B
Edisi XLIX / MEI 2017
Terbit 16 Halaman
LAPORAN UTAMA Koleksi Perpustakaan UIN Tak Lengkap
Email: redaksi.institut@gmail.com
LAPORAN KHUSUS Mahasiswa Keluhkan Kompetensi Dosen
Hal. 2
LPM INSTITUT - UIN JAKARTA
www.lpminstitut.com
Atik Zuliati atikzuliati@gmail.com
Hal. 4
@lpminstitut
Telepon Redaksi: 0858 9116 2072
WAWANCARA
Keterbukaan Informasi Dijamin Konstitusi Hal. 11
@Xbr4277p
@lpminstitut
Denda Buku Perpustakaan Melenceng?
Pengunjung Pusat Perpustakaan (PP) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dikenakan pelbagai tarif pembayaran. Namun pengelolaan keuangan PP dinilai tidak transparan. Raut wajah Sri Handayanti berubah seketika tatkala menatap layar komputer perpustakaan yang terpampang di depannya, Maret 2016 silam. Dengan wajah masam, pupus nian niatnya untuk meminjam buku. Dengan langkah berat Ia pun meninggalkan loket tempat peminjaman buku Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta. Musababnya, menurut pustakawan, Sri tercatat meminjam dua buah buku empat bulan silam dan belum dikembalikan. Alhasil, Ia berkewajiban mengganti dua buku setebal 400 halaman yang hilang tersebut. Pelbagai langkah ditempuh demi memenuhi kewajiban itu. Ia pun menapaki beberapa toko buku di sekitar Jakarta. Tujuannya pasti, mencari buku karya Neil Campbell dan Giancolli yang raib. Pencarian Sri menuai hasil pada Maret 2016 silam. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi tersebut pun rela menghabiskan uang hingga ratusan ribu untuk membeli dua buku itu. Tatkala buku yang dicari bersua, Sri bergegas ke Perpustakaan FITK untuk menyerahkan buku pengganti. Bak jatuh tertimpa tangga pula, kekecewaan Sri kian bertambah. Pihak perpustakaan yang bertugas mengatakan Ia juga harus membayar denda Rp80 ribu. Pasalnya kedua buku tersebut telat dikembalikan. “Saya kira tidak bayar denda lagi karena sudah ganti buku,” keluhnya, Jumat (19,5). Kondisi serupa juga menimpa Asmawati Mulya, September 2016 lalu. Asma—biasa Ia disapa—menapaki satu persatu anak tangga gedung PP UIN Jakarta. Terlihat Ia menjinjing dua buah buku di tangannya. Sesampai di lantai empat Ia menghampiri loket tempat pengembalian buku perpustakaan. “Dendanya
Rp700 ribu mbak,” tutur pustakawan PP UIN Jakarta. Sontak, raut wajah Asma pun berubah. Pasalnya Ia, harus membayar denda keterlambatan buku yang Ia pinjam. Berdasarkan data komputer PP UIN Jakarta Asma terhitung meminjam dua buku pada November 2013 silam. Kala itu buku berjudul Fisiologi dan buku Latihan Anatomi Fisiologi yang Ia pinjam di gedung Perpustakaan lama. Menurut Asma buku tersebut untuk menyelesaikan tugas kuliah. Waktu berselang lama, Ia lupa untuk mengembalikan buku tersebut. Dengan berat hati Asma pun merelakan uang tabungannya untuk membayar tarif denda. Ditemui di ruangan kerjanya Kepala PP UIN Jakarta, Amrullah Hasbana menjelaskan terdapat pelbagai tarif bayaran yang dikenakan oleh PP terhadap pengunjung. Pertama, denda keterlambatan pengembalian buku. Tarif Rp500 dibandrol bagi pengunjung yang melanggar. Langkah ini ditempuh agar mahasiswa disiplin mengembalikan buku yang dipinjam. Lebih lanjut, Menurut Amrullah sebenarnya PP UIN Jakarta menerapkan denda maksimal. Besarannya Rp200 ribu. Namun, Amrullah enggan mensosialisasikan d e n d a maksimal terhadap mahasiswa. Pasalnya, Ia khawatir para peminjam buku menganggap enteng peminjaman buku. Selanjutnya, bayaran be-
bas pustaka. Tarif ini dikenakan bagi mahasiswa yang hendak wisuda. Tarif Rp5 ribu terpaksa dikerok dari kocek calon wisudawan. Bayaran ini berlaku bagi semua mahasiswa UIN Jakarta, tak terbatas pada pengunjung PP UIN Jakarta. PP UIN Jakarta juga menarik bayaran bagi pengunjung non-UIN Jakarta—masyarakat umum—sebesar Rp3 ribu. Menurut Amrullah semua hasil denda dan pungutan oleh PP UIN Jakarta nantinya akan masuk ke dalam Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) UIN Jakarta. “Nantinya diolah untuk beasiswa dan lain sebagainya,” ungkap Amrullah, Rabu (10/5). Terkait dana pendapatan PP UIN Jakarta, tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 116 tahun 2013 tentang Tarif Layanan Umum UIN
Jakarta. Di PMK tersebut dijelaskan bahwa tarif denda telat mengembalikan buku sebanyak Rp500. Sedangkan tarif bebas pustaka Rp5 ribu. Namun bayaran masuk nonUIN Jakarta yang dikenakan Rp3 ribu tak termaktub di PMK. Pada Rabu (20/5) lalu Institut mewawancarai Amrullah di lantai tiga gedung PP UIN Jakarta terkait hasil
uang denda yang terkumpul selama 2015 dan 2016. Ia mengungkap denda yang terkumpul selama setahun berkisar Rp30–Rp40 juta. Namun sayang, saat dimintai data tertulis terkait laporan dana denda, Ia berdalih tak memegang data tersebut. Lebih lanjut, Amrullah pun mengalihkan Institut untuk menghubungi Koordinator Layanan Teknis PP UIN Jakarta
Bersambung ke halaman 15 kolom dua...