3 minute read

Kelakar: Bebaskan Diri, Tuk Jadi Diri Sendiri

BEBASKAN DIRI Tuk Jadi Diri Sendiri

Oleh: Alfandy Ilham S. | Desainer: Sri Haryuti | Ilustrator: M. Syauqi M.

Advertisement

Sebagian besar dari kita mungkin pernah merasa ingin menjadi seperti orang lain. Misalnya ketika dalam suatu lingkungan, pastinya kita pernah ingin menjadi sosok sesuai dengan apa yang orangorang dalam lingkungan itu harapkan. Terkadang rasa itu muncul sebagai akibat dari perasaan ingin diterima di suatu lingkungan. Namun, bagaimana jadinya jika dengan mengikuti harapan itu justru membuat kita menjadi orang lain? Sudah pasti nantinya akan menimbulkan ketidaknyamanan dalam diri kita. Kita tidak bisa menjadi orang lain. Kita, ya kita. Setiap manusia diciptakan dengan berbagai latar belakang, karakter, bentuk tubuh, dan kemampuan yang berbeda-beda. Namun, sering kali kita dibenturkan oleh berbagai macam ekspektasi orang-orang di sekitar kita. Seperti bagaimana cara kita berpakaian, cara kita memandang suatu hal, kata-kata yang kita ucapkan, bagaimana bersikap sesuai umur, status pendidikan yang kita capai, dengan siapa kita harus berteman hingga standarisasi sifat-sifat “baik” menurut mereka. Sebagian orang mungkin lebih memilih untuk menutupi jati dirinya dengan 'topeng' agar mendapatkan penerimaan atau pengakuan dari masyarakat. Mungkin orang-orang

yang menggunakan 'topeng' tersebut akan berdalih bahwa mereka hanya jaim (jaga image) agar mudah diterima lingkungannya. Menurut saya, jaim itu sama saja dengan menggunakan 'topeng', karena keduanya hanya gambaran semu diri kita yang orang lain lihat. Adanya pun karena diciptakan atau dibuat.

Bagi saya, lebih baik mempertahankan dan menjaga karakteristik diri sendiri serta melakukan sesuatu yang kita inginkan atau kehendaki dari pada harus tunduk dan patuh pada penilaian orang lain. Karena segala yang melekat dalam diri ini tumbuh secara alami dengan berbagai proses yang sebelumnya pernah kita lalui. Sebagian orang takut memunculkan siapa dirinya karena takut karakter yang ia punya berseberangan dan sulit diterima di masyarakat. Padahal, sifat ataupun karakter sesorang itu tidak bisa diubah. Adapun yang bisa diperbaiki yaitu bagaimana cara menyampaikan karakter itu sendiri, sehingga dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi tempat kita berada. Misalnya, kita adalah tipikal orang yang slengean, humoris, dan tidak terlalu serius, kemudian dihadapkan pada situasi formal. Kita tidak harus secara tiba-tiba menjadi orang yang serius hanya agar dianggap baik. Kita bisa beradaptasi dengan cara menampilkan sisi serius tanpa menghilangkan karakter sesungguhnya. Seperti kata seorang penyiar radio, Gofar Hilman, dalam wawancaranya dengan channel youtube Froyonion, “Beradaptasi tapi tidak kehilangan jati diri.”

Di masa sekarang yang penuh keberagaman seharusnya kita sudah tidak takut lagi untuk menunjukkan sifat dan karakter kepada orang-orang di sekitar kita. Sesungguhnya menjadi diri sendiri merupakan pilihan hidup yang terbaik. Tampil apa adanya dan tidak sibuk menutupi hal-hal yang tidak kita inginkan orang lain tahu. Mulailah mencintai diri sendiri dan terimalah apa adanya dirimu. Ketika kita sudah mampu menerima, tentu kita akan tahu bagaimana baik, buruk, serta potensi diri kita. Kenalilah dirimu. Apa yang kita inginkan? Sudah bahagiakah selama ini? Semua akan terjawab ketika kita mampu memahami diri kita sendiri. Pun ketika kita sudah mengenali diri sendiri, maka kita tidak akan mudah dikendalikan oleh orang lain untuk melakukan apa yang mereka mau terhadap diri kita.

Jika kita ingin menunjukan suatu perubahan dalam diri, maka tunjukkanlah kepada diri kita sendiri bukan pada orang lain. Karena jika niatnya semata-mata hanya untuk pengakuan dari orang lain maka tidak ada habisnya. Walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa perubahan dapat dilihat oleh orang lain, perubahan sebaiknya datang dari hati kita bukan dari komentar orang di sekitar kita. Ketika kita menunjukan siapa diri kita, kita akan tahu siapa yang benar-benar loyal dan menerima kita apa adanya. Walaupun di balik itu semua, tidak bisa dipungkiri bahwa kita bisa saja dijauhi oleh orang-orang yang tidak cocok dengan karakter yang kita miliki.

Saya percaya bahwa ketika kita menutupi diri dengan topeng, maka akan ada topengtopeng lain. Menjadi diri sendiri merupakan suatu bentuk penerimaan kita pada diri kita sendiri. Menjadi diri sendiri bukan berarti kita egois dan tidak peduli dengan orang lain. Namun yang perlu kita garis bawahi adalah, kita tidak perlu memedulikan setiap omongan atau anggapan negatif orang-orang terhadap diri kita. Kunci utama untuk tetap menjadi diri sendiri adalah dengan tidak membiarkan orang lain mengatur diri kita. Mereka boleh memberi saran atau kritikan, tapi kita juga boleh menolak atau paling tidak jangan menggubrisnya.

Jalanilah hidup dengan aturan dan cara kita sendiri, bukan berdasar pada pandangan orang lain.

This article is from: