Majalah Edents Vol. 2 Edisi XXXIII November 2020

Page 1

ISSN 0215-0255


DARI REDAKSI Lembaga Pers Mahasiswa Edents secara rutin menerbitkan dua majalah dalam satu tahun kepengurusan. Majalah Edents merupakan salah satu produk utama LPM Edents yang mengulas isu ekonomi sebagai pembahasan utama. Pada Majalah Edents Volume II tahun ini kami mengangkat tema Kilas Balik Ekonomi Indonesia di Tahun 2020. Tidak berlebihan rasanya jika dikatakan tahun ini adalah masa penuh perjuangan. Bencana, corona, dan cerita duka tidak pernah sirna. Jika diibaratkan sebuah film, bintang utama tahun ini adalah pandemi Covid-19. Kekuatan mega bintang menghentikan perputaran poros kehidupan normal di penjuru bumi, tidak hanya Indonesia tentunya. Kesehatan, ekonomi, pendidikan, dan bidang lainnya tumpang tindih. Sebelum menutup tahun 2020 kami mengajak pembaca untuk mengingat kembali peristiwa selama rentang masa 2020.

Kami mengulas tema dalam Laporan Utama, Laporan Khusus, Polling, Sosok, Tentang Mereka, Sosial Budaya, Social Movement, Komunitas, Kabar Kampus, Geliat Usaha, Diantara Kita, Resensi Film, Opini Mahasiswa, Kolom PU, Kolom Redaksi, dan Potret. Laporan utama membahas sisi positif dan negatif Covid-19 vs ekonomi, menjelaskan perkembangan dan porak poranda perekonomian Indonesia akibat virus Corona, menganalisis kebijakan pemerintah terkait penanggulangan masalah ekonomi akibat pandemi, serta langkah terbaik penyembuhan kembali perekonomian Indonesia. Lebih mengerucutkan tema, pada laporan khusus kami sajikan dampak pandemi yang menyebabkan hampir semua kegiatan dilakukan secara virtual, termasuk kegiatan belajar. Tidak hanya pendidikan, problematika pelik juga dialami oleh dunia kesehatan. Tenaga medis, fasilitas kesehatan, dan langkah pemulihan menjadi isu terhangat. Dalam Laporan

Khusus juga dibahas isu seputar Bantuan Langsung Tunai sebagai bentuk jalinan kasih pemerintah pada rakyat yang terdampak pandemi secara finansial.

Kemudian kami juga membuat polling sehubungan dengan isu terhangat di tahun 2020. Selain itu kami juga menyajikan kisah salah satu pahlawan berjas putih sebagai garda terdepan melawan pandemi, melihat dampak Covid-19 dari kaca mata investor, serta membahas komunitas yang peduli dengan kesehatan mental terutama bagaimana cara menghargai dan mengasihi diri sendiri. Meski terkesan serba negatif, pandemi Covid-19 juga menjadi sumber pemasukan bagi beberapa pihak, ide bisnis penitipan dan pengiriman barang mulai muncul, terutama untuk jasa pengiriman barang kos. Kami juga bagikan kisah sosok inspiratif, potret, dan rubrik lainnya yang dapat dibaca secara lengkap pada majalah ini. Kami menyadari semua aspek kehidupan sedang berjuang untuk menyesuaikan dan membiasakan diri menghadapi pandemi. Begitupula dengan LPM Edents yang berusaha tetap memberikan yang terbaik pada semua produk kami. Setiap rubrik dalam majalah ini lahir dari kerja keras, kesabaran, keaktifan, dan keikhlasan reporter dalam menulis. Redaksi sangat berterima kasih dan mengapresiasi temanteman reporter. Meski banyak kendala dan keluhan, selamat kita telah berhasil sampai di titik ini. Melakukan pembuatan majalah secara virtual tanpa bertemu adalah prestasi yang luar biasa dan teman-teman reporter sukses mendapatkan prestasi tersebut. Kami berharap pembaca mendapatkan pengetahuan dan hal positif dari tulisan ini. Kritik saran tentunya sangat kami butuhkan untuk menjadikan Edents lebih baik. Terima kasih.

MAJALAH EDENTS diterbitkan oleh:

Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Edents ISSN 0215-0255 Pelindung: Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si., ; Penasehat : Firmansyah, S.E., M.Si., Ph.D ; Pembina: Darwanto, S.E., M.Si., Surya Rahadrja, S.E., M.Si., Akt. ; Pemimpin Umum: Bayu Teguh Imani; Pemimpin Redaksi: Amadea Arum Diani ; Pemimpin Perusahaan: Anika Fathur; Pemimpin HRD: Prastio Anggoro ; Pemimpin Marketing Communication: Olivia Gita Melinda ; Pemimpin Artistik: Kurnia Wulandari; Redaktur Pelaksana Majalah: Karima Suci Ariani; Redaktur Pelaksana: Luthfia, Cinka, Yunita ; Layout: Mila, Dypa; Foto dan Ilustrasi: Marsha, Wulan Staf HRD: Fatimah, Putri, Sigit, Dhia, Nur Alfi, Nisa; Staf Perusahaan: Winnarti, Annisa Jasmine, Nailul, Dewima, Rizqy Dwi; Staf Marcomm: Rachel, Difa, Anisulfuad, Yasinta Magang Edents : Rio Dwi, Indah Sulistyo, Martin Bonaraja, Alam Suprobo, Fitri Widyaningrum, Sulistiawati Manoppo, Dwi Ratna Silviani, Aditya Febriansyah, Sheila Anya, Dinda Caesarli, Susan Liya, Shela Nur Fajriya, Yusak Dwi, Sheilla Nur Rahma, Khaira Aqliya, Nisa Alisva, Salma Vaza, M. Faisal Akuan, Diah Ayu Atmajani, Dwi Novi Hastuti, Aji Darmawan, Aisyah Yuliyanti, Banindhia Shalfa, M. Rijal Rifqi Fauzi, Wening Shafiyah, Putri Nurmalia, Faya Nabila, Annisa Pratiwi, Erva Hamidah


Daftar Isi 4

LAPORAN

UTAMA

Pandemi Covid-19 Menghantam Perekonomian Indonesia

21 Sosok Harsito si Tukang Kayu Muda Bertekad Kuat Diantara Kita

16

POLLING

23

Sedikit Kisah Si Garda Terdepan Covid-19

Kilas Balik Peristiwa di 2020

18

Tentang Mereka

Membangun Jiwa Produktif melalui Perlombaan

20

POTRET

Kepulauan Sangihe

Geliat Usaha

Membangun Jiwa Produktif melalui Perlombaan EDENTS

24

Volume 2 Edisi XXXIII Tahun 2020

26 SOSIAL BUDAYA Mengenal Sekaten 1


Daftar Isi

SOCIAL MOVEMENT 28 Self Love Warrior, Pentingnya Menyadari Konsep Self-Love

36

ALUMNI FEB

Ajeng Hilarysa Pramesti, Rahasia Lulus dengan Predikat Terbaik

Kabar

KAMPUS

38

Undip Dukung Program Kampus Merdeka - Merdeka Belajar Ala Mas Menteri

LAPORAN KHUSUS

30

Kupas Tuntas Pelaksanaan Pendidikan Selama Pandemi

EDENTS

Volume 21 Edisi XXXIII Tahun 2020 XXVI Tahun 2017

39

Komunitas

Tetap Eksis di Tengah Pandemi: Diponegoro Esports Community

2


Daftar Isi KOLOM PU

40

Potret Pers Kampus di Tengah Idealisme Dan Sikap Kritis

42

KOLOM REDAKSI

Bangkitkan UMKM di Tengah Pandemi

EDENTS

XXXIII Tahun 2020 Volume 12 Edisi XXVI Tahun 2017

44

OPINI MAHASISWA

Pandemi Covid-19: Harga Saham Anjlok, Jumlah Investor Saham Terus Meningkat

RESENSI FILM

45

Film Inside Job, Kisah Krisis dalam Lima Rangkaian

3


LAPORAN UTAMA

Pandemi Covid-19 Menghantam Perekonomian Indonesia Oleh: Luthfia, Nisa, dan Indah

“ Pembukaan kesembilan sektor tidak akan dilakukan secara serentak dan hanya daerahdaerah yang emiliki risiko rendah atau cona hijau yang diperbolehkan membuka kembali roda perekonomiannya. Efektivitas pembukaaan kembali kesembilan sektor tersebut pada pertumbuhan ekonomi akan bergantung pada pengendalian penyebaran wabah Covid-19. Target peningkatan laju ekonomi tidak dapat tercapai apabila penyebaran wabah Covid-19 masih tinggi,"- Hastarini, Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Undip Perekonomian menjadi sektor penting dalam berlangsungnya suatu negara. Perekonomian merupakan faktor penentu kemajuan suatu negara, tentunya dengan bantuan dari faktor dan sektor lain. Akhir tahun 2019 muncul virus yang berasal dari China dan secara cepat menyebar ke berbagai wilayah dan hingga ke luar negeri. Virus Covid-19 mulai masuk ke Indonesia pada Maret lalu. Bahkan saat ini Covid-19 telah menyebar ke lebih dari 100 negara. Akibat dari adanya virus ini ialah perekonomian yang terguncang sebab banyak kegiatan ekonomi, industri, dan lainnya yang terhambat. Ekonomi Nasional dan Efek terhadap Pekerja

Keadaan perekonomian Indonesia sebelum ada pandemi bisa dikatakan cukup baik dilihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat menyentuh angka 6300 pada awal Januari 2020. Selain itu, Hastarini selaku dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Undip juga menjelaskan prospek ekonomi nasional masih stabil di mana pertumbuhan ekonomi berada di level lima hingga lima setengah persen. Kemudian, regulasi yang dibuat oleh pemerintah menjadikan kondisi rupiah cenderung stabil dan cadangan devisa bagus sehingga menarik minat investor untuk berinvestasi di Indonesia. Berdasarkan data oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa perekonomian Indonesia tahun 2019 yang diukur menggunakan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 15.833,9 triliun dan PDB Perkapita mencapai Rp 59,1 Juta atau US$ 4.174,9. Meskipun PDB Perkapita mencapai angka tinggi, akan tetapi pertumbuhan ekonomi tahun 2019 sebesar 5,02 persen lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2018 yang mampu mencapai 5,17 persen. Sebaliknya, Bhima Yudhistira, salah satu peneliti INDEF mengatakan bahwa perekonomian Indonesia telah menunjukkan gejala akan adanya tekanan dari perang dagang antara Amerika Serikat dengan China. “Jadi, ada tidaknya Covid-19 tetap akan terjadi resesi di tahun 2020,” terang Bhima. Ditambah lagi adanya penurunan harga komoditas ekspor, hingga penurunan rasio pajak dibawah sepuluh persen yang membawa dampak bagi ekonomi daerah yang mengandalkan komoditas seperti Pulau

EDENTS EDENTS

Volume Tahun2017 2020 Volume 21 Edisi Edisi XXXIII XXVI Tahun

Kalimantan dan Pulau Sumatera. Mengingat bahwa ekspor barang dan jasa yang berperan dalam pertumbuhan ekonomi terbesar selain Pulau Jawa ialah Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan. Kedatangan virus Covid-19 tentunya membawa guncangan ekonomi yang cukup besar. Sebagai negara yang bermitra dagang dengan China, serta kunjungan pariwisata terbesar berasal dari China, tentunya akan mengganggu perekonomian nasional. “Kunjungan turis dari Tiongkok secara global mencapai 173 juta orang dengan belanja turisme lebih dari US$ 250 miliar. 2,1 juta kunjungan turis dari Cina masuk ke Indonesia. Dengan adanya Corona, maka pariwisata di Indonesia pun terganggu,” jelas Hastarini. Tidak hanya itu, sektor lainnya seperti manufaktur, perdagangan internasional, pendidikan, sektor jasa, retail, hiburan, dan sektor lainnya pun akan mengalami gangguan. Dengan kemunduran ini, maka terjadilah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan merumahkan para pekerja yang dilakukan oleh pelaku ekonomi. Bhima juga menambahkan bahwa Covid-19 sangat berdampak karena terjadi paralysis atau ekonomi mati suri yang mana penjualan secara konvensional di hampir seluruh sektor terpukul. Bahkan 90 persen UMKM terdampak dan 60 persen memutuskan untuk mengurangi karyawan. Oleh karena itulah pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk membantu para masyarakat yang kehilangan pekerjaan terdampak Covid-19 serta insentif bagi dunia usaha. Kebijakannya antara lain Indonesia Aman yakni program rakyat aman dari Covid-19, lalu Program Indonesia Sehat dengan melakukan reform terhadap layanan kesehatan berbasis gotong royong. Program selanjutnya ialah program peningkatan daya beli masyarakat melalui penyaluran bantuan sosial Program Padat Karya, Kartu Pra Kerja, subsidi gaji dan penyaluran kredit modal kerja dan penjaminan pemerintah dengan prioritas UMKM. Lalu, Indonesia Tumbuh yang berfokus untuk peningkatan tambahan penerimaan negara serta yang terakhir Indonesia Bekerja berfungsi untuk menyerap tenaga kerja. Sikap Pemerintah Menangani Pandemi

4


LAPORAN UTAMA

Meskipun penyebaran virus Covid-19 cukup cepat, hal itu tidak membuat Indonesia tanggap melakukan pencegahan dini maupun mitigasi risiko. Saat Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia, pada awal Maret 2020, pemerintah relatif lambat dalam mengantisipasi pandemi tersebut. Pemerintah lambat dalam menetapkan keadaan luar biasa pandemi, pengalokasian anggaran negara maupun pelaksanaan penanganan pandemi tersebut. Bhima menambahkan, pada waktu awal pandemi pemerintah masih gagap dalam penentuan memberlakukan lockdown atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). “Ketika diputuskan PSBB pun ternyata disiplin longgar. Misalnya di Jakarta hanya 60 persen yang tinggal di rumah, sisanya tetap beraktivitas di luar rumah. Bahkan ada fenomena pulang kampung karena kehilangan pekerjaan, virusnya menyebar ke daerah-daerah,” ujar Bhima.

Masuknya virus secara mendadak mengakibatkan semua kondisi berubah tanpa ada persiapan dan adaptasi. Seperti para medis memakai Alat Pelindung Diri (APD), masyarakat yang harus memakai masker saat di luar, bahkan prosesi pemakaman pasien Covid-19 yang sangat ketat. Tentunya hal ini menimbulkan keterkejutan di masyarakat yang mengakibatkan adanya penolakan pemakaman dengan standar kesehatan baru. Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah melalui Gugus Tugas penanganan Covid-19 melakukan sosialisasi secara masif dan edukasi kepada masyarakat bahwa jenazah karena Covid-19 dirawat dengan prosedur maupun SOP yang benar. Selain itu, pemerintah dan para pihak telah menetapkan makam bagi jenazah Covid-19 sesuai protokol kesehatan. Memasuki Tatanan Normal Baru

Sekarang ini pemerintah menerapkan new normal dan melonggarkan PSBB, yang mana implementasi new normal diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi. Hastarini menjelaskan bahwa pelaksanaan new normal ini melibatkan tiga aspek, yakni aspek kesehatan, aspek ekonomi, dan aspek sosial. Di era new normal ini masyarakat hidup berdampingan dengan virus, artinya masyarakat diperbolehkan berkegiatan akan tetapi tetap patuh akan protokol kesehatan seperti mencuci tangan dengan sabun, mengenakan masker, dan menjaga jarak aman. “Pada prinsipnya, masyarakat berkegiatan dengan mengubah pola hidup. Masyarakat tetap produktif dan tetap aman,” ucap Hastarini. Akan tetapi, penerapan new normal tidak serta-merta mampu memulihkan perekonomian nasional, sebab pergerakan masyarakat baik ke tempat belanja dan ke kantor masih minus. Protokol kesehatan juga tidak diberlakukan dengan sanksi yang tegas. “New Normal gagal total dalam memulihkan ekonomi. Buktinya bisa dicek dalam mobilitas masyarakat di Google Mobility,” imbuh Bhima. Kegagalan ini disebabkan oleh salah penerapan konsep new normal. Di negara lain, penerapan new normal berlaku saat kurva kasus positif Covid-19 menurun per hari. Sedangkan Indonesia memberlakukan new normal saat kurva kasus positif Covid-19 tetap tinggi. Perekonomian Pasca Pandemi dan Nasib Sektor UMKM

Kondisi ekonomi di masa pandemi yang tidak stabil menimbulkan berbagai kegelisahan. Bhima menerangkan apabila pandemi tetap seperti ini, maka perekonomian akan mengalami resesi

EDENTS

Volume 12 Edisi Edisi XXVI XXXIII Tahun 2020 Volume Tahun 2017

dan memiliki kemungkinan berlanjut menjadi depresi saat pandemi mereda. “Kita perlu bersiap menghadapi gelombang ke-2 dari PHK massal khususnya di sektor manufaktur. Kecil harapan ekonomi akan tumbuh diatas 4.5% pada tahun 2021,” ujarnya.

Menurut data BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2020 tercatat sebesar 2,97 persen. Jika dihitung terhadap kuartal yang sama pada 2019 sebesar 5,07 persen, artinya terdapat selisih sebesar minus 2,1 persen. Selisih pada kuartal II, sementara itu, lebih besar. Jika dihitung antara kuartal I 2020 sebesar -5,32 persen terhadap kuartal II 2019 sebesar 5,05, maka terdapat selisih sebesar -10,37 persen. Catatan angka tersebut berbeda jika dibandingkan dengan kondisi “normal” atau pra Covid-19.

Jika membandingkan kuartal I dan II pada 2019 terhadap 2018, angkanya cenderung stabil dengan selisih yang cukup kecil. Selisih antara kuartal I 2019 jika dibandingkan kuartal I 2018 sebesar 5,06 persen, tercatat kenaikan sebesar 0,01 persen. Jika membandingkan kuartal II pada kedua tahun yang sama, selisih angka menjadi minus 0,22 persen. Komponen pengeluaran pemerintah turut menjadi kontributor penting dalam catatan minus perekonomian kuartal II. Pengeluaran pemerintah tersebut digunakan untuk melaksanakan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Berdasarkan pada penurunan pertumbuhan ekonomi, maka pemerintah Indonesia memberikan stimulus fiskal. Hastarini berkata bahwa “Paket stimulus pertama dengan nilai Rp 10,3 triliun yang difokuskan pada sektor pariwisata, terutama industri hotel dan restoran. Paket stimulus kedua senilai Rp 22,9 triliun yang ditujukan kepada sektor manufaktur yang dinilai terkena dampak paling signifikan dari Covid-19,” Dengan adanya stimulus fiskal yang disertai dengan realokasi anggaran untuk kesehatan, perlindungan sosial dan pemulihan ekonomi nasional dari sektor keuangan, diharapkan akan dapat meningkatkan perekonomian secara perlahan. Pada tahun 1998 dan 2008 perekonomian nasional digerakkan oleh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sehingga saat pandemi melanda banyak UMKM yang terguncang kestabilannya. Untuk memberdayakan UMKM, pemerintah maupun lembaga pembiayaan melakukan upaya pendampingan bersama melalui pemberian pelatihan dan pembinaan dalam rangka inkubasi bagi mereka, agar dapat terhubung dengan ekosistem digital, restrukturisasi kredit kepada UMKM.

Pemerintah telah mengucurkan dana Rp 123,4 triliun khusus bagi UMKM yang paling terdampak Covid-19. “Dana Rp 123,4 triliun itu terbagi dalam beberapa klaster peruntukan, diantaranya subsidi bunga Rp 35,28 triliun, penempatan dana untuk restrukturisasi kredit Rp 78,8 triliun, Belanja Imbal Jasa Penjaminan Rp 5 Triliun, penjaminan modal kerja (stop loss) Rp 1 triliun, pembiayaan investasi koperasi (LPDB) KUMKM Rp 1 triliun dan Pph final UMKM yang ditanggung pemerintah senilai total Rp 2,4 triliun,” jelas Hastarini. Namun, menurut Bhima, UMKM terlambat untuk diselamatkan sebab relaksasi kredit UMKM hanya menyasar sebagian saja, tidak sepenuhnya terpenuhi. Terlebih lagi 90 persen UMKM adalah mikro dan ultra mikro yang sebelum pandemi tidak tersentuh layanan bank. Keberlanjutan Virus Covid-19 dan Tanggapan Pemerintah

Melihat keadaan saat ini, belum diketahui bagaimana penan-

5


LAPORAN UTAMA

ganan lanjutan virus Covid-19. Pemerintah Indonesia pun masih mencari dan mencoba berbagai macam cara untuk mengurangi penyebarannya agar tidak meluas, serta melakukan uji coba mengenai vaksin. “Saat ini di Indonesia sedang melakukan uji klinis tahap tiga terhadap vaksin yang nantinya akan digunakan untuk menanggulangi virus Covid-19. Pada fase pertama untuk keamanan, fase kedua untuk menguji efektivitasnya, dan fase ketiga untuk menguji keampuhan vaksin tersebut. Karena masih tahap uji klinis, maka ampuh tidaknya vaksin tersebut belum diketahui. Selain itu, jika nantinya vaksin tersebut telah lolos uji klinis, masyarakat pun harus tetap menerapkan hidup sehat,” ucap Hastarini. Akan tetapi, WHO berpendapat jika virus ini akan terus berlanjut hingga beberapa tahun ke depan, seperti yang diungkapkan oleh Bhima. “Menurut WHO pandemi akan bersama kita puluhan tahun,” terangnya. Maka, guna menanggapi hal tersebut Pemerintah Indonesia melakukan kebijakan lockdown dan PSBB. Namun, ada beberapa pekerja yang tidak bisa melakukan kebijakan tersebut karena berbagai alasan, diantaranya peralatan yang tidak mencukupi, keadaan yang tidak memungkinkan dan lain sebagainya. Beberapa profesi yang tidak mampu melakukan kebijakan tersebut seperti dokter, pedagang, pekerja kantoran dan pekerja harian. Meski begitu, terdapat beberapa panduan di tempat kerja untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Seperti yang diutarakan oleh Hastarini, terdapat sepuluh langkah panduan di tempat kerja untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Dimulai dari cek suhu tubuh pekerja atau pengunjung sebelum memasuki area kerja, pengaturan waktu kerja yang tidak terlalu panjang agar pekerja tetap menjaga imunitas tubuh, tiadakan kerja tiga shift (pagi, siang malam) dan mempekerjakan pekerja dengan usia kurang dari 50 tahun, wajib menggunakan masker, mengatur asupan gizi makanan yang diberikan pekerja di tempat kerja, memfasilitasi dan memastikan di tempat kerja bersih dan higienis, menyediakan sarana untuk cuci tangan, pembentukan tim penangan Covid-19 di tempat kerja, meminta laporan kepada pekerja jika ada indikasi terkena Covid-19, dan memastikan pekerja hidup sehat dan bersih sesuai dengan protokol kesehatan. Keadaan Perekonomian Indonesia selama Covid-19

Kemunculan awal virus Covid-19 sudah membuat resah bagi sebagian masyarakat Indonesia. Kemudian, saat virus ini mulai merambah ke Indonesia, masyarakat menjadi lebih waspada terhadap gejala dan akibatnya. Keadaan mengalami perubahan yang cukup signifikan dari berbagai bidang. Kemajuan teknologi semakin berkembang guna memenuhi kebutuhan masyarakat sebab pemerintah Indonesia menerapkan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB), yang mana segala aktivitas yang melibatkan banyak interaksi dibatasi bahkan dihentikan. “Masyarakat akan melakukan aktivitas secara digital, bekerja di rumah meskipun tidak semua kelas pekerja bisa lakukan ini,” ujar Bhima.

Ekonomi merupakan bidang yang merasakan dampak paling besar terutama perekonomian Indonesia, seperti yang diungkapkan oleh Hastarini. “Terdapat tiga dampak perekonomian yang diakibatkan oleh Covid-19 di Indonesia, yaitu turunnya konsumsi rumah tangga atau daya beli yang merupakan penopang 60 persen terhadap ekonomi jatuh cukup dalam. Pandemi juga menimbulkan adanya ketidakpastian yang berkepanjangan sehingga investasi ikut melemah dan berimplikasi pada terhentinya usaha, serta seluruh dunia mengalami pelemahan ekonomi yang menye-

EDENTS EDENTS

Volume 2 Edisi XXXIII Tahun 2020 Volume 1 Edisi XXVI Tahun 2017

babkan harga komoditas turun dan ekspor Indonesia ke beberapa negara juga terhenti,” jelas Hastarini. Selanjutnya, Hastarini menjelaskan bahwa di Indonesia terjadi perubahan APBN sebanyak dua kali sebagai upaya untuk memulihkan ekonomi nasional. Tekanan juga berimplikasi pada penerimaan pajak karena perlambatan pertumbuhan ekonomi pada Triwulan II tahun 2020, yang hingga semester I 2020 hanya mencapai Rp513,65 triliun atau 44,02 persen dari target. Berdasarkan Perpres 72 Tahun 2020 Rp 1.198,8 triliun. Angka tersebut terkontraksi sampai 12,01 persen dibanding periode sama tahun 2019 yaitu Rp604,3 triliun. “PSBB dipilih oleh Indonesia dengan tetap memberikan ruang dan kesempatan kepada masyarakat. Dampak positif pelaksanaan PSBB di Indonesia adalah masih terdapat beberapa aktivitas ekonomi yang masih berjalan. Aktivitas ekonomi yang masih berjalan tersebut memungkinkan keberlangsungan hidup penduduk dalam memenuhi kebutuhan dasar sehingga dapat bertahan secara fisik dan mental. Namun demikian, pelaksanaan PSBB belum efektif mengurangi penularan Covid di Indonesia, mengingat adanya pelanggaran pelaksanaan PSBB di lapangan,” tambah Hastarini. Selain itu, Hastarini juga menyatakan bahwa dikarenakan adanya pembatasan aktivitas ekonomi, maka menyebabkan perlambatan perekonomian di Indonesia. Oleh karenanya, pemerintah menetapkan paket-paket kebijakan, baik dari sisi fiskal maupun moneter. Menurut Esther Sri Astuti, selaku peneliti INDEF, terdapat beberapa kondisi perekonomian di Indonesia akibat pandemi Covid-19. Pertama, global value chains and the Supply and Demand Shocks, restriksi mobilitas manusia menjadi hantaman paling keras dalam value chains. Kedua, the social crisis. Kondisi ini meliputi pengurangan produksi, meningkatnya trade barriers dan berkurangnya permintaan global sebagai akibat pembatasan mobilitas masyarakat. Kemiskinan meningkat karena sebagian mereka kehilangan pendapatan. Ketiga, gender impact. Pandemi ini mengurangi kesempatan wanita untuk memperoleh pendapatan, seperti pada wanita berkurang kesempatannya untuk memperoleh pendapatan karena mereka bekerja di sektor informal. Terakhir, financial stability on the brink. Jumlah pendapatan perusahaan menurun dan jumlah utang lebih banyak sehingga mereka harus merumahkan karyawannya. Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang besar di berbagai sektor, salah satunya yaitu sektor jasa. Sektor pertama yang paling terkena imbas adalah sektor jasa seperti pariwisata dan penerbangan. Pariwisata memiliki rantai yang panjang karena satu destinasi wisata bisa menghidupi maskapai, perhotelan, restoran,trnsportasi, hingga travel guide yang dibayar perkedatangan turis. Hotel memiliki tingkat okupansi turun hingga 25%-20%, Average room rate turun 10%-25% dan total pendapatan secara keseluruhan menurun 25%-50%. Daerah yang mengandalkan sektor pariwisatanya akan menjadi penyumbang angka kemiskinan dan pengangguran nasional terbesar. Penerapan Lockdown di Indonesia

Pada tahun 2019 hingga kini, bermunculan bernagai peraturan atau hanya merubah peraturan sebelumnya yang disesuaikan oleh keadaan saat ini. Salah satu yang sangat berpengaruh bagi semua orang adalah penerapan lockdown. Lockdown sendiri memiliki arti membatasi suatu wilayah dan itu memiliki implikasi ekonomi, sosial, dan keamanan. Jika lockdown dilakukan, Has-

6


LAPORAN UTAMA tarini mengatakan bahwa hal pertama yang perlu dilakukan pemerintah yaitu harus mampu menjamin ketersediaan logisitik, bahan makanan, dan air bersih untuk seluruh masyarakat dalam satu kota. Kedua, membuat aturan belanja. Pembatasan untuk membeli masker, hand sanitizer, dan pangan serta menjaga stabilitas harga serta pasokan sembako. Ketiga, siapkan sarana informasi di media mainstream maupun medsos yang terpola, sehingga masyarakat mendapat informasi yang jelas. Keempat, liburkan semua aktifitas sekolah, kantor, dan lain-lain kecuali rumah sakit. Aktivitas mulai dilaksanakan kembali setelah dua minggu atau 14 hari sesuai rekomendasi WHO. Kelima, melakukan disinfeksi seluruh area termasuk fasilitas umum, asrama, dan lain-lain. Seluruh warga kota diberitahu untuk melaporkan anggota keluarga yang menunjukkan gejala seperti Covid-19. “Bila kasus melonjak, pemerintah harus menyiapkan rumah sakit perawatan alternatif yang ada dalam satu wilayah, termasuk tenaga kesehatan cadangan atau tambahan, karena mereka juga harus menjaga daya tahan tubuh. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka pemerintah memutuskan menetapkan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSSB) dan status kedaruratan kesehatan masyarakat, seperti yang ada di PP Nomor 21 Tahun 2020 yang mengatur tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Tempat usaha yang tidak diliburkan saat PSSB, diantaranya supermarket/minimarket/pasar, apotek dan toko peralatan medis, bank, rumah sakit, media cetak dan elektronik, serta toko bangunan, toko ternak dan pertanian,” jelas Hastarini. Fokus Utama di Era Normal Baru dari Dampak Covid 19

Virus Covid-19 yang muncul di Indonesia menimbulkan berbagai peraturan-peraturan baru perubahan dari yang sudah ada untuk menyesuaikan keamanan setiap orang dari virus tersebut. Hal ini dikarenakan dampak yang ditimbulkan tidak mainmain, melainkan bisa terkena oleh siapa pun tanda pandang bulu.

Menurut Hastarini, virus ini memiliki dampak negatif maupun positif. Hastarini mengutarakan pengaruh merebaknya pandemi Covid-19 bagi perekonomian Indonesia terjadi dalam berbagai hal, dimulai dari meluasnya PHK. Kemenaker melaporkan tenaga kerja terdampak Covid-19 sekitar 3,05 juta orang dan memperkirakan tambahan pengangguran bisa mencapai 5,23 juta. Sedangkan Bappenas memperkirakan, tahun ini tingkat pengangguran terbuka (TPT) akan melonjak ke 7,8-8,5%, jauh di atas target 4,8-5%. Pengaruh lainnya yaitu terjadinya kontraksi PMI (Purchasing Managers Index) Manufacturing. Kementerian keuangan mencatat, PMI Manufacturing Indonesia mengalami kontraksi yang cukup dalam hingga 45,3 atau lebih rendah dibandingkan angka per Agustus 2019 yang masih berada di angka 49. Lalu, kinerja impor juga mengalami penurunan yang sangat drastis, angka terakhir menunjukan, pada triwulan I 2020 turun 3,7 persen year-to-date (ytd). Kement-

EDENTS

Volume 12 Edisi Edisi XXVI XXXIII Tahun 2020 Volume Tahun 2017

erian Keuangan juga mencatat, bahwa Inflasi dalam negeri per Maret 2020 mencapai 2,96 persen year-on-year. Selanjutnya, Hastarini mengatakan bahwa Kementerian Perhubungan mencatat Covid-19 turut menumbangkan industri penerbangan, setidaknya ada lebih dari 12.703 penerbangan di 15 bandara Indonesia dibatalkan sepanjang Januari-Maret 2020, dengan rincian 11.680 untuk penerbangan domestik dan 1.023 untuk penerbangan internasional. Covid-19 juga telah memberikan pengaruh terhadap kunjungan wisatawan manca negara yang turun lebih dari 7 ribu wisman per hari. Terakhir, Hastarini juga menyebutkan adanya penurunan Okupansi Hotel. Menurut Bhima, akibat negatif yang ada yaitu jumlah PHK diproyeksi menembus 15 juta orang. 60 persen UMKM menurut survey ADB melakukan PHK setelah adanya pandemi. Dok. Freepik Sebanyak 90 persen UMKM membutuhkan bantuan keuangan dari Pemerintah. Proyeksi pertumbuhan ekonomi di 2020 akan minus 3-5 persen sementara di 2021 akan minus 1-2 persen. Indonesia diproyeksi alami depresi bukan sekadar resesi.

Meski begitu, ada hal positif yang muncul selama Covid 19 ini. “Disamping dampak negatif, pandemi ini juga menimbulkan dampak postif, seperti terbukanya peluang pasar ekspor baru selain China, timbulnya peluang untuk memperkuat ekonomi dalam negeri, permintaan domestik yang semakin dioptimalkan, inflasi dan daya beli terjaga, adanya reformasi struktural, dan munculnya peluang bagi Indonesia untuk memperkuat sektor manufaktur,” ujar Hastarini. Menurut laporan BPS sektor digital mengalami peningkatan penggunaan selama pandemi. “Sektor jasa informasi komunikasi menurut laporan BPS pada kuartal II 2020 mencatakan kenaikan 10,8 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya. Artinya sektor digital sebenarnya sedang booming,” tambah Bhima.

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor serta dampak ke depanya, Pemerintah Indonesia mulai menerapkan proses Normal Baru atau New Normal. Fokus utama pemerintah dari menerapkan hal ini ialah untuk memperbaiki keadaan Indonesia pasca pandemi Covid-19. Hastarini menjelaskan bahwa Kementerian Koordintor Bidang Perekonomian mengatakan sembilan sektor industri yang memimpin pembukaan kembali roda ekonomi pada era new normal merupakan tulang punggung ekonomi nasional. Adapun kesembilan sektor tersebut antara lain pertambangan, perminyakan, industri, konstruksi, perkebunan, pertanian dan peternakan, perikanan, logistik, dan transportasi barang. “Pembukaan kesembilan sektor tidak akan dilakukan secara serentak dan hanya daerah-daerah yang memiliki risiko rendah atau zona hijau yang diperbolehkan membuka kembali roda perekonomiannya. Efektivitas pembukaan kembali kesembilan sektor tersebut pada pertumbuhan ekonomi akan bergantung pada pengendalian penyebaran wabah Covid-19. Target peningkatan laju ekonomi tidak dapat tercapai apabila penyebaran wabah Covid-19 masih tinggi,” terang Hastarini. (amd)

7


LAPORAN UTAMA

Menilik Kondisi Indonesia; Imbas Pandemi terhadap Ekonomi Oleh : Yunita, Novi, Rijal

Sejak dilaporkan pertama kali di Wuhan, Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019, Coronavirus atau yang dikenal dengan Covid-19 kini telah menyebar hingga ke ratusan negara di dunia dan telah ditetapkan secara resmi oleh World Healt Organization (WHO) sebagai pandemi global. Di Indonesia, hingga saat ini kasus positif Covid-19 terus bertambah sejak pertama kali ditemukan pada awal bulan Dok: Equity World Semarang Maret 2020. Tidak hanya berdampak pada kesehatan, pandemi Covid-19 ini juga menerjang pertahanan sektor perekonomian. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya guna memulihkan kembali perekonomian Indonesia. Mulai dari pemangkasan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) hingga pemberian stimulus kepada masyarakat berpenghasilan rendah serta pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Lesunya Perekonomian Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19

Sejak kemunculan Covid-19 pada awal tahun 2020, kondisi perekonomian Indonesia mendapat imbas yang sangat keras sejalan dengan perekonomian dunia yang juga terkontradiksi cukup dalam. Banatul Hayati, salah satu akademisi Fakutas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro menjelaskan bahwa anjloknya perekonomian dunia akan mempengaruhi perekonomian Indonesia baik di sektor riil maupun sektor keuangan seperti arus perdagangan ekspor impor yang terhambat hingga nilai tukar mata uang terpengaruh. Penerimaan hampir semua sektor usaha tumbuh negatif. Kegiatan pada produksi kian melambat akibat terbatasnya suplai dari bahan baku impor. Imbas ini menghantam seluruh lapisan masyarakat mulai dari rumah tangga, UMKM, hingga korporasi. Selain itu, seiring meningkatnya kasus positif Covid-19, pemerintah mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) agar masyarakat membatasi kegiatan di tempat umum sebagai salah satu bentuk pencegahan penyebaran Covid-19. Masyarakat pun mulai mengurangi berbagai kegiatannya di luar rumah termasuk untuk bekerja, berbelanja kebutuhan rumah tangga dan kegiatan lainnya. Hal ini memberikan pengaruh yang cukup besar khususnya bagi masyarakat yang mengandalkan pendapatan harian hingga berimbas pada daya beli

EDENTS

Volume 2 Edisi XXXIII Tahun 2020

masyarakat yang menurun. Konsumsi rumah tangga pun turun dari 5,82 persen di kuartal I 2019, menjadi 2,84 persen di kuartal I 2020. Akibatnya, tingkat penjualan barang dan jasa di hampir semua sektor menjadi sangat tertekan sehingga banyak pelaku usaha yang kemudian tidak mampu bertahan dan akhirnya menutup usahanya.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I hanya mencapai 2,97 persen dari target yang ditetapkan pada kisaran 4,5-4,6 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I ini jauh dari harapan akibat dari berbagai kebijakan terkait penanganan pandemi Covid-19, terutama mengenai kebijakan work from home dan physical distancing yang diterapkan. Kemudian kondisi ekonomi Indonesia semakin diperparah dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II yang mencapai minus 5,32 persen yang mana hal tersebut merupakan realisasi pertumbuhan ekonomi terparah sejak krisis 1999. Pertumbuhan ekonomi di kuartal II lebih buruk dari kuartal I karena dampak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mana menyebabkan daya beli masyarakat merosot tajam.

Kemudian Pitoyo Tri Susanta, Kepala Bidang Perencanaan Perekonomian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang, menyampaikan bahwa pertumbuhan perekonomian di Jawa Tengah dan Kota Semarang sendiri mengalami kontraksi pula di kuartal II ini. Untuk Jawa Tengah terkontraksi hingga minus 5,94 persen sementara untuk Kota Semarang terkontraksi sampai ke angka minus 4,71 persen dari pertumbuhan sebelumnya yang mencapai angka 6,8 persen. Ia mengatakan bahwa hal ini menunjukkan lemahnya pertahanan ekonomi. “Kalau pemerintah tidak turun tangan, ini memang boleh dikatakan dari indikator pertumbuhan ekonomi tadi ketahanannya jelas lemah. Kalau ketahanannya kuat itu tidak akan terkontraksi sampai minus pertumbuhannya,� jelasnya saat ditanya terkait ketahanan perekonomian Kota Semarang. Dampak Covid-19 terhadap Perekonomian Indonesia

Adanya covid-19 menimbulkan kekhawatiran terkait dampak ekonomi yang lebih besar dari dampak kesehatan, serta melambatnya pertumbuhan ekonomi. Salah satu sektor yang paling terdampak adalah pariwisata yang juga memberi efek domino

8


LAPORAN UTAMA

Dampak lain dari pandemi Covid-19 adalah gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang menyebabkan banyak pengangguran baru karena perusahaan juga terdampak pandemi Covid-19 ini. Begitu juga dengan UMKM yang mana mereka kehabisan modal karena permintaan menurun. Ketika ekonomi kembali pulih pun, para pengangguran ini tidak serta merta segera mendapatkan pekerjaan lagi. Jika ekonomi Indonesia tumbuh lima hingga enam persen pada tahun 2021, diprediksi bahwa pekerja yang nantinya bisa direkrut kemungkinan hanya sejumlah 500 ribu sampai 600 ribu orang saja. Hal ini berdampak pula pada lemahnya daya beli masyarakat yang merosot hingga minus 5,15 persen pada kuartal II. Jika terus terjadi, hal ini dapat menyebabkan bertambahnya penduduk miskin dan tingkat kemiskinan pun semakin bertambah. Diperkirakan jumlah penduduk miskin akan mencapai 30 juta hingga 37 juta pada tahun 2020 ini. Pandemi Covid-19 juga berdampak pada sektor riil dan keuangan. Pada sektor riil terbatasnya aktivitas ekonomi membuat pendapatan sektor rumah tangga dan sektor perusahaan berkurang sehingga cashflow pun menjadi terbatas. Sedangkan di sektor keuangan dapat menimbulkan terjadinya kredit macet maupun kegagalan bank. Menurut Banatul, hal ini akan menyebabkan Indonesia sulit mencapai target pembangunannya. “Nah, kedua pengaruh tadi di sektor riil dan di sektor keuangan ini akan menyebabkan perekonomian Indonesia itu mencapai kesulitan didalam memenuhi tujuan atau target pembangunannya. Beberapa poin tujuan dari development goals akan tidak tercapai karena kemiskinan, pengangguran, kemampuan untuk konsumsi berkurang,” ujarnya.

Indonesia dalam Berbagai Kemungkinan dan Ancaman Resesi Dampak Covid-19 menimbulkan berbagai kemungkinan kondisi yang akan dihadapi Indonesia, mulai dari kemiskinan hingga yang terburuk yaitu ancaman resesi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri diprediksi akan membaik namun masih dalam pertumbuhan negatif. Data dari BPS telah menunjukkan bahwa pertumbuhan perekonomian Indonesia pada kuartal II ada di angka minus 5,32 persen. Sementara itu, pertumbuhan pada kuartal III diprediksi kembali negatif, dan jika itu terjadi maka Indonesia akan masuk dalam jurang resesi.

Selain itu, tingkat kemiskinan dan pengangguran terbuka juga diprediksi akan meningkat. Dijelaskan oleh Banatul bahwa naiknya tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka, rasio gini, serta turunnya pertumbuhan ekonomi ini akan menyebabkan terpuruknya perekonomian. Hal tersebut bisa mengakibatkan terjadinya krisis ekonomi serta membengkaknya utang luar negeri akibat defisit anggaran yang dibutuhkan untuk penanganan Covid-19 ini. “Dibutuhkan sejumlah dana yang besar sehingga bisa memungkinkan (terjadi) defisit anggaran negara yang besar dan juga berpotensi pada meningkatnya utang luar negeri serta terpuruknya kondisi perekonomian,” terang Ba-

EDENTS

Volume 2 Edisi XXXIII Tahun 2020

natul.

Upaya Pemerintah Memulihkan Ekonomi Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah cepat penanganan pemulihan ekonomi dan pencegahan penyebaran Covid-19, diantaranya pemberlakuan PSBB, program bantuan sosial, keringanan pajak, keringanan kredit, dan lain sebagainya. Namun, seiring melemahnya pertumbuhan ekonomi serta pernyataan dari WHO bahwa virus corona tidak akan hilang dalam waktu singkat membuat pemerintah mengambil langkah agar perekonomian tidak semakin terpuruk. Melalui skenario kebijakan New Normal atau adaptasi kebiasaan baru, beberapa sektor perekonomian mulai dibuka dengan menerapkan protokoler kesehatan yang ketat. New Normal merupakan langkah awal yang dilakukan untuk merangsang kembali geliat perekonomian Indonesia. Pembukaan beberapa sektor ekonomi ini mulai menghidupkan beberapa sektor lainnya seperti rumah makan dan sektor transportasi, disusul dengan sektor-sektor lain yang juga mulai dibuka. Pemerintah Indonesia juga telah melaksanakan kebijakan fiskal maupun moneter untuk membantu memulihkan perekonomian. Program kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) juga dilaksanakan sebagai upaya untuk mempertahankan daya beli masyarakat dan mengurangi dampak Covid-19 terhadap perekonomian. Kebijakan Fiskal dan Moneter

Berbagai kebijakan, baik fiskal maupun moneter sudah dijalankan oleh pemerintah. Presiden Jokowi melalui Instruksi Presiden No.4/2020 menginstruksikan kepada seluruh Menteri/Pimpinan/Gubernur/Bupati/Walikota untuk mempercepat refocusing kegiatan dan realokasi anggaran serta pengadaan barang jasa dalam rangka penanganan Covid-19. Pitoyo juga menyampaikan bahwa anggaran yang tadinya untuk berbagai kegiatan mau tidak mau harus difokuskan untuk penanganan Covid-19, baik dialokasikan untuk kesehatan maupun recovery dalam jangka pendek paling tidak adalah untuk bantuan kepada masyarakat. Pada bulan Maret, Kementerian Keuangan merealokasi dana APBN sebesar Rp62,3 triliun yang diambil dari anggaran perjalanan dinas, belanja non operasional, dan honor-honor. Dana itu digunakan untuk penanganan/pengendalian Covid-19 dengan menyediakan fasilitas dan alat kesehatan, obat-obatan, dan insentif tim medis yang menangani pasien Covid-19, serta untuk perlindungan sosial dalam rangka peningkatan daya beli masyarakat melalui Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Sembako dan beras sejahtera. Dana tersebut juga dialokasikan untuk memberikan insetif guna membantu pelaku usaha, khususnya UMKM. Berbagai stimulus maupun insentif fikal juga telah diberikan.

Selanjutnya, kebijakan moneter yang diterapkan juga harus searah dengan kebijakan fiskal. Kebijakan moneter harus dapat menjaga nilai tukar rupiah, memberikan stimulus moneter untuk dunia usaha, mengendalikan inflasi, melakukan pembelian Surat Berharga Negara, dan stabilitas makroekonomi, sistem keuangan, dan menurunkan suku bunga. Tujuan penurunan suku bunga adalah meningkatkan likuiditas keuangan untuk mendorong aktivitas dunia usaha. Diharapkan pula adanya re-

9

Kunjungi! www.lpmedentsundip.com

pada industri lain yang menopangnya. Hal ini terjadi karena adanya pelarangan traveling dan penerapan social distancing. Sektor manufaktur pun juga terkena imbasnya akibat terhambatnya supply chain bahan baku karena langkanya bahan baku serta terlambatnya kedatangan bahan baku termasuk dari China. Hal ini akan memberikan dampak terhadap kenaikan harga produk dan memicu terjadinya inflasi.


LAPORAN UTAMA laksasi pemberian kredit perbankan serta penyaluran yang intensif terhadap Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dilansir dari CNN Indonesia, di bidang moneter pemerintah mengambil kebijakan dengan mengizinkan BI untuk melakukan pembelian Surat Utang Negara (SUN) melalui pasar perdana. Rp 695,2 Trilliun Dianggarkan untuk Pemulihan Ekonomi Nasional

Pemerintah terus berusaha melakukan pemulihan kesehatan dan perekonomian nasional. Salah satu strategi yang diambil adalah pelaksanaan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Program PEN yang dilakukan pemerintah ditujukan membantu meningkatkan daya beli masyarakat serta memulihkan perekonomian Indonesia. Dimulai dari sektor rumah tangga yang merupakan kunci utama penggerak ekonomi, lalu mulai menyasar UMKM. Anggaran yang dialokasikan mencapai Rp 695,2 triliun, terdiri dari biaya kesehatan Rp 87,55 triliun, perlindungan sosial Rp 203,9 triliun, insentif usaha Rp 120,61 triliun, bantuan UMKM Rp 123,46 triliun, pembiaayan korporasi Rp 537,57 triliun, dan sektoral kementerian/lembaga & pemda Rp 106,11 triliun. Adapun dilansir dari Djkn.kemenkeu.go.id, Program PEN dimaksud adalah menganggarkan belanja penanganan Covid-19; melakukan perlindungan sosial melalui Bansos kepada masyarakat berpenghasilan rendah; membantu Pemda dan Sektoral KL diantaranya program Padat Karya; subsidi bunga UMKM; Pembiayaan Korporasi. Terdapat Lembaga Penjaminan diantaranya PT SMI, PT PII, LPEI sebagai lembaga Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan; dan insentif usaha berupa pajak

Kendala Pemulihan Ekonomi: dari Data hingga Dana

Berbagai kendala dialami Indonesia dalam masa pemulihan ekonominya. Salah satunya adalah kendala pada level operasional terkait pendataan dan layanan administrasi. Pendataan yang ada masih bersifat tumpang tindih. Dilansir dari katadata. co.id, hal tersebut diakibatkan karena masih banyak pemerintah daerah yang belum memperbarui Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang menjadi tumpuan dalam penyaluran

EDENTS

Volume 2 Edisi XXXIII Tahun 2020

Selain masalah data, kendala lainnya adalah adanya keterbatasan dana anggaran yang dimiliki untuk membiayai programprogram penanganan Covid-19, termasuk pemulihan ekonomi. Adanya berbagai kebijakan yang menyebabkan perekonomian melemah, mengharuskan pemerintah menggelontorkan dana yang besar untuk menopang kebutuhan masyarakat. Sementara itu, anggaran dari dalam negeri tidak akan cukup sehingga mau tidak mau Indonesia harus meminjam utang luar negeri. Seiring kebijakan PEN, besarnya stimulus yang dianggarkan akhirnya membuat hutang negara membengkak.

Sisi masyarakat juga memberikan sejumlah kendala bagi pemulihan ekonomi. Ketidakpatuhan sebagian masyarakat atas peraturan yang telah ditetapkan untuk mencegah meningkatnya penularan Covid-19 membuat kasus positif terus meningkat. Jika demikian, Corona akan sulit dihilangkan dari Indonesia. Hal ini dapat mengakibatkan pemulihan perekonomian Indonesia terhambat. Peran Aktif Masyarakat untuk Ekonomi yang Lebih Baik

Berbagai kebijakan yang telah dicanangkan tidak akan berjalan baik bila tidak ada dukungan masyarakat maupun pelaku usaha. Masyarakat perlu turut aktif dalam pemulihan ekonomi. Hal tersebut dapat dimulai dengan mematuhi protokoler kesehatan yang ada untuk mencegah penularan yang lebih luas. “Jadi tadi aktivitas perekonomian perlu diaktifkan kembali, tetapi aturan kesehatan perlu dijaga betul sehingga usaha untuk flat the curve of covid-19 ini bisa dibarengi dengan pemulihan ekonomi,” ujar Banatul. Dengan semakin menurunnya tingkat kasus positif virus Covid-19, maka berbagai aktivitas perekonomian masyarakat juga bisa kembali berjalan sehingga pertumbuhan ekonomi diharapkan bisa semakin membaik. Sementara itu, Pitoyo menyampaikan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, strateginya adalah dengan menggerakan ekonomi masyarakat itu sendiri berbasis masyarakat. Diperlukan adanya kemandirian dari masyarakat sehingga tidak terlalu bergantung pada pemerintah. Dalam hal ini ia menyampaikan bahwa pada dasarnya pemerintah berfungsi sebagai fasilitator dan regulator, sementara masyarakatnya harus mengembangkan potensi yang ada hingga bisa menghidupi dirinya sendiri. Sebagai contoh adalah dengan mengembangkan ekonomi kreatif seperti melakukan urban farming untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan ekonomi. Dengan berbagai kebijakan yang telah ada dan pergerakan yang bersama-sama di seluruh lapisan masyarakat, Pitoyo Tri Susanta diharapkan ekonomi mampu ber- Kepala Bappeda Kota tumbuh secara berkualitas. (amd)

Dok. Pribadi

Hal tersebut selaras dengan pendapat dari Banatul bahwa untuk memulihkan perekonomian, diperlukan kebijakan yang mampu mendorong produksi. Kebijakan ini harus diarahkan untuk menjamin ketersediaan modal bagi pelaku usaha seperti pemberian keringanan kredit. Untuk sisi demand juga perlu diarahkan agar daya beli masyarakat tidak menurun, sehingga roda perekonomian dapat berjalan. Implementasi program PEN harus dilaksanakan dalam prinsip kehati-hatian. Di satu sisi, diperlukan tingkat penyerapan anggaran yang cepat agar dampaknya segera dirasakan masyarakat, namun di sisi lain juga harus dilakukan dengan tepat dan akurat agar tidak terjadi kesalahan implementasi. Karenanya, Kementerian Keuangan, selaku punggawa pengelolaan keuangan negara, memilik peran yang krusial dalam keberhasilan pemulihan ekonomi pada masa pandemi Covid-19 ini. Dengan adanya program PEN ini, diharapkan pertumbuhan ekonomi kuartal III tidak kembali mengalami kontraksi sebesar kuartal II, dan mampu tumbuh secara positif pada kuartal IV.

bantuan sosial. Hal ini mengakibatkan penyerapan anggaran PEN masih lemah. Terhitung hingga 2 September 2020, realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) baru mencapai Rp 271,94 triliun, atau sekitar 39,11 persen dari pagu sebesar Rp 695,2 triliun.


LAPORAN UTAMA

Menilik Garis Komando Pemerintah Selama Pandemi Oleh: Marsha, Fitri, dan Dypa

Dok. Okezone

Virus Corona (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Corona yang baru-baru ini ditemukan. Virus ini pertama kali dilaporkan pada 31 Desember 2019 oleh China yang terdeteksi berasal dari Kota Wuhan, China. Penyebaran Covid-19 dapat dikatakan sangat cepat terjadi, di mana hanya selang waktu dua bulan yaitu tepatnya per Februari 2020, terdapat 57 negara yang terinfeksi Covid-19. Tak berlangsung lama, pada 2 Maret 2020, dua warga negara Indonesia dinyatakan positif terinfeksi virus Corona. Hingga kini (9/9) diketahui bahwa kasus Covid-19 di Indonesia berjumlah 200.000 orang.

Menurut Edy, memang dilematis antara kesehatan dengan perDok. pribadi

Sampai saat ini, Indonesia menempati peringkat ketiga dengan kasus kematian karena Covid-19 dan jumlah pasien positif Covid-19 yang selalu mengalami peningkatan, pemerintah dirasa masih belum tegas dan serius dalam menangani kasus ini. Hal ini dapat terlihat dari bagaimana upaya penanganan terhadap pasien Covid-19 dan upaya penegasan terhadap masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Hal ini seakan menjadi bias, apa yang sebenarnya pemerintah utamakan, kesehatan atau perekonomian dengan memberikan ruang lebih kepada masyarakat agar ekonomi tetap berjalan.

jalankan oleh pemerintah seakan setengah-setengah sehingga upaya yang dilakukan untuk menyelamatkan perekonomian pun tidak optimal. Menurutnya, dari awal kasus ini terdeteksi di Indonesia pemerintah seharusnya sudah memberlakukan karantina lokal, yang mana hanya daerah yang terdapat pasien Covid-19 yang menjalankan pembatasan aktivitas. “Jadi memang karena belum ada obatnya, dari awal memang seharusnya sudah karantina lokal. Karena penyakitnya kan lokal-lokal itu tidak semuannya, sehingga daerah-daerah yang hijau, ekonominya bisa jalan,� ujarnya.

Penanganan Awal Covid-19 Kurang Optimal

Seperti yang dituturkan Edy Yusuf Agung Gunanto (24/8) selaku akademisi FEB Undip, bahwa kebijakan ekonomi yang diEdisi XXXIII Tahun 2020 1 Edisi2 XXVI Tahun 2017 EDENTS EDENTSVolumeVolume

Edy Yusuf Agung Gunanto Akademisi FEB Undip

1111


LAPORAN UTAMA tumbuhan ekonomi, namun tetap yang paling penting seharusnya adalah kesehatan manusia karena akan berpengaruh pada produktivitas kinerja, sehingga terdapat korelasi antar keduanya. Jika penanganan awal Covid-19 dilakukan dengan benar dan tidak diberlakukan lockdown melainkan karantina lokal, maka dampak terhadap ekonomi tidak akan seburuk ini. “Kesehatan dulu harusnya, kalau sakit langsung disembuhkan, dan menurut saya lockdown-nya terlalu lama, kalau tidak ada lockdown ekonomi jalan. Saya kira dengan mengindikasi desa mana atau mungkin RT mana, RW mana, kan gitu. Itu bisa diwaspadai,” ucap Edy. Edy juga menambahkan bahwa penanganan yang dilakukan belum ada penanganan tunggal dari per daerah, yang seharusnya sudah dari awal dilakukan karena daerah yang mengetahui lebih tepat kondisi masyarakatnya, sedangkan sampai saat ini penanganan yang dilakukan bersifat gabungan dari pusat, yang hingga kini saja masih sering tejadi perdebatan dalam pengambilan kebijakan. BLT Meningkatkan Daya Beli Masyarakat

Seperti yang kita ketahui, dengan adanya Covid-19 banyak sekali masyarakat yang terkena imbas baik dari kelas bawah sampai atas. Terutama bagi kelas bawah-menengah yang banyak diantaranya mengalami penurunan pendapatan dan pemutusan kerja yang akhirnya mengakibatkan kurang atau bahkan tidak terpenuhinya kebutuhan sehari-hari seperti pangan. Dari kondisi ini, pemerintah memberlakukan kebijakan stimulus fiskal berupa pemberian bantuan, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) baik berupa bantuan modal usaha tunai, bantuan tunai pekerja, ataupun sembako. Menurut Edy, bantuan tunai langsung ini sangat memberikan dampak positif bagi masyarakat, karena ada fleksibilitas dari dana yang diberikan sehingga dapat digunakan untuk memenuhi keperluan masing-masing. Selain itu, dengan bantuan yang diberikan diharapkan dapat memulihkan dan menopang perekonomian daerah agar tidak terjadi kontraksi. Namun dari bantuan yang diberikan ini harus ada data konkrit yang bisa didapatkan dari fungsionaris desa yang tahu betul tentang kondisi warganya, sehingga bantuan dapat diberikan sesuai sasaran.

Menurutnya, walaupun selama pandemi minat beli masyarakat menurun, tidak semua daya beli masyarakat turun karena masih ada masyarakat yang masih mempunyai kemampuan untuk membeli, sehingga pemberian modal kepada UMKM merupakan salah satu tak-tik yang tepat, meskipun bisa dikatakan agak terlambat. “Jadi agak terlambat sebetulnya UMKM penyelamat utama itu kan baru dijelontorkan. Harusnya ini yang di bawah dulu survive, kalau sudah survive konsidi ekonomi dumbling-nya masyarakat di bawah itu naik kemudian sektor bawah hingga atas tergerak,” jelasnya. Selain itu, ada juga sektor industri yang dirasa tidak mengalami dampak yang signifikan, yaitu sektor properti dan otomotif. Menurutnya, jika menggerakkan sektor lain tidak efisien, pemerintah bisa sedikit fokus pada kedua sektor tersebut yang setidaknya dapat sedikit membantu pertumbuhan ekonomi. New Normal Merupakan Kebijakan yang Tepat Menanggapi diberlakukannya new normal yang dimulai pada 1

EDENTS

Volume 21 Edisi XXXIII Tahun 2020 XXVI Tahun 2017

Juni 2020 hingga sekarang, menurut Edy new normal merupakan kebijakan yang tepat karena akan memperlancar kegiatan perekonomian. Meskipun begitu, bahwa dengan diberlakukannya new normal ini, pemerintah juga tetap harus memperhatikan tingkat kesehatan masyarakat dan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Seharusnya jika memang pemerintah memberlakukan new normal, pemerintah harus lebih aware dengan pemberian informasi yang lebih rinci kepada masyarakat mengenai gejala yang pasti Covid-19, apakah pasien hanya mengalami sakit ringan (flu) atau sudah terpapar virus. Menurutnya, sosialisasi yang diberikan oleh pemerintah harus lebih gencar dan lengkap, seperti pemberian informasi gejala konkrit pasien terpapar virus, penanganan pertama pasien positif Covid-19 jika ia tidak mampu melakukan test kesehatan, obat yang harus diberikan kepada pasien Covid-19, sehingga pasien tersebut dapat melakukan isolasi mandiri dan tidak membuka jalan semakin banyaknya masyarakat yang tertular. Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa adanya Covid-19 merupakan saat yang tepat bagi Indonesia untuk mengurangi jumlah penduduk. Pendapat ini ditolak oleh Edy. Menurutnya, kematian adalah siklus alam yang tidak bisa dibatasi dan tidak boleh disyukuri. Namun menurutnya benar adanya bahwa proses pandemi Covid-19 merupakan babakan baru dan tatanan baru yang menimbulkan keefisienan dalam berbagai hal, seperti pendidikan yang lebih efisien, hingga adaya pelatihan kewirausahaan yang diadakan pemerintah maupun pihak lain yang dapat diakses dengan mudah oleh para pelaku UMKM untuk membantu pengembangan usaha di tengah pandemi.

Terakhir, Edy menyampaikan harapannya terkait langkah kebijakan yang diambil oleh pemerintah, yaitu dibanding lockdown lebih baik bahwa kebijakan yang diambil adalah lokalisasi daerah dengan ketat, sehingga masih ada daerah yang perekonomiannya tetap berjalan dan risiko penularan dapat berkurang. ”Lockdown-nya bikin ekonominya nggak jalan karena sumua digeneralisasi harusnya lockdown-nya lockdown lokal. Tapi protokol harus dilakukan,” jelasnya. Selain itu, ia juga berahrap agar informasi terakit Covid-19 ini bisa lebih jelas dan terkesan tidak mengambang. Tambahnya, selain rumusan kebijakan untuk masyarakat ke bawah yang ekonominya jatuh miskin, pemerintah juga perlu membuat kebijakan pada orang-orang yang mempunyai uang agar dapat diinvestasikan. Jadi, dengan jalannya investasi diharapkan terjadi pergerakan properti baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Tiga Regulasi Besar Pemerintah Harus Dikawal

Menurut Kismartini selaku dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undip, setidaknya pemerintah telah meluncurkan tiga regulasi besar untuk penanganan Covid-19. Pada 31 Maret 2020, Presiden RI menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Covid-19. Total anggaran untuk ini adalah sebesar Rp 405,1 triliun, yang mana akan dialokasikan senilai Rp 75 trilun untuk bidang kesehatan, Rp 110 triliun dibidang sosial, kebijakan fiskal dan insentif pajak senilai Rp 70,1 triliun, UMKM sebesar Rp 150 triliun. Kemudian Peraturan Pemerintah RI No 21 Tahun 2020 terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19. Serta Keputusan

12


LAPORAN UTAMA

Dok. pribadi

jadi program raskin dengan ganti kerja, kerja dilakukan oleh setiap rumah tangga miskin dengan penerapan sistem watani lahan kering.

Kismartini Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undip Presiden RI No 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19. “Kebijakan inilah yang menurut saya perlu dikawal saat ini mengingat kan ini belum berakhir tahun anggaran, menurut saya ini yang perlu dikawal supaya dana yang diluncurkan pemerintah itu berjalan dengan transparan, berjalan dengan efisien dan efektif, jangan sampai penggunaanya tidak pada tempatnya,” tuturnya. PAD Sektor Pariwisata Nyaris Nol

Sektor pariwisata yang selama ini menjadi sumber kontribusi devisa terbesar kedua bagi Indonesia menjadi sektor yang paling terdampak karena adanya Covid-19. Berdasarkan data kunjungan wisatawan macanegara bulanan tahun 2020 per Juli berjumlah 159.763 kunjungan atau mengalami penurunan sebesar -89,12% dibandingkan bulan juli 2019 yang berjumlah 1.468.173 kunjungan. Hal tersebut tentu menjadi sebuah pukulan ekonomi yang juga akan berdampak terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) terutama pada wilayah yang pendapatannya sebagian besar berasal dari sektor pariwisata. “Saya lihat satu contoh di Kepulauan Riau yaitu Pulau Bintan. Pulau Bintan itu PAD-nya lima puluh persen dari sektor pariwisata. Sektor pariwisata ini banyak turis asing atau wisatawan mancanegara, penyumbang pendapatan terbesar itu dari pariwisata. Namun karena adanya Covid ini pendapatnya bukan turun malah mendekati nol,” ujar Kismartini. Inovasi Program-program Lanjutan Pemerintah

Dengan adanya berbagai program lanjutan dari tiga kebijakan besar yang sudah diluncurkan pemerintah, diharapkan mampu memberikan dampak positif berupa multiplier effect bagi perekonomian masyarakat. “Karena ini uang rakyat, uang kita semua, sebenarnya yang menanggung tidak hanya pemerintah sebenarnya uang kita semua. Makanya perlu dicari program-program inovasi. Maksud saya turunan dari kebijakankebijakan besar tadi itu kan. Jadi kebijakan besarnya itu ada tiga kan kebijakan besar regulasi untuk lawan Covid-19. Tadi saya kan bicara kenapa perlu mencari program-program inovasi misalnya kebijakan lanjutannya jaring pengaman sosial misalnya itu tidak hanya sekedar memberi uang, diberi kartu kerja coba cari yang lebih inovatif gitu kan,” ucapnya. Kismartini mencontohkan diantaranya seperti program raskin padat karya pangan yang dilakukan oleh Kabupaten Timor Tengah Utara. Program raskin yang awalnya dengan ganti uang men-

EDENTS

Volume 21 Edisi XXXIII Tahun 2020 XXVI Tahun 2017

Beralih ke bidang pariwisata, sangat diperlukan penanganan dari pemerintah secara cepat dan tepat. Terlebih masyarakat penggiat wisata daerah yang saat ini sedang collapse seperti Bali, Pulau Bintan, bantuan bisa berupa dalam segi saranaprasarana atau apapun yang bisa menjaga eksistensi dari sektor pariwisata. “Misalnya pakai teori change management tourism. Jadi, manajemen pariwisata itu mesti diubah mengikuti tatanan baru. Jadi mesti pemerintah harus merumuskan. Kalau susah merumuskan ya kerjasama saja dengan ahlinya dengan ahli-ahli pariwisata, ada kan perguruan tinggi atau sekolah pariwisata juga, intinya bagaimana berwisata secara aman jadi harus ada perubahan manajemen dari sisi pemerintahnya dan masyarakatnya,” jelasnya. Terlebih sekarang ini kita berada dalam fase tatanan kehidupan baru atau lebih dikenal dengan sebutan new normal. Kalaupun tidak bisa mengharapkan wisatawan asing namun pemerintah masih bisa memaksimalkan dari wisatawan lokal namun harus tetap memperhatikan protokol kesehatan dengan membuat Prosedur Operasi Standar (SOP) terkait pariwisata. Pelajari Data, Agar Kebijakan Tepat Guna

Dalam merumuskan suatu kebijakan, tentu menjadi tugas penting untuk pemerintah agar kebijakan yang dikeluarkan bisa tepat guna. Kismartini berpendapat bahwa sebelum membuat kebijakan, pemerintah harus mempelajari data secara mendalam terutama kebijakan di ranah kesehatan untuk penanganan Covid-19 ini. Selain itu, Kismartini juga menambahkan bahwa sebuah kebijakan tidak diperbolehkan hanya untuk kepentingan sebagian pihak saja atau adanya unsur politik. “Jadi pelajari data secara mendalam untuk melakukan sebuah kebijakan karena kebijakan utamanya pada kesehatan jadi jangan membuat sebuah kebijakan yang nanti kebijakan itu dipolitisir, apalagi ini kan menjelang pilkada gitu kan, mementingkan untuk kepentingan sektoral segala jangan sampai ya,” jelasnya.

Di samping mempelajari data secara mendalam, kolaborasi antar sektor dinilai menjadi langkah yang efektif untuk membuat suatu kebijakan lebih tepat guna. Pasalnya untuk saat Kismartini belum melihat pemerintah melakukan sinkronisasi antar sektor terkait kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan selama pandemi ini. “Selain berdasarkan data, kebijakannya itu harus memikirkan kolaborasi antar sektor dan antar pemerintah secara vertical. Jadi, vertikal tuh maksud saya, daerah jangan berjalan sendiri-sendiri beda dengan pusat,” tambahnya lagi. Alasan mengapa pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus sinkron karena dikhawatirkan rakyat menjadi bingung atas kebijakan yang telah mereka buat. Jadi, dalam menangani Covid-19 ini diperlukannya kolaborasi antar pemerintah dan antar sektor. Sebagaimana memang seharusnya perkembangan di dalam tata kelola pemerintah untuk saat ini tidak hanya sekedar good governance yang berciri diantaranya transparasi, partisipatif, dan lain-lain. Namun, juga harus collaborative governance, sehingga tidak hanya sekadar terpaku dengan good governance tetapi perlu memperhatikan collaborative governance. Collaborative governance itu sendiri merupakan kebijakan yang memperhatikan aspek kolaborasi diantara sektorsektor pembangunan diantara pemerintah secara horizontal maupun secara vertikal. (amd)

13


LAPORAN UTAMA

Strategi Efektif Untuk Membangkitkan Perekonomian di Masa Pandemi Dok. OCM by medcom.id

Oleh : Dewima, Wulan, dan Alam

Perekonomian merupakan salah satu denyut nadi penunjang kehidupan bangsa. Perekonomian juga merupakan salah satu aspek penting dalam berjalannya kehidupan manusia. Banyak faktor yang berperan penting dalam menunjang roda perekonomian, salah satunya adalah kondisi negara baik itu dalam skala nasional maupun global. Seperti yang kita ketahui pada akhir tahun 2019 lalu virus Corona yang untuk selanjutnya disebut Covid-19 muncul di Kota Wuhan. Tidak membutuhkan waktu lama untuk virus tersebut menyebar ke seluruh penjuru dunia tidak terkecuali Indonesia. Pada Bulan Maret 2020 Presiden Jokowi mengumumkan kasus pertama positif Covid-19 di Indonesia. Hal tersebut tentunya mendesak pemerintah untuk segera melakukan perubahan pada beberapa tatanan kehidupan masyarakat guna melaksanakan protokol kesehatan Covid-19 yang mana diwajibkan untuk menerapkan physical distancing.

Physical distancing sendiri merupakan peraturan yang mengharuskan masyarakat untuk tidak berkerumun, bersama orang lain dengan jarak berdekatan, dan melakukan kontak fisik secara langsung dengan orang lain. Untuk merealisasikannya pemerintah akhirnya membuat peraturan ketat seperti PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), WFH (Work From Home), dan sekolah daring. Tidak berhenti di sini, karena peraturan physical distancing pedagang kecil, buruh harian, sampai pengusaha pun terkena dampaknya. Sektor-sektor yang menyangkut perekonomian seperti tempat pariwisata tutup dan jam operasional transportasi juga berkurang. Melihat dampaknya yang begitu kompleks sudah dapat dipastikan bahwa pandemi Covid-19 ini sangat memengaruhi kondisi perekonomian global. Kondisi Perekonomian Indonesia Akibat Pandemi Covid-19

Awal mulanya pandemi Covid-19 merupakan krisis di bidang kesehatan yang menimbulkan dampak sangat kompleks pada banyak aspek kehidupan salah satunya adalah perekonomian. Titik Djumiarti, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro mengatakan bahwa akibat yang ditimbulkan pandemi ini bagi perekonomian adalah adanya supply shock dan demand shock yang merupakan buah dari peraturan pembatasan sosial dan pembatasan aktivitas masyarakat. Hal ini tercermin dari laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mengalami penurunan signifikan pada Q1 dan

EDENTS

Volume 2 Edisi XXXIII Volume 1 Edisi XXVI TahunTahun 2017 2020

Q2 2020 dibandingkan dengan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (YoY). Pada Q1 2020 pertumbuhan ekonomi indonesia tercatat tumbuh 2,97 persen mengalami penurunan 2,1 persen dibanding pertumbuhan ekonomi Q1 2019 sebesar 5,07 persen, sedangkan pada Q2 2020 perekonomian Indonesia mengalami kontraksi sebesar 5,32 persen. Strategi Pemerintah

Guna menjaga keberlangsungan dan keberlanjutan kehidupan masyarakat pemerintah telah mengaplikasikan banyak sekali strategi. Tidak hanya di bidang perekonomian saja tetapi juga di bidang lain. Menurut Titik Djumiarti ada beberapa strategi yang dilakukan pemerintah dalam berbagai bidang, untuk membangkitkan perokonomian yang terpuruk akibat pandemi Covid-19 pemerintah memberikan insentif dan stimulus di berbagai bidang melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), pada bidang kesehatan pemerintah menganggarkan belanja untuk penanganan Covid-19, pemberian insentif kepada tenaga medis, bantuan kematian, bantuan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), belanja gugus tugas Covid-19, dan insentif perpajakan di bidang kesehatan dengan perkiraan total anggaran Rp87,55 T, dari sisi perlindungan sosial pemerintah memiliki program perlindungan PHK, bantuan sembako, bantuan sosial, pra kerja, diskon listrik, logistik, dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa sebesar 203,90 T, di sisi sektoral Kementerian/Lembaga dan Pemda, pemerintah mencanangkan program padat karya kementerian/lembaga, pariwisata, dana insentif daerah pemulihan ekonomi, cadangan dana alokasi khusus fisik, fasilitas pinjaman daerah, dan cadangan perluasan dengan total Rp106,11 T. Untuk sektor UMKM pemerintah memberikan subsidi bunga, penempatan dana untuk restrukturisasi, belanja imbal jasa penjamin (IJP), penjaminan untuk modal kerja, PPh final UMKM ditanggung pemerintah (PPh final DTP), pembiayaan investasi kepada koperasi melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM dengan perkiraan alokasi dana Rp123,46 T. Kebijakan yang Tepat

Untuk saat ini dapat dikatakan memang belum ada best practice dari negara-negara di dunia mengenai kebijakan yang diambil sebagai crisis relief pandemi Covid-19 ini, namun demikian untuk mengatasi kondisi sulit pada saat pandemi seperti sekarang

14


LAPORAN UTAMA ini secara garis besar diperlukan. “Kebijakan yang dibutuhkan saat ini adalah kebijakan yang bersifat holistik, artinya kebijakan yang diambil dengan mempertimbangkan segala aspek kehidupan yang terdampak Covid-19 tidak hanya mempertimbangkan dari sisi ekonomi saja namun juga mempertimbangkan sisi kesehatan, sosio kultural, pertahanan dan lainnya. Kebijakan yang mudah dieksekusi dan segera dapat diaplikasikan pelaksanaannya di lapangan sehingga program/kebijakan pemerintah dapat segera dinikmati dan menolong seluruh sektor yang terdampak pandemi ini. Serta adanya keseragaman kebijakan dan pelaksanaannya baik kebijakan dari top level policy maker sampai dengan low level policy maker, sehingga memberikan kepastian dan meningkatkan confidence masyarakat dan para pelaku pasar,� tegas Titik Djumiarti yang diwawancarai melalui aplikasi pesan singkat.

Melihat kondisi sekarang dimana perekonomian mulai terpuruk dan permasalahan lain mulai bermunculan, kebijakan new normal merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan. Di satu sisi kebijakan ini dapat meningkatkan risiko dan penyebaran Covid-19 namun di sisi lain roda ekonomi tetap harus berputar untuk membangkitkan kembali kondisi perkonomian Indonesia. Namun demikian pelaksanaan kebijakan tersebut harus dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Masyarakat harus mempunyai kesadaran tinggi untuk menaati peraturan yang ada supaya penerapan new normal tidak memunculkan terlalu banyak masalah baru. “Hendaknya dalam penerapan new normal mendahulukan sektor-sektor yang memiliki multiplier besar dalam perekonomian namun memiliki tingkat risiko penularan yang cenderung rendah,� kata Titik Djumiarti. Semua aspek masyarakat perlu ikut serta dalam memutus rantai penyebaran virus Covid-19 dengan mengikuti kebijakan new normal dari pemerintah. Kebijakan ini dinilai sukses apabila terdapat faktor kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap tingkat penyebaran virus Covid-19. Pemerintah sebagai regulator harus melakukan pengawasan, memberikan dukungan dan menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan guna mendukung kesehatan masyarakat Sedangkan masyarakat harus taat pada aturan dan mengikuti anjuran protokol kesehatan di era new normal. New Normal New Economic

Demi mendukung new economic, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan dalam bentuk Perpu, Perpres, dan Permen. Pelaksanaan Perpu dan Perpres dilakukan guna meningkatkan fleksibilitas APBN untuk menghadapi Covid-19. Kondisi Covid-19 memaksa pemerintah melakukan perubahan signifikan. Outlook pendapatan negara yang awalnya dianggarkan sebesar Rp2.233,2 Triliun dalam APBN 2020 menjadi Rp1.760,9 Trilliun. Di sisi belanja negara, semula dianggarkan sebesar Rp2.540,4 Triliun diproyeksikan bertambah menjadi sebesar Rp2.613,8 Triliun sehingga defisit yang semula ditetapkan

EDENTS

Volume12Edisi EdisiXXVI XXXIII Tahun 2020 Volume Tahun 2017

Pemerintah telah melaksanakan penanggulangan untuk menanggulangi kebocoran pengeluaran pemerintah selama pandemi Covid-19 dengan langkah-langkah meliputi penghematan belanja non prioritas dan realokasi anggaran, tambahan penggunaan Saldo Anggaran Lebih (SAL), pembiayaan dukungan pemulihan ekonomi nasional, dan tambahan penerbitan SBN (Surat Berharga Negara) tujuan tertentu untuk menutup gap pembiayaan.

Pemerintah juga memprioritaskan beberapa sektor industri untuk dibangkitkan kembali seperti UMKM, korporasi padat karya, pariwisata, dan beberapa BUMN yang mengalami tekanan berat akibat pandemi Covid-19 seperti PT. GIA, PT. PN, PT. KAI, dan Perum Perumnas. Sektor pariwisata masih sulit untuk dibangkitkan karena hilangnya kepercayaan masyarakat dunia untuk berkunjung ke Indonesia. Namun, hal ini dapat ditanggulangi dengan memberikan prosedur keselamatan dan kesehatan yang terjamin pada destinasi wisata tersebut. Promosi yang masif dan program bantuan peerintah melalui promo perhotelan, wahana wisata, dan transportasi juga telah diberikan. Pengangkatan ekonomi nasional ini digunakan untuk mencegah meningkatnya kemiskinan di Indonesia tentunya dengan melalui program jejaring pengaman sosial. Sektor lain seperti pedagang kecil dan buruh diharapkan mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah karena sektor tersebut sangat terdampak pandemi saat ini. Dari sisi ekonomi, golongan tersebut rawan untuk jatuh ke dalam jurang kemiskinan. Pemerintah telah memberikan stimulus untuk melindungi dan menjaga daya beli sektor tersebut. Tak kurang dari Rp110 Triliun dianggarkan dalam APBN berbentuk program jarring pengaman sosial. Program tersebut antara lain program keluarga harapan (PKH), padat karya tunai, kartu sembako, kartu prakerja, subsidi listrik, bantuan langsung tunai (BLT), dan bantuan sosial (Bansos).

Masyarakat diharapkan turut berkontribusi dalam membangkitkan kondisi perekonomian. Hal ini diwujudkan dengan kesadaran masyarakat akan protokol kesehatan sehingga dapat mencegah penularan Covid-19 sehingga aktivitas ekonomi dapat berjalan. Semoga pandemi ini segera berakhir, perekonomian dapat segera bangkit dari keterpurukan dalam waktu yang singkat dan Indonesia mampu memanfaatkan opportunity di tengah pandemi. (amd) Dok. Pribadi

New economic dapat diartikan sebagai pergeseran aktivitas ekonomi dibandingkan kondisi sebelum pandemi terjadi. Adanya peningkatan penggunaan teknologi dalam aktivitas ekonomi, penurunan mobilisasi manusia dan penurunan demand dari luar negeri untuk mengungkit ekonomi serta mengandalkan konsumsi dalam negeri (deglobalisasi).

sebesar Rp307,2 Triiun (1,76 persen PDB) diperkirakan akan melebar hingga menyentuh angka Rp835T (5,07 persen PDB).

Titik Djumiarti Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

15


EDENTS

Volume12Edisi EdisiXXVI XXXIII Tahun 2020 Volume Tahun 2017

16


EDENTS

Volume12Edisi EdisiXXVI XXXIII Tahun 2020 Volume Tahun 2017

17


Tentang Mereka Membangun Jiwa Produktif melalui Perlombaan Oleh: Karima Suci Ariani

Dok. pribadi Dok. pribadi

Dina, Mahasiswi Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Angkatan 2018

Dina, mahasiswi jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pem-

baan menjadi faktor utama Dina enggan melanjutkan langkahn-

non akademik. Selaian belajar, Dina tergabung dalam dua or-

ter tiga. “Selama semester satu dan dua aku tidak mengikuti

bangunan Universitas Diponegoro (Undip) merupakan salah satu mahasiswa yang aktif mengikuti kegiatan akadamik dan

ganisasi kampus yaitu Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Undip dan Economic Finance Study Club atau

biasa disingkat Ecofinsc. Selain itu mahasiswi angkatan 2018 ini juga mengikuti beberapa kegiatan kepanitiaan dan perlombaan.

ya di bidang perlombaan. Namun, mahasiswi asal Semarang ini baru mengepakkan sayapnya di dunia perlombaan pada semesperlombaan. Karena dulu kalah terus, aku jadi malas untuk ikut lomba. Terus aku mulai ikut lomba di semester tiga,” ucap Dina. Titik Balik Perjuangan di Dunia Perlombaan

Lomba yang diikuti Dina beragam dimulai dari essay, karya tulis,

Berawal dari sebuah pamflet lomba, Dina mendapatkan in-

asisten salah seorang dosen di jurusannya.

Selalu Gagal dan Tidak Pernah Menjadi Pemenang

harus berani memulai dari sekarang. Ia mencoba melawan rasa

Diakui Dina ia sudah melatih diri untuk mengikuti perlombaan

fikiran positif jika ia harus memulai lagi berjuang di dunia per-

marketing dan business plan, serta mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Tidak hanya itu ia juga dipercaya menjadi

sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Sayangnya dari banyak perlombaan yang diikuti Dina selama SMA, tidak satupun lomba berhasil ia menangkan. Prestasi terjauh

Dina saat SMA hanya sampai menjadi Grand Finalist. Pengalaman semasa SMA terkait perlombaan membuat semangat Dina

sedikit patah yang membuatnya enggan untuk melanjutkan per-

juangan dalam dunia perlombaan. “Selama SMA aku gagal terus, tidak pernah menang lomba, palingan pernah jadi grand finalist saja. Hal itu membuat aku tidak melanjutkan kebiasaan lomba di bangku kuliah,” jelas Dina.

Selama dua semester awal perkuliahan, Dina tidak mengikuti satupun perlombaan. Bayang-bayang kekalahan di masa SMA

terus menghantuinya. Ketakutan jika kalah lagi dalam perlom-

EDENTS

Volume12Edisi EdisiXXVI XXXIII Tahun 2020 Volume Tahun 2017

spirasi dan keinginannya untuk mengikuti perlombaan mulai

tumbuh. Dina perlahan menanamkan kepada dirinya kalau ia

malas dan membangkitkan semangat dalam dirinya untuk berjuang, bersaing, dan berkompetisi. Dina mencoba membangun

lombaan. “Tiba-tiba waktu baca pamflet lomba di kampus aku

seperti mendapatkan hidayah. Aku terinspirasi dan mensugesti diri agar berani memulai. Aku berucap pada diriku sendiri kalau

aku tidak boleh menunda-nunda waktu untuk kembali mengikuti lomba,” ucap Dina.

Setelah meyakinkan diri untuk mengikuti perlombaan, Dina mulai membuat tim lomba. Ia menghubungi teman-temannya,

mahasiswa FEB Undip untuk diajak bergabung dalam timnya. Proses lomba yang ia lakukan bersama timnya dimulai dari pengumpulan propsal perlombaan ke pihak penyelenggaraan

lomba. Tantangan mulai dirasakan Dina dan tim ketika harus

mengumpulkan proposal karena ia harus mengumpulkan hard

copy dari proposal sementara file dari proposal tersebut sangat

18


Tentang Mereka banyak. “Tahap awal perlombaan kita mengumpulkan proposal,

yang kita miliki terus berkurang,” jelas Dina. Kemudian rasa

proposal akhirnya kita tetap kirimkan,” terang Dina.

tidak mampu bersaing membuat Dina memacu dan memupuk

ternyata proposal yang dikumpulkan dalam bentuk hard file. Kita jadi mulai ragu namun karena sudah terlanjur membuat

Kabar baiknya tim Dina berhasil lolos ke tahap berikutnya yaitu presentase. Mereka berlatih dan menyiapkan diri untuk

melewati tahap presentase. Hingga akhirnya tim Dina berhasil meraih juara dua. Dina mulai menyadari jika ia seharusnya

lebih bersungguh-sungguh dalam setiap kegiatannya. Ia seharusnya tidak gampang menyerah dan berhenti mengikuti per-

lombaan. Kemudian. Dina juga menyadari untuk mendapatkan hasil yang maksimal ia tentunya harus berusaha secara maksimal juga. Selain itu, niat dan keseriusan menurut Dina menjadi faktor utama yang sangat membantu dalam mempersiapkan diri di dunia perlombaan

Menjadi Wanita Karir, Berpendidikan, Sukses, dan Berguna bagi Sesama Ketika ditanya mengenai motivasinya mengikuti lomba, Dina

menjawab jika ia ingin menjadi wanita karir, berpendidikan, sukses, dan berguna bagi sesama. Keinginan ini membentuk

pola pikir maju dan membuatnya terus berpikir untuk berusaha

lebih banyak untuk menggapai cita-cita. Motivasi ini ternyata tidak hanya ditujukan untuk membakar semangat berlomba tetapi juga untuk meningkatkan minat dan ketangguhan dalam kegiatan belajar dan berorganisasi. Selain itu, ia meyakini tingkat

kompetitif di kalangan mahasiswa akan semakin meningkat.

Orang-orang cerdas akan terus bermunculan dan mendominasi lini kehidupan. Sehingga hal tersebut menjadi tantangan ter-

besar untuk mampu bersaing, meningkatkan kemampuan diri sendiri, serta menambah relasi dan ilmu pengetahuan.

Dina mengatakan saat sekarang adalah masa yang baik untuk

meningkatkan kemampuan diri. Kebiasaan menunda harus dihilangkan karena kebiasaan tersebut semakin membunuh

semangat berkompetisi dan bersaing. “Jika kita terus menundanunda untuk mengikuti perlombaan, tanpa kita sadari waktu

khawatir atas kesiapan masa depan juga memotivasi ia mengikuti perlombaan. Rasa takut tidak mendapatkan pekerjaan dan

semangat juangnya. Dina menambahkan jika selama menjadi

mahasiswa, ia harus lebih produktif. Menjadi produktif dengan mengikuti perlombaan diyakini Dina juga akan meningkatkan

soft skill-nya, menambah wawasan, dan memperluas relasi. “Menurutku dengan mengikutin perlombaan membuat kita

lebih produktif, menambah wawasan, juga relasi,” tambah Dina.

Jadwal Lomba yang Sering Bersamaan dengan Jadwal Kuliah Menurut Dina setiap lomba yang ia ikuti memiliki nilai dan kesannya masing-masing. Namun demikian, ada satu lomba

yang sangat berkesan bagi Dina yaitu perlombaan yang diadakan oleh salah satu universitas di Yogyakarta. Ia mendapatkan

banyak ilmu pengetahuan khususnya dalam menyiapkan dan menampilkan persentase serta bagaimana cara menyampaikan ide secara menarik dan mudah dipahami. “Semua perlombaan

berkesan namun memang sewaktu lomba di Yogyakarta memberikan aku ilmu persentase yang banyak sekali. Pemahamanku

dalam menyiapkan dan menyampaikan persentase menjadi sangat meningkat,” ungkap Dina.

Dina juga menceritakan duka yang ia alami selama perlombaan.

Pertama, terkait kesiapan mental saat mengikuti perlombaan.

Menurutnya kesiapan mental untuk menerima segala hasil perlombaan adalah hal yang penting karena saat mengikuti perlombaan selalu ada keinginan untuk menampilkan yang terbaik

sehingga membuatnya sangat berkonsentrasi dalam persiapan

lomba, menganalisis banyak kemungkinan yang akan terjadi, dan mempersiapkan segala sesuatunya dengan detail. Hal tersebut kadang membuat mental dan tenaga sangat terkuras, sehingga menimbulkan lelah fisik dan batin. Selain itu, duka yang dialami biasanya karena jadwal lomba yang bersamaan dengan

jadwal kuliah. Dina sering merasa dilema apakah tetap melanjutkan perlombaan atau memilih masuk kuliah.

“Terus produktif, tingkatkan kesadaran jika persaingan semakin ketat, jika kita tidak ingin tergerus perkembangan zaman maka tingkatkan soft skill, harus pandai mengatur waktu dengan bijak.” -Dina, mahasiswi IESP 2018

EDENTS

Volume1 2Edisi EdisiXXVI XXXIII Tahun 2020 Volume Tahun 2017

19


Geliat Usaha

Bisnis Mahasiswa di Kala Pandemi Covid-19 Oleh : Putri Nurmalia

Pandemi Covid-19 yang sedang an dilakukan oleh konsumen melalui WhatsApp melanda dunia sekarang ini berimbas pada kemudian akan ada syarat dan ketentuan untuk hampir semua bidang, misalnya kesehatan, nanti saat mengurus barang-barang konsumen. ekonomi, pendidikan, bisnis, dan yang lainSaat pengemasan barang di kos konsumen nya. Pada bidang pendidikan, dikarenakan akan dilakukan dengan sangat menjaga privasi pandemi yang terjadi maka para siswa dan konsumen, jika konsumen perempuan maka mahasiswa diharuskan untuk belajar dari perempuanlah yang akan mengemas semua rumah (study from home). Hal ini mengacu barang-barangnya, begitupun sebaliknya. Kepada Surat Edaran Menteri Pendidikan dan mudian bagi konsumen yang memilih jasa kirKebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang im barang kos, barangnya akan dikirim melalui Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam jasa ekspedisi barang. Bagi yang memilih jasa Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Distitip barang kos maka barangnya akan diletakease (Covid-19). Surat edaran tersebut dikekan di rumah salah satu dari pihak Kredo. Baluarkan dikarenakan penyebaran kasus Covrang yang dititipkan akan dibersihkan secara Dok.Instagram id-19 yang semakin meningkat setiap harinya. berkala dengan vacuum cleaner agar tetap terUntuk itu, kita diharuskan untuk belajar di rumah sampai den- awat dan bersih. gan semester baru mendatang yaitu bulan Januari 2021. Sistematika Kerja Kredo Berkah dari Pandemi Covid-19 Seperti usaha pada umumnya, Kredo juga mempunyai kendala Sebelum adanya Surat Edaran tersebut banyak mahasiswa yang tersendiri yang dihadapi. Fadhillah mengatakan bahwa kendala kos sudah pulang ke daerah asalnya masing-masing, karena mereka yaitu karena tim yang hanya terdiri dari beberapa orang. pada awalnya hanya dianjurkan untuk isolasi mandiri selama Ia mengatakan bahwa sangat sulit untuk mengerjakan beberapa 2 minggu. Oleh karena itu, setelah Surat Edaran tersebut dike- orderan dalam satu hari. Jadi, solusinya yaitu dengan mengatur luarkan banyak mahasiswa yang memilih untuk memberesi jadwal agar dalam satu hari pihak Kredo bisa mengerjakan dua barang-barang dan keluar dari kos untuk menghemat uang, atau tiga kamar kos dan tentunya disesuaikan dengan sedikit karena sayang jika tetap harus membayar setiap bulan meskip- banyaknya barang costumer. Jadi, di awal pihak Kredo akan un kamar kos tidak ditempati. Akan tetapi, pilihan untuk keluar meminta daftar barang-barang costumer agar bisa dikira-kira kos tersebut sulit dilakukan untuk mahasiswa yang rumahnya terlebih dahulu berapa jam nanti yang kan dihabiskan untuk berbeda provinsi bahkan berbeda pulau dengan daerah univer- mengemas barang dari satu kamar kos. Jika barang konsumen sitasnya. Oleh karena itu, sekarang ini sedang menjamur bisnis banyak, maka pihak Kredo bisa mengerjakan dua kamar dalam kirim dan titip barang kos. 1 hari. Jika barangnya relatif sedikit, Kredo bisa mengerjakan empat kamar dalam 1 hari. Bisnis ini umumnya didirikan oleh mahasiswa yang masih bertahan di kos dan yang memang berdomisili atau bertempat Perbedaan tarif ekspedisi di aplikasi juga menjadi kendala tinggal di dekat universitas. Contohnya, Fadhilah Ramadhanti Kredo, karna estimasi biaya awal yang dibuat oleh pihak Kredo mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro Sema- menurut harga yang tercantum di aplikasi ekspedisi terkadang rang. Ia mendirikan usaha kirim dan titip barang kos bernama lebih rendah dari harga aslinya. Karna perhitungan volume “Kredo Semarang” karena memang berdomisili di Semarang. yang terkadang berbeda, jadi terkadang, harga asli setelah baFadhillah mengatakan bahawa awal mula tercipta ide bisnis rang dimasukkan ke ekspedisi lebih mahal dibanding harga esini yaitu karena dikeluarkannya Surat Edaran Menteri Pendi- timasi telah diberikan sebelumnya ke costumer. Akan tetapi, hal dikan dan Kebudayaan yang menyatakan program belajar dari tersebut bisa teratasi setelah diberitahukan ke costumer. Jadi, rumah akan berlangsung sampai akhir tahun 2020. Kemudian costumer bisa maklum akan hal tersebut. ia langsung mengajak teman-temannya yang sama-sama berdomisili di Semarang untuk mendirikan bisnis bersama untuk Diskon dan Pelayanan Terbaik membantu teman-teman mahasiswa lain yang barangnya masih Bisnis pengiriman dan penitipan barang kos saat ini banyak diada di kos. Ia menjalankan usaha Kredo Semarang bersama lima jalankan. Oleh karena itu, agar dapat bersaing dengan kompetiorang temannya yaitu Herman Suryo Prakoso, Dimas Kusuma, tornya, Kredo banyak melakukan promosi dengan cara pembeNathanael Narendra, dan Fajar Ayu. Sebelumnya juga terdapat rian diskon dan pelayanan yang terbaik. “Rata rata, penitipan satu orang yaitu Fitriana Sasha juga ikut dalam usaha ini tetapi barang di kami akan selesai saat perkuliahan akan dimulai memutuskan untuk berhenti karena kesibukannya sendiri di secara offline. Sebelum itu rencananya kami akan memberikan luar kota. treatment laundry untuk baju baju yang dititipkan ke kami. Agar saat sampai di tangan konsumen, baju baju itu sudah siap pakMembangun Kepercayaan dari Nama Kredo ai,” kata Fadhillah. Alasan pengambilan nama Kredo yaitu karena ia ingin nama usaha yang mudah dibaca dan diingat orang. Kredo sendiri Kredo sampai dengan saat ini masih melayani penitipan dan berarti kepercayaan, yang berarti usaha ini ada karena keper- pengiriman barang kost, Fadhillah juga mengatakan akan tetap cayaan konsumen kepada Fadhillah dan teman-temannya yang melayani sepanjang pandemi Covid-19 masih ada. Ia menakan mengurus barang-barang konsumen. Hal itu didasari atas gatakan bahwa setelah pandemi ini berakhir pun ia dan temankepercayaan konsumen kepada mereka karena barang-barang temannya akan terus berinovasi dengan bisnis jenis lain yang bisa membantu banyak pihak menyelesaikan masalah masalah kos yaitu sifatnya privat. lain. “Saya dan teman-teman saya yakin mimpi itu semakin Cara kerja yang dilakukan oleh Kredo yaitu pertama, pemesan- cepat diijabah jika tujuannya bukan hanya untuk kita tapi juga untuk membantu orang lain,” terang Fadhillah. (amd)

EDENTS

Volume 12 Edisi Edisi XXVI XXXIII Tahun 2020 Volume Tahun 2017

20


Sosok Harsito si Tukang Kayu Muda Bertekad Kuat Oleh: Sheila Anya dan Diah Ayu

“Setiap usaha pasti ada naik turunnya tidak mungkin naik-naik terus. Jadi, berpikirlah agak pahit daripada berpikir manis tapi aslinya pahit.” - Harsito, Owner Kay.Id Dok. Kay.Id

Harsito, pemuda yang kini tengah menempuh pendidikan perguruan tinggi di Universitas Muhammadiyah Purworejo merupakan owner dari Kay.Id. Kay.Id sendiri merupakan sebuah usaha yang bergerak di bidang furniture and woodcraft. Pemuda yang lahir dan tumbuh di Purworejo ini telah mendirikan usaha ini sejak tahun 2017 dengan hanya bermodalkan niat yang kuat dan dukungan dari keluarga tercinta. Dengan bekal ilmu dan pengetahuannya tentang kayu dan pertukangan yang didapatkan dari sekolah kejuruan, ia pun mantap untuk melangkah masuk dalam bisnis furnitur dan kerajinan kayu. Kepiawaiannya dalam bidang Teknik Furnitur ini telah ditunjukkan dengan prestasi yang pernah ditorehkannya semasa sekolah. Ia pernah menempati posisi Juara I di tingkat Kabupaten, Provinsi dan sempat mewakili Provinsi Jawa Tengah dalam LKS Nasional SMK XXVI (2018). Tekad Baja Adalah Sebuah Modal Penting

Orang tua merupakan support system terbesar bagi Harsito. Dengan dukungan kedua orang tuanya pula pemuda Purworejo ini yakin dan bertekad untuk mendirikan bisnisnya dari nol dan teguh pendirian meski banyak dihadang kendala. Permasalahan modal merupakan suatu kendala yang dihadapinya. Saat itu, lelaki muda asal Purworejo itu hanya bermodalkan uang yang diperolehnya dari perlombaan yang telah dimenangkannya selama ini. Padahal, selain untuk kepentingan dalam merintis bisnisnya, Ia juga perlu untuk menanggung beban biaya untuk kuliah.

Permasalahan finansial yang dihadapinya saat itu tak lantas memadamkan api semangat untuk mendirikan bisnis. Demi memodali bisnis yang dirintisnya, Harsito sempat bekerja di sebuah perusahaan pengembang perumahan selama satu tahun. Usahanya ini berbasis di kediaman Harsito sendiri di Kab. Purworejo. Dalam pemasaran secara online, ia mengandalkan media sosial seperti Facebook dan Instagram. Selain itu, untuk pemasaran secara offline, ia hanya mengandalkan brosur dan kartu nama.

Dalam fase 2017 hingga 2018, order yang didapatkan Harsito di bisnis furniturnya masih sepi dan masih dapat dihitung jari, dalam kurun waktu satu tahun. Bahkan saat masih baru mendirikan bisnisnya, ia mendapat dua pesanan pertama, tetapi hanya satu pesanan yang dibayar. Namun, hal tersebut tidak membuatnya putus asa. Seolah waktu telah menjawab usaha keras dan keringat yang telah dikerahkan Harsito, usaha furniture and woodcraft yang dijalaninya mulai ramai pada tahun 2019. Dalam menjalankan usahanya itu, ia harus mengimbangi ritme bekerja di usahanya sendiri dan waktu kuliah. Selama ia berkuliah, biasanya ia memberikan arahan dengan tenaga kerja yang ada di rumah dan mempercayakan pada mereka, apabila ia sudah selesai dengan jadwal kuliahnya ia juga akan kembali ikut mengerjakan pesanan.

EDENTS

Volume 21 Edisi XXXIII Tahun 2020 XXVI Tahun 2017

“Karena saya yakin dengan proses,” jawabnya gamblang saat ditanyai alasan ia tetap teguh dalam pendiriannya merintis bisnis yang masih belum jelas dan banyak kendala dibandingkan bekerja sebagai pegawai di perusahaan yang sudah pasti penghasilannya. Sempat terlintas dalam pikiran Harsito untuk bekerja di pabrik namun, “Karena sudah terlanjur basah kenapa tidak berenang sekalian? Jadi, pintar-pintar untuk survive,” tambahnya. Pemuda ini sangat meyakini bahwa tidak ada yang instan dan pasti memerlukan effort besar untuk mencapainya. Ia telah bertekad untuk mendirikan bisnisnya sendiri, maka pemuda itu pun juga siap dengan tantangan yang dihadapi dan juga usaha keras yang harus dikerahkan. Saat Bisnis Diterpa Musuh Tak Terlihat

Dengan mewabahnya Covid-19 di Indonesia di tahun 2020 ini tentu membawa malapetaka bagi perekonomian bangsa. Hal tersebut secara otomatis juga berdampak pada bisnis furnitur yang sedang dijalani oleh pemuda asal Purworejo ini. Dengan adanya pandemi ini, order-an tak seramai biasanya. Harsito berpendapat bahwa hal itu dapat disebabkan karena masyarakat umum akan memprioritaskan kebutuhan pokok, misalnya untuk pangan atau equipments kesehatan, sedangkan furniture dan woodcraft merupakan benda yang sifatmya bukan kebutuhan pokok, sehingga dinomorsekian-kan oleh pasar.

Selain itu, dengan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dikeluarkan pemerintah bagai dua sisi mata koin. Kebijakan ditujukan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 justru menyebabkan kendala bagi bisnis Harsito. Pada awal masa PSBB, transportasi yang digunakan untuk kepentingan belanja bisnisnya harus dicegat di Pos Perbatasan Provinsi. Hal ini tentu menghambat aktivitas bisnis Harsito yang memerlukan mobilisasi bahan baku, sehingga aktivitas belanja bahan baku yang dilakukan untuk keberlangsungan bisnisnya harus mengulur waktu. Dengan adanya pandemi Covid-19 tak lalu menyebabkan Harsito kehilangan akal. Ia beradaptasi dengan kondisi dan memutuskan untuk melancarkan strategi agar bisnisnya tetap menarik customer. Ia mengeluarkan beberapa promo, salah

21


Sosok berwirausaha akan berkontribusi untuk memajukan bangsa. Dengan berwirausaha berarti juga membuka lapangan kerja, sehingga hal ini juga dapat meningkatkan produktivitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Indonesia. Ia berharap generasi muda Bangsa Indonesia banyak yang berwirausaha dan dapat memberdayakan lingkungan sekitarnya. Pintar-pintar mencari peluang

Dok.Pribadi

Harsito tergolong orang yang pekerja keras, pantang menyerah, dan pandai mencari peluang, dan ia pun menyadari sifat dan sikap seperti itulah yang merupakan kunci keberhasilan seorang wirausaha. Harsito memberikan sedikit pesan bagi wirausahawan yang sedang mengalami masa sulit di tengah pandemi untuk selalu berani, pantang menyerah, dan pandai memanfaatkan segala peluang yang ada. “Berani mengambil risiko, jangan mudah menyerah karena setiap masalah ada solusinya, pintarpintar mencari peluang, dan mencari target market yang sesuai,� kata pemuda itu. Ia memberikan contoh, di masa pandemi ini banyak orang bercocok tanam di rumah, jadi bisa mendirikan bisnis tanaman hias dan ikan hias. Ia menekankan untuk lebih melihat peluang-peluang yang ada di lingkungan sekitar.

satunya adalah gratis tanaman hias dengan minimal order tertentu. Tanaman hias ini juga ada yang hasil menanam sendiri, sehingga dapat menekan cost dibandingkan harus membeli. Sehingga, dapat memberikan promo tanpa harus mengeluarkan cost yang berlebih. Harapan untuk Masa Mendatang

Pemuda asal Purworejo ini menyampaikan angan-angannya untuk dapat membuat showroom sendiri untuk bisnisnya. Ia ingin memajang dan memamerkan hasil karya-karyanya. Selain itu, ia berkeinginan untuk dapat menambah tenaga kerja dan memberdayakan lebih banyak orang dalam bisnisnya.

Ia juga ingin mengingatkan para wirausaha di luar sana yang sering merasa pesimis bahwa dalam suatu bisnis pasti ada fase naik dan turunnya. Tidak selalu sebuah bisnis itu akan berjalan lancar, pasti juga ada fase di mana ada banyak permasalahan yang datang. “Setiap usaha pasti ada naik turunnya tidak mungkin naik-naik terus. Jadi berpikirlah agak pahit daripada berpikir manis tapi aslinya pahit,� begitu kata Harsito. Ia ingin orang-orang menyadari bahwa dalam berwirausaha perlu usaha keras dan kesabaran. Tidak ada hasil yang mutlak dalam berwirausaha. Lebih baik untuk menyadari bahwa ada fase di mana usaha mengalami masa sulit dan disertai dengan berusaha dan berinovasi dalam situasi yang buruk, daripada kita selalu berpikir bahwa bisnis akan terus berjalan lancar, tetapi akan kelabakan ketika usaha mengalami masa sulit. (amd) Dok.Pribadi

Ia saat ini juga sedang mendirikan bisnis lain, ia dan saudaranya bekerja sama mendirikan bisnis clothing, dan Harsito berkeinginan untuk merambah ke bidang lain dengan mendirikan sebuah cafe. Ia berpandangan bahwa usaha-usaha ini merupakan salah satu bentuk dalam memanfaatkan peluang yang ada. Pemuda itu bermaksud untuk dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Dengan begitu pula, ia berharap dapat memasuki lingkup kerja sama yang lebih luas lagi, yang nantinya juga diharapkan akan berdampak positif bagi kemajuan bisnis-bisnisnya.

Begitu pula untuk yang sedang berjuang mempertahankan keberlangsungan bisnisnya, pandemi memang sebuah petaka tapi bukan akhir segalanya. Seperti halnya Harsito, pemuda itu pun melakukan inovasi dalam mempromosikan produk-produknya pada masa pandemi supaya dapat terus menarik customer.

Pentingnya Berwirausaha Sejak Dini

Saat ditanyai pendapatnya mengenai pentingnya berwirausaha sejak muda, Harsito tanpa ragu menjawab bahwa berwirausaha sejak muda merupakan hal yang sangat penting. Ia menyoroti sulitnya dan ketatnya persaingan dalam mencari pekerjaan saat ini. Ia juga menambahkan bahwa persaingan ketat itu makin diperketat lagi dengan masuknya tenaga asing yang masuk ke Indonesia. Ia berpandangan bahwa dengan banyaknya anak muda yang

EDENTS

Volume Tahun 2020 Volume 21 Edisi Edisi XXXIII XXVI Tahun 2017

Harsito, Pemilik Kay.Id

22


Diantara Kita Sedikit Kisah Si Garda Terdepan Covid-19 Dalam beberapa bulan terakhir, Indonesia sedang bersama-sama menghadapi pandemi Covid-19, tidak hanya Indoesia tetap seluruh dunia. Setiap orang mengalami segala hal yang 180 derajat berbeda dengan sebelumnya. Semua hal ini dilakukan demi pencegahan semakin menyebarnya virus Corona. Semua lini masyarakat turut serta berjibaku dalam penanggulangan. Dalam hal ini tenaga kesehatan sebagai garda terdepan dalam menengani Covid-19 seperti dokter, perawat, bahkan staf-staf kesehatan seperti supir ambulans. Sejak kasus pertama di Indonesia hingga saat ini penyebaran virus Covid-19 sangat luar biasa. Jakarta sendiri menjadi provinsi dengan kasus positif Covid-19 paling banyak seIndonesia. sehingga tidak heran jika jumlah tenaga kesehatan dengan pasien positif Covid-19 sangat berbanding jauh. Oleh karena itu, beberapa rumah sakit menerima tambahan relawan untuk tenaga medis salah satunya yaitu dokter. Menjadi Relawan Covid-19

Sosok inspiratif kali ini adalah seorang dokter yang terpanggil jiwanya untuk menjadi relawan dalam penanganan virus ini. Seorang dokter dengan nama lengkap Teodorus Alfons Pratama atau biasa dipanggil Alfons. Sekarang ini beliau berprofesi sebagai dokter umum di salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 di wilayah Tangerang. Selain tugasnya sebagai dokter umum, beliau juga menjadi asisten penelitian di departemen radiologi. Dalam hal penanganan Covid-19 ini, Teodorus Alfons berperan sebagai dokter jaga bangsal di rumah sakit yang memang dikhususkan untuk merawat pasien-pasien baik yang sudah terkonfirmasi positif Corona mamupun pasien yang masih suspeksi atau yang biasa disebut degnan istilah PDP. Dokter jaga bangsal sendiri bertugas untuk selalu siap siaga bersama perawat dalam menolong pasien rawat inap yang membutuhkan pertolongan. Sejak kasus pertama terkonfirmasi sekitar awal tahun 2020 penyebaran Covid-19 langsung tidak terkendali. Sejak awal pandemi Covid-19 ini juga banyak rumah sakit yang membutuhkan tenga kesehatan tambahan untuk penanganan Covid-19. Teodorus Alfons sendiri bersama rekan-rekan dokternya sudah menjadi tim relawan medis di salah satu rumah sakit di Kabupaten Tangerang sejak awal pandemi Covid-19 di Indonesia, kurang lebihnya pada kuartal pertama tahun 2020. Berjuang Bersama Guru dan Senior

Dalam menangani pasien baik yang sudah terkonfirmasi maupun yang masih dalam status PDP pasti banyak kejadian atau kisah unik dalam bertugas. Seperti kisah unik yang dibagikan Alfons dimana ia bertemu dengan guru-guru dan seniorseniornya dalam bidang pendidikan namun mereka saat ini sebagai seorang pasien. Dalam hal ini, Alfons menjadikan ini sebagai momen untuk ia membalas kebaikan mereka dahulu kepadanya dengan merawat mereka dengan baik. Selain itu, hal ini juga menjadikan ia sangat bersyukur masih di berikan kesehatan ia bisa merawat pasien dengan sebaik mungkin demi kesembuhan mereka.

Seperti yang kita lihat dalam pemberitaan di televisi, keadaan dalam rumah sakit - rumah sakit rujukan Covid-19 sangat memprihatinkan, melihat kondisi-kondisi pasien yang sangat buruk dan kesedihan yang terpancar dalam raut wajah keluarga karena tidak bisa mendampingi pasien. Hal ini dikonfirmasi oleh

EDENTS

Volume1 2Edisi EdisiXXVI XXXIII Tahun 2020 Volume Tahun 2017

Dok.freepik

Oleh: Sheilla dan Aditya

Teodorus Alfons. Selama bekerja, Alfons melihat kondisi pasien yang buruk dimana dia membutuhkan perawatan selama berminggu-minggu bahkan sampai berbulan-bulan. Berpisah dengan angggota keluarga untuk waktu yang dibilang tidak sebentar menjadi kondisi yang sangat stressful bagi para pasien. Menjadi Secercah Harapan

Selain sebagai dokter di ruang isolasi Alfons juga sebagai dokter informasi medis yang dimana tugasnya menerima telfon dari keluarga-keluarga pasien Covid-19. “Di sana saya merasakan kegelisahan. Saya merasakan ketakutan yang sangat luar biasa. Di sini saya menyadari peran kami sebagai dokter dan perawat adalah secercah harapan bagi mereka yang tidak boleh sampai padam. Covid-19 jangan dianggap remeh,� tutur Alfons dengan suara yang menggebu-gebu serta tatapan mata yang miris kembali mengingat tentang betapa menyedihkannya wajah pasien.

Dalam mengemban tugas sebaga tim relawan medis dalam rumah sakit di Kabupaten Tangerang, Alfons tidak pernah merasakan hal ini sebagai beban. Bahkan, ketika memilih dokter sebagai profesinya, Alfons sama sekali tidak merasakan hal tersebut sebagai beban. Alfons justru bersyukur kepada Tuhan karena telah memberikannya sebuah kesempatan untuk dapat berkonstribusi dalam melawan pandemi Covid-19 seperti saat ini. Dalam bertugas sebagai dokter di ruang isolasi, hal yang memotivasi Alfons adalah merupakan sebuah jawaban dari Tuhan. Sebelum Alfons mendaftarkan diri sebagai seorang relawan, ia pernah berdoa kepada Tuhan agar dapat berkonstribusi pada pandemi saat ini. Dan suatu kebetulan yang berasal dari Tuhan ketika keesokan harinya Alfons memeriksa handphone dan melihat tentang dibukanya lowongan sebagai tim relawan medis di salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 di Kabupaten Tangerang. Setelah itu, Alfons mendaftar dan bertugas hingga saat ini. Kesehatan Adalah Berkah

Ketika ditanya apa keinginan Teodorus Alfons sebagai tim medis, ia menjawab “Yang ingin saya capai dari pengalaman saat ini adalah agar saya dapat melihat pasien secara lebih holistik dikarenakan pasien-pasien yang kami rawat saat ini tidak hanya batuk, tidak hanya demam, tidak hanya sesak, tidak hanya menunjukan gejala-gejala infeksi paru, namun juga memiliki beban mental dikarenakan pasien-pasien terpaksa jauh dari keluarga, tidak dapat bekerja maupun karena hasil swab yang tidak kunjung negatif.� Dari menjadi relawan tim medis Covid-19, hikmah yang didapatkan adalah semakin bersyukur terhadap kesehatan yang diberikan oleh Tuhan, karena kesehatan itu tidak dirasakan saat dimiliki namun akan didambakan pada saat kita sudah jatuh sakit. Pesan Alfons untuk seluruh teman-teman yang di rumah agar tetap sabar dan tetap semangat dengan kehendak Tuhan nanti suatu saat pandemi pasti selesai. (amd)

23


EDENTS

Volume Tahun 2020 Volume 21 Edisi Edisi XXXIII XXVI Tahun 2017

24


EDENTS

Volume Tahun2017 2020 Volume 21 Edisi Edisi XXXIII XXVI Tahun

25


Sosial Budaya Mengenal Sekaten Oleh: Susan Liya dan Tiwi

Dok. Wikipedia

Sejarah Singkat Tradisi Sekaten Sekaten adalah perayaan dalam rangka menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini dimulai pada tahun 1477 oleh Kerajaan Demak yang merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Selain sebagai perayaan hari lahir Nabi Muhammad SAW, perayaan Sekaten juga menjadi salah satu media penyebaran Islam di Indonesia. Saat itu, penyebaran Islam di Pulau Jawa dilakukan terutama oleh para wali yang terkenal dengan sebutan Walisongo. Perayaan ini menggabungkan berbagai unsur seperti agama, seni, serta budaya. Dimulai dari pertunjukan gamelan hingga pawai pengawal keraton.

Sekaten dapat dijumpai di wilayah Yogyakarta dan Surakarta. Hal ini erat kaitannya dengan Perjanjian Giyanti pada tahun 1755 yang membagi Kerajaan Mataram menjadi Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Seperangkat gangsa (gamelan) Sekati yang dibunyikan pada saat perayaan Sekaten pun ikut diwariskan pada keduanya. Gangsa Sekati “Kyai Gunturmadu” diserahkan kepada Kasultanan Yogyakarta, sementara Gangsa Sekati “Kyai Guntursari” diserahkan kepada Kasunanan Surakarta. Agar perangkat gamelan tersebut kembali seperti semula, Kasultanan Yogyakarta membuat duplikasi dari Kyai Gunturmadu yang kemudian diberi nama Kyai Nagawilaga. Arti Kata ‘Sekaten’

Menurut salah satu artikel yang dimuat oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta, ada banyak makna di balik kata ‘Sekaten’. Sekaten berasal dari kata ‘sekati’ yang merupakan nama dari dua perangkat gamelan pusaka Keraton Yogyakarta yang ditabuh (dimainkan) dalam rangkaian acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut. Gamelan tersebut ialah Kanjeng Kyai Saketi. Selain itu, ada pula yang menyebutkan bahwa Sekaten berasal dari kata ‘syahadatain’ dalam bahasa Arab yang berarti dua

EDENTS

Volume 2 Edisi XXXIII Volume 1 Edisi XXVI TahunTahun 2017 2020

kalimat syahadat yang diucapkan terutama ketika seseorang hendak memeluk Islam. Hal ini dikaitkan dengan pendapat bahwa pada zaman dahulu, Sekaten merupakan salah satu media untuk menyebarkan agama Islam. Karena sulitnya orang Jawa mengucapkan Syahadatain, maka penyebutannya disederhanakan menjadi Sekaten. Kemeriahan Perayaan Sekaten

Festival Sekaten merupakan salah satu festival yang paling dinanti terutama oleh masyarakat Yogyakarta dan Surakarta. Festival ini merupakan festival tahunan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Secara resmi, rangkaian perayaan Sekaten berlangsung mulai tanggal 5 Maulud (Rabiul Awal) hingga 12 Maulud (Rabiul Awal) setiap tahunnya. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, festival Sekaten yang diselenggarakan oleh Keraton Yogyakarta dan Surakarta terbuka untuk masyarakat luas. Ada berbagai rangkaian acara dalam perayaan Sekaten ini. Bersumber dari kratonjogja.id, perayaan Sekaten di Yogyakarta dibuka dengan prosesi Miyos Gangsa, yaitu dikeluarkannya perangkat Gamelan Sekati Kanjeng Kyai (KK) Gunturmadu dan Kanjeng Kyai (KK) Nagawilaga dari dalam Keraton Yogyakarta menuju area Pagongan Masjid Gedhe. Kedua perangkat gamelan ini akan ditabuh (dimainkan) secara terus-menerus sejak pagi hari sampai tengah malam. Gamelan dimainkan selama tujuh hari tanpa berhenti yang menandakan festival Sekaten telah dimulai. Prosesi Kondur Gangsa menjadi tanda berakhirnya perayaan Sekaten, yaitu dengan dibawa kembalinya kedua perangkat gamelan ke dalam keraton. Pada rangkaian acara selanjutnya, masyarakat Yogyakarta merayakan upacara dengan berbagai kegiatan yang dinamakan Tumplak Wajik. Tumplak Wajik melambangkan semangat untuk menciptakan keharmonisan dalam hidup dan sebagai

26


Sosial Budaya simbol kemakmuran. Pada kegiatan ini, dipersiapkan sebuah “Gunungan� berupa sajian lengkap yang terdiri dari nasi, sayur mayur, buah-buahan dan masih banyak lagi. Gunungan dibuat dalam bentuk yang besar dan ini merupakan simbol kemakmuran selama setahun ke depan.

Hari terakhir festival Sekaten adalah saat hari lahir Nabi Muhammad SAW yang berlangsung pada tanggal 12 Maulud. Hari terakhir ini dinamakan Grebeg Maulud, hal itu berasal dari kata “Grebeg� yang diartikan sebagai kebisingan yang dihasilkan oleh orang-orang yang bersorak-sorai, sedangkan Maulud adalah bulan perayaannya. Upacara ini merupakan acara yang paling dinantikan oleh masyarakat Yogyakarta dan mereka berkumpul dari berbagai penjuru kota untuk mengikuti perayaan tersebut. Hal ini lebih meriah karena dibuka dengan adanya pawai dari para pengawal keraton yang mengenakan seragam yang terlihat mewah. Grebeg Maulud juga identik dengan arak-arakan tujuh gunungan yang telah dipersiapkan saat upacara Tumplak Wajik sebelumnya. Gunungan ini dipercaya sebagai simbol kemakmuran dan rasa syukur atas rezeki yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Gunungan tersebut kemudian dibagikan kepada ribuan orang yang bersorak-sorai yang berbaris di jalan. Ribuan orang itu ingin mendapatkan sepotong gunungan karena dinilai sakral dan memiliki kekuatan spiritual di dalamnya. Pembagian gunungan ini menandai akhir dari acara Sekaten. Dampak Ekonomi

Meskipun festival Sekaten didirikan berdasarkan prinsipprinsip agama, pertumbuhannya yang cepat dalam setengah abad terakhir juga berdampak dengan keuntungan ekonomi yang dihasilkan bagi tuan rumah, baik di Yogyakarta maupun di Surakarta. Berbagai perubahan telah dibuat untuk lebih memungkinkan festival menghasilkan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi daerah tersebut. Salah satu yang menarik dari acara ini adalah pasar malamnya. Di Surakarta, pasar malam saat perayaan Sekaten ini banyak menampilkan berbagai macam atraksi seperti tong setan, dermolen (komedi putar), dan bianglala. Ratusan pedagang juga menjual berbagai macam pernak-pernik, seperti celengan berbentuk binatang dan mainan anak tradisional. Tak ketinggalan juga jajanan pasar malam seperti arum manis, popcorn, martabak telur, dan masih banyak lagi.

Tak jauh berbeda dengan Surakarta, di Yogyakarta juga terdapat event pasar malam yang hampir serupa. Pasar malam Sekaten di wilayah Yogyakarta merupakan pasar sebulan penuh dimana para petani lokal biasanya akan menjual hasil panen mereka langsung sebelum festival Sekaten dimulai. Hal ini tentunya sangat bagus untuk mendorong produk-produk lokal agar mampu memperkenalkan diri dan bersaing dengan produk-produk asing yang saat ini begitu menjamur di kalangan masyarakat. Saat musim perayaan Sekaten, banyak wisatawan dari berbagai kota datang berbondong-bondong baik itu ke Yogyakarta maupun Surakarta. Hal ini menjadikan Sekaten sebagai ajang yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat lokal terutama dari sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Namun, mulai tahun 2019, kemeriahan pasar malam Sekaten yang biasanya digelar di Alun-Alun Utara Kota Yogyakarta hanya dapat dirasakan dua tahun sekali. Satu hal yang perlu digaris bawahi, prosesi Sekaten di Yogyakarta tetap berlangsung setiap tahunnya, hanya pasar malam Sekaten-nya saja yang akan diadakan dua tahun sekali. Terkait hal tersebut, pihak Keraton Yogyakarta menuturkan bahwa telah ada kesepakatan dengan pihak Pemerintah Kota Yogyakarta mengenai hal ini.

Alasan utama diadakannya pasar malam Sekaten Yogyakarta dalam dua tahun sekali ialah untuk mengembalikan semangat dan nilai-nilai utama dari perayaan Sekaten seperti pada era Kerajaan Mataram Islam di tanah Jawa. Karena pada dasarnya, Sekaten merupakan bentuk akulturasi nilai-nilai keagamaan dalam Islam dengan unsur seni dan budaya yang memang pada dasarnya telah mengakar terlebih di kehidupan masyarakat Jawa.

Selain itu, hal tersebut dilakukan untuk menjaga agar kondisi Alun-Alun Utara Yogyakarta tetap bagus tanpa adanya rumputrumput yang biasanya sedikit rusak karena terinjak oleh pengunjung pasar malam ataupun berbagai macam sampah yang menumpuk setelah perayaaan berakhir. Pemerintah kota tentunya membutuhkan waktu untuk mengembalikan kondisi alunalun agar kembali seperti semula.

Di tahun 2020 ini, tradisi Sekaten terkendala oleh merebaknya virus COVID-19 di Indonesia. Mengingat situasi COVID-19 yang hingga saat ini masih belum benar-benar mereda, hingga saat ini belum ada keputusan resmi dari pemerintah Yogyakarta terkait perayaan Sekaten tahun ini. (amd)

Sekaten merupakan perayaan yang bisa menjadi ajang untuk meningkatkan perekonomian masyarakat lokal terutama dari sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

EDENTS

Volume12Edisi EdisiXXVI XXXIII Tahun 2020 Volume Tahun 2017

27


Social Movement Self Love Warrior, Pentingnya Menyadari Konsep Self-Love Oleh: Seli dan Erva

Beberapa tahun terakhir, kesehatan mental menjadi topik yang hangat dibicarakan oleh masyarakat Indonesia. Kini masyarakat sudah mulai menyadari betapa pentingnya kesehatan mental. Mereka juga menganggap bahwa hal itu sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Berbicara mengenai kesehatan mental, ada salah satu bagian dari kesehatan mental yang dinilai sederhana tetapi masih banyak orang yang mengaku sulit untuk melakukannya. Hal itu adalah mencintai diri sendiri atau self-love. Terkadang kita sebagai manusia terlalu banyak memikirkan hal lain sehingga melupakan hal dasar tetapi juga penting yaitu mencintai diri sendiri.

Saat ini sudah banyak komunitas kesehatan mental yang sering mengadakan kampanye self-love atau mencintai diri sendiri melalui berbagai platform. Salah satu platform yang cukup sering digunakan adalah melalui instagram. Platform yang dapat dikatakan cukup populer di kalangan remaja dan orang dewasa ini sering dimanfaatkan oleh berbagai komunitas kesehatan mental untuk menyuarakan pentingnya kesehatan mental. Hal ini pula yang dilakukan oleh salah satu komunitas kesehatan mental bernama Self Love Warrior. Hadir Karena Rendahnya Pengetahuan Self-Love

Komunitas Self Love Warrior didirikan pada tanggal 18 Maret 2018 oleh Elaine Michelle Teh yang saat itu masih berumur 16 tahun. Komunitas yang memiliki pusat perkumpulan di Jakarta ini terinisiasi karena masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran remaja Indonesia terhadap konsep self-love. Padahal, menurut Michelle, jika seseorang mempunyai self-love yang kuat, kemungkinan mereka akan terhindar dari hubungan toxic dan kejadian traumatik. Sejak pertama kali dibentuk, ada tiga tujuan utama yang dimiliki komunitas ini. Pertama, mengajak dan menyadarkan remaja Indonesia untuk pro aktif dan peduli tentang kesehatan mental terutama self-love. Kedua, menjadi wadah nomor satu yang diandalkan remaja Indonesia untuk belajar, berdiskusi, dan curhat tentang isu-isu kesehatan mental. Ketiga, menghapus stigma seputar kesehatan mental di Indoensia, terutama di kalangan kaum muda.

Namun, kini tujuan dan konsep komunitas mengalami sedikit perubahan. Di masa depan, komunitas ini memiliki keinginan untuk menjadi komunitas yang lebih sustainable. Oleh karena itu, terjadi modifikasi terkait program pendanaan serta struktur organisasi untuk memastikan bahwa komunitas ini akan terus berlanjut. Untuk menjalankan struktur organisasinya, komunitas yang aktif berkegiatan di instagram dengan nama akun @selflovewarrior.id ini, biasanya membuka open recruitment dan mengumumkannya melalui laman instagram. Tahap perekrutan mengharuskan calon volunteer mengisi pertanyaan esai pada google form yang disediakan dan yang lolos nantinya akan diwawancarai 1-on-1 dengan founder dan tim inti komunitas. Mengenai masalah base camp, Self Love Warrior memiliki base camp di Jakarta. Akan tetapi, karena kegiatan banyak dilakukan secara online, relawan Self Love Warrior pun tidak terbatas dari

EDENTS

Volume1 2Edisi EdisiXXVI XXXIII Tahun 2020 Volume Tahun 2017

Jakarta saja, tetapi dari seluruh penjuru Indonesia. Pejuang Self-love, Harus Berani Bangkit

Dalam sesi tanya jawab, Michelle mengungkap mengapa menggunakan kata warrior atau pejuang untuk nama komunitasnya. “Kami memilih pejuang karena sebenarnya self-love itu bukan proses yang mudah. Banyak tantangan dalam memperjuangkan self-love. Self-love memerlukan kejujuran terhadap diri sendiri dan kesiapan untuk berubah menjadi orang yang berbeda. Selama perjuangan menuju self-love, kamu adalah pejuang yang harus berani bangkit sekalipun berkali-kali jatuh,� jelas Michelle. Kegiatan Self Love Warrior

Self Love Warrior memiliki berbagai macam kegiatan diantaranya yaitu Selflove Bootcamp, #WarriorTales, Tea Time Chats, dan masih banyak lainnya. Selflove Bootcamp adalah program diskusi dan pembelajaran interaktif menggunakan aplikasi zoom selama 6 minggu. Selanjutnya SLW akan melakukan seleksi untuk menentukan siapa yang siap dan tepat untuk menjadi meentes bootcamp. Intinya kegiatan ini membantu para peserta untuk belajar lebih menyayangi diri sendiri dan lebih percaya diri. Beberapa topik yang menjadi bahan diskusi diantaranya adalah The Setup : Getting To Know Who You Are Now & Facing Your Insecurities, The Private Victory I : Letting Go & Forgiving Yourself, The Private Victory (Part 2) : How To Stop Self Sabotaging & Set Your Own Path, dan masih banyak lagi. Dalam Selflove Bootcamp juga terdapat bintang tamu-bintang tamu istimewa yang mengisi di setiap topiknya. Kemudian ada #WarriorTales yang merupakan sebuah wadah untuk tempat bercerita dari para pejuang. Selanjutnya ada Tea Time Chats yang juga merupakan sebuah patform untuk diskusi interaktif dengan pembicara. Saat ditanya mengenai apakah ada keinginan untuk membuka sesi konsultasi mengenai kesehatan mental untuk masyarakat, pihak SLW mengatakan bahwa mereka sangat tertarik untuk melakukan hal itu. Saat ini SLW memiliki Mind Miracle yang berfungsi sebagai penasihat atau advisor dan sekaligus menjadi referensi bagi pejuang SLW yang memerlukan bantuan. Pandangan SLW Selama Covid-19

Selama pandemi Covid-19 ini kesehatan mental juga menjadi perhatian utama oleh banyak orang. Hal ini pun tak luput dari perhatian SLW. “Pandemi adalah waktu yang sangat menegangkan dan melelahkan bagi kita semua. Karenanya, jika orang tidak menjaga kesehatan mentalnya selama pandemi, mereka mungkin mengalami beberapa masalah yang bisa menjadi permanen jika tidak ditangani dengan benar,� begitu kata Michelle, pendiri dari SLW. Dari penjelasan tersebut, kesehatan mental tentu tidak bisa dianggap remeh. Apalagi semasa pandemi kita dituntut untuk melakukan semua aktivitas di rumah yang tentunya dapat memunculkan kejenuhan sehingga dapat berujung pada kesehatan mental yang terganggu. Saat pandemi seperti ini kita dituntut untuk melakukan segala aktivitas melalui rumah. Salah satunya yaitu seperti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hal ini tentu menimbulkan sisi positif dan

28


Social Movement

Dok. Pribadi

atas kontribusi mereka dalam meningkatkan kualitas pendidikan selama PJJ ini. Suka Duka Medirikan SLW

Selama mendirikan suatu hal pastilah terselip suka duka yang dialami, tak terkecuali saat mendirikan SLW ini. “Hal terbaik yang pernah terjadi selama mendirikan SLW adalah ketika mendengar seseorang menghubungi dan meberitahu kami bahwa karena postingan di akun kami menjadikan seseorang tersebut menjadi lebih baik,” tutur Michelle. Menurutnya bisa membangun hubungan yang bermakna dengan orang-orang yang mendukung tujuan dari komunitasnya adalah hal yang sungguh menakjubkan. Melalui SLW, Michelle dan anggota komunitasnya tidak hanya mengadvokasi dan memberdayakan kaum muda saja, tetapi juga telah membangun keluarga yang mendukung untuk semua anggota komunitas.

Kemudian bagian tersulit atau duka dari mendirikan komunitas adalah sulitnya menumbuhkan komunitas hingga sebesar SLW sekarang. Menurut Michelle, orang-orang lebih waspada terhadap komunitas baru dan hanya cenderung mengikuti organisasi saja setelah mereka memiliki banyak pengikut. Karena hal itu, Michelle dan anggota komunitasnya gigih melakukan kolaborasi-kolaborasi dengan orang lain dan terus membuat ide-ide kreatif. Ia mengaku pada saat awal

mendirikan SLW sangat sulit untuk mencapai seribu pengikut di instagram. Setelah jerih payah yang ia dan anggota komunitas lakukan, saat ini SLW sudah mencapai lebih dari empat belas ribu pengikut. Tujuan dan Harapan untuk SLW

Berbicara mengenai tujuan yang belum tercapai, Michelle mengutarakan bahwa ia dan anggota komunitas SLW masih dalam perjalanan untuk menyebarkan pesan sosial ke seluruh penjuru Indonesia. Rencananya mereka ingin membuat komunitas offline di luar Jakarta, yakni dari Sabang sampai Merauke. Mereka juga ingin membuat network warrior self-love dan kesehatan mental di seluruh Indonesia. Kemudian mengenai harapan untuk ke depannya, Michelle ingin SLW menjadi komunitas yang semakin besar dan memberikan dampak positif bagi banyak orang. Ada pesan singkat dari SLW kepada pembaca yang saat ini sedang berjuang menyembuhkan mentalnya yang sakit. “Beranilah mencari bantuan profesional. Itu bukanlah sesuatu yang harus membuatmu malu. Jika Anda ingin berubah dan menjadi lebih baik, selalu ada jalan. Itu tidak akan mudah, tetapi akan sangat bermanfaat. Kami mendukung Anda! Jangan ragu untuk menguhubungi kami kapan saja,” tutup Michelle. (amd)

“Kami memilih pejuang karena sebenarnya, self-love itu bukan proses yang mudah. Banyak tantangan dalam memperjuangkan self-love. Self-love memerlukan kejujuran terhadap diri sendiri dan kesiapan untuk berubah menjadi orang yang berbeda. Selama perjuangan menuju self-love, kamu adalah pejuang yang harus berani bangkit sekalipun berkali-kali jatuh,” – Michelle, pendiri Self Love Warrior

EDENTS

Volume12Edisi EdisiXXVI XXXIII Tahun 2020 Volume Tahun 2017

29


Ekonomi dan SDM| Laporan Khusus

Kupas Tuntas Pelaksanaan Pendidikan Selama Pandemi Oleh: Aji, Dhia, Sulis

Dok.Freepik

Pandemi Covid-19 memang berdampak pada setiap sisi kehidupan dunia, seperti halnya perubahan sosial ekonomi tanpa terkecuali dengan dunia pendidikan. Pandemi ini mengharuskan sebuah perubahan dalam sistem pendidikan itu sendiri. Perubahan ini juga tak lain guna mengurangi penyebaran virus Covid-19. Hal ini dapat kita saksikan sendiri dengan hanya dalam waktu hitungan bulan, mau tak mau Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) harus merubah arah kebijakannya guna membantu kegiatan belajar-mengajar berjalan efektif meski dari rumah. Sistem belajar-mengajar dari rumah sering diartikan sebagai belajar online. Belajar online tak hanya untuk mereka yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA) namun juga pada jenjang perkuliahan atau tingkat universitas yang dikenal dengan kuliah daring ataupun Kuliah Online (Kulon).

Perkuliahan daring telah diterapkan oleh Universitas Diponegoro (Undip) menyusul dengan terbitnya Surat Edaran (SE) Rektor pada tanggal 30 Maret 2020. Dengan diterbitkannya surat tersebut maka seluruh aktivitas perkuliahan di lingkungan Undip tanpa terkecuali dilaksanakan secara online dengan bentuknya yakni video streaming interaktif selama perkuliahan berlangsung. Sama halnya dengan fakultas lain di Undip, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Undip juga melaksanakan kuliah daring menyusul dengan terbitnya SE Dekan. Seberapa Efisien dan Efektifkah Pelaksanaan Kuliah Daring FEB Undip?

FEB Undip memulai kuliah daring terhitung sejak tanggal 21 Maret 2020. Penerapan kuliah daring di FEB sendiri menjadi perbincangan tentang bagaimana keefisienan dari penerapannya. Hal ini disampaikan oleh Even selaku ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB Undip bahwa menurutnya kuliah daring menjadi kendala pada awal pelaksanaannya karena diperlukan penyesuaian untuk beradaptasi dengan kondisi saat ini. Ia juga menambahakan bahwa mahasiswa dituntut melak-

EDENTS

Volume 2 Edisi XXXIII Tahun Volume 1 Edisi XXVI Tahun 2017 2020

sanakan sistem ini agar dapat mengenal teknologi. “Ketika mahasiswa tidak dituntut untuk seperti ini maka dari kita pribadi pun tidak akan pernah mengenal bahwasanya digitalisasi ataupun teknologi di global ataupun dunia itu seperti ini,” tutur Even.

Even melanjutkan bahwa dalam situasi pandemi ini, usaha dari pihak universitas guna menyiapkan perkuliahan daring terbilang efektif namun masih perlu banyak evaluasi serta mekanisme pembelajaran dari adanya kuliah daring itu sendiri. Hal ini didasari dengan harapan ke depannya mampu menyesuaikan ataupun terbiasa dengan adanya kuliah daring tersebut. Hal ini selaras dengan pendapat dari Adli Mustaghfirin selaku Ketua Senat Mahasiswa FEB Undip. Adli mengatakan bahwa sistem perkuliahan daring sudah cukup efektif. Ia juga menambahkan bahwa dengan adanya evaluasi-evaluasi permasalahan yang terjadi pada semester lalu, membuat perkuliahan daring pada semester ini berjalan dengan lancar. Segudang Kelebihan maupun Kekurangan Sistem Kuliah Daring

Sistem perkuliahan daring sendiri memiliki kelebihan maupun kekurangan dalam penerapannya. Terkait dengan dua hal tersebut, menurut Even, beberapa kelebihan dari kuliah daring sendiri yakni menjadikan mahasiswa lebih dapat mengatur waktu untuk belajar tentang dunia digitalisasi lebih luas serta banyak cara untuk mahasiswa mampu mengembangkan potensi. Ia menambahkan bahwa dengan adanya momentum tersebut membuat mahasiswa dapat menyadari bahwa tatap fisik dalam perkuliahan bukanlah suatu keharusan. “Kita mampu mengembangkan potensi ataupun melakukan pembelajaran seluas-luasnya itu dengan kuliah daring ini karena ternyata ada momentum yang dimana membuat kita itu menyadari bahwasanya kita tidak harus tatap fisik ternyata masih banyak ilmu yang masuk ke dalam diri kita melalui kuliah daring ataupun pembelajaran secara online,” ucap Even. Selain itu, Adli juga menambahkan

30


Ekonomi dan SDM | Laporan Khusus bahwa kelebihan dari sistem kuliah daring sendiri dapat dirasakan seperti membuat mobilitas mahasiswa menjadi lebih ringkas, serta dapat melaksanakan perkuliahan dimanapun dan kapanpun, karena perkuliahan dapat dilakukan hanya dengan menggunakan smartphone.

Terlepas dari banyaknya kelebihan dari sistem kuliah daring sendiri, faktanya terdapat beberapa kekurangan dari sistem tersebut. Adli menyampaikan bahwa kekurangan dari sistem ini yakni seperti kurangnya interaksi langsung antara mahasiswa dengan dosen pengampu mata kuliah, membuat pemakaian kuota internet menjadi berlebih, kualitas perkuliahan menjadi turun karena mahasiswa sering terkendala gangguan sinyal, serta munculnya masalah-masalah teknis yang membuat perkuliahan menjadi tidak optimal. Selain itu, Even menuturkan bahwa kekurangan sistem ini yakni interaksi yang menurun ke depannya. “Bahwasanya kurang adanya interaksi untuk ke depannya karena apa yang menjadi kedekatan dalam diri kita atau sisik humanisme kita akan keluar ketika memang kita ada interaksi komunikasi secara langsung, yang dimana itu nanti mempengaruhi terkait dengan kognitif kita ataupun psikometri kita sendiri. Maka dari itu, aku memikirkan ternyata ketika kita melihat kekurangan yakni kita nanti akan jarang interaksi secara langsung karena medianya sudah berbasis dari internet,” ungkap Even.

Even menuturkan bahwa sebagai pihak yang mengikuti perkuliahan daring serta saat pelaksanaannya, kendala yang terjadi dapat menjadi bahan untuk instropeksi diri bahwa masih terdapat kesulitan dalam menyesuaikannya serta masih belum bisa untuk sepenuhnya beradaptasi dengan kuliah daring sendiri, ataupun perkembangan dari digitalisasi. Menurutnya kuliah daring itu sendiri menjadi momentum di mana memang memperindah untuk dapat memahami dunia digitalisasi secara luas. “Kuliah daring itu sendiri menjadi momentum di mana memang memperindah untuk diriku pribadi, untuk aku memahami dunia digitalisasi secara luas ataupun perkembangan teknologi yang ada di global itu sendiri,” ujar Even. Menurut Adli terdapat beberapa keluh kesah yang disampaikan mahasiswa. Pertama, lamanya sesi perkuliahan yang membuat mahasiswa menggunakan kuota internet berlebih. Kemudian, tugas yang diberikan juga dirasa sedikit memberatkan, terutama bagi mahasiswa serta karena terkendala oleh sinyal, maka penyampaian materi juga menjadi tidak maksimal. Sedangkan, tidak semua mahasiswa memiliki daya tangkap materi perkuliahan yang sama. Terakhir, bahwa ada yang lebih memahami materi ketika diimbangi dengan praktik, ada juga yang lebih cenderung ke arah visual. Kesiapan serta Keberjalanan dari Kuliah Daring FEB Undip

Dalam hal persiapan serta keberjalanan kuliah daring sendiri, tak bisa dipungkiri dari pihak fakultas bahwa akan terus menunggu kebijakan dari pihak universitas sendiri. Hal ini disampaikan langsung oleh Even, bahwa menurutnya FEB masih dan selamanya juga menunggu kebijakan universitas yang diterapkan dari kuliah daring sendiri. Pihak himpunan, BEM, ataupun senat juga beberapa kali mencoba menjaring aspirasi terhadap kuliah daring. Aspirasi tersebut dijadikan sebagai bahan masukan serta evaluasi dengan harapan dapat membuat pelaksanaan kuliah daring ke depannya maksimal sehingga dapat dikatakan siap. “Menurutku harusnya bisa dikatakan siap tetapi memang bisa dikatakan masih menunggu terkait dengan instruksi dan juga kira-kira dari universitas terkait dengan ku-

EDENTS

Volume1 2Edisi EdisiXXVI XXXIII Tahun 2020 Volume Tahun 2017

liah daring ini ke depannya mau seperti apa,” kata Even.

Hal serupa dikemukakan oleh Adli bahwasanya kesiapan FEB dalam menghadapi kuliah daring cukup baik. Menurutnya hal ini bisa terlihat dengan berbagai evaluasi-evaluasi yang langsung diimplementasikan ketika ditemukan permasalahan dalam perkuliahan. Menurut Adli, pihak akademik selalu merespon dan segera menindaklanjuti kendala terkait dengan sistem maupun dengan administrasi. Terakhir, Adli berpendapat bahwa pemahaman Tenaga Pendidik (Tendik) terhadap sistem perkuliahan daring juga dirasa cukup baik, hal ini sangat berguna ketika adanya sebuah permasalahan. Perbaikan Sistem Kuliah Daring serta Kegiatan Kampus yang Terpengaruh

Perkuliahan daring masih perlu beberapa perbaikan dalam pelaksanaannya di Undip sendiri. Salah satunya yakni perlu adanya perawatan maupun perbaikan sistem secara berkala. Hal ini disampaikan oleh Adli. Menurutnya, dengan adanya hal tersebut dapat meminimalisir terjadinya kerusakan. Selanjutnya yakni terkait bantuan kuota, Adli berpendapat bahwa adanya pemberian bantuan kuota secara berkala kepada mahasiswa dapat membantu proses perkuliahan berjalan dengan efektif. Selain itu, perlunya standardisasi penerapan adanya kuliah daring itu sendiri. Hal itu disampaikan oleh Even, “Harapannya nanti ketika memang masih dengan kondisi seperti ini, kuliah daring ini bisa adanya penerapan standardisasi yang tepat dan juga sesuai, yang nanti memang bisa digunakan tiap-tiap fakultas, sehingga nanti setiap informasi yang terjadi itu tidak tumpang tindih.”

Kegiatan kemahasiswaan serta administrasi juga terpengaruh oleh pandemi. Hal ini disampaikan oleh Adli bahwa kegiatan kemahasiswaan seperti program kerja dari ormawa, lomba-lomba, dan seminar harus ditunda pelaksanaannya dan bahkan harus dibatalkan. Selanjutnya terkait dengan kegiatan administrasi yang biasanya dapat dilakukan secara offline sempat dihentikan sementara. Hal tersebut diperkuat oleh penjelasan Even, bahwa kegiatan organisasi kemahasiswaan secara fisik memang terdampak. Selanjutnya, terkait dengan sarana dan prasarana di FEB yang menjadi tak terpakai. Menurut Even, seharusnya hal tersebut menjadi suatu kenyamanan untuk melaksanakan kuliah. Akan tetapi, dikarenakan adanya pandemi, pemakaian sarana dan prasarana menjadi tidak bisa optimal. Rancangan Pelaksanaan Kuliah Daring Secara Permanen

Pemberitaan terkait pelaksanaan kuliah daring secara permanen menjadi suatu permasalahan pada sebagian mahasiswa. Hal ini disampaikan oleh Adli. Menurutnya adaptasi terkait kuliah daring perlu dikuatkan. Ia berpendapat bahwa saat ini sedang dihadapkan dengan segala sesuatu yang sifatnya online. Selain itu, Even berpendapat tentang perlunya suatu evaluasi dan penelitian lebih jauh. Menurutnya, pada saat ini masih banyak sekali elemen ataupun pihak-pihak yang belum siap dalam kuliah daring sendiri, sehingga ketika kita menginginkan kuliah daring permanen perlu mengetahui setiap situasi yang ada dan bagaimana kondisi yang terjadi saat itu. Terakhir, Even berpendapat bahwa pada kenyataannya masih banyak beberapa universitas ataupun kampus dan lainnya yang masih membutuhkan jaringan ataupun akses yang lebih responsif lagi. Oleh karenanya, ketika memang ingin menerapkan pembelajaran daring secara permanen dibutuhkan evaluasi kembali serta perlu memerhatikan kondisi. (amd)

31


Ekonomi dan SDM | Laporan Khusus

Problematika Menangani Covid-19 di Bidang Kesehatan Oleh: Nur Alfi, Amadea, Cinka

Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden

Tahun 2020 merupakan tahun di mana kasus coronavirus disease 2019 (Covid-19) pertama kali ditemukan di Indonesia. Jumlah kasus Covid-19 ini terus mengalami peningkatan seiring berjalannya waktu. Menurut laman Kompas, kasus Covid-19 di Indonesia berawal dari bulan Maret tahun 2020, yang mana pada akhir bulannya tercatat ada sebanyak 1.528 kasus yang dikonfirmasi. Peningkatan jumlah kasus Covid-19 terjadi pada bulan-bulan berikutnya, hingga per 16 Oktober 2020 data dari Kementerian Kesehatan melaporkan terdapat sebanyak 349.160 kasus konfirmasi Covid-19 di Indonesia. Angka ini menyebabkan Indonesia berada pada peringkat pertama sebagai negara ASEAN dengan kasus konfirmasi tertinggi. Indonesia menggeser Filipina yang saat ini berada di posisi kedua dengan jumlah kasus sebanyak 348.698 kasus per tanggal yang sama. Tantangan Tenaga Medis sebagai Garda Terdepan

Dalam situasi di mana jumlah kasus Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan, tentunya terdapat pihak-pihak yang menjadi garda depan bagi Indonesia untuk memerangi Covid-19 ini. Garda terdepan dalam menghadapi Covid-19 ini diisi oleh para tenaga medis yang berperan dalam menangani para pasien terjangkit Covid-19. Para tenaga medis bertugas menangani pasien Covid-19 yang jumlahnya sangat banyak. Tenaga dan waktu dicurahkan untuk memberi penanganan kepada para pasien, meski para tenaga medis tahu bahwa situasi ini juga dapat mengancam kesehatan hingga nyawa mereka sendiri.

Sebagai garda terdepan dalam melawan Covid-19, ketersediaan tenaga medis menjadi hal yang krusial bagi Indonesia, mengingat jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 masih mengalami peningkatan. Meski memiliki peran yang krusial, sejak awal pandemi tenaga medis di Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam menjalankan tugasnya. Di awal pandemi, tenaga medis di Indonesia sempat mengalami kelangkaan Alat Pelindung Diri (APD), padahal mereka butuh memakai APD secara lengkap dan sesuai standar ketika sedang bertugas. APD dibutuhkan agar mereka tidak ikut terpapar Covid-19 dari pasien yang terjangkit. Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bah-

EDENTS

Volume1 2Edisi EdisiXXVI XXXIII Tahun 2020 Volume Tahun 2017

wa APD yang digunakan pada penanganan Covid-19 terdiri dari berbagai jenis dan penggunaannya disesuaikan pada tempat layanan kesehatan, profesi, dan aktivitas tenaga medis. Secara keseluruhan, APD yang dibutuhkan tenaga medis meliputi masker, sarung tangan, cover all, gaun, pelindung kepala, pelindung kaki, dan sepatu boots anti air. Akan tetapi, di awal pandemi sempat terjadi kelangkaan APD. Dalam laman detiknews, situasi kelangkaan APD yang terjadi pada saat itu dijelaskan oleh Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) bahwa tenaga medis kesulitan mendapatkan APD dan harga APD yang dijual pada saat itu melambung tinggi. Bahkan, sempat ada tenaga medis yang terpaksa memakai jas hujan plastik sebagai pengganti APD.

Tantangan tidak berhenti sampai di situ. Dikutip dari laman liputan6, tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat primer seperti Puskesmas juga menghadapi tantangan. Tim Pencerah Nusantara Covid-19 menyatakan bahwa tenaga kesehatan yang bertugas dalam melakukan tes dan melacak kontak erat seringkali mendapatkan penolakan dari masyarakat. Selain tantangan yang secara khusus dirasakan oleh para tenaga medis, tantangan lain juga datang dari fasilitas kesehatan yang mengalami keterbatasan di tengah meningkatnya kasus Covid-19 ini. Melansir laman kompas.com, ada beberapa keterbatasan pelayanan pada rumah sakit rujukan pasien Covid-19. Keterbatasan pertama yaitu terkait tidak cukupnya ruang isolasi karena pasien semakin membludak. Selanjutnya, ada pula keterbatasan fasilitas seperti ruang ICU, ruang perawatan, perlengkapan, dan standar ventilasi, yang mana semua itu dibutuhkan oleh rumah sakit rujukan Covid-19 yang memenuhi standar penanganan Covid-19. Tanggung jawab yang dipikul tenaga medis semakin berat dengan adanya peningkatan kasus positif Covid-19 di beberapa bulan terakhir. Peningkatan jumlah pasien sangat drastis, tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang tersedia. Akibatnya, beberapa fasilitas kesehatan mulai kewalahan dalam melayani pasien. Keterbatasan jumlah tenaga medis juga diperparah dengan banyaknya kasus kematian dokter dan perawat yang terpapar virus tersebut. Dilansir dari Kompas.com, Ikatan Dokter Indonesia mencatat setidaknya ada 127 dokter, 9 dokter gigi,

32


Ekonomi dan SDM| Laporan Khusus dan 92 perawat yang gugur saat menangani Covid-19. Berita duka ini tentu dapat menaikkan tingkat stres tenaga medis yang merasa hidup dalam garis ketidakpastian. Kebijakan Pemerintah Tangani Masalah Bidang Kesehatan

Dalam menanggulangi berbagai permasalahan yang terjadi pada bidang kesehatan, termasuk di dalamnya tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan. Terkait masalah kelangkaan APD di awal pandemi, dikutip dari laman detikfinance, Presiden Joko Widodo pada akhir bulan Maret 2020 mengatakan bahwa ada sebanyak 105 ribu APD yang telah tiba di Indonesia dan dapat disebar ke seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, menurut laman antaranews.com, Kementerian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia menerbitkan Permendag Nomor 23 Tahun 2020 jo. Permendag Nomor 34 Tahun 2020, yang mengatur tentang Larangan Sementara Ekspor Antiseptik, Bahan Baku Masker, Alat Pelindung Diri, dan Masker. Peraturan ini berlaku hingga 30 Juni 2020 dan dilakukan guna memenuhi kebutuhan perlengkapan medis di dalam negeri, termasuk APD. Setelahnya, Kemendag mengeluarkan Permendag Nomor 57 Tahun 2020 tentang Ketentuan Ekspor Bahan Baku Masker, Masker, dan Alat Pelindung Diri (APD). Hal ini berarti Permendag Nomor 23 Tahun 2020 jo. Permendag Nomor 34 Tahun 2020 sudah tidak berlaku lagi. Terkait masalah terbatasnya fasilitas kesehatan, dilansir dari Kontan.co.id, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto, mengatakan bahwa pemerintah terus meningkatkan kapasitas rumah sakit dan fasilitas kesehatan untuk penanganan pasien Covid-19. Pemerintah juga menjadikan Wisma Atlet sebagai ruang isolasi mandiri bagi pasien Covid-19. “Pemerintah sudah mempunyai dana yang cukup dan pemerintah akan terus menambah kapasitas tempat tidur sesuai dengan kebutuhan dan meyakinkan bahwa seluruh daerah, termasuk DKI Jakarta, kapasitas pelayanan kesehatan akan terus dimaksimalkan oleh pemerintah,� jelas Airlangga pada bulan September 2020. Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Brodjonegoro, di sisi lain menjelaskan bahwa untuk menanggapi permasalahan kurangnya ventilator, Indonesia saat ini sedang dalam upaya pembuatan ventilator lokal. Diperkirakan dalam waktu dekat akan ada penambahan jumlah ventilator di Indonesia dengan harga yang lebih murah.

Dalam mempercepat penanganan Covid-19, pemerintah juga membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Pembentukan tersebut berdasarkan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2020 Tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga menerbitkan aturan mengenai alur pemeriksaan rapid test Covid-19 dan protokol isolasi mandiri. Bukan sebagai hasil diagnosis, Tim Komunikasi Gugus Tugas menekankan bahwa rapid test merupakan langkah skrining awal Covid-19. Jika ditemukan hasil reaktif, maka harus dilanjutkan ke pemeriksaan swab. Pada kasus reaktif rapid test dengan gejala minim atau tanpa gejala, maka indikasinya adalah melakukan isolasi mandiri sebelum keluarnya hasil pemeriksaan lebih lanjut. Selain melakukan upaya pengobatan, Indonesia juga terus mengembangkan pencegahan munculnya wabah ini untuk jangka panjang. Dilansir dari Kompas.com, vaksin Covid-19 buatan Indonesia disebut-sebut sedang dalam proses pembuatan. “Perkembangannya sampai saat ini kita telah 55 persen dari target yang sudah ditetapkan. Insya Allah bulan depan kita bisa

EDENTS

Volume1 2Edisi EdisiXXVI XXXIII Tahun Volume Tahun 20172020

mulai uji praklinis kepada hewan,� ujar Amin Soebandrio selaku Kepala Lembaga Biologi Molekular Eijkman. Jika uji praklinis berjalan lancar, vaksin diprediksi dapat diproduksi pada awal tahun 2022. Untuk saat ini, pemerintah sedang dalam tahap finalisasi pembelian tiga vaksin Covid-19 dari China. Vaksin ini sedang dalam uji klinis fase tiga dan ditargetkan dapat disuntikkan pada masyarakat di bulan November mendatang.

Penerapan New Normal, Apakah Kasus Covid-19 Menurun? Hidup di era new normal memiliki arti bahwa masyarakat harus hidup dengan mematuhi protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19. New normal merupakan langkah yang ditempuh agar masyarakat dapat tetap bisa melakukan pekerjaannya. Sebagaimana yang telah dicantumkan dalam Keputusan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/ Menkes/328/2020 Tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi, roda perekonomian harus tetap berjalan dengan kondisi pandemi yang sedang berlangsung. Oleh karenanya, dibutuhkan penerapan new normal dan seluruh panduan lengkap mengenai new normal sudah tercantum dalam Keputusan Kemenkes tersebut.

Namun, penerapan new normal kemudian menjadi dilema tersendiri bagi negara. Di satu sisi, Indonesia membutuhkan new normal untuk memutar roda perekonomian. Meskipun begitu, pemerintah nampaknya belum terlalu siap dalam melakukan transisi. New normal dalam praktiknya masih jauh dari kata efektif. Kebijakan ini disalahgunakan oleh sebagian masyarakat untuk melakukan aktivitas berkumpul. Dapat dilihat, masih banyak masyarakat yang tidak mengindahkan protokol kesehatan dan ketentuan penggunaan APD dalam melaksanakan kegiatan. Dalam masa new normal ini juga terlihat tren jumlah kasus positif dan kematian Covid-19 yang terus meningkat. Satgas Covid-19, dalam detikHealth, melaporkan bahwa pada bulan September terdapat kenaikan 32,9% kasus positif Covid-19. Dikarenakan terdapat banyak masyarakat yang belum menyadari pentingnya mematuhi protokol kesehatan, pemerintah melakukan evaluasi dan memberikan solusi baru untuk mendisplinkan masyarakat. Contohnya, seperti yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, melalui Peraturan Daerah Penanggulangan Covid-19. Dalam peraturan tersebut disusun peraturan mengenai ketentuan, tanggung jawab, wewenang, hingga sanksi selama penanganan Covid-19. Sanksi diberlakukan bagi beberapa pelanggaran seperti sanksi denda bagi masyarakat yang tolak PCR, sanksi denda bagi warga yang tolak isolasi mandiri, hingga sanksi denda bagi masyarakat yang enggan menggunakan masker. Hal ini dilakukan untuk mengurangi angka pasien Covid-19 yang memasuki status gawat. Mengenai era new normal, sudah semestinya pemerintah tidak hanya menuntut kepatuhan masyarakat, namun juga mengevaluasi kesiapan dari dalam diri. Pemerintah perlu memastikan adanya sarana prasarana yang memadai, seperti tempat cuci tangan dan alat pemeriksa suhu tubuh. Selain itu, mengingat kurangnya kesadaran warga akan bahaya pandemi, maka pemerintah dapat melakukan tindakan yang sesuai terkait sosialisasi dan pendisiplinan penerapan new normal yang sesuai dengan protokol kesehatan. Dengan penerapan new normal yang disiplin, maka diharapkan angka kasus positif Covid-19 dapat menurun agar pandemi di negara ini cepat berakhir. (amd)

33


Ekonomi dan SDM | Laporan Khusus

Bantuan Langsung Tunai (BLT) Saat Pandemi, Apakah Sudah Efektif? Oleh: Khaira, Rizqy Dwi, Rio

Pandemi Covid-19 yang menyebar sejak bulan Maret 2020 di Indonesia berdampak secara luas, tidak hanya pada bidang kesehatan, tetapi juga bidang-bidang lain seperti bidang sosial dan bidang ekonomi. Penyebaran Covid-19 yang mudah, cepat, dan luas menciptakan krisis kesehatan dengan belum ditemukannya obat serta terbatasnya alat dan tenaga medis. Diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai daerah di Indonesia dalam rangka percepatan penanganan Covid-19, mendorong masyarakat untuk tetap diam di rumah masing-masing, Hal tersebut mengakibatkan tajamnya penurunan kinerja ekonomi karena konsumsi yang terganggu, investasi yang terhambat, serta aktivitas ekspor-impor yang terkontraksi. Pertumbuhan ekonomi yang menurun tajam menimbulkan meningkatnya pengangguran karena naiknya kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan hal tersebut berkontribusi pada meningkatnya angka kemiskinan.

Pemerintah, dalam usahanya menghadapi Covid-19, mengeluarkan Biaya Penanganan Covid-19 yang terdiri atas biaya untuk menangani kesehatan sebesar Rp87,55 T serta biaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Biaya PEN ini dimaksudkan untuk mengakomodasi Program Pemuliahan Ekonomi Nasional (PEN) yang bertujuan untuk melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan ekonomi pelaku usaha dalam menjalankan usahanya. Berdasarkan data dari Kementerian Keuangan, biaya PEN ini terkomposisi atas biaya perlindungan sosial sebesar Rp203.90 Triliun, biaya insentif usaha sebesar Rp120.61 Triliun, biaya UMKM sebesar Rp123.46 Triliun, biaya pembiayaan korporasi sebesar Rp44.57 Triliun, dan sektoral K/L dan Pemda sebesar Rp97.11 Triliun.

Sebagai langkah untuk memulihkan ekonomi nasional, Program PEN dirancang untuk menangani ekonomi selama pandemi baik dari sisi permintaan maupun sisi penawaran. Pada sisi penawaran, Program PEN mengalokasikan Anggaran Perlindungan Sosial pada masa pandemi Covid-19 sebesar Rp203,90 T dalam beberapa bentuk, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Program Sembako, Diskon Listrik, Bansos Tunai nonJabodetabek, Bansos Sembako Jabodetabek, BLT Dana Desa, lo-

gistik/pangan/sembako, dan Kartu Pra Kerja.

Tentunya, setiap alokasi Anggaran Perlindungan Sosial dalam Progam PEN memiliki tujuannya masing-masing, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa. BLT Desa adalah pemberian uang tunai kepada keluarga miskin atau tidak mampu di desa untuk mengurangi dampak ekonomi akibat adanya pandemi Covid-19. Hal ini sejalan dengan semakin meluasnya penyebaran Covid-19 yang berdampak tidak hanya pada sektor kesehatan, akan tetapi juga pada sektor ekonomi. Seperti terhambatnya distribusi produk yang dijual ke daerah lain, hilangnya pangsa pasar produk dari desa, serta meningkatnya kasus PHK yang mengakibatkan kembalinya para pekerja ke daerah asalnya. BLT Desa ini ditujukan kepada keluarga miskin atau tidak mampu yang berdomisili di desa yang bersangkutan dan tidak termasuk penerima PKH, Kartu Sembako, dan Kartu Pra Kerja. Dalam rangka menentukan penerima BLT Desa, Kepala Desa atau Tim Relawan Desa yang didampingi oleh Pemda melakukan pendataan calon penerima BLT Desa dengan mempertimbangkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dari Kementrian Sosial.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 50/ PMK.07/2020 yang berlaku mulai tanggal 19 Mei 2020, Kementrian Keuangan merevisi PMK tentang pengelolaan Dana Desa yang dimaksudkan untuk mempercepat pelaksanaan BLT Desa. Total anggaran yang disiapkan untuk BLT Dana Desa naik dari yang sebelumnya Rp21.192 Triliun menjadi Rp31.789 Triliun. Selain itu, pemberian BLT Desa diperpanjang menjadi 6 bulan yang sebelumnya hanya 3 bulan. Jumlah dana yang diberikan untuk 3 bulan pertama sebesar Rp600.000 dan Rp300.000 untuk 3 bulan berikutnya. Kebijakan Terbaik di Masa Pandemi

Menurut Ariska, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, “Itu solusi terbaik menurut saya. Seperti yang kita tahu bahwa yang paling terpengaruh dengan adanya pandemi adalah masyarakat. Banyak konsumsi masyarakat yang berkurang yang menyebabkan perekonomian kita stagnan dan diprediksi akan mengalami resesi jika konsumsi itu tidak ada. Supply-nya oke masih berjalan tetapi demand-nya sudah tidak ada. Demandnya di sini masih pembelian barang dan jasa secara umum atau langsung bukan melalui online.�

Dok. Wikipedia

Untuk diketahui dulu bahwa BLT di Indonesia tidak hanya satu. Tidak hanya melalui BPJS ketenagakerjaan saja tetapi juga yang namanya cash transfer menggunakan dana desa. Ada pula program lain yang namanya PKH. Jadi, terdapat banyak macamnya. Bentuknya sama saja dan masyarakat mendaftarkan rekening mereka lalu melalui rekening itu akan ditransfer uang bantuan untuk memenuhi kebutuhan. Yang terbaru kali ini adalah BLT BPJS Ketenagakerjaan yang jumlahnya 600 ribu untuk para pe-

EDENTS

Volume1 2Edisi EdisiXXVI XXXIII Tahun 2020 Volume Tahun 2017

34


Ekonomi dan SDM| Laporan Khusus kerja yang gajinya masih di bawah upah minimum.

Kebijakan ini juga dinilai sangat membantu keluarga terdampak yang ada di data Kemenentrian Sosial (Kemensos). Kemensos bekerjasama dengan Kementrian Keuangan untuk membagi keluarga ini menjadi beberapa kelompok/desil. Satu tahun terakhir ini menggunakan 10 desil. Untuk kelompok 1-5 akan mendapatkan bantuan dan paling rendah mendapatkan PKH. Kelompok yang tergolong menuju kemiskinan akan dibantu BLT. Dan BLT ini sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan kelompok/keluarga yang rentan. Masih Belum Tepat Sasaran dan Belum Berfungsi Maksimal Bantuan Langsung Tunai (BLT) sendiri sudah ada sejak periode pemerintahan sebelumnya. Perjalanan panjang dengan pro dan kontranya bantuan ini sudah sering terjadi terlebih mengenai isu salah sasaran dan tidak digunakan sesuai fungsi awal bantuannya. “Efektif atau enggaknya memang banyak bantuan yang disalahgunakan atau tidak sesuai tujuan awal. Ada penelitian yang menyebutkan bahwa uang BLT tidak digunakan untuk pembelian kebutuhan pokok tetapi malah digunakan untuk hal lain seperti membeli rokok, belanja baju, dan lain-lain. Maka harus dicek dan disurvei apakah masyarakat sudah menggunakannya dengan baik. Tapi mengingat poin pertama tadi untuk saat ini BLT memang solusi terbaik karena kebijakan yang lain belum tentu mengarah ke sasaran. Butuh kajian lanjutan untuk melihat BLT ini efektif atau tidak,� ujar Ariska. Dan mengenai praktek di lapangan, Ariska menambahkan bahwa memang benar masih adanya salah sasaran keluarga yang mendapatkan bantuan. Hal ini bisa dikarenakan data yang diambil pemerintah pusat dan pemerintah daerah itu tabrakan. Bisa juga karena terjadinya data irisan, data dobel, atau juga tidak terdata. Ia menyebutkan hal ini bisa terjadi karena murni kesalahan data. Data yang dihimpun dari Kemensos kemungkinan masih menggunakan data lama sementara di masa pandemi ini keluarga yang terdampak bertambah dan mengharuskan data baru.

Isu yang Berkembang dan Durasi yang Singkat

Terkait berkembangnya isu salah sasaran keluarga dalam penyaluran BLT, Ariska mengatakan bahwa isu tersebut memang selalu menjadi topik yang selalu dibahas. Banyak kejadian riil yang terjadi di masyarakat yang secara ekonomi dalam kondisi baik atau mampu ternyata mendapatkan BLT sementara yang memang membutuhkan bantuan malah tidak terdata. Namun, pemerintah sebenarnya sudah sensitif dengan kondisi warganya. Dan mengenai bantuan BLT dana desa yang hanya tiga bulan, menurutnya bisa jadi karena akan ada pemutakhiran data atau adanya seleksi lagi kepada masyarakat. Bisa juga singkronisasi antar lembaga kementerian. Jadi mungkin dua hal itu yang jadi penyebab keterlambatan atau pemberhentian sementara pencairan. Dan tentu saja ini berdampak ke masyarakat.

Menurut data yang tercatat pada laman Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, rincian realisasi Program Perlindungan Sosial hingga tanggal 23 September 2020, yaitu, Program Keluarga Harapan, telah tersalurkan Rp29,138 triliun kepada 10 juta penerima manfaat; Program Sembako, telah tersalurkan Rp30,978 triliun kepada 19,41 juta penerima manfaat; Program Sembako Jabodetabek, telah tersalurkan Rp4,407 triliun kepada 1,9 juta penerima manfaat; Program Bansos Tunai Non-Jabodetabek, telah tersalurkan Rp24,787 triliun kepada 9,18 juta penerima manfaat; Program Kartu Pra Kerja, telah tersalurkan Rp16,617 triliun kepada 4,86 juta penerima manfaat; Program BLT Dana Desa, telah tersalurkan Rp11,73 triliun kepada 7,55 juta penerima manfaat; Program Diskon Listrik, telah tersalurkan Rp3,455 triliun kepada 31,4 juta penerima manfaat. Harapan Dalam Penyaluran Bantuan

Ariska berharap agar pemerintah lebih banyak melibatkan pemuda di Indonesia. Ia mengatakan pemuda itu paling kreatif dalam menyalurkan ide. Dengan masih adanya kesalahan data untuk bantuan, ia juga berharap agar pemerintah segera mengikuti era saat ini dengan memutakhirkan data menggunakan cara terbaru agar mendapatkan data yang lebih valid. (amd)

Transparansi dan Akuntabilitas Penyaluran BLT

Melihat kondisi yang mengharuskan pemerintah berlomba dengan waktu dan dituntut masyarakat untuk adanya bantuan, dapat dikatakan pemerintah masih mengutamakan bagaimana cara memberikan bantuan secara langsung dengan cepat agar ekonomi dapat berjalan normal kembali. Sehingga pemerintah masih mengesampingkan transparansi dan akuntabilitas ini. Meskipun demikian, pemerintah sudah bekerjasama dengan

EDENTS

Volume1 2Edisi EdisiXXVI XXXIII Tahun Volume Tahun 20172020

Ariska Nurfajar Rini Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro

35

Dok. Edents

“Kemaren saya dapat ide dari guru saya bahwa data penerima BLT ini bisa diganti dengan nomor HP. Jadi, nomor HP sudah terintegrasi dengan NIK ya jadi kita bisa cek seberapa sering mereka sering mengisi pulsa sehingga kita bisa lihat apakah keluarga tersebut bisa digolongkan miskin atau tidak. Sementara data saat ini masih pakai cara lama yaitu bertanya dan survey kepada responden dan belum semuanya,� tambah Ariska.

KPK dan memang masih adanya penyelewengan dana dalam penyaluran BLT ini. Selain itu, pemerintah juga bekerjasama dengan BPK untuk membantu mengurusi transparansi dan akuntabilitas ini.


Alumni FEB

Ajeng Hilarysa Pramesti, Rahasia Lulus dengan Predikat Terbaik Oleh: Aisyah Yuliyanti

Dok. pribadi

studinya. Tidak mudah untuk membagi waktu antara studi dengan organisasi maupun kegiatan lain. Namun, Ajeng memiliki trik sendiri dalam membagi waktu. Menurut Ajeng, kita harus memiliki skala prioritas dan planning dalam tiap semester. Selain itu, apabila kita sudah sibuk dengan banyak kegiatan, maka ketika berada di kelas, kita harus fokus, sehingga ketika selesai kita akan mendapat ilmu. Jadi, untuk skala prioritas dan pembagian waktu itu kembali ke individu masing-masing.

Setiap orang memiliki waktu dan tingkat kesulitan saat duduk di bangku perguruan tinggi, diantaranya sulit untuk membagi waktu antara studi dengan organisasi, maupun studi dengan pekerjaan. Hal ini juga dialami oleh Ajeng. Saat ia menempuh semester akhir, Ajeng juga menjadi salah satu pegawai magang di salah satu perusahaan telekomunikasi, dimana saat itu ia harus melakukan presentasi sebuah proyek yang baru dikerjakannya bersamaan dengan waktu sidang. “Waktu itu ya memang rasanya bingung mau gimana, cuma akhirnya aku berusaha buat bagi waktu dan fokus, untungnya waktunya berbeda, jadi sidang dulu baru presentasi,” ujarnya.

Universitas Diponegoro selalu mencetak lulusanlulusan terbaik, diantaranya Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) yang memiliki mahasiswa dengan segudang prestasi. Salah satunya adalah Ajeng Hilarysa Pramesti, yang sekarang menjabat sebagai Finance Junior Assistant di PT. Pertamina Palembang, di mana ia merupakan mahasiswa Akuntansi yang lulus di tahun 2016 dengan IPK 3,96 dan mendapat predikat “Lulusan Terbaik Undip”. Selain hebat dalam bidang akademik, Ajeng juga aktif mengikuti organisasi dan kepanitiaan serta mengikuti pertukaran pelajar di lima negara sekaligus. Perjalanan Awal pada Masa Perkuliahan

Perkuliahan merupakan masa dimana kita menentukan akan menjadi seperti apa kita ke depannya. Apakah kita akan menjadi orang yang extra-ordinary atau hanya menjadi orang yang mengikuti alur. Banyak hal yang bisa dilakukan saat berkuliah, seperti yang dilakukan Ajeng alumni Akuntansi angkatan 2012, banyak kegiatan yang diikuti, seperti bergabung dalam organisasi lingkup FEB yaitu Himpunan Mahasiswa Departemen Akuntansi (HMDA), atau kepanitian di luar Undip diantaranya XL Future Leadership dan juga menjadi Mahasiswa Berprestasi serta masih banyak yang lainnya. “Banyak mengikuti organisasi maupun kepanitiaan dapat mampu meningkatkan softskill kita dan menambah relasi dengan yang lain,” tutur Ajeng. Di sisi lain, ia pun harus mampu untuk membagi waktu dalam

EDENTS

Volume Tahun2017 2020 Volume 21 Edisi Edisi XXXIII XXVI Tahun

Menjadi mahasiswa yang mendapat gelar “Lulusan Terbaik Undip” bukanlah sesuatu hal yang mudah diraih. Di balik itu semua pasti harus bekerja keras untuk mendapatkannya. Semenjak menjadi mahasiswa, Ajeng Hilarsya Pramesti sudah memiliki study planning pada setiap semester yang ditempuh. “Di awalawal semester, aku fokus dalam studi, pokoknya punya target lah buat IP. Lalu di semester 3 sampai 5 sibuk buat nambah softskill dan di semester-semester tua aku banyakin lomba, press conference juga,” ungkap Ajeng. Di sisi lain, Ajeng adalah seseorang yang murah hati, dia suka membantu teman-temannya dalam belajar. Ia selalu membagikan catatan yang ia punya kepada teman-temannya bahkan memberikan tentir untuk mata kuliah tertentu yang dirasa perlu. “Intinya tips belajar ala aku adalah menjaga hubungan baik dengan semua orang, menjaga link baik dengan teman seangkatan atau di atas kita maupun di bawah kita. Jangan lupa untuk berbagi ilmu, karena dengan kita berbagi ilmu inshaallah ilmu kita nggak akan habis dan jangan pelit-pelit,” tutur Ajeng. Selama kuliah, Ajeng ini mengisi pengalamannya dengan mengikuti banyak proyek, seperti exchange program, perlombaan hingga tingkat nasional. Menurutnya, dengan mengikuti banyak kegiatan dan perlombaan membuat dia menjadi mendapat banyak pengalaman untuk interview serta menambah banyak relasi dengan orang-orang di luar kampus. Pertukaran Mahasiswa di Lima Negara

Ajeng pernah mengikuti student exchange di beberapa negara

36

Kunjungi! www.lpmedentsundip.com

Kiat-Kiat Menjadi Mahasiswa Berprestasi dan Berpengalaman


Alumni FEB

Untuk bisa mengikuti students exchange tentunya ada beberapa syarat yang harus diikuti, diantaranya seleksi dokumen seperti TOEFL atau IELTS, paspor, visa, dan lain sebagainya. Selanjutnya kita juga perlu menyiapkan proyek seperti apa yang akan dikerjakan di sana. Selain itu juga ada seleksi wawancara yang biasanya juga handle langsung oleh project leader acara tersebut. Terjun di Dunia Kerja

Salah satu target yang dituju setelah lulus kuliah adalah mencari pekerjaan. Dunia kerja tidak jauh berbeda dengan kehidupan kuliah. Hanya saja ketika sudah bekerja kita akan memiliki tanggung jawab dengan dengan atasan dan semua apa yang kita lakukan akan berdampak kepada diri sendiri. Menurut Ajeng, kuliah harus dimanfaatkan sebagai masa uji coba supaya ketika terjun di dunia kerja kita bisa survive dan tidak terkejut. Pengalamannya selama kuliah dan mengikuti banyak kegiatan membuat Ajeng merasa beruntung. “Aku sudah melalui banyak culture, menghadapi banyak tipe orang, menghadapi banyak kepala, jadi di kantor rasanya sudah biasa saja,” tambah Ajeng.

Tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua ilmu yang dipelajari di perkuliahan dapat diterapkan pada saat bekerja. Teknologi yang semakin canggih membuat pekerjaan dapat dilakukan dengan sistem dan mesin. Namun bagaimana kita mampu menyampaikan ide dengan baik, menerima kritik dan pujian, bagaimana kita mawas diri dan tidak sombong, menghormati yang tua dan menyayangi yang muda, menghadapi orang-orang dengan pandangan yang berbeda, disitu lah soft skill yang kita miliki membantu kita untuk tetap bertahan di dunia kerja.

Perjalanan Ajeng saat mencari kerja tidak semulus yang dibayangkan. Sebelumnya dia sempat ditolak oleh Bank Indonesia (BI), Telkom, Mandiri, dan lain-lain. Pada rentang waktu sebelum akhirnya ia bekerja di Pertamina, Ajeng sempat menjadi make up artist. “Rejection itu memang sakit apalagi ketika kita sudah memberikan yang terbaik. Cuman tergantung kita, mau menyerah atau coba lagi. Aku tidak diterima di tempat lain karena aku rejekinya di sini, di Pertamina. Jadi jangan menyerah, lakukan apapun yang sekiranya positif dan produktif,” jelas Ajeng. Pekerjaan, Almamater, IP?

Salah satu target saat lulus dari perguruan tinggi adalah mendapatkan pekerjaan. Bukanlah hal yang mudah untuk mencari pekerjaan, banyak sekali persyaratan dan tahapan yang harus dilalui untuk dapat memenuhi persyaratan. Salah satu

EDENTS

Volume Tahun2017 2020 Volume 21 Edisi Edisi XXXIII XXVI Tahun

hal yang harus diperhatikan adalah Indeks Prestasi (IP). Bukan sesuatu hal yang asing, nilai merupakan salah satu faktor utama persyaratan seseorang yang sedang mencari pekerjaan. Banyak orang yang berpendapat bahwa Indeks Prestasi (IP) bukanlah segalanya, kita juga harus memiliki banyak pengalaman baik berorganisasi untuk menambah softskill dan bidang lainnya. Menurut pengalaman Ajeng sendiri, saat proses requirement hal pertama yang dilihat oleh perusahaan adalah IP bukan CV atau lainnya, karena ketika melihat prestasi kita secara akademik bagus, mereka akan lebih merasa penasaran dengan kemampuan non-akademik kita.

Menjadi alumni Undip merupakan hal yang patut dibanggakan, karena Undip mampu menghasilkan lulusan yang terbaik dan memiliki standard prestasi yang baik. Namun, bukan berarti dengan mengandalkan nama kampus kita mampu diterima kerja di mana saja, karena skill yang kita miliki tidak didasarkan oleh almamater yang dimiliki. Kita juga tetap harus bekerja lebih keras, mengingat dimana masih banyak kampus yang lebih unggul dibandingkan kita. Akan tetapi, bukan berarti kita harus merasa minder ketika bertemu dengan orang-orang yang berasal dari kampus lain. “Tapi itu buat aku justru benar-benar challenge supaya aku merasa pantas bersaing dengan orang-orang yang almamaternya ada di atas kita,” ungkap Ajeng. Menurutnya, dengan bertemu dengan alumni-alumni yang berasal dari berbagai macam kampus bisa menambah pengalaman dan wawasan. Di dunia kerja pun, almamater-almamater yang dimiliki orang sudah tidak begitu diperhatikan, melainkan bagaimana output kita saat bekerja. Harapan untuk ke Depannya

Dengan pekerjaan yang sudah dilakoni saat ini, harapan Ajeng yaitu dapat memberikan manfaat untuk semua orang. Di sisi lain juga bisa menginspirasi adik-adik di UNDIP, bahwa UNDIP itu juga bisa bersaing di luar sana. Ajeng berpendapat bahwa kita tidak perlu takut untuk bersaing, untuk menujukkan kelebihan pada diri kita dan untuk tidak takut kalah dengan alumnialumni dari berbagai almamater yang ada di Indonesia. “Kita harus set our goals, set your dream high. Pasti kita bisa dan semua tergantung dengan kemauan kita,” tutur Ajeng. Pendapat Mengenai “Tren Digitalisasi UMKM di Tengah Pandemi”

Kita memang terkadang hidup dengan rutinitas yang sama setiap harinya dan pasti ada suatu titik di mana memang kita harus keluar dari zona nyaman yang dimiliki. Saat ini kita sedang dihadapkan dengan COVID-19 yang tidak hanya terjadi di Indonesia, namun terjadi di seluruh negara di dunia. Banyak respon orang mengenai pandemi ini, dan untungnya kebanyakan orangorang meghadapi hal ini dengan positif dan cepat beradaptasi. Seperti memasarkan sebuah produk, dulunya yang jualan di toko sekarang bisa memasarkan secara online. Dengan demikian, kita harus memutar otak untuk menciptakan inovasi-inovasi baru dan bagaimana mengembangkan kompetensi manajemen marketing, seperti communication skill dan enterpreneurship. Dengan adanya inovasi-inovasi baru dapat membuka lapangan pekerjaan. “Banyak moment-moment yang sebenernya kalau kita melihat dari sisi positif tuh, wabah ini juga punya banyak hal positif untuk orang-orang,” tutup Ajeng. (amd)

37

Kunjungi! www.lpmedentsundip.com

diantaranya Singapore, Jepang, Malaysia, Korea, dan Thailand. Banyak pengalaman yang diperolehnya selama berkunjung ke beberapa negara tersebut. Menurut Ajeng, dengan adanya students exchange ini dapat mengetahui bagaimana kuliah di sana, cara belajar dan mengerjakan proyek-proyek. “Aku belajar banyak tentang thinking tools dan belajar banyak tentang proses penyelesaian masalah problem solving mereka seperti apa,” jelas Ajeng. Setiap negara, memiliki tantangan tersendiri, seperti di Korea dan Jepang memiliki pola hidup yang berbeda, orang-orang di sana “gila” belajar, mereka sangat mengedepankan pendidikan. Di samping itu, untuk komunikasinya juga cukup sulit, tidak semua orang di sana bisa berbahasa inggris, jadinya untuk berkomunikasi menggunakan gesture.


KABAR

KAMPUS

Undip Dukung Program Kampus Merdeka - Merdeka Belajar Ala Mas Menteri Oleh: Nisa Alisva

Universitas Diponegoro telah menggelar Launching Program Kampus Merdeka - Merdeka Belajar di Lingkungan Universitas Diponegoro (13/08/2020). Acara ini dikemas dalam Company Gathering yang mengangkat isu Strategic Collaboration in Creating High Work Force University-Company. Launching Program Kampus Merdeka - Merdeka Belajar dilaksanakan secara virtual dan dihadiri oleh Mendikbud RI Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A dengan diikuti lebih dari 500 perusahaan mitra PT Undip Citra Ciptaprima dan Rektor dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia.

dan administasi tersebut sehingga perguruan tinggi dapat jauh lebih mudah untuk menjalani kemitraan dengan perusahaan.

Kebijakan pertama adalah otonomi bagi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Swasta (PTS) untuk melakukan pembukaan atau pendirian program studi (prodi) baru. Otonomi ini diberikan jika PTN dan PTS tersebut memiliki akreditasi A dan B, dan telah melakukan kerja sama dengan organisasi dan/atau universitas yang masuk dalam QS Top 100 World Universities.

Pertama, melakukan penyesuaian kurikulum kampus merdeka merdeka belajar pada setiap program studi. “Pada saat ini kurikulum baru akan kami laksanakan dengan mengacu kepada pokok-pokok kebijakan kampus merdeka dengan merekognisi pembelajaran di luar program studi dan kampus untuk dikonversi menjadi nilai mata kuliah program studi,” ujar Rektor Universitas Diponegoro.

Pokok-Pokok Bahasan Kebijakan Kampus Merdeka Merdeka Belajar

Kebijakan kedua adalah program re-akreditasi yang bersifat otomatis untuk seluruh peringkat dan bersifat sukarela bagi perguruan tinggi dan prodi yang sudah siap naik peringkat. Mendatang, akreditasi yang sudah ditetapkan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) tetap berlaku selama 5 tahun namun akan diperbaharui secara otomatis.

Kebijakan ketiga terkait kebebasan bagi PTN Badan Layanan Umum (BLU) dan Satuan Kerja (Satker) untuk menjadi PTN Badan Hukum (PTN BH). Kemendikbud akan mempermudah persyaratan PTN BLU dan Satker untuk menjadi PTN BH tanpa terikat status akreditasi. Sementara itu, kebijakan keempat yaitu akan memberikan hak kepada mahasiswa untuk mengambil mata kuliah di luar prodi dan melakukan perubahan definisi Satuan Kredit Semester (SKS). Esensi Program Kampus Merdeka - Merdeka Belajar dari Sudut Pandang Mas Menteri

Adapun tujuan dari Company Gathering ini adalah untuk memperkenalkan implementasi Program Kampus Merdeka - Merdeka Belajar di lingkungan Universitas Diponegoro kepada mitramitra perusahaan Universitas Diponegoro yang akan dan telah bekerja sama dalam merekrut alumni Universitas Diponegoro dan mendukung Program Kampus Merdeka - Merdeka Belajar. “Esensi daripada kampus merdeka adalah untuk meningkatkan kualitas mahasiswa lulusan perguruan tinggi,” jelas Mendikbud RI Nadiem Anwar Makarim atau yang kini kerap disapa sebagai Mas Menteri.

Pada kesempatan itu Mas Menteri mengatakan bahwa merdeka belajar artinya bisa mencari ilmu dan mendapatkan pengetahuan yang relevan di tempat-tempat lain di luar kampus. Ke depannya program kampus merdeka tidak hanya didukung melalui kebijakan saja tetapi juga didukung dengan anggaran dari pemerintah pusat. Universitas akan diberi insentif supaya universitas dapat mengembangkan kemitraan, mengundang praktisi dari perusahaan untuk mengajar dan mengadakan pertukaran dosen untuk memperkaya pengetahuan dan pengalaman. Mas Menteri mengharapkan adanya peningkatan kolaborasi antara perguruan tinggi dan perusahaan-perusahaan mitra. Ia pun menekankan terkait sistem penilaian siswa harus dapat memadukan cara partisipasi-diskusi dan project base learning. “Kami ingin melakukan perubahan pembelajaran yang tadinya hanya berdasarkan lecture base, kini menjadi banyak tanya, banyak coba, banyak karya,” ungkapnya.

Selain itu, ia pun menyadari bahwa kolaborasi perusahaan dengan perguruan tinggi tidak selalu mudah karena ada berbagai macam regulasi dan birokrasi. Oleh karena itu, ia menjanjikan untuk ke depannya akan melepaskan rantai-rantai birokrasi

EDENTS

Volume12Edisi EdisiXXVI XXXIII Tahun 2020 Volume Tahun 2017

Respons Universitas Diponegoro terhadap Program Kampus Merdeka Universitas Diponegoro menyambut baik diberlakukannya kebijakan Program Kampus Merdeka - Merdeka Belajar yang telah dicanangkan oleh Mas Menteri (24/01/2020). Rektor Universitas Diponegoro Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum., menegaskan bahwa Universitas Diponegoro telah melakukan berbagai macam langkah untuk melaksanakan kebijaksanaan tersebut.

Kedua, menyusun gugus tugas pelaksanaan kampus merdeka yang dikhususkan di bawah lembaga pengembangan dan penjaminan mutu pendidikan serta dosen pembimbing di masingmasing program studi. “Mereka bertugas untuk mengelola dan mengkoordinasikan pelaksanaan kampus merdeka merdeka belajar dengan semua stakeholders serta memantau penjaminan mutu atas kegiatan tersebut sehingga tetap sesuai dengan standar pembelajaran dan learning outcome tiap mata kuliah,” tambahnya. Ketiga, memperkuat kerjasama dengan mitra-mitra perusahaan dengan mendetailkan proses kegiatan kampus merdeka sehingga memberikan manfaat tidak hanya kepada mahasiswa tetapi juga kepada perusahaan mitra. “Selama ini Undip telah memiliki Undip Career Center yang telah bermitra dengan 1.500 perusahaan yang hampir setiap tahun melakukan rekruitmen lulusan Undip untuk menjadi karyawan di perusahaan mereka,” tutur Prof. Dr. Yos Johan Utama.

Keempat, mempersiapkan pola pembinaan bagi mahasiswa yang berminat untuk menjadi wirausahawan atau pengusaha melalui bimbingan klinik kewirausahaan dan inkubasi bisnis yang selama ini bermitra dengan berbagai macam institusi untuk melakukan pelatihan dan skema pendanaan bagi perusahaan start-up yang dibina mereka. Pemaparan Materi Pendukung Program Kampus Merdeka - Merdeka Belajar

Acara Company Gathering dimoderatori oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Budi Setiyono, S.Sos., M.Pol.Admin, Ph.D. Turut hadir pula Prof. Dr. Ir. Budiyono, M. Si. selaku Dekan Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro. Beliau memaparkan materi “Link and Match for University and Company”. Prof. Budiyono mengatakan bahwa dalam kampus merdeka diperlukan adanya model link and match antara industri dan perguruan tinggi. Perguruan tinggi perlu membuat kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri. Dengan demikian, para lulusan mahasiswa dapat menjadi SDM yang unggul dan siap kerja.

Selanjutnya, pada acara ini terdapat penyampaian materi “Career Development System” yang disampaikan oleh Presiden Direktur PT Undip Citraprima Fitrie Arianti, S.E., M.Si. Beliau mengungkapkan rasa terima kasih kepada perusahaan mitra yang selama ini telah mendukung Universitas Diponegoro. Ia pun mengharapkan agar kedepannya hubungan kerja sama antara Universitas Diponegoro dengan perusahaan mitra semakin erat dan berkelanjutan, sehingga dapat terus berkontribusi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. (amd)

38


Komunitas Tetap Eksis di Tengah Pandemi: Diponegoro Esports Community Oleh: : Banindhia Shalfa Aisyahadani

Komunitas hobi merupakan komunitas yang terbentuk karena adanya persamaan minat atau hobi oleh para anggotanya. Dengan adanya komunitas hobi, orang-orang yang memiliki persamaan minat dapat terus mengembangkan potensi mereka. Kemudian, potensi tersebut diharapkan dapat bermanfaat baik untuk anggota komunitas, maupun juga bermanfaat bagi masyarakat luas. Saat ini, Indonesia tengah dihadapkan dengan virus Covid-19, yang mana membuat berbagai aktivitas kita menjadi terhambat. Sebisa mungkin, kita harus tetap tinggal di rumah, menjaga jarak tiap orang, dan banyak hal yang harus kita lakukan sebagai upaya pencegahan. Hal itu tentunya membuat kita sulit bertemu dan berinteraksi dengan orang lain. Komunitas-komunitas yang biasanya bisa beraktivitas dengan lancar pun mau tidak mau terkena imbasnya. Namun ternyata, ada beberapa komunitas yang masih bisa terus aktif meskipun berada dalam kondisi seperti ini. Setidaknya, program-program komunitas itu masih bisa berjalan dengan lancar. Salah satu komunitas tersebut adalah Diponegoro Esports Community. Awal Pembentukan

Organisasi ini bernama Diponegoro Esports Community. Organisasi yang terbentuk pada tanggal 23 Agustus 2019 ini bermula dari niat salah seorang pendiri organisasinya yang memang passionate dan ingin berkarir di industri esports, yang kemudian mengajak beberapa temannya untuk turut bergabung di organisasi ini. Selanjutnya, mereka bertemu dengan Ketua IESPA Jawa Tengah untuk mendapatkan saran serta masukkan dalam pembuatan organisasi esports tingkat universitas. Setelah pengurus dan anggota terkumpul, Diponegoro Esports Community akhirnya diresmikan secara langsung oleh IESPA Jawa Tengah pada tanggal 22 November 2019. Seluruh mahasiswa aktif Universitas Diponegoro D4/S1 Angkatan 2017-2020, D3 Angkatan 2018-2020 bisa menjadi bagian dari Diponegoro Esports Community. Tujuan Pembentukan

Dalam Diponegoro Esports Community ini, ada berbagai kegiatan yang biasa dilakukan. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain latihan rutin mingguan setiap divisinya, keikutsertaan dalam turnamen-turnamen esports, penyelenggaraan acaraacara esports, pemublikasian konten-konten esports, dan rapat rutin kepengurusan.

Tujuan dari pembentukan Diponegoro Esports Community sendiri adalah untuk mewadahi mahasiswa Universitas Diponegoro yang berminat menekuni industri esports. Hal itu diharapkan dapat mewujudkan terciptanya lulusan yang siap untuk berkarir di industri esports atau industri lain yang relevan, terutama menjadi professional gamer. Tapi, juga tidak menutup kemungkinan untuk menjadi shoutcaster, analyst, team manager, team founder, maupun event organizer. Prestasi yang Telah Berhasil Mereka Raih

Meskipun usia Diponegoro Esports Community tergolong masih muda, organisasi ini telah berhasil mendapatkan berbagai prestasi. Salah satunya adalah mereka berhasil menyabet Juara 3 pada Semar Routine Match Mobile Legends Online Tournament 2020. Mereka juga berhasil mendapatkan Juara 4 Arena Of Valor BahteraTV Tournament 2019, serta masih banyak kejuaraan lainnya. Selain itu, mereka juga sukses mendapatkan dukungan dan berkerja sama dengan berbagai pihak eksternal dalam mengadakan acara-acara mereka. Sistem Kepengurusan

Sistem kepengurusan dari Diponegoro Esports Community ini terdiri dari Dewan Pengurus Harian (Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, dan Bendahara) yang mengkoordinir seluruh operasional organisasi, Departemen Acara yang merancang dan mengek-

EDENTS

Volume1 2Edisi EdisiXXVI XXXIII Tahun 2020 Volume Tahun 2017

sekusikan acara-acara esports (turnamen, dll.), Departemen Humas yang mengkoordinir partnership dengan organisasi lain baik internal maupun eksternal, Departemen Media Kreatif yang membuat konten di seluruh sosial media organisasi beserta desain-desainnya, dan Departemen Atlet yang berisikan Kepala Divisi, Wakil Kepala Divisi, dan anggota-anggota organisasi yang berperan sebagai pemain. Dampak Pandemi Terhadap Diponegoro Esports Community

Saat ini, Indonesia tengah dihadapkan dengan virus Covid-19, yang mana membuat berbagai aktivitas kita menjadi terhambat. Sebisa mungkin, kita harus tetap tinggal di rumah, menjaga jarak antar orang, dan banyak hal yang harus kita lakukan sebagai upaya pencegahan. Hal itu tentunya membuat kita sulit bertemu dan berinteraksi dengan orang lain. Sebagai sebuah komunitas, tentunya hal tersebut juga memengaruhi program-program Diponegoro Undip Esports. Dampak negatif dari pandemi yang dirasakan oleh organisasi ini ialah sulitnya mengkoordinir latihan rutin mingguan, terutama beberapa divisi yang memang harus latihan secara offline. Sebagai upaya untuk mengatasi dampak negatif dari pandemi ini, Diponegoro Undip Esports memaksimalkan platform komunikasi bernama Discord untuk tetap mengadakan latihan rutin setiap minggunya. Selain itu, mereka juga mengadakan minievent online untuk divisi yang terdampak karena pandemi.

Namun, ternyata justru masih cukup banyak dampak positif dari pandemi ini. Dampak positif tersebut seperti semakin banyaknya peserta-peserta yang mendaftar ke turnamen esports yang diselenggarakan oleh Diponegoro Undip Esports, banyak organisasi-organisasi yang mengajak Diponegoro Undip Esports bekerja sama dalam penyelenggaraan acara esports, dan banyak dampak positif lainnya. Hambatan Selama Masa Pandemi

Hambatan yang mereka hadapi selama masa pandemi adalah sulitnya berkoordinasi dalam melakukan berbagai hal. Baik antar pengurus dengan pengurus, pengurus dengan anggota, maupun anggota dengan anggota. Selain itu, Diponegoro Esports Community juga menjadi terhambat untuk mengajukan diri sebagai Badan Semi Otonom tingkat universitas, menimbang pembukaan pendafatarannya pun diundur karena adanya pandemi.

Meskipun para anggota Diponegoro Esports Community harus tinggal di rumah, mereka tetap bisa melaksanakan berbagai program organisasi. Seperti latihan rutin, keikutsertaan dalam turnamen, rapat kepengurusan, penyelenggaraan turnamenturnamen online, penyelenggaraan event-event online, serta pemublikasian konten-konten esports. Semua program tersebut dapat tetap berjalan dengan lancar. Hal itu dikarenakan dukungan oleh berbagai platform yang dapat membantu kerberlangsungan program-program tersebut. Sekalipun program-program dari Diponegoro Esports Community dapat dikatakan banyak yang berjalan dengan lancar, sayangnya mereka terpaksa harus menunda salah satu program mereka. Program yang harus mereka tunda tersebut adalah penyelenggaraan turnamen besar bernama D’TOUR. Program tersebut terpaksa harus ditunda karena merupakan program penyelenggaraan turnamen secara offline, di mana mereka tidak dapat memaksakan terselenggaranya program tersebut dalam masa pandemi ini. “Untuk harapan, semakin banyak prestasi dari atletnya, semakin besar organisasinya dan segera mendapat dukungan dari pihak universitas, semakin dikenal oleh organisasi-organisasi esports di luar universitas dan semakin berdampak positif terhadap internal maupun eksternal organisasi,� tutup Rayhandika R. Fawwaz, selaku ketua dari Diponegoro Esports Community. (amd)

39


KOLOM PU

Potret Pers Kampus di Tengah Idealisme Dan Sikap Kritis Mahasiswa

Dok. Edents

Oleh: Bayu Teguh Imani*)

Kehidupan pers kampus pada saat ini jika ditelisik mendalam sudah mengalami banyak gangguan indepedensi, hilangnya peran pers sebagai kontrol sosial, dan diperburuk dengan sikap acuh tak acuh mahasiswa membuat pers kampus kehilangan jati dirinya. Pers kampus sekarang seakan-akan di bingkai dalam sebuah aturan alam yang menyebabkan kehilangan fungsinya sebagai kontrol sosial. Ibarat buah simalakama, pers kampus pasti membutuhkan dana dari birokrat dalam menjalankan program kerja yang membuat kehilangan fungsi independensi dalam memberitakan kebenaran dan jika mem-

EDENTS

Volume 2 Edisi XXXIII Tahun Volume 1 Edisi XXVI Tahun 20172020

Kebiasaan berpikir kritis di kalangan mahasiswa membuat fungsi kontrol sosial semakin kuat dan bisa menimbulkan sikap idealis pada mahasiswa. Sikap berpikir kritis membuat mahasiswa menjadi lebih peka dengan keadaan sekitar dan nantinya idealisme akan muncul dengan sendirinya, karena pada hakikatnya mahasiswa sebagai kaum intelektual akan berusahaan mencari solusi pemasalahan tersebut untuk dipecahkan. Jika kedua sikap ini semakin banyak di kalangan mahasiswa peran pers kampus sebagai kontrol sosial akan semakin kuat karena mahasiswa akan semakin sadar mengenai pentingnya menegakkan sebuah kebenaran. (amd)

Dok. Edents

Pers kampus merupakan organisasi kampus yang dianalogikan seperti pers pada umumnya yang berfungsi sebagai kontrol sosial. Namun kenyataanya, sejak era pemberlakuan Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK) dan aturan-aturan organisasi kampus yang menyamakan pers dengan organisasi minat bakat dan organisasi lainnya membuat kehidupan pers kampus justru dibayang-bayangi dengan intervensi pihak kampus dan sikap masa bodo mahasiswa itu sendiri. Pudarnya sikap idealis dan kurangnya kemampuan berpikir kritis (critical thinking) pada mahasiswa membuat pers kampus juga seperti mati suri dan tidak terlihat gaungnya. Idealisme menurut KBBI adalah aliran ilmu filsafat yang menganggap pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal yang benar yang dapat dicamkan dan dipahami dan hidup atau berusaha hidup menurut cita-cita, menurut patokan yang dianggap sempurna. Sementara berpikir kritis (critical thinking) adalah proses disiplin intelektual yang secara aktif dan terampil mengkonseptualisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan/atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan dari, atau dihasilkan oleh, pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai panduan untuk keyakinan dan tindakan. Tiga peran mahasiswa sebagai penyampaian kebenaran (agent of social control), agen perubahan (agent of change), dan generasi penerus masa depan (iron stock) adalah bukti nyata bahwa mahasiswa itu bersifat idealis. Idealisme sejatinya adalah sebuah perasaan yang menginginkan perubahan, perubahan atas kondisi saat ini yang tidak sesuai dengan cita-cita awal. Kemampuan berpikir kritis dalam mahasiswa membuat peran pers kampus lebih hidup karena kehausan akan informasi dan kebenaran mengenai suatu permasalahan yang ada.

buat sebuah gerakan protes juga akan mengalami kesulitan karena mayoritas mahasiswa juga tidak peduli dan berisikap masa bodoh terhadap suatu permasalahan. Diperlukan unsur idealisme dan sikap kritis mahasiswa dalam merawat peran pers kampus. Sikap idealis sejatinya sangat mahal dan jarang dimilliki oleh mahasiswa, para aktivis yang memprotes ketidakbenaran justru akan dicap sebagai pemberontak oleh mayoritas mahasiswa. Harapan besar muncul pada sikap kritis mahasiswa, sejalan dengan era revolusi industri 4.0 mahasiswa dituntut untuk bisa berpikir kritis atas suatu hal dimulai dari menganalisis semua permasalahan kemudian bertindak untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dalam laman Harvard Business Review (HBR) menjelaskan tiga kebiasaan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis (critical thinking). Kebiasaan pertama adalah pertanyakan asumsi yaitu kebiasaan mempertanyakan suatu kejadian membuat mahasiswa akan mencari sebab bagaimana hal itu bisa terjadi, kebiasaan kedua yaitu alasan melalui logika menjelaskan bagaimana alasan suatu peristiwa terjadi, dan kebiasaan yang ketiga yaitu diversifakasi pemikiran yang menjelaskan berpikir secara berbeda dari kebanyakan orang. Kebiasan-kebiasaan ini diharapkan dapat membuat sikap kritis di mahasiswa.

*) Penulis merupakan pemimpin umum LPM Edents 2020

40


KOLOM PU

EDENTS

XXXIITahun Tahun2017 2020 Volume 1 Edisi XXVI

41


KOLOM REDAKSI

Bangkitkan UMKM di Tengah Pandemi Oleh: Amadea Arum Diani *)

.Dok. Suara.com

Paling Terdampak Covid-19, UMKM Sulit Bertahan

Menurut laman tempo.co, terdapat sebanyak 72 persen pelaku UMKM terkena dampak dari pandemi Covid-19. Persentase yang cukup besar bagi sektor ini. Tentu saja dampak yang paling dirasakan oleh pelaku UMKM yaitu terjadinya penurunan pendapatan. Menurut laman kompas.com, Asosiasi Business Development Services Indonesia (ABDSI) melakukan sebuah survei terkait penjualan yang dilakukan UMKM setelah adanya pandemi. Hasil survei menyatakan bahwa dikarenakan adanya

EDENTS EDENTS

Volume 21 Edisi XXXIII Tahun 2020 XXVI Tahun 2017

pandemi ini, terdapat sebanyak 36,7 persen UMKM tidak ada penjualan, 26,6 persen UMKM penjualan turun lebih. dari 60 persen, 15 persen UMKM penjualannya turun sekitar 13-60 persen, dan 14,2 persen UMKM penjualannya turun sekitar 1030 persen. Keberadaan pandemi Covid-19 menyebabkan UMKM mengalami penurunan jumlah konsumen dan berimbas pada menurunnya pendapatan. Dalam hal ini, penurunan konsumen UMKM dapat disebabkan setidaknya oleh dua hal. Pertama, jumlah konsumen turun akibat adanya PSBB. Tentu saja PSBB menjadi faktor yang sangat berpengaruh. Selama pandemi, masyarakat diimbau untuk tetap berada di rumah dan melakukan kegiatannya dari rumah. Dikarenakan hampir semua hal dilakukan dari rumah dan secara daring, kegiatan bisnis UMKM pun mungkin hanya mampu mengandalkan penjualan yang dilakukan secara daring untuk mendapatkan konsumen. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak semua UMKM sudah mengadaptasi teknologi digital dalam bisnisnya, sehingga masih banyak UMKM yang mengalami penurunan konsumen. Penyebab kedua yang dapat diamati dari menurunnya konsumen UMKM di tengah pandemi yaitu dikarenakan pendapatan mayoritas masyarakat terganggu akibat pandemi ini. Sebagaimana yang kita ketahui, pandemi Covid-19 ini telah menyebabkan banyak orang mengalami penurunan pendapatan, bahkan ada pula yang kehilangan pekerjaannya. Masalah ini menyebabkan masyarakat yang terdampak memutuskan untuk mengurangi konsumsi mereka. Dengan berkurangnya kegiatan konsumsi masyarakat inilah UMKM juga turut merasakan turunnya jum-

42

Kunjungi! www.lpmedents.com

Tahun 2020 menjadi tahun yang cukup berat bagi dunia. Pasalnya, pandemi Covid-19 yang bermula muncul di Cina pada bulan Desember 2019 tidak kunjung lenyap hingga merambah ke berbagai belahan dunia. Di Indonesia, kasus Covid-19 terus mengalami peningkatan. Dikarenakan terjadi peningkatan kasus positif Covid-19, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) harus diberlakukan. Alhasil, kegiatan yang dilakukan masyarakat terkena imbas akibat adanya PSBB. Dikarenakan adanya PSBB, berbagai sektor terkena imbas dari adanya pandemi ini. Sektor pendidikan terpaksa harus melakukan kegiatan belajar-mengajar secara daring. Selain itu, sektor pariwisata pun mengalami kerugian karena adanya pembatasan sosial. Penutupan tempat wisata, pembatasan pengunjung yang datang, hingga pembatalan berbagai kegiatan dilakukan guna mencegah penyebaran Covid-19. Selain kedua sektor tadi, terdapat satu sektor yang sangat terdampak pandemi ini. Sektor tersebut adalah sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sektor UMKM menghadapi tantangan yang besar di tengah pandemi ini.


KOLOM REDAKSI lah konsumen bisnis mereka. Selain menderita turunnya jumlah konsumen dan pendapatan selama pandemi, UMKM juga merasakan imbas lain akibat pandemi ini. Berdasarkan laman Media Indonesia, masalah terkait modal, distribusi, hingga penurunan produksi juga dirasakan oleh UMKM di tengah pandemi. Permasalahan-permasalahan yang terjadi pada UMKM di tengah pandemi ini menyebabkan UMKM kesulitan untuk bertahan. Pemerintah dalam Menyelamatkan UMKM

Pemerintah telah menyadari dampak pandemi yang dirasakan oleh UMKM di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mendorong UMKM agar bangkit kembali. Adanya anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang ditujukan bagi UMKM dapat membantu UMKM untuk bertahan di tengah masa sulit akibat pandemi. Terlebih di dalam dana PEN untuk UMKM tersebut terdapat berbagai rincian anggaran. UMKM akan merasa terbantu dengan adanya subsidi bunga hingga dana untuk restrukturisasi.

Meski benar bahwa bantuan secara material atau dalam bentuk dana sangat dibutuhkan untuk UMKM yang mengalami masa sulit, namun sebenarnya UMKM perlu menerima dorongan dari aspek lain. Dalam hal ini, UMKM perlu didorong untuk menemukan cara baru dalam menjual produknya di tengah situasi sulit seperti ini. Salah satu upaya telah dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Upaya tersebut yakni mengadakan program e-katalog. Dengan program ini, UMKM dapat menjual produknya melalui e-katalog. Produk UMKM akan masuk ke dalam daftar pengadaan belanja pemerintah. Hal itu tentu sangat bermanfaat bagi UMKM. Di satu sisi, UMKM tetap dapat menjual produknya. Di sisi lain, para pelaku UMKM, terutama yang belum mengenal dunia digital dalam menjajakan produknya, kini dapat menjadi lebih aware terhadap manfaat digitalisasi dalam menjalankan sebuah bisnis. Jika terdapat semakin banyak pelaku UMKM yang melek digital lalu memilih untuk beralih menggunakan platform digital, sudah pasti mereka akan mudah bersaing di era yang serba digital seperti saat ini.

pelaku bisnis yang belum mengadopsi teknologi digital dalam bisnisnya, penggunaan teknologi digital tidaklah semudah yang dibayangkan. Dibutuhkan pemahaman, bimbingan, serta pelatihan agar dapat memanfaatkan platform digital untuk kegiatan bisnisnya. Di tahun 2020 ini, di tengah keberlangsungan pandemi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia telah mengadakan serangkaian acara webinar yang mengusung tema terkait pemasaran digital. Webinar ini membahas mengenai transformasi bisnis dari offline hingga online, serta membahas seputar digital marketing. Diadakannya webinar ini merupakan langkah yang tepat karena dapat memberi gambaran mendalam mengenai digitalisasi dalam dunia usaha. Selanjutnya, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) juga telah mengadakan pelatihan digital yang ditujukan bagi UMKM.

Untuk membantu UMKM go digital, sebenarnya tidak hanya pemerintah yang harus bergerak dan memberikan pelatihan semacam ini, tetapi perlu juga kontribusi dari berbagai lembaga atau perusahaan hingga masyarakat umum. Lembaga atau perusahaan dapat berinisiatif mengadakan pelatihan mengenai digitalisasi UMKM. Pelatihan dapat dilakukan dengan memanfaatkan platform media sosial yang lumrah digunakan oleh masyarakat. Selain lembaga dan perusahaan, masyarakat umum juga dapat membantu UMKM dengan memperkenalkan seputar pemasaran digital. Masyarakat umum mungkin bisa memulai dengan memperkenalkan platform apa saja yang bisa dan mudah digunakan untuk menunjang pemasaran produk usaha, seperti memanfaatkan marketplace hingga bekerja sama dengan ojek online. Selain itu, dapat pula memperkenalkan metode pembayaran digital yang saat ini semakin praktis dan mudah untuk digunakan. Dengan adanya kontribusi dari berbagai pihak, akan mudah bagi negara ini dalam mengarahkan UMKM untuk go digital dan bersaing di era digital seperti saat ini. (amd)

Bantu Pelaku UMKM Melek Digital

Melihat situasi yang diakibatkan pandemi, yang mana menyulitkan para pelaku UMKM, memanfaatkan platform digital tentunya merupakan keputusan yang tepat bagi para pelaku UMKM saat ini. Sebenarnya, jika kini para pelaku UMKM memutuskan untuk beralih menggunakan platform digital, manfaat yang mungkin dirasakan tidak hanya bertahan selama pandemi saja, tetapi bisa dirasakan seterusnya. Hal itu dikarenakan mereka tidak hanya sebatas memanfaatkan platform digital selama pandemi, melainkan juga dapat terus memanfaatkannya meski pandemi telah usai. Saat ini, pertanyaan yang muncul adalah upaya apa saja yang dapat dilakukan agar semakin banyak UMKM di Indonesia yang beralih menggunakan platform digital. Tentunya bagi sebagian

EDENTS EDENTS

Volume Tahun2017 2020 Volume21Edisi EdisiXXXIII XXVI Tahun

.Dok. Edents

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, tidak semua pelaku UMKM sudah mengenal platform digital. Padahal seiring perkembangan zaman, platform digital merupakan wadah yang tepat untuk mempermudah transaksi jual-beli. Bahkan, platform digital juga dapat memudahkan penjual untuk mencari konsumen. Bagaimana tidak? Di era sekarang, segala sesuatu telah memanfaatkan teknologi. Mayoritas masyarakat pasti melakukan berbagai aktivitas melalui gadget yang dimilikinya.

*) Penulis merupakan Pemimpin Redaksi LPM Edents 2020

43


OPINI MAHASISWA

Pandemi Covid-19: Harga Saham Anjlok, Jumlah Investor Saham Terus Meningkat Oleh: Faya Nabila*)

Sejak Covid-19 ditetapkan menjadi pandemi oleh World Health Organization (WHO) pada Maret lalu, seluruh pilar utama tiap negara merasakan guncangan yang begitu dahsyat. Mulai dari sektor wisata, dampak dari adanya covid-19 ini yaitu penutupan tempat wisata yang membuat turis mancanegara maupun domestik dilarang untuk berpergian ke tempat wisata. Selanjutnya, sektor yang paling mengalami penurunan drastis adalah sektor ekonomi. Pertumbuhan ekonomi di tiap negara mengalami penurunan karena adanya wabah ini. Mulai dari melemahnya permintaan dari dalam maupun luar negeri dibarengi dengan peningkatan inflasi, jutaan pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan sehingga tidak lagi mempunyai pemasukan tetap sampai menurunnya nilai saham yang sangat drastis. Dilansir dari CNN Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot tajam hingga menyentuh level terendah dalam sejarah akibat adanya pandemi ini. Namun, di balik turunnya pasar saham ini membuka kesempatan emas bagi para investor karena akan mendapat keuntungan yang besar saat pandemi ini berakhir. Benar saja, menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) jumlah investor di pasar saham Indonesia berdasarkan Single Investor Identification (SID) mengalami peningkatan sebanyak 194.685 investor atau 7,84% sejak awal tahun 2020. Jumlah Investor Generasi Milenial Melonjak

Lockdown yang digencangkan seluruh negara salah satunya Indonesia, untuk meminimalisir penyebaran wabah ini ternyata membawa dampak positif. Misalnya saja pertumbuhan jumlah investor yang terus meningkat akibat banyaknya kegiatan edukasi pasar modal yang dilakukan secara online gencar dilakukan di mana-mana. Mulai dari seminar sampai dengan webinar tentang investor dilakukan oleh banyak pihak guna memberikan pemahaman dan menarik calon investor untuk sadar berinvestasi sejak dini. Apalagi dengan adanya wabah ini pasar saham terus menurun. Dibarengi dengan pasar saham yang terus menurun dan edukasi tentang pasar modal yang semakin banyak ternyata membuat pertumbuhan investor pada usia muda yaitu generasi milenial terus meningkat. Bahkan, pertumbuhan investor pada usia muda lebih cepat dibandingkan dengan investor usia lainnya. Ancaman Resesi Jadi Alasan Berinvestasi

Investasi Saham Jadi Favorit Generasi Milenial

Saham adalah bukti penyertaan atau kepemilikan seseorang

EDENTS

Volume 2 Edisi XXXIII Tahun Volume 1 Edisi XXVI Tahun 20172020

Namun, dibalik kemudahan dalam berinvestasi saham, generasi milenial juga jangan mudah tergiur dengan berbagai kisah inspiratif dimana banyak pemain saham mendapat uang ratusan juta bahkan milyaran rupiah dari bermain saham karena hal ini akan mendorong keinginan untuk terjun ke dunia saham tanpa benar-benar memahami strategi dan trik yang benar juga tepat. Beberapa langkah diantaranya dengan memahami pengetahuan dasar tentang investasi dan saham juga mengendalikan risiko sembari meningkatkan keuntungan investasi. Selain harus memahami benar mengenai saham dan investasi, ada baiknya sebagai investor juga harus berhati-hati dalam memilih saham mana yang akan dibeli karena saat ini juga marak investasi bodong. Salah satu ciri yang paling menonjol dari investasi bodong adalah hasil atau keuntungan yang tidak masuk akal juga ketidakjelasan izin atau legalitas resmi dari OJK. Berinvestasi haruslah berhati-hati dan memahami betul strategi agar tidak terjebak pada situasi yang membuat kita rugi. (amd)

Dok. Edents

Penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung dalam jangka waktu yang panjang atau disebut resesi. Saat resesi terjadi para pekerja kehilangan pekerjaannya, produksi atas barang dan jasa merosot sehingga menurunkan PDB negara dan tentunya ekonomi negara ikut menurun. Resesi kini mulai menjadi momok bagi perekonomian dunia sebagai akibat dari adanya pandemi Covid-19 ini. Maka dari itu, sebagai persiapan sebelum terjadinya resesi banyak generasi milenial yang berbondong-bondong mulai melirik dunia investasi. Alasannya sederhana apalagi kalau bukan untuk dana darurat dan sebagai persiapan untuk menghadapi resesi yang semakin dekat di depan mata juga sebagai investasi jangka pendek maupun panjang. Namun, bukan berarti berinvestasi saat resesi adalah kunci utamanya karena, saat resesi berlangsung dalam waktu yang cukup panjang, aset yang dibeli masih akan terus mengalami penurunan nilai. Oleh karenanya, berinvestasi sebelum terjadinya resesi adalah alasan generasi millennial saat ini. Banyak dari generasi milenial mengambil investasi dengan jangka pendek. Karena melalui investasi jangka pendek bisa mendapatkan return dalam waktu relatif cepat sehingga, bisa mendapatkan income untuk persiapan dana darurat jika sewaktu-waktu resesi sudah berlangsung.

dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Membeli saham suatu perusahaan berarti telah membeli sebagian kecil dari perusahaan yang sedang berjalan itu. Seperti yang sudah dibahas di atas tadi, kini harga saham merosot turun, namun hal tersebut justru menjadi peluang bagi para investor untuk membeli saham. Dilansir dari Okezone, jumlah investor saham yang meningkat mencapai 43% dari total investor. Angka tersebut meningkat 5% dibandingkan tahun lalu. Hal ini tentunya menunjukkan tingginya minat calon investor dalam memanfaatkan momentum untuk berinvestasi. Investasi saham terbukti kian dinikmati khususnya bagi usia muda atau generasi milenial. Bagaimana tidak, berinvestasi saham bisa dilakukan secara online dan tidak mewajibkan datang ke tempat untuk melakukan transaksi saham. Selain itu, investasi saham bukan merupakan jenis investasi yang praktis karena, dapat dikatakan seperti membeli bisnis namun tidak mengganggu kesibukan. Modal yang digunakan dalam investasi saham juga relatif kecil atau jika belum memiliki modal bisa juga dengan cara dicicil. Investasi saham juga bersifat transaparan, artinya sebagai investor dapat melihat dengan jelas harga permintaan dan penawaran serta jumlah slot yang ditawarkan oleh masingmasing perusahaan. Yang paling menguntungkan dan membuat generasi milenial tertarik untuk berinvestasi saham yaitu karena dapat berinvestasi sesuai kemapuan dan tidak ada batasan harus berinvestasi dalam jumlah tertentu tiap bulannya, sehingga bisa fleksibel dalam menyisihkan uang untuk diinvestasikan. Itulah segelintir alasan mengapa investasi saham diminati generasi milenial.

*) Penulis merupakan Magang LPM Edents 2019

44


Resensi Film

Film Inside Job, Kisah Krisis dalam Lima Rangkaian

.Dok. Wikipedia

Rilis Judul Durasi Sutradara Produser Pemain Peresensi

: 8 Oktober 2010 (USA) : Inside Job : 108 menit : Charles Ferguson : Audrey Marrs, Charles Ferguson : Matt Damon, Gylfi Z., Andri S. Magnason, Sigridur Benediktdottir, Paul Volcker, Dominique Strauss-Kahn, dsb : M. Annisulfuad

Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kejadian atau kisah di masa lalu. Film dokumenter menjadi menarik karena alurnya yang diceritakan berdasarkan kisah nyata. Bahkan, tak jarang film dokumenter juga berfungsi sebagai pembuka mata dunia mengenai fakta dari suatu peristiwa penting yang belum banyak dipahami masyarakat. Begitu pula dengan film “Inside Job”, salah satu film dokumenter yang sukses menyabet penghargaan Piala Oscar pada 2011. Film ini mengisahkan mengenai kronologi krisis keuangan di Amerika Serikat yang menjalar menjadi krisis keuangan pada 2008. Film ini bisa dikatakan berani dalam membongkar fakta dibalik krisis keuangan 2008.

pada bagian ketiga yaitu “The Crisis”. Yang menceritakan latar belakang dan awal mula krisis terjadi karena peringatan dari IMF dan ekonom yang disangkal pemerintah AS sehingga krisispun tak bisa dihindari hingga akhirnya membuat runtuhnya dua bank terbesar di AS, yaitu Lehman-Brothers dan Merry11 Linch hingga merambah ke pasar keuangan. Pada bagian keempat yaitu “Accountability” dan bagian kelima “Where Are We Now” menceritakan efek dari krisis keuangan 2008. Mulai dari pihak yang diuntungkan dari kolapsnya perekonomian, dampak ke pendidikan dan kemapanan warga AS, hingga gelagat presiden AS saat itu yaitu Barack Obama yang akan melakukan reformasi keuangan.

Pada film ini, kita tidak langsung disuguhkan krisis keuangan global pada 2008. Film ini dibuka dengan membahas negara Islandia, sebuah negara kecil di Eropa yang mengalami deregulasi dan privatisasi perbankan di tahun 2000, pada September 2008 mengalami krisis perekonomian akibat bubble dan juga kejatuhan tiga bank besar yang berada di Islandia yang disebabkan oleh besarnya hutang yang dimiliki. Lalu, film ini mulai menceritakan rentetan kejadian sejarah krisis perekonomian yang pernah terjadi, perkembangan keuangan dan perekonomian di Amerika Serikat, hingga akhirnya berlanjut ke latar belakang krisis keuangan 2008 yang terjadi di Amerika Serikat dan merambat ke krisis global. Inside Job terbagi menjadi lima rangkaian. Bagian pertama berjudul “How We Got Here” menceritakan kejadian great depression di masa lalu yang merupakan krisis ekonomi global yang berawal dari Amerika. Lalu, di bagian ini juga akan dijabarkan perkembangan dan kebangkitan lembaga keuangan di Amerika Serikat sejak kejadian tersebut. Lalu, pada bagian kedua berjudul “The Bubble”, yang bercerita mengenai penggelembungan ekonomi sebelum terjadinya krisis pada 2008 yang disebabkan oleh instrumen pada pasar keuangan.

Inside Job bisa dikatakan berhasil mengungkap sisi lain dari fakta-fakta dari krisis keuangan 2008 dan membuatnya menjadi satu alur yang runtut. Hal itu tidak terlepas dengan keterlibatan banyak pihak yang memilik pengaruh yang kuat dalam perekonomian Amerika Serikat dan juga dunia. Pihak-pihak tersebut antara lain ialah investor, politisi, pekerja seks komersial, wartawan, dan akademisi. Misalnya, ahli ekonomi Harvard University, mantan kepala Dewan Penasehat Ekonomi di dibawah

Sinopsis

Awal mula terjadinya krisis keuangan 2008 mulai diceritakan

EDENTS

Volume Tahun2017 2020 Volume 21 Edisi Edisi XXXIII XXVI Tahun

Kolaborasi Banyak Pihak

Dok.Rotten Tomatoes

45


.Dok.SBS

Resensi Film

pemerintahan Presiden Ronald Reagan. Lalu Martin Feldstein, seorang direktur perusahaan asuransi AIG dan mantan anggota dewan dari bank investasi JP Morgan & Co. Para profesor terkemuka dan anggota fakultas terkemuka dari bidang ekonomi dan kalangan bisnis, konsultan, penceramah. Contohnya adalah dekan Columbia Business School yaitu Glenn Hubbard dan Penasehat Ekonomi pada masa George W. Bush serta Ketua Jurusan Ekonomi Harvard saat ini, John Y. Semua tokoh tersebut akan kita lihat dalam film ini. Pada film ini, semua pihak tersebut memberikan informasi serta menjawab pertanyaan yang diajukan. Fakta Lain di Balik Film

Film ini berhasil menguraikan kasus demi kasus yang menyeret beberapa pihak yang juga menjadi awal dari krisis keuangan global 2008. Bahkan, ada beberapa pihak yang juga menolak

untuk diwawancarai dalam proses pembuatan film ini, sementara sebagian besar narasumber setuju untuk duduk di depan kamera dan menceritakan apa yang mereka ketahui. Film ini juga menjadi wadah untuk menyuarakan lebih banyak suara bagi mereka yang telah kehilangan tempat tinggal dan tidak punya uang karena efek dari krisis. Contohnya adalah ketika kita melihat kota tenda di Florida sekarang menjadi rumah bagi banyak orang Amerika yang kehilangan tempat tinggal setelah enam juta penyitaan pada tahun 2010 dengan sepuluh juta lainnya diprediksi terjadi sekitar tahun 2011. Selain itu, film ini juga punya sisi lain tersendiri, yaitu membuat inspirasi bagi masyarakat serta pembelajaran bagi para investor untuk lebih dapat mengelola keuangan dengan teliti agar terhindar dari kasus seperti di film. Respon dan Penghargaan

Inside job menghabiskan total biaya produksi 2 Juta USD dan memperoleh pendapatan sebesar 7,9 Juta USD. Film yang di narasikan oleh Matt Damon ini disambut baik dengan respon masyarakat dengan memperoleh rating 8,2/10. Bahkan, tak sedikit orang yang memuji film karya Charles Ferguson ini. Inside Job juga menuai banyak pujian dari pengkritik film yang memuji alur, penelitian, dan pemaparan bahan yang rumit. Film ini masuk ke banyak nominasi seperti Chicago Film Critics Association Awards, Gotham Independent Film Awards, Las Vegas Film Critics Society Awards, Online Film Critics Society Awards, serta Phoenix Film Critics Society Awards. Selain itu, film ini juga berhasil menyabet beberapa penghargaan seperti Best Documentary Screenplay (Writers Guild of America Awards), Best Documentary (Directors Guild of America Awards), dan Best Documentary Feature (Academy Awards). (amd)

.Dok. Amir at The Movies

EDENTS EDENTS

Volume Tahun2017 2020 Volume 21 Edisi Edisi XXXIII XXVI Tahun

46




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.