Ekspose edisi #magang Status Akreditasi

Page 1


LPM DIMENSI The Way of Jurnalism


Dari Dapur Pelindung Dr. Totok Prasetyo,B.Eng,MT Penasihat Garup Lambang Goro,ST,MT Pembina Drs Chaerul Shaleh ,M.S.I Pemimpin Umum Dian Adi Pratama Sekretaris Umum Syaiful Anam Bendahara Umum Ade Ulfa Arsiyana Pemimpin Redaksi Bela Jannahti Sekretaris Redaksi Ratih Widyaningrum Redaktur Pelaksana Ika Safitriana, Reza Annas Ma’ruf Redaktur Bahasa Vitri Dwi A., Yuniar Cahyani Editor Inadinna Fadhliyah, Rifka Shofia A Reporter Arum Ambarwati, Dwiki Ilham R., Dyah Palupi, Eka Widyaningrum, Erika Dwi A., Irma Novita, Ninda Prastika, Novia Andreana, Nur Ainingsih, Putri Kristianingrum, Septiana Budi, Tiara Dian M. Redaktur Foto Ido Ridwan Fidyanto Fotografer Dwiki Lutfi, M. Iftor Hilal, M. Yanuar Nur Adi, Nurul Rizqia S., Riska Putri S. Redaktur Artistik Galih Affandi Layouter Annisa Ayu Lestari, Annisa Permanasari, Hilda Heramita, Imam Agus Yunata, M. Nur Chafidin, Sofiyan Arif k. Cyber Adita Pratiwi, Ahmad Gozali Ilustrator Eka Kurnia Saputra Pemimpin Litbang Muhammad Rukiyat Kepala Devisi PSDM Vinda ayu Januarisqika Staf PSDM Anak Agung Maya S, Bagus Barawondo, Siti Nurfaidah Kepala Devisi Humas Hardani winata Staf Humas Fieryanti Kamaril kusumawardhani, Intan Pranita Kepala Devisi Riset Dyah Arini Staf Riset Badra nuraga, Ika Putri Raswati, Upik Kusuma Pemimpin Perusahaan Irfan Bagus Prasetyo Sekretaris Perusahaan Miftahul Jnnah P.P Bendahara Perusahaan Maulida Arta S Kepala Devisi Perikalanan Haidar Erdi Kepala Devisi Non Produk Dhanie Setiarini Staf Periklanan dan usaha Non Produk aliza Rahmawati, Ash Sulcha, ira Sari Natasya, Miqdar Nafisi, Shella widayanti, Tiwik Nur h Kepala Devisi Desain Iklan S iswoyo Staf Desain Iklan Eko Prabowo Mukti, Haida Noor Santi Kepala Devisi Produksi dan Distribusi Gassela Dita P Staf Produksi dan Distribusi Agus Wijanarko, Anwar Hamid

Sebelumnya saya ingin mengucapkan selamat tahun baru 2013 kepada para pembaca. Meski kita sekarang telah cukup jauh memasuki 2013, edisi pertama di tahun ini baru bisa kami terbitkan. Untuk itu saya mewakili redaksi juga meminta maaf kepada para pembaca sekalian. Edisi EKSPOSE kali ini tergolong spesial bagi kami. Selain menjadi edisi pertama di 2013, edisi kali ini juga tak digarap seluruhnya oleh kru LPM Dimensi, melainkan 75% pengerjaan dilakukan oleh calon kru sebagai media magang mereka. Meski masih berstatus magang, tema dan pengerjaan tak lagi dalam taraf “coba-coba”. Mulai dari rapat redaksi hingga proses layouting tetap kami kerjakan secara hati-hati. Belum banyak mahasiswa yang mengetahui bahwa kampus kita ini sering berbenah dalam rangka mengejar status akreditasi. Mengapa akreditasi menjadi sedemikian pentingnya? Akreditasi menjadi semacam pertaruhan antara kualitas dan status. Apakah status itu berbanding lurus dengan kualitas suatu program studi di Polines? Silakan pembaca menilai. Hidup Pers Mahasiswa! Ca-Crew Reporter Tiara Windriana, Windi Agustina, Endah Purnama Sari, Bangkit W, Gatot Zakaria, Astri Dita, Dewi Ristiana P, Nailis Soraya, Miftahudin, Putri Fotografer Haqqi, Oka Mahendra, Aditya Utomo, Ozyta Dameria Layouter Afrizal Fajar, Moh Fiqqi K A, Hesti Ayu A, M Evrie W, Herlambang Setoaji, Hilmi Imawan W W, Luthfi Desty A Ilustrator Uwais Qurni, Sapto Nugroho Litbang Nico Aldila, Rheza Wahyu P, Dinda Aziz Aisyarachmi, Virgine Anindya Putri, Nova Nur Anisa, Nurtyana Utami Dewi, Yuni Pambreni, Samuel Hono Perusahaan Wira Ariffiansyah, Alden Myrza Brilliandhi, Lisanti Dian, Matahun Triastuti Budi Utami, Arie Maulita Mawardhani, Sabrina Puteri Aldila, Edo A Kurniawan, Fitri Nur Khasanah, Yasinta Putri Dewi, Sabrizal



JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE | 5


LAPORAN UTAMA

Akreditasi, Syarat Wajib Prodi

A

Nailis Soraya (KruMagang LPM Dimensi)

kreditasi merupakan langkah wajib yang harus ditempuh suatu program studi (prodi) pada perguruan tinggi. Suatu perusahaan dapat mengetahui mutu dari seorang pelamar kerja dari akreditasi prodi pada perguruan tinggi asalnya. Untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal setiap jenjang dan jenis pendidikan harus melakukan akreditasi. Baik dilakukan oleh pemerintah atau lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik. Berbagai lembaga juga dibentuk untuk menangani masalah akreditasi ini. Lembagalembaga tersebut adalah Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M), Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BANPT), Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non Formal (BAN-PNF).Ketiga lembaga tersebut berada di bawah dan bertanggung jawab kepadaMenteri Pedidikan dan Kebudayaan Nasional.Di perguruan tinggi sendiri dikenal dengan BAN-PT yang mempunyai kewenangan untuk mengevaluasi dan menilai, serta menetapkan status dan peringkat mutu program studi berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan. Terdapat beberapa tolak ukur atau standar dalam proses akreditasi yang harus dipenuhi oleh perguruan tinggi.Sebagaimana yang tercantum dalam buku naskah akademik akreditasi yang diterbitkan oleh BAN-PT tahun 2009, standar akreditasi terdiri atas beberapa parameter (indikator kunci) yang dapat digunakan sebagai dasar, yaitu:(1) penyajian data dan informasi mengenai kinerja, keadaan dan perangkat kependidikan program studi diploma, yang dituangkan dalam instrumen akreditasi; (2) evaluasi dan penilaian mutu

kinerja, keadaan dan perangkat kependidikan program studi diploma, (3) penetapan kelayakan program studi diploma untuk menyelenggarakan program-programnya; dan (4) perumusan rekomendasi perbaikan dan pembinaan mutu program studi diploma. Standar akreditasi program studi diploma mencakup standar tentang komitmen program studi diploma terhadap kapasitas institusional (institutional capacity) dan komitmen terhadap efektivitas program pendidikan (educational effectiveness), yang dikemas dalam tujuh standar akreditasi, yaitu: Standar 1. Visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian, Standar 2. Tatapamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu, Standar 3. Mahasiswa dan lulusan, Standar 4. Sumber daya manusia, Standar 5. Kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik, Standar 6. Pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi, Standar 7. Penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama. Terdapat tiga tingkatan dalam akreditasi suatu perguruan tinggi yaitu A,B,dan C. Bila tujuh standar terlaksana secara sempurna maka suatu perguruan tinggi layak mendapatkan nilai A. Yang artinya lulusan yang dihasilkan sudah diberikan pengajaran dan fasilitas yang memenuhi mutu pendidikan. Proses akreditasi dilakukan selama lima tahun sekali. Selama proses akreditasi suatu prodi bisa meningkat dari nilai C ke B. Ada pula yang tetap berada pada posisi semula dan bahkan ada yang menurun. Di Polines sendiri terdapat dua program studi yang memperoleh nilai A, yaitu prodi keuangan perbankan dan Administrasi Niaga.

6 | JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE


Satu prodi dengan nilai C, yaitu Jaringan Telekomunikasi. Lima prodi belum terakreditasi yaitu Prodi Analisis Keuangan (SST), Prodi Manajemen Bisnis Internasional (SST), Prodi Manajemen pemasaran (D3), ProdiTeknik Perawatan dan Perbaikan Gedung (SST), dan Prodi Perencanaan Jalan dan Jembatan (SST). Selain dari prodi-prodi yang telah disebutkan mendapatkan akreditasi B. Kelima prodi yang belum terakreditasi rencananya akan diakreditasi tahun ini. Semuanya itu dibawah pengawasan Pusat Penjamin Mutu Pendidikan(PPMP) Politeknik Negeri Semarang.

A

Pentingkah Akreditasi Dimata Mahasiswa?

Tahun ini juga polines tengah mempersiapkan sepuluh prodi untuk masa perpanjangan lima tahun yang akan habis pada tahun 2012. Sepuluh prodi tersebut adalah Prodi Akuntansi (D3), Prodi Keuangan Perbankan(D3), Prodi Konstuksi Gedung (D3), Prodi Konstruksi Sipil (D3), Teknik Mesin (D3), Prodi Teknik Konversi Energi (D3), Prodi Administrasi Bisnis (D3), Prodi Teknik Elektronika (D3), Prodi Teknik Listrik (D3), Prodi Teknik Telekomunikasi (D3).

kreditasi merupakan gambaran kualitas dan mutu dari suatu perguruan tinggi. Dengan akreditasi yang baik, kualitas yang dihasilkan oleh lulusan nantinya juga akan baik, karena pemberian akreditasi sendiri telah mempertimbangkan berbagai unsur penilaian. Semakin baik akreditasi suatu jurusan dalam suatu perguruan tinggi, maka akan semakin banyak diminati dan diperhitungkan oleh calon mahasiswa. Apalagi di era globalisasi ini, dunia pekerjaan pun turut mempertimbangkan akreditasi dari jurusan di perguruan tinggi para calon tenaga kerja. Bahkan tidak sedikit perusahaan yang langsung menetapkan standar akreditasi minimal yang dibutuhkan di perusahaan tersebut. Untuk mengetahui sejauh apa mahasiswa mengetahui pentingnya akreditasi baik dalam perkuliahan maupun pekerjaan, kami mengadakan

riset terhadap 100 koresponden dari lima jurusan di Politeknik Negeri Semarang, dari tingkat 1 sampai dengan tingkat 3. Berikut adalah hasil riset kami. Pengetahuan tentang akreditasi mahasiswa Polines cukup baik, hal ini dinyatakan dengan hanya 15% menyatakan belum mengerti. Sebesar 83% koresponden menyatakan telah mengetahui tentang status Program Studi mereka masing-masing, sedangkan yang menyatakan tidak mengetahui sebesar 17%. Ini menandakan bahwa mahasiswa cukup peduli dengan status akreditasi dari Program Studi yang telah dipilih. Kemudian, sebanyak 97% mahasiswa mengungkapkan pentingnya akreditasi dengan alasan semakin tinggi akreditasi suatu Program Studi, maka akan semakin menunjukkan kualitas Program Studi tersebut. Selain itu mayoritas beralasan dengan akreditasi yang bagus, akan

JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE | 7


memudahkan proses mencari pekerjaan karena banyak perusahaan yang menetapkan akreditasi minimal bagi para calon tenaga kerja. Sementara sisanya menyatakan akreditasi itu tidak penting karena terasa percuma akreditasi bagus tetapi tidak didukung dengan fasilitas jurusan yang bagus. Sedangkan di akhir pertanyaan, hanya 19% responden

yang menyatakan tidak tahu tentang fungsi akreditasi dalam proses pencarian kerja. Berdasarkan hasil riset yang telah kami lakukan, kami dapat menyampaikan bahwa mahasiswa sudah mengetahui betapa pentingnya akreditasi dalam meningkatkan mutu dan kualitas suatu Program Studi dalam sebuah Jurusan di Perguruan Tinggi, dimana akreditasi

Apakah anda tahu akreditasi?

Seberapa penting akreditasi menurut anda?

tersebut akan memudahkan para mahasiswa dalam mencari pekerjaan. Diharapkan institusi dapat meningkatkan fasilitas sesuai dengan tingkat akreditasi yang telah dicapai, dan dapat mempertahankan akreditasi yang sudah didapat.

Tahukah anda status akreditasi prodi anda?

Apakah anda tahu fungsi akreditasi dalam pencarian kerja

8 | JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE


LAPORAN UTAMA

Kata BAN-PT Tentang Akreditasi Nailis Soraya (Kru Magang LPM Dimensi)

“Setiap perguruan tinggi wajib hukumnya melakukan akreditasi.� ungkap Theresia Tyas Listi-ani, SE, MSi. selaku assessor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

B

AN-PT merupakan lembaga yang memiliki kewenangan untuk mengevaluasi, menilai, serta menetapkan status dan peringkat mutu program studi (prodi) berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan.Polines sendiri telah memilki enam dosen yang menjadi assessor di BAN-PT. Keenamdosentersebutadalah Edi Suwarso, dosenjurusanElektro.V.S. Tripriyodan Riyadi,dosen jurusan Administrasi Niaga. Serta Muhammad Asrori, Suryani Sri Lestari, dan TheresiaTyasListiani, dosen jurusan Akuntansi. Denganenam assessor ini Polines sangat diuntungkan karena mereka bisa menguji boring (formulir-red.) sebelum dikirimkanke BAN-PT. SehingggaPolines menjadi lebih tahu letak kekurangan dari prodi yang akan diakreditasi. Akreditasi merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi oleh tiap prodi di perguruan tinggi. Suatu perusahaan dapat mengetahui mutu kompetensi yang dimiliki dari pelamar kerja didasarkan pada nilai atau status akreditasidari prodi asal pelamar kerja. Umumnya perusahaan yang

bersifat BUMN telah menepasti, fasilitas yang baik, dantapkan syarat dari pelamar sistem yang baik kualitasnya. kerja harusberakreditasi Namun hanya karena manaminimal B. Banyak perusajemen file dan dokumenhaan yang bersifat swasta juga tasi yang kurangbaik, maka menerapkan hal serupa.Bahprodi tersebut mendapatkan kan pada Badan Pengaudit nilai akreditasi C. Masalah Keuangan Daerah (BPKD) ini dinilai wajar bagi Pusat dan banyak bank seperti Pejamin Mutu Pendidikan Bank Rakyat Indonesia (BRI) (PPMP) Polines karena prodi mengharuskan para pelamar tersebut baru pertama kali kerja berakreditasi A. Nilai mengajukan akreditasi. Status akreditasi dalam suatu prodi Akreditasi C akan hilang juga menjadi tolak ukur suatu pada saat masa kadaluwarsa perusahaan untuk menerima akreditasi tersebut habis. Napelamar kerja. mun, lulusan yang dihasilkan Sebuah perusahaan akan prodi tersebut selama lima memilih prodi dengan nilai tahun akan menjadi lulusan akreditasi A dibanding dengan tingkat akreditasi C. dengan prodi dengan nilai Banyak mahasiswa yang akreditasi B. Hal inimembuat berpendapat mengenai penkhawatirkan alumni Polines. tingnya akreditasi. Namun Mereka akan kalah bersatidak semuanya mengerti ing dengan alumni-alumni akan tujuan dan manfaat dari perguruan tinggi lain akreditasi. Padahal dengan yang lebih bagus tingkat pahamnya mereka mengenai anakreditasinya karena keakreditasi akan sangat membanyakan prodi dari Polines bantu mereka ketika mencari berakreditasi B. Polines pekerjaan. Seperti yang kami hanya mempunyai dua prodi dapat ketika mewawancarai yang berakreditasi A yaitu beberapa mahasiswa Polines. Administrasi Niaga (D3) dan “Ya.. penting sekali, yang Keuangan Perbankan (D3). namanya akreditasi, walauSangat mengherankan Popun saya tidak tahu apa guna lines mempunyai satu prodi dan manfaatnya.�Mereka yang berakreditasi C yaitu dapat mengetahui seberapa Prodi Teknik Telekomunikasi baiknya kompetensi yang di (D4).Padahal prodi tersebut ajarkan di kampus tempat mempunyai kurikulum yang mereka belajar. JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE | 9


LAPORAN UTAMA

Akreditasi, Beda Tempat Beda Pandangan (Nailis Soraya, Windi Agustina (Kru Magang LPM Dimensi)

Akreditasi yang merupakan hal wajib bagi perguruan tinggi sepertinya harus mendapat perhatian lebih dari institusi perguruan tinggi. Karena mayoritas perusahaan - perusahaan ataupun badan pemerintahan akan mempertanyakan status dari perguruan tinggi asal pelamar kerja. Demikian pernyataan dari Royswan Isgandhi, koordinator Pusat Penjamin Mutu Pendidikan (PPMP) Politeknik Negeri Semarang. Senada, Budhi Adhiani selaku Sekretaris PPMP menuturkan, “akreditasi syarat mutlak bagi suatu prodi sebelum meluluskan mahasiswanya karena jika belum terakreditasi maka lulusan sulit diakui di dunia kerja,” Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan-perusahaan swasta berkelas internasional tidak bisa menerima pelamar kerja yang prodinya belum terakreditasi. Budhi Adhiani juga menambahkan bagi suatu prodi yang belum terakreditasi maka standarisasi pembelajarannya akan diragukan oleh suatu perusahaan. Saat ini Polines memiliki lima prodi

yang belum terakreditasi. PPMP berharap kelima prodi tersebut sudah terakreditasi sebelum meluluskan mahasiswanya. “Meskipun nantinya mendapatkan nilai C, atau mungkin bisa B, namun institusi mau tidak mau harus mengajukan akreditasi sebelum ada lulusan,” tambah Royswan Isgandhi. Berbeda dengan yang dipaparkan PPMP, Esti dari bagian Humas PT PLN (Persero) distribusi Jateng dan DIY menyatakan jika tingkatan dari akreditasi sendiri tidak terlalu berpengaruh bagi dunia kerja. Namun mereka lebih memperhatikan Indeks Prestasi (IP). Dalam wawancara rekruitmen, perusahaan hanya menanyakan berapa IP yang diperoleh oleh mahasiswa pelamar ketika lulus. Mengenai akreditasi tidak sering ditanyakan karena yang paling penting bagi mereka adalah kualitas mahasiswa itu sendiri. Esti juga menyampaikan bahwa Akreditasi dari prodi suatu Perguruan Tinggi tidak berpengaruh pada proses rekruitmen di PT PLN (Persero). Yang terpenting dari calon pegawai adalah

10 | JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE

kemampuan dan kesehatannya, tidak peduli dari mana mereka berasal. “Lulusan yang berasal dari Polines yang saat ini bekerja pada PT. PLN Persero juga tidak kalah dengan pegawai dari lulusan perguruan tinggi lainnya,” ungkapnya. Polines sendiri sudah mempunyai banyak lulusan yang berkerja pada perusahaan-perusahan besar dan BUMN. Kebanyakan dari mereka mengaku tidak pernah ditanyai mengenai akreditasi waktu mereka melamar kerja. Mereka juga merasa bahwa kompetensi yang dimiliki tidak ada perbedaaan dengan pekerja yang berasal dari perguruan tinggi lain. “Lulusan dari Polines sudah terkenal sebagai lulusan yang disiplin dan berkualitas di banyak perusahaan, dan tidak ada yang mempermasahkan mengenai tingkatan akreditasi,” tutur Mohammad Muchlisin, alumni Polines tahun 2012 yang juga merupakan Presiden Mahasiswa periode 2011/2012. Muchlisin saat ini berkerja di salah satu perusahaan milik Sinarmas Group. Menurutnya, dia tidak pernah


ditanya mengenai akreditasi di beberapa perusahaan tempatnya melamar. Bahkan di tempat bekerja saat ini, para pekerja yang berasal dari Polines amat disanjung karena kedisiplinannya. Saat ini banyak anak-anak SMA sederajat yang tengah mencari perguruan tinggi, namun mereka sendiri tidak mempermasalahkan akredi-

tasi dari perguruan tinggi yang mereka pilih. “Dari aku sih, nggak mikir akreditasi dari universitasnya itu sendiri,� tutur Lutfiatul Choeroh, siswi kelas tiga MAN Kendal. Menurutnya, berbagai pertimbangan telah dipikirkan matang-matang sebelum menentukan dimana dia akan mendaftar. Pertimbangan yang utama adalah bidang

yang nantinya akan dia pilih. Apakah sesuai dengan yang ia inginkan. Apalagi mengenai biaya yang dikeluarkan dan kemudahannya saat mencari kerja setelah lulus kuliah. “Aku lebih milih sekolah yang nantinya bisa bikin aku cepet kerja pas lulus nanti,� tambahnya.

JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE | 11


WACANA

PEMIRA 2013 POLINES Bangkit Ari Wijaya

Untuk kali pertamanya, Pemilihan Umum Raya (Pemira) Polines akan dilaksanakan dengan sistem digital. Pemira yang akan dilaksanakan pada 13 Maret 2013 nanti direncanakan tak akan menggunakan kertas sebagai media pemilihan, melainkan menggunakan media komputer. Sistem klik sebenarnya adalah suatu sistem aplikasi yang berbasis internet. Dalam pelaksanaannya nanti, mahasiswa yang akan menyalurkan hak pilihnya datang ke TPS (Tempat pemungutan Suara), kemudian mengisi presensi dan sejumlah data yang dibutuhkan sebagai pemilih. Dengan mendaftar, secara otomatis mahasiswa akan mendapat password yang digunakan untuk log in. Setelah berhasil masuk ke sistem akan muncul tampilan menu “pemilihan” yang didalamnya terdapat foto pasangan capresma (calon presiden mahasiswa) dan cawapresma (calon wakil presiden mahasiswa) 2013. Lantas pemilih langsung menentukan pilihannya dengan cara mengklik salah satu foto capresma dan cawapresma, apabila sudah memilih maka akan muncul pertanyaan konfirmasi “Apakah anda sudah yakin? - Ya atau tidak,”

hal tersebut di maksudkan untuk menghindari terjadinya kesalahan atau jika pemilih ingin mengubah pilihannya. Cara pemilihan anggota BPM secara umum juga masih sama dengan cara pemilihan capresma dan cawapresma. Ditampilan menu akan muncul foto calon anggota BPM 2013 setelah itu

12 | JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE

pemilih menentukan pilihannya dengan cara mengklik salah satu foto calon anggota BPM. Pada pemira tahun ini, Komisi Pemilihan Raya (KPR) menggandeng UKM PCC (Polytechnic Computer Club). KPR dan PCC telah membuat semacam MoU (Memorandum of Understanding) terkait pelaksanaan


dengan Sistem Klik (Kru Magang LPM Dimensi)

pemira nanti. “KPR telah melakukan lobby-lobby khusus untuk menyepakati dan menjalin kerja sama terkait teknik pekasanana Pemira 2013 yang berbasis elektronifikasi,” kata Muhammad Nurul Adha, ketua KPR 2013, saat dimintai keterangan di sekretariat KPR pada Januari lalu. KPR menjelaskan, yang

melatar belakangi penggantian media pemilihan dari kertas ke media berbasis elektronik ada banyak faktor. Diantaranya karena banyak kertas suara yang rusak. Surat suara saat disimpan dan pendistribusian sering mengalami kerusakan seperti sobek, basah, cetakan yang kurang sempurna. Angka golput yang tinggi, juga menjadi salah satu indikator pengantian media pemilihan. Surat suara yang tidak dipakai akibat bayaknya jumlah golput akan terkesan sebagai bentuk pemborosan dan berdampak pembengkakan anggaran KPR. Selanjutnya, sistem perhitungan secara manual yang tebilang cukup lama memakan waktu yang berjam jam di nilai kurang efisien dan kurang efektif. Terakhir cost budget, biaya pengadaan kertas atau surat suara beserta perlengkapanya dinilai terlalu besar bila di bandingkan menggunakan media pemilihan elektronik. ”Untuk tahun lalu total anggaran yang di kucurkan untuk pengaadaan surat suara beserta perlengkapan pemilihnya sebesar Rp.514.300,00,” tambah M. Nurul Adha. Sedangkan dalam penggunaan sistem klik ini estimasi biayanya sebesar

Rp350.000,00. “Kami PCC akan menawarkan kepada KPR apakah sistem ini akan di beli atau hanya di sewa, jika disewa besarnya anggaran yang harus di keluarkan sebesar Rp.350.000,00,“ terang Team Project PCC, Hersa Arnerangi . “Dilihat dari berbagai segi sistem media pemilihan elektronik ini memang jauh lebih unggul dan lebih mempunyai nilai positif yang lebih kedepannya, dibandingkan media pemilihan manual yang notabenenya menggunakan kertas sebagai media pemilihan,” pungkas M.Nurul Adha. Pihak PCC menerangkan bahwa sistem ini masih memiliki kekurangan yang mungkin terjadi saat pelaksanaan teknis PEMIRA 2013 nanti, yakni konektifitas internet, serta server data yang sering hang saat input data yang berlebih. Terkait hal itu, “untuk mengatasi kendala teknis berupa konektifitas jaringan internet kami akan mengantisipasinya dengan menggunakan modem, dan untuk server data akan diolah di PTIK (Pusat Teknologi Informasi Komunikasi) Polines,’’ Tutup Hersa Arnerangi.

JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE | 13


WACANA

Tiga Program Studi Baru Polines Siap Dibuka Dewi Ristiana (Kru Magang LPM Dimensi) Komitmen Politeknik Negeri Semarang untuk menghasilkan lulusan– lulusan berkualitas yang siap bersaing di dunia kerja semakin ditingkatkan setiap tahun. Hal ini dibuktikan dengan direalisasikannya tiga program studi baru yang jika tidak ada halingan akan dibuka melalui jalur Ujian Masuk Politeknik Negeri (UMPN) di tahun 2013 ini. Tiga program studi tersebut ialah D4 Manajerial Akuntansi, D4 Administrasi Bisnis, serta D4 Teknik Mesin Produksi dan Perawatan. Joko Tri selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin berpendapat bahwa, prospek lulusan dari program D4 ini tentunya akan sangat baik karena dapat mengisi lapangan pekerjaan setara lulusan S1 dengan keahlian di lapangan yang lebih mumpuni. Setyowati Rahayu menyatakan bahwa proses pengajuan ketiga program studi baru ini rata–rata telah mencapai pengisian formulir empat dan lima, yaitu formulir terakhir yang harus diisi sebelum akhirnya Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi (DitjenDIKTI) dapat memberi ijin pembukaan program studi baru di Polines secara resmi. Daftar nama dosen Polines yang akan dialokasikan ke program studi D4 ini juga telah dikirim ke pihak DIKTI sebagai salah satu bahan pertimbangan dan persyaratan. “Nanti kalau sudah ada ijinnya, baru bisa menerima mahasiswa baru. ”jawab Wakil Direktur I tersebut ketika dikonfirmasi mengenai kepastian pembukaan program studi baru ini. Poniman, selaku Ketua Jurusan Administrasi Niaga memberikan keterangan bahwa masing–masing program studi akan menerima mahasiswa baru sebanyak dua kelas atau kurang lebih 48 orang. Tidak ada penambahan gedung ataupun sarana prasarana sehubungan dengan penambahan program studi baru ini karena dirasa jumlahnya masih sangat memadai, institusi hanya akan mengadakan perbaikan dan peningkatan kualitas. Mengingat bahwa semakin banyak

14 | JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE

dosen yang sudah memasuki usia pensiun, Polines memang akan melakukan regenerasi dosen pada tahun 2013 atau 2014, tetapi hal itu bukan semata–mata karena penambahan program studi baru yang tengah dilaksanakan. Kurikulum yang akan dipakai adalah kurikulum inti atau kurikulum nasional dan pengembangan kurikulum D3. Layaknya program studi baru lain di Polines, proses akreditasi program studi D4 ini akan diajukan ke Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) setahun sebelum kelulusan angkatan pertama atau di tahun ketiga setelah penerimaan mahasiswa baru. Dalam proses pengakreditasian ini Polines akan mendapat kunjungan langsung dan melengkapi tujuh standart dari BAN PT. Tingkat akreditasi tergantung skor yang dapat dicapai Polines dalam pengisian standart dan proses audit tersebut. “Sebagai mahasiswa Polines, saya sangat mendukung penambahan program studi ini, saya berharap dengan langkah tersebut Polines akan semakin diminati dan mendapat pengakuan dari masyarakat luas, ”ujar Rizki salah satu mahasiswa jurusan Administrasi Niaga. Poniman menambahkan, khusus untuk mahasiswa dari lulusan D3 Administrasi Bisnis nantinya bisa langsung transfer ke D4 Administrasi Bisnis setelah tahun keempat program studi ini mendapat ijin dari DIKTI.


KAMPUSIANA

Laptop Baru untuk Tugas Akhir Prodi Elektronika, Wajib? Tiara Wintriana (KruMagang LPM Dimensi) Kurangnya keterbukaan dari pihak panitia penyelenggara tugas akhir menimbulkan keresahan bagi mahasiswa tingkat akhir D3 Jurusan Elektronika. Pasalnya, terjadi keterlambatan pengumuman persetujuan judul tugas akhir tahun ajaran 2012/2013. Tak hanya itu, masalah yang selama ini banyak diperbincangkan di kalangan mahasiswa elektronika adalah mengenai masalah laptop baru yang harus mereka sediakan untuk tugas akhir. Para mahasiswa tingkat tiga ini dijanjikan pada minggu ke-14 akan diumumkan, namun hingga minggu ke-20 belum juga terdengar. Saat mahasiswa meminta kejelasan mengenai pengumuman persetujuan, diketahui bahwa pengumuman akan dilaksanakan setelah proposal dirapatkan.Mereka khawatir waktu yang dimiliki akan semakin berkurang untuk memikirkan judul baru apabila judul mereka ditolak. Ketua Program Studi Elektronika menjelaskan bahwa keterlambatan tersebut dikarenakan dalam pengumpulan proposal banyak yang

mundur dari jadwal yang telah ditentukan, dengan demikian pembahasan proposal pun ikut mundur. Ia berjanji akan segera mengumumkan persetujuan judul TA pada mahasiswa. Ketika ditemui dikantornya Adi Wasono, selaku Ketua Jurusan Elektro menu turkan

bahwa mereka biasanya mengumumkan setelah ujian akhir semester 5 ber-akhir dengan maksud agar para mahasiswa tetap dapat focus pada ujian mereka.Ia mengharapkan bahwa saat ujian berlangsung mereka tidak perlu memikirkan judul mereka yang ditolak, meskipun kerugian mereka adalah waktu. Ia juga

menganggap hal ini tidak menjadi masalah jika hanya waktu yang dikorbankan dari pada nilai mereka, karena kegagalan dalam ujian mungkin dapat mengakibatkan mahasiswa tersebut tidak bisa melanjutkan pengerjaan TA. Tak hanya itu saja, para mahasiswa juga mengeluh karena diharuskan membeli laptop baru yang dirasa membuat mereka merogoh kantong dalam-dalam. Mahasiswa yang tengah menunggu pengumuman persetujuan judul tugas akhir ini mempertanyakan tentang pencantuman garansi beserta kuitansi pembelian laptop dalam proposal mereka. Mereka merasa hal ini sangat mengganjal karena banyak dari mereka yang memiliki judul tugas akhir tidak berkaitan dengan pemrograman komputer. Mereka menegaskan bahwa jika hanya laptop digunakan untuk monitoring saja tak perlu kiranya menggunakan yang baru karena yang lama pun masih bisa. Saat disinggung mengenai hal tersebut Dadi, Ketua Program Studi Elektronika menegaskan bahwa semua

JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE | 15


itu tergantung dengan proposal yang mereka buat. Jika dalam proposal mahasiswa mencantumkan laptop maka harus pula mencantumkan mulai dari harga, garansi, serta merek laptop yang akan digunakan. Mahasiswa harus membuat proposal sesuai dengan kenyataannya, untuk menghindari kecurigaan manipulasi. Merek laptop tidak ditentukan dan dengan spesifikasi yang seminimum mungkin namun masih bisa dikembangkan. Mengingat tugas akhir tahun-tahun lalu sulit dikembangkan karena komputer yang digunakan sudah ketinggalan zaman. “Kami menganjurkan yang baru karena tahun-tahun sebelumnya tidak ada garansi,

mahasiswa sudah pergi dan komputer sudah rusak, alhasil kami tidak bisa mengembangkan,” ungkap Dadi. Penuturan dari Ketua Prodi Elektronika dibenarkan oleh Ketua Jurusan Elektro. Menengok dari tahun-tahun yang lalu, mereka menilai laptop dengan spesifikasi Pentium Intel Core i3 masih tergolong rendah. Pembelian laptop yang baru pun dirasa untuk kebaikan mahasiswa sendiri agar kemungkinan terjadi masalah teknis berhubungan dengan laptop yang digunakan kecil, mengingatdi tahun-tahun sebelumnya pernah terjadi masalah saat presentasi. Mahasiswa merasa membutuhkan kejelasan lebih

dalam, mengingat bahwa mereka membutuhkan komunikasi dua arah, yaitu dari dosen ke mahasiswa dan mahasiswa ke orang tua. Keterbukaan dari berbagai pihak sangat diperlukan saat ini. Mahasiswa menuturkan dalam temu akademik pun sering ditanyakan mengenai tugas akhir, namun dalam suasana yang bersifat resmi dengan waktu yang cukup terbatas. Hal yang sangat diinginkan adalah keterbukaan yang lebih intensif dalam keadaan santai sehingga apa yang ingin disampaikan terkemukakan dengan baik tanpa ada kekakuan.

NGEDIM’S..!!! 1. Pemira 2013 pakai sistem “klik” -jangan sampai gaptek jadi alasan golput ya 2. Sertifikat LDK sudah dibagikan -mesti buru-buru dilaminating,kertasnya kelampau tipis...Hehe 3. UAS selesai,libur semester tiba,waktunya pulang kampung -ngurus kompen dulu lah 4. Polines tambah prodi baru? -fasilitasnya tambah juga gak ya

16 | JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE


LAPORAN UTAMA

Selamat Tinggal ‘Izin Dikti’ Gatot Zakaria (Kru Magang LPM Dimensi)

M

ahasiswa program studi (prodi) baru Politeknik Negeri Semarang bisa bernafas lega berkenaan dengan status prodi-prodi mereka ke depannya. Tercatat sejak tahun 2012, beberapa prodi baru, seperti Manajemen Bisnis Internasional (MBI), Teknik Perbaikan dan Perawatan Gedung (PPG), dan Pemasaran, telah mengajukan diri ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) untuk dinilai kelayakannya. Dengan adanya akreditasi ini, maka kedepannya tulisan ‘Izin Dikti’ yang melekat di papan nama prodi-prodi tersebut akan berganti dengan status akreditasi yang didapat. Peningkatan status ini, menurut Roysman Isgandhi, Ketua Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan (PPMP) Polines, adalah syarat wajib yang telah diberikan oleh Dikti bagi setiap prodi atau fakultas. “Kalau belum terakreditasi, maka belum diakui keberadaannya oleh Dikti, hanya terdaftar,” ungkap Roysman. Ia juga menambahkan jika Polines sendiri mempunyai kebijakan

untuk tidak meluluskan angKami bahkan bertemu secara katan pertama prodi barutidak sengaja di Jakarta unprodi baru tersebut sebelum tuk urusan ini. Tapi survey terakreditasi. Dia beralasan memang diserahkan sepejika akreditasi tersebut untuk nuhnya pada Dikti,” terang kepentingan para mahasiswa Suryadi Poerbo, Kaprodi sendiri. Sebagai catatan, samMBI. Suryadi juga menegaspai saat ini Polines tercatat kan jika akreditasi ini penting memiliki beberapa prodi baru kaitannya dalam persaingan yang baru berjalan beberapa di dunia kerja. “Akreditasi tahun. diperlukan di dunia kerja, Sementara itu, Moch. Tri terutama jika lulusan mau Rochadi, Ketua Program bekerja di instansi pemerinStudi PPG, mengatakan tah dan mendaftar PNS,” jika proses akreditasi di tambahnya. prodinya telah sampai pada Ketika ditanya mengenai tahap survey yang dilakukan target, dua kaprodi terseoleh Dikti. “Karena fasilitas but kompak menyebutkan Polines yang sudah cukup huruf yang sama, yaitu B. memadai harusnya tak sulit Untuk mencapai akreditasi untuk mendapatkan akrediA, menurut mereka, adalah tasi dengan kualifikasi yang tidak mungkin untuk saat baik.” Untuk menyiapkan ini. Sebab ada satu faktor akreditasi ini, Tri Rochadi yang belum terpenuhi, yaitu mengakui bahwa persiapan penyerapan lulusan di dunia yang dilakukan PPG cukup kerja yang dibuktikan dengan singkat, yaitu hanya satu budata alumni yang belum bisa lan untuk menyiapkan semua dipenuhi. Sebagai catatan, berkas administrasi. PPG baru menginjak usia Berbeda dengan PPG, keempat di tahun ini, semenprodi MBI yang juga telah tara MBI masih berusia dua mengajukan proses akreditatahun. Namun kedua Kaprodi si, hingga saat ini belum sepakat jika lulusan awal dikunjungi oleh Dikti. “Unnantinya pasti sudah ter-cover tuk pengajuannya dimulai status akreditasi. tahun kemarin, bersamaan dengan PPG dan Pemasaran. JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE | 17


SPEAK UP HARAPAN MAHASISWA UNTUK BUS POLINES Civitas Akademika Politeknik Negeri Semarang membutuhkan sarana transportasi masa untuk memperlancar jalannya kegiatan di luar kampus dan juga untuk layanan atau keperluan akademik. Bus Polines merupakan salah satu sarana transportasi tersebut. Menurut teknisi UPT perawatan dan perbaikan, Eko Setyawan, bus tersebut sudah ada sejak tahun 2003 yang dana pembeliannya berasal dari sumbangan mahasiswa. Bus ini sudah mengalami penyusutan sekitar 25% dari perolehan semulanya dan pada kenyataannya bus tersebut memang sering mogok, kapasitasnya yang kurang memadai, AC-nya yang kurang memuaskan dan masih banyak lagi keluhan mengenai hal tersebut. Meskipun sudah dilakukan perawatan dengan pengecekan setiap hari oleh teknisi mekanik kendaraan serta service setiap bulannya, tetap saja masih banyak keluhan-keluhan mengenai ketidaknyamanan bus tersebut. Lalu bagaimana sebaiknya agar sarana prasarana kita memadai? Berikut tanggapan beberapa mahasiswa tentang harapan mereka terhadap bus Polines. Gilang Baskoro Widagdo, mahasiswa akuntansi 2011 “Untuk ukuran bus dengan tahun pembuatan seperti bus polines, bus tersebut masih tergolong nyaman. Harapan saya untuk bus tersebut tetap dirawat dengan sebaik mungkin sehingga tetap memberikan kenyamanan untuk penumpangnya.” Sadam Itmamur Rifa’, mahasiswa Teknik Mesin 2012 “Kalau menurutku ya busnya itu nggak nyaman soale busnya yang kurang besar terus jarak antar kursi depan belakang terlalu deket jadi susah bergerak, harapannya sih gunain busnya sesuai fungsinya juga kapasitasnya hehe”

Astri Dita Kumalasari, mahasiswa akuntansi 2012 “Saya pernah naik bis polines dan menurut saya sih kurang nyaman entah karena sirkulasi udara dalam bis atau apa ga tau. Seharusnya kalau instansi punya fasilitas seperti itu dirawat dengan baik dan semaksimal mungkin.” Dhita Etriviani ,Administrasi Niaga 2011 “Busnya terlihat dari luar masih selalu terlihat baru kalau saya sendiri sih belum pernah naik ya jadi ga bisa komentar banyak banyak hehe.”

18 | JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE


SPEAK UP Arsyan Zahid Firdaus, mahasiswa Teknik Elektro 2011 “kalau bus polines aku si belum pernah naik sendiri, jadi gak bisa banyak berkomentar soal kondisinya. Tapi aku denger dari kakak-kakak yang aktif dalam UKM dan pernah menggunakan bus itu untuk kegiatan UKM, dia bilang kalau proses ijin peminjamanya itu sulit, jadi kalau menurut saya dari pihak polines lebih mempermudah proses perijinan peminjamanya agar bisnya itu lebih difungsikan secara maksimal.” Elly ,mahasiswa Teknik Sipil 2012 “Menurut saya bus polines itu kapasitasnya untuk penumpang kurang besar karena sering digunakan saat acara-acara resmi dengan kapasitas penumpang yang banyak, selain itu perawatannya pun juga kurang begitu terawat keadaan dalam bus tersebut terus juga kalau bisa bisnya ditambah”. Aryo Okta Brian, mahasiswa Administrasi Niaga 2011 “Bus polines? ya piye ya? Kalau menurutku sih bisnya terlalu tanggung selain itu juga kurang armadanya hehehe, ya ditingkatkan aja lagi lah hehehe”

Reva Rafian ,mahasiswa Akuntansi Tahun 2012 “Kalau dilihat dari luar sih bagus tapi kalau nyamannya aku gak tahu soalnya ndak pernah naik juga tapi kata orang-orang sih sering mogok, harapannya buat bus polines mending tambah 1 lagi deh yang agak besar jadi keliatan lebih bagus hehehe”. Wardana, mahasiswa Teknik Mesin 2010 “Sebetulnya bus kampus Polines kondisinya saat ini sangat memprihatinkan karena sudah terlalu tua. Jadi perlu adanya modernisasi saja.”

Rezky Febriyani , mahasiswa Teknik Elektro 2012 “Menurut aku ni ya, bus polines itu sudah waktunya untuk diganti yang baru, diganti bus yang besar dan jumlanya juga diperbanyak, ya biar kalau ada kegiatan di luar ndak malu-maluin almamater hehe”

JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE | 19


OPINI PENTINGNYA STATUS AKREDITASI DALAM PERGURUAN TINGGI

Oleh : Drs. Kunto Purbono M.sc Ketua Jurusan Teknik Mesin

A

kreditasi adalah suatu bentuk pengakuan pemerintah terhadap sebuah lembaga pendidikan. Dalam hal ini BAN-PT selaku badan akreditasi nasional perguruan tinggi yang berhak mengeluarkan sertifikat pengakuan, setelah melakukan beberapa evaluasi terhadap perguruan tinggi yang bersangkutan. Akreditasi itu sendiri merupakan sebuah ketentuan yang harus dilakukan sebagai tanda bahwa sebuah perguruan tinggi itu diakui kualitasnya. Secara otomatis setiap perguruan tinggi pasti berusaha untuk meningkatkan status akreditasinya. karena apa? Kembali lagi akreditasi itu adalah bukti pengakuan pemerintah terhadap kualitas prodi ataupun jurusan dalam perguruan tinggi. Jadi sudah bisa disimpulkan bahwa akreditasi itu sangatlah penting. Dalam perguruan tinggi,

prodi yang dibuka itu harus ada akreditasinya sehingga pada saat meluluskan mahasiswanya, tidak dipertanyakan status maupun kualitasnya. Dampaknya sendiri terhadap mahasiswa pada saat proses recruitment karyawan oleh perusahaan maupun jika akan melanjutkan kuliah lagi. Karena ada perguruan tinggi tertentu yang mensyaratkan status akreditasi sebagai syarat transfer ke jenjang S1 ataupun S2. Begitu juga dalam perusahaan tertentu ada yang mensyaratkan status akreditasi dalam proses recruitment karyawan. Tapi tidak semua perusahan mensyaratkan status akreditasi sebagai syarat utama melamar kerja. Selama saya menjabat sebagai kepala jurusan teknik mesin baru satu perusahaan yaitu PJ KA Kereta Api Indonesia yang mensyaratkan status akreditasi sebagai syarat utama. Perusahaan lainya

20 | JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE

yang bekerjasama dengan Polines tidak mensyaratkan hal itu. Jadi tidak perlu khawatir mahasiswa Polines kalah bersaing dalam proses recruitment tenaga kerja. Sebagai contoh di jurusan mesin ada dua prodi yang berakreditasi B. Dalam proses recruitment tenaga kerja lulusan Polines tetap dianggap sama meskipun bersaing dengan lulusan universitas lain yang berakreditasi A. Dan itu terbukti lulusan Polines banyak yang diterima kerja . Jadi pada intinya status akreditasi itu sangat penting, karena sebagai bukti bahwa mahasiswa itu diluluskan oleh perguruan tinggi yang diakui oleh pemerintah dan mempunyai standar mutu kualitas yang baik. Tapi bukan berarti status akreditasi adalah faktor utama dalam proses pencarian kerja.


JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE | 21


RESENSI FILM

Perbedaan yang Dipertanyakan (Kru Magang LPM Dimensi) Putri Maya

S

ebuah film yang yang disutradarai dan diproduseri oleh Hanung Bramantyo ini bertema kerukunan antar umat beragama yang berlokasi di kota Semarang pada awal tahun 2010. Film ini bercerita tentang kehidupan 3 keluarga dengan latar belakang yang berbeda, yang hidup ditengah perbedaan etnis dan agama. Hidup berdampingan di sebuah area lingkungan Pasar Baru, dimana terdapat Masjid, Gereja dan Klenteng yang letaknya tidak berjauhan. Keluarga Tan Kat Sun (Hengky Solaiman), pemilik restoran Canton masakan Cina yang walaupun menyediakan masakan yang tidak halal, namun dengan kesadaran dan toleransinya yang tinggi, ia memisahkan menu makanan dan alat-alat memasak serta penyajian makanan yang halal dan tidak halal. Tan Kat Sun kurang bahagia karena anaknya yang bernama Ping Hen atau Hendra (Rio Dewanto) yang selalu membantah perintahnya dan tidak mau bertoleransi dengan agama lain. Keluarga Rika (Endhita), seorang janda muslim dengan seorang anak, yang berpindah agama menjadi Katolik setelah bercerai dengan suaminya tetapi tetap mengajarkan agama Islam kepada anaknya,

Abi (Baim) dan memiliki hubungan dengan Surya (Agus Kuncoro), pemuda muslim yang belum menikah. Keluarga Soleh (Reza Rahardian), seorang kepala keluarga yang frustasi karena tidak memiliki pekerjaan dan merasa dirinya tidak berguna bagi keluarganya, memiliki seorang istri yang cantik dan soleha bernama Menuk (Revalina S. Temat), seorang wanita muslim yang bekerja di restoran Tan Kat Sun. Soleh akhirnya mendapat pekerjaan sebagai anggota Banser NU. Rasa toleransi beragama yang tinggi dari sang majikan membuat Menuk, satu-satunya anak buahnya yang berjilbab, sangat loyal terhadap Tan Kat Sun. Namun, Soleh, suami Menuk, cemburu pada Hendra. Latar belakang anugrah saling mencintai dalam perbedaan agama yang pernah dijalin Hendra dan Menuk membuat pasangan suami-istri ini sering berselisih paham. Tiba pada saat Hari Raya Idul Fitri, Hendra nekad membuka restorannya tanpa seijin ayahnya pada hari kedua, yang kemudian membuat kecemburuan Soleh semakin bertambah dikarenakan sang istri harus berangkat bekerja di saat Hari Raya. Tan Kat Sun yang mendengar bahwa anaknya

22 | JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE

membuka restorannya itu marah dan mencoba untuk menutup kembali restorannya. Kemudian timbul pertengkaran hingga terjadi perkelahian yang menyebabkan hubungan keluarga Tan Kat Sun dengan keluarga Soleh semakin memburuk. Film yang dirilis pada tanggal 7 April 2011 di Indonesia ini terjadi kompleks. Sang sutradara, Hanung Bramantyo yang terkenal berani membuat cerita dengan tema kontroversial, terasa sedikit mengecewakan dalam film ini menggambarkan bahwa orang beragama Islam itu mudah sekali terpancing dan terprovokasi dengan hal-hal sepele, mereka dengan membawa nama Allah merusak bahkan sampai melukai orang. Namun disisi lain terdapat pesan moral yang tersirat bahwa betapa pentingnya kerukunan dan toleransi yang tinggi antar sesama tanpa mengenal perbedaan etnis maupun agama dalam kehidupan bermasyarakat untuk memajukan negara kita dan melalui film ini kita sebagai warga negara Indonesia yang mayoritas beragama Islam dapat lebih memperbaiki diri kita sendiri, sehingga membuat film ini menarik untuk ditonton.[putri]


RESENSI BUKU

Wanita Bukan Makhluk Lemah

Judul : Perempuan Menjunjung Separuh Langit (Half The Sky), Kisah Kekerasan Paling Kejam Terhadap Perempuan di Abad ini. Penulis : Nicholas D.Kristof & Sheryl Wudunn Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Cetakan : Pertama, 2010 Halaman : xxxi + 379 halaman

T

anpa kita sadari, kekerasan masih terjadi terhadap kaum perempuan di dunia khususnya Afrika dan Asia. Ketidakadilan masih mereka rasakan, diantaranya seperti trafficking sex, kejahatan Genosida, diskriminasi antara laki – laki dan Perempuan, dan sebagainya. Ada kisah Meena Hasina perempuan India yang berasal dari keluarga miskin di perbatasan Nepal untuk dijual di Klan Nutt dan dijadikan sebagai pelacur bertahun-tahun, namun berkat organisasi social Apne Aap Women Worldwide yang mendukungnya dia berhasil kabur dari tempat itu dan membongkar tempat pelacuran di Klan Nutt tersebut. Ada kisah tentang Mukhtar Mai dari Pakistan yang menjadi korban perkosaan barbar yang berhasil berjuang untuk bangkit, dia menggunakan segenap kemampuannya untuk mendirikan sekolah karena menurutnya cara terbaik untuk mengurangi kasus

pemerkosaan adalah meratakan pendidikan. Di China banyak orang tua yang tidak menginginkan lahirnya anak perempuan karena bagi mereka anak perempuan tidak lebih baik dari seorang anak laki–laki, setelah mengetahui janin yang dikandung sang ibu adalah perempuan maka mereka segera menggugurkan janin sang Ibu tersebut. Lebih mengerikan lagi seorang ibu hamil berasal dari Camerun bernama Prudence yang tidak dapat diselamatkan karena sobeknya rahim akibat dukun beranak yang tak terlatih. Sudah bukan saatnya lagi kita mensia-siakan talenta berharga yang ada dalam diri wanita dengan alasan apapun. Buku ini membawa kita merasakan apa yang terjadi terhadap mereka. Merupakan fakta memilukan yang masih terus berlangsung sampai saat ini. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa perempuan lain bisa bangkit melalui perempuan–perempuan yang luar biasa, berjiwa kuat, berani dan melawan

segala tindak kekerasan yang dialami para wanita dan tangguh di sana. Buku yang amat sangat menarik ini merupakan salah satu buku yang pernah di review di Washington Post. Nicholas D.Kristof & Sheryl Wudunn telah menempuh perjalanan jurnalistik yang tidak biasa, merupakan perjalanan dengan merengkuh korban secara langsung sehingga membangkitkan kesadaran. Melalui buku ini mereka dapat mengetuk hati pembaca untuk mengubah pemikiran mereka dan membuat perubahan dengan menghentikan kekerasan berbasis gender, melalui upaya bersama secara politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, dan kemanusiaan. Setidaknya pengetahuan kita akan keberadaan mereka menjadi sesuatu yang berarti dan yang jauh lebih penting adalah bagaimana agar kita mampu menghormati hidup. [Windi]

JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE | 23


GALERI FOTO

EKSOTIKA TAHUN BARU IMLEK

S

iapa yang tak kenal Tahun Baru Imlek ? Sebuah momen dimana masyarakat Tionghoa di seluruh dunia merayakan tahun baru Cina dengan segala kemeriahannya. Tak terkecuali Kota Semarang. Di Kampung Semawis Pecinan berbagai kebudayaan Cina ditampilkan sebagai bukti eksistensi peradaban mereka.

24 | JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE


GALERI FOTO

Caption : 1. WOW! ini cakue Monster. 2. Brand minyak ternama terlihat sepi pengunjung. 3. Klenteng. 4. Pasar Imlek kampung semawis. 5. Pertunjukan Boneka 6. Pertunjukan Tari. 7. Penjual kerak telur pun berpartisipasi

JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE | 25



KARIKATUR

JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE | 27


28 | JANUARI 2013 | EDISI MAGANG | EKSPOSE


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.