REDAKSI.INSTITUT@GMAIL.COM
EDISI LVIII/NOVEMBER-DESEMBER 2018 TERBIT 16 HALAMAN
LAPORAN UTAMA
Menakar Kebutuhan UIN Jakarata akan UKM PIB Hal. 2
LAPORAN KHUSUS
WAWANCARA
Adu Ambisi Kampus Internasional
www.lpminstitut.com
Awal 2019, Rektor UIN Jakarta Dede Rosyada akan melepaskan jabatan. Namun, sejumlah pekerjaan rumah belum terselesaikan.
Tahun 2019 mendatang Dede Rosyada akan melepaskan jabatannya sebagai Rektor Universitas Islam (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Di awal kepemimpinannya, ia menuai beban Rencana Strategis (Renstra) 2012-2016 dari kepemimpinan rektor sebelumnya. Menjadi rektor di tahap transisi, Renstra UIN Jakarta pun 2017-2021 menjadi tumpukan beban. Ambisi universitas riset hingga menggapai peringkat 50 teratas perguruan tinggi (PT) di Asia Tenggara pun menjadi target capaian Renstra. >> Bersambung ke halaman 15 kolom dua...
Risiko Penerapan Permenristekdikti No 55 Tahun 2018
Hal. 3
@lpminstitut
@lpminstitut
Akhir Dede Rosyada Moch. Sukri & M. Rifqi Ibnu Masy sukrimuhammad759@gmail.com & ibnumasy10@gmail.com
TELEPON REDAKSI: 0896 2741 1429
Hal. 11
@Xbr4277p
LAPORAN UTAMA Salam Redaksi
Pembaca Budiman, Kami persembahkan Tabloid Institut ke LVIII. Edisi kali ini nyaris dua bulan liputan, berbagai isu menjadi bahasan dalam rapat redaksi di minggu awal pekan. Di penghujung kepengurusan, kami tetap konsisten untuk menerbitkan karya yang diharap menjadi stimulan. Tajuk berita kali ini mengangkat kinerja Rektor UIN Jakarta Dede Rosyada. Berbagai pencapaian juga kegagalan dinarasikan sesuai fakta lapangan. Angan untuk menjadi universitas internasional namun terkendala masalah internal. Tak hanya itu, kami kerap menunda liputan karena dikabari Ia penuh agenda. Agaknya terbitan kali ini sangat istimewa, karena Ia membuka suara usai bungkam sejak laporan Institut yang menyinggung soal temuan Badan Pemeriksa Keuangan. Terlebih, laporan ini menjadi perpisahan dengan Dede Rosyada selaku rektor di akhir masa menjabat. Pada halaman kedua, kami membahas tentang organisasi ekstra (oreks). Tercatat sejak 11 Januari 2010, menjadi awal aktivis UIN Jakarta berkeluh. Namun, Permenristekdikti No. 55/2018 menjadi jalan baru. Oreks sudah dibenarkan bergerak bebas juga menggunakan fasilitas. Aturan ini pun menjadi landasan terbentuknya Unit Kegiatan Mahasiswa Pengawal Ideologi Bangsa. Harapannya menjadi penangkal ideologi radikal yang dianggap membahayakan keutuhan bangsa. Apakah ini sebuah derita atau gempita, ajang berseteru atau mewujudkan cita? Sementara itu, rubrik laporan khusus berangkat dari layanan kesehatan di UIN Jakarta. Surat Edaran bernomor B-2573/ R/B.III/KM.02.1/09/2018 mengumumkan adanya layanan kesehatan civitas academica yang baru yaitu Klinik Pratama UIN Syarif Hidayatulah Jakarta. Unit layanan ini dinyatakan beroperasi per 12 September 2018. Tak banyak yang tahu tentang klinik ini. Alih-alih beroperasi, namun klinik bermasalah soal perizinan operasional. Laporan khusus kedua berbicara soal visi misi calon Rektor UIN Jakarta. Ada sembilan nama yang masuk ke dalam komisi seleksi. Masing-masing berambisi mewujudkan UIN Jakarta bertaraf internasional. Ada tujuh nama yang berhasil diwawancarai, dua lainnya enggan memberi komentar. Tak hanya itu, visi misi calon rektor ini dikemas naratif bersamaan dengan hasil jajak pendapat “Mahasiswa Pilih Siapa?” Selanjutnya, dalam rubrik kampusiana, persiapan Pemilihan Umum Raya (Pemira) UIN Jakarta menjadi sorotan. Reporter kami mewawancarai masing-masing ketua komisariat oreks yang selama ini bercokol di ajang Pemira. Berbincang soal persiapan, pemetaan pemenangan hingga kritik terhadap janji manis menjadi garis besar pembahasan. Proyeksi aktivis kampus ke depan dilihat dari langkah yang terbentuk dari persiapan dan hasil Pemira. Demikian salam redaksi yang dapat tertuliskan. Tulisan yang kami hasilkan adalah murni untuk perbaikan juga pembelajaran. Akhirnya, setiap organisasi membutuhkan inovasi juga resolusi. Jika tidak sesuai dengan harapan, keadilan, dan kejujuran agaknya pertentangan menjadi jalan dari masalah yang menghadang. Baca, Tulis, Lawan!
Siti Heni Rohamna nanarohamna@gmail.com
Permenristekdikti No. 55 Tahun 2018 tentang Pembentukan UKM PIB telah diterbitkan. Namun, hingga kini UIN Jakarta Belum memerlukan UKM PIB.
Pada 29 Oktober lalu, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengeluarkan aturan baru tentang Pembinaan Ideologi Bangsa. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) No. 55 Tahun 2018 itu memberikan ultimatum kepada seluruh elemen di tingkat universitas untuk mendirikan Unit Kegiatan Mahasiswa Pengawal Ideologi Bangsa (UKM PIB). Dibentuknya UKM PIB ini diharapkan dapat menekan paham-paham intoleran dan radikalisme di kampus. Survei Avara Research Center memaparkan, sebanyak 19,6 persen mahasiswa di Perguruan Tinggi mendukung Peraturan Daerah Syariah. Sedangkan 25,3 persen setuju dibentuknya negara Islam, 16,9 persen mendukung ideologi Islam, 29,5 persen tidak mendukung pemimpin Islam dan sekitar 2,5 persen berpotensi radikal. Survei ini dilakukan di 25 Perguruan Tinggi di Indonesia dengan 1.800 responden. Dalam aturan itu, disebutkan semua kampus wajib membentuk UKM PIB. Organisasi ekstra—yang pernah dilarang masuk kampus melalui Surat Keputusan Dikti No. 26 Tahun 2002—kini diperbolehkan melebarkan sayapnya kembali melalui terbentuknya UKM PIB. Berada di bawah pengawasan rektor, pembentukan lembaga internal kampus ini menuai pro dan kontra di kalangan mahasiswa. Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Ahmad Nabil Bintang memandang, kondisi kebangsaan saat ini kian krisis dengan adanya islam garis keras yang memberikan pemahaman kaku terkait keberagaman. Kampus—sebagai ruang akademik mahasiswa—juga tak luput dari kasus intoleransi dan ekstremisme. Organ ekstra, dalam pandangan Nabil, dapat menetralisir paham-paham radikalis yang beredar di lingk-
Tabloid INSTITUT Edisi LVIII/November-Desember 2018
Menakar Kebutuhan UIN Jakarta akan UKM PIB yang tidak jauh berbeda. Pasalnya, roda organisasi mahasiswa tetap dijalankan oleh mahasiswa yang berafiliasi dengan organisasi ekstra. Student Goverment menggunakan sistem partai, pada sistem Dema dan Sema pengajuan nama disentralkan di tingkat universitas. “Calonnya sama saja, semuanya berafiliasi dengan organisasi ekstra,” paparnya saat ditemui di depan Gedung eks-Farmasi, Minggu (23/11). Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Yusron Razak mengatakan, permenristekdikti tersebut baru diberlakukan untuk universitas umum yang berada di bawah naungan Kemenristekdikti. Secara badan hukum, UIN Jakarta berada di bawah naungan Kementerian Agama. “Seharusnya Kemenristekdikti melayangkan surat kepada Kemenag terkait pembentukan UKM PIB di PTKIN,” jelasnya, Kamis (22/11). Lebih lanjut, Yusron menyatakan, semangat yang dimiliki UIN Jakarta sama dengan universitas lainnya yang ingin memberantas radikalisme dan terorisme di ranah kampus. Namun, Yusron menilai, jika permenristekditi ini diterapkan, maka suasana kampus akan lebih tidak kondusif. “Mahasiswa akan lebih tertarik ke ranah politik daripada akademis,” ungkapnya. Terkait UKM PIB, jika diterapkan di UIN Jakarta, perlu dilakukan manajemen yang baik. Jika tidak, akan menimbulkan banyak benturan antar UKM yang notabenya bergerak di bidang minat bakat, antara Sema dan Dema yang saat ini juga turut mengemban peran sebagai pengawal ideologi bangsa. “Apalagi mereka berada dalam satu gedung yang sama,” kata Yusron. Menanggapi hal ini, Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Intan Ahmad turut angkat bicara. Permenristekdikti No 55 Tahun 2018 tersebut masih dalam proses harmonisasi di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. “Dalam konteks UIN Jakarta, nantinya akan diproses melalui Kementerian Agama melalui Dirjen Pendidikan Islam,” ucapnya, Senin (26/11). Foto: Internet
2
up civitas academika. Ditemui di Auditorium Harun Nasution Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Nabil mengatakan, adanya pembentukan UKM PIB ini sangat penting bagi UIN Jakarta. Ia merujuk pada ungkapan Azyumardi Azra beberapa waktu lalu melalui akun twitternya yang sempat viral di media massa. “Demi melawan gerakan radikalis dan ekstremis, maka organisasi ekstra seperti PMII, HMI, IMM, dan KAMMI harus tumbuh subur kembali di ranah kampus,” ucap Nabil menirukan ungkapan Azra. Di samping itu, menurut Nabil, konsep organisasi ekstra masuk kampus juga harus dikaji dengan baik demi menghindari gesekan politik. Sejatinya, isu terkait organisasi ekstra masuk kampus sudah digaungkan saat ditetapkannya Student Goverment pada 1999 lalu dan resmi kembali menjadi Senat Mahasiswa pada 2009 sampai saat ini. Student Goverment menggunakan sistem gerakan mahasiswa yang dilembagakan dalam format negara mahasiswa. Sistem partai yang diusung membuatnya tidak jauh berbeda dengan konsep bernegara. Student Goverment, dalam kacamata Nabil memberikan pemahaman politik dini bagi mahasiswa. “Mahasiswa lebih melek politik karena alurnya sama dengan politik negara,” tambah Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi ini. Namun di sisi lain, legalnya organisasi ekstra juga memunculkan keresahan dan kekhawatiran dalam kehidupan kampus. Seperti ricuhnya Pemilu Raya dan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan bagi mahasiswa baru. “Setiap organ ekstra akan mempertahankan benderanya masing-masing,” kata Nabil, Kamis (29/11). Menurut Ketua Senat Mahasiswa Murhadi, legal atau tidaknya organisasi ekstra dalam kampus menimbulkan efek
Pemimpin Umum: Eko Ramdani | Sekretaris & Bendahara Umum: Atik Zuliati | Pemimpin Redaksi: Alfarisi Maulana | Pemimpin Penelitian dan Pengembangan: Muhamad Ubaidillah Anggota: Ayu Naina Fatikha, Hidayat Salam, Moch. Sukri, M. Rifqi Ibnu Masy, Nurlely Dhamayanti, Nuraini, Nur Fadillah, dan Siti Heni Rohamna Koordinator Liputan: M. Rifqi Ibnu Masy | Reporter: Ayu Naina Fatikha, Nurlely Dhamayanti, Siti Heni Rohamna, Nuraini, Nur Fadillah, Moch. Sukri, M. Rifqi Ibnu Masy, dan Hidayat Salam Penyunting : Alfarisi Maulana, Atik Zuliati, Eko Ramdani dan Muhamad Ubaidillah | Fotografer: Instituters Desain Visual & Tata Letak: Hidayat Salam dan Nurlely Dhamayanti | Desain Sampul: Hidayat Salam | Info Grafis: Nuraini | Penyelaras Bahasa: M. Sukri & Hidayat Salam Alamat Redaksi: Gedung Student Center Lantai 3 Ruang 307 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jl. Ir. H. Djuanda No. 95 Ciputat, Tangerang Selatan 15412 Telepon: 089627411429/082365277388 | Email: redaksi.institut@gmail.com | Website: www.lpminstitut.com ~~~Setiap reporter INSTITUT dibekali tanda pengenal serta tidak dibenarkan memberikan insentif dalam bentuk apapun kepada reporter INSTITUT yang sedang bertugas~~~
Tabloid INSTITUT Edisi LVIII/November-Desember 2018
LAPORAN KHUSUS
Adu Ambisi Kampus Internasional
menekankan adanya integrasi keilmuan, tata kelola yang baik sehingga mendapat rekognisi secara internasional. “Visi saya sudah tercantum, yaitu integrasi keilmuan melalui tata kelola yang baik,” tegas Guru Besar Fakultas Ushuluddin. Di lain kesempatan, Andi Faisal Bakti menekankan kepada kinerja dosen. Menurut Andi, sumHidayat Salam ber daya manusia yang mumpuni hidayatsalam2016@gmail.com juga optimalisasi teknologi justru membantu dalam mencapai tuBeradu program pada kontestasi rektor UIN Jakarta. Namun, calon juan yang diinginkan. “Dosen harus dipersuasi dalam berkiprah, rektor tetap sepakat menata kampus internasional. karena kuncinya ada pada dosen,” tutur Guru Besar Fakultas DakSeleksi Calon Rektor (Carek) karta. Satu dari sembilan orang wah dan Ilmu Komunikasi, Senin Universitas Islam Negeri (UIN) akan menggantikan jabatan (22/10) Syarif Hidayatullah Jakarta telah Dede Rosyada sebagai Rektor Adapun Didin Saepuddin lebih memasuki babak akhir. Dari prosUIN Jakarta periode 2015- memprioritaskan dalam membaes yang panjang menghasilkan 2019. Empat tahun kepemi- ngun UIN Jakarta menuju kampus sembilan nama carek UIN Jakarta mpinan Dede menjadi refleksi internasional dengan memberiuntuk periode 2019-2023. Semjuga acuan carek dalam meny- kan penelitian yang berkualitas bilan orang tersebut ialah Amsal usun visi dan program unggu- sehingga dapat dibaca hingga ke Bakhtiar, Andi M. Faisal Bakti, Maslan sesuai renstra. mancanegara. Selain itu, perturi Mansoer, Amany Burhanuddin Reporter Institut pun me- karan mahasiswa ke luar negeri Lubis, Sukron Kamil, Zulkifli, Abdul wawancarai calon rektor UIN juga dapat mendorong UIN JaMujib, dan Didin Saepudin. Jakarta. Bincang visi dan pro- karta menjadi kampus internasiUIN Jakarta menjadi salah satu gram carek tersebut dilakukan onal. Nantinya mahasiswa dapat perguruan tinggi Islam terbaik di selama bulan Oktober di tem- memperkenalkan UIN Jakarta ke bawah naungan Kementerian Agpat yang terpisah-pisah. dunia. “Membangun kampus agar ama. Maka capaian selanjutnya yaiPada Selasa, (23/10) re- menjadi WCU harus benar-benar tu menembus peringkat perguruan porter Institut menyambangi terencana,” ungkap Didin, Kamis tinggi (PT) bertaraf internasionkantor kerja Amsal Bahtiar (25/10) al, World Class University (WCU). di Kementerian Agama. Senada dengan Didin, Sukron Target ini pun termaktub dalam Menurutnya dalam mewujud- Kamil saat diwawancara Institut Rencana Strategis (Renstra) UIN Jakan kampus internasional, ia juga mengutarakan prioritasnya
UIN Resmikan Klinik Baru
untuk menjadikan UIN Jakarta sebagai kampus internasional melalui kampus berbasis riset. Menurutnya UIN Jakarta dalam publikasi riset internasional masih kurang. Di lain sisi, UIN Jakarta juga tengah mengupayakan menjadi perguruan tinggi berbadan hukum. Rencana enterpreneur university menjadi rancangan Sukron akan meningkatkan pendapatan kampus. Selain itu, Amany Burhanuddin Lubis lebih mengedepankan penguasaan bahasa asing bagi civitas academica. Menurutnya penguasaan bahasa asing seperti bahasa inggris dan bahasa arab menjadi syarat bagi karya dosen maupun mahasiswa yang diterbitkan. Selain itu, kemampuan bahasa asing mahasiswa harus ditingkatkan agar dapat menerima pertukaran pelajar ke luar negeri. Selain itu, membangun jaringan kerja sama menjadi pilihan carek lainnya, Abdul Mujib. Menurut Abdul, ia berkeinginan dengan adanya hubungan relasi dapat menjadi kekuatan yang luar biasa bagi UIN Jakarta. Ia pun mencontohkan bagaimana terjalin kerja sama di fakultas Psikologi. “Pendapatan kerja sama UIN Jakarta tahun 2016 itu 16 miliar, 12 miliar berasal dari fakultas psikologi,” tuturnya yang juga menjabat sebagai Dekan Psikologi, Jumat (26/10). Aspirasi dari civitas academica juga menjadi bagian penting dalam
3 mewujudkan UIN Jakarta menuju cita-citanya. Lebih lanjut fungsi pimpinan salah satunya menerima aspirasi semua kalangan. Hal ini diutarakan oleh Masri Mansoer ketika ditemui di Ruang Dekan Fakultas Ushuluddin.Menurut Mujib, tradisi rapat pimpinan yang dilaksanakan setiap hari Rabu diharapkan sebagai wadah aspirasi dari berbagai warga kampus. Institut pun telah berusaha menghubungi carek yang lain yaitu Jamhari dan Zulkifli untuk untuk sesi wawancara. Namun hingga berita ini diterbitkan mereka enggan untuk diwawancarai. Sementara itu, Ketua Senat Universitas Abuddin Nata menanggapi perihal tersebut. Menurutnya dalam visi misi yang disampaikan oleh para carek terdapat sisi positif maupun negatif. Visi misi para carek nantinya bisa menjadi sumbangan bagi rektor yang terpilih nantinya. Abuddin juga menekankan terhadap visi misi para carek yaitu lebih memerhatikan peningkatan mutu serta jaringan internasional bagi UIN Jakarta. “Dengan begitu bisa memenuhi harapan semua,” ungkapnya saat ditemui di Ruang Kerja Senat Universitas, Selasa (27/11).
Ayu Naina Fatikha ayunaina24@gmail.com
Berdasarkan surat edaran Rumah Sakit Syarif Hidayatullah (Syahid) Nomor 73/RSSH/ IX/2018, Klinik Pratama UIN Syarif Hidayatullah mulai beroperasi sejak 12 September 2018 lalu. Dengan demikian, mahasiswa UIN Jakarta yang melakukan pemeriksaaan Kesehatan di RS Syahid dapat beralih ke Klinik Pratama. Berdasarkan berita yang dimuat www.uinjkt.ac.id Klinik Pratama diresmikan oleh Rektor UIN Jakarta Dede Rosyada pada 13 Agustus 2018 lalu. Klinik Pratama merupakan pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan RS Syahid. Gedung yang terletak di samping Fakultas Adab dan Humaniora ini tak hanya diperuntukkan bagi civitas akademika namun juga masyarakat umum yang terjamin Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Menelisik operasional Klinik Pratama, Institut pun menyambangi gedung eks-Kopertais tersebut. Alih-alih terdapat aktifitas pelayanan kesehatan, klinik
pun tampak sepi. Pintu gedung tertutup rapat, juga tak ada satu kendaraan pun yang terparkir di depannya. Menurut pengakuan penjaga loket parkir Fakultas Adab dan Humaniora, Rabu (19/11) lalu, klinik tidak beroperasi sejak lama. Menanggapi hal tersebut, Ketua Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian (AUK), Rudi Subiantoro mengakui Klinik Pratama belum beroperasi hingga saat ini. Hal itu disebabkan karena belum mengantonginya izin operasional dari Dinas Kesehatan. “Surat izin operasional untuk Klinik belum keluar, jadi belum dapat beroperasi.” Ungkapnya Jumat, (23/11). Sedangkan menurut pengakuan Rudy, fasilitas pelayanan kesehatan Klinik Pratama telah tersedia, baik operasional maupun sumber daya manusia. Staf kesehatan pun telah dipilih, sayang, surat izin operasion-
Foto: M. Rifqi Ibnu Masy/ INSTITUT
Sebagai pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan Rumah Sakit Syarif Hidayatullah, UIN Jakarta meresmikan Klinik Pratama. Sayang, hingga kini klinik tersebut tak kunjung beroperasi.
Pelataran Klinik Pratama terlihat sepi karena belum beroperasi, Jumat (26/11). Hal ini karena Klinik belum mengantongi surat izin operasional.
al tak kunjung turun fasilitas pelayanan kesehatan ini pun belum bisa dicicipi mahasiswa UIN Jakarta hingga saat ini Mengenai izin operasional Klinik Pratama Institut pun mencoba menghubungi pihak RS Syahid. Surat Permohonan Wawancara pun dilayangkan pada 19 November 2018. Tak kunjung memperoleh tanggapan, Institut pun berulang kali mendatangi RS Syahid. Nihil, hingga berita ini diterbitkan, pihak RS Syahid pun enggan angkat bicara. Terkait perizinan operasional klinik, dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 9 tahun 2014 tentang Klinik BAB
IV Pasal 27, sebuah Klinik bisa mendapatkan izin operasional, apabila penyelenggara klinik memenuhi persyaratan teknis dan administrasi. Persyaratan teknis meliputi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, ketenagaan, peralatan, kefarmasian, dan laboratorium. Persyaratan administrasi yang berupa izin mendirikan dan rekomendasi dari dinas kesehatan kabupaten/kota. Menyoal keberadaan Klinik Pratama, Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu komunikasi, Muhamad Nailul Asma mengaku mengetahui. Meskipun demikian, pada 11 November lalu Nailul lebih memilih memerik-
sakan diri ke Rumah Sakit Syarif Hidayatullah. Jarak yang terlampau jauh dari indekos membuatnya enggan untuk menggunakan layanan kesehatan di sana. “Jauh juga kalau mau periksa ke sana, Sudah nyaman periksa di RS Syahid”. Ucapnya Selasa, (27/11). Kendati Klinik Pratama belum beroperasi, Nailul berharap nantinya memberi kemudahan para civitas akademika dan masyarakat yang ingin berobat disana. “Apalagi bisa pakai BPJS, untuk warga juga bisa lebih ringan.” Pungkasnya Selasa, (27/11).
KAMPUSIANA
4
Tabloid INSTITUT Edisi LVIII/November-Desember 2018
Perhelatan di Ajang Demokrasi Mahasiswa
Nurlely Dhamayanti nurlelyd5@gmail.com
Pemira Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta kembali dilaksanakan. Berbagai partisipan pun mengikuti, tak terkecuali organisasi ekstra Pesta demokrasi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2018 siap digelar. Direncanakan pemungutan suara hendak dilakukan pada pertengahan Desember mendatang. Antrean mahasiswa nantinya menjadi pemandangan, mereka bergantian berdiri di balik bilik suara, memilih wakil mahasiswa untuk periode selanjutnya. Menjadi rahasia umum jika Pemilihan Umum Raya (Pemira) tak lepas dari latar belakang organisasi ekstra. Begitupula dengan UIN Jakarta, berbagai organisasi ekstra dengan beragam warna bendera telah memberi warna dalam kontestasi politik mahasiswa. Tak hayal segala persiapan ditempuh guna memenangkan ajang bergengsi ini. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat mis-
alnya. Mereka menyatakan akan ikut dalam kontestasi politik mahasiswa ini. Tahun 2018, organisasi yang berdiri pertama kali di Yogyakarta ini mengaku tidak memiliki persipan khusus yang berbeda dari tahun sebelumnya. Pola yang sama kemungkinan akan dilakukan untuk meraup suara terbanyak untuk kadernya di masing-masing lokasi pemilihan. “Tidak ada perbedaan persiapan dari tahun sebelumnya,” kata Ketua Umum HMI Cabang Ciputat Tharlis Dian Syah Lubis, Senin (19/11). Senada dengan Tharlis, Sekretaris Umum Ikatan Mahasiswa Muhamadiah (IMM) Ari Aprian Harahap pun menyambut baik hadirnya Pemira tahun ini. Menurut Ari, sebelum terjun ke dalam Pemira, IMM akan senantiasa melihat
terlebih dahulu perkembangan dan situasi di kampus. Berbagai kader yang sekiranya dicalonkan akan melalui serangkaian penguatan diri terlebih dahulu dari organisasi. Sedangkan Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Rahmat Cahyo menuturkan telah siap dalam kegiatan Pemira tahun ini. Setiap kader telah dipersiapkan dalam bentuk penguatan spiritualitas. “Persiapan kami mulai dari penguatan dalam diri kader yang sudah dimulai sejak awal September,” tuturnya, Kamis (22/11). Rahmat tak memungkiri sekiranya akan terjadi koalisi antar-organisasi ekstra ke depannya dikarenakan sifat politik yang dinamis. Menanggapi Pemira tahun ini, ia berharap akan berjalan dengan aman, damai dan tak ada konflik di
kemudian hari. “Semoga kita bisa mendapatkan pemimpin yang tak hanya mengumbar janji manis,” tegasnya saat ditemui di Kafe Cangkir UIN Jakarta, Kamis (22/11). Tak ketinggalan, Pergerakan Mahasiswa Islam Indoensia (PMII) pun ikut ambil peran. Sekretaris Umum PMII, Muhammad Asnawi Irzal mengatakan organisasinya tidak akan pernah lelah untuk menjual gagasan-gagasan untuk seluruh mahasiswa UIN Jakarta. Dirinya pun berharap Pemira akan berjalan dengan aman, damai dan profesional dan mengedepankan akal sehat. Melalui persiapan kader terbaik di setiap tingkat. Tak hanya mahasiswa, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Yusron Razak pun menyambut baik Pemira tahun ini. Menurutnya, Pemi-
ra menjadi ajang yang baik manakala terdapat peraturan yang baku. Akan tetapi, dirinya melihat Pemira sekarang ini lebih cenderung menghadirkan banyak konflik ketimbang keharmonisan. “Saya mengharapkan Pemira tahun ini akan membentuk hubungan yang harmonis,” ujarnya, Kamis (22/11) Perlu diketahui, Pemira UIN Jakarta rutin diadakan setahun sekali di akhir tahun. Hajat tahunan ini bakal mementukan siapa yang akan menjadi perwakilan mahasiswa di tataran kepengurusan organisasi internal. Nantinya, satu tahun kepengurusan akan ditentukan melalui pemira dari tingkat universitas, fakultas sampai jurusan.
MARI MENULIS “Ilmu itu bagaikan hasil panen/buruan di dalam karung, menulis adalah ikatannya” (Imam Syafi’i)
Berbagi opini, cerpen, puisi, atau hasil liputan kalian dengan yang lain. kirim ke email: redaksi.institut@gmail.com minimal 3000 karakter.maksimal 3500 karakter cantumkan juga identitas kalian, seperti nama, jurusan, dan fakultas atau organisasi kalian. kirim juga keluhan kalian tentang kampus ke 0896 2741 1429
Tabloid INSTITUT Edisi LVIII/November-Desember 2018
JAJAK PENDAPAT
5
Mahasiswa Pilih Siapa? Dalam rangka pemilihan rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2019, Senat Universitas telah mengirimkan sembilan nama ke Kementerian Agama (Kemenag). Sebelumnya senat terlebih dahulu melakukan penilaian terhadap sembilan calon itu. Aspek manajerial, kepemimpinan, kompetensi akademik, kepribadian, jaringan kerjasama, visi, misi dan program peningkatan mutu merupakan yang dinilai. Untuk mengetahui sejauh mana partisipasi mahasiswa terkait pemilihan rektor UIN Jakarta. Tabloid Institut edisi LVIII kali ini melakukan jajak pendapat terkait pemilihan rektor UIN Jakarta. Pemilihan
kali ini tidak melalui pemungutan suara dari senat, melainkan dipilih langsung oleh Kemenag, senat hanya memberikan rekomendasi. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 68 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Rektor di PTKIN. Berdasarkan hasil Jajak Pendapat LPM Institut, sebanyak 61,1% mahasiswa UIN Jakarta yang mengatakan mengetahui adanya pemilihan rektor UIN Jakarta 2019. Sementara, 38,9% yang tidak mengetahui adanya pemilihan rektor. Mengenai pengetahuan terkait calon rektor, sebanyak 70,8% mahasiswa yang
menyatakan mengetahui nama-nama tersebut. Sedangkan ada 29,2% mahasiswa yang tidak mengetahui siapa saja nama-nama calon rektor UIN Jakarta yang telah diseleksi. Setelah dijabarkan nama-nama calon rektor, ternyata mayoritas mahasiswa mengaku tidak mengetahui calon rektor tersebut (24,8%). Lainnya mengetahui sosok Amsal Bakhtiar (8,4%), Andi Faisal Bakti (11,1%), Amani Burhanuddin Umar Lubis (22,1%), Sukron Kamil (11,5%), Abdul Mujib (16,4%), Didin Saefuddin (14,2%), Jamhari (4,4%), Zulkifli (6,6%), Masri Mansoer (15%). Ternyata lebih banyak mahasiswa yang memilih tidak
tahu (27,4%) ketika ditanya siapa yang pantas untuk menjabat sebagai rektor UIN Jakarta. Kemudian nilai tertinggi didapat oleh Amany Burhanuddin Umar Lubis (18,6%), Abdul Mujib (10,6%), Sukron Kamil (8,8%), Andi Faisal Bakti (8%), Amsal Bakhtiar (7,5%), Didin Saefuddin (7,1%), Zulkifli dan Jamhari memperoleh nilai yang sama sebesar (0,9%) dan Masri Mansoer (0,2%). Terkait harapan mahasiswa terhadap program yang perlu ditingkatkan oleh rektor UIN Jakarta terpilih, 14,6% yang mengharapkan kinerja staf dan dosen ditingkatkan. Sedangkan 12,8% mengharapkan penelitian dosen dan mahasiswa perlu ditingkatkan. Lalu yang
QUOTE OF THE MONTH Aku adalah tuan dari takdirku sendiri.
(Nelson Mandela )
memilih fasilitas kampus sebanyak 69%. Selebihnya, sebanyak 3,6% memilih yang lainnya. *jajak pendapat ini dilasanakan sejak 23 November hingga 30 November 2018, dengan jumlah responden sebanyak 226 dari pelbagai fakultas di UIN Jakarta. Metode pengambilan dalam survei ini adalah propotionated stratified random sampling. Hasil ini tidak bermaksud menyudutkan suatu lembaga atau pihak manapun di UIN Jakarta.
PERJALANAN
6
Tabloid INSTITUT Edisi LVIII/November-Desember 2018
Zona Singgah nan Indah Ayu Naina Fatikha ayunaina24@gmail.com Tak hanya menyajikan pemandangan alam nan menawan, Lembah Ngingrong turut membenahi perekonomian warga lewat pasar digital. ini menjajakan aneka makanan tradisional khas Yogyakarta. Ada lebih dari 35 pedagang yang menjajakan makanan khas yang berbeda turut meramaikan pasar digital ini. Nuansa pedesaan sangat terasa jika memasuki pasar digital ini. Dekorasinya yang sedemikian rupa membuat pengujung betah berlama-lama berbelanja di pasar digital ini. Pintu masuk pasar menggunakan dekorasi bambu dengan banyak caping yang terikat di atasnya. Setiap stan makanan di pasar digital ini juga dibedakan menggunakan tampah bambu yang bertuliskan jenis makanan yang dijual. Penjual di pasar digital ini juga rata-rata menggunakan kendi tanah liat sebagai tempat dagangannya, Uniknya, alat pembayaran pasar ini menggunakan koin kayu yang bertuliskan angka senilai harganya. Misal angka 5 yang menunjukkan koin itu senilai lima ribu rupiah, di baliknya terdapat tulisan wonderful Indonesia. Pengunjung bisa mendapat koin kayu tersebut dengan menukarkan uang di stan pen-
jaga yang terdapat di pintu masuk pasar. Jadi, uang rupiah tak berlaku di pasar digital ini. Pembeli yang datang tak hanya dari warga sekitar, namun juga dari luar kota yang bahkan sengaja hanya untuk melihat keunikan dari pasar digital ini. Ditambah pasar ini kian menarik minat pengunjung karena mengikuti perkembangan zaman, makanan tradisional yang dijual juga kian beragam dimodifikasi oleh sang penjual, jadi pasar digital ini memberi kesan tradisional yang modern bagi para pengunjung. Jika pengunjung datang terlalu siang, maka dipastikan tidak mendapat apa-apa dari pasar digital ini, karena dagangannya sudah habis. Namun pengunjung tak usah kecewa, karena disebrang jalan, terdapat penjaja makanan dan minuman tradisional pula, bahkan menikmatinya bisa di dalam gazebo yang mengarah langsung ke Lembah Ngingrong.
Memandang
Hidangan
Panorama
Foto : Dok. Ayu Naina Fatikha/INSTITUT
Terletak di tepi jalan, Lembah Ngingrong sering kali dijadikan tempat bersinggah para wisatawan yang hendak menuju pesisir. Menjadi tempat persinggahan, nama Lembah Ngingrong kian dikenal wisatawan dari maupun luar Daerah Istimewa Yogyakarta. Tak hanya itu, Lembah berkedalaman 80 meter inilah salah satu ikon wisata andalan jalan raya Mulo – Tepus, Wonosari, Yogyakarta. Dibuka sebagai tempat wisata pada 2012 oleh pemerintah dan masyarakat Mulo –yang selanjutnya dikelola oleh Desa Wisata Mulo. Lembah Ngingrong ini termasuk salah satu dari 16 geosite Gunungsewu Geopark Network yang berada di Gunungkidul. Dengan luas sekitar 10 hektar dan kedalaman 80 meter, Lembah Ngingrong ini menyajikan pemandangan alam berupa lembah bebatuan yang membentang. Pengunjung juga dapat menikmati panorama goa di dasar lembah Ngingrong dari ketinggian. Untuk memulai perjalanan menuju Lembah Ngingrong, pengunjung lebih baik menikmati perjalanan saat pagi atau sore hari, agar dapat merasakan angin sejuk berhembus dan cuaca tidak terlalu panas. Perjalanan ke Lembah Ngingrong akan sangat mudah dijangkau jika ditempuh dari Kota Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta. Pengunjung hanya harus melakukan perjalanan sekitar tiga kilometer menggunakan kendaraan bermotor maupun mobil menuju Pantai Selatan via jalan Baron, maka pengunjung pasti akan dengan mudah menemukan Lembah indah nan memukau. Pada tahun 2015, Lembah Ngingrong ini mulai dikenal oleh wisatawan. Tak sedikit dari mereka yang singgah sekadar untuk melepas penat perjalanan dan menikmati panorama lembah. Pemerintah setempat juga mulai membuka wahana Flying Fox bagi pengunjung yang ingin menikmati pemandangan lembah dengan cara yang beda. Adapula wisata susur Goa yang dipandu oleh profesional. Untuk menikmati pemandangan lembah, pengunjung tak dikenakan biaya apapun. sedangkan bagi yang ingin menguji nyali bermain Flying Fox dikenakan biaya 45 ribu saja. Pengunjung dapat berfoto dengan berbagai gaya di tempat-tempat yang telah dibangun dan dihias khusus untuk berfoto, juga aman karena di sepanjang lembah ini terdapat pagar pelindung. Sadar akan potensi wisatawan yang besar, pemerintah Desa Mulo bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Gunungkidul membuka wisata pasar digital yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian warga sekitar. Pasar
Melayani
TUSTEL
Tabloid INSTITUT Edisi LVIII/ November-Desember 2018
Prajurit Bela Budaya Teks: Moch. Sukri Foto: Nuraini
Delegasi Budaya
Pengiring Melihat pada konteks kekinian, budaya nusantara kerap memudar, terlebih perihal keprajuritan. Bahkan bisa dikatakan budaya keprajuritan nusantara akan terlupakan karena perubahan zaman. Hingga akhirnya, para pecinta budaya berinisiatif membangun budaya masing-masing melalui karnaval di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Karnaval Keprajuritan Nusantara merupakan kegiatan ragam baris-berbaris dengan semangat juang zaman kerajaan masing-masing daerah, seperti kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, Tarumanegara di Jawa Barat, Sriwijaya di Sumatra, dan lain sebagainya. Serta disajikan secara atraktif dalam bentuk teater, tarian, akrobatik. Sehingga, acara Karnaval Keprajuritan Nusantara ini akan menjadikan budaya yang patut diapresiasikan bagi pemuda-pemuda Indonesia Melihat besarnya potensi masing-masing daerah, pecinta budaya ini menghimbau masyarakat untuk tidak melupakan sejarah keprajuritan nusantara. Pasalnya, budaya merupakan identitas bangsa yang harus dilestarikan. Hal ini sesungguhnya yang dapat memperkenalkan Indonesia di Manca Negara. Siap
Prajurit Berbaris
Pemanah
7
OPINI
8
Tabloid INSTITUT Edisi LVIII/November-Desember 2018
Mahasiswa UIN Butuh Lembaga Riset Oleh: Rizki Ulfahadi* World Class University (WCU) sebagai sebuah great plan yang dicanangkan pihak kampus memang harus kita amin-kan bersama. Bahkan selayaknya juga memperjuangkannya bersama melalui sinergitas yang terstruktur dan berkelanjutan. Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berdiri gagah di tengah hamparan datar kawasan Tangerang Selatan ini akan menjadi kampus kelas dunia, akan menjadi world class university. Walaupun mungkin tidak dalam waktu dekat, tetapi sudah lama menjadi buah bibir di gedung rektorat. Kabar yang sangat menggembirakan, renstra (rencana strategis) ini juga seolah menjadi pesona pemikat bagi pihak luar sana untuk melirik UIN sebagai perguruan tinggi tujuannya atau tujuan buah hatinya untuk melanjutkan pendidikan pasca sekolah tingkat atas. Mahasiswa UIN Jakarta pun saat ini sudah berasal dari berbagai provinsi di Indonesia bahkan berasal dari luar negeri. Eksistensi serta populeritas UIN Jakarta di tingkat nasional tidak perlu diragukan lagi, dan perlahan juga merayap populeritas internasional. Wajar memang, UIN Jakarta adalah perguruan tinggi Islam pertama di Indonesia yang memperoleh sertifikat ASEAN University Network-Quality Assurance (AUN-QA). Selain itu, kampus ini juga menyandang predikat kampus Islam terbaik se-Indonesia versi Webomatrics dan 4icu.org, dan mendapatkan akreditasi A dari BAN PT. Gagasan WCU yang muncul pada periode Rektor Prof. Komarudin Hidayat ini terus mendapatkan perhatian khusus dalam hal prioritas kampus. Pemerintah pun telah memberikan dukungan terhadap renstra yang menjadi mimpi ini. Suryadharma Ali ketika menjabat sebagai Menteri Agama RI mengatakan bahwa ada dua kampus (PTKIN) yang layak untuk menjadi WCU, yai-
tu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Sampai saat ini, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terus menunjukkan progresifitasnya dalam memantaskan diri menjadi universitas kelas dunia. Di banyak kesempatan, rektor saat ini, Prof. Dr. Dede Rosyada, MA sering menyampaikan bahwa kelembagaan internal UIN terus menjalin kerjasama pengembangan akademik dengan lembaga akademik dan perguruan tinggi nasional, regional, dan global. Pada sambutannya di acara wisuda sarjana ke-100 yang dilaksanakan Sabtu, (21/05/16), ia juga menyatakan bahwa beberapa kampus Jerman, Austria, Perancis, Kanada, Australia dan Korea Selatan, siap mengirimkan dosen-peneliti mereka, atau sebaliknya, menerima dosen-peneliti UIN Jakarta untuk melakukan aktifitas riset dan pengajaran di masing-masing kampus mitra kerjasama tersebut. Rektor Prof. Dr. Dede Rosyada, MA saat menutup Rapat Kerja Pimpinan UIN Jakarta, di Hotel el Royale, Bandung, Selasa (23/1/2018) juga meminta agar kegiatan riset makin ditekuni oleh para dosen UIN Jakarta. Masih menurut rektor, langkah-langkah menuju WCU diantaranya memperbanyak sitasi dan mahasiswa asing di kampus UIN Jakarta. Sitasi dapat meningkat, bergantung pada seberapa banyak publikasi internasional dari sivitas akademika UIN Jakarta. Apakah wacana yang tanpa lelahnya berkali-kali disuarakan oleh rektor itu diiringi dengan ikhtiar yang berarti patut menjadi pertanyaan. Rektor selalu menyinggung UIN secara kelembagaan. Akan sulit rasanya muncul sebuah lembaga yang hebat tanpa penguatan elemen terbesar manusianya (mahasiswa). Mahasiswa UIN pun sampai saat ini hanya sebagian kecil yang mengetahui akan mimpi ini, mayoritas
pun sangat asing dengan istilah WCU. Yang hanya sekedar mengetahui saja sedikit, apalagi yang peduli. Mengenai riset pun sangat menarik untuk dibahas, karena tidak terlihat sama sekali keseriusan pihak kampus dalam mengembangkan riset di kalangan mahasiswanya. Begitu banyak mahasiswa UIN yang buta akan dunia riset, apalagi dana riset. Atau mungkin mahasiswa (dimemangkan) tidak perlu tau tentang itu. Pihak kampus memang menyediakan Beasiswa Kajian Keislaman, tetapi prosesnya tanpa ada perhatian atau bimbingan yang berarti, sehingga jauh dari kata cukup untuk membangun budaya riset di kalangan mahasiswa. Memang sangat membahagiakan dengan adanya Beasiswa Kajian Keislaman bagi mahasiswa UIN yang mempunyai karya ilmiah, tetapi jika keadaan seperti ini berlanjut maka dampak buruk pun hadir. Bukannya kesadaran akan pentingnya dunia tulis-menulis, dunia riset di kalangan mahasiswa, melainkan mindset kapital bahwa menulis untuk mendapatkan uang beasiswa saja, jika uangnya tidak dapat maka tangannya kaku menulis, enggan berkarya ilmiah. Perlu wadah, perlu bimbingan, agar budaya riset ilmiah terbangun di kampus calon WCU ini. Riset di kalangan mahasiswa seharusnya diikutsertakan bahkan diprioritaskan dalam persiapan besar menjemput renstra WCU ini, pincang rasanya jika hanya penelitian dosen yang berkembang dengan sedikitnya ruang dan kesempatan bagi mahasiswa dalam riset. aktifitas penelitian dosen memang melibatkan mahasiswa, tetapi itu jumlahnya sangat sedikit serta pola biasanya hanya bagi mahasiswa yang memiliki kedekatan personal dengan dosen saja. Tidak ada kesempatan yang sama diantara para mahasiswa untuk menjadi pendamping penelitian dosen. Di depan mahasiswa, Rek-
tor pun hanya sering menyuarakan tentang riset kepada mahasiswa ketika acara
wisuda, disampaikan kepada mereka yang “kasarnya� akan meninggalkan UIN, alangkah lebih baiknya sampaikan dengan penuh hikmat kepada mahasiswa yang belum terpusingkan oleh beban penulisan skripsi. Jika mahasiswa terniat melakukan riset hanya ketika mau menghadapi skripsi sebagai persyaratan formal lulus maka apa bedanya kampus ini dengan universitas yang ada di pelosok negeri lainnya. World Class University atau Pedalaman Class University? Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Prof. Dr. Arskal Salim GP MA dalam menuturkan perkembangan program research fellowship dan visiting professor, yang merupakan program yang sengaja disusun sebagai persiapan menuju WCU, menjelaskan bahwa program tersebut mengundang professor asing dari luar, untuk mengajar dan melakukan penelitian di UIN Jakarta, selain itu juga untuk memperkenalkan UIN Jakarta ke dunia luar dan membangun citra bahwa UIN Jakarta itu Universitas Islam Indonesia yang bagus. Dalam persiapan menuju WCU memang sangat diperlukan citra yang baik, tapi justru citra baik itu akan berputar drastis menjadi citra buruk ketika Professor atau peneliti luar negeri itu datang dan menemukan realitas bahwa mahasiswa UIN sangat rendah budaya risetnya, tidak memiliki wadah pengembangan yang berarti untuk meningkatkan minat bakat dalam dunia riset. Kita hanya berharap Jangan sampai UIN hanya bagus namanya saja dari luar tapi lapuk di dalam. Sampai saat ini, lembaga riset resmi di kalangan mahasiswa UIN baru ada di tingkat Fakultas, itupun hanya ada di Fakultas Kedokteran yaitu Mercy. Berdiri pada tahun 2015 yang khusus untuk mewadahi dan pengembangan penelitian dan karya ilmiah
Kunjungi
www.lpminstitut.com update terus berita kampus
mahasiswa kedokteran. Mahasiswa angkatan penulis (2017) dan beberapa mahasiswa baru tahun ini yang dulunya ketika SMA/sederajat bergabung dengan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) ditemui pun merasa bingung, kenapa ketika Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK) di sesi pengenalan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tidak ada UKM yang konsen di riset/penelitian. Sehingga dia pun bingung mau melanjutkan kemana ilmu KIR-nya, karena memang untuk belajar pengembangan riset butuh wadah dan lingkungan serta bimbingan. Tulisan ini hanya sebagai bentuk keprihatinan serta kepedulian yang serius dari orang yang merasa bagian dari UIN Jakarta, sebagai bentuk pernyataan tegas bahwa mahasiswa siap untuk dilibatkan dan siap membantu dalam memperjuangkan mimpi bersama ini. Sebuah realitas yang sangat memprihatinkan dimana universitas se-kaliber UIN Jakarta tetapi mahasiswanya tidak memiliki lembaga riset resmi. Siapapun rektor baru nanti harus berani menjamin bahwa mahasiswa UIN Jakarta punya wadah resmi untuk mengasah kemampuan penelitian. Akan muncul ketimpangan yang berimplikasi pada impact yang sangat mengkhawatirkan ketika mimpi itu terwujud tanpa penguatan internal mahasiswanya. Kesiapan mahasiswa UIN Jakarta dalam menyambut mimpi besar itu juga harus dipikir matang dan disiapkan jauh-jauh hari. Salah satu langkah strategis untuk itu adalah dengan membangun lembaga riset resmi mahasiswa.
*Mahasiswa Jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir Hadis UIN Jakarta
Tabloid INSTITUT Edisi LVIII/November-Desember 2018
Akhir Jabatan Rektor Hampir genap empat tahun Dede Rosyada menjadi orang nomor satu UIN Syarif Hidayatullah. Tak terasa kepemimpinannya pun segera usai Januari mendatang. Kini, UIN Jakarta tengah menanti pemimpin baru yang diharapkan membawa angin segar. Menilik kebelakang, diawal kepemimpinannya Dede Rosyada mencetuskan tiga slogan—Globality, Autonomy, dan Humanity—untuk mewujudkan mimpi UIN Jakarta menjadi perguruan tinggi bertaraf internasional. Hingga bermacam target pencapaian pun dilambungkan di setiap kebijakan yang ia tetapkan. Mulai dari perolehan kursi peringkat dunia untuk menjaga eksistensi UIN Jakarta dikancah internasional. Dede Rosyada tetap percaya diri mampu membawa UIN menjadi salah satu bintang di kancah dunia. Meskipun sempat terseok menduduki peringkat 119 tingkat Asia Tenggara versi webometrics. Tak ketinggalan, penelitian dan publikasi jurnal menjadi perhatian serius Dede Rosyada. Para dosen dituntut melakukan penelitian untuk memperkaya penerbitan artikel ilmiah. Tercatat sepanjang 2002 hingga April 2017 UIN Jakarta telah mempublikasi 447 penelitian yang terindeks Scopus. Sayangnya, sebagai perguruan tinggi keagamaan justru fakultas keagamaan UIN Jakarta minim publikasi dari sekian banyak publikasi karya ilmiah. Tak cukup sampai di situ, Dede Rosyada pun berambisi untuk menjadikan UIN Jakarta sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH). Menurutnya banyak keuntungan yang diperoleh bagi UIN Jakrta jika menjadi PTN-BH. Salah satunya dapat membuka dan menutup program sstudi tanpa harus mendapatkan izin operasional dari Kemenristekdikti. Tak hanya itu, keuangan dikelola secara mandiri oleh UIN Jakarta. Tak hanya diperuntukkan bagi mahasiswa berbagai daerah di Indonesia, UIN Jakarta pun memberikan kursi bagi mahasiswa mancanegara dengan membuka kelas Internasional. Kabarnya, ditahun kepemimpinannya Dede Rosyada menargetkan 500 mahasiswa asing yang mengisi sela-sela ruang kosong bangku perkuliahan. Tercatat hingga 2017 sebanyak 202 mahasiswa manca negara melakukan studi di beberapa fakultas UIN Jakarta. Persoalan pun mulai bermunculan ketika mahasiswa asing kesulitan mengikuti proses pembelajaran di kelas. Tak lama lagi, Dede pun turun dari kursi jabatan. Usaha ia menuntaskan Rancangan Strategis 2017-2021 patut diapresiasi. Meskipun masih banyak catatan yang perlu diperbaiki. Seabrek pekerjaan rumah pun siap menanti pemimpin baru UIN Jakarta. Berharap mampu memperbaiki celah-celah kekurangan UIN Jakarta. Siapapun yang menduduki kursi jabatan selanjutnya semoga dapat amanah dan membawa UIN menjadi lebih baik.
9
Gemuk Informasi dan Diet Media Sosial Foto: Dok. M. Fanshoby
Editorial
KOLOM
Oleh: Muhammad Fanshoby* * Mahasiswa Program Magister Komunikasi Penyiaran Islam UIN Jakarta
Saat ini informasi seperti junkfood, cepat saji dan banyak tersedia di pinggir jalan. Platform media sosial yang bervariasi dengan dukungan teknologi ponsel yang semakin pintar berhasil menciptakan cara baru bagaimana orang mendapatkan informasi. Konsumsi informasi cepat saji secara terus-menerus dan sembarangan tanpa sadar membuat orang gemuk informasi. Kegemukan informasi tidak terlihat, bahkan sampai sekarang belum ditemukan alat untuk mengukur seseorang yang gemuk informasi. Ketika sedang belajar atau bekerja, datang pesan siaran tentang informasi politik. Ketika sedang bercengkrama dengan keluarga atau teman, muncul pemberitahuan adanya komentar di media sosial. Lalu kita segera mengecek notifikasi itu tanpa pertimbangan, tanpa kontrol, apakah informasi itu lebih penting dari belajar, bekerja atau bercengkrama dengan keluarga. Istilah gemuk informasi sebenarnya mulai populer pada tahun 2009 oleh Andrew Whitworth yang menerbitkan buku, Obesity Information. Dalam buku tersebut, Whitworth memberikan penjelasan tentang gemuk informasi sebagai kegagalan dalam mengubah informasi menjadi pengetahuan. Sedangkan pengetahuan itu digunakan untuk mendukung pikiran, tubuh, kehidupan sehari-hari, dan komunitas. Gagal Mengolah Informasi Kegagalan mengolah informasi itu, dianalogikan seperti orang yang mengalami obesitas fisik atau kegemukan dalam konsumsi makanan. Makanan yang dikonsumsi telah gagal dijadikan energi untuk beraktivitas. Makanan yang terlalu banyak dikonsumsi menjadikannya kesulitan beraktivitas normal dan kurang produktif. Dalam satu hari, di ponsel kita muncul puluhan hingga ratusan notifikasi yang berisi informasi apapun. Kebanyakan itu berasal dari platform media sosial seperti facebook, twitter, instagram, youtube hingga whatsaap, masing-masing muncul notifikasi di ponsel kita. Kerena keterbatasan waktu, kelelahan atau hanya bosan dan malas, informasi-informasi itu kita lewatkan. Ada pula yang merasa informasi cepat saji itu mendistraksi fokus dari hal yang lebih penting, beberapa orang sekadar membaca judul tanpa menyelesaikan bacaan. Informasi yang seharusnya mampu kita olah menjadi pengetahuan baru dan berguna untuk
kehidupan sehari-hari berakhir dengan melewatkannya saja. Pada awal tahun 2012, Clay A. Johnson menerbitkan buku The Information Diet. Johnson menganggap kegemukan informasi disebabkan oleh informasi junkfood yang ada di mana-mana. Selain informasi junkfood, Johnson juga menganggap kegemukan informasi dikarenakan adanya duplikasi informasi yang dibagikan berulang-ulang. Dalam twitter, kita mengenal retweet, di whatsapp kita mengenal pesan terusan atau pesan siaran. Pesan-pesan yang dikirimkan berulang itu mungkin telah diterima sebelumnya. Hal itu menambah jumlah alasan kita untuk melewatkan informasi begitu saja.
Diet Media Sosial Belajar dari diet makanan, diet adalah pengaturan pola konsumsi, baik porsi, ukuran maupun kandungan gizinya. Diet berasal dari bahasa Yunani yang artinya cara hidup. Pada tahun 2009, Katarzyna Chapman dan Jane Ogden dalam tulisannya tentang “How Do People Change Their Diet� mengatakan, diet merupakan bagian penting dalam gaya hidup sehat. Namun penelitian menunjukkan bahwa perubahan pola konsumsi itu akan sulit dimulai dan dipertahankan. Namun, jika upaya awal dilakukan dengan kemauan keras dan dipertahankan secara berulang-ulang akan menjadi kebiasaan. Begitu pula dengan diet media sosial. Ini hanya soal pengaturan pola konsumsi. Meskipun kita berada di antara informasi cepat saji, kita tetap bisa mengatur pola konsumsi. Pengaturan pola konsumsi ini bertujuan mengontrol informasi yang masuk ke dalam pikiran kita agar tetap terkendali. Dengan informasi yang terkendali, memungkinkan kita mengubah informasi yang masuk ke dalam pikiran, kemudian akan keluar menjadi pengetahuan yang berguna untuk kehidupan sehari-hari dan komunitas kita. Pengaturan pola konsumsi media sosial adalah kunci. Cara mengaturnya, mula-mula dengan menentukan seberapa banyak kebutuhan informasi yang harus kita konsumsi. Analogi tentang diet media sosial, sama dengan diet makanan. Kebutuhan informasi disesuaikan dengan kebutuhan diri sendiri. Setiap orang akan berbeda-beda. Atlet sepakbola akan membutuhkan makanan lebih banyak sedangkan pekerja kantoran membutuhkan makanan lebih sedikit. Begitu pula pekerja di bidang informasi akan lebih banyak membutuhkan informasi ketimbang pekerja di bidang pertanian
atau perkebunan, begitu seterusnya. Mulailah membatasi diri dengan mempersempit paparan waktu mengakses media sosial. Jika seorang pekerja kantoran di bidang jasa, mungkin cukup tiga jam sehari dihabiskan untuk akses media sosial. Namun jika bekerja di bidang informasi, bisa saja lebih dari tiga jam sehari, begitu seterusnya. Pembatasan waktu itu bagian dari mengatur pola konsumsi. Menjaga pikiran fokus dan tidak terdistraksi namun tetap mengikuti informasi terbaru dan mampu mengubahnya menjadi pengetahuan yang berguna untuk kehidupan sehari-hari dan komunitas.
Memilih yang Bernutrisi Seperti konsumsi makanan sehari-hari, tentu kita lebih memilih makanan yang bernutrisi tinggi daripada makanan cepat saji. Begitu pula nutrisi dalam informasi. Dari awal perlu kita sendiri yang menentukan informasi mana yang bernutrisi tinggi. Informasi yang bernutrisi ini disesuaikan dengan melihat seberapa penting informasi itu menunjang kehidupan sehari-hari. Kebutuhan nutrisi informasi setiap orang akan berbeda. Disesuaikan dengan latar belakang, pekerjaan, status sosial ekonomi dan sebagainya. Seorang politikus, bisa menjadikan informasi politik lebih penting dibanding informasi apapun. Seorang ustad, mungkin saja menjadikan informasi agama lebih penting ketimbang informasi politik, begitu seterusnya. Pengaturan pola konsumsi itu mencegah informasi penting untuk diri sendiri justru terlewatkan. Tanpa pencegahan, informasi cepat saji akan mengambil alih dan mengganggu proses pengolahan informasi menjadi pengetahuan yang berguna untuk kehidupan sehari-hari dan komunitas. Kegagalan mengolah informasi menjadi pengetahuan disebabkan oleh konsumsi informasi cepat saji dari media sosial yang sembarangan.
10
HUMANITAS
Tabloid INSTITUT Edisi LVIII/November-Desember 2018
Hunian Nyaman Bagi Korban Bencana
PALU, SIGI – Sore itu di Hunian Nyaman Terpadu (Integrated Community Shelter/ICS) Kelurahan Duyu, Tatanga, Palu, tampak sejumlah aktivitas. Sejak Sabtu (24/11), sejumlah warga prioritas terdampak bencana gempa bumi dan likuefaksi mulai menempati satu-satunya hunian terintegrasi di Kelurahan Duyu tersebut. Nurmin (58) menunjukkan kami beragam tanaman hias yang sedang ia tanam di pekarangan kecil hunian barunya. Ada Bambu Air (Equisetum Hyemale), Kenikir (Cosmos Caudatus), dan Daun Dewa (Coleus Benth). Nurmin dan suaminya, Wagiman, adalah salah satu penghuni baru shelter di ICS Duyu. Rumah mereka yang terletak di Jalan Sungai Manonda, Balaroa, hancur dan tidak lagi bisa ditinggali. Di sela-sela kegiatan berkebunnya Rabu sore (28/11) itu, Nurmin membagi sedikit cerita tentang perjuangannya sebagai penyintas gempa hingga hari ini. “Saya merinding kalau ingat malam itu,” ujar Nurmin sambil menunjukkan lengan kanannya, memperjelas bahwa bulu kuduknya berdiri. Tanpa jeda ia
Foto dan Teks oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT)
lanjut bercerita. Magrib 28 September, tanah tiba-tiba berguncang ketika Nurmin hendak berwudu. Ia dan dua anaknya segera lari meninggalkan bangunan. Nurmin bahkan harus merangkak di lantai rumah agar tubuhnya tidak jatuh. Tidak lama suara dentuman terdengar dari sekitar Balaroa, ia tidak tahu apa yang terjadi di sana. Nurmin hanya ingat, langit di atasnya sempat memerah. Hampir dua bulan berlalu setelah peristiwa nahas itu, selama itu pula Nurmin yang tidak lagi memiliki tempat tinggal harus tinggal di tenda. “Alhamdulillah, saya dikasih rumah (unit di ICS Duyu) ini. Kalau tidak, saya tinggal terus di tanah kosong itu,” ujarnya yang telah empat malam tinggal di ICS Duyu. Sejak Ahad (25/11) lalu, Nurmin dan keluarganya secara bertahap mulai memindahkan barang-barang yang tersisa dari tenda ke ICS Duyu. Tetangga baru Nurmin, Supriyono (40), juga salah satu warga yang baru akan tinggal di Jalan Sungai Manonda. Sebelumnya, Nurmin dan Supriyono belum saling kenal walau tinggal di satu daerah yang berdekat-
an. Sehari-hari Supriyono berdagang sayur keliling, dari Kota Palu ia menjajakan sayurnya hingga ke daerah Pantai Barat Donggala. Sayur-sayur yang ia ambil dari pasar Inpres di kota ternyata sudah memiliki pelanggan tersendiri di sana. “Alhamdulillah, bagi saya ini (ICS) membantu dan (kami) senang. Alhamdulillah, terima kasih ACT,” ujarnya ramah. Rabu (28/11) sore itu, Supri dan keluarganya baru saja datang melihat kondisi rumah barunya, persis di samping rumah Nurmin. “Ini masih dilihat-lihat dulu, besok rencana mau pindah,” jawabnya. Bagi Supri, jangka waktu sekitar dua tahun adalah kesempatan yang bisa ia pergunakan dengan baik untuk memulai kehidupan yang baru. Menurut Supri, walaupun kehidupan ia dan keluarganya belum menemukan titik terang, adanya hunian nyaman terpadu yang diberikan sebagai bantuan bagi masyarakat terdampak gempa amatlah membantu. “Sekarang yang penting tempat tinggal dulu. Layak dan tidak kehujanan,” ungkap Supri. Setiap hari, bapak tiga orang anak itu berangkat berjualan
pukul setengah enam sore dan baru kembali ke rumah sekitar pukul tujuh malam. Ia bisa menempuh jarak 93 km untuk berjualan. Suasana yang sama juga tampak di ICS Sibalaya Utara. Sejak Sabtu (24/11), sejumlah warga terdampak likuefaksi yang mengungsi di kios pasar Sibalaya Utara mulai menghuni ICS mereka. Heriani (40) baru saja usai melipat sejumlah pakaian, Senin (26/11) adalah hari kedua ia tinggal di ICS Sibalaya Utara. Rumah Heriani hancur parah terdampak likuefaksi. Saat tim ACT berkunjung ke ICS Sibalaya Utara Senin sore, sejumlah anak tampak bermain di fasilitas taman bermain yang disediakan di hunian tersebut. Canda (11) sedang berkumpul bersama sejumlah anak lainnya. Ia bersama orang tuanya mengungsi di pasar Sibalaya Utara. “Kalau di sini bisa bermain, ada papan luncur dan toya-toya (ayunan),” ungkapnya khas anak-anak. Koordinator ICS Dede Abdul Rahman mengungkapkan, semua warga yang mendapatkan fasilitas ICS di Sibalaya
Utara maupun Duyu telah menempati hunian mereka. “Sudah pindah semua, kalau listrik di ICS Duyu masih dalam pemasangan akan disambungkan per blok-nya,” ujar Dede saat ditemui di ICS Lolu, Rabu (28/11) sore. ICS di Kelurahan Duyu terdiri dari 96 unit shelter dan sejumlah fasilitas penunjang seperti masjid, MCK, dapur umum dan taman bermain. Sedangkan 60 unit untuk 60 KK diperuntukkan bagi warga terdampak bencana Sibalaya Utara. ACT juga masih menargetkan empat kompleks ICS yang tersebar di Palu, Sigi, dan Donggala rampung segera, yakni ICS di Desa Wani satu Kecamatan Tanantovea, Desa Soulowe Kecamatan Dolo, Kelurahan Buluri Kecamatan Ulujadi, dan yang nantinya menjadi salah satu ICS terbesar di Desa Lolu Kecamatan Sigi Biromaru. Tidak Ketinggalan, ICS terbesar yang terletak di Desa Lolu Kecamatan Sigi Biromaru pun mulai tampak digunakan. Sejak Selasa (27/11) masjid di hunian tersebut digunakan pertama kali untuk salat Asar berjamaah.
Tabloid INSTITUT Edisi LVIII/November-Desember 2018
WAWANCARA
11
Risiko Penerapan Permenristekdikti No. 55 Tahun 2018 Permenristekdikti No. 55 Tahun 2018 resmi diterbitkan. Namun, UIN Jakarta dinilai belum membutuhkan Unit Kegiatan Mahasiswa Pengawal Ideologi Bangsa (UKM PIB). Kampus sebagai ruang pergulatan akademik rupanya tak lepas dari kasus radikalisme dan terorisme. Masih segar dalam ingatan kita, ketika Badan Intelijen Negara menyatakan sebesar 39 persen perguruan tinggi di Indonesia telah terpapar radikalisme. Hal ini tentu tidak bisa dipandang sebelah mata. Demi menekan angka radikalisme di kampus, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menerbitkan Permenristekdikti No. 55 Tahun 2018 tentang Pembentukan UKM PIB. Universitas Islam Negeri Jakarta kiranya memiliki semangat yang sama untuk mengurangi angka radikalisme di kampus. Terkait permasalahan ini, maka Reporter Institut Siti Heni Rohamna mewawancarai Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Yusron Razak terkait akan dibentuknya pembentukan UKM PIB di UIN Jakarta. Bagaimana pandangan Bapak tentang Permenristekdikti No. 55 Tahun 2018? Dalam konteks pendidikan formal, pemahaman ideologi bangsa memang harus dicanangkan sejak dini untuk menjaga kesatuan dan persatuan Indonesia. Namun, universitas sebagai ruang akademik mahasiswa seakan dicederai jika organisasi ekstra masuk ke dalam kampus. Mahasiswa akan lebih tertarik membahas kajian politik kampus daripada sisi akademis. Selain itu, isu terkait ideologi jika dikaji lebih jauh akan menimbulkan banyak pertanyaan
Kilas
y a n g b i s a meluruskan atau menyalahkan ideologi kita. Semakin banyak mengk a j i te n t a n g ideologi, jika ditemukan titik lemah dari ideo l o g i yang diyakini, m a k a a k a n menimbulkan ideologi alternatif di luar Pancasila. Contoh pada masa lalu, kita mengenal ideologi komunis dan kapitalis yang acap kali dijadikan pijakan masyarakat di berbagai belahan dunia. Dalam konteks kehidupan Indonesia, rupanya ideologi keduanya tak mampu menjawab. Maka para pendiri bangsa merumuskan ideologi Pancasila sebagai ideologi alternatif dari ideologi yang lebih dulu muncul. Seperti dirumuskan para pendiri bangsa, Pancasila yang diyakini sebagai konsensus bangsa Indonesia, jika semakin dikaji dan ditemukan titik lemah dan menimbulkan ketidakpuasan. Hingga akhirnya mahasiswa mencari ideologi lain. Namun, jika ada orang mengatakan, Pancasila itu harga
Adakah kekhawatiran pihak kemahasiswaan terkait Pembentukan UKM PIB? Jika organisasi ekstra masuk kampus dalam konteks ini dinaungi oleh UKM PIB, maka permasalahan perpolitikan kampus akan lebih kompleks. Kampus akan lebih mencerminkan suasana politis daripada akademis. Potensi munculnya konflik antar organisasi ekstra juga semakin kuat. Kampus seharusnya digunakan sebagai ruang pergerakan intelektual, bukan sebagai ruang pergerakan politik. Dalam memandang politik sistem partai, mahasiswa belum mempunyai kedewasaan. Masih diperlukan dialog panjang untuk merumuskan hal tersebut.
mati, bagi saya hal tersebut tidak sesuai juga. Karena ilmu adalah proses pencarian yang tidak pernah usai.
Seberapa penting diterapkannya peraturan tersebut bagi UIN Jakarta? Peraturan ini belum penting jika diterapkan di UIN Jakarta. Dipandang dari segi manapun UIN Jakarta termasuk kampus yang toleran. Mahasiswa UIN Jakarta juga sudah terbiasa mengkaji ideologi melalui perantara Senat Mahasiswa dan Dewan Eksekutif Mahasiswa. Di kelas melalui kurikulum yang berlaku juga diajarkan mengenai pengejawantahan nilai-nilai Pancasila. Berbeda dengan universitas umum yang memang sudah
Gedung Aula Serbaguna Diresmikan Pada 30 Oktober 2018, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Dede Rosyada meresmikan Gedung Aula Serbaguna di Desa Cikuya. Gedung ini dibangun di atas tanah seluar 40 hektare. Gedung Aula Serbaguna memiliki dua ruangan yang bisa digunakan oleh mahasiswa yaitu aula dan penginapan. Selain itu, gedung ini terdapat kolam seluas 6000 meter. Gedung Aula Serbaguna ini sudah bisa digunakan untuk mahasiswa. Selain untuk praktek dan berbagai kegiatan, mahasiswa juga bisa menggunakan gedung ini untuk memancing ikan dan juga bermain sepak bola di area Gedung Aula Serbaguna. Pada bulan November 2018, tercatat lima fakultas yang mengajukan peminjaman tempat di Gedung Aula Serbaguna, antara lain Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Fakulas Dirasat Islamiyah. “Peminjaman Gedung Aula Serbaguna ini sama dengan meminjam gedung yang lain dengan mengajukan ke bagian umum,� ujar Kepala Bagian Umum Encep Dimyati saat ditemui di Gedung Akademik lantai 2, Rabu (21/11). (Nuraini)
Foto: Dok. Institut
mendapat cap radikal dari berbagai lembaga survei nasional. Bahkan menjadi sarang kaum intoleran dan dipandang inklusif. Jika konteksnya seperti itu, sangat penting untuk memasukkan organisasi ekstra sayap kiri di ranah kampus. Tujuannya untuk mengurangi dominasi organisasi ekstra sayap kanan. Bagaimana mekanisme mendirikan UKM di UIN Jakarta? Di UIN Jakarta sendiri, jika ada yang ingin mendirikan UKM, maka organisasi tersebut harus menunjukkan kiprah terlebih dahulu. Selanjutnya, akan mendapatkan persetujuan dari kemahasiswaan untuk mendirikan UKM.
Adakah kemungkinan mahasiswa tertarik mengikuti UKM PIB daripada UKM yang ada? Kemungkinan ada. Tetapi juga belum ada jaminan jika dibentuk UKM PIB akan menghilangkan radikalisme di kampus. Bahkan akan menimbulkan permasalahan baru. Karena di luar kampus saja pergerakan organisasi ekstra cukup liar, apalagi jika dilegalkan. Selama ini, peran penguatan ideologi bangsa di dalam kampus dipegang oleh Sema dan Dema. Selain itu juga dibantu dengan UKM Resimen Mahasiswa dan Pramuka. Jika ada UKM PIB, dikhawatirkan akan menimbulkan benturan antar Sema, Dema, dan UKM. Untuk itu, perlu dilakukan perumusan ulang terkait kebijakan lembaga kemahasiswaan.
Kilas
Gedung FAH Bocor Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) mengalami perpindahan di Jl. Tarumanegara, Pisangan, Ciputat sejak Maret 2017. Gedung ini mengalami kebocoran di kala hujan datang. Tepatnya ruangan-ruangan di lantai 5 dan atap lantai 4. Ruang 507 misalnya, pihak kampus baru menindaklanjuti kebocoran pada Rabu (14/11). Namun meskipun sudah diperbaiki, atap di lantai 4 dan 5 gedung FAH masih terlihat bolong dan bocor. Menanggapi perihal kebocoran di FAH, Subbagian Administrasi Umum Ahmadi Sahmi Sitompul mengatakan bahwa kebocoran di FAH sudah terjadi sejak gedung tersebut dibangun. “Namun baru dapat ditangani di akhir tahun ini,� terangnya, Minggu (18/11). (Nuraini)
Ralat
12 M. Rifqi Ibnu Masy ibnumasy10@gmail.com
RESENSI
Tabloid INSTITUT Edisi LVIII/November-Desember 2018
Membangun Desa, Membangun Manusia
Pembangunan bukan sekadar bicara infrastruktur dan gedung-gedung pencakar langit, namun juga manusia sebagai objek utama. Dalam arti luas, pembangunan merupakan upaya yang dilakukan secara sadar dan melembaga dalam rangka membangun masyarakat. Tentu, dalam membangun kita perlu paham betul persoalan utama, strategi, dan penunjang untuk dikelola menjadi kekuatan pembangunan. Setelah sekian lama merdeka, pelbagai persoalan masih membelenggu sendi-sendi kehidupan masyarakat Indonesia. Jurang kemiskinan masih lebar, masyarakat kian termarjinalkan. Hanya satu jalan untuk berbenah, mengubah konsep dan strategi pembangunan. Albert Einstein pernah bilang, “Gila jika kita mengharapkan hasil berbeda, dengan melakukan cara yang sama.� (Hal. 6) Pemerintah sejak awal kemerdekaan hanya sukses menjalankan dan menghidupkan birokrasi saja. Mereka silih berganti menjalankan roda kekuasaan, yang sebenarnya sama saja.
Moch. Sukri sukrimuhammad759@gmail.com
Diibaratkan barang dagangan yang hanya berganti kemasan, namun nyatanya tak jauh berbeda. Pengamalan nyata menjalankan pembangunan di masyarakat dibutuhkan, bukan sekadar teori. Gerakan Membangun Desa (GERDEMA) hadir sebagai torobosan di tengah lambannya pembangunan. Gerakan ini hadir memberikan kepercayaan penuh kepada masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan. Peran pemerintah daerah hanyalah membimbing, mengarahkan, sekaligus memberikan dukungan termasuk dalam hal dana. GERDEMA memiliki cara pandang dan fokus terhadap desa. Menghadirkan masyarakat luas sebagai subjek utama dalam pembangunan, namun sebelumnya dibina dan dibentuk kemampuan sumber daya manusianya. Dalam hal ini, perubahan dalam sistem nilai, pemikiran, dan budaya sangat berperan dalam pembangunan. Teknik merancang pembangunan diperlukan untuk mendapatkan hasil yang optimal mencapai
visi bersama (shared vision) pembangunan. Visi bersama pembangunan harus dipahami betul oleh segenap komponen, baik itu pemangku kepentingan (stakeholder) maupun masyarakat luas. Puncak pembangunan harus mempunyai irama dan arah yang sama, yaitu kesejahteraan rakyat. (Hal. 18) GERDEMA memiliki tiga prinsip pembangunan. Pertama mencerminkan identitas kebutuhan masyarakat. Kedua, pembangunan dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Ketiga, hasil pembangunan dirasakan langsung oleh masyarakat dari hasil kerjanya sendiri. Dari prinsip-prinsip tersebut terciptalah mekanisme hubungan kerjasama dari para pelaku dan partisipan pembangunan. Banyak hal menarik dari konsep-konsep pembangunan yang ditawarkan Yansen TP dalam bukunya, di mana rakyat yang berkuasa menentukan arah pembangunan. Bagi Yansen, membangun sebuah negara harus diulai dari desa-desa terpencil. Hingga akhirnya kesejahteraan masyarakat tercapai dari hulu ke hilir.
Foto: PT. EMK
Membangun manusia, bukan sekadar prasarana. Gerakan membangun desa hadir mengelola potensi rakyat.
Penulis: Yansen TP Penerbit: PT Elex Media Komputindo Tahun Terbit: Januari 2014 an Tebal: 178 halam Buku berisi 178 halaman ini menghadirkan secara mendetail bagaimana pembangunan seharusnya berjalan. Bukan sekadar teori, namun penulis terjun langsung di lapangan untuk merumuskan pembangunan yang efektif di desa-desa. Melalui potensi yang dilimiki desa, pembangunan mestinya dikelola. Dengan penyajian data yang
Fantasi Seorang Psikopat
lengkap dan pengungkapan bahasa yang sederhana menjadikan buku ini sangat menarik dibaca oleh generasi muda. Di mana pembangunan kelak akan dikendalikan dan diatur oleh pemuda-pumudi sekarang di masa mendatang. Namun yang menjadi kekurangan dalam buku tersebut, sering penulis mengulang-ulang permasalahan yang sama.
Barbara Thorson (Madison Wolfe) adalah remaja yang muda dan mandiri. Barbara menciptakan dunia fantasi yang terinspirasi oleh kecintaan pada boneka Dungeons dan Dragons. Hingga percaya bahwa raksasa dari dunia lain akan datang untuk menyerang kampungnya. Kepercayaan ini membuatnya menghabiskan hari dengan menciptakan senjata dan perangkap untuk menangkis raksasa tersebut. Pada suatu hari, Barbara bertemu dengan Sophia (Sydney Wade) di sekolah yang baru saja pindah dari Leeds, Inggris. Shopia memperkenalkan diri kepada Barbara, tetapi Barbara tak merespons dan tetap bergeming. Keadaan ini membuat Barbara diperlakukan sebagai anak psikopat dan kerap diperlakukan dengan kekerasan. Pasalnya, Barbara sering menyendiri dan berbicara aneh terhadap teman teman dekatnya. Sehingga Guru Psikologi Ny Molle (Zoe Saldana) merasa simpati terhadap Barbara dan memanggilnya. Setelah memasuki ruangan, Ny. Molle memberikan Barbara penjelasan akan keadaan sang ibu, pertanyaan-pertanyaan psikologis, juga menasihatinya. Tiba-tiba Barbara meninggalkan Ny. Molle dan menyatakan bahwa pembicaraan tersebut hanya akan mengalihkan perhatian dari persiapannya melawan raksasa. Kemudian, Barbara dikejutkan
akan kedatangan Shopia secara tiba-tiba. Dalam pertemuan itu, Barbara seketika menjelaskan mitologi raksasa. Dia menunjukan kepada Shopia umpan dan jebakan yang dibuat. Barbara mengatakan kepada Shopia tentang senjata yang dia simpan di tas. Shopia kaget melihat perilaku Barbara, ia merasa bahwa raksasa itu tidak ada, bahkan itu hanyalah sebuah imajinasi yang dibuat oleh Barbara sendiri. Ketidakpercayaan Shopia membuat Barbara mengajak Shopia untuk berburu makhluk rakasa. Namun Shopia tetap meragukan klaim Barbara tentang raksasa tersebut. Suatu ketika, Ny Molle sempat melihat Barbara yang sedang menonton bisbol. Dalam kesempatan itu Ny Molle kembali menjelaskan keadaan sebenarnya terkait kondisi ibu Barbara. Bahwa sakit bukan disebabkan oleh raksaksa seperti yang diyakini Barbara selama ini. Namun Barbara menampik penjelasan itu, dan tetap berkeyakinan bahwa penyakit ibunya disebabkan oleh raksaksa. Di sisi lain, Shopia kecewa akan sikap Barbara kala memukulnya waktu pulang sekolah, meskipun hal itu bukanlah suatu hal yang disengaja. Hingga Shopia menceritakan rahasia Barbara ke Tylor. Shopia menunjukan perangkap-perangkap yang dibuat oleh Barbara. Hingga Tylor merusak perangkap-perangkap itu. Menge-
tahui perangkapnya dirusak, Barbara pun marah pada Tylor dan terjadi perkelahian hingga Barbara kalah. Suatu hari, Barbara naik kereta. Ia meyakini bahwa raksaksa tak akan ada di dalam kereta. Namun hal tersebut salah. Imajinasi Barbara melihat raksaksa di dalamnya, hingga ia pun mengejar raksaksa itu dan melawannya. Barbara menang dalam duel dengan cara membakarnya. Namun yang orang normal lihat, Barbara bukan membakar raksaksa melaikan membakar pos penjagaan palang kereta. Obsesi Barbara akan menumpas habis raksaksa kian menjadi-jadi. Ini membuat Barbara meninggalkan sekolah selama beberapa hari. Shopia dan Ny. Molle mencari di rumahnya namun nihil dan yang ditemukan hanyalah rekaman perintan untukmembunuh raksaksa milik Converage yang disimpan Barbara. Mendengar rekaman, Ny. Molle dan Shopia akhirnya mengetahui penyebab psikopat Barbara hingga terobsesi melakukannya. Setelah mendengar rekaman, Shopia dan Ny.Molle mengetahui keberadaan Barbara. Mereka pergi ke pantai dan melihat Barbara sedang berkelahi seorang diri. Namun bagi Barbara, sebenarnya ia sedang melawan raksaksa terakhir sebelum akhirnya memenangkannya. Dalam perkelahian itu, Bar-
Foto: Internet
Psikopat dapat berimajinasi tinggi dan berkelana tanpa batas. Dianggap gila, bertingkah aneh hingga menimbulkan kerusakan menjadi hal nyata tapi tak disadari.
bara mengatakan raksasalah penyebab ibunya sakit dan tak bisa disembuhkan. Bahkan, apabila Barbara telah membunuh raksasa ibunya akan sembuh dan selamat seperti semula. Akan tetapi, Raksasa menjelaskan, bahwa penyebab ibunya sakit bukan karena dirinya, melainkan kuasa tuhan.
Judul : I Kill Giant Tahun : 2018 Genre : Fantasi Durasi : 110 menit
Tabloid INSTITUT Edisi LVIII/November-Desember 2018
Nur Fadillah dilfadillah05@gmail.com
SOSOK
Jejak Hidup Ahli Farmakologi
13
Foto: Dok. M. Yanis Musdja
Untuk mencapai puncak kesuksesan hidup, seseorang mesti berjuang. Ibarat naik gunung, perju angan akan terbayar lunas saat melihat puncak gunung dengan keindahannya.
Berawal dari kegelisahan terkait kehalalan produk-produk yang ada di Indonesia, mengantarkan Muhammad Yanis Musdja membentuk Yayasan Produk Halal Indonesia (YPHI). Sebagai perintis, Ia mengupayakan produk yang ada di Indonesia dapat benar-benar terja-
Nurlely Dhamayanti nurlelyd5@gmail.com
min kehalalannya. Sejalan dengan upaya itu, mempersiapkan SDM yang ahli sangat diperlukan sehingga mata kuliah Analisis Obat, Makanan dan Kosmetik pun ia buat. Selain sebagai ketua di YPHI, pria yang juga mantan Ketua Jurusan Farmasi UIN Jakarta ini aktif menulis. Beberapa buku yang telah diterbitkan yaitu Analysis of Concept Study of Food in Islam (2005), Pharmacology of Infection Diseases (2006), Pharmacology Gastrointestinal Diseases (2007). Saat ini juga ia tengah menyelesikan buku Farmakologi Penyakit Infeksi dan Bahaya Resistensi Anti Mikroba. Sebagai pakar di bidang produk halal, alumni Universitas Indonesia tersebut telah dipercaya untuk ambil bagian di beberapa perusahaan. Ia pun ditunjuk sebagai kosultan di
Korea Institute of Halal Product. Untuk kerjasama Indonesia-Malaysia, Yanis menjabat sebagai Direktur Utama Inspeksi Agensi Halal. Bahkan Doktor Kelahiran 66 tersebut tak segan untuk mencoba hal baru. Ia pun nyambih sebagai staff ahli redaktur majalah Life Style. “YPHI punya majalah, dan saya sebagai redakturnya”, imbuhnya, Selasa (27/11) Keberhasilan yang diperoleh saat ini, tak lepas dari berbagai pengalaman di bidang laboratorium analisis. Mulai dari tahun 1985 Ia bekerja sebagai staff laboratorium radiopharmacy Badan Energi Atom Nasional. Masih di tempat yang sama, tahun 1991-1998 menjabat sebagai Kepala Laboratorium senyawa berlabel. Tahun 19982002 diangkat menjadi Kepala Badan Nasional Tenaga Atom bidang Radiofarmakologi. Tak hanya berkarir di indus-
KOMUNITAS
tri halal, Yanis juga berkarir di dunia birokrat kampus yakni sebagai Dekan Farmasi Universitas Muhammadiyah Tangerang tahun 2002-2004. Setelah itu, Ia pindah ke Fakultas Ilmu Kesehatan sebagai Kepala Departemen Farmasi UIN Jakarta 20042012 di mana pada saat itu farmasi baru saja dibentuk. Pencapaiannya saat ini bukanlah hal yang instan. Beragam jenjang pendidikan ia tempuh dan juga banyak penelitian ia lakukan, diantaranya penelitian tentang Anti Imonuglobin G pada manusia. Dalam mendirikan YPHI, pria kelahiran Payakumbuh 52 tahun silam ini penuh perjuangan. Ia mengungkapkan mendirikan sebuah yayasan memerlukan perizinan dari pelbagai pihak. Modal yang dibutuhkan juga tidak sedikit. Akan tetapi, berkat sikap kegigihannya banyak yang membantu. “Ada saja kawan yang bantu”, ungkapnya di ruangan dosen Farmasi
Fakultas Ilmu Kesehatan lantai tiga, Selasa (27/11). Kesulitan tak hanya dirasakan sebelum YPHI terbentuk. Bahkan sampai YPHI diresmikan, belum memiliki sekretariat tetap. Yanis yang pada saat itu, juga menjabat sebagai wakil ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) DKI Jakarta, akhirnya memutuskan YPHI untuk sementaramenumpang di kantor ICMI. usdja Nama : M. Yanis M h, 6 Jan TTL: Payakumbu 1966 Karir : rium - Kepala laborato analisis Haltech - Pendiri YPHI
Seni Gali Potensi
Sebagai wadah pengembangan bakat, mengikuti kelas seni dan budaya juga dapat meningkatkan soft skill. Tak hanya belajar seni, Sang Sang Univ sebagai tempat memperluas jaringan sosial. Awal 2017, Sang Sang Univ terbentuk. Komunitas besutan salah satu perusahaan Korea ini memberi fasilitas bagi para pecinta seni untuk memperdalam kemampuannya. Sasaran anak muda, kampus pun menjadi tempat stategis berkumpulnya para anggota komunitas. Terdapat beberapa kelas kegiatan yang diselenggarakan Sang Sang Univ seperti memasak, barista, menari Korea, taekwondo, dan kaligrafi. Kelas tersebut tak berbayar dan berbuka bagi kalangan umum. Untuk ikut serta, cukup mengisi formulir pendaftaran melalui tautan yang diberikan admin Sang Sang Univ via Instagram maupun WhatsApp. Selanjutnya, admin mengkonfirmasi pendaftaran dan memasukkan peserta ke forum WhatsApp. Tak perlu khawatir terting-
gal, peserta diajarkan materi dari tingkat dasar sebelum berpartisipasi aktif dalam kegiatan komunitas. Seperti pada kelas barista, peserta diberikan keleluasaan untuk menggunakan alat-alat penyeduh kopi. Tak sendiri, peserta pun mendapat arahan dari tutor hingga ia mahir menggunakan alat sendiri. Selain mengadakan kegiatan kelas, adapula Sang Sang Volunter yang diadakan setiap bulan. Kegiatan ini berfokus pada aksi sosial. Beragam kegiatan sosial digelar semacam mengecat jembatan, grebek sampah hingga mengunjungi sanggar anak kurang mampu. Kegiatan ini digelar sebagai bentuk kepedulian pemuda terhadap persoalan sosial yang ada di masyarakat. Komunitas yang identik dengan nilai seni ini sering kali mengadakan acara bertukar budaya dengan negeri Gingseng yang bernama Sang Sang Culture. Pada 2017 lalu, bersama 42 mahasiswa Korea anggota Sang Sang Univ ber-
cengkrama dan saling bertukar informasi tentang seni dan budaya negara masing-masing. Kini, Sang Sang Univ telah memiliki anggota sebanyak delapan orang. Kelas Sang Sang Univ berada di beberapa wilayah Jakarta, seperti Sekolah Tinggi Media Komunikasi Trisakti, Universitas Nasional dan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Salah satu pengurus Sang Sang Univ Irfan menyatakan, dirinya bergabung menjadi anggota sejak 2017. Irfan bersama teman-temannya merumuskan berbagai kegiatan yang akan diadakan Sang Sang Univ. Melakukan kerjasama dengan berbagai kampus pun menjadi tanggung jawabnya. Menurutnya, kegiatan di Sang Sang Univ akan membantu mahasiswa untuk medapat keahlian yang tak diajarkan di dalam kampus. Irfan berharap Sang Sang Univ kedepannya dapat lebih dikenal secara merata di Indonesia, setidaknya untuk wilayah Jakarta. “Semoga lebih banyak mahasiswa
Foto: Athaya Zaizafia
Selain menjadi wadah kegitan sosial, komunitas Sang Sang Univ dijadikan tempat pertukaran budaya. Upaya mengenali potensi diri pun menjadi nilai plus.
Peserta Kelas Barista sedang berlatih teknik meracik kopi, Jumat (26/11). Kelas ini merupakan salah satu kegiatan yang dijalankan Komunitas Sang Sang Univ.
yang berpartisipasi dalam komunitas ini,” ujarnya, Jum’at (16/11). Salah satu peserta kelas barista UIN Jakarta Athaya Zaizafia, mengaku kelas Sang Sang Univ amatlah menyenangkan karena sesuai dengan hobi dan karak-
ter generasi milenials. Ia pun terpilih menjadi peserta terbaik dan memperoleh alat kopi Vietnam Drip. “Sang Sang Univ mengajarkan ilmu yang baru dan aplikatif,” ujarnya saat di hubungi melalui WhatsApp, Jumat (23/11).
SASTRA
14
Cerpen
Di malam yang panjang itu, kau biasa terlihat duduk di ruang kecilmu yang penuh dengan kesunyian sambil menikmati secangkir kopi hitam pekat. Senyummu tak pernah lepas. Matamu memandang awas. Wajahmu merah segar. Tubuhmu begitu bugar. Kau menyapa lembut malam itu. Menikmati desau angin, mendengarkan suara kalong bernyanyi. Merayakan hari lahir dengan caramu, bersama ia—kekasihmu tercinta, Rina. Tapi, itu satu tahun lalu. Kini, ketika hari itu datang lagi. Kau tidak menyambutnya dalam kehangatan seperti satu tahun lalu. Kau menatapnya pada galeri yang disimpan dalam telepon genggammu. Raut wajahmu datar. Kerinduan itu samar. Kau terkurung di kamar. Menemani kerinduan yang bersinar. Kau meracau. Kacau balau. Tapi, bukan itu yang membuatmu bersikap aneh akhir-akhir ini. kau gelisah, resah. Berubah-ubah; mudah terisak, gampang menyalak. Ada sesuatu yang bergantung pada ujung lidahmu. Sehingga kau tak mampu untuk berucap. Kau hanya berdiam. Seakan tenggelam. Keadaan semakin gelap, dan kau masih saja senyap. Aku memendam sesuatu dari masa lalu. Kenangmu. Kisah saat kita berseragam putih abu. Saat bertemu kau begitu lugu. Bahkan setiap pertanyaan yang coba ku lontarkan padamu berkali-kali—Berkali-kali pula kau tak menjawab. Hanya gemamu, tak membantu. Kau kembali membatu. Sudah lama aku mencoba menemukan kalimat pembukanya. Kata pendek pertama yang akan membawamu ke sederet kata
Puisi
Tabloid INSTITUT Edisi LVIII/November-Desember 2018
Bagian yang Hilang Oleh: Farhan Azra* dan kalimat berikutya. Percakapan akan semakin seru saat aku tertawa, kita bercerita perihal indahnya kisah yang mengandung kasih Sarwono dan Pingkan pada lakon Hujan Bulan Juni itu. Rasa bahagia yang tak karuan itu akan membuatku candu. Namun pada kenyataannya pahit, seperti kopi hitam yang kau seduh tanpa senyummu itu. Kau menyapa dengan begitu lembut, menyapa kegelisahanku yang kalang kabut. Meraba-raba harapan yang semrawut. Kalau ku perhatikan kau jadi sering diam, entah apa yang merasuk dalam pikirmu. Engkau tak ingin lagi bercerita tentang rumus-rumus matematika, guru-guru yang tidak kau suka, ataupun tentang beberapa lelaki yang suka mengganggumu saat kau melangkah. Kau diam, bisu. Aku menggeleng. Kau kenapa, Rin. Tidak apa. Lantas, apa yang membuatmu diam? – Kau tidak ingin lagi bercerita, tentang kegelisahanmu. Tentang bagaimana air laut rasanya asin.. Rina memang begitu, setiap pertanyaan yang ia tanyakan padaku membuatnya mencair karena pertanyaannya yang aneh, lugu, dan kadang seperti kanakkanak. Pernah ia bertanya; mengapa aku ada dan nyata di dunia dan kenapa aku terlahir dari keluarga yang untuk makan dengan nasi pun rumit. Aku menjawabnya dengan lepas—Itu takdir Tuhan, Rin. Kau bisa merubahnya dengan tekadmu. Tekad? Tekad itu apa—tekad adalah bla-bla-bla—eh tunggu-tunggu, apa maksudmu menanyakan itu, Rin? Kau sengaja menjebakku ya agar senantiasa berbincang denganmu.
Merayakan Malam Oleh: Farhan Azra
Aku merayakan malam dengan sendu Menjadikannya kelam, dalam ruang-ruang kesunyian Aku merayakan malam dengan kearifan Berjalan-jalan dipelataran kota, yang hening; tak bernadi Aku merayakan malam dengan kebohongan Membuatnya ada, yang nantinya akan tiada
Bukankah itu yang kau inginkan, Han. kau rindu bukan pada suaraku yang akhir-akhir ini membisu. Iya kan? Jujur saja, kau tak perlu bohong. Memang aku begitu merindukan suara cempreng yang keluar dari mulutnya itu, mempunyai khasnya sendiri dalam bertutur. Ya, walaupun ia sering melantur saat berbincang denganku, tapi itu yang membuatku rindu. Kamu bawel, Rin—bodo amat. Malam semakin hening, keadaan mulai terhindar dari suasana bising yang mendesing. Lagi-lagi kau terdiam dan sesekali bicara. Kau aneh, memang aneh, Rin. Sempat aku bersiul dan kemudian menyanyikan sebuah lagu yang kau suka all ask if you.. this is may last night with you. Begitu merdu ku rasa, dan kau masih saja membisu, melamunkan apa yang tidak aku ketahui. Rin—rin—rin . hallo, hey! Aku memekik. Apa si, Han. Kau kenapa? Berceritalah padaku. Janganlah kau punya masalah dipendam sendiri. Ada aku, Rin. Ada aku. Aku bingung, Han. Jadi….. ah sudahlah tidak perlu ku ceritakan. Aku tidak ingin membuatmu juga memikirkan apa yang aku pikirkan. Aku pun tidak ingin membuat kau patah. Patah? Iya patah. Apa maksudmu patah, Rin?—tidak, Han. Tidak. Sudah lupakan saja. Seketika aku menanyakan pada diri mengapa dan apa yang sebenarnya ada dalam pikirnya. Aku terdiam dan ikut membisu, kita berada dalam suasana malam yang paling hening ber-
Puisi
Oleh: Awalia Ramadhani Puisi lahir dari rahim kata-kata waktu kecil ia berlarian di kaki ibunya lalu dewasa dan menikah dengan gatra ia beranak dinamainya sublim, sublim tumbuh dan menua dalam gugus terma-terma. Lalu ia mempertemukan engkau ruang bernama kata juga rasa pada tubuhmulah kau telanjangi sendiri makna-makna tiada habisnya.
sama angin yang kian mendesau lebih keras dari sebelumnya, merasuki ruang-ruang kecil yang ada—sebab kegelisahan yang selalu terngiang-ngiang disepanjang malam itu. Merasakan ada bagian yang hilang, kebahagiaan yang kami tata rapi selama satu tahun, belakangan ini hancur dan tidak ada sebab yang rill perihal kegelisahan yang membuat kami lebur. Rin!— aku mencoba memulai kembali percakapan. Han, bagaimana rasanya jika seseorang yang kau sayang pergi? Bukan karena ia pergi menghadap Tuhan, tapi pergi dan tidak memilihmu sebagai pilihannya?—jawab, Han, jawab. Aku terkejut. Seketika ia menanyakan hal itu. Ku tengok matanya berbinar, menatap sepasang mataku. Gugup rasanya bila ditatap seperti itu. Tapi, aku mencoba menjawabnya dengan penuh kesungguhan—Aku mencintai orang yang aku cinta, Rin, perihal ia mencintai aku atau tidak. Itu urusan dia. Sebab kita bisa berencana untuk memilih siapa, tetapi, kita tidak bisa merencanakan cinta kita untuk siapa—jawabku, begitu meyakinkan. Aku terus menatap, ia pun. Sesekali Rina menunduk. Sebenarnya apa yang ia maksud, sampai-sampai ia menanyakan itu. Apa itu yang menjadi penyebab ia akhir-akhir ini membatu, Aku tidak tau—aku terus merasakan ada bagian yang hilang dari dirinya, cintanya, peluknya, sepasang matanya, yang tidak lagi menatap pada satu arah; berkelok-kelok. Melongok-longok. Maafkan aku, Han— ia menjawab dengan tersedu-sedu. Mengapa kau meminta maaf,
Ringkih Oleh: Siska
Punya mata, tapi tak bisa melihat. Punya hidung, tapi tak bisa mencium. Punya telinga, tapi tak bisa mendengar. Punya mulut, tapi tak bisa bicara.
Aku bagaikan sebuah wayang. Bukan yang terbuat dari kulit, maupun kayu jati. Melainkan ranting, yang hanya bisa mengangkut daun kering. Tapi aku punya hati!
Tetap saja, daun kering jatuh perlahan. Menyisakan ranting sendirian.
Rin?. Kau tidak berbuat apapun, kita baik-baik saja, bukan?. Tunggu-tunggu, mengapa kau menangis, begitu?—ku ambil sapu tangan yang sejak tadi berada dikantung celana, dan ku arahkan pada wajahnya yang saat ini sedang merengek seperti anak kecil yang tidak dikasih uang jajan—sudah-sudah jangan menangis. Aku telah berkhianat padamu, Han, bercumbu dengan Andre adik kelas saat di SMA dulu. Aku mencintainya, juga mencintaimu. Dia mencintaiku, sama sepertimu. Maafkan aku, Han. Maafkan aku— Aku gagal, Rin. Gagal membuatmu betah pada sebuah rumah yang sederhana, alhasil kau ingin singgah pada rumah yang lebih mewah; yang baru, Rin. Aku terdiam dengan penuh kekecewaan. Dan dalam ruang paling kecil di hatiku berkata: Aku merayakan malam dengan sendu Menjadikannya kelam, dalam ruang-ruang kesunyian Aku merayakan malam dengan kearifan Berjalan-jalan dipelataran kota, yang hening; tak bernadi Aku merayakan malam dengan kebohongan Membuatnya ada, yang nantinya akan tiada. Kegelisahanmu ternyata berakhir malam ini; lebih singkat dari yang kuduga. Kisah kita tidak lagi menjadi kasih seperti Sarwono dan Pingkan, Rin. lebih tragis dari itu. *Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Jakarta
Jomblo Sejati Oleh: Ahmad Arief Rifaldi Aku menyebutnya si tuan putri wajahnya cantik dan juga tinggi penampilanya selalu menarik hingga mata ini tak bosan untuk melirik
hampir setiap hari bayangmu selalu menghantui tak pernah bertegur sapa hanya berbicara lewat sosial media iyaa sebut saja dia si tuan putri dan aku si jomblo sejati
SENI BUDAYA
Tabloid INSTITUT Edisi LVIII/November-Desember 2018
Hidayat Salam hidayatsalam2016@gmail.com
Penguasa Hilang Marwah
Bergelar sebagai pemimpin, seorang dipandang hormat oleh masyarakat. Namun akibat anak berbuat ulah membuat dia kehilangan martabat.
tang puteranya, Dedengkot. Lelaki tua itu pun tetap tak peduli dan membaringkan tubuhnya. Tiba-tiba, seorang perempuan mengenakan rok mini datang. Ia mengoyak-koyak tubuh kurus Pak Tua. Usut punya usut wanita muda itu merupakan pacar Dedengkot. Ia lama tinggal bersama Pak Tua. Melihat kedatangan pacar Dedengkot tiga sekawan bergegas pergi. Lama tak bersua, ia menanyakan keberadaan Dedengkot yang tak kunjung pulang. Seakan tak berdaya, suara lirih pun keluar dari bibir Korban. “Belum pulang,” ucapnya. Pacar pun lekas enyah dari tempat
dapan mereka. Tak mendapat tanggapan, Pacar pun menawarkan tubuhnya kepada tiga kawanan itu. Diakhir cerita, kerusuhan terjadi di mana-mana. Suara tembakan silih berganti. Teriakan masyarakat pun menggema. Bak buronan, Dedengkot menjadi incaran petugas. Tak ingin kekasihnya tertangkap, Pacar pun menyembunyikan keberadaan Dedengkot. Hingga akhirnya Pacar tewas ditembak petugas demi melindungi Dedengkot. Melihat Pacar mati tertembak, Pak Tua akhirnya bunuh diri dengan menembakTampak seorang lakon Hum Pim Pah Teater Jannien sedang meno- kan pistol ke kepalanya. dongkan pistol ke kepalanya sendiri. Pertunjukaan ini diadakan oleh Lakon Hum Pim Pah karya Teater Jannien di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Kamis (22/11). Putu Wijaya ini bercerita tentang hilangnya sebuah keduduknya. kan keberadaan Dedengkot. hormatan seseorang. Naskah Seakan tak puas karena misi Tak hanya itu, tiga sekawan dengan suasana Orde Baru ini, belum tercapai, tiga sekawan pun menginginkan kematian berusaha dipahami kembali melalui konteks Reformasi pun kembali mendatangi lelaki Dedengkot. tua yang sakit-sakitan terseMenjadi seorang pemimp- 1998. Pertunjukan ini diadabut. Adu mulut pun tak terelak- in membuat Pak Tua menja- kan oleh Teater Jannien pada kan. Cekcok terjadi saat tiga di orang terpandang. Nama 22 November 2018. Lakon yang sekawan kembali menanya- baiknya tercoreng karena disutradarai oleh Herry Jambul kan keberadaan Dedengkot. ulah putera semata wajang- diadakan di Teater Kecil, Taman Geram, mereka pun member- nya yang kerap kali memicu Ismail Marjuki. Menurut salah seorang peitahu bahwa Dedengkot darah keributan. Tak hanya itu, daging Pak tua. Dengan terba- Dedengkot juga membawa nonton Muhammad Maliki, Lata-bata Pak tua tak mengakui Pacar yang merupakan seo- kon Hum Pim Pah menyajikan Dedengkot anaknya. rang pelacur untuk tinggal di alur cerita yang sangat menarik. “Ceritanya sungguh berkesan Beberapa saat kemudi- rumahnya. an, Pacar pun muncul kemMerasa direndahkan den- bagi saya,” ungkapnya, Rabu bali dari balik bilik. Seketika gan julukan pelacur, Pacar (22/11). tiga sekawan itu memasang pun murka. Ia mendekatopeng pada wajahnya. Mer- ti kawanan bertopeng dan eka berulang kali menanya- menghamburkan uang di ha-
Sambungan dari halaman 1...
Track to world class, begitu yang disampaikan Dede Rosyada. Istilah itu menjadi terobosan Dede untuk merealisasikan Renstra UIN Jakarta 20172021. Ia menjelaskan indikator perguruan tinggi bertaraf dunia dinilai dari lima aspek yaitu jumlah mahasiswa asing, mobilitas mahasiswa UIN Jakarta keluar negeri, riset publikasi, kutipan penelitian, dan mobilitas dosen ke luar negeri. “Itu yang diprioritaskan selama ini,” tegasnya, Senin (3/12). ede menuturkan, ada banyak peningkatan riset dan publikasi di masa kepemimpinannya. Hal ini hasil dari program riset kolaborasi juga publikasi terindeks Scopus. Hal ini terbukti melalui jurnal terindeks Scopus UIN Jakarta yang naik secara signifikan sejak tahun 2002. Dalam laporan Institut, Telisik Renstra di Balik Slogan, tercatat 447 penelitian yang terindeks Scopus sepanjang 2002 hingga April 2017. Meski publikasi riset naik drastis, namun hal ini berseberangan dengan minat penelitian. Kepala Pusat Penelitian dan Penerbitan (Puslitpen) Wahdi Sayuti menyatakan minat dosen dalam melakukan penelitian masih sangat rendah. Dari total 1076 jumlah dosen di UIN Jakarta, hanya berkisar 300
sampai 400 dosen saja yang mengajukan proposal penelitian setiap tahunnya. Terkait minimnya riset dan publikasi ini, Dede menganggap perlu ada kesadaran civitas academica. Ia menyatakan, para dosen harus mampu menulis karya ilmiah pada lembaga jurnal internasional. Menurut Dede, jika tulisan hanya termaktub pada kolom nasional saja tidak berdampak banyak dalam akses global. Sehingga hasil penilaian QS Stars sebagai salah satu lembaga penilaian universitas masih rendah. Terkait dengan jurnal terindeks, UIN Jakarta menjadi salah satu lembaga yang mempunyai jurnal terindeks Scopus. Jurnal Studi Islamika dari Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) sejak tahun 2014. Namun, UIN Jakarta tak lagi berlangganan Scopus karena permasalahan biaya. Hal ini diungkapkan Ketua Senat UIN Jakarta Abuddin Nata yang menilai alokasi dana difokuskan pada hal-hal primer seperti kegiatan pembelajaran mahasiswa dan gaji pegawai. “Kita mengutamakan hal-hal primer untuk membelanjakan anggaran UIN Jakarta,” tegasnya, Selasa (20/11). Tak hanya itu, mengulik data kunjungan situs UIN
Jakarta, per Juli 2018, UIN Jakarta menempati peringkat 129 versi Webometrics. Peringkat UIN Jakarta tersebut justru memburuk dari tahun 2017 yang menempati peringkat ke 119 di Asia Tenggara. Meskipun begitu, menurut Dede, Webometrics bukan acuan penilaian UIN Jakarta. Penilaian yang benar berasal dari Quacquarelli Symonds (QS) World University Rankings yang mendapat tiga bintang. Sempat menjadi pembahasan, transformasi status kelembagaan UIN Jakarta dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Badan Layanan Umum (BLU) menjadi PTN Badan Hukum (BH). Dede menyampaikan, draf PTN BH sudah selesai di Kementerian Agama dan proses masih bergulir hingga disetujui oleh presiden. “Kalau menteri terus menunda, ya sudah. Kita pegawai dan fokus bekerja,” ujarnya.
Foto: Hidayat Salam/INSTITUT
Pakaian lusuh berserakan di lantai. Sebuah lemari dan ranjang bambu berdiri kokoh. Sorot lampu silih berganti mewarnai kelamnya malam. Dentuman petir menyambar tubuh lelaki tua yang tengah duduk termenung. Kepulan asap membumbung dari sebatang rokok yang digenggamnya. Tak lama berselang, tiga laki-laki dengan kain goni melekat di tubuh pun tiba. Dengan cepat, salah satu dari mereka menyambar koran yang yang tergeletak di lantai. Penuh amarah, ia menunjukkan sebuah berita kepada lelaki tua itu. Geram melihat isi berita pria tua yang dikenal dengan Pak Tua seketika menampik koran tersebut. Seakan bosan melihat kelakuan puteranya yang kerap kali membuat onar di kampung. Pak Tua tak ingin peduli dengan Dedengkot. Ia pun mengabaikan celotehan ketiga rekannya itu. Pak Tua hanya diam, bak patung. Tak menyerah begitu saja, tiga kawanan itu memaksa Pak Tua untuk membaca berita ten-
15
Kursus Bahasa U’L CEE Udrus Learning Center
Pasang Iklan
Jl. Kertamukti, Gang H. Nipan, No. 18, RT. 04, RW. 08, Pisangan, Ciputat Timur, Tangsel. Depan Perumahan Griya Nipah/Dekat Masjid al-Mau’izhah al-Hasanah.
Menu Kursusan U’L CEE Institute
1. Bahasa Arab (Qawaid/Muhadatsah)
(Jaminan Menguasai Bahasa Arab dalam Waktu 2 Bulan, Gratis Mengulang Sampai Bisa Jika Gagal)
2. Bahasa Inggris (Grammar/Speaking)
(Jaminan Menguasai Bahasa Inggris dalam Waktu 2 Bulan, Gratis Mengulang Sampai Bisa Jika Gagal)
3. Bimbingan TOAFL/ TOEFL
(Jaminan Menguasai Strategi Menjawab Soal TOAFL/TOEFL Hanya dalam Waktu 2 Bulan)
4. Bimbingan Belajar & Private
(Membantu Siswa SD, SMP, SMA, & Umum dalam Meningkatkan Kemampuan di Sekolah/ Ujian Nasional )
5. Jasa Penerjemahan dan Bimbingan Menulis (Artikel/Skripsi) (Menerima Jasa Penerjemahan Arab-Indonesia, Inggris-Indonesia dan Sebaliknya)
6. Kajian Islam Komprehensif (Free)
(Al-Qur’an, Ulumul Qur’an, Tafsir, Hadis, Ulumul Hadis, Fikih, Ushul Fikih, Bahasa dan Sastra Arab, dll)
Informasi dan Tempat Pendaftaran Pendaftaran Tempat Pendaftaran Start Kelas Baru Kuota Minimal Kelas Contact Person
Website
Pilihan Hari Belajar Biaya Pendaftaran
: Setiap Hari Kerja : Kantor U’L CEE Institute : Tanggal 10 dan 25 setiap bulannya : 5 Orang/Kelas : 0852-7450-1485 WA/0852-6325-3933 WA BBM : 5C5F17E7 (Whany) : www.ulcee.damai.id Kursus Bahasa U’L CEE Ciputat @u’l_cee : Senin s/d Minggu (08.00-21.00 WIB) : Rp. 50.000,-
Sejak didirikan 33 tahun silam, LPM Institut selalu konsisten mengembangkan perwajahan pada produk-produknya, semisal Tabloid Institut, Majalah Institut, dan beberapa tahun ini secara continue mempercantik portal www.lpminstitut.com. Space iklan menjadi salah satu yang terus dikembangkan LPM Institut. Oleh sebab itu, yuk beriklan di ketiga produk kami! Kenapa? Ini alasannya: Tabloid Institut Terbit 4000 eksemplar setiap bulan Pendistribusian Tabloid Institut ke seluruh universitas besar se-Indonesia dan instansi pemerintahan (Kemenpora, Kemenag dan Kemendikbud) Institut Online Memiliki portal online dengan sajian berita seputar kampus dan nasional terbaru dengan kunjungan 800-1000 per hari Majalah Institut CP: Nurlely Dhamayanti No HP: 083873444452
Join Us You Will See How Great You are.!!