengan segala konflik hidup yang dihadapi perempuan bernama “Nay” yang diperankan oleh Sha Ine Febriyanti. Meskipun hanya mengunakan satu pemain saja, film ini mampu membuat semuanya hening dan fokus seolah turut merasakan emosi tekanan hidup yang dihadapi Nay. Meskipun ruangan studio tidak penuh dengan audiens yang hadir, namun semuanya hanyut dalam cerita. Kebanyakan dari mereka adalah para movie maker muda atau anggota komunitas-komunitas film yang ada di Semarang. Beberapa memang penggemar Djenar Maesa Ayu, namun ada yang hanya tertarik oleh cerita buatan Penulis, Produser sekaligus Sutradara ini. Djenar memang suka mengangkat cerita tentang perempuan, identitas, dan seks. Itulah sebabnya ia disebut sebagai salah satu tokoh feminis Indonesia. Film bergenre drama ini sangat berbeda dari film bioskop kebanyakan. Selain hanya menggunakan satu pemain saja, film ini juga hanya menggunakan setting lokasi di mobil dan jalan raya. Kebanyakan penonton awam pasti akan bosan, namun jika kita ikuti dan dalami alur ceritanya kita akan tersentuh dan intinya perlu berpikir dan mengikuti alur cerita dalam film tersebut. Intinya adalah konf8 | MULOC
Photo by Sineroom
lik yang dialami banyak perempuan kota, saat ini. Film ini sebenarnya sudah dirilis sejak 19 November tahun lalu, namun pemutarannya belum merata ke seluruh Indonesia. Beruntung sekali ya ada pemutaran dan diskusinya sebelum film “NAY” tayang di biskop Semarang. Setelah pemutaran film dilanjutkan diskusi yang dihadiri Bayu Widagdo sebagai pembicara. Beliau adalah dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Diponegoro sekaligus salah satu penggiat sinematografi di Semarang. Dalam diskusi tersebut, beberapa pendapat penonton tentang film “NAY” dilontarkan termasuk pendapat dari Mas Bayu. Namun, tidak hanya itu saja. Mas Bayu juga menyinggung soal adanya film-film indie yang ada di Semarang, terutama karya anak muda Semarang. Film “NAY” semoga mampu menjadi inspirasi bagi movie maker muda semarang untuk berkarya. Tak hanya mengedepankan teknis sinematografinya saja, namun juga dari sisi cerita yang kuat. Mas Bayu Widagdo berharap, film-film semarang makin jaya dan tidak kalah dengan film-film yang lain. “Hidup bukan untuk mencari perhentian namun untuk melakukan perjalanan”, itulah pesan Nay yang semoga bisa menjadi alasan untuk kita terus berkarya. Terimakasih Sineroom. Sukses terus untuk sineas muda Semarang. Salam Sinema! (Sheila Febriana)
Local Magazine | All You Need Is Love | 2016
Pembuktian Eksistensi Melalui Eksibisi Bicara tentang wadah atau komunitas memang tidak ada batasan. Banyak komunitas bermunculan yang diinisiasi oleh anak muda khususnya di Semarang. Salah satunya komunitas yang menekuni di bidang Hand Lettering. Semarang Coret adalah salah satu dari banyak komunitas Hand Lettering yang ada di Indonesia.
Photo by Edison Saputro
K
omunitas ini awalnya terbentuk dari Belmen (Belajar Menulis) Jakarta yang di inisiasi oleh beberapa anak muda, salah satunya @hendryjuanda yang kemudian menjalar di beberapa kota besar di Indonesia seperti Surakarta, Jogja, Semarang dan Malang. Semarang Coret berdiri atas dasar ingin membuat wadah bagi siapa saja yang menekuni Lettering dan Kaligrafi yang tidak adanya batasan dalam skill maupun latar belakang dari individu di dalamnya. Berdiri pada 8 Januari 2015 yang pada awalnya komunitas tersebut hanya terdiri dari 6 orang, yaitu Wendy, Afin, Fahmi, Wisnu, dan Edison. Berawal hanya berkumpul atas dasar satu kesamaan dalam bidang menggambar hingga tercetus visi dan misi yang sama untuk di Kota Semarang, Wendy yang juga aktif di Belmen Solo dan akhirnya mencetuskan agar di bentuk di Semarang. Dalam perjalanannya hingga menginjak satu tahun ini Semarang Coret banyak melakukan kegiatan berkumpul untuk sharing, bertukar pikiran dan praktek (pen meet up). Dalam kegiatanya sendiri biasanya diisi dengan merespon media kertas atau lainnya di berbagai tempat seperti Cafe secara nomaden. Bagi yang pengin bergabung dengan Semarang coret nggak ada standarisasinya seperti harus mempunyai tools serta teknik yang mumpuni. Yang terpenting tidak ada rasa malu dan saling memberikan motivasi serta semangat untuk belajar. For your information, Belmen Semarang atau Semarang Coret di tahun ini (2016) juga baru saja sukses menyelenggarakan acara syukuran anniversary mereka yang ke-1, di Tandhok atau tepatnya basecamp Orartoret art space, Semarang. Kegiatan tersebut diisi dengan pameran dari hasil kary seniman lokal yang sebelumnya telah melakukan proses submition dan kurasi. Dan yang tidak tertinggal yaitu tumpengan, akustikan, dan artist talk. Meskipun dalam jangka panjang belum ada agenda, namun fleksibilitas yang selalu mempercayakan Semarang Coret untuk mengisi beberapa event di Semarang. Berminat buat gabung jadi anggotanya Semarang Coret? Sikat aja! (Sebastian Gary)
Local Magazine | All You Need Is Love | 2016
MULOC | 9
10 | BAND INTERVIEW
Local Magazine | All You Need Is Love | 2016
Manis Asam Asin
13 Tahun Perjalanan Aimee! Jika menyebut scene musik Ska Semarang pasti yang terbesit dalam pikiran beberapa pecinta musik adalah nama Aimee! Dari banyaknya unit Ska yang berdiri di era 2003, bisa dibilang nama Aimee adalah band yang bisa survive hingga sekarang. Bukan perkara yang mudah tentunya bagi sebuah band untuk bisa berdiri selama hampir 13 tahun. Ada banyak hal yang pernah dialami oleh band yang kini dikemudikan oleh Iyeng Veda (Vocal), Yus Mac (Guitar), Deni Ghazaly (Guitar), Mimit (Keyboard), Bayu Nugraha (Drum), Koko (Trumpet) dan Gany Dimas (Bass). Seperti apa perjuangan band yang pernah mejeng di salah satu program televisi nasional sekelas, Radio Show di tahun 2012 silam ini? Yuk simak obrolan Aimee bareng Local Magazine beberapa waktu lalu, duds!
Local Magazine | All You Need Is Love | 2016
BAND INTERVIEW | 11
Halo Aimee... lagi sibuk ngapain nih. Kabarnya baru aja rilis single baru bartajuk ‘Holiday’ ya? Bayu: Iya bener banget kita abis keluarin single. Dan saat ini lagi sibuk nyiapin double mas. Hehehe! Jadi single itu kayak ancang-ancang. Bahwasannya tahun ini kita akan keluarin album lagi. Kemudian rencana tur di Semarang dan tur di negara salah satu band yang sempet kita ajak main di Semarang Ska Festival. Masih seputar Asia sih. Kemungkinan akhir tahun Ceritain dong soal gimana isi albumnya nanti. Dan sejauh ini sudah masuk berapa persen progress-nya? Bayu: Nuansa musiknya sendiri masih seputar Ska. Tapi kita coba mengkomparasikannya dengan musik lain seperti soul, swing, jazz dan pahit-pahit manis kehidupan. Sejauh ini progress-nya masih 60 persen. Masih nyiapin materi. Dan rencananya akan berisi 10 lagu. Kalau konsep atau temanya sendiri seperti apa nih? Iyeng: Istilahnya kita pengin sedikit lebih dewasa dengan musik yang ceria dan senang-senang sih. Lewat album baru itu kita juga pengin angkat pariwisata Semarang. Saat produksi album, dimana sih bagian yang paling kalian suka? Iyeng: Bagian recording! Soalnya bisa kumpul semuanya. Ngerasain giliran buat take. Seru gitu. Kalau bagian pusing tuh bikin materi. Gany: Aku suka dibagian latihan. Bisa bersilang pendapat, jadi misalnya aku begini, begitu. Ini asiknya dikasi ini, buat ini, dan lainnya. Seru gitu pas ada di proses kreatif. Bayu: Kalau yang aku suka tuh royalty. Hahaha! Nggak sih, itu suatu pencapaian aja. Aku suka dibagian, kalau udah take semua, dengerin mix down itu udah seneng banget. Kayak ngerasa bahwa perjuangannya mau sampe final, walaupun besok masuk studio lagi Bicara soal konsistensi, Aimee adalah salah satu band yang cukup konsisten di dunia musik khususnya di genre Ska. Apa yang ngebuat kalian tetap bertahan? Bayu: Yang ngebuat kami konsisten itu kecintaan. Kalau udah cinta tuh udah lupa segalanya. Mau panas, susah, seneng, jalani aja. Main musik itu ibarat kayak bentuk pelampiasan emosi, ego, dan relaksasi setelah seharian bekerja. Mau nggak mau memang
12 | BAND INTERVIEW
pasti seneng sih. Sejak berdiri ditahun 2013, kalian beberapa kali mengalami bongkar pasang personil. Gimana cara kalian buat nyatuin soul antara personil yang satu dengan lainnya? Bayu: Banyakin komunikasi, dan saling pengertian saja sih menurutku. Nggak bisa memaksakan kehendak. Karena sesuatu yang kalau dipaksain pasti hasilnya juga bakal terpaksa. Iyeng: Formasi emang ganti-ganti. Awal ditawarin Aimee sendiri tuh aku nggak tahu genre Ska yang kayak gimana. Akhirnya karena ku mengiyakan. Ya jadinya mau nggak mau harus belajar. Dan kesini jadi cinta dan istilahnya jadi pekerjaan gitu kan. Nah, sebentar lagi kalian akan memasuki umur yang ke-13 Tahun. Apakah ada perayaan khusus yang akan kalian lakukan diumur yang dianggap sebagai angka sakral itu? Bayu: Perayaan sih semacam syukuran. Resolusi, instropeksi, dan hal sederhana lainnya. Paling bakal mengundang teman terdekat kita. Iyeng: Ya mungkin temen, kerabat deket, crew, dan orang-orang yang biasa bantu kita waktu manggung. Makan-makan gitu. Dulu pas umur 8 tahun kita pernah bikin perayaan sampe dua kali sih. Untuk yang umur ini belum ada planning. Masih fokus dialbum aja. 13 tahun bukanlah waktu yang singkat. Tentu banyak banget dong hal-hal mulai dari yang menyenangkan sampai menyedihkan yang pernah kalian alami kayak ditinggal personil. Gimana perasaan kalian saat ada disituasi seperti itu? Bayu: Kita memang sempet mengalami transisi dari nama Aimee is Back ke Aimee. Sempet vakum beberapa waktu, sampai akhirnya balik lagi. Kenapa? Ya awalnya karena cinta, main musik memang udah jadi bagian hidup. Jadi ya dijalani aja. Walaupun berat rasanya saat mengalami transisi itu. Jadi kita kayak mulai dari nol lagi. Itu kebetulan kan pas rilis album pertama, ya bisa dibilang kayak hilang dari peredaran. Waktu itu satu dari dua vocalis kita sempet hengkang. Otomatis kita benerin materi. Masuk personil cewek lagi giliran brass section kita cabut. Sampai pada akhirnya kita bikin kesepakatan harus solid dulu baru serius. Takutnya kalau misal nanti kejadian itu terjadi lagi.
Local Magazine | All You Need Is Love | 2016
Sempat merasa pesimis dan takutkah berada dikondisi yang seperti itu? Ketertakutan ya? Berkecamuk sih mas... Sampai sempet nanya ke diri sendiri, ini tuh sebenarnya kenapa? Harus gimana? Tapi akhirnya dengan bantuan beberapa teman, bahwa kita harus jalan. Yaudah sampai akhirnya jalan dengan formasi yang sekarang. Kalau ditanya soal visi misi, by the way apa nih visi misi dari band sekelas Aimee? Bayu: Kita lebih ingin melangkah dan melestarikan music ini (Ska) di Semarang. Salah satunya kemarin juga udah ada Semarang Ska Festival yang udah jalan. Iyeng: Kita nggak cuma ngeband dengan Ska. Tapi pengin edukasi ke temen-temen yang sekarang udah lumayan menerima Ska. Mungkin itu visi misi universal kali ya. Kalau untuk band mungkin lebih ke resolusi. Selain album dan keluarin single, kita juga pengin kerjasama dengan beberapa pelaku kreatif lokal. Oke, flashback lagi diawal berdirinya Aimee. Kenapa dulu awalnya pilih Ska. Secara kalau ngeliat iklim musik di Semarang sendiri, Ska adalah genre yang nggak begitu banyak peminatnya? Bayu: Sebenarnya bukan kita yang pilih ska, tapi ska yang pilih kita. Hehehe! Mungkin pada dasarnya karena ska itu riang, kalau orang dengerin sedikit banyak kaki bergoyang. Iyeng: Scene Ska di Semarang memang kurang antusiasnya kalau dibanding Bandung, Purwokerto dan lain-lain. Padahal banyak yang berpotensi. Tapi setelah Semarang Ska Festival 2015 kemarin juga udah ada yang mulai ngelirik gitu kalau Semarang ternyata ada yang berpotensi. Bagaimana tanggapan kalian tentang skena musik di Semarang yang cenderung ‘musiman’ dan berubah-ubah? Bayu: Sebenarnya kembali ke mereka sih. Itu selera masing-masing dan tujuan band nya kembali ke mereka. Kalau ngeband atau memilih genre digaris
yang naik, pas di waktu senggang, atau pas pada saat tertentu, itu terserah. Tapi ya bakal jadi masyarakat yang seperti itu saja. Nggak menjadikan music sebagai passion. Haursnya meskipun lagi musim genre a, b, c atau musim cabe harusnya tetap kuat dan ngebentuk idealisnya. Nah, cara buat ngebentuk idealis bermusik itu sendiri bagaimana? Bayu: Tumbuhin kecintaan. Apa yang udah kamu ciptain harus dicintai. Ibarat suka sama orang ya pasti kan dideketi dan dipepet terus. Kompleks sih. Disini (Semarang) bukan terlalu kota budaya. Mungkin untuk berkesenian hanya ‘sekedar’. Tapi nggapapa memang kulturnya begitu. Kita-kita yang udah nyemplung, ‘yawes’ maksimal aja. Mari bersama membangun semarang. Halah. Hehehe! Gany: Kalau udah cinta kan pasti bakal kepoin dia, curi-curi pandang, cari tahu namanya, alamatnya, nomernya hp-nya. Begitupun dengan musik. Langsung kepo, gimana genrenya dan lain-lain. Iyeng: masalahnya apa ya, genre ska itu segmented sih sebenarnya. Ska tuh banyak disukai di second city, kayakkendal. Antusiasnya masih banyak. Kalau semarang masih kurang sih. Kasi pesan dong untuk teman-teman khususnya band baru yang secara masih labil antara mengikuti idealisme atau pasar? Bayu: Dengan kata yang sedang popular saat ini, ‘pasar bisa diciptakan’. Turutin hati aja. Passionmu di bidang music yaudah diturutin aja. Sama dengan jadi dokter, arsitek. Nggak bisa sembarangan. Musisi pun begitu. Jika sudah mengambil keputusan yaudah seriusi itu dan pertanggung jawabkan. Catet tuh bro. Bahwa pasar bisa diciptakan dan cipta itu bisa dipasarkan. Yakin dengan kata hati kalian dan bikin komitmen. For your information, bahwa selain hal yang udah kita bahas dalam kutipan wawancara diatas, dikabarkan bahwa Aimee juga tengah mempersiapkan mini album kompilasi single mereka yang pernah dirilis dari periode 2013-2016. Nabung! (Imam Supriono)
Local Magazine | All You Need Is Love | 2016
BAND INTERVIEW | 13
Artist : Last Melodic Single : RAP’fack’AT Tujuh tahun sudah mereka tetap konsisten bermusik sejak awal berdiri pada tahun 2008 silam. Band yang terbentuk sejak personilnya menginjak sekolah menengah pertama ini awalnya terinspirasi dari band Netral. Tujuh tahun memang bukan waktu yang sedikit tatkala band ini sering terjadi rombakan personil yang kini dengan formasi tetap, ada Cipto (gitar/voc), aji (bass) dan adit (drum). Bangun dari tidur panjangnya, Last Melodic September tahun ini akan merilis album pertamanya yang bertajuk “Anak Muda dan Dunia”. Salah satu hits andalan mereka yang berjudul RAP’fack’AT patut di acungi jempol. Dari musikalitas dalam lagu ini lebih berwarna dengan memasukan sub-genre lain yaitu reggae dan rap ditengah lagunya. Liriknya bercerita tentang pemberontakan mahasiswa akan senioritas di kampusnya. Beberapa elemen diatas sangat menyatu dalam lagu ini. Untuk kalian pecinta punk rock dan melodic, hits yang satu ini layak kalian dengar dan apresiasi bahwa di kota semarang ini banyak potensi yang layak di perhitungkan juga. Thanks God For Punk Rock!!! (Pambudi A Prakoso) More Info : facebook.com/last.melodic Artist : Skylovone Single : Remember Pecinta Britpop kota semarang kini layak mengapresiasi bibit baru yang bernama Skylovone ini. Terbentuk pada 2014 lalu yang beranggotakan trisna (vokal), gista (gitar), reza (bass), arka (drum) dan ian (keyboard). Band yang berkiblatkan sesepuhnya seperti coldplay, oasis hingga the killer ini telah merilis single pertamanya yang berjudul Remember pada akhir tahun 2015 lalu. Untuk anda penyeduh kopi dan penikmat surat kabar di pagi hari, lagu ini sangat cocok sebagai awalan untuk memulai aktivitas harian anda. Britpop nan sejuk. (Pambudi A Prakoso) More Info : twitter.com/skylovone or instagram.com/skylovone
14 | LONGER
Local Magazine | All You Need Is Love | 2016
Artist : Fire of Freedom Single : Ratu Drama Neraka “Banyak jalan menuju Roma”. Begitulah pepatah yang bisa digambarkan untuk gerombolan Punk asal Semarang, Fire of Freedom. Keberadaan mereka di skena musik bawah tanah Semarang sepertinya harus mulai diakui oleh para penikmat musik. Terlebih dengan konsep yang diusung serta semangat mereka yang sangat menggebu dalam memperjuangkan hak-hak kaum tertindas. Berdiri sejak tahun 2010, Fire of Freedom kini beranggotakan Obbie Sick (Vocal/ Lead Guitar), Dodik (Guitar/Back Vocal), Menying (Bass), dan Jeko (Drums). Seperti yang dipaparkan Obbie kepada Local Magz, bahwa sejauh ini FoF sendiri sudah punya sedikitnya empat lagu yang sarat akan nafas Punk dan lirik soal isu sosial yang ada dilingkungan sekitar mereka. Untuk nama sendiri, Fire of Freedom bisa diartikan sebagai gambaran sebuah pelarian masing-masing personil tentang sisi liar dan kebebasan mereka. Cerita menarik dan info lebih lanjut soal Fire of Freedom bisa cek reverbnation mereka di reverbnation. com/fireoffredom! Artist : Offside Mouth Single : My Heart Smile Ngebentuk sebuah band itu memang gampang-gampang susah. Gampang bikinnya susah mempertahankannya. Bisa bertahan hingga lima tahun sejak 2010 adalah pencapaian yang patut diapresiasi dari unit Pop Punk asal Semarang, Offside Mouth. Namanya memang belum terlalu terdengar seperti para pendahulunya, Good Morning Everyone, Ambulance Panic Voice atau bahkan Something About Lola. Tapi semangat mereka patut diacungi jempol! Konsistensi, serta idealisme yang tinggi-lah yang pada akhirnya membuat mereka terus menyematkan semangat Pop Punk didalam benak, Pras (Vocalis), Bramastya (Guitar), Angga Kurniawan (Bass), Andhang (Guitar), Dinda (Keyboard), Irsyad (Drums). “Yang bikin kita bertahan sih kekompakan. Kita sering kumpul. Walaupun gonta ganti personil. Tiap awal tahun kita selalu bikin evaluasi, berprogress dan proses biar nggak mati,” kata Pras membuka obrolan. Sejauh ini sendiri Offside Mouth telah mengeluarkan dua mini album yang bertajuk, Energy of Teenagers (2011) serta Melangkah Kedepan (2015). Nah, yang pengin kenal lebih dekat dengan Offside Mouth, silahkan mampir ke instagram mereka di OffsideMouth atau kebet materinya via iTunes! LONGER (Local Danger) adalah rubrik terbaru guna memberikan wadah band-band new-comer asal Semarang untuk mempromosikan karya mereka di majalah kami. Dengan adanya rubrik LONGER, Kami berharap band-band new-comer ini akan terus memberikan kontribusi untuk kota Semarang khususnya di bidang musik dan lambat laun menjadi band yang berbahaya serta patut diperhitungkan di dunia musik lokal bahkan sampai international. be longer and be danger, duds!
Local Magazine | All You Need Is Love | 2016
LONGER | 15
BUKAN
KONSISTENSI
EKSISTENSI
Singkat namanya, beliau adalah Pak Haryanto yang kerap disapa Pak Bejo dalam kesehariannya. Diranah hiburan namanya tak jarang orang mengenalnya, pria kelahiran solo ini adalah seniman sekaligus pelawak srimulat yang berdomisili di Kota Semarang. Sudah berkecimpung hampir puluhan tahun menghibur masyarakat melalui hiburan yang menimbulkan tawa. Dibalik candanya, pria yang hobi memancing ini memendam kegelisahan tentang keluh kesahnya menjaga budaya lokal. Ada istilah “hidup segan, matipun tak mau� mungkin inilah kalimat yang dirasakan oleh beliau. Bagaimana tidak, yang saya ketahui memang akhir-akhir ini jarang sekali melihat agenda seperti lawakan srimulat di kota Semarang. Jikalau ada, jarang diminati juga oleh berbagai kalangan khususnya anak muda. Walaupun sebenarnya beliau tidak mengharapkan banyak penonton, tetapi setidaknya ada apresiasi dari masyarkat tentang pagelaran lawak srimulat ini. Padahal seiring perubahan zaman lawakan srimulat ini sudah berubah menyesuaikan era nya alias sudah nabrak pakem agar bisa diminati lagi oleh masyarakat. Tetapi bagaimana lagi, berbagai cara sudah beliau lakukan demi konsisten menjaga budaya lokal agar tetap ada dan terjaga. Sedikit celoteh dari beliau, Ibarat bunga mawar kita harus tetap menjaga dan merawatnya agar tak kunjung layu. Dalam menjaga budaya kearifan local, dukungan dari masyarakat sangatlah penting. Namun ironisnya masyarakat sekarang, jika andai kata lawakan srimulat ini di klaim oleh negara lain atau siapapun sudah pasti akan menjadi bahan buat mereka para kaum pahlawan hastag. Hal ini bukan menjadi ketakutan lagi akan tetapi menjadi sebuah pembuktian dari beberapa individu akan dilihat banyak orang terlebih dalam konteks mempertahankan sesuatu yang bernama popularitas. Hal ini terbukti ketika asset budaya di kota ini hampir hilang dirampas oleh oknum tertentu waktu itu. Akhirnya, dari beliau kita bisa belajar mencintai sesuatu yang memang ada di sekeliling kita yang memang patut kita jaga dan lestarikan. Perlu dilakukan upaya-upaya penyelamatan budaya lokal mulai sejak sekarang. Dan hal ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata. Akan tetapi beban ini juga 18 | ISSUE
harus di tanggung secara bersama oleh masyarakat, terutama peran generasi muda sangat menentukan apakah kearifan lokal akan terus berkembang atau akan memudar. (Pambudi A Prakoso)
Local Magazine | All You Need Is Love | 2016
S
We’re Coming Back To You
ebuah komunitas butuh waktu untuk bisa bertahan dan mampu membuat sebuah event kecil secara berkala yang bertujuan untuk melakukan kegiatan di dalam komunitas tersebut. Loenpia’s Flavour salah satu komunitas b’boy atau break dance yang dimulai sejak tahun 2012 oleh Jamal a.k.a The Flazhh, perjalanan yang cukup lama untuk mengumpulkan para penggiat b’boy di Kota Semarang. Di tahun 2004 yang saat itu masih menjadikan pelataran depan Citraland sebagai lokasi mereka berkumpul, kemudian di tahun 2007 mulai berkumpul dari Rapper dengan B’boy di depan Java Supermall dan itulah sedikit cerita singkat perjalanan b’boy di Semarang Loenpia’s Flavour ada karena penggiat b’boy yang sering berkumpul dan keinginan besar mengumpulkan dari banyaknya crew B’boy di Semarang untuk menjadi satu. Keinginan tersebut bukanlah hanya sebatas agar menjadikan satu dalam satu wadah namun juga sebagai sarana untuk saling sharing mengenai perkembangan dan event b’boy baik skala lokal, nasional, maupun internasional. Saat ini sudah ada sekitar 80 orang yang tergabung dalam Loenpia’s Flavour, komunitas yang sempat vakum dari tahun 2008 hingga 2012 ini tidak patah semangat untuk terus memberikan wadah bagi para B’boy Semarang. Saat sebelum mereka vakum tempat un-
tuk berkumpul ialah di Java Supermall lantai 3 (ex. astro cafe), saat ini sudah mulai aktif kembali intens di depan Balaikota Semarang hari selasa pukul 19.00 – 22.00. 6 Maret 2016 Loenpia Flavour menggelar event di Popula Market (ex. Pondok Daun), acara yang di organize oleh Our Kultrue tersebut bertajuk “Skillz Control –connection-” yang tidak hanya dari b’boy namun juga Tricking dan All Styles. Pemenang dalam event tersebut tidak hanya berupa fisik mendali dan uang, namun juga akan masuk dalam top16 event yang nantinya berlangsung di Luar Kota. Mengapa seperti itu?, karena kita ingin memperkenalkan bahwa Semarang punya bakat di b’boy yang bisa di perlihatkan di kota tetangga, begitu Ujar Jamal “The Flazhh’’ yang juga salah satu Judge dalam event “Skillz Control –connection-“. Berharap setelah event ini akan terus ada event lanjutan yang tentunya semua butuh apresiasi dari anak muda khususnya di Semarang demi keberlangsungan sebuah komunitas, tidak hanya Loenpia’s Flavour namun semua komunitas yang ada. Sebab hingga saat ini masih tertanam budaya malu yang dimana anak muda tidak ada inisiatif untuk membangun diri untuk bakat yang ada dan mengapresiasi event di Semarang ini. Tinggalkan rasa malu, datang ke sebuah event adalah hal sederhana untuk mengapresiasi. Salam (Sebastian Gary) Photo by Flazhh
Local Magazine | All You Need Is Love | 2016
KOLONG | 19
Mengenal Martial Art Tricking ocal People pasti sudah banyak yang tahu tentang bela diri seperti taekwondo, karate, ataupun wushu. Namun, apa jadinya kalau ketiga unsur beladiri tadi dicampur menjadi satu? Nah, di Semarang ada loh komunitas yang menggemari kegiatan fisik berjuluk martial art tricking atau akrab disebut tricking. Berdiri sejak 5 November 2015 lalu, Semar Tricking Motion merupakan kumpulan anak-anak muda yang bertujuan memasyarakatkan olah raga tricking dengan berlatih dan belajar bersama. Meski tergolong baru, komunitas ini sudah beranggotakan 15 trickers (sebutan para pelaku tricking) dengan seorang coach didalamnya bernama Alke Tacenta Harrizqie yang mengaku seorang intermediate tricker (tingkatan menengah dalam tricker). Tricking tergolong sebuah olah raga yang didalamnya terdapat enam unsur atau elemen yang dikombinasikan menjadi satu. Keenamnya adalah; wushu, taekwondo, karate, gymnastic, capoera dan breakdance. Meskipun memiliki elemen dasar bela diri, tricking dilakukan dengan tujuan entertaining system atau untuk menghibur dengan dinamika gerakan yang mengutamakan estetika. Bukan dengan body combat system yang dilakukan untuk bertarung seperti pada bela diri para umumnya. Konon katanya, awal kemunculan tricking berasal dari Amerika yang kemudian menyebar ke Eropa, Asia, dan akhirnya Indonesia mengenalnya pada sekitar tahun 2009. Mayoritas tricker, belajar secara otodidak melalui internet dengan menonton video atau membaca tutorial. Tricking bukanlah bela diri formal, namun ini sangat menarik bagi kalian penyuka tantangan. Karena dalam tricker banyak terdapat gerakan seperti salto, twist, dan tendangan yang aplikasinya untuk adrenalin rush. Nah, adanya komunitas Semar Tricking Motion ini bisa disebut ‘movement’ yang yoi banget untuk diikuti. “Mendingan kita olah raga kaya gini, ngabisin waktu bareng, ketawa-ketawa positif, daripada kamu trek-trekan, daripada mabok-mabokan, mendingan kaya gini�. Kata Alke Tacenta kepada Local Magz. Bawa nyali kalian kalau emang pengen join sama Semar Trick20 | KOLONG
Photo by Alke
L
Bareng Semar Tricking Motion
ing Motion. Mereka latihan setiap selasa mulai jam 4 sore di lapangan Tri Lomba Juang (TLJ) dan Sabtu plus Minggu di Simpang Lima. Bisa juga kepo-kepo mereka di facebooknya Semar Tricking Motion dan lewat instagramnya @tricking_semarang. (Sheila Febriana)
Local Magazine | All You Need Is Love | 2016
Local Magazine | All You Need Is Love | 2016
Local Magazine | All You Need Is Love | 2016
N Lagu yang Sakitnya Tuh Disini! By : Imam Supriono
ggak ada yang pernah salah kalau akhirnya kita memilih bungkam dan mengerang kesakitan sambil menunjuk satu titik terdalam, yaitu hati! Nggak perlu malu atau ditutup-tutupi. Karena semua orang pasti memang pernah merasakannya. Merasakan senang ketika jatuh cinta dan menangis ketika nggak merasakan jatuh lagi. Hmm... itu tandanya Tuhan sedang memberi pelajaran untuk kita. Belajar bagaimana mengatur emosi serta memperkokoh hati, agar kalau jatuh untuk kedua kalinya kita nggak akan terlalu merintih kesakitan. So, biar suasana haru kelabumu makin klimaks, kali ini FOCAL mempersembahkan 8 lagu yang sakitnya tuh disni. Mungkin salah satu lagu dibawah cocok untuk dijadikan sebagai soundtrack of your heart beberapa waktu kedepan. Hmm... pilih salah satu untuk didengarkan sendiri di kamar tanpa lupa membawa tisu sebagai teman yah. Cekidots!
Monita Tahalea – Kekasih Sejati Lagu ciptaan Yovie Widianto yang di bawakan oleh penyanyi cantik, Monita Tahalea ini memang sarat akan lirik-lirik yang khas. Menyayat, dan menusuk banget ke sebuah titik terdalam, yaitu hati! Lagu ini bercerita tentang seseorang yang mencintai lawan jenisnya. Tapi apa daya, karena cinta yang bertepuk sebelah tangan maka salah satu dari mereka hanya bisa bermimpi untuk menginginkan orang yang dicintainya ada disisinya. “Oh mungkin aku bermimpi menginginkan dirimu. Untuk ada disini menemaniku... ohh mungkin kah kau yang jadi kekasih sejatiku. Semoga tak sekedar harapku.” Cukup dalem bukan? The Script – The Man Who Can’t Be Moved Lagi-lagi susah move on. Hmm… kenapa harus dia yang ada dalam bayangan kita. Makan, minum, mandi, pergi bareng gebetan baru, selalu ingatnya dia. Sampai suatu ketika keputusan untuk menunggu dia disuatu titik agar dia mudah untuk mencari dan balik ke pelukan kita lagi pun diambil. Karena satu yang kita inginkan! Benar sekali, membuat mimpi-mimpi dan kenangan baru yang lebih berwarna bahkan lebih indah untuk dilalui bersama si dia. Rio Febrian – Aku Bertahan Ada jatuh yang bikin bahagia, yaitu jatuh cinta. Tapi entah kenapa ketika kita nggak jatuh lagi, rasa bahagia itu sirna dan berubah jadi duka. Tapi yang sependapat sama Rio Febrian untuk memilih bertahan walau si dia berkali-kali mematikan rasa cinta kita, juga nggak bisa disalahkan. Kalau memang kamu yakin, it’s fine, jalani saja. “Jalan berliku tak kan membuatku, menyerah akan cinta kita. Tatap mataku, dan kau akan tahu, semuanya yang kurasakan.” Liriknya sedikit gombal dan terkesan modus ya? Nggak masalah, lebih baik yang awalnya modus tapi akhirnya tulus, daripada yang awalnya tulus ternyata modus di akhir. Pee Wee Gaskins – Dan Waktupun Menjawab Huh! Lagi-lagi cinta segitiga. Cuma berawal dari mengenalkan si dia dengan sahabat kita. Tapi ternyata disitulah muncul benih-benih cinta. Mulai dari saling curi-curi pandang, cara bicara yang beda hingga bikin hati kita nggak karuan. Wajar sih, jika kita mikir kalau ini adalah pertanda dia bukan milik kita. Tapi bukankah mencoba tenang itu cara terbaik? It’s true! Tapi sayangnya disaat kita merasa tenang, ternyata mereka berdua ber-haha-hihi dibelakang kita, merayakan kemenangan. Dan waktupun yang menjawab semua pertanyaan-pertanyaan dibenak kita. Slow don’t baby! Karena karma dan hukum alam akan tetap berlaku. 24 | FOCAL
Local Magazine | All You Need Is Love | 2016
Tulus – Sepatu Cinta itu buta! Nggak kenal siapa dan darimana asal usul seseorang yang kita cintai itu. Hingga pada akhirnya kita dihadapkan dengan kenyataan pahit. Yup, kita masuk kedalam lingkaran cinta segitiga. Selalu bersama orang yang kita cintai itu tapi sayang nggak bisa apa-apa selain cuma melihat si dia mesra-mesraan dengan pacarnya yang mana adalah sahabat dekat kita. “Kita sedang ingin bersama. Tapi tak bisa apa-apa. Terasa langka bila kita berdua, terasa sedih bila kita di rak berbeda. Didekatmu kotak bagai nirwana, tapi saling sentuh pun kita tak berdaya.” Ops! Sorry kalau makin galau. Tapi memang ini kenyataannya. Cinta memang banyak bentuknya, mungkin nggak semua bisa bersatu. Maliq & D’Essential – Untitled Kasus gagal dalam percintaan yang paling sering dialami oleh remaja disana adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan. So, nggak heran kalau Angga cs membuat lagu sendu nan mendayu-dayu seperti “Untitled” ini. “Bila memang ku yang harus mengerti. Mengapa cintamu tak dapat kumiliki. Salahkah ku bila. Kaulah yang ada di hatiku.” Cukup jelas bukan? Sebenarnya cinta itu nggak pernah salah. Yang salah itu hanya perasaan kita saja. Salah mencari orang yang tepat saja untuk dititipi hati. Justin Bieber – Love Yourself Lagu sejuta umat ini memang lagi naik banget. Justin begitu tepat banget mengambil tema yang segar. Cara move on yang tepat setelah dibuat sakit olehnya. Nggak peduli dengan omongan orang yang ngejudge munafik. Tapi begitulah cinta. Nggak bisa dipaksakan. Cinta nggak selamanya memiliki, bro. Dan lewat lagu tersebut, Justin telah mengajarkan kita tentang gimana caranya move on yang berkelas. Mencoba mengikhlaskannya lebih baik ketimbang harus berhari-hari merenung dan mengerang memikirkannya. John Legend – Someday Mencintai itu lebih gampang daripada melupakan orang yang dicintai. Makanya John Legend menciptakan “Someday” untuk menggambarkan suasana hati seseorang yang bisa dibilang masih belum bisa ikhlas menerima kepergian orang yang dicintainya. Lantas yang bisa kita lakukan hanyalah berharap dan terus berharap untuk bisa kembali merangkul hatinya dan membawanya dia ke love zone kita, kelak. Yang mana tersimpan banyak warna dan kejutan di dalamnya. Oke, itulah persembahan “8 Lagu yang Sakitnya Tuh Disini” versi Local Magazine. Semoga dengan berakhirnya artikel ini, berakhir pula keterpurukan yang kamu alami selama ini, bro. Lihatlah, bahwa langit biru diatas menunggu untuk diraih olehmu. Iya olehmu! Dan tetap ingat bahwa waktu nggak pernah salah. Hanya kitanya saja yang kadang belum siap untuk ada di suatu keadaan tertentu. So, berjuanglah menggapainya dengan cara melupakan semua memori-memori kelam yang pernah kamu alami!
Local Magazine | All You Need Is Love | 2016
FOCAL | 25
JAJAN ANTIK BIAR ASIK! By : Wahyu Saputro
S
elain terkenal dengan wisata kuliner dan wisata lendir yang beragam. Ibu kota Jawa Tengah ini ternyata juga menyimpan wisata lain yang tentunya unik. Yaitu wisata barang antik. Barang yang sering dipandang sebelah mata oleh sebagian orang ini ternyata masih punya tempat tersendiri dihati para kolektor atau pecintanya. Nah, jika kamu termasuk orang yang suka berburu barang-barang antik, berikut kita kasih rekomendasi tempat buat berburu di Semarang, cekibrot! 1. Pasar Waru Pasar waru ini berada di daerah Kaligawe, tepatnya terletak di Sawah Besar. Pasar Waru ini buka dari jam 08.00 – 16.00 WIB. Pasar yang sudah ada sejak tahun 2005an ini cocok banget buat berburu barang antik yang pastinya tetap berkualitas. Ga percaya? Cek ke TKP langsung aja, kas. 2. Kota Lama Yak... seperti namanya, pasar klithikan ini berada di Kota lama Semarang tepatnya berada di samping Taman Srigunting. Sedikit tips bagi yang ingin berburu di sini, dibutuhkan skill SSK alias Sepik-Sepik Kendel karena harga yang ditawarkan di Klithikan Kota Lama biasanya lebih mahal dari tempat klithikan yang berada di Bubakan. 3. Pasar Progo Pasar yang juga banyak menjual barang bekas dan barang antik ini berada di daerah Citarum tepatnya di Jalan Progo. Pasar Progo buka dari jam 06.00 sampe jam 17.00 WIB. Pasar Progo ini juga bisa dibilang komplit, disana kalian bisa menemukan berbagai barang dari tahun 70, 80, atau 90-an. Harga yang ditawarkan para pedagang disini juga lebih terjangkau dibandingkan dengan harga di Klithikan Taman Srigunting. Nah, sekian rekomendasi tempat berburu barang antik dari kita. Sampai jumpa di FOCAL berikutnya. Selamat berburu... adek-adekan eh pasar klithikan deng kas!
26 | FOCAL
Local Magazine | All You Need Is Love | 2016
GALLERY LOCAL
Local Magazine | All You Need Is Love | 2016
UPPERCASE APPAREL Asian Positive People
@uppercaseapparel
+6287731596956 ID : uppercaseofficial
545F2104/521A9CC2
uppercaseofficial@gmail.com