EDISI ‘HIP YOUR HOPE’
04
November - Desember
THE ANIMAL’S LIFE : Hewan Sebagai Inspirasi Berkarya
MULOC M U ATA N
L O C A L
S
ebuah ide atau gagasan dalam sebuah pikiran tentunya harus segera kita simpan karena tidak akan datang kedua kalinya, begitu halnya oleh anak muda satu ini Bryan Dimas Sakti atau sering di sapa “Mr.Sam/Samid”, seorang seniman muda asal wonosobo yang masih aktif studi di UNNES jurusan Desain Komunikasi Visual ini pada (8/12/15) menggelar pameran proyek studi yang bertajuk “The Animal Life” mengangkat ragam hewan sebagai inspirasi lukis. Di langsungkan di ORArt-oret Art Space (Tandhok Ribs & Coffe) dan di buka dengan penampilan pemusik berbahaya dari LVTJV (Azis Wicaksono & Anto Owi) yang berduet dengan Adit Mada, serta Racau Kemarau (Andy Sueb, Adit, dan Degi Hore) yang menghangatkan venue dengan lantunan noize. Banyolan MC Afri dan Ditto mampu memecah pembukaan pameran tersebut, pameran yang berlangsung selama 6 hari tersebut juga terdapat sesi Artist Talk. Dalam pameran tunggal inilah Bryan mengangkat hewan sebagai inspirasi lukis, karena dalam hal ini seorang seniman berusaha mengungkapkan ide atau gagasan secara visual kedalam karyaseni. Karya seni sangat erat berhubungan dengan nilai rasa yang terkandung dalam kejiwaan seseorang. Dapat pula dikatakan bahwa karya seni merupakan refleksi batin seorang seniman. Dengan berkarya seni seorang seniman memperoleh suatu kenikmatan sebagai akibat dari refleksi stimulus yang diterimanya. Melihat kondisi saat ini saya merasa tidak nyaman dengan adanya perburuan liar yang sangat merugikan satu pihak yaitu hewan untuk dijadikan kebutuhan sekunder manusia tanpa memperhatikan keindahan dan esensi dari corak kulit hewan tertentu untuk di lestarikan. Untuk itu saya mencoba mengangkat permasalahan tersebut dalam proyek
studi “Ragam Hewan Sebagai Inspirasi Lukis” dan menjadikan ketertarikan saya untuk memvisualisasikan ragam hewan untuk dijadikan karya lukis dengan menggunakan media cat air dan mengambil corak hewan untuk mengingatkan kembali kepada apresiator agar dapat belajar menghargai keindahan corak hewan beserta keberadaan hewan sebagai keseimbangan alam agar tidak punah di kemudian hari, ujar Bryan Dimas Sakti. Dari kondisi tersebut saya merasa tidak nyaman dengan adanya perburuan liar yang sangat merugikan satu pihak yaitu hewan untuk dijadikan kebutuhan sekunde rmanusia tanpa memperhatikan keindahan dan esensi dari corak kulit hewan tertentu untuk di lestarikan. Untuk itu saya mencoba mengangkat permasalah anter sebut dalam proyek studi “Ragam Hewan Sebagai Inspirasi Lukis” dan menjadikan ketertarikan saya untuk memvisualisasikan ragam hewan untuk dijadikan karya lukis dengan menggunakan media cat air dan mengambil corak hewan untuk mengingatkan kembali kepada apresiator agar dapat belajar menghargai keindahan corak hewan beserta keberadaan hewan sebagai keseimbangan alam agar tidak punah di kemudian hari, ujar Bryan Dimas Sakti. (Sebastian Gary. P)
Photo by Bryan Dimas Sakti
Page 7
MULOC M U ATA N
L O C A L
Photo by Pambudi A Prakoso
Kompilasi MUSIKINI VOL. 1 : Proklamasi Visioner Musisi Semarang Semarang, 11 Desember 2015 -- Ibarat mencari harta karun di dasar laut, perlu perjuangan dan keberanian untuk menjelajah dalamnya lautan. Perumpamaan itu menjadi kredo pertama, ketika menggagas satu ide “liar” bernama Kompilasi MUSIKINI VOL.1. Melalui permenungan dan “kenekatan” akhirnya harta karun itu tertemukan. Harta itu adalah 10 musisi yang ada di kompilasi ini. TAK PERNAH terpikirkan sebelumnya, bahwa apa yang awalnya sekadar obrolan warung kopi, akhirnya bergulir menjadi bola salju yang membesar. Semarang sebagai ibukota Jawa Tengah selalu ini masih sering dianggap sebagai “kota numpang lewat” oleh banyak promotor atau musisi berkelas nasional atau internasional. Kegelisahan melihat hal itu, membuat beberapa “orang gila” yang cinta musik, menggagas audisi untuk menemukan musisi yang kelak diharapkan bisa jadi personifikasi kualitas anak Semarang. Dan akhirnya, 11 Desember 2015, kompilasi ini resmi dirilis.
“Saya banyak mendengar beberapa musisi di Jakarta berasal dari Semarang, tapi saya jarang menemukan talenta yang lahir di kota Semarang. Ketika kemudian diajak terlibat jadi juri dan menggarap proses produksinya, saya langsung antusias. Dan hasilnya mengejutkan, karena ternyata keren-keren!” repet Ully Dalimunthe, musisi senior Jakarta, yang didapuk jadi music director kompilasi ini. Visi yang tidak kalah mentereng dijejalkan oleh Ausi Kurnia Kawoco, penggagas awal yang juga executive producer. Pria yang bekerja di Jakarta dan pernah ngeband di Semarang ini Page 8
punya mimpi “menasionalkan Semarang” lewat musik. “Paling tidak, langkah kecil yang saya dan kawan-kawan lakukan ini bisa membuka mata kita, saat dilakukan dengan matang, serius dan bersahabat, musisi Semarang punya potensi yang harusnya melesat sejak dulu,” kata musisi “nanggung” yang kerap membetot bass ketika di panggung ini. Dua pendapat di atas, diaminkan oleh Djoko Moernantyo, jurnalis dan penulis buku musik di Jakarta. Menurut pria asli Semarang ini, selama hampir 20 tahun menjadi jurnalis musik di Jakarta, “nyaris” tidak ada band asal Semarang yang benar-be-
MULOC M U ATA N
jadi meteor. “Saya merasa berdosa ketika menyadari tidak banyak berbuat apa-apa untuk kota kelahiran saya, khususnya di musik. Ketika akhirnya menggagas kompilasi ini, semua hal yang saya tahu tentang industri musik, tertumpah semua,” celetuk pria asal Srondol Kulon yang dipajang sebagai co-producer. Kompilasi ini memang tidak tersegmentasi pada satu genre tertentu. Gado-gado mungkin istilahnya. Alasannya adalah: ini saatnya bergandengan tangan antar genre, bukan saatnya melambungkan fanatisme genre. “Akan sangat menggelikan, kalau masih ada musisi yang sombong dan merasa genrenya adalah yang paling hebat diantara genre lain,” imbuh Djoko. Alhasil, Kompilasi MUSIKINI VOL.1 ini akhirnya disusupi Bello [pop], Rentdo [pop-rock], D’Jawir [dangdut], 2ND Clan [hip-hop], Adam Suraja [pop], Sunday Sad Story [metal hardcore], Giga of Spirit [Japanesse Rock], Distorsi Akustik [indie-pop], New Face New Wave [pop-punk], The Jaka Plus [pop-retro].Satu “harta karun” yang selama masih “tertimbun” di dasar laut. Mereka mungkin bukan yang terbaik, tapi paling tidak yang paling siap dengan karya dan musikalitasnya. Selain itu, musisi-musisi di atas juga merasakan bagaimana membuat video klip secara baik dan profesional. “Banyak pengalaman baru yang saya dapat. Bagaimana bermusik dengan baik dan profesional, dan belajar menghargai musisi lain. Saya juga merasa di-uwongke ketika bergaul dengan genre lain yang nota bene fansnya sudah banyak,” aku Azali, vokalis D’Jawir, satu-satunya band dangdut yang masuk di kompilasi ini. Pendapat Azali dimainkan
L O C A L
oleh Almando Charles, gitaris Sunday Sad Story. “Senang bisabertemu dengan musisi-musisi hebat lainnya. Yang paling berkesan ketika ikut media coaching,jadi pengalaman pertama sejak band ini terbentuk,” papar personel band hardcore ini kalem. “Bergabung di kompilasi ini, membuat saya makin paham industri musik itu seperti apa. Apalagi penggagas-penggagasnya ternyata adalah senior-senior di industri musik yang tidak pelit berbagi pengalaman,” kata Alex Moniaga, vokalis Bello yang mengaku berkesan ketika menggarap video klip bareng sutradara Dedy Ginanjar Raksawardana. “Kang Dedy profesional dan sangattime schedule,” imbuhnya. Yang penting dicermati adalah Kompilasi MUSIKINI VOL.1 ini tidak menciptakan komunitas baru, tapi mengajak komunitas lintas genre yang ada di Semarang untuk sama-sama guyub dan bersenang-senang menikmati musik. “Yang saya suka dan rasakan akhirnya, kami di kompilasi ini bisa sama-sama menikmati musik itu sendiri tanpa pusing genre apa yang dia dengar. Siapapun kelak yang sukses, kami sepakat untuk memberi dukungan,” tegas Vico Yudha, vokalis Distorsi Akustik ikut berkomentar. Akhirnya, visi penggagasnya untuk musisi Semarang, hanya akan jadi utopis semata, kalau tidak didukung oleh musisinya sendiri. Akhirnya juga tak sekadar jadi musisi berkelas nasional, tapi bagaimana berani bersikap, berani ambil pilihan, dan berani berkarya dengan jujur. Dan Kompilasi MUSIKINI VOL.1sudah memulai proklamasi visionernya. Berani? (Djoko Moernantyo)
TENTANG KOMPILASI MUSIKINI VOL.1 Digagas oleh Ausi Kurnia Kawoco, salah satu pecinta musik asal Semarang bersama Djoko Moernantyo, wartawan musik nasional asal Semarang, kompilasi ini menjaring band-band local dengan melibatkan musisi dan jurnalis musik nasional di Jakarta. Audisi dari Januari – Maret 2015 melahirkan 10 band yang masuk dalam kompilasi [yang akhirnya] bernama Kompilasi MUSIKINI VOL. 1. 10 band itu kemudian melakukan recording ulang dengan music director Ully Dalimunthe [MD-nya Dewi Sandra, Ari Lasso, Bunglon, Anang Hermansyah, Debrur, Ziva, dll] yang bekerjasama dengan Adi Oebant di Strato Studio Music Semarang. Melibatkan semua genre, kompilasi ini merangkul banyak pihak untuk menjadi salah satu kompilasi yang layak diperhitungkan dan tidak dikerjakan dengan setengah-setengah.
Page 9
MULOC M U ATA N
L O C A L
Pensaga 2015 : Jor-joran Artis Dan Tak Kurangi Esensi Murni Pensi Bulan Oktober memang bulan-bulannya pensi. Banyak sekolah-sekolah yang bikin pensi di bulan itu. Baru-baru ini, ada teman-teman kita dari SMAN 3 Semarang yang boleh dibilang sukses besar menggelar “hajatan” tahunan mereka bertajuk “Pensaga 2015”. Mengangkat tema ‘Lux In Somnium’ di tahun ini, Pensaga dimeriahkan dengan sederet artis ibu kota. Nggak tanggung-tanggung, tiga nama besar di balik industri musik nasional seperti The Overtunes, The Changcuters, hingga Nidji dilibatkan dalam pagelaran yang sekaligus jadi perayaan ulang tahun Smaga (sebutan untuk SMAN 3 Semarang, red.) yang ke-138.
Photo by Imam Supriono
Page 10
Mabes mereka di Jalan Pemuda nomor 149 Semarang, yang dipilih sebagai venue, ramai dijubeli oleh remaja masa kini. Semuanya rela antre dan berdesakkan demi bisa merangsek masuk ke dalam venue dan menikmati sajian demi sajian yang dihidangkan di atas megahnya panggung dengan tata lampu terbaik. Oke, sebelum cerita panjang lebar, kita mau kasih big applause untuk para panitia yang berhasil menyelenggarakan kegiatan tersebut dengan rapi. Dari mulai kepengurusan awak media, managemen penonton, sampai rundown, semuanya so excellent! Nggak lebay sih, tapi beberapa kali Local Magazine liputan pensi, menurut kami, ini yang paling rapi dan jempolan banget! Jauh dari hingar bingar artis yang pol-polan performanya, kami justru lebih tertarik dengan suguhan dari berbagai subsek-
Photo by Imam Supriono
Photo by Imam Supriono
atau bisa juga disebut ekstra kulikuler yang ditampilkan. Meskipun jor-joran di artisnya, tapi mereka tetap nggak mengurangi esensi dari pensi itu sendiri. Penampilan-penampilan dari warga Smaga sendiri turut disuguhkan. Dari mulai karawitan, opera, hingga Palmarius Of Smaga yang bisa dibilang seperti parade budaya, yang mana diikuti oleh puluhan warga Smaga dengan menampilkan tarian-tarian adat lengkap dengan aksesoris dan kostum. Bukan hal yang biasa saja ketika mereka bisa mencuri perhatian ribuan penonton dan mendapat tepuk tangan sekaligus senyum manis lebar dari balik crowd. Mantab! Hanya satu yang patut kami sayangkan. Pensaga tahun ini terlalu didominasi oleh artis ibu kota dan justru nggak ada band indie lokal yang menunjukan batang hidungnya di sana. Sebenarnya, dua nama artis ibu kota sudah lebih dari cukup ke-
Photo by Imam Supriono
timbang tiga. Kalau boleh memberikan saran, ada baiknya menggandeng musisi lokal ketimbang harus ‘bloboh’ ke artis ibu kota. Jika dengan pagelaran musik kita bisa support musisi lokal, kenapa nggak? Nggak perlu takut acaranya nggak laku dan yang datang lebih sedikit, Bro! Karena suksesnya sebuah acara nggak cuma diukur dari total penonton yang hadir, tapi dari bagaimana kita bisa menyampaikan pesan dan tujuan dari acara itu dengan teratur dan teroganisir. Over all, sekali lagi menurut Local Magz, Pensaga 2015 adalah salah satu pensi terkeren sepanjang tahun ini. Nggak membosankan dan sangat menghibur dengan aksi-aksi yang memang jarang dilihat. Suwun ya, sudah memberikan malam Minggu yang luar biasa menyenangkan, dan mendidik. Jangan berhenti berkarya, Mabrocore! (Imam Supriono)
Page 11
MULOC M U ATA N
L O C A L
PHILOTION 2015 : Perdana yang Mempesona Universitas STIKUBANK (UNISBANK) Semarang untuk pertama kalinya mempersembahkan acara asik dan menarik yang menyedot banyak perhatian kaum muda-mudi Kota Semarang bertajuk “PHILOTION 2015 - Voice Of Teenesia”. Acara ciamik tersebut diselenggarakan pada Sabtu (24/10/2015) di GOR indoor Jatidiri Semarang. PHILOTION 2015 diisi oleh beberapa band lokal Semarang seperti Gagak Rimang Stoned dan Good Morning Everyone, DJ perform dari Andreea, serta mengusung Raisa Andriana as a main guest star!. Penonton yang hadir terlihat sangat antusias mengikuti jalannya acara dari PHILOTION 2015. Dibuka oleh hidangan musik cadas dari GRS (Gagak Rimang Stoned), lalu lanjut ‘dihajar’ oleh alunan pop-punk ala Good Morning Everyone semakin menambah antusiasme para penonton yang datang. Acara malam itu semakin semarak dengan munculnya bintang tamu utama, si penyanyi cantik bersuara syahdu, Raisa Andriana yang mulai menyanyikan lagu-lagu andalannya seperti, ‘Serba Salah’, ‘Terjebak Nostalgia’, ‘LDR’, dan ‘Could It Be’. Keriuhan dan keramaian penonton tersebut terlihat dari banyaknya kamera smartphone dan
Photo by Imam Supriono
tongsis yang bertebaran! Eh, mereka mau menikmati momennya, musiknya, atau sekadar eksis saja ya? Hihihi! Saking padatnya area indoor GOR Jatidiri Semarang, sering kali terdengar koor berjamaah dari keriuhan penonton yang ikut bernyanyi bersama Raisa ketika doi membawakan hits terbaiknya. “Semoga acara Philotion ini bisa diadakan lagi tahun depan. Semakin meriah dan ramai. Amin.”, ujar Engelika Happy selaku Humas PHILOTION 2015. Acara PHILOTION 2015 terus berlangsung dengan tertib dan ditutup dengan perform dari DJ Andreea. Yak, kita ucapkan “Congratulation!” atas kesuksesan PHILOTION 2015 dan kita doakan juga, semoga acara PHILOTION ini bisa terus ada di tahun-tahun berikutnya. Keep doing good! (Wahyu Saputro)
Photo by Wahyu Saputro Page 12
MULOC M U ATA N
L O C A L
Photo by Imam Supriono
STERIL 2015 : Bernyanyi, Menari, dan Tertawa Sabtu (21/11) lalu, GOR Jatidiri Semarang tampak dipadati oleh ratusan muda-mudi yang kinyus-kinyus. Wow, ada apakah gerangan? Yak, ternyata biang keroknya adalah Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS) UNDIP yang kembali menggelar acara seru bertajuk “STERIL 2015”. Dengan mengusung tema ‘The Future Is Now’, STERIL 2015 menghadirkan sederet bintang tamu andalan seperti Maliq & D’Essentials, SORE, Souljah, dan Fico Stand Up Comedy. And then, yak! Acara tersebut terbukti berhasil menghipnotis ratusan pasang mata muda-mudi yang dating ke GOR Jatidiri Semarang. Selain pertunjukan musik dan Stand Up Comedy, ada pula bazar jajanan atau food fest, tarian tradisional Lenggasor yang dibawakan oleh kakak-kakak cantik HMS, dan Pom-Pom Boys SPL48 yang juga berhasil “mengocok” perut para audiens yang datang. Musik ada, Stand Up Comedy ada, tarian tradisional ada, makanan ada, dedek-dedek gemes ada! Kurang apa??? Komplit, kan? Oke, sukses berat untuk STERIL. Semoga... Ahh, sudahlah! :D (Wahyu Saputro) Page 13
Photo by Imam Supriono
Photo by Imam Supriono
MULOC M U ATA N
L O C A L
Semarang Ska Festival 2015, Tempat Berlabuhnya Para Legenda Ska
S
cene musik ska di Semarang menemukan dermaganya. Setelah sukses di tiga tahun silam, tepatnya pada 2012, akhirnya Semarang Ska Foundation kembali mencoba merapatkan barisan pecinta musik ska Indonesia ke Semarang dengan menggelar “Semarang Ska Festival 2015”. Namanya juga dermaga, event reguler bertaraf Internasional ini jadi tempat berlabuhnya para legenda Ska, lho! Baik luar maupun dalam negeri. Nggak cuma para perfomernya aja, tapi penonton yang membanjiri GOR Tri Lomba Juang pada Sabtu (17/10/2015)
malam lalu juga datang dari berbagai daerah. Sebut saja Rude Boys yang datang dari Malang, hingga penikmat Ska dari Malaysia. Kedatangan mereka nggak lain dan nggak bukan adalah untuk menjadi saksi “ken666erian” festival regional rasa internasional dari teman-teman Semarang Ska Foundation. Meskipun venue nggak terlalu ‘mbludak’, tapi semua yang hadir malam itu terlihat khusyuk mengikuti alunan musik yang dimainkan oleh beberapa line-up seperti Gerhana Ska Cinta (Malaysia), Shaggy Dog (Indonesia), The Red Stripes (Hongkong),
Page 14
Photo by Imam Supriono
hingga Roy Ellis aka Mr. Symarip (Jamaica). Kami datang tepat jam setengah delapan malam dan langsung diberi suguhan menarik dari The Red Stripes yang super kompak. Dari kejauhan, terlihat bahwa kelompok ska yang katanya berasal dari Australia ini punya cara tersendiri dalam memikat hati penonton. Oke, cukup dengan menonton aksi panggungnya dua sampai tiga lagu, kami pun mencoba berjalan mengelilingi venue sembari menikmati kudapan dari beberapa stand yang ada di sana. Plus nggak lupa cuci mata juga! Hehehe!
Photo by Imam Supriono
Dua set terakhir, kami putuskan untuk masuk ke pit stage agar leluasa mengambil gambar. Timing yang tepat, karena saat ada di dalam panggung, The Red Stripe pun turut menggandeng Iyeng, vokalis Aimee untuk berkolaborasi disalah satu lagu. Selang jeda, giliran unit ska kebanggan negeri, Shaggy Dog yang mengambil alih crowd. Tanpa babibu, Heru cs langsung melayangkan beberapa materi asoy... geboy... skoy... apoy... seperti “Hey Cantik”, “Anjing Kintamani”, dan “Jalan-jalan”. Tak ayal, ribuan Doggies (sebutan fans Shaggy Dog) yang hadir malam itu langsung secara berjamaah mengumandangkan koor kencang dari balik crowd. Nggak banyak tingkah dan ocehan, pelan tapi pasti, malam yang indah itu Shaggy Dog terus menggempur barisan penonton tanpa rehat. Setelah hampir kurang lebih 45 menit memberi hiburan yang ciameth “ciamik bangeth”, akhirnya materi-yang-Jogjakarta-banget yaitu, “Di Sayidan” terpaksa harus dibawakan sebagai lagu pamungkas. Nyanyian panjang dari Doggies pun jadi salam perpisahan dengan para punggawa Shaggy Dog. Setelah turun minum, akhirnya yang ditunggu-tunggu tiba juga. Berbalut jas kulit dan vest serta topi fedora hitam, Opa Ellis menunjukkan taringnya dihadapan para fans. Tiga lagu awal yang dimainkan seperti, “Skin Head Dem a Come”, “One Way Ticket to The Moon”, hingga “The Boss Is Back” sukses membuat barisan crowd bergemuruh
melantunkan ayat-ayat padus. “Halo Indonesia... Halo skin head!!! Siapkah kalian buat berdansa bareng malam ini!?,” kata Opa yang satu ini menyapa fans. Tampaknya, umur bukan masalah baginya untuk memberi hiburan yang berkesan. Dandanan yang nyentrik dan aksi panggung yang atraktif seolah tak kenal lelah, sepertinya jadi obat bius tersendiri bagi para penonton untuk nggak hanya diam saja di area mosphit. Benar saja, nggak cuma sing a long, tapi para penonton yang hadir juga tanpa ragu ikut menggerakan badannya mengikuti alunan irama musik yang dimainkakan. Semakin malam, dansa dan pogo terus dilakukan hingga membuat badai abu dadakan di sekitar bibir panggung. Penonton benar-benar dipuaskan dengan penampilan Mr. Symarip a.k.a Roy Ellis selama lebih dari sejam. Nggak cuma Roy Ellis sang legenda ska dunia saja yang sukses memberi hiburan, tapi beberapa penampilan musisi lokal seperti Aimee, Yanto Brothers, Semarang Ska All Star, Jakarta Ska Foundation Allstar, dan sebagainya juga sukses menyajikan suguhan yang menawan di hati para tuan dan handai tolan. So, yang kemarin nggak sempet dateng, tahun depan nggak ada alasan buat nggak nongol. Yang jauh, mendekat. Yang dekat, merapat! (Imam Supriono)
Page 15
BAND INTERVIEW
Q
uartet stoned rock kebanggaan Semarang, Gagak Rimang Stoned (GRS), dikabarkan tengah sibuk melakukan proses pengerjaan album studio kedua. Mendengar berita menggembirakan tersebut, kami pun berinisiatif untuk melakukan obrolan bareng pihak GRS. Kebetulan beberapa waktu lalu, majalah kesayangan kamu ini mendapat kesempatan untuk meet-up dan ngobrol santai bersama Adit Mada, manager Gagak Rimang Stoned di sebuah cafe di bilangan Jl. Kusumawardani, Semarang. Ditemani segelas greentea latte dan chocolate ice di atas meja, obrolan dibuka dengan persiapan album hingga kesibukan yang tengah dan akan dijalani oleh Dito (vokal), Gembz (gitar), Adi (bass) dan Aswin (drum). Seperti apa obrolannya? Yuk, simak hasil wawancara santainya!
Album Baru Untuk Langkah Baru
Gagak Rimang Stoned
Halo Mada! By the way, Gagak Rimang Stoned apa kabar nih? Alhamdulillah teman-teman Gagak Rimang Stoned baik. Sekarang mereka sedang mempersiapkan diri untuk album kedua. Rencananya bakal dirilis tahun depan. Pokoknya ditargetkan Januari 2016 harus sudah rilis. Doakan saja. Boleh diceritakan sedikit soal konsep yang diusung di album baru ini? Yang pasti sih album kali ini bakal lebih catchy jika dibandingkan dengan album sebelumnya (Adrenalin). Nuansa musik yang dipilih juga sedikit lebih slow. Ya, biar cewek-cewek nggak takut sih sama Gagak Rimang Stoned. Hehehe! Kasih sedikit gambaran dong, aransmen musik yang dipilih untuk album ini mengarah kemana? Kalau patokan yang pasti sih nggak ada ya. Tapi kita lebih terinsipirasi sama band-band era 90-an. Kalau sebelumnya kan kita lebih condong ke Motorhead, Slayer dan macem-macem. Yang lumayan kenceng tuh sound-nya. Kali ini lebih berkiblat ke band-band alternatif era 90an.
Photo by AditMada
Page 18
Untuk tema lagu sendiri, di album ini lebih mengangkat soal apa? Yang pasti tema nggak kayak Adrenalin yang banyak bercerita soal anak muda dan pribadi masing-masing personil ya. Sekarang lebih ke kota Semarang. Contohnya, menceritakan nama daerah Sunan Kuning. Padahal ada kata Sunan di nama itu, tapi kenapa jadi tempat prostitusi? Nah, pasti di situ ada problem. Itulah yang coba kita kulik dan jadikan sebagai materi lagu. Kenapa sih memilih tema “Semarangan� untuk album ini? Ada visi dan misi tersendiri yang ingin kalian sampaikan? Inspirasi dari keluhan keseharian orang-orang. Seperti misal mereka mengeluh soal Semarang yang panas, Semarang kayak gini, gitu, dan lain-lain. Yang ingin disampaikan dari album ini adalah kita ingin memulai mengidentitaskan diri kita bahwa GRS itu dari Semarang dan mereka tahu bagaimana Semarang itu sendiri. Soalnya kami juga pengin buka pasar nasional ataupun luar negeri. Untuk keseluruhan, akan ada berapa lagu di album ini dan apa yang membuat materi di album ini beda dengan sebelumnya? Total ada sembilan lagu dan dari sembilan lagu itu, sebenarnya, saya sudah memberikan sedikit arti. Clue-nya “sembilan� pokoknya. Yang bikin beda, dari arransmen, kita lebih banyak mendengarkan musik yang slow. Ya mungkin Maudy Ayunda. Hahaha!
Photo by Photoson
Setelah album ini, apa langkah kalian selanjutnya? Setelah itu tour 17 kota di Indonesia. Dari Sumatera, Jawa, Bali, dan lain-lain. Next, rencana jangka panjangnya kita akan ke Singapura. Kalau nggak sibuk juga sih. Hehehe!
Photo by AditMada
Well, itu tadi sedikit bincang hangat tim kami dengan Adit Mada, sang manager Gagak Rimang Stoned. Kita doakan saja semoga semua yang diharapkan Gagak Rimang Stoned bisa dicapai satu persatu dengan lancar dan membawa nama Semarang di kancah permusikan nasional atau internasional, Dude. Segan! (Imam Supriono)
Page 19
KOMUNITAS
Lebih Intim Bareng Explore Semarang Pasti ngga sedikit dari kamu yang tahu bahkan kenal dengan akun instagram @exploresemarang. Nah, belum lama ini, Local Magazine mendapat kesempatan buat ngobrol bareng akun yang banyak mengangkat foto-foto tempat ‘wisata’ Kota Semarang ini. Seperti apa obrolannya, markipat, mari kita merapat.... Photo by Verry Jauhari
1. Apa sih Explore Semarang itu? Explore Semarang adalah komunitas fotografi yang menggunakan platfrom instagram sebagai media berkarya dalam mempromosikan potensi wisata kota semarang. 2. Kapan Terbentuknya? Explore Semarang terbentuk 15 juli 2014 3. Berapa jumlah anggotanya? Sampai saat ini sudah sekitar 150 anggota yang aktif di group line. 4. Tujuan dibentuk? Tujuan dibentuknya explore Semarang memfasilitasi temen-temen yang mempunyai hoby fotografi, belajar fotografi dan lebih mengarahkan untuk media promosi baik yang sifatnya produk maupun wisata. 5. Kegiatannya apa aja? Selama ini kegiatan kita kopdar, talkshow, bakti sosial, dan instameet. 6. Ada agenda rutin? Apa itu? Agenda rutin paling ya kopdar, photowalk maupun instameet. Untuk bulanan biasanya kita ngadain talkshow semacam creative sharing seputar instagram, foto dan aplikasinya. 7. Cara gabung Explore Semarang? Yang jelas punya instagram, serius dan Cara gabungnya cukup dateng ke event yang kita buat dan sering aja ikut kegiatan kita. Bagaimana caranya, bisa pantengin feed instagram kita @exploresemarang. Page 21
Page 22
Page 23
1
FOCAL
1
I N F O
5
L O C A L
3
Photo by Archirave
Photo by Hypotenusa
2
Photo by Andi Fitriono
4
Photo by Imam Supriono
1
Archirave Gaet Heru ‘Shaggydog’, Bottlesmoker, Dan Lainlain di Album Baru
Penikmat musik trance Semarang siap ‘dimabukan’ oleh Archirave. Trio EDM (Electronic Dance Music) made in Semarang tersebut siap untuk merilis debut album dalam waktu dekat ini. Saat ngobrol bareng Local Magazine secara eksklusif, Okki yang saat itu ditemani Acil - minus Handri - menceritakan soal kesibukannya dalam menggarap album. Sangat menarik, karena di dalam album tersebut, Archirave juga mengajak beberapa musisi dan band hebat seperti Heru ‘Shaggydog’, Bottlesmoker, Aljabar, Ditta Anindya, dan masih banyak lagi. “Di album ini kita nggak pengin terlihat terlalu hingar bingar kayak musik EDM pada umumnya. Kita pengin ciptakan pasar dengan musik kita sendiri dengan mengajak beberapa kolaborator seperti Heru, Bottlesmoker, Aljabar, Ditta Anindya, dan lain-lain,” kata Okki. (Imam Supriono)
Photo by Oliver 58
2
Page 26
Semangat Perang Dunia ke-2 di Video Clip Terbaru Sunday Sad Story
Setelah sukses mengeluarkan musik video untuk lagu ‘An Hour of Trial’ pada 2011 silam, kali ini salah satu unit metalcore paling berbahaya di Semarang, Sunday Sad Story kembali dengan video klip kedua untuk lagu ‘Confession’. Musik video yang setting pengambilan gambarnya dilakukan di Desa Wisata Lembah Kalipancur Semarang itu telah resmi dirilis pada 13 Desember 2015, bersamaan dengan perilisan album kompilasi, ‘Semarang Musikini’. “Ceritanya nggak ada sih. Kita cuma menggambarkan suatu latar belakang perang dunia ke-2 saja. Dari segi kostum dan effect, nanti akan bernuansa klasik.”, kata Adit sang lead guitar Sunday Sad Story saat ditemui di area syuting. Video klip tersebut juga terdaftar dalam album kompilasi “Semarang Musikini”. (Imam Supriono)
FOCAL I N F O
L O C A L
3
Hypotenusa ‘Lepas’ Mini Album Perdana
Sabtu (12/12/15) malam di GKJT (Gedung Kesenian Jawa Tengah) menjadi saksi peluncuran mini album Hypotenusa, band dengan rasa metalcore yang siap beradu taring dalam berkarya di kancah musik indie dengan lahirnya mini album perdana bertitle “NEVERENDER”. Mini album ini memang karya pertama Hypotenusa, tetapi bukan berarti Ghera (vocal), Ryan (guitar), Tri (bass), dan Maulana (drum) coba-coba dalam proses pembuatannya. “NEVERENDER” dikonsep dengan sangat matang dan juga banyak mengalami revisi dan referensi agar mendapat hasil yang layak publikasi. Tema mini album banyak mengacu dari pengalaman pribadi para personil dan fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar. Lirik lagu pun berperan kuat dalam materi dan tentu saja diiringi dengan instrumen metalcore khas Hypotenusa plus sounding yang tajam. Pesta peluncuran “NEVERENDER” juga dimeriahkan oleh band lokal seperti Gagak Rimang Stoned, Moiss, Holy Baby Horny, dan dua band asal Bali yaitu Nothing Last Forever dan Keeper Of D’Death. Selalu dukung dan apresiasi segala bentuk karya seniman di Kota Semarang ini. Namaste! (Sebastian Gary)
4
Ibadah Tour ‘Band Mesin Percetakan’
Oliver 58, unit hardcore asal Semarang yang digawangi oleh Adhe Okpianto (Vocal), Bramasta (Drum), Dandi (Gitar 1), Dian Eka (Gitar 2), dan Tito Saputra (Bass), sukses menjalankan serangkaian tour promo EP “Country” mereka pada September 2015 lalu. Tour kali ini dilakukan di dua kota di Jawa Timur, yaitu Malang dan Surabaya. Hari pertama tour pada Sabtu malam (26/9), Oliver 58 meramaikan Godbless Café Malang dengan “Respect Other Scene” yang bertepatan dengan perayaan 9 tahun band lokal Malang, Angerfire. Dilanjut hari kedua di Surabaya, giliran gigs dengan tajuk “Looking For A life” berlangsung di area lokasi Monkasel (Monumen Kapal Selam) Surabaya. Di acara tersebut, banyak band lokal Surabaya dan band dari luar Surabaya yang turut serta memeriahkan acara. Tentunya, acara ini disambut dengan hangat oleh pecinta musik keras anak muda Kota Surabaya. (Ade Kristiandi)
5
Moiss rilis single terbaru ‘This Is Real’
Trio indie rock potensial asal kota Semarang, Moiss yang masih eksis dengan beranggotakan Much Riffqi ( Vocal + Guitar), M. Irsyad ( Bassist) dan Hari Chandra (Drum) beberapa bulan yang lalu baru saja merilis double single “Through The Dawn” dan “Blue” yang di ambil dari EP pertamanya. Dan baru-baru ini mereka merilis single baru yang diambil dari EP kedua mereka, Subtitute beserta teaser videonya. Single berjudul “This Is Real” tersebut menjadi promo menyambut EP kedua mereka yang akan dirilis pada 13 Desember 2015 dengan format kaset oleh Hema Records.
Page 27
HOROSKOY
Ingat, tetap percaya sama Tuhan ya :)
CAPRICORN Asmara : Djisamsu (Djiut sampe subuh) Keuangan : Lagi diatas nih. Jangan lupa sedekah ‘kas Kesehatan : Sering mual dan muntah, segera periksa keburu kebablasan
Asmara : Cakung Bekasi (cuaca men- AQUARIUS dukung bersama kekasih). Keuangan : Bentar lagi imlek. Jangan lupa cari angpao, jangan bakpao. Kesehatan : Banyak minum, kurangin makan. Biar kaya unta.
PISCES
Asmara : Cuma dia yang bisa ngertiin kamu (baca: tukang nasgor depan gang rumah) Keuangan : Lagi banyak duit. Besok beli pacar 5. Kesehatan : Cukur kumismu, karena kalau umbelmu yang kentel sudah menetes ke kumis berbahaya bagi kesehatanmu.
Asmara : Jaga iman karena banyak godaan yang berupa ajakan untuk tumpak-tumpak-an. Keuangan : Kerja lebih giat! Karena gan- teng aja tidak cukup, apalagi wajahmu yang pas-pasan. Kesehatan : Banyakin tissue magic, biar gak gampang lemes. Page 28
ARIES
TAURUS
VIRGO
Asmara : Jangan dipaksain, lemesin aja. Keuangan : Patimura dan Imam Bonjol masih bisa buat makan di Emut bae utawa Saikoen Kesehatan : Meriang, segera berobat. Berobat tidak harus ke dokter, ke Emporium juga bisa.
Asmara : Kamu akan menemukan cinta baru ditahun depan, gender ga masalah, yang penting cintanya. Keuangan : Prihatin, Nasi lauk promag leh uga. Kesehatan : Kurang-kurangin vitamin C (Congyang).
GEMINI
LIBRA
Asmara : Hatimu sedang hoyag-hayig ga jelas, kamu harus tegas! Keuangan : Lancar jaya, wani Jetli (Pijet geli). Kesehatan : Pengen tahu penyakitmu apa? Coba searching di-youtube pake keyword “let it go lucu”.
Asmara : Ingat kata Zaskia Gotik, cinta satu malam memang membuatmu melayang Keuangan : Santai aja. Masih banyak pekerjaan yang halal, misal Anjelo (Antar Jemput Lon*e) Kesehatan : Hasil riset membuktikan jika tidur menggunakan sempak tidak baik buat pertumbuhan ‘anu’mu.
CANCER
SCORPIO
Asmara : Rejeki anak sholeh. Yg dulunya doi ogah-ogahan, sekarang malah jadi geleman. Keuangan : Kotak amal masjid boleh juga tuh :p Kesehatan : Jangan main asal coblos. Lagi musim flu, jaga kesehatan burungmu.
Asmara : Lagi musim hujan... hujan air mata :( Keuangan : Lebih rajin nabung. Karena apa? Karena tahun yang baru, berat badan juga baru. Kesehatan : Banyakin nge-gym. Tahun baru, berat badan baru. Semangat!!
LEO
SAGITARIUS
Asmara : LDR (Lungo Dewe Rakmasalah), Gusti ora sare. Keuangan : SERDADU(Serba Dadi Duit) ga mas- alah, selama ga nyopet. Kesehatan : Mata nggandul kaya diganduli Tank Isra- el, butuh lebih banyak tidur.
Asmara : Tahun baru, jodoh baru. Keuangan : Hemat-hematlah uangmu. Bentar lagi Tahun Baru, kembang api mahal, hotel juga mahal. Kesehatan : Wajahmu terlihat krepes-krepes, butuh lebih istirahat.
Page 29
Page 30