FEB MAR 2017
Majalah Sinovia Edisi 47 - Kesehatan Jiwa
1
MAJALAH SINOVIA EDISI 47 KESEHATAN JIWA
2
Majalah Sinovia Edisi 47 - Kesehatan Jiwa
Salam Redaksi Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan anugerahNya, sehingga majalah Sinovia dapat sampai ke tangan para pembaca. Melalui majalah edisi 47 ini, kami ingin menyampaikan tulisan mengenai dunia psikiatri, mencakup gangguan jiwa dan masalah ketergantungan pemuda terhadap narkoba di Makassar, Sulawesi Selatan, dan Indonesia. Untuk dikatakan “sehat�, komponen yang dinilai bukan hanya fisik, namun juga jiwa. Namun sayangnya, dewasa ini, banyak orang yang mengalami gangguan pada kesehatan jiwanya, dan lebih banyak penderitanya yang tidak menyadari gangguan tersebut. Mengapa? Karena terkadang gejala-gejala gangguan jiwa itu menampakkan dirinya sebagai keluhan fisik seperti nyeri ulu hati, contohnya. Atau juga, karena seseorang tersebut tidak menganggap dirinya mengalami gangguan jiwa. Lantas, tidak semua orang yang sudah menyadari gangguan jiwanya langsung memeriksakan dirinya ke dokter jiwa. Hal itu disebabkan oleh pandangan buruk orangorang dan adanya stigma tersendiri pada penderita gangguan jiwa. Kesehatan jiwa juga dipengaruhi oleh penggunaan obat-obatan terlarang, seperti narkoba. Narkoba ini memberikan efek-efek adiktif (kecanduan), dan efek pada kesehatan yang dapat menurunkan kualitas hidup pemakainya. Pada majalah ini, akan dibahas secara menyeluruh mengenai masalah kesehatan jiwa, kondisi kesehatan jiwa di sekitar kita, tips kesehatan untuk menjaga kesehatan jiwa kita. Terima kasih kepada seluruh Sinocrew dan semua pihak yang telah bekerja sama dalam penerbitan majalah ini. Kami berharap informasi yang kami sampaikan dalam majalah ini dapat memenuhi kebutuhan para pembaca sekalian. Selamat membaca!
Majalah Sinovia Edisi 47 - Kesehatan Jiwa
3
4
Majalah Sinovia Edisi 47 - Kesehatan Jiwa
MAJALAH SINOVIA EDISI 47 KESEHATAN JIWA
Pemimpin Umum Cahya Ramdhani Sila Pemimpin Redaksi Widyatma Jubhari Koordinator Liputan Musyarrafah Jamil Reporter Awaluddin A Mulyadi Sri Megawati Robby Wiranata W Mutiara Jihad Ardi Rahmansyah Muh Fikri Hidayat Haspiani Magfira Zaid Rifqi Ramdhani Dwi P Imanuella Pani Editor Robby Wiranata W Widyatma Jubhari Musyarrafah Jamil Layouter Hadi Tryadi Eka Reskiana Majalah Sinovia Edisi 47 - Kesehatan Jiwa
5
SinoFokus
Gangguan Jiwa: Kenali dan Cegah 6
Majalah Sinovia Edisi 47 - Kesehatan Jiwa
Gambar: universityobserver.ie
Majalah Sinovia Edisi 47 - Kesehatan Jiwa
7
B
Gambar: mvhsoracle.com
erdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, Sulawesi Selatan berada pada posisi ketiga untuk gangguan jiwa berat (skizofrenia/ psikosis) setelah Aceh dan Daerah Istimewa Yogyakarta, sedangkan untuk Gangguan Mental Emosional, Sulawesi Selatan berada di urutan kedua bersama dengan provinsi Jawa Barat setelah Sulawesi Tengah yang berada pada urutan pertama. Hal membuktikan tingginya prevalensi gangguan jiwa di Sulawesi Selatan. Berdasarkan jumlah pasien yang datang ke Rumah Sakit di Makassar, depresi adalah gangguan jiwa terbanyak di Makassar. Sangat disayangkan bahwa jumlah tersebut masih belum diketahui secara pasti, dikarenakan persepsi masyarakat yang salah tentang gangguan jiwa, akibatnya, data yang ada masih dianggap tidak mewakili kasus ganggguan jiwa yang ada di masyarakat secara luas. Sebagian besar orang akan malu untuk memeriksakan diri atau keluarga mereka dengan gangguan jiwa, ataupun mereka sendiri tidak menganggap dirinya mengalami gangguan jiwa. Salah satu contoh, beberapa gangguan jiwa tertentu
8
justru memberikan keluhan berupa gangguan fisik, seperti jantung berdebar, nyeri ulu hati, dan sesak napas.
“Sulawesi Selatan berada pada posisi ketiga untuk gangguan jiwa berat, sedangkan untuk Gangguan Mental Emosional, Sulawesi Selatan berada di urutan kedua.� Riset Kesehatan Dasar tahun 2013
Dampak Gangguan Jiwa Gangguan jiwa yang dialami oleh seseorang, pasti akan berdampak paling tidak kepada dirinya sendiri, dan juga orang lain di sekitarnya. Dampak yang sangat jelas dari orang yang mengalami gangguan jiwa adalah penurunan kualitas kehidupannya, baik dalam pekerjaan, penggunaan waktu luang, dan kehidupan sosialnya. Lain lagi dari segi ekonomi, beberapa gangguan jiwa tertentu justru melakukan doctor shopping –berpindah-pindah dokter, yang tentu saja akan menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Selain pada dirinya sendiri, orang dengan gangguan jiwa sedikit banyak akan menjadi beban,
Majalah Sinovia Edisi 47 - Kesehatan Jiwa
bukan hanya sebagai beban ekonomi, tetapi, orang dengan gangguan jiwa, membutuhkan perhatian khusus dari anggota keluarga. Hal ini bisa saja mempengaruhi tugas/pekerjaan anggota keluarga tersebut. Faktor Penyebab Gangguan jiwa yang dialami oleh orang tertentu, bukan terjadi tanpa sebab, melainkan disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor genetik, pola asuh waktu kanakkanak, faktor biologi baik prenatal dan perinatal –semua faktor ini dianggap dapat menyebabkan gangguan jiwa di kemudian hari. Selain itu, gangguan jiwa juga lebih rentan terjadi pada golongan sosioekonomi rendah, dihubungkan dengan tingginya stessor yang diterima. Faktor yang dianggap paling berperan adalah faktor pola asuh. Sebagai contoh, pola asuh sekarang yang banyak diambil terlepas dari pekerjaan kedua orangtua anak adalah membayar pengasuh untuk anak yang bahkan belum berumur satu tahun. Akibat yang sering didapatkan adalah kemampuan komunikasi anak yang tidak terstimulasi dengan baik yang pada akhirnya akan
Out, DO), depresi, bahkan gangguan jiwa berat seperti psikotik dan skizofrenia adalah kasus yang pernah didapatkan selama Unit Bimbingan dan Konseling ini berjalan. Selain itu, terdapat juga prioritas yang juga diwajibkan oleh Wakil Dekan Bidang Akademik yaitu masalah akademik (mahasiswa yang terancam DO) dan gangguan penyesuaian.
menimbulkan gangguan bicara dan komunikasi. Sementara, seseorang dikatakan sehat jiwanya jika emosional, psikologis, dan sosiologisnya stabil. Contoh yang lain adalah pola asuh orang tua yang hanya memberikan materi yang berlebihan. Orang tua selalu memenuhi keinginan anak tanpa memberi sedikit masalah. Akibatnya, dalam mindset anak sudah tertulis, whatever I want, I will get it, sehingga dengan sedikit stressor saja, dapat memberikan masalah yang besar bagi anak tersebut kelak, dan skenario terburuknya adalah anak tersebut tidak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Penanganan dan Pencegahan Diketahui, untuk dilakukan penanganan yang optimal pada gangguan jiwa dibutuhkan usaha yang lebih dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dokter-dokter spesialis kejiwaan berusaha bersama residen –dokter umum yang melanjutkan pendidikan spesialisasi kejiwaan, untuk melakukan deteksi dini gangguan jiwa melalui berbagai penyuluhan. Penyuluhan berfokus pada mengenali gangguan jiwa. Tentu saja, penyuluhan ini juga mengenalkan masyarakat awam yang menganggap gangguan jiwa ‘hanyalah’ skizofrenia atau psikosis saja. Penyuluhan dilakukan dengan mendatangi sekolah, puskesmas, dan mengajari dokter-dokter, perawat-perawat jiwa dan masyarakat untuk mengenalkan gangguan jiwa, dengan poin penting adalah deteksi dini. Diharapkan masyarakat umum lebih tanggap terhadap gangguan jiwa sehingga lebih ‘cepat’ memeriksakan diri ke puskesmas. Sedangkan, dokter umum, juga diharapkan lebih ‘jeli’ dalam mendiagnosis lebih awal, melakukan deteksi dini terhadap gangguan jiwa. Sehingga, kasus gangguan jiwa yang dirujuk ke dokter spesialis kejiwaan adalah gangguan jiwa ringan. Terapi yang diberikan dapat lebih fokus pada mengobati gangguan jiwa ringan
Foto Narasumber SinoFokus, Dr. dr. Saidah Syamsuddin, Sp.KJ
sehingga tidak berkembang menjadi gangguan jiwa berat, dalam hal ini psikosis atau gejala dengan ide bunuh diri. Sedangkan untuk kasus gangguan jiwa berat, yaitu dengan gejala psikosis atau dengan ide bunuh diri dilakukan terapi di pelayanan rujukan dengan perawatan jiwa. Unit Bimbingan dan Konseling Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Tentu saja, dengan sistem pendidikan tujuh semester dan ‘beban akademik’ yang sedikit berbeda dari fakultas lain, Fakultas Kedokteran tentu saja menjadi lingkungan dengan stressor yang tinggi. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (FK Unhas) memberikan satu unit khusus dengan tujuan memberikan bantuan kepada mahasiswa agar mampu memahami dan menerima diri juga lingkungannya serta menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif di lingkungan FK Unhas sendiri. Unit Bimbingan dan Konseling FK Unhas adalah unit yang secara struktural dibawah koordinasi oleh Wakil Dekan Bidang Akademik yang dibentuk pada tahun 2007. Kantornya terletak di lantai dua berada tepat di samping RPA FK Unhas. Konseling yang dilakukan, diberikan oleh dokter yang bertugas –sesuai jadwal, dari bagian psikiatri, kecuali pada tahun 2013 dan 2014, konseling juga dibantu oleh bagian psikologi. Fobia sosial, gangguan penyesuaian, masalah akademik (mahasiswa yang terancam Drop
Tahun
Yang Datang Konseling
Tingkat Keberhasilan
2010
6 Orang
69%
2011
19 Orang
82%
2012
10 Orang
79%
2013
20 Orang
88%
2014
17 Orang
92,6%
Tabel jumlah mahasiswa yang datang konseling dan tingkat keberhasilannya dari tahun 2010-2014
Unit Bimbingan dan Konseling dalam menyelesaikan kasus yang ada, melakukan beberapa tahap, seperti memberikan psikotes untuk mengetahui jenis masalahnya, dilanjutkan dengan pemberian psikoterapi yang sesuai. Karena unit ini memprioritaskan masalah akademik, maka target yang ditetapkan adalah peningkatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa yang melakukan konseling yaitu diharapkan 75% dari jumlah mahasiswa yang diberikan konseling mengalami peningkatan IPK. Pada tahun 2011-2014, Unit Bimbingan dan Konseling berhasil dalam memenuhi target yang diberikan, kecuali pada tahun 2010, dari target yang seharusnya, hanya 69% dari mahasiswa yang melakukan konseling yang berhasil meningkatkan IPK-nya. Dalam melaksanakan tugasnya, unit ini berkoordinasi dengan pihak akademik dan Wakil Dekan Bidang Akademik yang akan memberikan daftar nama mahasiswa yang terancam DO, lalu output dri hasil konseling juga nantinya akan dikirimkan pada Wakil Dekan Bidang Akademik. (fira, pani)
Majalah Sinovia Edisi 47 - Kesehatan Jiwa
9
“Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.� Pemuda yang mana? Yang mengonsumsi narkotika? Bangsa terguncang bukan lagi karena pemudanya, tapi karena narkotika-nya.
Gambar: christiansinpakistan.com
10
Majalah Sinovia Edisi 47 - Kesehatan Jiwa
SinoReportase
Pemuda, Masihkah Harapan Bangsa? Majalah Sinovia Edisi 47 - Kesehatan Jiwa
11
K
ata-kata tersebut seketika menghubungkan ingatan kita akan satu sosok yang selalu penuh semangat dalam pidatonya. Dialah bapak pendiri bangsa Indonesia, Ir. Soekarno. Terdengar sangat berapi-api dan penuh percaya diri akan satu generasi yang mampu mengubah dunia. Generasi pemuda. Setiap generasi yang memimpin suatu bangsa sekarang ini, akan digantikan oleh generasi lainnya, yaitu oleh mereka yang disebut sebagai pemuda. Hal ini adalah mutlak terjadi di mana saja. Generasi lama berakhir dan tergantikan oleh generasi lainnya. Menentukan baik tidaknya masa depan suatu bangsa beberapa tahun akan datang adalah dengan melihat seberapa baik generasi yang akan mengambil peran memimpin itu sekarang. Menurut peraturan undang-undang kita, yang disebut sebagai pemuda adalah mereka yang berusia 18 hingga 35 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa dengan jumlah penduduk sekitar 240 juta jiwa di Indonesia saat ini, maka pada tahun 2030, Indonesia akan memiliki jumlah pemuda sekitar 60% dari total penduduk Indonesia. Sebuah angka yang fantastis dan tentunya dapat menjadi harapan besar bagi bangsa ini kedepannya. Generasi pemuda sebanyak itu tentu akan bisa berbuat lebih banyak bagi bangsa ini. Jumlah itu bahkan melebihi negara dengan penduduk terbesar di dunia, yaitu China, karena kebijakan mereka menerapkan dengan tegas aturan satu anak dalam satu keluarga. Pemuda, sejak dahulu memang telah dipercaya menjadi penggerak suatu perubahan. Orang-orang yang membawa bangsa ini keluar dari penjajahan dan keterbelakangan juga dipelopori oleh pemuda. Orang-orang yang memelopori persatuan bangsa ini juga adalah pemuda yang melahirkan suatu perjanjian sakral dan terkenal yaitu Sumpah Pemuda. Bangsa-bangsa besar di dunia juga selalu dimotori oleh mereka yang
12
Gambar: christiansinpakistan.com
dinamakan generasi pemuda. Lihatlah dalam sejarah bagaimana Angkatan Muda Tiongkok berjuang dengan segala cara untuk keluar dari belenggu kekaisaran korup dan dari penjajahan Inggris. Atau mari menengok satu-satunya negara Asia yang pertama kali disejajarkan dengan bangsa maju Eropa, yaitu Jepang yang juga dimotori oleh para pemudanya dalam membangun negara.
“Dari jumlah 5,9 juta orang pengguna narkoba di Indonesia, umumnya mereka adalah termasuk generasi pemuda.� Begitulah, peran pemuda yang sungguh besar itu tentunya akan semakin mempercepat perubahan ketika jumlah generasi pemuda semakin besar. Sehubungan dengan itu, maka seharusnya kita patut berbangga untuk sebuah hasil survei dengan generasi pemuda terbesar pada tahun 2030 kelak. Kita menantikan sebuah perubahan besar. Namun, jumlah persentasi yang besar tersebut bisa saja berbalik menjadi bencana ketika jumlah yang banyak tersebut justru tak membawa suatu kebaikan. Dewasa ini sungguh banyak hal yang dapat membuktikan hal tersebut. Berbagai permasalahan
Majalah Sinovia Edisi 47 - Kesehatan Jiwa
yang menimpa generasi pemuda bangsa ini dapat membuat mimpi kemajuan itu akan tetap menjadi mimpi belaka. Salah satu permasalahan yang pelik adalah mengenai penyalahgunaan narkotika di kalangan pemuda, yang telah memasuki fase darurat. Indonesia darurat narkoba. Narkoba di negeri kita Indonesia adalah suatu pasar besar yang menarik banyak pemasok narkoba jaringan internasional untuk memasarkan barangnya di negeri ini. Negara yang paling banyak memasok barangnya berasal dari China dan Thailand. Indonesia menjadi target pasar tentu saja karena potensi penduduk yang cukup banyak. Mereka dapat masuk melalui jalur apa saja. Pemasok di Indonesia juga telah membentuk jaringan yang bekerja sama dengan orang Indonesia. Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), setidaknya terdapat 72 jaringan pengedar narkoba internasional yang beroperasi di Indonesia. Kebanyakan mereka mencari kelemahan akan pengamanan maupun keterbatasan teknologi penunjang untuk dapat membawa masuk narkoba ke Indonesia. Dari sekian banyak jalur yang bisa menjadi pilihan, sekitar 80 persen memasuki Indonesia melalui jalur laut. Jaringan tersebut memanfaatkan pengamanan laut dan memanfaatkan pelabuhan-pelabuhan yang tak
bahwa eksekusi mati terhadap terhadap pengedar narkoba ternyata tak menimbulkan banyak efek jera terhadap pengedar lainnya. Lalu, apakah kita harus menengok kepada negeri tetangga, Filipina, yang presidennya telah mampu mengurangi narkoba secara signifikan dengan caranya yang tegas?
Gambar: christiansinpakistan.com
menerapkan aturan dengan ketat. Banyaknya kontainer yang masuk menjadi kesulitan tersendiri bagi petugas untuk memilih dan mengecek satu per satu isi kontainer tersebut. Selain karena alasan itu, kasus Fredi Budiman mengungkapkan bahwa juga terdapat bantuan orang yang mempunyai jabatan tinggi di negeri ini. Hal itu jualah yang menjadi alasan pemasok narkoba memilih Indonesia. Perputaran narkoba terjadi dengan cepat dan untuk memasok barang dapat dengan mudah dilakukan jika sudah bekerjasama dengan ‘orang besar’. Jadi, sepertinya untuk menuntaskan masalah narkoba di negeri ini akan butuh waktu yang lama dan usaha yang kuat, melebihi sekadar menjatuhkan hukuman mati seperti pada kasus Bali Nine. Setelah melaksanakan eksekusi terhadap terpidana Bali Nine, BNN justru melaporkan terdapat peningkatan pengguna narkoba di Indonesia. Pada juni 2015, jumlah pengguna narkoba mencapai 4,2 juta orang. Namun pada bulan November di tahun yang sama meningkat menjadi 5,9 juta orang. Ini tentu saja jumlah yang dapat dihitung oleh pemerintah. Tentu pengguna sesungguhnya jauh lebih banyak. Hal ini menimbulkan sejumlah pernyataan
Narkoba di tangan pemuda Setiap minggunya, selalu saja ada pemuda yang masuk di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Khusus Daerah (UGD RSKD) Dadi, Makassar, Sulsel. Para pemuda masuk dengan keadaan yang mengasihankan. Umumnya mengalami gangguan jiwa akibat penyalahgunaan obat-obatan. Hal inilah yang memicu saya untuk mencari lebih jauh mengenai sejauh apa pengaruh narkoba terhadap pemuda di Indonesia ini. Dari jumlah 5,9 juta orang pengguna narkoba di Indonesia, umumnya mereka adalah termasuk generasi pemuda. Banyak hal yang mendasari hal ini. Seperti beban hidup yang dirasa berat, masalah keluarga, dan yang paling sering adalah masalah pergaulan. Usia muda selalu penuh dengan rasa penasaran dan ingin mencoba hal baru, termasuk menggunakan narkoba. Hal itulah yang menjadi jawaban salah seorang pemuda yang putus sekolah ketika datang bersama ayahnya di UGD RSKD Dadi. Ingin coba-coba dan ikut dengan teman-teman. Berdasarkan laporan BNN Sulsel, terdapat setidaknya 1090 orang yang sedang menjalani rehabilitasi rawat inap pada tahun 2015. Sementara yang rawat jalan sekitar 386 orang. Jumlah pengguna narkoba sesungguhnya tentu jauh lebih besar. Banyak yang tidak mengikuti rehabilitasi dan bisa berakhir dengan kematian ataupun masuk ke RSKD Dadi karena mengalami gangguan jiwa.
Berdasarkan hasil wawancara saya terhadap pasien pengguna narkoba, barang tersebut sudah tidak lagi hanya terpusat pada kota-kota besar seperti Makassar. Barang tersebut telah sampai di kota-kota kecil di Sulawesi Selatan ini. Tidak saja mereka yang termasuk golongan berduit yang dapat menikmati barang ini, anak-anak muda dari pelosok desa bahkan telah terbiasa menggunakan akhir minggu untuk berpesta di kota-kota kecil sekitar desa mereka. Narkoba telah sampai di tangan para pemuda hingga masuk ke pelosok desa.
“Berdasarkan laporan BNN Sulsel, terdapat setidaknya 1090 orang yang sedang menjalani rehabilitasi rawat inap pada tahun 2015. Sementara yang rawat jalan sekitar 386 orang.� Saya tertegun menyaksikan para pemuda yang terbaring lemah dalam ruangan. Terikat tangan dan kaki sebab sewaktu-waktu dapat mengamuk. Pemuda ini bukan saja mereka yang tinggal di kota, melainkan juga pemuda desa yang jauh dari hingar bingar kelab malam dan hotel. Mereka bukan saja orang-orang kaya yang dapat membeli semaunya ketika ingin, tetapi juga anak dari orang tua yang berpakaian lusuh dengan wajah kelelahan terbakar matahari yang menunggui anaknya dengan tatapan kosong di depan kamar UGD. Jika sudah sedemikian jauhnya narkoba masuk memengaruhi para pemuda kita, masihkah kita bisa mengatakan bahwa pemuda adalah harapan bangsa? (awal)
Majalah Sinovia Edisi 47 - Kesehatan Jiwa
13
SinoInfo
Menguak Masalah Gangguan Depresi
M
emahami tentang kesehatan mental seringkali disebut tidak semudah memahami masalah kesehatan fisik, karena ciri yang tidak kasat mata, seperti bekas luka atau tekanan darah tinggi yang bisa menjadi penanda suatu penyakit pada pemeriksaan kesehatan fisik. Depresi merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang terkadang tidak disadari kemunculannya, bahkan oleh orang yang mengalami, karena orang tidak mengenali ciri-ciri depresi yang dialaminya. Depresi dapat diartikan sebagai sebuah kondisi gangguan mental dengan ciri adanya perasaan sedih atau kekosongan mendalam. Orang depresi biasanya mengibaratkan diri mereka seolah masuk ke dalam lubang yang dalam, gelap, dan sulit untuk keluar dari sana. Angka prevalensi di dunia diperkirakan sebesar 5-10% dari total penduduk dunia. Sedangkan untuk di Indonesia sendiri, angka prevalensinya sebesar 17-27%. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat seiring perkembangan zaman disebabkan oleh karena persoalan hidup yang dihadapi oleh manusia saat ini semakin kompleks dan tuntutan zaman yang semakin banyak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menyebutkan depresi akan menjadi beban global penyakit kedua setelah penyakit jantung iskemik. Pada dasarnya, depresi dapat muncul sebagai manifestasi dari perasaan tertekan mendalam yang dialami seseorang, karena masalah-masalah sehari-hari, perasaan kesepian, dan alasan-alasan lain yang sangat manusiawi. Jadi, mengalami depresi adalah hal yang wajar, bukan sesuatu yang aneh, apalagi memalukan. Namun, seseorang tetap
14
harus berhati-hati apabila depresi telah membuat terjadinya perubahan dalam pikiran, perasaan, dan tingkah laku. Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-V (DSM-V), diagnosis depresi dapat diberikan (hanya melalui pemeriksaan oleh psikiater) jika terjadi kemunculan atas setidaknya 5 gejala dari set gejala berikut selama dua minggu berturut-turut: • Merasa tertekan (sedih, kosong) • Kehilangan minat beraktivitas • Nafsu makan/berat badan terganggu • Masalah tidur • Gangguan psikomotorik • Merasa lelah atau tidak berenergi • Merasa tidak berharga/bersalah • Sulit berpikir/konsentrasi/ mengambil keputusan • Berpikir tentang kematian atau mencoba bunuh diri.
“Depresi dapat di artikan sebagai sebuah kondisi gangguan mental dengan ciri adanya perasaan sedih atau kekosongan mendalam.“ Kemunculan gejala-gejala tersebut biasanya mengganggu fungsi harian dan menurunkan produktivitas orang yang mengalaminya. Keparahan tingkat depresi dapat ditentukan oleh jumlah gejala yang muncul dan intensitasnya. Adapun golongan yang rentan untuk mengalami depresi adalah mereka yang telah berusia lanjut (lansia). Meskipun
Majalah Sinovia Edisi 47 - Kesehatan Jiwa
demikian, penelitian mengenai depresi menunjukkan bahwa setiap orang dapat mengalami depresi pada setidaknya satu masa dalam hidupnya pada umur berapapun itu. Biasanya pasien yang datang berobat ke dokter merupakan pasien yang telah masuk dalam tahap depresi sedang/berat sehingga dalam penanganannya kadang menemui kendala. Sebagian besar pasien depresi tersebut enggan untuk berobat dengan alasan mereka takut dibilang mengalami gangguan jiwa yang sering umat awam sebut sebagai orang gila. Padahal apabila dibiarkan terus-menerus dan tidak terobati, maka dapat berakibat fatal dan berakhir pada kegawatdaruratan psikiatri yaitu bunuh diri. Pengobatan yang diberikan pada pasien depresi dapat berupa farmakologi dan psikoterapi. Untuk kasus ringan, biasanya terapi lebih singkat dan cukup diberikan farmakologi berupa SNRI, SSRI, atau antidepressan trisiklik. Sedangkan untuk kasus sedang/ berat, terapi diberikan lebih lama dan harus disertai dengan psikoterapi seperti psikoterapi suportif, psikoterapi kognitif, dan psikoterapi behavior. Kadang diperlukan Electro Convulsive Therapy (ECT) jika terapi farmakologi dan psikoterapi tidak menemui perbaikan. ECT adalah sistem pengobatan (terapi) berupa pemberian rangsangan listrik pada otak untuk pasien pada rumah sakit jiwa. Terapi rangsangan listrik terbukti lebih manjur dibandingkan dengan penggunaan obat-obatan. ECT adalah pengobatan gangguan kejiwaan yang menggunakan arus listrik singkat pada otak dengan
menggunakan mesin khusus di mana pasien di anastesi terlebih dahulu dan akan menimbulkan efek konvulsi karena relaksasi otot. Salah satu teori yang berkaitan dengan ECT adalah teori neurofisiologi.Teori ini mempelajari aliran darah serebral, suplai glukosa dan oksigen, serta permeabilitas sawar otak akan meningkat. Setelah kejang, aliran darah dan metabolisme glukosa menurun. Hal ini paling jelas dilihat pada lobus frontalis. Beberapa penelitian mengatakan bahwa derajat penurunan metabolisme serebral berhubungan dengan respon terapeutik. Untuk kasus ringan persentasi perbaikan dapat mencapai 100% sedangkan untuk kasus sedang/ berat lebih rendah dan cenderung mengalami kekambuhan. Oleh sebab itu, penting bagi pasien untuk memeriksakan diri ke dokter jika merasakan adanya tanda-tanda depresi dalam dirinya. Tidak hanya pasien, dokter pun sangat memegang peranan penting dalam mendiagnosis dini pasien depresi sejak dini karena selama ini dokter lebih fokus kepada permasalahan fisik dan
mengesampingkan permasalahan mental. Seperti pepatah lama mengatakan, “lebih baik mencegah daripada mengobati�, maka seseorang sebaiknya menghindarkan dirinya dari jeratan depresi. Adapun pencegahannya dapat berupa tidak memaksakan diri untuk melakukan hal di luar batas kemampuannya, meluangkan waktu untuk santai sejenak dari kepenatan, melakukan hobi di waktu senggang, tidak memendam masalah yang dihadapinya dan lebih bersikap terbuka dengan orang lain. Cara-cara tersebut dapat menjadi jurus yang sederhana namun ampuh untuk terhindar dari depresi. (robby)
Gambar: helpnothassle.org
Majalah Sinovia Edisi 47 - Kesehatan Jiwa
15
SinoIlmiah
Efektivitas Cognitive Behaviour Therapy Terhadap Gejala dan Kemampuan Mengontrol Emosi Pada Klien Perilaku Kekerasan
P
I Ketut Sudiatmika, Budi Anna Keliat, dan Ice Yulia Wardani
enduduk di seluruh dunia diperkirakan mengalami gangguan mental sekitar 450 juta orang, sekitar 10% orang dewasa mengalami gangguan jiwa saat ini dan 25% penduduk diperkirakan akan mengalami gangguan jiwa pada usia tertentu selama hidupnya. Gangguan jiwa mencapai 13% dari penyakit secara keseluruhan dan kemungkinan akan berkembang menjadi 25% di tahun 2030. National Institute of Mental Health (NIMH) berdasarkan hasil sensus penduduk Amerika Serikat tahun 2004, memperkirakan 26,2 % penduduk yang berusia 18 tahun atau lebih mengalami gangguan jiwa. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan kasus gangguan jiwa yang ada di negara-negara berkembang. Indonesia sebagai
16
salah satu negara berkembang berdasarkan hasil riset kesehatan dasar yang dilakukan oleh Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, menunjukkan prevalensi gangguan jiwa berat di Indonesia sebesar 4.6 per mil, artinya dari 1000 penduduk Indonesia, maka empat sampai lima orang diantaranya menderita gangguan jiwa berat. Skizofrenia merupakan salah satu jenis gangguan jiwa berat yang paling banyak ditemukan. Di Amerika Serikat sekitar 1 dari 100 orang mengalami skizofrenia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia mencatat bahwa 70% gangguan jiwa terbesar di Indonesia adalah Skizofrenia. Kelompok American Association Psychiatric (APA) menyebutkan
Majalah Sinovia Edisi 47 - Kesehatan Jiwa
beberapa penelitian telah melaporkan bahwa skizofrenia mempunyai insiden lebih tinggi untuk mengalami perilaku kekerasan. Klien skizofrenia memiliki riwayat kekerasan baik sebagai pelaku, korban, atau saksi sebanyak 62,5%. Berdasarkan penelitian sebelumnya, dari 13 orang klien skizofrenia yang mengalami perilaku kekerasan dan didapatkan kemampuan kognitif dan perilaku klien meningkat setelah diberikan cognitive behavior therapy. Kemampuan kognitif klien meningkat secara bermakna sebesar 66% dan perilaku 66%. Selain itu, penelitian lain juga menyebutkan bahwa dari 28 klien skizofrenia yang mengalami perilaku kekerasan menyatakan bahwa terapi
Gambar: serempak.id/
statistik yang digunakan adalah univariat, bivariat dan multivariat dengan analisis dependen dan independent sample t-Test, Chisquare serta regresi linier ganda dengan tampilan dalam bentuk tabel dan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Karakteristik klien dengan perilaku kekerasan dalam penelitian ini lebih banyak laki-laki 51 orang (85.0%), sebagian besar tidak bekerja 32 orang (53.3%), memiliki jenjang pendidikan SMA dan PT 36 orang (60.0%), sebagian besar tidak kawin 45 orang (75.0%), adanya riwayat gangguan jiwa 35 orang (58.3%) dan frekuensi dirawat di rumah sakit 2 kali atau lebih 45 orang (75.0%).
Rational Emotif Behaviour Therapy (REBT) mampu meningkatkan kemampuan kognitif sebesar 9.6% dan sosial 47%. REBT juga mampu menurunkan respon emosi 43%, fisiologis 76%, dan perilaku 47%. Selanjutnya, peneliti ingin mengetahui efektivitas penggunaan bersama-sama cognitive behavior therapy dan Rational Emotif Behaviour Therapy terhadap gejala dan kemampuan mengontrol emosi pada klien perilaku kekerasan. Sehingga dilakukanlah penelitian ini yang merupakan penelitian quasi experimental dengan metode kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian “Quasi Experimental Pre-Post Test with Control Group” dengan intervensi Cognitive Behaviour Therapy (CBT) dan Rational Emotive Behaviour Therapy (REBT). Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling. Responden berjumlah 60 orang yang terdiri atas 30 orang menjadi kelompok kontrol dan 30 orang kelompok intervensi. Analisis
2. Perubahan gejala perilaku kekerasan sebelum dan sesudah pelaksanaan cognitive behavior therapy dan rational emotive behaviour therapy. • Penurunan gejala perilaku kekerasan pada klien yang mendapatkan CBT dan REBT lebih besar mencapai rata-rata 50.00 (77%) dalam katagori rendah daripada klien yang tidak mendapatkan CBT dan REBT mencapai 59.03 (66%) dalam katagori sedang. • Efektifitas CBT dan REBT dalam menurunkan gejala perilaku kekerasan adalah sebesar 45% 3. Perubahan kemampuan kognitif, afektif dan perilaku klien dengan perilaku kekerasan sebelum dan sesudah pelaksanaan cognitive behaviour therapy dan rational emotive behaviour therapy. • Kemampuan kognitif klien meningkat secara bermakna mencapai 65.87 (74%), afektif 66.03 (76%), dan perilaku 66.90 (77%) dengan p value < 0.05. • Komposit kemampuan kognitif, afektif dan
•
perilaku meningkat mencapai 198.80 (75%) dengan p value < 0.05. Efektifitas CBT dan REBT dalam meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan perilaku pada klien perilaku kekerasan adalah sebesar 41%
4. Penelitian ini tidak menemukan karakteristik klien yang berpengaruh terhadap penurunan gejala perilaku kekerasan. 5. Karakteristik yang berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan perilaku klien adalah usia terutama 32 tahun dan status perkawinan terutama klien yang menikah. Penelitian tidak menemukan karakteristik yang berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan kognitif dan afektif klien. Jadi, dengan adanya penelitian tersebut diperoleh karakterisitik klien yang menjadi responden dalam penelitian ini rata-rata berusia 32 tahun dengan usia termuda 18 tahun dan tertua 55 tahun, jenis kelamin lebih banyak laki-laki (85.9%), sebagian besar tidak bekerja (53.3%), memiliki jenjang pendidikan SMA dan Perguruan Tinggi (60.0%), sebagian besar tidak kawin (75.0%), adanya riwayat gangguan jiwa (58.3%) dan frekuensi dirawat di rumah sakit 2 kali atau lebih (75.0%). Cognitive behaviour therapy dan rational behaviour therapy efektif dalam menurunkan gejala perilaku kekerasan dari tingkat sedang ke rendah. Cognitive behaviour therapy dan rational emotive behaviour therapy efektif dalam meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan perilaku klien dari tingkat rendah ke tingkat yang tinggi. Usia 32 tahun dan menikah berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan perilaku klien dengan perilaku kekerasan dan halusinasi. (ega)
Majalah Sinovia Edisi 47 - Kesehatan Jiwa
17
SinoTips
M
Menjaga Kesehatan Mental
enurut WHO, Kesehatan Mental didefinisikan sebagai keadaan dimana individu merasa sejahtera. Kesehatan mental yang baik ditandai dengan: â&#x20AC;˘ â&#x20AC;˘ â&#x20AC;˘
Kemampuan individu mengetahui potensinya dan memaksimalkan potensi tersebut Kemampuan individu mengatasi situasi menekan yang dihadapinya Kemampuan individu untuk bekerja secara produktif dan bermanfaat di tempat kerja, keluarga, komunitas, dan di antara teman
Kesehatan mental merupakan hal yang sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Keduanya harus sama-sama dijaga. Cara praktis yang bisa dilakukan untuk tetap menjaga kesehatan mental kita: Menerima dan menghargai diri sendiri Setiap individu itu berbeda dan unik, namun satu hal yang sama adalah tidak ada individu yang
18
sempurna. Hargai diri kita sendiri. Kenali dan terima kelemahan yang kita miliki, namun fokuslah pada hal-hal yang menjadi kelebihan kita. Jika hal tersebut dapat diubah, cobalah untuk mengubahnya secara perlahan. Menjaga hubungan baik Hubungan keluarga dan teman yang baik dapat membantu mengatasi tekanan dalam hidup karena dapat memberikan masukan serta membuat kita merasa diperhatikan. Tetaplah menjaga hubungan baik dengan selalu bertukar kabar lewat telepon, bertemu, dan saling bercerita.
Aktif berkegiatan Aktiflah bertemu dengan banyak orang dan tergabung dalam kegiatan baru di lingkungan. Ikut kegiatan yang bertujuan membantu orang lain juga dapat membuat kita merasa dibutuhkan dan menjadi semakin berharga. Aktivitas seperti ini juga membantu kita melihat dunia dari pandangan yang berbeda sehingga membantu melihat masalah dari sudut pandang yang lain.
Majalah Sinovia Edisi 47 - Kesehatan Jiwa
Gambar: https://www.kvc.org/
Bercerita kepada orang lain Bercerita mengenai perasaan yang dirasakan bukan menandakan bahwa kita lemah, tetapi merupakan bagian dari usaha kita untuk menjaga kesehatan mental. Mungkin awalnya sulit, namun jika terus dilakukan maka akan terbiasa. Oleh karena itu, carilah orang yang anda bisa ajak berbicara dengan santai dan kemukakan apa yang ada di kepala anda. Aktif bergerak Latihan pada badan dipercaya dapat mengeluarkan senyawa kimiawi di dalam otak yang membuat kita merasa lebih baik. Oleh karena itu, olah raga teratur dapat membuat kita merasa lebih positif, membantu konsentrasi, tidur, serta membuat kita merasa dan terlihat lebih baik. Bergerak tidak harus dengan olahraga, namun dapat dilakukan melalui kegiatan lain seperti berjalan di taman, berkebun, atau melakukan pekerjaan rumah tangga. Lakukan kegiatan yang dikuasai Melakukan aktivitas yang kita
/
sukai dan minati dapat membantu mengatasi tekanan. Berkebun, memasak, melukis, bermain musik, berolah raga merupakan contoh aktivitas yang dapat membantu kita mengekspresikan diri. Cari aktivitas yang dapat membantu anda. Istirahat Jika terlalu banyak kegiatan ternyata membuat kita tertekan, maka carilah waktu untuk istirahat dan santai. Dengarkan tubuh kita sendiri. Anda juga juga dapat melakukan pengaturan pernapasan, yoga, atau meditasi. Menggunakan waktu 10 menit untuk istirahat dalam satu hari yang sibuk akan membantu kita mengatasi tekanan dengan lebih baik. Konsumsi makanan dan minuman sehat Otak kita membutuhkan nutrisi agar tetap sehat dan berfungsi dengan baik, seperti organ yang ada di dalam tubuh kita. Cobalah untuk mengkonsumsi 5 porsi buah-buahan dan sayuran setiap hari serta minum air putih. Hindari makan, minum alkohol, merokok, dan menggunakan obat-obat terlarang untuk menyelesaikan masalah atau mengatasi perasaan tidak menyenangkan yang kita alami. Minta bantuan Terkadang kita merasa lelah atau kewalahan saat sesuatu yang buruk terjadi. Saat masalah sudah mulai berlebihan dan anda merasa tidak dapat mengatasi, mintalah bantuan. Jika anda mengalami masalah fisik, pergilah ke dokter. Begitu juga jika anda merasa memiliki masalah psikologis, anda dapat berkonsultasi pada psikolog, psikiater, pemuka agama. Setiap orang memerlukan bantuan dari waktu ke waktu dan tidak ada yang salah dari meminta bantuan. Kenyataannya, meminta bantuan merupakan tanda adanya kekuatan personal. (psikologikita.com)
Gambar: http://amipsyche.com
SinoInstrumen
I
Melafind Scanner
novasi teknologi tidak akan pernah berhenti. Dari tahun ke tahun perkembangan serta inovasinya semakin maju saja. Inovasi tersebut meliputi berbagai bidang, mulai dari bidang ilmu pengetahuan sampai bidang kesehatan. Mengapa sampai bidang kesehatan? Semakin berkembangnya zaman, penyakit-penyakit baru mulai bermunculan, seakan-akan bakteri maupun kuman penyebab penyakitpun mengalami tahap evolusi dan perkembangan yang sama seperti kecerdasan manusia. Oleh karena itu, teknologi di bidang kesehatan sangatlah dibutuhkan untuk menghancurkan serta menghilangkan bakteri serta kuman penyebab penyakit tersebut agar tidak semakin parah. Penemuan teknologi kesehatan terbaru mulai banyak bermunculan, salah satunya Melafind. Sebenarnya apa itu Melafind? Melafind merupakan sebuah scanner penyakit kanker kulit berbasis elektromagnetik. Alat ini berfungsi sebagai detektor yang mampu membedakan tahi lalat yang tidak berbahaya (tahi lalat yang ada sejak lahir atau gen) dengan tahi lalat yang terindikasi sebagai kanker kulit yang berbahaya (Melanoma). Melanoma itu sendiri merupakan sebuah kanker kulit yang sangat berbahaya dan mematikan serta menyerang kulit dan memiliki bentuk seperti tahi lalat. Cara kerja alat ini ialah dengan memanfaatkan teknologi fotografi serta menggunakan gelombang
elektromagnet sebagai alat untuk mengindikasi penyakit tersebut. Kemudian, data yang sudah didapatkan tersebut dicocokkan dengan sekumpulan data atau database melanoma yang telah dikumpulkan sebelumnya pada alat ini. Dibalik kecangihan yang dimiliki oleh alat ini, Melafind masih juga memiliki kekurangan. Dalam pemeriksaan melanoma umumnya menggunakan sampel jaringan atau biopsi, namun terkadang prosedur tersebut dianggap tidak efektif dan kurang tepat karena bisa saja tahi lalat yang dicurigai sebagai kanker tersebut tidaklah berbahaya dan mematikan. Namun anda tidak perlu khawatir, pasalnya departemen kesehatan internasional saat ini sedang mengembangkan alat yang bernama Melafind ini agar jauh lebih sempurna lagi. Kabarnya juga setelah alat ini sudah benar-benar tidak ada kecacatan dalam sistem maupun pemrogramannya, alat ini akan dipasarkan ke seluruh penjuru rumah sakit di dunia. Teknologi Melafind awalnya digunakan oleh departemen pertahanan untuk memindai serta meneliti permukaan lesi mencurigakan pada sepuluh panjang gelombang elektromagnetik. Dalam awal penggunaannya Melafind menggunakan teknologi navigasi rudal. Namun setelah mendapatkan berbagai kritikan, alat ini dialihkan untuk bidang kesehatan yang juga memiliki fungsi yang jauh lebih baik pada bidang tersebut. (mj)
Majalah Sinovia Edisi 47 - Kesehatan Jiwa
19
SinoCerpen
N
Seperti Sedia Kala
amanya Glenn Suryadi. Akrab disapa Glenn. Mahasiswa semester lima. Bergelar asisten dosen dan memegang posisi sebagai ketua klub futsal. Pemain gitar. Santai, tapi nilai selalu aman. Bertampang cakep. Tergolong mahasiswa eksis di angkatan. Apalagi yang kurang?
Namaku Airin Denise. Akrab disapa Airin. Mahasiswa semester lima. Bukan asisten dosen, tidak memegang posisi apapun di organisasi. Tidak memiliki kemampuan khusus. Belajar setiap malam setekun-tekunnya pun tak mampu membebaskanku dari jeratan Ujian Akhir Semester (UAS). Mahasiswa biasa, tak ada kelebihannya, bahkan mungkin setengah angkatan tidak mengetahui eksistensi seorang Airin Denise. Apa yang bisa dibanggakan? **** Tugas menjerat. Ulangan bertubi-tubi. Cukup! Kehidupanku di semester awal masa kuliahku ini sangat mengenaskan. Berstatus sebagai mahasiswa perantau yang hidup sendiri di kota metropolitan ini, kuakui sulit untuk beradaptasi dengan cepat terhadap transisi masa SMA yang lebih santai ke masa kuliah yang sangat hektik. Tugas Pendahuluan Fisiologi. Tanganku mulai menulis di kertas A4 dengan Snowman biruku. Hiks… Bagaimana mau cepat selesai, mencari referensi saja belum. Aku mendesah. “Guys, Stella ulang tahun!” “Traktiraann!” Kupingku memanas mendengar teriakan-teriakan tersebut. Aku iri dengan teman-teman yang sudah memiliki kelompok belajar yang klop. Mereka juga adalah kelompok paling eksis saat ini di angkatanku. Dan mereka itu… “Aduh!” Dan seketika kertas-kertas bermarginku basah dengan siraman milkshake oreo.
20
“Henry, kenapa kamu dorong aku?” teriak sebuah suara di sampingku yang aku yakin pasti pemilik milkshake tumpah ini. Aku sendiri belum menoleh, hanya meratapi kertas bermarginku yang kuselesaikan dengan susah payah. “Sorry. Tadi Henry dorong aku, emang dia nakal,” “Nggak papa, kok,” “Wah, kertas bermarginmu jadi basah semua, ya? Astaga…,” sejenak ia terdiam sambil menggaruk-garuk kepalanya. Aku mencuri-curi pandang nametagnya. Glenn Suryadi. “Aku ganti kertas marginmu, ya,” “Astaga, nggak usah!” “Nggak papa, kok. Kertas margin susah bikinnya, lho. Tunggu, yah, aku ambilin kertas marginku,” kata pemuda itu seraya berbalik ke tempat duduknya. Aku hanya terdiam. Merenung. Tidak lagi meratapi kertas marginku yang kini berbau oreo. Ada hal lain yang kini mengalihkan pikiranku. Airin Denise, Mahasiswa Semester I a.k.a MaBa **** Malam ini cerah. Bintang bertaburan di langit. Jarum jam menunjukkan pukul 10 malam, saat aku masih berada di koridor kampus untuk melaksanakan tugasku dalam kepanitiaan. Cukup! Aku lelah, aku ingin pulang. Tubuhku sudah sangat lemas untuk menyelesaikan semua ini. Derap langkah kakiku memenuhi suara malam yang sangat sepi tersebut. Aku berjalan dari koridor kampus menuju tempat para lelaki mengerjakan baliho. Sudah merupakan tugasku untuk membawakan makanan kepada mereka. Gelap. Sepi. Seram. Membuat bulu kudukku merinding. “Itu ada yang datang bawa makanan datang!” Terdengar teriakan laki-laki dari tempat jaga baliho.
Majalah Sinovia Edisi 47 - Kesehatan Jiwa
Derap langkah sepasang sepatu mendekatiku. “Ini makanan kita?” Tanya suara yang sangat familiar itu. Glenn. “Iya,” aku memberikan kantong plastik itu kepada Glenn. “Kamu jalan sendirian, nih?” “Ya, begitulah,” “Berani banget. Padahal gelap, nih,” Aku terdiam. “Makasih, ya. Hati-hati di jalan,” kemudian ia pergi meninggalkanku. Hati-hati… Potongan kalimat itu tak henti-hentinya terngiang di kepalaku. Hati-hati… Potongan kalimat itu menghilangkan rasa lelahku hari ini. Sepertinya, fokusku teralihkan lagi. Airin Denise, Mahasiswa Semester II **** Aku menatap dalam hening slide dosen yang ada di hadapanku. Penatalaksanaan Tuberculosis. Aku sendirian, berada di dalam ruang CSL, sambil menanti teman-teman kelompokku datang. Aku mendesah, sudah sejam slide ini kuhayati tapi tak bisa juga masuk ke kepalaku. “Argh…,” teriakku. Pintu terbuka keras. Aku menoleh. Glenn dan sahabatnya, Richard, memasuki ruang CSL. “Wah, Airin rajin banget,” celetuk Richard yang mengintip layar laptopku. Sontak aku tertawa kecil sambil menutup layar laptopku. “Astaga, nggak, kok. Masih banyak banget yang nggak aku tau,” “Kamu merendah terus, Airin,” ujar Glenn sambil tertawa. “Rin, ntar kalau ujian aku duduk dekatmu, ya. Lumayan, pasti kamu tau banyak,” “Apaan, sih,” timpalku sambil tersipu malu. “Intinya, aku udah pesan tempat di samping kamu nanti. Oke?” Aku terdiam. “Diam artinya oke,” kata Glenn sambil tertawa. Glenn tidak tahu kalau ucapan
yang sepertinya hanya candaan itu tidak bisa dianggap candaan sepele oleh perasaanku. Sepertinya mustahil bagiku untuk tetap fokus melanjutkan belajarku. Airin Denise, Mahasiswa Semester III **** Jarum jam menunjukkan pukul 16.15. Dosen pun segera mengakhiri pelajarannya. Aku berkemas, memasukkan seluruh berkas-berkasku ke dalam map, juga bukubukuku ke dalam tas. Setelah berpamitan dengan beberapa teman dekatku, aku bergegas keluar kelas, ingin segera pulang karena kepalaku sedang dilanda migrain.
“Hey, Airin, sudah kerja tugas Bahasa Inggris?” Tiba-tiba Glenn muncul dihadapanku, menjadi pengobatan abortif atas migrainku. “Sudah, kenapa?” jawabku, berharap dia akan mengandalkanku. “Aku boleh fotokopi tugasmu?” Secara refleks begitu saja, kepalaku mengangguk. “Oke, silakan,” Dengan semangat, aku mengeluarkan tugas yang sudah kutulis dan kusimpan rapi dalam tasku. Aku takut aku akan kehilangan kesempatan ini. Kesempatan untuk menjadi seseorang yang bisa diandalkan oleh Glenn. “Makasih, ya. Aku ke koperasi dulu,” lalu dalam sekejap, Glenn berlari menuju tempat fotokopian. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, inisiatif untuk menemani Glenn ke koperasi pun muncul. “Glenn, aku ikut!”
Tiba-tiba hujan turun deras begitu saja. “Wah, hujan, ya,” desah Glenn sambil bersandar di tembok koperasi, menanti tugas yang amat banyak itu digandakan. “Kamu pulang naik apa?” Aku heran. “Aku?” Glenn mengangguk. “Naik angkot,” “Pulang bareng aku aja. Tinggal di mana?” “Astaga, nggak usah. Aku bisa sendiri,” “Nggak papa. Bareng aku aja. Anggap aja ucapan terima kasihku,”
katanya sambil tersenyum manis. Sangat manis. Dan akupun terdiam lagi. Tak mampu rasanya lidah ini melontarkan penolakan. Sepertinya, jantung ini lebih dari sekedar berdetak, bibir ini lebih dari sekedar tersenyum, dan perasaan ini lebih dari sekedar bahagia. Mungkin inilah hari paling bahagia yang pernah kurasakan selama aku kuliah. Airin Denise, Mahasiswa semester IV **** Kalian tahu bagaimana rasanya diterbangkan ke awan, kemudian dijatuhkan ke dasar jurang? Persis seperti kutipan lirik lagu Sakit Hati dari Yovie and Nuno, mungkin seperti itulah perasaanku di semester lima ini. Apa aku salah, pernah memiliki harapan dalam hatiku? Walau hanya setitik, walau hanya harapan
untuk menjadi teman dekat yang bisa selalu diandalkan… Apa aku salah? Mungkin aku salah. PASTI aku salah. Meletakkan harapan tidak pada tempatnya adalah sebuah kesalahan besar. Pada akhirnya, aku harus menerima kenyataan bahwa ternyata selama ini interaksi Glenn padaku hanya bersifat kondisional. Tidak ada hal lebih yang dapat diharapkan. Sebenarnya juga, apa yang bisa kuharapkan? Interaksiku dan dia, selama ini, hanya percakapan biasa, yang saat ada topik saja. Kenapa aku mau berharap lebih? Dasar baperan.
Gambar: vanleith.deviantart.com
Saat ini, aku harus menerima adanya kesenjangan yang memisahkan aku dan Glenn. Sebuah kesenjangan sosial dan status yang membuat kita tak mungkin menjadi dekat. Aku tak pernah lagi berbicara dengannya. Tak pernah lagi ada sebuah situasi yang menyatukanku dengan dirinya. Setiap berpapasan dengannya, dirinya seperti tak menganggapku ada. Tak lagi seperti semester lalu. Mungkin karena tak lagi ada topik penting yang bisa dibicarakan. Mungkin aku harus kembali seperti sedia kala. Ya, sedia kala, sebelum hatiku mengenal Glenn dan segala kebaikannya padaku yang ternyata hanyalah hal yang biasa dia lakukan ke seluruh temannya. Ya, sedia kala, saat segalanya masih biasa saja. Ya, seperti sedia kala. Airin Denise, Mahasiswa Semester V (widya)
Majalah Sinovia Edisi 47 - Kesehatan Jiwa
21
SinoInfo
S
Keracunan Antidepresan Trisiklik
eiring dengan meningkatnya angka kejadian depresi, maka penggunaan obatobat antidepressan trisiklik pun juga akan meningkat. Obat ini sebenarnya tidak dijual bebas dan harus atas resep dokter. Tetapi, beberapa dari mereka menggunakannya tanpa resep dokter ataupun tidak sesuai dengan resep dokter. Fatalnya, apabila obat ini digunakan dalam dosis berlebih dapat menyebabkan kegawatdaruratan medis yang mengancam nyawa. Untuk itu, perlu pemahaman agar ketika menemukan kasus tersebut dapat segera diterapi dengan tepat. Obat antidepresan trisiklik adalah sejenis obat yang digunakan sebagai antidepresan sejak tahun 1950an. Dinamakan trisiklik karena struktur molekulnya mengandung 3 cincin atom. Contoh obat-obatan yang tergolong antidepresan trisiklik diantaranya adalah amitriptyline, amoxapine, imipramine, lofepramine, iprindole, protriptyline, dan trimipramine. Antidepresan trisiklik mudah diabsorbsi dari saluran pencernaan. Absorbsinya dapat memanjang pada overdosis akibat efek antikolinergiknya. TCA juga mempunyai metabolisme lintas pertama yang besar, volume distribusi yang luas dan derajat ikatan protein yang kuat. Empat efek utama TCA antara lain penghambatan ambilan kembali norepinefrin dan serotonin, penyekatan kanal
22
natrium yang menyebabkan efek membran menyerupai quinidine, efek antikolinergik, dan penyekatan adrenergik alfa.
•
“Contoh obat-obatan yang tergolong antidepresan trisiklik diantaranya adalah amitriptyline, amoxapine, imipramine, lofepramine, iprindole, protriptyline, dan trimipramine.”
•
Gambaran klinis dari kondisi keracunan Antidepresan tipe Trisiklik adalah toksisitas berat ditandai dengan perangsangan SSP dan kejang atau koma, disritmia jantung dan hambatan konduksi, hipertermia, ileus, retensi urine, dan hipotensi. Uji yang paling penting dilakukan adalah EKG, untuk melihat pemanjangan QRS. Hambatan konduksi dan deviasi 40-milidetik terminal ke arah kanan pada aksis QRS terutama pada sadapan aVR. Pada keracunan trisiklik antidepresan, penanganan yang dapat kita lakukan antara lain, • • •
Pasien harus segera dimonitor jantungnya secara kontinu Bilas karbon harus dilakukan dan diberikan karbon aktif Direkomendasikan untuk intubasi dini disertai hiperventilasi
Majalah Sinovia Edisi 47 - Kesehatan Jiwa
• •
•
•
Bila pasien mengalami hambatan konduksi bradiaritmia, atau pemanjangan QRS,, mulailah alkanisasi serum hingga pH 7,5 Hipotensi, yang tidak merespons dengan salin intravena, dapat diterapi dengan vasopresor disertai pemantauan hemodinamik Kejang diobati dengan benzodiapin Penyakit beta, antiaritmia kelas 1A dan flumazenil merupakan kontraindikasi pada overdosis TCA Pasien asimtomatik yang EKG-nya normal dan dekontaminasi lambungnya bagus dapat dipulangkan setelah konsultasi psikiatri dan pemantauan jantung selama 6 jam Selain ketentuan di atas semua pasien harus dirawat ke unit pemantauan (ardi)
SinoEvent
Foto bersama tim medis Bakti Sosial TBM Calcaneus FK Unhas Sabtu (12/11)
BAKTI SOSIAL TBM CALCANEUS FK UNHAS Puluhan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (FK Unhas) yang tergabung dalam Tim Bantuan Medis (TBM) Calcaneus FK Unhas mengadakan Bakti Sosial (Baksos) bertempat di dua lokasi yaitu Sekolah Dasar Negeri Nomor 162 Ara, Desa Lembanna & Sekolah Dasar Negeri Nomor 166 Bira, Desa Darubiah Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, Sabtu (12/11). Baksos TBM kali ini diselenggarakan dalam rangka “24th Double Ten Day”. Pada baksos TBM tahun ini, terdapat dua agenda yaitu, sunatan massal dan pemeriksaan kesehatan gratis dengan jumlah pasien sebanyak 173 orang untuk pemeriksaan kesehatan gratis dan 76 orang untuk sunatan massal dengan total panitia 80 orang dari TBM Calcaneus itu sendiri, lalu pada acara Double Ten Day TBM Calcaneus terdapat juga agenda malam ramah tamah. “Dalam acara Double Ten Days tahun ini, TBM Calcaneus mengadakan baksos untuk peduli dengan sesama dan juga untuk mempererat persaudaraan dan tali silaturahmi antar anggota TBM Calcaneus,” kata Aslam Achmad, ketua panitia acara Double Ten Days. Acara baksos tahun ini bukan hanya untuk memperingati hari jadi TBM Calcaneus, tetapi juga untuk membantu sesama yang membutuhkan, sehingga tetap melakukan apa yang semestinya dilakukan oleh mahasiswa FK Unhas khususnya untuk TBM Calcaneus itu sendiri dan juga untuk mengasah skill dari anggota TBM Calcaneus itu sendiri. (fikri)
Muktamar KEMA FK Unhas 2016 yang diadakan oleh BEM FK Unhas, Jumat (11/11)
MUKTAMAR KEMA FK UNHAS 2016 Keluarga Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (KEMA FK Unhas) menggelar kegiatan tahunan yaitu Muktamar KEMA FK Unhas 2016. Pembukaan muktamar dilaksanakan pada hari Jumat (11/11) bertempat di ruangan GD 102 pada pukul 16:30 – 18:00 WITA dan dibuka oleh Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) FK Unhas. Adapun presidium sidang muktamar itu sendiri terdiri atas 3 orang yaitu A. Meidin Anugerah, Puja Muhammad Ikbal, dan Camilia Salsabilah. Kegiatan muktamar ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) periode 2015/2016 yang dinilai oleh warga KEMA FK Unhas itu sendiri agar bisa ditingkatkan untuk periode selanjutnya. Pelaksanaan Muktamar KEMA FK Unhas diselenggarakan dari bulan November – Desember 2016 dan mempunyai beberapa agenda salah satunya yaitu “Pemilu Raya” yang bertujuan untuk memilih ketua dan anggota BEM KEMA FK Unhas 2016/2017. “Kegiatan muktamar bertujuan untuk membangun KEMA FK Unhas itu sendiri dan diharapkan kepada warga KEMA FK Unhas sendiri untuk berpartisipasi dalam kegiatan muktamar agar tercipta KEMA FK Unhas yang lebih baik lagi,” kata Achmad Nursyamsir, warga KEMA FK Unhas. Pada bulan Februari 2017, diselenggarakan Pemilihan Umum Raya KEMA FK Unhas dengan kandidat Calon Presiden BEM FK Unhas Adi Ahdiat dan Lalu Rahmat Yuanda Aji. Pada penghitungan suara, Lalu Rahmat Yuanda Aji terpilih sebagai Presiden BEM FK Unhas periode 2017-2018. (fikri)
Foto bersama Peserta IMSS Ke-5 di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (18/02)
PENYELENGGARAAN IMSS KE-5 ISMKI DI MEDAN Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (FK UISU) bersama Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran UISU dan Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) menggelar Indonesian Medical Student Summit (IMSS) ke-5 di Medan, Sumatera Utara. Kegiatan itupun dihadiri oleh Wakil Ketua MPR RI, Dr (Hc) Osman Sapta Odang, Menteri Kesehatan RI Prof. Nila Moeloek, Direktur Utama BPJS Kesehatan Prof. dr. Fachmi Idris, M.Kes, Deputi 3 Kemenko PMK RI, Dr. Sigit Priohutomo, MPH, dan Staf Ahli Menteri Keuangan RI, Ir. Isa Rachmatarwata, M.Math. Rektor UISU Prof. Dr. Ir. Mhd. Asaad, M.Si. mengungkapkan, pada IMSS ini diisi dengan sejumlah kegiatan dan diharapkan menjadi wadah bagi mahasiswa kedokteran untuk menghadapi setiap tantangan. “Dari kegiatan ini kami berharap bisa memberi kontribusi nyata bagi bangsa Indonesia untuk Indonesia lebih sehat, Indonesia lebih baik,” ujarnya, Senin (20/2/2017). Pada kegiatan ini pula dilaksanakan Musyawarah Nasional ISMKI dengan agenda pemaparan Laporan Pertanggungjawaban setahun kepengurusan ISMKI dan Pemilihan Sekretaris Jenderal Terpilih (Sekjenter) untuk periode 2017-2018, dengan terpilihnya Irfandinata sebagai Sekjenter ISMKI selanjutnya. Dan agenda Musyawarah Kerja Nasional ISMKI beserta Diskusi Panel bertemakan “Kesiapan Ekonomi Indonesia Untuk Suksesnya JKN Cakupan Semesta 2019 demi Indonesia Sehat 2025”. (hadi)
Majalah Sinovia Edisi 47 - Kesehatan Jiwa
23
nya tersebut sudah dideritanya sejak dia berada di Princeton, namun semakin parah ketika ia mengajar di MIT. Hidup Nash mulai berubah ketika dirinya diminta Pentagon memecahkan kode rahasia yang dikirim tentara Soviet. Di sana, ia bertemu agen rahasia William Parcher. Dari agen rahasia tersebut, ia diberi pekerjaan sebagai mata-mata. Pekerjaan barunya ini membuat Nash terobsesi sampai ia upa waktu dan hidup di dunianya sendiri.
Sutradara: Ron Howard Produser: Ron Howard, Brian Grazer Penulis: Akiva Goldsman, Sylvia Nasar (buku) Pemeran: Russell Crowe, Jennifer Connely, Ed Harris, Paul Bettany, Christopher Plummer, Josh Lucas, Judd Hirsch Durasi: 135 menit Tahun Rilis: 2001
SinoMovie
H
A Beautiful Mind
ai SinoReaders, SinoMovies edisi kali ini sedikit berbeda dari SinoMovies sebelumnya. Hal ini karena film yang bakalan kita bahas bukanlah film baru yang akan rilis, melainkan film lama yang mungkin sebagian besar dari Anda belum pernah menonton film ini. Selain itu, SinoMovies sedikit berbeda karena film yang diangkat untuk edisi kali ini mengikuti tema umum yang diangkat dalam majalah ini. Yap, tidak lain tidak bukan adalah film bertemakan gangguan jiwa. Tanpa berlama-lama lagi, mari kita simak bersama sinopsisnya. Selamat membaca. Sinopsis Film A Beautiful Mind mengisahkan seorang matematikawan bernama John Nash (Russell Crowe) peraih nobel dalam bidang ilmu ekonomi pada tahun 1994. Dia merupakan seorang matematikawan jenius tapi tak simpatik dan apatis. Cerita dimulai pada tahun 1947 ketika dia masih
24
bersekolah di perguruan tinggi Princeton dengan mendapat bantuan beasiswa Carniege. John Nash merupakan mahasiswa yang unik. Ia tidak menyukai perkuliahan dan suka membolos, karena menurut dirinya berkuliah hanya membuang waktu saja dan mengekang kreativitas seseorang, serta hanya membuat otak menjadi tumpul. Nash lebih suka belajar secara otodidak, memahami, dan memecahkan dinamika pergerakan natural melalui pemikirannya sendiri yang sangat kreatif. Nash lebih banyak meluangkan waktu di luar kelas demi mendapatkan ide orisinil untuk meraih gelar doktornya. Akhirnya, dia berhasil diterima di pusat penelitian bergengsi, Wheeler Defense Lab di MIT. Di lain sisi, Nash mengidap penyakit gangguan jiwa skizofrenia yaitu suatu gangguan jiwa yang penderitanya tidak bisa membedakan antara halusinasi dan kenyataan. Sebenarnya penyakit-
Majalah Sinovia Edisi 47 - Kesehatan Jiwa
“I thought of the voices as … something a little different from aliens. I thought of them more like angels … It’s really my subconscious talking, it was really that … I know that now.” Nash - A Beautiful Mind
Untuk memahami film dengan tema psikiatri memang tidak cukup dengan membaca sinopsisnya saja. Ada suatu hal yang tidak terjawab bahkan menggantung ketika membaca sinopsis dari suatu film psikiatri, termasuk film A Beautiful Mind ini. Jadi bagi Anda yang penasaran atau tertarik dengan film dengan tema gangguan jiwa, film ini dapat menjadi salah satu film yang menarik buat Anda simak. Selain itu, dalam film ini terdapat nilai-nilai kehidupan positif yang dapat Anda petik dengan menonton filmnya sampai selesai. Film yang terinspirasi dari kisah nyata John Nash yang merupakan peraih nobel ini juga tidak diragukan lagi ratingnya dengan banyaknya penghargaan Oscar yang diraihnya. Jadi, tidak ada salahnya film yang satu ini Anda jadikan sebagai daftar film yang Anda akan tonton. (ulfa)
SinoBook
Katalog Buku Kedokteran Tidak dipungkiri, buku merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi seorang mahasiswa. Buku ini mereka gunakan sebagai bahan penunjang pembelajaran, referensi tugas, ataupun sekedar menambah pengetahuan akan keingintahuan mereka terhadap suatu hal.
untuk menunjang akademik mereka selama perkuliahan. Terlebih lagi buku yang banyak disarankan oleh para dosen adalah buku import berbahasa Inggris. Namun, tidak semua orang dapat dengan mudah memahami materi kedokteran apalagi bila ditulis dalam bahasa asing.
Khusus untuk mahasiswa kedokteran sendiri, terkadang sulit untuk mencari buku yang tepat
Untuk itu, buku kedokteran Indonesia tapi terpercayalah yang menjadi andalan bagi sebagian
besar mahasiswa kedokteran. Nah, buat kamu yang lagi bingung mencari buku kedokteran berbahasa Indonesia berikut adalah katalog buku yang disarankan untuk kamu peroleh. Tentunya buku ini disarankan karena tidak dipungkiri lagi sebagian besar mahasiswa kedokteran menggunakan buku-buku ini sebagai bahan bacaan mereka sehari-hari. (robby)
Majalah Sinovia Edisi 47 - Kesehatan Jiwa
25
SinoGames
Teka-Teki Silang Psikiatri
Mendatar
26
Majalah Sinovia Edisi 47 - Kesehatan Jiwa
Menurun
SinoGaleri
Pra Inaugurasi dan Malam Apresiasi Seni 2017
Majalah Sinovia Edisi 47 - Kesehatan Jiwa
27
28
Majalah Sinovia Edisi 47 - Kesehatan Jiwa
History of Depression - Gambar: missashleyrose.deviantart.com