Lombok Magazine, #27 2016
Since 1992
Lombok Magazine, #27 2016
Lombok Magazine, #27 2016
CULINARY Yuk mencicipi poteng Jaje Tujak makanan khas Lombok
HOLIDAY Bau Nyale tradition Ogoh-ogoh White papper sand Tanjung Aan Kuta Beach
06 12 20 29
NEWS Louvre Hotel Group open New Golden Tulip Hotel n Mataram Lombok Malam Puncak Puteri Indonesia 2016 Peduli butuh Aksi Mandalika menjadi destinasi wisata bahari unggulan
Lombok Magazine, #27 2016
35 38 40 47
Lombok Magazine, #27 #26 2016
05
- CULINARY -
Yuk, mencicipi “Poteng Jaje Tujak” makanan khas Lombok
FOR you who are visiting Lombok Island, West Nusa Tenggara (NTB) can taste the special snacks of Lombok, Poteng Jaje Tujak. Poteng came from Sasak Language (native people of Lombok) means Tape. While Jaje means snack and Tujak means thrashed. So, Poteng Jaje Tujak is a snack which thrashed and served with Tape sauce. The taste is very delicious that will make you want to taste it again and again. The way to make this Jaje Tujak is very simple that the sticky rice steamed with white grated coconut and adds salt to make the taste not bland. After 1.5 hours of steaming, in hot condition, those materials are pounded in Geneng (Mortar) until soft. The soft dough then formed round on a tray covered with banana leaves smeared coconut oil to prevent sticking. Furthermore, to make the sauce, which Poteng (Tape), is by choosing good quality of white sticky rice and Pandan (palm palnt) leaves. Both materials are steamed for 1.5 hours in a steamer. Pandan leaf serves as a natural green dye, and as the aroma. Next, it is placed a tray around 1 hour. Then moved it into the pan and sprinkled the yeast on it.
06
Lombok Magazine, #27 2016
This yeast is a seed of Poteng to produce water from Poteng earlier. Then, it closed using banana leaves and put into the pot tightly closed for approximately 3 days in order to be Poteng juicy, delicious, sweet and greenish. If Poteng have seen out of water, it is ripe or ready to be served as Jaje Tujak sauce. There is a mythos that still believe by Sasak tribe that the one who will “Moteng” (make Poteng) should the clean women. This means that the maker must be in ablution and not in a condition of menstruation. If it is violated, then it made the sense of Poteng will not tasty and Poteng made will be broken. So Moteng expertise is passed on from generation to generation to the Sasak women. The way of serving Jaje Tujak is by slicing it into a piece. The pieces are put on the plate. Then, Poteng is put on the small bowl in order that the Jaje Tujak is not ratted easily. However, you can put Jaje Tujak and Poteng together in a plate if it is eaten directly. Well, now you can taste Jaje Tujak with Poteng as it sauce. This snack also can be slice into small pieces then dried. Then it
is fried. You also can enjoy Jaje Tujak which has been fried along with Poteng. The taste will be more delicious and savory. This is one of the compulsory snacks eaten by Lombok people that majority in Islamic religion. Commonly, people will make it in Ramadhan and feast days such as Iedul Fitri, Iedul Adha, Isra’ Mi’raj, Maulid (birthday) of Muhammad SAW, and others celebration. Therefore, if you come to visit the house of people here, this snack is the mandatory menu that will be served by the host. If you want to taste this snack in another day of the feast days, you can find it in some cake shops or traditional markets. The price it around Rp 2,000 to Rp 5,000, it will depend on the package.
If you want to take it as souvenirs, it can be in form of dried Jaje Tujak and the Poteng will be packaged in plastic bag. Then, you can fry it in your home and enjoy it along with sauce Poteng of Lombok. Well, do not take long time to think. Let’s come to visit Lombok and hunt its culinary.
- CULINARY BAGI Anda yang saat ini sedang berlibur di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), dapat mencicipi jajan khas Lombok, yakni Poteng Jaje Tujak. Poteng berasal dari bahasa Sasak (penduduk asli pulau Lombok) yang berarti Tape. Sementara, Jaje berarti Jajan dan Tujak berarti Ditumbuk. Jadi Poteng Jaje Tujak, adalah jajan yang ditumbuk dan disajikan dengan saus tape. Rasanya sangat lezat dan dijamin membuat Anda ketagihan menikmatinya. Cara membuat Jaje Tujak ini sangat sederhana, yakni ketan putih botok dikukus bersama parutan kelapa muda, dan diberi garam secukupnya agar rasanya tidak hambar. Setelah 1,5 jam dikukus, dalam keadaan masih panas, bahan-bahan tadi lalu ditumbuk dalam Geneng (Lumpang) sampai lembut. Adonan yang sudah lembut tadi, kemudian dibentuk bulat di atas nampan yang dilapisi daun pisang yang dioleskan minyak kelapa agar tidak melekat. Selanjutnya untuk membuat sausnya, yakni Poteng (Tape), dengan memilih ketan putih bontok berkualitas bagus dan daun pandan. Kedua bahan itu dikukus selama 1,5 jam dalam dandang. Daun Pandan berfungsi sebagai pewarna hijau yang alami, dan sebagai pengharumnya. Selanjutnya di anginanginkan menggunakan nampan sekitar 1 jam. Lalu dipindahkan ke dalam panci dan ditaburi ragi diatasnya. Ragi ini adalah bibit Poteng untuk menghasilkan air dari Poteng tadi. Setelah
itu ditutup menggunakan daun pisang dan dimasukkan ke dalam panci dalam keadaan tertutup rapat selama kurang lebih 3 hari agar menjadi Poteng yang berair manis dan lezat serta berwarna kehijauan. Jika Poteng sudah terlihat mengeluarkan air, maka Poteng itu sudah matang atau siap untuk dihidangkan menjadi saos Jaje Tujak. Ada mitos yang sangat kental dan masih dipercaya masyarakat Suku Sasak, yakni seseorang yang akan “Moteng” (Membuat Poteng) haruslah perempuan bersih. Artinya si pembuat Poteng harus dalam keadaan suci atau sudah berwuduk dan tidak dalam keadaan nifas atau haid. Jika itu dilanggar, maka rasa Poteng yang dibuat tidak akan enak dan Poteng yang dibuat akan cepat rusak. Jadi keahlian Moteng ini diwariskan secara turun temurun untuk para perempuan Suku Sasak. Cara penyajian Poteng Jaje Tujak ini, yaitu dengan memotong Jaje Tujak sesuai dengan selera masingmasing. Potongan Jaje Tujak ditaruh di atas piring. Selanjutnya, Poteng ditaruh di mangkok kecil agar Jaje Tujak tidak cepat basi, jika terkena airnya. Tapi, jika dikonsumsi langsung, maka Jaje Tujak dan Potengnya disajikan dalam satu piring. Nah, Anda dapat menikmati potongan Jaje Tujak ini bersama Poteng sebagai saosnya.
Jaje Tujak ini juga bisa diiris tipis-tipis kemudian dijemur hingga kering. Setelah itu digoreng. Anda juga bisa menikmati Jaje Tujak yang digoreng tadi bersama Potengnya. Rasanya akan lebih gurih dan lezat. Poteng Jaje Tujak ini menjadi makanan wajib bagi Suku Sasak yang mayoritas beragama Islam. Biasanya masyarakat membuatnya pada saat bulan puasa dan hari-hari besar Islam, seperti Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, Isra’ Mi’raj, Maulid Nabi Muhammad, dan hajatan lainnya. Jadi, jika Anda bertamu ke setiap rumah Suku Sasak pada hari-hari itu, maka Poteng Jaje Tujak ini akan menjadi menu wajib untuk menjamu Anda. Jika tidak di hari-hari itu, Anda jangan khawatir, karena Poteng Jaje Tujak ini dijual di toko-toko kue atau di pasar tradisional. Harga Poteng Jaje Tujak di pasar tradisional Rp 2 ribu hingga Rp 5 ribu, tergantung kemasannya. Anda yang ingin membawanya sebagai oleh-oleh, bisa dalam bentuk Jaje Tujak kering dan Potengnya cukup dibungkus dalam tas plastik. Jadi Anda bisa menggorengnya saat sudah berada di rumah dan menikmatinya bersama saos Poteng Khas Pulau Lombok. Nah untuk apa pikir-pikir lagi, Ayo berlibur ke Lombok dan buru kulinernya.
Lombok Magazine, #27 2016
07
08
Lombok Magazine, #26 #27 2016
- CULINARY -
Lombok Magazine, #27 2016
09
10
Lombok Magazine, #27 2016
- CULINARY -
Lombok Magazine, #27 2016
11
- CULINARY -
Bau Nyale Tradition
12
Lombok Magazine, #23 #27 2015 2016
- HOLIDAY FOR you who are traveling in Lombok Island, West Nusa Tenggara (NTB) on February or March should provide an opportunity to see directly “Bau Nyale Tradition” that spectacular and phenomenal. Bau Nyale tradition centralized in Seger beach, Kuta village, Pujut sub-district, Central Lombok district (Loteng), approximately 65 kilometers from Mataram city. Bau Nyale tradition bequeathed hereditary by the ancestor of Sasak ethnic in 16 before century. The word “Bau” came from Sasak language which is means “Catch” and the word “Nyale” is type of sea worm (anelida polycaetae). This Nyale proliferate by spawn and live in the whole of corals under sea surface, which consist of female and male. This Nyale only appear once a year in 16 spots south beaches of Lombok Island celebrated with Bau Nyale tradition ceremony centered in Seger beach. This tradition began with a story about a very beautiful princess of Tonjang Baru king, named Mandalika princess. Because of hers beautiful, the princes were fighting to marriage her. If the princess rejects one of those princes, it would bring a terrible war. Finally, the kind hearted princess decided to drown herself into the sea. The rain fallen along with the strained wind and thunderbolt when the body of the princess went into the sea. No longer after that, Nyale came out with a very big quantity. Those Nyale were caught by the people who believe those Nyale as the incarnation of Mandalika princess. The people being astonished to the princess, because she was willing to sacrifice herself in order to prevent war which will cause a lot of victims, she didn’t want to be “own” by one person, however for all her people, it is also contain with the meaning of togetherness and harmony. Nyale used for some necessities, like food (chip), spread over the field for the fertility land, various foods, masculinity medicine and other magic power depending on own belief. From the result of scientific research proved that Nyale contains with high animalistic protein. Nyale produce a certain substance that has been proved can kill germs or disease. Today Bau Nyale ceremony made a festival and becomes an event of calendar of NTB and Indonesia. Bau Nyale festival combined with a variety of traditional arts, like Betandak (a respond four-line singing poetry), Bejambik (giving gift to sweetheart), Belancaran (trip using a boat), Miss Mandalika election, performance of mandalika colossal drama, and modern music performance. Those events are presented one full week. The appointment of Bau Nyale tradition based on Sasak ethnic calendar, exactly on nineteenth and twentieth of the ten and eleven month. If on Messiah calendar, it is exactly on every February and March. There are two signs, seen from the time of catching and month of emerging. The time of catching called “Jelo Bojag” (trial day) and “Jelo Tumpah” (the day when Nyale emerge in a big amount). The time of emerging called “Nyale Tunggak” (first Nyale) and “Nyale Poto” (last Nyale). Another sign can be seen are a heavy rainfall in the night, lightning and thunderbolt along with strained wind. In the midnight at 01.00 to 06.00 am the rain and wind down replaced with a drizzle, and the atmosphere becomes calm. Nearly early morning, Nyale seen emerge in a big amount in rolls brought by waves. When day break, Nyale little by little disappear from the sea surface and back in to the whole of the corals. The time of catching Nyale is around one to half past two hours. From the scientific view, Nyale at that time undergo swarming. The swarming phenomenon is the episode when the certain sea worm swarm in big amount around sea surface to do mating externally. Nyale swim on the sea surface to produce its egg and sperm. That time a thousand people catch those sea worms. The tool called “sorok” (a catching tool like triangle or round made from net, cloth and bamboo).
Special report
Iyaq traveller
One day before beginning the ceremony, a thousand people would come at noon to location of the ceremony. There are a hundred non permanent sellers there make tent. Because of the tradition of Bau Nyale presented at night to early morning, so some seller would rent their tent for sleeping to people. Some people also bring their own tent or other equipment for sleeping and rest on hill or sleep in the seashore in groups. For you who are a tourist, suggested to use travel bureau service, in order to see the process of Bau Nyale ceremony completely. Before the climax of ceremony, a variety of events will be presented in the location during one full week. You can stay at hotel or villa around Kuta area, Loteng. Thus, your holiday would be impressive if you can take every single moment of this Bau Nyale tradition. Good Luck.
Lombok Magazine, #27 2016
13
- HOLIDAY ANDA yang berwisata di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada bulan Februari atau Maret, maka harus menyempatkan diri melihat langsung “Tradisi Bau Nyale” yang spektakuler dan fenomenal. Tradisi Bau Nyale dipusatkan di Pantai Seger, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), sekitar 65 kilometer dari Kota Mataram. Tradisi Bau Nyale diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang suku Sasak sebelum abad ke-16 Masehi. Kata “Bau” berasal dari bahasa Sasak yang berarti “Menangkap” dan kata “Nyale” adalah sejenis Cacing Laut (anelida polycaetae). Nyale ini berkembang biak dengan bertelur yang hidup di lubang-lubang batu karang di bawah permukaan laut, berkelamin antara jantan dan betina. Nyale ini hanya muncul sekali setahun di 16 titik pantai selatan Pulau Lombok yang kemudian diperingati dengan upacara Tradisi Bau Nyale yang dipusatkan di Pantai Seger. Tradisi ini diawali kisah seorang putri Raja Tonjang Baru yang sangat cantik, yakni Putri Mandalika. Karena kecantikannya,para putra raja memperebutkan untuk meminangnya. Jika Putri Mandalika menolak pinangan salah satu putra raja, maka akan menimbulkan peperangan dahsyat. Akhirnya sang putri yang baik hati mengambil keputusan untuk menceburkan diri ke laut lepas. Saat tubuh sang putri masuk ke laut terjadi hujan disertai angin kencang dan petir menyambar-nyambar. Tak lama kemudian, keluarlah Nyale dengan jumlah yang banyak. Nyale itu kemudian ditangkap dan masyarakat mempercayai Nyale itu sebagai jelmaan Putri Mandalika. Masyarakat kagum dengan sang putri, karena rela mengorbankan diri agar tidak terjadi peperangan yang mengakibatkan banyak jatuh korban, tidak ingin “dinikmati” hanya satu orang, tetapi seluruh rakyat dan mengandung makna kebersamaan serta keharmonisan. Nyale dipergunakan untuk bermacam-macam keperluan, seperti santapan (Emping Nyale), ditaburkan ke sawah untuk kesuburan padi, lauk pauk, obat kejantanan dan lainnya yang bersifat magis sesuai dengan keyakinan masing-masing. Dari hasil penelitian ilmiah membuktikan bahwa Nyale mengandung protein hewani yang tinggi. Nyale mengeluarkan suatu zat yang sudah terbukti bisa membunuh kuman atau hama. Kini upacara Bau Nyale dijadikan sebuah Festival dan menjadi event of calendar NTB dan nasional. Festival Bau Nyale dirangkaikan dengan berbagai kesenian tradisional, seperti Betandak (berbalas pantun), Bejambik (pemberian cendera mata kepada kekasih), Belancaran (pesiar dengan perahu), pemilihan putri Mandalika, pementasan drama kolosal Putri Mandalika, dan pentas musik modern. Berbagai event itu digelar seminggu penuh. Penetapan Tradisi Bau Nyale berdasarkan kalender suku Sasak, tepatnya tanggal atau hari ke-19 dan ke-20 pada bulan ke-10 dan ke-11. Jika pada kalender masehi, maka jatuh pada setiap bulan Pebuari dan Maret. Terdapat dua tanda, yakni dilihat dari waktu penangkapannya dan dilihat dari bulan keluarnya. Waktu penangkapan disebut “Jelo Bojag” (hari percobaan) dan “Jelo Tumpah” (hari keluarnya Nyale dalam jumlah banyak). Waktu keluarnya disebut “Nyale Tunggak” (Nyale awal) dan ”Nyale Poto” (Nyale akhir). Tanda lain yang dilihat, yaitu hujan deras di malam hari, kilat dan petir yang menggelegar disertai angin yang sangat kencang. Pada dinihari pukul 01.00-06.00 Wita hujan dan angin reda lalu berganti dengan hujan rintik-rintik, dan suasana menjadi cukup tenang. Menjelang waktu shubuh, Nyale mulai terlihat secara bergulung-gulung dengan jumlah sangat banyak yang dibawa bersama ombak. Ketika fajar menyingsing dari ufuk timur, Nyale berangsur-angsur lenyap dari permukaan air laut dan kembali masuk ke lubang karang. Waktu penangkapan berkisar antara satu sampai dua setengah jam. Versi ilmiahnya, Nyale saat itu mengalami swarming. Fenomena swarming merupakan peristiwa ketika cacing laut dari jenis tertentu berkerumun dalam jumlah melimpah di sekitar permukaan air untuk melakukan
14
Lombok Magazine, #27 2016
- HOLIDAY -
Lombok Magazine, #27 2016
15
- HOLIDAY -
perkawinan secara eksternal. Nyale berenang ke permukaan air laut untuk melepaskan telur dan spermanya. Pada saat itulah ribuan masyarakat tumpah ruah menangkap cacing laut tersebut. Alatnya disebut “sorok� (alat penangkap berbentuk segi tiga atau bulat terbuat dari jaring, kain dan bambu). Satu hari sebelum upacara dimulai, ribuan masyarakat akan datang mulai siang hari ke lokasi acara. Di sana terdapat ratusan pedagang musiman yang membuat tenda-tenda. Karena upacara Tradisi Bau Nyale digelar malam hingga pagi hari, maka banyak yang menyewakan tempat untuk tidur di tenda-tenda yang dibuat. Sebagian masyarakat juga ada yang membawa tenda sendiri atau hanya membawa alas tidur dan menginap di bukit-bukit atau di pinggir pantai secara berkelompok. Bagi Anda wisatawan, maka disarankan menggunakan jasa biro perjalanan, agar prosesi upacara Bau Nyale ini anda dapat Anda saksikan secara lengkap. Karena sebelum acara puncak, berbagai event digelar di lokasi acara selama seminggu. Anda dapat menginap di beberapa villa atau hotel dikawasan Kuta, Loteng. Jadi, liburan Anda akan sangat berkesan di Lombok, jika Anda mengabadikan setiap moment Tradisi Bau Nyale ini. Selamat mencoba!
16
Lombok Magazine, #27 2016
- CULINARY -
Lombok Magazine, #27 2016
17
- CULINARY -
18
Lombok Magazine, #27 2016
- CULINARY -
Lombok Magazine, #27 #23 2016 2015
19
- HOLIDAY -
20
Lombok Magazine, #27 2016
- HOLIDAY -
Ogoh-ogoh IN BALI, you cannot see Lombok, yet, in Lombok, you can see Bali. This is one of the amazing things that can be seen in Lombok, West Nusa Tenggara (NTB), as one of tourist’s destination country in the world. Culture, tradition, and the way of life Hinduism can be seen in this Island. Ogoh-ogoh parade, Perang Api (Fire War) during Nyepi celebration, commonly known as the event for welcoming the new year Çaka Hindus, are two examples of Hinduism in Lombok. This year the celebration of Nyepi Çaka Year 1938 falls on March 9, 2016. This tradition centered in Mataram city. There were 120 Ogohogoh with various horrifying forms which paraded along Pejanggik Street Cakranegara, Mataram. This event was conducted by Indonesian Hindu Association (PHDI) Mataram.. Ogoh-ogoh parade tradition held as a procession symbol of neutralizing the negative spiritual powers of Bhuta (forces of nature). Therefore, Ogohogoh were paraded around intended that the power of demons in the area can come together with Ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh are made of iron or wood frame with woven bamboo, and cork and wrapped in paper or cartoon and
painted. The theme or Ogoh-ogoh models vary, such as puppet shows, modern, and so forth. It is related with the Hindu values that cannot be separated from God, Man and Buta Kala as a counterweight ties the tree of them. Ogoh-ogoh is also a reflection of the negative traits in human beings. The ritual of drinking wine for people who paraded Ogoh-ogoh is considered as representative of the vices that exist in man. The heavy burden that they carry is a negative trait, such as a giant nature. At the end of parade, the Hindus people will burn this giant figure, as a symbol of burning the giant’s nature itself. When everything goes quiet, people are invited to interpret Nyepi in real life for themselves and the whole universe.
Fire War Tradition Besides Ogoh-ogoh, there is also a unique tradition during the celebration of Nyepi, Fire War. This tradition held by Hindus people from Banjar Negara and Banjar Sweta, Cakranegara, Mataram. Before sunset, two groups of youths carrying weapons, namely a bond of Bobok
(dried coconut leaves that burned). Each youth carrying one bond of Bobok and congregate in border of Banjar. This Fire War tradition carried out from generation to generation, there is a referee who can keep when the war started and when the war should be ended. The rules of this war with the participants may amount to hundreds of people is just hit the opponent’s body. It is forbidden to strike the fire to the opponent’s face. Moreover, this rule is never broken. The war takes place less than 10 minutes and the war will be stopped. Both groups of young men yelling at each other and raised their Bobok then discarded. The rest of Bobok collected and burned in the yard of their home as a form of the crime has been successfully combated. There is no hard feeling between the two groups of young men after the war is done. This tradition believed to be a war of repellent Butha Kala or evil spirits that dwell in man and in the face of the earth. The residents believe if the Fire War is not implemented, then one village could be affected by the prolonged disease.
Lombok Magazine, #27 2016
21
- HOLIDAY -
Di BALI, Anda tidak bisa melihat Lombok. Tapi di Lombok, Anda bisa melihat Bali. Inilah salah satu keunggulan yang dimiliki pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai salah satu tujuan wisata dunia. Kebudayaan, adat istiadat dan kehidupan umat Hindu dapat dilihat di Lombok. Dua diantaranya, budaya Pawai Ogoh-ogoh dan Perang Api saat perayaan Hari Raya Nyepi atau menyambut tahun baru caka umat Hindu. Tahun ini perayaan Nyepi Tahun Caka 1938 jatuh tanggal 9 Maret 2016. Tradisi Pawai Ogoh-ogoh dipusatkan di Kota Mataram. Terdapat sebanyak 120 Ogoh-ogoh dengan berbagai bentuk yang menyeramkan diarak di sepanjang Jalan Pejanggik Cakranegara Mataram. Pawai Ogoh-ogoh digelar Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Mataram. Tradisi Pawai Ogoh-ogoh digelar sebagai simbol prosesi penetralisiran kekuatankekuatan roh negatif atau kekuatan Bhuta (kekuatan alam). Ogoh-ogoh merupakan perwujudan Bhuta Kala, yakni mahluk yang besar dan menyeramkan. Jadi, Ogoh-ogoh yang diarak keliling bertujuan agar kekuatan roh jahat yang ada di daerah tersebut dapat ikut bersama Ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh dibuat dari rangka besi atau kayu yang dianyam dengan bambu, lalu dibungkus kertas atau gabus dan dicat. Tema atau model Ogoh-ogoh bervariasi, seperti pewayangan, modern, dan lainnya. Tema Ogoh-ogoh diharapkan sesuai dengan nilai agama Hindu, yaitu tidak terlepas dari Tuhan, Manusia dan Buta Kala sebagai penyeimbang hubungan ketiganya. Ogoh-ogoh juga merupakan cerminan sifat-sifat negatif pada diri manusia. Ritual meminum arak bagi orang yang mengarak Ogoh-ogoh dianggap sebagai perwakilan dari sifat buruk yang ada didalam diri manusia. Beban dari berat yang mereka gendong adalah sebuah sifat negatif, seperti sifat raksasa. Akhir pengarakan Ogoh-ogoh, umat Hindu akan membakar figur raksasa ini, sebagai simbol membakar sifat-sifat raksasa. Setelah itu, umat Hindu akan siap memulai hari dengan sifat-sifat baik. Ketika segalanya menjadi hening, masyarakat diajak untuk memaknai Nyepi dalam kehidupan yang sesungguhnya bagi dirinya dan segenap semesta.
22
Lombok Magazine, #27 2016
- HOLIDAY -
Lombok Magazine, #27 2016
23
- HOLIDAY -
Perang Api Tradisi Selain Ogoh-ogoh, tradisi yang unik saat perayaan Nyepi adalah Perang Api. Tradisi ini digelar umat Hindu dari Banjar Negara Sakah dan Banjar Sweta, Cakranegara, Mataram. Sebelum matahari terbenam, dua kelompok pemuda membawa senjata mereka, yaitu satu ikat Bobok (ikatan daun kelapa kering yang dibakar). Masing-masing pemuda membawa satu bobok dan berkumpul di perbatasan banjar. Tradisi Perang Api yang dilakukan turun temurun ini, ada wasit yang menjaga kapan perang bisa dimulai dan kapan perang harus diakhiri. Aturan perang ini, yakni para peserta berjumlah ratusan orang hanya boleh memukul tubuh lawan. Dilarang menghantamkan api ke wajah lawannya. Dan aturan itu tetap dijaga tidak pernah dilanggar. Perang berlangsung kurang dari 10 menit dan perang dihentikan. Kedua kelompok pemuda saling berteriak dan mengangkat senjata bobok mereka kemudian dibuang. Sisa bobok dipungut dan dibakar di pekarangan rumah mereka sebagai wujud kejahatan telah berhasil diperangi. Tidak ada dendam antar kedua kelompok pemuda itu setelah perang dilakukan. Perang Api ini diyakini menjadi pengusir Butha Kala atau roh-roh jahat yang bersemayam dalam diri manusia dan di muka bumi. Warga mempercayai jika Perang Api tidak dilaksanakan, maka salah satu Desa bisa terserang penyakit berkepanjangan.
thelangkahtravel.com
24
Lombok Magazine, #27 2016
Lombok Magazine, #27 2016
25
- HOLIDAY -
26
Lombok Magazine, #27 2016
- HOLIDAY -
Lombok Magazine, #27 2016
27
28
Lombok Magazine, #27 2016
- HOLIDAY -
White Pepper Sand Tanjung Aan Kuta Beach
dolannn.blogspot.com
Lombok Magazine, #27 2016
29
- HOLIDAY HAVE you ever seen sand in the form of white pepper? If not, you should visit Tanjung Aan Kuta beach, central Lombok, West Nusa Tenggara (NTB). With its white sand, when you step on the seashore it feels like you are in therapy. This is quiet beach because of no music from cafes, restaurants or hotels there. This beach is considered more natural than Kuta beach in Bali. It is said, the sand in the form of pepper comes from corals the place of sea worm, and it called Nyale. Those billion Nyale build den by digging the corals. The remains of the digging itself makes grain which takes by the water to the seashore. There are hills around the beach which have function to expel the wave attack. The existance of the hill itself enables the visitors doing sea activities such as swimming, snorkeling, and surfing. For those who want to learn the way of surfing, there are some places serve course services around the beach which will teach you the technique of surfing itself. Besides that, you can walk to the unique rock there; it looks like umbrella that’s way it called “Batu Payung”. Batu means rock and Payung itself means umbrella. This rock is one of attraction there due to its location rather far away from the seashore. You need to walk through the step bank in order to reach the rock. The right time for going to the location is when the sea water is dwindling. You should choose the right time to go to the location, if not, your way will be a little bit difficult because of the wave attack that coming from it two sides. This beach usually chooses as a location for shooting movies and advertisements. The other unique things that can be found here is the beautiful landscape from two separate hills which stick out to the sea. However, they will look unify and like turtle face the sea when viewed from back of the hills. You have to prepare yourself with the amount of street vendors there; they will come to you and offer the goods. They sell handicrafts, textile cloth, young coconut and snack. If you are
30
Lombok Magazine, #27 2016
not interested just say it politely then they will not disturb you anymore. The time that needed to go to Tanjung Aan beach from Lombok International Airport (BIL) is 45 minutes. If you leave from Kuta Lombok, it just takes 20 minutes. There are many homes stay, hotels and restaurants in Kuta and you can buy tourism package in travel agents there.
PERNAHKAH Anda melihat pasir pantai yang berbentuk seperti merica putih? Jika belum, maka Anda perlu berkunjung ke pantai Tanjung Aan Kuta Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dengan pasir merica putihnya, Anda yang menginjakkan kaki di sana akan terasa sedang diterapi. Pantai ini tergolong sunyi, karena tidak ada dentuman musik dari kafe, restaurant
- HOLIDAY maupun hotel di sana. Pantai Aan Kuta Lombok ini dinilai lebih indah dan alami dibanding pantai Kuta di Bali. Konon, pasir berbentuk merica itu berasal dari butiran karang tempat cacing laut yang warga setempat menyebut “Nyale� bersarang. Nyalenyale yang berjumlah miliaran itu, membuat sarang di karang-karang putih dengan cara melubangi karang. Sisa galian Nyale itu berbentuk
butiran-butiran yang kemudian dihanyutkan ombak ke pinggir pantai. Di sekeliling pantai terdapat bukit-bukit yang berfungsi sebagai penghadang terjangan ombak. Keberadaan bukit-bukit tersebut memungkinkan wisatawan melakukan berbagai aktivitas air, seperti berenang, snorkeling, diving ataupun surfing.
Bagi yang ingin belajar surfing, di sekitar pantai banyak tersedia jasa kursus yang mengajarkan tenik dasar berselancar hingga dapat berdiri di atas papan selancar. Bagi yang sudah bisa berselancar namun lupa membawa atau tidak mempunyai alat selancar, jangan kawatir karena dilokasi pantai tersebut ada jasa penyewaan untuk olah raga yang penuh atraksi tersebut.
Lombok Magazine, #27 2016
31
- HOLIDAY -
Selain bermain air, Anda bisa berjalan kaki ke sebuah batu berbentuk unik, seperti payung. Masyarakat setempat menyebut batu itu “Batu Payung�. Batu Payung ini menjadi salah satu atraksi utama di sana. Letaknya agak jauh dari pantai. Anda harus menyusuri pantai melalui tepian tebing. Pastikan Anda memilih waktu yang tepat saat mengunjungi lokasi ini, yakni saat air laut sedang surut. Jika tidak, perjalanan Anda akan terhambat oleh ombak yang menghantam dari kedua sisi. Di Pantai Tanjung Aan ini kerap kali dijadikan lokasi shoting film dan iklan. Keunikan lain, terdapat pemandangan 2 buah bukit yang terpisah yang menjulur ke laut. Apabila Anda melihat dari belakang bukit, maka kedua bukit tersebut akan menyatu dan membentuk persis seperti penyu yang akan turun ke laut. Jadi, jika Anda ke sana, maka wajib berfoto, sebagai kenang-kenangan dan pastikan baterai camera Anda penuh. Saat Anda berkunjung di sana, jangan kaget dengan banyaknya pedagang asongan. Mereka akan menghampiri Anda dan menawarkan dagangannya. Mereka menjual kerajinan tangan, kain tenun, air kelapa muda dan makan ringan. Jadi, jika Anda tidak berminat, cukup dengan menolak dengan sopan, maka mereka tidak akan menganggu Anda dengan terus menawarkan dagangan yang mereka tawarkan. Waktu yang diperlukan untuk sampai ke Pantai Tanjung Aan dari Bandara Internasional Lombok (BIL) sekitar 45 menit berkendara. Apabila anda berangkat dari Kuta Lombok anda hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit saja. Di Kuta terdapat banyak home stay, hotel dan restaurant mulai yang berbintang 1 sampai bintang 5. Anda bisa membeli paket wisata ini di Travel Agent atau datang langsung ala backpacker ke pulau Lombok yang penuh dengan keindahan alam, budaya dan khas oleh-olehnya.
32
Lombok Magazine, #27 2016
- SPECIAL REPORT -
Lombok Magazine, #27 2016
33
- HOLIDAY -
34
Lombok Magazine, #27 2016
- NEWS LOUVRE Hotels International announced the operation of Golden Tulip Mataram Lombok, West Nusa Tenggara on 24 February 2016. The four-star hotel with international standard offers a comfortable resort atmosphere in the city center for guests who need relaxation and tranquility. A variety of services and international with MICE and leisure activities during their stay in Mataram Lombok, West Nusa Tenggara.
Louvre Hotel Groups Opens New Golden Tulip Hotel in Mataram, Lombok
The ceremony was held at Mandalika Ballroom, Golden Tulip Mataram Lombok and was attended by representatives Louvre Hotel International, Mark Van Ogtrop – Managing Director South East Asia Louvre Hotels Group, Erick Herlangga – VP Business & Development South East Asia, and a representative of the owner, Mr. Hendro Nyoman as a main commissioner and Mrs. Lusi Tasman as Managing Director of PT Mataram Andalas Semesta. In this event, the hotel management also invited the local government, some companies as well as local media. “Louvre Hotels Group welcomes the presence of Golden Tulip Mataram Lombok as the newest hotel in portfolio of hotels which have been managed by this international hotel chain. We are proud to have been selected to manage our first hotel in the beautiful Lombok island. This area is a potential area for tourists and business traveler. This is a good time to develop this area as well as being host to the implementation of the activities of the region, “commented Managing Director South East Asia Louvre Hotels Group, Mark Van Ogtrop, at the inauguration. Golden Tulip Mataram Lombok A resort hotel in the city location with a distance of only forty-five minutes from the airport precisely at Jalan Utama Jalan Sudirman No.40, Golden Tulip Mataram Lombok have easy access to entertainment venues, shopping centers, tourist attractions and recreational facilities. Designed in a resort atmosphere in the city center, this unique business offers luxury and comfort in the 164 guest rooms with a choice of three types of rooms, all rooms with beautiful mountain views. Each room is equipped with international standard amenities such as air-conditioning, flat screen television 42 “, a personal safe, IDD telephone, Internet access, 24-hour in-room dining and laundry services. Services and facilities available include a spacious lobby area, a fitness center, swimming pool, spa and sauna, indoor and outdoor restaurants, lobby lounge and bar. Golden Tulip Mataram Lombok also provides a variety of menu choices chef creations in Malimbu Restoraunt. The Anjani Lounge and Bar offers a selection of light snacks and drinks. 24-hour service is also available for guests who want to dine in their rooms. About Louvre Hotels Group Louvre Hotels Group is a major player in the global hotel industry which operates with 6 brands portfolio ranging from 1 star to 5 star: Premiere Classe, Campanile, Kyriad, Tulip Inn, Golden Tulip and Royal Tulip. Louvre Hotels Group is a subsidiary of Jin Jiang International Holdings Co Ltd, one of China’s largest conglomerates in the tourism business with core business include Hotel Operator and investment, travel services, transportation and logistics. Together – together, Louvre Hotels Group, Jin Jiang Hotel and Plateno now representing more than 6,000 hotels and 640,000 rooms in 55 countries, placing them among the top five hospitality business group in the world .. About Golden Tulip Indonesia Hotel chain Goolden Tulip start trace his business in the early 1960s, when the hotel first opened Golden Tulip in the Netherlands. Since then, the hotel chain expanded throughout the world, and always in line with the changing needs and expectations of our customers. As part of the Louvre Hotels Group, the world’s hotel network operated by three renowned hotel brands: Tulip Inn, Golden Tulip and Royal Tulip with a total of more than 240 hotels in 45 countries. Each development combines an international standard hotel chain’s commitment to the uniqueness of the local nuances and services that gives the experience of living that inspire and delight.
Lombok Magazine, #27 #26 2016
35
- NEWS -
36
Lombok Magazine, #27 2016
- NEWS -
Lombok Magazine, #27 2016
37
- NEWS -
Malam Puncak Puteri Indonesia 2016 PERSAINGAN
39 Puteri cantik dan pintar yang berasal dari 34 Provinsi di Indonesia berakhir pada tanggal 19 Februari 2016 lalu di Jakarta. Ghea Putri Mulya membawa nama harum Nusa Tenggara Barat (NTB) secara Nasional di panggung Malam Puncak Puteri Indonesia 2016. Tidak berkecil hati karena kemenangan belum bisa di raih NTB sebagai pemenang Puteri Indonesia 2016, namun NTB cukup berbangga dengan membawa pulang penghargaan Event Organizer (EO) terbaik. Malam puncak pemilihan puteri Indonesia 2016 ini bertempat di Plenary Hall, Jakarta Convention Center dengan tema “Tingkatkan potensi dan daya saing melalui karya dan rasa nasionalisme untuk menang di era persaingan global�. Acara malam puncak turut dihadiri pendiri Yayasan Puteri Indonesia (YPI), DR. BRA. Mooryati Soedibyo, Ketua Dewan
38
Lombok Magazine, #26 #27 2016
Pembina Yayasan Puteri Indonesia, Putri K. Wardani, Puteri Indonesia 2015, Anindya Kusuma Putri, dan Miss International 2015, Edymar Martinez Blanco yang berasal dari Venezuela. Selama menjalani 7 hari karantina Puteri Indonesia 2016, para finalis mengikuti serangkaian kegiatan serta pembekalan. Kegiatan yang dilakukan ditujukan untuk mendapatkan sosok Puteri Indonesia yang dicita-citakan yakni memenuhi keriteria 3B, Brain (kecerdasan), Beauty (Penampilan menarik), dan Behavior (Berprilaku baik). Dimana ke 39 finalis sebelumnya telah meraih gelar juara dalam ajang pemilihan puteri Indonesia di tingkat daerah masing-masing. YPI telah menyiapkan 7 gelar dan diantaranya dimenangkan oleh Kezia Roslin Cikita Warouw asal Sulawesi Utara sebagai pemenang Puteri Indonesia 2016, Felicia Hwang asal
Lampung sebagai Puteri Indonesia Lingkungan 2016 (Runner Up I), Intan Aletrino asal Sumatera Barat sebagai Puteri Indonesia Pariwisata 2016 (Runner Up II), Aryani Mei Juventina Sitorus asal Papua sebagai Puteri Indonesia Persahabatan. Kornelia Meilinda Betsyeba asal Kalimantan Barat, Felicia Hwang asal Lampung, Niken Ayu Lativani Wahyudi asal DKI Jakarta sebagai pemenang Puteri Indonesia Berbakat. Khairunnisa Zakaria asal Aceh, Badzlina Sukmawati asal Jawa Timur, Kornelia Meilinda Betsyeba asal Kalimantan Barat, Yulinar Pratiwi Arif asal Sulawesi Selatan, Gloria Angelica R Gah asal NTT, dan Jean Trifena Patty asal Maluku adalah pemenang Puteri Indoensia Kepulauan Favorit (Sumatera, Jawa, Bali NTB NTT, Kalimantan, Sulawesi, Indonesia Timur), dan Yulinar Pratiwi Arif asal Sulawesi Selatan sebagai Puteri Indonesia Busana Daerah Terbaik.
Lombok Magazine, #27 2016
39
- NEWS -
Peduli Butuh Aksi SEBANYAK
30 volunteers dari berbagai daerah dan profesi di Indonesia tampak antusias mengikuti kegiatan Traveling and Teaching perdana yang dilaksanakan oleh komunitas 1000 Guru Lombok. Tepatnya di Desa Jerowaru, Lombok Timur Nusa Tenggara Barat 19-21 February lalu. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mengajak anakanak muda untuk tidak sekedar jalanjalan (Traveling) namun, tidak lupa untuk berbagi dengan masyarakat sekitar melalui jalur pendidikan. “Untuk dapat mengikuti kegiatan Traveling and Teaching, para calon volunteers harus memenuhi beberapa persyaratan yang cukup selektif. Dari ratusan pendaftar yang lolos seleksi sebanyak 30 orang yang kami terima. Hal tersebut dikarenakan agar program Traveling and Teaching dapat berjalan lancar”, ujar Azhar selaku ketua panitia Traveling and Teaching 1 (TNT1). Ketua 1000 Guru Lombok, Pandu, mengatakan bahwa persiapan untuk kegiatan TNT1 telah direncanakan secara matang. Pasalnya, tahapantahapan yang dimulai dari survey lokasi teaching hingga traveling menghabiskan waktu berbulan-bulan. “Hal tersebut kita lakukan agar tujuan kita tepat sasaran, dan seluruh kegiatan dapat berjalan dengan lancar”, tambah Pandu. Teaching MI Sidratul Muntaha, Dusun Ujung Gol, Desa Sekaroh, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur merupakan tujuan dari kegiatan TNT1 ini. Sekolah yang didirikan oleh Ustadz Taufik ini memiliki kondisi yang sangat memprihatinkan. Jauhnya akses anak-anak di Dusun
40
Lombok Magazine, #27 2016
Ujung Gol untuk mengenyam pendidikan merupakan awal mula dari gagasan Ustadz Taufik beserta Kepala Dusun dan warganya untuk mendirikan sekolah tersebut. Nama Sidratul Muntaha merupakan bahasa Arab dari desa Ujung Gol yang memiliki arti ‘tempat tertinggi’. Sidratul Muntaha bagi kepercayaan umat muslim merupakan tempat Nabi Muhammad SAW mendapatkan ilmu dan perintah untuk melaksanakan shalat. Oleh sebab itu, didirikanlah sekolah di bukit tertinggi di dusun tersebut. MI Sidratul Muntaha hanya memiliki tiga ruang kelas yaitu untuk kelas I, II, dan III dengan jumlah keseluruhan peserta didik 27 orang. Pengajar di sekolah tersebut hanya empat orang yang merupakan mahasiswa dan mahasiswi yang diminta untuk mengajar disana dengan sukarela. Para pengajar tersebut berasal dari kampung lain yakni Dusun Serumbung dan setiap harinya hanya dua orang guru saja yang dapat datang untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikarenakan keterbatasan kendaraan yang dimiliki yayasan.
Kepala Dusun Ujung Gol mengakatan bahwa sangat mengapresiasi kegiatan dari 1000 Guru. “Kami berharap dengan kedatangan 1000 Guru dapat member motivasi bagi anak-anak di Dusun kami” Ujar Kepala Dusun Ujung Gol.
Traveling Selain berbagi dalam bidang pendidikan, sebagai bonus, para volunteers traveling ke objek wisata sekitar yaitu Tanjung Ringgit dan Pantai Pink. Volunteers yang didominasi oleh masyarakat luar pulau Lombok mengaku kagum dengan keindahan pulau Lombok. “Jangan ke Lombok, nanti gak mau pulang”, ujar Devi, saat ditanya tentang kesan selam berada di pulau Lombok. Volunteers asal Surabaya itu tak ingin kelewatan momen di lokasi Traveling dengan mengabadikan fotofoto pemandangan sekitar. Untuk mengisi kegiatan traveling, para volunteers diajak untuk membersihkan setiap lokasi traveling. Hal tersebut dimaksudkan agar kebersihan pantai juga dapat dijaga dengan baik.
- EVENT & ENTERTAINMENT -
Lombok Magazine, #27 2016
41
- FIGURE -
42
Lombok Magazine, #27 2016
- NEWS -
Lombok Magazine, #27 2016
43
44
Lombok Magazine, #27 2016
Lombok Magazine, #27 #23 2016 2015
45
46
Lombok Magazine, #27 2016
- NEWS -
Mandalika menjadi destinasi wisata bahari unggulan
NUSA Tenggara Barat (NTB) tidak hanya dikenal dengan
moto “Kota seribu Masjid”, melainkan akan menjadi salah satu dari 10 destinasi wisata prioritas nasional yang berdaya saing Internasional khususnya destinasi wisata bahari unggulan.
Hal itu dikemukakan dalam Seminar Pesona Wisata Bahari bertema “Optimalisasi Wisata Bahari sebagai Keunggulan Pariwisata di Indonesia” yang diselenggarakan di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) Sabtu 6 Februari 2016 lalu. Seminar yang diselenggarakan harian Kompas bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata itu juga merupakan salah satu dari rangkaian peringatan Hari Pers Nasional yang diselenggarakan di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Hadir sebagai pembicara antara lain, Penasihat Kehormatan Kementerian Pariwisata Indroyono Soesilo, Wakil Gubernur NTB Muhammad Amin, Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Kementerian Perhubungan Kapten Karolus Sengadji, budayawan Taufik Rahzen, pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram Prayitno Basuki, dan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah Lombok Utara Ahmad Rifai. Pembukaan seminar dilakukan oleh Wakil Gubernur NTB, Muhammad Amin yang berkeyakinan bahwa sektor pariwisata bisa menjadi solusi pertumbuhan ekonomi dan menggerakkan industri di tengah melemahnya perdagangan komoditas. Dengan panjang garis pantai 2.333 kilometer dan sebaran 278 pulau-pulau kecil atau gili, NTB dinilai sangat relevan menjadi
destinasi utama wisata bahari, sehingga mampu mengurangi tingkat kemiskinan penduduk daerah. Taufik Rahzen selaku budayawan mengingatkan bahwa potensi wisata bahari Indonesia telah diketahui dunia sejak lampau oleh seorang Alfred Russel Wallace yang dikenal naturalis, penjelajah, geografer, ahli antropologi dan ahli biologi dari Britania Raya. “Amazon of the sea” dituliskan dalam salah satu bukunya pada saat melakukan perjalanan laut melintasi Nusantara pada tahun 1854-1862. Wallace mengidentifikasi pembagian fauna yang sekarang dikenal dengan istilah Garis Wallace. Garis tersebut membagi kepulauan Indonesia menjadi dua bagian yang berbeda, bagian barat di mana sebagian besar faunanya berasal dari Asia, dan bagian timur di mana faunanya mencerminkan Australasia. Prayitno Basuki menilai, pengembangan pariwisata yang terkait erat dengan sektor lainnya diyakini mampu menurunkan tingkat kemiskinan masyarakat. Hal senada dikemukakan Ahmad Rifai yang juga pengelola PT Blue Marlin Dive. Masih banyak pulau kecil di Indonesia yang memiliki potensi wisata yang besar. Namun, pengembangan pariwisata secara utuh perlu melibatkan masyarakat lokal dengan memberikan akses untuk mengembangkan usaha melalui pelatihan dan sosialisasi.
Lombok Magazine, #27 2016
47
- NEWS -
48
Lombok Magazine, #27 2016
- MAP -
Lombok Magazine, #27 2016
49
- MAP -
50
Lombok Magazine, #27 2016
- MAP -
Lombok Magazine, #27 2016
51
- LOMBOK INFORMATION EMERGENCY NUMBERS Ambulance Phone: 0370 623 489 Emergency call: 118 Fire Brigade Phone: 0370 672 013 Emergency call: 113 Lombok Police Jl. Gajah Mada No7, Ampenan Phone: 0370 693 110 Emergency call: 110 Tourist Police Senggigi Jl. Raya Senggigi Km 1 Phone: 0370 632 733 HOSPITALS Harapan Keluarga Jl. Ahmad Yani, Selagalas Phone: 0370 617 7000/617 7009 Risa Centra Medika Jl. Pejanggik No. 115, Cakranegara Phone: 0370 625 560 New Mataram Public Hospital Jl. Bungkarno No. 1, Mataram Phone: 0370 645 045 Mataram Public Hospital Jl. Pejanggik No. 6, Mataram Phone: 0370 623 159 Siti Hajar Mouslem Hospital Jl. Panca Warga, Mataram Phone: 0370 623 498 Anthonius Catholic Hospital Jl. Koprasi, Ampenan Phone: 0370 621 397 Police Hospital Jl. Langko No. 54, Ampenan Phone: 0370 633 701 Army Hospital Jl. HOS Cokroaminoto No. 11, Mataram Central Lombok Public Hospital Jl. Prof M. Yamin No. 55, Selong Phone: 0370 621 80 East Lombok Public Hospital Jl. Prof M. Yamin No. 55, Selong Phone: 0370 216 80 HEALTH CLINICS Biomedika Clinic Jl. Bung Karno No. 143, Mataram Phione: 0370 645 137 Medika Husada Clinic Jl. Raya Senggigi Phone: 0370 664 480 Senggigi Beach Hotel Clinic Phone: 0370 693 210 Klinik Prodia Jl. Pejanggik No. 107, Mataram Phone: 0370 635 010 Hotel Villa Ombak Clinic Gili Trawangan Phone: 0370 642 336
52
Lombok Magazine, #27 2016
Jolie Sourire Dental Care Mataram Mall, Jl. Pejanggik, Mataram Phone: 0370 668 1797 Warna Clinic Gili Trawangan Phone: 0370 612 3859 Gili Air Clinic Gili Air Phone: 087 862 060 248 PHARMACIES Guardian Pharmacy Mataram mall, Jl. Pejanggik, Mataram Phone: 0370 629 921 Kimia Farma Jl. Sriwijaya No. 295, Mataram Phone: 0370 633 211 Jl. Pejanggik No. 48, Mataram Phone: 0370 638 502 Jl. Catur Warga, Mataram Phone: 0370 634 774 Jl. M. Yamin No. 155 Selong, East Lombok Phone: 0376 220 51 TAXI Bluebird Taxis Phone: 0370 627 000 Express Taxis Phone: 0370 635 968 Narmada Trans Taxis Phone: 0370 702 533 Rangga Taxis Phone: 0370 626 000 Lendang Karun Taxis Phone: 0370 644 444 IMIGRATION OFFICE Department Of Immigration Jl. Udayana, Mataram Phone: 0370 632 520 POST OFFICES Central Post Office Jl. Sriwijaya, Mataram Phone: 0370 632 645 Jl. Langko, Ampemam Phone: 0370 631 642 Jl. Raya Senggigi Phone: 0370 693 711 AIRLINE SALES OFFICES Silk Air Lombok Raya Hotel Jl. Panca Usaha No.11, Mataram Phone: 0370 628 254 Garuda Indonesia Jl. Majapahit No, 2, Ampenan Phone: 0370 642303/649100 Lion Air Jl. Sriwijaya No.81, Mataram Phone: 0370 629 111
Trans Nusa Jl. Panca usaha No. 28, Mataram Phone: 0370 624 555 PUBLIC UTILITIES Electricity (PLN) Jl. Langko No. 25, Ampenan Phone: 0370 632 182 Jl. Raya Senggigi Phone: 0370 693 535 Water (PDAM) Jl. Pendidikan No. 29,Mataram Phone: 0370 632 510 Jl. Raya Senggigi Phone: 0370 693 886 FREIGHT/COURIER COMPANIES Lion Ekspress Jl. Sriwijaya no. 76 i, Mataram Phone: 0370 649 004 DHL Jl. Hos Cakroaminoto No,53G, Mataram Phone: 0370 639 400 CARS RENTAL Kyma Transport Jl. Raya Pariwisata Sandik Phone: 089 880 800 70 Bajil Transport Jl. Raya Senggi, Montong Buwuh Phone: 081 803 763 343 Phone: 087 864 078 288 RINJANI GUIDE Jaswadi Jl. Raya Senggigi, Montong Buwuh Phone: 087 865 358 903 CHURCH SERVICES Bethany Mataram Church Jl. I Gusti Ketut Jelantik oisa No. 23, Mataram Phone: 0370 632 924 HKBP Mataram Church Jl. Gili Air No. 4,Mataram Phone: 0370 632 924 Kristen Tuhan Crurch Jl. Ekas No. 47, Mataram Phone: 0370 621 811 Masehi Advent H7 Church Jl. Kom L Yos Sudarso No. 16, Mataram Phone: 0370 638 500 Pantekosta Church Jl. Pariwisata No. 4, Mataram Phone; 0370 631 219 Katholik Church Jl. Majapahit No. 10, Mataram Phone: 0370 634 397
- MAP CONSULATES IN BALI Australian (Also consular service for Canada and New Zealand nationals) Jl. Tantular No. 32, Renon, Denpasar Phone: 0361 241 118 Brazile Jl. Raya Legian No. 186, Kuta Phone: 0361 757 775 Czech Republic Jl. Pengembak No. 17, Sanur Phone: 0361 286 465 Denmark Jl. By Pass Ngurah Rai-Pamongan No. 852, Denpasar Phone: 0361 821 6979 France Jl. Mertasari Gg. II No. 8, Sanur Phone: 0361 285 485 Germany Jl. Pantai Karang No. 17, Sanur Phone: 0361 288 535 Italy Lotus Enterprise Building Jl. By Pass Ngurah Rai, Jimbaran Phone: 0361 701 005 India Jl. Raya Puputan No. 170 Renon, Denpasar Phone: 0361 241 987 Japan Jl. Raya Puputan No. 170, Renon, Denpasar Phine: 0361 227 628 Mexico Jl. Prof. Mo, Yamin No. 1, Renon, Denpasar Phone; 0361 223 266 Netherland Jl. Raya Kuta No. 127, Kuta Phone: 0361 761 502 Norway Segara Village Hotel, Jl. Segara Ayu, Sanur Phone: 0361 282 223 Russia Bali Kencana Resort II Block Cendrawasi No. 82, Unggasan Phone: 0361 279 1560 Spain Kompleks Istana Kuta Galeria Blok Valet 2 No. 1 Jl. Patih Jelantik, Kuta Phone: 0361 769 286 Sweden & Finland Jl. Segara Ayu No. 2, Sanur Phone: 0361 282 223 Switzerland Komplek Istana Kuta Galeri Blok Valet 2 No. 12 Jl. Patih Jelantik, Kuta Phone: 0361 751 735 Unite Kingdom Jl. Tirtanadi No. 20, Sanur Phone: 0361 270 601 Unite State of Amerika Jl. Hayam Uruk No. 188, Denpasar Phone: 0361 233 605
Lombok Magazine, #27 2016
53
- MAP -
54
Lombok Magazine, #27 2016
Lombok Magazine, #27 2016
Lombok Magazine, #27 2016