SINOVIA
MEMEDIASI KOMUNIKASI YANG SEHAT Edisi 48 April-Mei 2017
SINO FOKUS
Menelisik Cerminan Gizi Indonesia
SINO REPORTASE Apa Kabar Status Gizi Calon Tenaga Medis?
SINO PROFIL
Bagian Gizi Klinik RSP Unhas
SINO OPINI
Adikku Sayang, Adikku Malang
SINO INSPIRASI
Inspirasi Tanpa Batas: Berkarya dari Hati, Mencipta Prestasi
SALAM REDAKSI Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua.
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan anugerahNya, sehingga majalah Sinovia dapat sampai ke tangan para pembaca. Melalui majalah edisi 48 ini, kami ingin bercerita perihal gizi dan segala tetek bengeknya di Indonesia, serta di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Hari Gizi Nasional sendiri diperingati setiap tanggal 25 Januari, sejak 1951. Seiring berjalannya waktu, seluruh tenaga gizi di Indonesia kian berkembang pesat, dan semakin banyak menghadapi beragam tantangan untuk mewujudkan gizi yang lebih baik. Tantangan tersebut dapat menyebabkan kekurangan ataupun kelebihan gizi pada masyarakat Indonesia. Padahal, gizi merupakan salah satu faktor pokok yang mempengaruhi perkembangan individu yang selanjutnya akan menentukan masa depan generasi penerus bangsa tersebut. Oleh karena itu, pemerintah telah mencanangkan berbagai kebijakan dan aksi dalam rangka memperbaiki status gizi penduduk Indonesia. Selain itu, masalah pemenuhan zat gizi juga tidak bisa lepas dari gaya hidup mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin yang berdampak pada status gizi yang tidak optimal. Apalagi, tingginya tingkat kesibukan mahasiswa, menyebabkan waktu yang tersedia untuk melakukan aktivitas fisik semakin tersita. Apa sajakah tantangan yang menyertai usaha untuk mewujudkan gizi yang lebih baik di Indonesia? Bagaimanakah upaya pemerintah untuk mengoptimalkan status gizi penduduk Indonesia? Lantas, bagaimana dengan gaya hidup dan status gizi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin? Semuanya telah ditorehkan di majalah ini. Kami berharap informasi yang kami sampaikan dalam majalah ini dapat memenuhi kebutuhan para pembaca sekalian. 2
Majalah SINOVIA Edisi 48
Widyatma Adinda Jubhari - Pemimpin Redaksi
Pelindung Dekan Fakultas Kedokteran Unhas Penanggung Jawab Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Unhas Pemimpin Umum Cahya Ramdhani Sila Pemimpin Redaksi Widyatma Adinda Jubhari Sekretaris Umum Ilul Hidayat AR Bendahara Umum Laila Ulfany Nurdin Koordinator Liputan Ismiyanti Idham Reporter Nur Chaerani, Mukti Mukhtar, Inderawati Ramli, St Uswatun Hasanah, Nur Jadi, Irma Rahmayani, Andi Astrid Amalia, Muh. Shulfie Asadul, Astri Dewi, Rita Ariani, Dheeta Khaerunnisa, Anisah Mahmudah, Fira Fadilah, Sucitra, Sahrah Nur Afifah, Baharia Editor Dini Firli Nur Creative Design Eka Reskiana Widhiasnasir, Nurdiana Sari
DAFTAR ISI
4
12
SINO FOKUS
Menelisik Cerminan Gizi Indonesia
SINO ILMIAH
10
Hubungan Care Giver terhadap Status Gizi dan Kualitas Hidup pada Etnis Bugis
SINO PROFIL
8
Bagian Gizi Klinik RS Pendidikan Unhas
16
SINO REPORTASE
Apa Kabar Status Gizi Calon Tenaga Medis?
SINO OPINI
15
SINO INSTRUMEN Plaster Insulin
21
Adikku Sayang, Adikku Malang
18
SINO INSPIRASI
Inspirasi Tanpa Batas: Berkarya dari Hati, Mencipta Prestasi
SINO AKSI
Tim Medis Emergency Gempa Aceh untuk Pidie Jaya
SINO RESENSI
Maze Runner-The Death Cure
Sinoversary 26 Tahun SINOVIA
25
SINO INFO
28
SINO GALERI
Sinoversary 26 Tahun LPM SINOVIA
Jika Tidak dikonsumsi Hati-hati, 7 Makanan Sehat ini Malah Tak Membawa Manfaat Lagi
32
SINO CERPEN
Kado Terindah untuk Orangtua
23
Bulan Terbelah di Langit Amerika
30 SINO KOMENTAR
34
SINO TIPS
Daun Jeruk Purut: Daun Pembasmi Kutu Beras
35
Apa Kata Mereka: Pengaderan SINO PUISI dulu, sekarang, Ikhtiarku Untukmu ~Yal~ dan nanti Majalah SINOVIA Edisi 48
3
Gambar : gizitinggi.org
4
Majalah SINOVIA Edisi 48
SINO FOKUS
Rerata tingkat kecukupan energi penduduk Indonesia hanya sebesar 76,6% dengan 45,7% penduduk mengonsumsi energi kurang dari 70% Angka Kecukupan Energi (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia).
“Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) merupakan jawaban terhadap permasalahan status gizi masyarakat. 1000 HPK adalah periode terpenting dalam kehidupan manusia. 1000 HPK mencakup 270 hari dalam kandungan dan 730 hari setelah kelahiran.�
H
Menelisik Cerminan Gizi Indonesia
ari Gizi Nasional sendiri –25 Januari, merupakan momen yang menandai dimulainya pengaderan tenaga gizi di Indonesia dengan berdirinya Sekolah Juru Penerang Makanan pada tanggal 26 Januari 1951. Sejak saat itu, pendidikan tenaga gizi Indonesia terus berkembang pesat setiap tahunnya. Seluruh tenaga gizi di Indonesia tentunya telah mengalami berbagai macam tantangan yang berubah seiring berjalannya waktu dan zaman. Tidak bisa dipungkiri, bahwa pola makan seseorang juga dibarengi dengan keadaan zaman dan mungkin
saja tren yang berlaku saat di negara itu sendiri. Lantas, tantangan apa yang sekarang sedang dihadapi oleh para tenaga gizi Indonesia dalam mewujudkan Indonesia dengan gizi yang baik? Saat ini, pembangunan kesehatan di Indonesia pada periode 2015-2019 difokuskan pada empat program prioritas, yaitu penurunan angka kematian ibu dan bayi, penurunan prevalensi balita pendek (stunting), pengendalian penyakit menular dan pengendalian penyakit tidak menular. Dari keempat program prioritas ini, status gizi masyarakat Majalah SINOVIA Edisi 48
5
bukan hanya berperan dalam program penurunan prevalensi balita pendek (stunting) saja, namun juga terkait dengan tiga program lainnya. Hal ini dapat terjadi karena status gizi sangat berperan penting terhadap kesehatan fisik maupun kognitif dari masyarakat yang mempengaruhi tinggi rendahnya resiko terkena penyakit yang menular maupun tidak menular dan juga berpengaruh sejak awal kehidupan hingga usia lanjut. Dari data yang dikeluarkan oleh Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, rerata tingkat kecukupan energi penduduk Indonesia hanya sebesar 76,6% dengan 45,7% penduduk mengonsumsi energi kurang dari 70% Angka Kecukupan Energi. Nah, dari hasil data tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa rerata kecukupan energi masyarakat Indonesia masih rendah. Lalu, mengapa hal seperti ini dapat terjadi? Di dalam kehidupan masyarakat, banyak persepsi dalam pengelolaan maupun konsumsi makanan. Adapun salah satu persepsi masyarakat yang mengatakan sudah makan, ketika telah memakan “nasi�, padahal makan tidak selalu berkaitan dengan yang namanya nasi. Hal ini dikarenakan yang tertanam dalam mindset masyarakat Indonesia selama ini, makan itu selalu menggunakan nasi sebagai menu utama. Pada6
Majalah SINOVIA Edisi 48
hal jika dipikir sedikit lagi, nasi mengandung karbohidrat, sedangkan karbohidrat itu sendiri dapat ditemukan pada bahan makanan lain, seperti roti, sagu, mie dan lain-lain. Selain itu, pemikiran orang Indonesia yang memiliki berat badan berlebih sering melakukan cara mengurangi frekuensi makannya, serta meminum obat untuk menurunkan berat badan, begitupun sebaliknya orang yang memiliki berat badan kurang akan meningkatkan frekuensi makannya dalam sehari. Pemikiran-pemikiran diatas dapat menyebabkan kelebihan dan kekurangan zat gizi tertentu. Di Indonesia paling banyak ditemukan kelebihan zat gizi karbohidrat dan kekurangan zat gizi protein. Kelebihan dan kekurangan ini disebabkan, karena konsumsi masyarakat yang berlebihan setiap kali makan. Lihat saja makanan di atas piring setiap kali kita makan, lebih banyak mana nasi, sayur, atau lauk? Jawabannya adalah nasi. Ketika lauk masih ada, apakah mereka mau menghabiskan lauk saja? Tentu saja tidak, karena masyarakat lebih cenderung untuk menyendokkan lagi nasi ke piringnya untuk dimakan bersama lauk. Salah satu dokter ahli gizi klinik yang juga sebagai sekretaris Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, dr. A. Yasmin Syauki, M.Sc, Sp.GK,
menerangkan “Orang-orang yang melakukan peningkatan ataupun penurunan berat badan tetap makan 3 kali sehari dengan 2 kali makan selingan. Makanan selingan memiliki kuantitas berbeda dengan makanan utama. Hal ini dilakukan untuk menjaga kandungan glukosa dalam darah. Perbedaan orang yang ingin menurunkan berat badan dan menaikkan berat badan hanya pada kuantitas dan kualitas makanan yang masuk ke dalam tubuh. Untuk masalah obat yang dikomsumsi dalam meningkatkan atau menurunkan berat badan harus diketahui komposisinya dan telah dikonsultasikan dengan dokter. Selain itu, konsumsi obat itu tidak boleh dalam jangka waktu yang lama karena akan menimbulkan efek samping tertentu�. Pemilihan bahan makanan yang berdasar pada zat gizi yang dikandungnya, masih jarang dilakukan. Akibatnya berbagai macam kelebihan dan kekurangan zat gizi tentu saja akan mengakibatkan berbagai penyakit. Tentu saja, penyakit yang diakibatkan oleh kekurangan ataupun kelebihan zat gizi tertentu, tidak akan terjadi saat itu juga bahkan justru memerlukan banyak waktu untuk bermanifestasi secara klinis. Pada kebanyakan penderita, mereka menyadari terjadi kekurangan/kelebihan zat gizi setelah timbul gejala klinis.
Masalah gizi, harus selalu dikonsultasikan dengan dokter ahli gizi. Ahli gizi adalah dokter spesialis yang bertugas memberikan saran-saran kepada pasien mengenai dampak-dampak dari makanan dan pentingnya nutrisi bagi kesehatan mereka secara keseluruhan. Ahli gizi juga dikenal dengan istilah ilmuwan gizi, ahli pola makan (diet), ahli gizi klinis, ahli gizi olahraga, ahli gizi masyarakat, dan ahli gizi kesehatan masyarakat umum, tergantung tempat dan lingkungan kerja mereka. Secara umum, paling tidak seorang ahli gizi memiliki 3 peran, yakni sebagai dietisien, sebagai konselor gizi, dan sebagai penyuluh gizi. Ketiga peran itu hanya bisa dilakukan oleh seorang ahli gizi atau seseorang yang sudah mendapat pendidikan gizi dan tidak bisa digantikan oleh profesi kesehatan manapun. Ketiga peran itu saling berkaitan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Adapun tujuan dari ahli gizi adalah untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan mengonsumsi makanan yang sehat bagi pasien-pasien mereka, mengevaluasi rencana makanan yang sudah dijalankan apakah sudah sesuai yang diharapkan, dan melaporkan perkembangan kesehatan pasien. Apabila rencana makanan tersebut tidak memperlihatkan dampak kesehatan yang positif, ahli
gizi berkewajiban untuk mengaturnya kembali, yang mana memerlukan pengetahuan yang memadai mengenai kondisi jasmani pasien berikut kesehatan pasien secara keseluruhan. Di bidang kesehatan, ahli gizi juga diminta untuk membantu pasien-pasien yang menderita kondisi-kondisi menahun sehingga membutuhkan diet ketat. Beberapa contohnya antara lain kemoterapi dan pasien diabetes. Ahli gizi juga dapat membantu pasien-pasien yang memiliki alergi dan kelainan kekebalan tubuh (imunitas). Dengan melihat pentingnya pelayanan gizi untuk membantu mempercepat penyembuhan pasien, maka diperlukan ahli gizi untuk mencapai kondisi gizi yang optimal. Sementara itu, pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan dan rencana aksi untuk meningkatkan status gizi masyarakat Indonesia. Dalam rencana aksi ini, kebijakan pangan dan gizi disusun melalui pendekatan lima pilar pembangunan pangan dan gizi yang meliputi : • perbaikan gizi masyarakat • aksesibilitas pangan • mutu dan keamanan pangan • perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) • kelembagaan pangan dan gizi.
Kebijakan tersebut adalah untuk peningkatan status gizi masyarakat terutama ibu dan anak melalui ketersediaan, akses, konsumsi dan keamanan pangan, perilaku hidup bersih dan sehat termasuk sadar gizi, sejalan dengan penguatan mekanisme koordinasi lintas bidang dan lintas program serta kemitraan. Saat ini, salah satu upaya prioritas pemerintah saat ini adalah Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Program ini merupakan jawaban terhadap permasalahan status gizi masyarakat. Gerakan 1000 HPK ini dilaksanakan karena mengingat bahwa periode terpenting dalam kehidupan manusia adalah masa 1000 hari pertama dalam kehidupan, yang mencakup 270 hari dalam kandungan dan 730 hari setelah kelahiran. Kekurangan gizi selama periode tersebut akan mempengaruhi secara negatif tumbuh kembang anak, mengakibatkan kondisi kerdil, kurus kering atau pun obesitas, dan pada gilirannya memperburuk kualitas hidup di masa dewasa. Pemerintah, melalui Kementerian Kesehatan, menyadari bahwa diperlukan juga komitmen dan terobosan inovatif lebih jauh untuk memperkuat berbagai upaya peningkatan gizi yang ada. Oleh karena itu, diharapkan kerjasamanya dari ahli gizi untuk melakukan pemantauan serta evaluasi terkait dengan program ini. (NC, MM, IBR) Majalah SINOVIA Edisi 48
7
SINO REPORTASE
“Dari 100 orang mahasiswa preklinik dan klinik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin didapatkan bahwa 41% diantaranya memiliki status gizi yang tidak normal. 23% mengalami obesitas dan 18% memiliki gizi kurang�
Apa Kabar Status Gizi Calon Tenaga Medis?
M
embahas mengenai lifestyle pada mahasiswa selalu menjadi pembahasan yang menarik, utamanya pada kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran. Ketika beranjak dari dunia sekolahan menuju dunia perkuliahan, beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda sudah menjadi tututan bagi setiap yang memilih jalan tersebut. Berada di lingkungan yang baru, bertemu dengan orang-orang yang baru serta belajar dengan sistem yang baru tentu akan memengaruhi gaya hidup mahasiswa. Hal ini juga didukung dengan fakta bahwa mayoritas dari mereka
8
Majalah SINOVIA Edisi 48
adalah pendatang sehingga jauh dari lingkungan keluarga. Keadaan ini ujung-ujungnya juga akan berpengaruh terhadap pemenuhan gizi mereka. Gaya hidup yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari tentu dapat berdampak terhadap status gizi seseorang. Status gizi yang normal bisa didapatkan dengan senantiasa menjaga keseimbangan antara berat badan dan tinggi badan. Adapun salah satu faktor penyebab tidak normalnya status gizi seseorang baik itu kurang ataupun obesitas yaitu adanya suatu masalah pada gaya hidup yang dijalaninya, seperti konsumsi zat gizi
serta aktivitas fisik. Data dari 100 orang mahasiswa preklinik dan klinik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin didapatkan bahwa 41% diantaranya memiliki status gizi yang tidak normal dengan rincian 23% yang mengalami obesitas sedangkan 18% sisanya memiliki gizi kurang. Dari beberapa pertanyaan yang diajukan menunjukkan bahwa ada beberapa penyebab yang berhubungan dengan gaya hidup mereka yang tidak sesuai dengan yang seharusnya sehingga memengaruhi status gizinya.
serat ini dapat berdampak serius pada kesehatan, salah satunya dapat menyebabkan konstipasi, carsinoma colorectal, juga obesitas.
Gambar : www.freepik.com
Dari hasil survei yang dilakukan ada beberapa hal yang bermasalah yang dapat memengaruhi tidak normalnya status gizi yang dimiliki oleh beberapa mahasiswa di atas antara lain kurangnya konsumsi buah dan sayur yang dapat berpengaruh terhdap pemenuhan serat dalam tubuh. Hanya sekitar 12% mahasiswa yang mengonsumsi buah sehari sekali. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan serat harian dewasa normal dibutuhkan sekurang-kurangnya 21-25 gram serat perharinya sedangkan laki-laki 31-35 gram serat setiapharinya. Meskipun tidak akan berdampak dalam jangka waktu dekat, namun dalam jangka waktu yang lama, kekurangan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Harahap, dkk pada tahun 2014 mengenai pengetahuan dan pola konsumsi serat pada mahasiswa kedokteran universitas sumatera utara, sekitar 55% dari total responden tidak mengonsumsi serat cukup, sedangkan responden dengan pengetahuan sedang terhadap pentingnya serat makanan yang tidak mengonsumsi cukup serat sebanyak 36%. Selain konsumsi buah dan sayur, konsumsi air putih juga kurang dikalangan mahasiswa yang juga dapat berpengaruh terhadap pola defekasi. Selain permasalahan dalam jumlah konsumsi, pola konsusmsi makanan mahasiswa juga seharusnya teratur yakni tiga kali makan utama dan dua kali makan selingan. Hal ini mungkin memang berat dilakukan oleh mahasiswa khususnya mahasiswa fakultas kedokteran dengan alasan padatnya aktivitas sehingga berpengaruh terhadap pola konsumsi makanannya. Sarapan misalnya, dari hasil survei yang dilakukan, sedikitnya hampir setengah dari mahasiswa fakultas kedokteran yang sarapan setiap paginya, beberapa yang lain bahkan hampir tidak pernah sarapan tiap paginya. Padahal sarapan pagi justru sangat dibutuhkan untuk pemenuhan energi yang akan kita butuhkan ketika beraktivitas. Selain dibutuhkannya sarapan untuk pemenuhan energi dalam tubuh juga sangat perlu diperhatikan kandungan makanan yang dikonsumsi apakah sudah mengandung semua yang dibutuhkan oleh tubuh kita seperti karbohidrat,
protein, lemak, vitamin dan mineral, dan kadarnya juga harus seimbang, sesuai dengan yang dibutuhkan. Pemenuhan makanan yang seharusnya lengkap ini nyatanya belum bisa dilakukan oleh setiap mahasiswa. Hal ini dikarenakan karena kesibukan atau tinggal di daerah yang jauh dari orang tua sehingga kurang memerhatikan kandungan dari makanan yang mereka konsumsi. Porsi yang paling besar yang sangat memengaruhi pemenuhan zat gizi bagi mahasiswa kedokteran yakni kesibukan. Hampir seluruh mahasiswa yang ditanya mengenai apakah kesibukan memengaruhi pemenuhan zat gizi menjawab ‘ya’. Dan memang begitulah faktanya. Apalagi di kalangan mahasiswa baru yang baru mulai menyesuaikan dengan aktivitas tersebut, namun tak terkecuali bagi mahasiswa preklinik serta klinik. Kesibuka-kesibukan ini mengakibatkan mahasiswa terkadang lebih sering mengonsumsi makanan yang instan serta mudah didapat seperti junk food atau –yang lebih akrab, gorengan yang dijual di pinggir jalan tanpa mengetahui keadaan minyak yang digunakan. Kesibukan di dunia kampus juga akan menguras waktu serta tenaga yang besar dari mahasiswa sehingga waktu untuk berolahraga juga sangat minim. Bahkan 41 dari 100 orang responden yang mengikuti survei, mengatakan bahwa dalam sepekan terakhir sama sekali mereka tidak pernah berolahraga. Biasanya karena jadwal yang begitu padat, ketika memiliki waktu luang atau libur selama satu atau dua hari, waktu tersebut lebih dipilih untuk beristirahat dibanding dengan berolahraga. (SUH,NJ)
Majalah SINOVIA Edisi 48
9
SINO PROFIL
Bagian Gizi Klinik Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasasanuddin Narasumber : dr. A. Yasmin Syauki, M.Sc.,Sp.GK Apa itu Gizi Klinik? Gizi klinik (Clinical nutrition) adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari hubungan antara makanan yang dikonsumsi dengan kondisi tubuh yang diakibatkan serta faktor-faktor yang dapat memengaruhinya. Saat ini, perkembangan gizi klinik telah mencapai segala aspek keilmuan dalam bidang ilmu kedokteran seperti kardiologi, imunologi, endokrin metabolik, nefrologi, respirasi, muskuloskeletal, penyakit infeksi tropis, dan neoplasma. Tujuan diajarkannya gizi klinik sendiri yaitu agar mahasiswa dapat memahami 10 Majalah SINOVIA Edisi 48
dan menerapkan dasar-dasar penilaian status gizi serta berpola pikir kritis mengenai masalah makro dan mikronutrien, metabolisme nutrient dan dampak dari kekurangan atau kelebihan nutrient pada penatalaksanaan gizi terhadap suatu penyakit sesuai dengan konsep Ilmu Gizi Kedokteran. Seiring dengan perkembangan, gizi klinik semakin dibutuhkan baik itu dalam bidang pelayanan masyarakat, pendidikan, serta penelitian mengenai peranan gizi dalam mengatasi maupun mencegah terjadinya suatu penyakit.
Departemen Gizi Klinik FK Unhas Staf Medis Fungsional (SMFl) Gizi Klinik adalah salah satu departemen klinik Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin yang bertugas untuk memantau maupun meningkatkan kualitas dari pelayanan medis di Rumah Sakit. Sedangkan Poli Gizi merupakan tempat pelayanan pasien yang bertempat di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo (RSWS). Departemen Gizi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin yang sekarang diketuai oleh Dr. dr. Haerani Rasyid, M.Kes., Sp.GK, Sp.PD yang melayani pendidikan tingkat sarjana, magis-
ter, doktor dan program dokter spesialis yang juga turut berpartisipasi dalam mendukung pendidikan di institusi lain memiliki staf pengajar yang terdiri dari enam dosen diknas dan tujuh dosen luarbiasa. Dosen diknas sendiri yaitu Dr. dr. Haerani Rasyid, M.Kes., Sp.GK, Sp.PD (KaDep), dr. A. Yasmin Syauki, M.Sc., Sp.GK (SekDep), dr. Aminuddin, M.Nut & Diet, Ph.D (KPM), Prof. Dr. dr. Suryani As’ad, M.Sc., Sp.GK, Prof. Dr. dr. Nurpudji Astuti Daud, M.P.H., Sp.GK dan dr. Agussalim Bukhari, M.Clin.Med., Ph.D., Sp.GK. Dalam mengembangkan kualitasnya, departemen gizi secara rutin mengadakan workshop yang diadakan setiap tahun. Selain itu, mengikuti pertemuan ilmiah baik secara nasional dan internasional seperti Parenteral Enteral Nutrition of Asia (PENSA) dan Long Life Learning (LLL). “Pengembangan kualitas pengajar selain dengan diadakan workshop juga mengikuti PENSA yang secara regular diikuti. Terakhir diadakan di Jepang yang diikuti oleh Prof. Dr. dr. Nurpudji Astuti Daud, M.P.H., Sp.GK, dr. Agussalim Bukhari, M.Clin.Med., Ph.D., Sp.GK dan saya sendiri”, ungkap dr. A. Yasmin Syauki, M.Sc., Sp.GK saat ditemui di Prodi Pendidikan Dokter.
Harapan “Sumber daya manusia departemen gizi sebenarnya telah memadai mulai dari keahlian dalam bidang komunitas dan klinik seperti Dr. dr. Haerani Rasyid, M.Kes., Sp.GK, Sp.PD yang keahliannya di ginjal dan dr. Agussalim Bukhari, M.Clin.Med., Ph.D., Sp.GK yang keahliannya di gizi metabolik. Hanya saja kita tetap harus mencari peluang dan kesempatan untuk upgrade keilmuan yang kita miliki karena seperti yang kita ketahui gizi memang sangat penting dan interesting bagi semua orang”, tambah dr. A. Yasmin Syauki, M.Sc., Sp.GK selaku Sekertaris Departemen Gizi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. (AAA)
Gambar : www.freepik.com
Majalah SINOVIA 11 Edisi 48
SINO ILMIAH
Gambar : freepik.com
Berdasarkan penelitian oleh Nina Isywara K. Burhan, S.K.M., M.Kes. (1) Prof. Dr. dr. Nurpudji A. Taslim, M.P.H., Sp.GK (2), Dr. dr. Burhanuddin Bahar, M.Sc. (1) (1) Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Unhas (2) Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Unhas
Gambar : kompasiana.com
P
Hubungan Care Giver terhadap Status Gizi dan Kualitas Hidup pada Etnis Bugis
enelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas fisik dan care giver pada kelompok lansia terhadap status gizi dan kualitas kehidupan mereka. Usia lanjut adalah suatu fenomena alamiah akibat proses penuaan. Oleh karena itu, fenomena ini bukanlah suatu penyakit melainkan keadaan yang wajar dan bersifat universal. Proses menua bersifat regresif dan mencakup proses organobiologis, psikologik, dan sosiobudaya. Peningkatan penduduk lansia pada dasarnya merupakan dampak positif dari pembangunan. Pembangunan meningkatkan taraf hidup masyarakat, menurunkan angka kematian, dan meningkatkan usia harapan hidup. Di sisi lain, pembangunan secara tidak langsung juga berdampak negatif melalui perubahan nilai-nilai dalam keluarga yang berpengaruh kurang baik terhadap kesejahteraan lansia. Hal yang berhubungan dengan kuali-
tas hidup lansia yaitu aspek interaksi sosial antar sesama lansia. Aktivitas fisik dan aspek psikososial berhubungan pula dengan status gizi lansia. Aktivitas fisik berhubungan dengan kekuatan otot, fleksibilitas, dan performa dalam kehidupan sehari-hari. Status kesehatan pada lansia ditentukan oleh kualitas dan kuantitas asupan zat gizi. Kondisi yang tidak sehat, aktivitas fisik, dan asupan makanan yang kurang baik adalah faktor utama penyebab gangguan status gizi dan penurunan kualitas hidup. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh aktivitas fisik dan pengasuh serta asupan zat gizi terhadap status gizi dan kualitas hidup lansia pada etnis Bugis. Berkaitan dengan tujuan maka sampel diambil dari dua wilayah yang secara topografis berbeda. Tanpa merepresentasi wilayah administrasi, untuk itu dipilih wilayah topografi dataran rendah dan wilayah topogra-
fi yang memiliki ciri bukan dataran rendah (relatif berbukit-bukit, dengan isolated area) yaitu Kabupaten Barru dan Kabupaten Pangkajene Kepulauan. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar lansia yang bertempat tinggal di dataran rendah memiliki kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan lansia di dataran tinggi. Penjelasan yang mungkin adalah walaupun dihipotesiskan bahwa lansia dataran tinggi yang memiliki aktivitas lebih banyak diharapkan memiliki status gizi dan kualitas hidup lebih baik dibandingkan lansia dataran rendah. Namun, kenyataan yang berbeda ditemukan dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan ketika lansia sudah dalam keadaan terikat dengan pengasuhnya, aktivitas yang dilakukannya lebih terbatas termasuk untuk menyediakan makanan sangat tergantung pada siapa yang mengasuhnya. Di lain pihak, lansia di dataran rendah memiliki kelebihan Majalah SINOVIA 13 Edisi 48
SINO ILMIAH dalam mengakses pelayanan dan perawatan kesehatan secara lebih mudah, kemudahan mengakses informasi, begitu pula dengan akses ke sumber pangan. Sedangkan lansia dataran tinggi mengalami kesulitan akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, informasi yang diterima sangat lambat dan akses ke sumber pangan lebih sulit.
kait dengan makanan yang sehat dalam rumah tangga lebih banyak diketahui oleh pasangan sebagai care giver. Dengan demikian care giver yang memiliki pengetahuan tentang gizi yang baik mempunyai kemungkinan yang lebih besar mengasuh lansia secara lebih baik dan memberi dampak status gizi yang lebih baik pada lansia.
Perubahan psikologis yang terjadi pada lansia juga erat kaitannya dengan perubahan fisik, lingkungan tempat tinggal, dan hubungan sosial dengan masyarakat. Penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh White et al (2009) yang mengatakan keterbatasan lansia dalam memenuhi aktivitas sehari-hari dapat menjadi salah satu faktor penyebab menurunnya kualitas hidup lansia.
Domain fisik meliputi kemampuan lansia melakukan aktivitas sehari-hari, fungsi fisik lansia, tidur, dan istirahat cukup serta kapasitas kerja yang mampu mereka lakukan masih sesuai dengan yang mereka harapkan. Hal inilah yang dianggap lansia masih dapat dilakukan dan atau dipenuhi oleh pengasuh/pasangan mereka, sehingga jumlah lansia yang diasuh oleh pasangannya memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Sebab bagi lansia adanya orang kedua seperti pasangan hidup menjadi sangat penting bagi kualitas kehidupan mereka. Pasangan dianggap orang yang paling mengerti kehidupan mereka. Untuk domain psikologis lansia yang hidup sendiri dan diasuh oleh istri adalah lansia yang kualitas hidupnya lebih baik dibandingkan persentasi lansia yang diasuh oleh keluarga lain. Namun, kelompok care giver tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap kualitas hidup lansia untuk domain psikologis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan care giver terhadap status gizi lansia tidak berbeda secara signifikan di setiap kelompok care giver. Sekalipun tiap kelompok care giver perbedaannya tidak signifikan terhadap status gizi lansia, namun dapat dilihat bahwa care giver yang masih memberikan hal positif terhadap status gizi lansia adalah jika lansia diasuh oleh pasangan mereka, menantu perempuan, atau lansia yang hidup sendiri. Sedangkan persentasi lansia yang status gizinya normal lebih kecil pada lansia yang pengasuhnya selain keluarga inti. Penjelasan yang mungkin adalah pengasuh lansia (suami/istri) memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai pasangan mereka, pasangan memiliki informasi lebih mengenai kegemaran atau makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh lansia. Informasi ter14 Majalah SINOVIA Edisi 48
Domain psikologis meliputi komponen citra tubuh dan penampilan, perasaan negatif dan positif, spiritual-agama, kemampuan berpikir, belajar dan mengingat. Penjelasan yang mungkin adalah kondisi psikologis merupakan keadaan personal lansia, berbagai kemunduran yang dirasakan dalam hidup lansia dan keterbatasan untuk melakukan berbagai hal yang
sewaktu muda bisa dilakukan akan membawa lansia pada keadaan psikologi yang jelek sekalipun lansia berada dalam keluarga yang mendukung mereka, terlebih lagi jika lansia diasuh oleh keluarga batih namun tidak mendapatkan dukungan yang baik. Kelompok care giver juga tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap kualitas hidup domain hubungan sosial, namun sebagian besar lansia memiliki kualitas hidup yang baik. Lansia yang diasuh oleh pasangan hidup memiliki kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan dengan lansia yang diasuh oleh kelompok pengasuh lainnya, juga pasangan hidup memberikan pengaruh positif terhadap status gizi lansia. Pasangan hidup lansia (suami/istri) adalah care giver utama bagi lansia, pasangan lansia sebagai care giver utama sebesar 42% (istri 23% dan suami 19%), selanjutnya adalah anak mereka. Lansia yang masih memiliki pasangan cenderung sembuh lebih cepat, memiliki kesehatan mental yang lebih baik, lebih senang bersosialisasi dan umumnya memiliki kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan dengan lansia yang hidup sendiri. Dengan penelitian ini disarankan agar informasi dan pengetahuan pengasuh lansia ditingkatkan mengenai pentingnya asupan yang memadai untuk mempertahankan status gizi dan meningkatkan kualitas hidup lansia. Dan juga meningkatkan perhatian serta dukungan keluarga maupun masyarakat pada kehidupan lansia mengingat lansia mengalami berbagai perubahan dalam hidupnya baik perubahan sosial maupun ekonomi. (IR)
SINO INSTRUMEN
D
iabetes adalah masalah metabolik yang biasanya disebabkan oleh hereditas dan faktor gaya hidup yang menghasilkan peningkatan kadar gula darah yang abnormal (hiperglikemia). Dampak jangka panjangnya bisa menyebabkan retinopati, neuropati, nefropati, angiopati, aterosklerosis, periodontitis, dan komplikasi diabetik lainnya. Maka dari itu, penyakit ini perlu penanganan yang cepat dan tepat. Pada penderita diabetes, produksi atau kerja insulinnya terganggu sehingga metabolisme glukosa terganggu. Dalam mengatasi hal tersebut, penderita diabetes tipe 1 dan 2 yang sudah parah membutuhkan suntikan insulin. Suntikan diberikan beberapa kali dalam sehari akibat produksi insulin yang sedikit atau tidak ada sama sekali. Tentu saja cara ini cukup merepotkan bagi pasien, yang setiap harinya harus merasakan sakitnya suntikan insulin. Kini para penderita diabetes sa sedikit bernapas lega dengan adanya inovasi terbaru untuk pengobatan diabetes. Mereka bisa menghindari suntikan dan lebih nyaman dengan pengobatannya. Zhen Gu, Ph.D bersama para ahli dari University of North Carolina di Chapel Hill, berhasil menciptakan “Plester Insulin�. Plester kulit tersebut bisa diprogram agar secara otomatis mendeteksi jumlah glukosa dalam darah. Dan bila kadar gula terlalu tinggi maka plester ini akan mengeluarkan dosis insulin yang sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui jarum mikro, yang ukurannya kurang lebih sepanjang bulu mata. Jarum mikro sengaja dibuat agar pasien tidak merasakan sakit saat penyuntikan. Jarum mikro juga lebih mu-
Gambar : gdb.voanews.com
dah menembus pori-pori kulit. Plester kulit tersebut bisa meminimalisir risiko konsumsi insulin berlebih. Selain itu, plester ini juga lebih praktis dan tidak perlu diganti berkali - kali, seperti yang dipaparkan sang pencipta plester ini. “Jadi, tujuan akhir kami adalah agar dengan satu plester, penderita diabetes bisa menjaga gula darah mereka dalam kisaran normal selama beberapa hari�, ujar Zhen Gu, profesor penemu plester insulin ini. Cara kerja alat ini disebut sistem closed-loop. Artinya ada loop feedback yang mendeteksi kadar gula dan mengeluarkan insulin secara otomatis. Sistem itu telah lama menjadi tujuan para peneliti penyakit diabetes untuk mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh manusia dalam penangangan penyakit diabetes. Berdasarkan hasil penelitian Zhen Gu dan rekan-rekannya, plester insulin tersebut bisa secara otomatis menurunkan dan mengatur kadar glukosa darah pada tikus yang menderita diabetes tipe 1 hingga sembilan jam. Namun Zhen Gu mengatakan bahwa masih perlu dilakukan beberapa uji klinis untuk
Plester Insulin memastikan plester ini sudah dapat digunakan oleh pasien penderita diabetes. Plester insulin telah memberi angin segar bagi dunia kesehatan khususnya bagi penderita diabetes. Ingin mendapatkan plester ajaib ini? Sementara ini, plester tersebut masih dalam tahap pengembangan. Kita tunggu perkembangan selanjutnya dan semoga bisa segera didistribusikan ke Indonesia. (RA)
Sumber : Proceedings of the National Academy of Sciences (VOA Indonesia)
Z h e n
Gu, Ph.D
Majalah SINOVIA 15 Edisi 48
SINO OPINI
Nama : Lalu Rahmat Yuanda Aji Kebangsaan : Indonesia Tanggal Lahir : January 12, 1996 Tempat Lahir : Lombok Alamat : Perumahan Dosen Universitas Hasanuddin Blok P14b Pendidikan : • SD Negeri 2 Janapria • Ponpes Nurul Haramain NW Putra Narmada • Man Insan Cendekia Gorontalo • Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (2014-sekarang) Organisasi : • Divisi Pengaderan BEM KEMA FK Unhas2015/2016 • Presiden BEM KEMA FK Unhas 2017 • Medical Youth Research Club FK Unhas • Anggota LDM Al-Aqsha Unhas Pelatihan : • LK 2 BEM FKM Unhas • IBS M2F FK Unhas • LA M2F FK Unhas • Moeslim Youth Leadership Training (MYLT)
Lalu Rahmat Yuanda Aji Presiden BEM KEMA FK UH 2017
Adikku Sayang, Adikku Malang Oleh Lalu Rahmat Yuanda Aji
S
aya hanya ingin menekankan melalui goresan tinta ini, bahwa mahasiswa seharusnya cerdas dan mampu menahan ego masing-masing, mengakui kesalahan, dan mengesampingkan posisi kultural. Namun, inilah yang menjadi masalah di setiap lembaga kemahasiswaan. Berbicara mengenai lembaga kemahasiswaan maka kita akan berbicara mengenai hakikat keberadaannya, yakni sebagai lembaga perjuangan dan so-
16 Majalah SINOVIA Edisi 48
sial politik. Adapun kaderisasi merupakan hal pokok yang harus dilakukan agar kedua tujuan tadi tercapai, dan sekarang kaderisasi merupakan hal pokok yang menyedot perhatian setiap orang, sehingga menarik untuk dibahas. Kaderisasi merupakan proses untuk melahirkan generasi-generasi penerus bangsa. Di sini pula tempat untuk melahirkan sosok-sosok yang nantinya diharapkan bisa membawa perubahan untuk
negeri ini ke arah yang lebih baik. Intro di atas adalah kutipan idealitas yang menjadi angan-angan setiap “pengader” dalam ranah kerjanya. Namun, idealitas dan realitas bagaikan air laut dan air tawar yang tak pernah mau sepaham, selalu ada konflik yang menyertai di antara keduanya. Meskipun di masa kaderisasi dulu, kami diajarkan bahwa kita harus menjunjung tinggi idealisme mahasiswa. Maka dari itu, tercapailah kesepakatan bahwasanya orang cerdas
adalah orang yang bisa memadukan antara idealitas dan realitas yang ada. Sebelum saya membahas lebih jauh tetang kaderisasi di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (FK Unhas), maka saya ingin mengambil kutipan yang seharusnya menjadi referensi absolut untuk semua pengader, “Maka disebabkan oleh rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu�. Seperti yang kita ketahui bahwa proses kaderisasi merupakan proses yang dinamis, proses yang harus selalu berubah dari zaman ke zaman. Dalam proses tersebut kita seharusnya memanusiakan manusia, karena setiap zaman memiliki tantangan yang berbeda. Inilah yang harusnya menjadi pertimbangan setiap “pengader� dalam membuat konsep kaderisasi yang adaptif dan aplikatif. Saya mengangkat kutipan di atas karena inilah realita yang terjadi, meski idealitas kita setinggi langit, tetapi realitas masih mencium tanah. Dalam proses kaderisasi, seharusnya kita tidak menjadi orang yang disegani karena ditakuti, namun disegani karena wibawa dan kebijaksanaan yang dibangun. Ini merupakan salah satu contoh sistem kaderisasi yang masih menjamur di kalangan lembaga kemahasiswaan, dimana etika dibangun di atas kemunafikan, beda depan beda belakang, karena itulah karakter yang selama ini kita bangun.
Dalam proses kaderi-
sasi di FK Unhas, saya sedikit merasa tertarik dengan konsep “keteladanan� yang selama ini ditanamkan oleh para “pengader�. Hakikatnya, keteladanan merupakan hal yang menjadi contoh bagi generasi penerusnya, entah itu baik atau sebaliknya. Menurut saya ini adalah hal yang paling adaptif dan aplikatif. Adapun ketegasan yang dibuat oleh para “pengader� hanya merupakan salah satu metode untuk menunjukkan kepada mahasiswa bagaimana sepatutnya bersikap. Namun, jauh daripada itu, seharusnya kita sebagai “pengader� menjadi sosok yang harapannya bakal menjadi contoh bagi adikadik kita nantinya. Akan tetapi, apa yang selama ini terjadi sangat mirip dengan kutipan saya di atas tadi. Hal itu terlihat pada setiap pergantian siklus penerimaan mahasiswa baru yang proses kaderisasinya memberikan tontonan kekerasan fisik dan mental (di luar batas). Tontonan tersebut pasti akan langsung terekam di kepala masing-masing mahasiswa. Inilah yang men-setting paradigma baru di kepala adik-adik kita yang malang ini. Seperti yang kita ketahui, bahwa masuknya mereka ke dalam lingkungan baru ini memaksa mereka untuk beradaptasi dan memahami kultur yang ada. Namun, yang menjadi masalah adalah jika kultur yang diinginkan salah dalam penyampaiannya. Inilah yang membangun paradigma baru, bahwa ternyata hal ini dan hal itu boleh kita lakukan di sini, dan semua tontonan yang kita sodorkan menjadi referensi baru untuk adik-adik kita dalam menggores tinta kehidupan di
lingkungan barunya. Hakikat ini terbentuk dari keteladanan yang kita koarkan selama ini, bahwasanya makna keteladanan yang selama ini memiliki konotasi positif dinodai oleh ego yang tidak bisa dibendung. Saya bukan orang yang menginginkan hasil kaderisasi kita adalah orang-orang manja. Namun, ada yang disebut sebagai sosok yang patut diikuti. Kita sekarang berada di zaman yang bukan lagi kekerasan fisik dan mental menjadi kondisi yang menjadi pusat perhatian, melainkan, sekarang dunia berada di era perang pemikiran, dimana opini bisa menjadi fakta, dan juga fakta bisa berubah menjadi opini. Mengapa demikian bisa terjadi? Karena yang berperang bukan lagi raga, namun pemikiran. Apalagi dengan perkembangan teknologi yang kian hari semakin berkembang pesat. Di sisi lain, dunia juga dihadapkan dengan kondisi dimana kesejahteraan adalah hal yang teramat mahal, disebabkan pertumbuhan jumlah penduduk dunia yang semakin cepat dan tidak diimbangi dengan ketersediaan lapangan kerja yang pantas bagi setiap orang. Sehingga orang-orang kini berlomba untuk meningkatkan kualitas diri. Inilah yang terjadi sekarang. Tugas kita sebagai mahasiswa adalah mambaca kondisi zaman dan melahirkan sistem kaderisasi yang adaptif dan aplikatif di setiap zamannya, bukannya malah mempertahankan kultur era reformasi, yang setiap orang memang harus kuat secara mental dan fisik. (N-DA) Majalah SINOVIA 17 Edisi 48
SINO INSPIRASI
“Putih Seperti Awan” ~ Itzar Chaidir Islam ~
Inspirasi Tanpa Batas : Berkarya dari Hati, Mencipta Prestasi CURRICULUM VITAE Nama : Itzar Chaidir Islam Kebangsaan : Indonesian Tanggal Lahir : January 23, 1996 Tempat Lahir : Ujung Pandang Alamat : Kompleks Bumi Batar Gowa Blok E 14/11, Kabupaten Gowa Pendidikan : • SD Inpres Sambung Jawa I (2001-2007) • SMP Negeri 1 Sungguminasa (2007-2010) • SMA Negeri 2 Tinggimoncong (2010-2013) • Hasanuddin University, Medical Faculty, Makassar, Indonesia (2013-sekarang) Organisasi : • Anggota Indonesian Future Leaders Chapter Sulawesi Selatan • Anggota Remaja Pelopor dan Kader Penataan Ruang • Dewan Penasihat Organisasi Palang Merah Remaja WIRA SMAN • Badan Pengurus Harian MYRC FK Unhas • Anggota Persatuan Bulutangkis Medik FK Unhas • Anggota Medical Muslim Family FK Unhas • School of Medicos (Schomed) • Volunteer Makassar Cancer Care Community (MC3)
18 Majalah SINOVIA Edisi 48
S
ebagai mahasiswa kedokteran yang aktif dalam kegiatan keilmiahan, Itzar Chaidir Islam atau yang kerap disapa Itzar ini telah berhasil menoreh prestasi baik nasional maupun internasional. Namun dibalik itu serangkaian kegagalanpun kerap mengikuti. Hal yang menarik adalah justru dari kegagalan ini ia menemukan jalan keberhasilan dan menjadi batu loncatan untuk menjadi lebih baik ke depannya. Mahasiswa angkatan 2013 Pendidikan Dokter Unhas ini telah tertarik dan menekuni dunia riset sejak di bangku SMP. Minat itupun ia kembangkan hingga masuk di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (FK Unhas) dan bergabung dengan MYRC. Beberapa prestasi tingkat nasional yang telah ia raih sejak berkuliah di FK Unhas antara lain adalah Juara II dalam RPC Temu Ilmiah Nasional (TEMILNAS) 2015, juara II Research Competition MYRC FK Unhas, dan Juara III Lomba Research Paper Congress Hasanuddin Scientific Fair (HSF). Karya-karya ilmiahnya telah membawanya menjadi finalis hingga tingkat internasional di beberapa negara. Kini ia pun lebih fokus dalam dunia penelitian murni dan telah berhasil menerbitkan hasil risetnya di jurnal ilmiah.
Apa yang membuat anda tertarik untuk menekuni dunia keilmiahan? Saya sejak dulu kagum dengan orang-orang yang bisa berprestasi secara akademik. Sejak masuk Fakultas Kedokteran (FK), saya perhatikan hampir semua guru besar kita adalah peneliti. Saya kemudian berpikir, jika saya mau menjadi seperti mereka maka saya harus mengikuti jejak mereka sejak awal. Oleh karena itu saya terinspirasi dan termotivasi untuk memulainya dari penelitian. Apakah anda pernah mengalami kegagalan dalam menggeluti dunia riset? Sangat sering. Saya memutuskan untuk mulai menggali passion di riset itu tahun 2008 (kelas 2 SLTP). Waktu itu, saya tergerak oleh adanya ceramah dari seorang guru yang mengatakan bahwa “Untuk memajukan sekolah kita, perlu ada prestasi di tingkat nasional. Salah satunya adalah dengan ikut dan juara di olimpiade�. Saya kemudian merasa “terbakar�, gairah saya seketika meluap-luap. Akhirnya pada saat itu, kami diberikan dua pilihan yaitu Olimpiade Sains Nasional (OSN) dan Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI). Saya mendaftar di kedua bidang tersebut namun sayangnya dinyatakan tidak lulus di keduanya. Waktu itu pendaftar OSN 400-an siswa dan OPSI 300-an siswa. Tahun 2009, saya kembali mencoba untuk mendaftar dalam seleksi OPSI. Saingannya waktu itu berkurang menjadi sekitar 100-an siswa, saya kebetu-
lan dinyatakan lolos. Harapan saya waktu itu, semoga saya bisa lolos mewakili sampai tingkat nasional, tapi sayangnya hanya bisa sampai di tingkat kabupaten. Satu tahun kemudian, saya tamat dari SLTP dan melanjutkan studi di SLTA. Kebetulan, di sekolah saya itu ada sekitar 15 jenis ekstrakurikuler yang berbeda dan kami wajib untuk mengikuti semuanya. Jenis ekstrakurikulernya ada untuk olahraga, Pramuka, seni, komputer, kompetisi ilmiah, sastra Indonesia, bahasa Inggris, PMR, dan pecinta alam. Di tahun pertama saya mencoba untuk mengikuti semua jenis lomba yang ada, mulai dari seleksi OSN, lomba bahasa Inggris, lomba PMR, sampai dengan lomba LKTI tingkat regional maupun nasional. Sayangnya hanya satu lomba yang saya juarai, yaitu lomba PMR. Itupun bukan lomba intinya, hanya lomba dapur umum relawan (semacam lomba kreasi masak kalau di TV). Tahun kedua saya di SLTA, saya mengikuti hampir 50 lomba LKTI tingkat regional maupun nasional. Saya berhasil menjadi finalis tidak lebih dari 10 lomba, dan dari 10 yang ada hanya 1 saja yang menang. Itu menjadi lomba terakhir saya di SLTA. Dua tahun kemudian, saya lulus SLTA dan masuk ke FK Unhas. Setelah pengaderan BEM selesai, saya langsung memilih MYRC tanpa berpikir dua kali. Selama tahun pertama berproses di MYRC, saya mencoba untuk mengikuti belasan lomba ilmiah kedokteran tingkat nasional. Tak
ada satupun yang berhasil. Tahun kedua, saya mencoba lagi dan akhirnya tembus di lomba TEMILNAS dan HSF. Tahun ketiga, saya bosan kalah dan akhirnya memilih untuk banting setir dari lomba ilmiah ke dunia penelitian murni. Saya kemudian tertarik untuk menerbitkan hasil riset di jurnal ilmiah. Ternyata kehidupan lebih keras di bidang itu. Dari 20 artikel penelitian yang saya kirim dalam 19 bulan terakhir, tidak satupun yang diterbitkan, dan akhirnya bulan lalu, ada 1 yang lolos. Bagaimana anda menghadapi kegagalan tersebut? Kondisi yang terus menerus gagal, membuat saya mengevaluasi diri. Waktu itu saya mulai dari introspeksi secara personal. Saya kemudian sadar bahwa penyebab kegagalan saya ternyata ada di banyak faktor, antara lain saya sadari bahwa saya terlalu introvert. Semua lomba yang saya ikuti adalah lomba yang sifatnya individual (tidak melibatkan orang lain). Padahal jika saya bisa berkolaborasi mungkin kekurangan saya bisa ditutupi oleh kelebihan rekan saya yang lain. Yang kedua, saya sadar bahwa lomba yang selama ini saya ikuti adalah lomba yang tidak saya kenali. Sehingga saya berpikir bahwa jika saya ingin mengikuti lomba maka saya harus betul-betul mengerti segala hal tentang lomba itu. Mulai dari bagaimana aturan mainnya, siapa lawannya, bagaimana strategi kemenangannya sampai dengan siapa tim jurinya. Yang ketiga, saya sadar bahwa untuk bisa ikut dan menang dalam pertandingan Majalah SINOVIA 19 Edisi 48
SINO INSPIRASI maka perlu persiapan yang matang. Di SMA, saya dibimbing oleh banyak guru, salah satunya pernah mengatakan kepada saya, “Jangan pernah berangkat nak kalau hatimu belum menang�. Kalimat tersebut menyiratkan bahwa kalau saya tidak siap secara total maka jelas kemenangan tidak bisa diraih. Yang keempat, saya meyakini bahwa perjuangan menuju keberhasilan itu ibarat mencari alamat yang tidak diketahui letak pastinya. Ketika kita tersesat dalam sebuah jalan yang panjang dengan ribuan lorong, hanya ada 2 pilihan, cari salah satu lorong yang ada ujungnya (mencoba seribu kali) atau berjalan dan menggali muara lorongnya (bekerja keras untuk mencapai jalan keberhasilan). Intinya tidak ada pilihan untuk memutar balik. Kendala apa yang anda hadapi dalam meneliti atau meraih prestasi? Untuk meneliti sendiri, kendala yang sering dihadapi itu antara lain sulit merumuskan ide penelitian, terkendala dalam research funding karena sama sekali tidak ada uang, atau ada uang tapi biaya penelitian bertambah karena harga naik, atau juga ada uang tapi administrasi dipersulit. Selain itu waktu pelaksanaan penelitian yang bertepatan dengan jadwal kuliah yang padat, jarak lokasi penelitian yang jauh, izin penelitian ditolak, percobaan yang gagal, responden penelitian yang tidak kooperatif, dan lain-lain. Apa pendapat anda mengenai penelitian dalam ranah 20 Majalah SINOVIA Edisi 48
mahasiswa? Sejak saya masuk di FK, riset mahasiswa masih dalam kondisi yang sangat miris. Jika dibandingkan dengan FK universitas lain, kita jauh ketinggalan. Buktinya antara lain jumlah penelitian mahaiswa sangat kurang. Kita hanya mengandalkan skripsi padahal kampus sudah menyediakan hibah riset utk mahasiswa, ini sangat disayangkan. Keikutsertaan mahasiswa FK Unhas di lomba riset sangat kurang. Hal ini disebabkan oleh karena mahasiswa FK berpikir bahwa lomba riset hanya dibebankan ke MYRC saja, padahal seharusnya seluruh mahasiswa FK harus terlibat. Contohnya PKM Dikti. Prestasi mahasiswa FK Unhas di lomba riset nasional juga sangat minim. Hal ini disebabkan selain karena jumlah delegasi yang sedikit, mahasiswa yang ikut lomba juga tidak ikut di cabang riset, melainkan di cabang umum. Dalam hal ini mahasiswa kurang menyadari arti penting sebuah riset, sehingga mereka menganggap bahwa itu tidak penting. Ada beberapa alasan, kebanyakan mahasiswa berpikir bahwa riset itu sulit dilakukan, butuh biaya besar, butuh waktu banyak, tenaga terkuras dan bukan merupakan syarat akademik. Perlu ada sosialisasi lebih awal tentang pengenalan penelitian. Sebagaimana dekanat memaparkan pentingnya pendidikan dan BEM yang memaparkan pentingnya pengabdian masyarakat. Dengan adanya kolaborasi seperti itu, maka tri darma perguruan tinggi bisa kita capai.
Bagaimana harapan anda selanjutnya? Saya sebenarnya tidak mau berekspektasi terlalu besar. Tapi jika ditanya tentang harapan, saya bercita-cita bisa mengirim publikasi nasional minimal 5 buah di jurnal nasional dan 3 buah di jurnal internasional sebelum wisuda S1. Setelah S1, saya berharap bisa mengirim publikasi nasional minimal 10 buah di jurnal nasional dan 5 buah di jurnal internasional sebelum wisuda profesi. Jika Tuhan menghendaki dan dua hal diatas tercapai, saya kemudian mau mencoba untuk mendaftar dalam tim research HUMRC dan PPDS untuk melanjutkan studi. Bagaimana tips untuk mahasiswa kedokteran agar memiliki semangat aktif dan berjiwa kompetitif? Pertama, kita harus mulai dengan memilih jalan berkarya dengan hati. Karena hati akan mengantarkan pada niat yang tulus dan niat yang tulus akan bermuara pada jalan yang lurus. Kedua, percayalah bahwa tidak ada usaha yang sia-sia. Semua yang kita korbankan untuk kemajuan bersama akan kita tuai hasilnya meski bukan hari ini. Dan terakhir bahwa bekerja dan berkarya bukan hanya tentang berapa uang yang kita hasilkan, berapa pujian yang kita dapatkan dan berapa prestasi yang kita tuliskan. Tetapi tentang nilai investasi dari kekayaan diri yang kita simpan.
SINO AKSI
T
Tim Medis Emergency Gempa Aceh untuk Pidie Jaya
im Bantuan Medis Calcaneus (TBM Calcaneus) Fakultas Kedokteran telah mengutus Tim Medis Emergency Gempa Aceh ke Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal 1425 Desember. Selama 12 hari berada di Pidie Jaya, tim medis yang beranggotakan tiga orang yaitu dr. Harlan sebagai dokter penanggung jawab, Asyrin, dan Debriansyah, melakukan aksi kemanusiaan untuk membantu saudara-saudara yang tertimpa musibah gempa bumi di Pidie Jaya. Selain itu, tim medis ini turut bekerja dengan Tim Dokter Spesialis Universitas Hasanuddin yang terdiri dari lima dokter dari bagian ortopedi, dua dokter dari bagian pediatri, dan dua dokter dari bagian penyakit dalam. Aksi kemanusiaan ini berlangsung dengan lancar dan mendapat sambutan hangat dari warga. Adapun item kegiatan yang diselenggarakan antara lain pembukaan posko pemeriksaan kesehatan di Desa Mancang dengan jumlah pengungsi sebanyak 450 orang pada tanggal 14 Desember 2016. Keesokan harinya, tim medis melakukan observasi di rumah-rumah warga yang rusak akibat gempa dan kembali membuka posko utama di Meunasah Mancang. Melalui posko kesehatan inilah, didapatkan bahwa penyakit terbanyak yang diderita warga adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), hipertensi, dan dermatitis, kemudian posko tersebut dibuka kembali pada hari berikutnya karena beberapa posko dari Kecamatan Meurah Dua belum mendapat pelayanan medis.
Sabtu, 17 Desember 2016, tim bergegas
menuju Rumah Sakit TNI berkoordinasi dengan Letnan Kolonel dr. Bernard, dan kembali membuka posko pemeriksaan kesehatan di Kecamatan Meureudu. Selanjutnya, pada hari Minggu, tim medis bergabung dengan tim dokter spesialis untuk stand by di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya dan Rumah Sakit TNI. Di pekan berikutnya, tanggal 19-20 Desember 2016, tim melakukan pemeriksaan dan stand by untuk pasien poli anak, penyakit dalam, serta pasien darurat, dan post-operasi rujukan. Kemudian pada tanggal 21 Desember, setelah melakukan pemeriksaan dan stand by, tim menyalurkan sumbangan Calcaneus For Humanity kepada Kepala Posko Meunasah Mancang. Kamis, 22 Desember 2016, tim menyalurkan bantuan obat-obatan yang merupakan bantuan dari Semen Indonesia ke Puskesmas Meureudu, Puskesmas Trienggadeng, dan Puskesmas Ulim. Esoknya, tim melakukan observasi ke daerah terparah gempa yaitu di Kecamatan Trienggadeng. Kemudian pada hari Sabtu, 24 Desember 2016, tim menyalurkan sumbangan berupa kasur kepada warga Gampong Tampui, dan selanjutnya tim kembali ke Banda Aceh. Tim medis pun kembali ke Makassar pada hari Minggu, 25 Desember 2016. Kegiatan 12 hari ini diharapkan mampu bermanfaat bagi warga korban gempa di Pidie Jaya, sehingga dapat meningkatkan kembali kualitas hidup dalam berbagai segi termasuk kesehatan para korban gempa. (WJ) Majalah SINOVIA 21 Edisi 48
SINO AKSI
Sinoversary 26 Tahun SINOVIA
S
inoversary merupakan salah satu program kerja dari Lembaga Pers Mahasiswa Sinovia (LPM Sinovia) Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (FK Unhas) khususnya divisi hubungan luar. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memperingati hari lahir Sinovia yang ke-26. Sinovia sendiri lahir pada tanggal 31 Desember 1990. Tetapi di ulang tahun ke-26 ini, sinoversary diadakan pada tanggal 23 Desember 2016. Tujuan diadakannya sinoversary adalah untuk mempererat tali silaturahmi sesama anggota Sinovia maupun Keluarga Mahasiswa FK Unhas lainnya. Sinoversary juga merupakan ajang untuk menuangkan rasa bahagia karena sampai saat ini LPM Sinovia masih berdiri tegak walaupun banyak angin yang menerpa kekokohan Sinovia. Tetapi bagaimanapun itu, semua anggota Sinovia berusaha untuk terus mengharumkan nama Sinovia agar tetap kokoh. Lalu mencoba untuk selalu
22 Majalah SINOVIA Edisi 48
mencari tantangan baru agar Sinovia lebih berwarna. Karena ada pepatah yang mengatakan “semakin tinggi pohon maka semakin kencang angin yang menerpa�. Jadi kekuatan yang sebenarnya itu adalah kenyamanan, maka jika semua anggota nyaman dan tercipta suasana kekeluargaan, kita akan terus berjuang untuk mempertahankannya. Tetapi jika semua sudah acuh tak acuh disitulah dimulainya perpecahan dan semua akan tumbang. Karena 26 tahun bukanlah waktu yang singkat, di sinoversary kali ini anggota Sinovia sebisa mungkin merayakan ulang tahun dengan segala rasa syukur dan penuh hikmat. Teamwork sinoversary diketuai oleh Muhammad Fauzan angkatan 2015. Persiapanpun direncanakan secara matang oleh teamwork sinoversary, mulai dari dekorasi sampai bagaimana susunan acara yang akan dilaksanakan. Rasa lelah dari teamwork pun terbayar karena acara
tersebut berjalan dengan lancar. Itupun berkat dukungan dari berbagai pihak dan tamu undangan yang menghadiri acara ulang tahun Sinovia yang ke26. Pimpinan umum Sinovia dan pimpinan redaksi periode 20162017 pun ikut hadir dalam acara tersebut, hadir pula kakak-kakak dari Sinovia yang turut memeriahkan sinoversary. Acara sinoversary sendiri diadakan di halaman FK Unhas. Walaupun dengan konsep yang sederhana tetapi kami bangga karena disitulah kami menumpahkan rasa bahagia dengan melihat banyak tawa gembira dari semua orang. Susunan acara dimulai dari acara yang formal hingga acara nonformal. Acara pertama yaitu pembukaan, lalu dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Alquran dengan penuh rasa khusyuk. Setelah itu pemaparan laporan dari ketua panitia sinoversary pun djelaskan secara rinci dan jelas. Tak lupa sambutan dari pimpinan umum LPM
SINO RESENSI
Sinovia FK Unhas periode 20162017 pun teruntai dengan penuh semangat. Tibalah pada acara inti yaitu perayaan sinoversary. Kami semua merasa sangat bahagia saat meniup lilin. Walaupun dengan kue yang sederhana namun terasa berkesan bagi kami. Setelah itu kami menyantap hidangan untuk mengisi perut yang lapar. Setelah perut kenyang semua anggota menuju ke photobooth, dengan banyak ekspresi kamera tak henti berbunyi .Salah satu yang digemari pastilah photobooth karena kita dapat mengekspresikan momen penting dan bahagia pada saat perayaan tersebut. Ada beberapa perlombaan yang ditawarkan untuk melengkapi meriahnya perayaan hari ulang tahun ini. Antara lain adalah lomba puisi dan lomba fotografi. Selanjutnya tibalah saatnya pengumuman dan penyerahan hadiah. Juara I lomba puisi adalah Sri Mulia Rafik , Juara II adalah Yesi Winda Septriani, dan juara III adalah Yaumi Mutmainnah (angkatan 2016). Sedangkan untuk juara I fotografi adalah Felia Lairensia, juara II adalah Muhammad Anis Hafid, dan juara favorit adalah Rishnu Virjuny (angkatan 2016). Para pemenangpun merasa senang dengan apa yang ia capai karena tak menyangka bahwa karyanya membuahkan hasil. Acara demi acarapun telah dilaksanakan. Doa penutup dilantunkan secara hikmat dengan penuh rasa syukur. Semua anggota Sinovia mempunyai sejuta harapan untuk ke depannya. Kamipun siap untuk menerima berbagai tantangan yang harus dihadapi. Berharap agar Sinovia tetap utuh, lebih kompak, tak lupa kehangatan ini harus tetap terjalin dan jangan ada perpecahan sesama anggota. Doa-doa juga selalu terlontar dari semua anggota LPM Sinovia yang sudah berusia 26 tahun ini. Memedikasi komunikasi yang sehat adalah tujuan kami. Semoga komunikasi Sinovia dengan siapapun akan terus terjalin dengan baik. Semoga selalu kompak dan terus mempertahankan Sinovia. (DK)
Judul Film The Maze Runner-The Death Cure Sutradara Wes Ball Penulis James Dashner (novel), Nowlin (skenario)
T.S
Genre Action, Science-fiction Pemain Dilan O’Brien, Ki Hong Lee, Kaya Scodelario, Giancarlo, Esposito, Katherine McNamara, Natalie Emmanuel, Thomas Brodie-Sangster.
Gambar : pinterest.com
Tahun Terbit 17 Februari 2017
Film The Maze Runner-The Death Cure
C
erita Maze Runner 3 direncanakan tayang pada tanggal 17 Februari 2017, film ini telah membuat banyak penonton penasaran setelah melihat versi kedua yang tayang 2015 lalu. Pada film The Maze Runner: The Death Cure atau The Maze Runner 3 kali ini akan menyajikan bagaimana kisah Thomas yang diperankan oleh Dylan O’Brien dan teman-temannya untuk menemukan obat yang dapat memberantas penyakit mematikan yang bernama Flare. Perjalanan Thomas untuk mendapatkan obat yang dapat menyembuhkan penyakit itu tentunya menjadi perjalanan yang rumit dan menegangkan. Dengan cerita yang lebih menarik, film ini dipenuhi aksi Thomas dan teman-temannya yang beraksi dan membuat penonton menikmati ceritanya. (FF)
Sumber: intifilm.com
Majalah SINOVIA 23 Edisi 48
SINO RESENSI Judul Buku Bulan Terbelah di Langit Amerika Penulis Hanum Salsabiela dan Rangga Almahendra Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Tebal Buku 344 halaman Tahun Terbit 2014 Tempat Terbit Jakarta Gambar : goodreads.com
Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika
A
merika dan Islam, sejak 11 September 2001, hubungan keduanya berubah. Semua orang berbondong-bondong membenturkan mereka. Pada akhirnya mengakibatkan banyak korban berjatuhan, saling curiga, saling tuding, dan menyudutkan banyak pihak. Ini adalah kisah perjalanan spiritual dibalik malapetaka yang mengguncang kemanusiaan. Kisah yang diminta rembulan kepada Tuhan. Kisah yang disaksikan bulan dan dia menginginkan Tuhan membelah dirinya sekali lagi sebagai keajaiban. Namun, bulan punya pendirian. Ini untuk terakhir kalinya. Selanjutnya, jika dia bersujud kepada Tuhan agar dibelah lagi, itu bukan untuk keajaiban, melainkan agar dirinya berhenti menyaksikan 24 Majalah SINOVIA Edisi 48
pertikaian dunia.
antarmanusia
di
Hanum dan Rangga melanjutkan perjalanannya dari Eropa ke Amerika. Perjalanan dimulai dari Hanum yang menjadi reporter koran berita di kota Wina, Heute ist Wunderbar. Rangga yang menjadi asisten dosen sekaligus mahasiswa S-3 di Wina. Kebetulan mereka diberi tugas yang sama di negara Paman Sam. Hanum yang mendapat tugas untuk membuat artikel tentang “Akankah Dunia Lebih Baik tanpa Islam?”. Rangga yang ingin menulis papernya dengan mencari narasumber yang bernama Philipus Brown untuk mengisi papernya tersebut. Dia diminta dosennya, Reinhard, untuk menghadiri konferensi tentang “Strategi Bisnis dalam Lingkungan yang Tidak Pasti” di Washington
DC. Kisah perjalanan Hanum dan Rangga dalam “99 Cahaya di Langit Eropa” berlanjut hingga Amerika. Kini mereka diberi dua tugas yang berbeda. Namun, Tuhan mengganti mereka untuk menceritakan kisah yang dimohonkan rembulan, lebih dari sekedar misi. Tugas mereka kali ini akan menyatukan belahan bulan yang terpisah. Tugas yang menyerukan bahwa dunia tanpa Islam, maka dunia akan haus kedamaian. (FF)
Sumber : sitinurhandayani.blogs. uny.ac.id
SINO INFO
Gambar : www.freepik.com
Jika Tidak Dikonsumsi Hati-hati, 7 Makanan Sehat Ini Malah Tak Membawa Manfaat Lagi
S
ekarang trend hidup sehat sudah jadi gaya hidup yang banyak kita pilih sehari-hari. Memilih makanan organik, olahraga rutin, sampai mengonsumsi suplemen demi meningkatkan stamina sudah bukan lagi jadi hal asing. Salah satu tren yang paling berkembang adalah memilih healthier food. Makanan yang dianggap lebih sehat untuk masuk ke dalam tubuh. Tapi tak jarang, pengetahuan yang terbatas membuat kita memilih beberapa menu makanan tersebut tanpa perhitungan yang matang. Berikut menu makanan sehat yang ternyata berbahaya bagi kesehatan jika kamu konsumsi secara berlebih. Nasi Putih Sejak kecil kita sudah familiar dengan yang namanya nasi putih. Bahkan, orang Indonesia sering beranggapan tak afdal rasanya jika tidak makan nasi, walaupun dirinya telah kenyang memakan makanan lain. Pola konsumsi masyarakat kita yang selalu memasukkan nasi sebagai makanan yang harus dikonsumsi sebaiknya perlu kita tinjau ulang, karena tingginya kandungan gula dan karbohidrat yang ada di dalam setiap butir nasi putih. Namun, bukan berarti kita tidak boleh memakan nasi putih. Kandungan karbohidrat pada nasi putih yang tinggi baik untuk kamu yang memiliki aktivitas berat dan padat. Banyak orang yang kini beralih ke nasi merah, karena menurutnya nasi merah lebih banyak mengandung gizi dan vitamin yang bermanfaat bagi tubuh dan membuat tubuh kenyang dalam waktu lama. Tapi, konsumsi nasi yang berlebih (baik putih atau merah) ternyata berbahaya bagi tubuh kita, tingginya kandungan zat arsenik dalam nasi seringkali dikaitkan sebagai pemicu penyakit kanker.
Gambar : lagizi.com
Makanlah nasi secukupnya agar penyakit tidak bersarang di tubuhmu atau kamu bisa menggantinya dengan sayuran.
Majalah SINOVIA 25 Edisi 48
SINO INFO Salad Buah Alternatif pilihan yang sering dilakukan untuk memperoleh nutrisi dari sayuran dan buah-buahan adalah dengan memakan salad. Tapi, ada hal sepele yang sering kita lakukan yang sebenarnya berpotensi untuk membuat salad yang kita makan berubah menjadi makanan yang tidak sehat. Mengombinasikannya dengan saus krim atau mayonaise adalah hal yang sering kita lakukan. Kandungan lemak dan kalori yang terdapat di dalam saus krim ternyata berbahaya bagi kesehatan kita.
Gambar : resephariini.com
Salad juga memiliki kandungan energi yang tinggi, bahkan dalam mengonsumsinya, para pakar kesehatan menyatakan agar jangan sering-sering memakan menu yang satu ini, cukup mengganti pola makan besarmu dengan salad sekali atau dua kali dalam seminggu untuk memenuhi kebutuhan protein dalam dirimu. Sama halnya dengan salad Jawa alias lotek, sayuran yang ada di dalamnya memang sehat, tapi sambal kacang yang disiramkan di atasnya mengandung kandungan gula yang tidak sedikit. Jadi, bijaklah dalam mengonsumsi makanan.
Jus Kemasan Ketika belanja di supermarket, kamu akan menemukan banyak jus buah yang dijual dalam kemasan dengan berbagai macam ukuran. Ternyata, banyak kandungan gizi dan vitamin dalam minuman jus kemasan yang hilang, terganti dengan gula dan perasa artifisial. Bukannya mendapatkan manfaat positif ketika mengonsumsinya, kadar gula kita akan meningkat setelah meminum satu kemasan minuman tersebut. Orange juice yang kita temukan di supermarket misalnya, ternyata mengandung kandungan gula yang sama dengan minuman berkarbonasi. Bahkan, mengonsumsi buah dalam bentuk jus ternyata tidak baik untuk kesehatan kita, karena banyaknya vitamin dan gizi yang hilang ketika proses pembuatan jus berlangsung. Cara terbaik untuk mendapatkan manfaat dari buah adalah dengan mengunyahnya secara perlahan, bukan dengan menyajikannya dalam bentuk jus.
Gambar : emaksuper.com
Low-Fat, Zero Sugar, atau Fat Free Jangan pernah tergiur dengan tulisan “low-fat“, “zero-sugar”, atau “fat-free” yang tertera di luar bungkus makanan atau minuman. Sebenarnya tubuh kita membutuhkan lemak (bukan lemak yang menggelambir di perutmu) sebagai nutrisi untuk menjalankan fungi tubuh dengan sehat dan normal. Lemak juga diperlukan untuk menjaga suhu tubuh, serta berfungsi sebagai pengangkut vitamin A, D, E, dan K. Kekurangan vitamin dapat menyebabkan kamu mudah terserang penyakit.
Gambar : nutriciondata.self.com
Yang terjadi sebenarnya adalah para produsen makanan atau minuman melakukan proses yang sedemikian rumitnya untuk menggantikan kandungan lemak baik pada makanan, kemudian menggantinya dengan gula dan perasa artifisial. Bagi kamu yang pernah mengonsumsinya, makanan atau minuman yang memiliki label di atas memiliki rasa yang aneh dan tidak enak. Senyawa kimia pengganti rasa alami makanan itulah yang sebenarnya membuatmu harus menghindari makanan atau minuman tersebut.
Protein Bars Saat ini, biskuit protein telah menjadi primadona sebagai alternatif makanan yang dianggap menyehatkan dan mengenyangkan. Bayangkan, hanya dengan memakan satu bungkus protein bar maka kebutuhan gizi dan vitaminmu akan terpenuhi. Akan tetapi, semua itu hanyalah akal-akalan dari para produsen makanan. Jika kamu mau menghitung, kegiatan yang kita lakukan sehari-hari sebenarnya tidak membutuhkan asupan protein dan kalori sebanyak itu. Kecuali, jika kamu adalah seorang atlet yang tengah berada dalam sebuah kompetisi. Walaupun kandungan protein di dalamnya lebih tinggi dari sebatang coklat, jangan pernah tergiur untuk memakannya, karena protein bar sendiri masih memiliki kandungan gula, tepung, perasa artifisial, dan kandungan buruk lain di dalamnya.
26 Majalah SINOVIA Edisi 48
Gambar : gym-talk.com
Cereal
Sejak kampanye hidup sehat mulai populer, banyak dari kita yang mengganti menu sarapan pagi dengan cereal. Padahal cereal adalah makanan yang banyak mengandung zat-zat tidak penting yang berbahaya bagi kesehatan jika kita sering mengonsumsinya. Jangan tertipu dengan kampanye hidup sehat yang banyak diperlihatkan oleh produsen makanan cereal. Tingginya kandungan gula dan karbohidrat serta vitamin sintesis yang terdapat di dalamnya akan berpotensi merusak tubuh kita secara berlahan.
Gambar : cnn.com
Jika kamu lebih teliti, cobalah cek kandungan gula yang tertera di belakang bungkus cereal tersebut. Jangan kaget jika kandungan gula di dalamnya tinggi dan kandungan gandum di dalamnya hanya terdiri dari beberapa persen.
Minuman Isotonik
Minuman isotonik identik dengan mereka yang sering berolahraga atau mereka yang memiliki aktivitas tinggi. Jenis minuman ini dianggap dapat mengembalikan tenaga yang hilang ketika beraktvitas. Elektrolit menjadi salah satu faktor yang membuat tenaga yang hilang kembali lagi. Minuman isotonik terdiri dari air, elektrolit, dan gula, tidak lupa kandungan kafeinnya yang tinggi. Konsumsi kafein berlebih akan berpotensi merusak ginjal dan organ lain di dalam tubuh kita. Selain itu, kafein yang tinggi mampu mengembalikan tenaga yang hilang dengan cepat. Tapi, efek itu hanya terjadi sesaat. Gula yang ada di dalamnya menimbulkan rasa ketagihan, sehingga membuat kita ketagihan untuk mengonsumsinya. Menggantinya dengan air putih adalah pilihan bijak yang bisa kamu lakukan untuk mempertahankan kesehatanmu.
Gambar : nacturajuice.com
Sebenarnya, metode paling aman untuk menjaga kesehatan dan berat badan ideal adalah dengan melakukan praktik “makan secukupnya dan tidak berlebihan�. Makanlah dengan bijak, agar makan menjadi kegiatan yang benar-benar berfungsi untuk memenuhi kebutuhan gizi dan vitamin demi keberlangsungan hidupmu, bukan malah menjadi sarana menumpuk sampah dalam perut yang kelak akan merenggut kebahagiaan masa tuamu dengan berakhir di rumah sakit. (AD) Sumber : www.hipwee.com
Gambar : freepik.com
Majalah SINOVIA 27 Edisi 48
SINO GALERI
Sinoversary 26 Tahun Lembaga Pers Mahasiswa SINOVIA Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) SINOVIA adalah salah satu badan khusus di lingkup Keluarga Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. LPM SINOVIA berdiri pada 31 Desember 1990 dan pada tanggal 23 Desember 2016 telah merayakan ulang tahun ke-26.
Sambutan ketua panitia Sinoversary 26 Tahun LPM SINOVIA
Sambutan Pemimpin Umum LPM SINOVIA 2016/2017
Acara tiup lilin Sinoversary oleh Dewan Redaksi 2016/2017
Makan bersama usai acara inti Sinoversary ke-26
Persiapan acara inti Sinoversary ke-26 Tahun
Persiapan acara inti Sinoversary ke-26 Tahun
28 Majalah SINOVIA Edisi 48
Foto bersama anggota LPM SINOVIA
Foto bersama anggota LPM SINOVIA
Taman baca SINOVIA yang dirangkaikan dengan Sinoversary
Penyerahan hadiah kepada juara I lomba puisi Sinoversary
Penyerahan hadiah kepada juara II lomba puisi Sinoversary
Penyerahan hadiah kepada juara III lomba puisi Sinoversary
Penyerahan hadiah kepada juara I lomba fotografi Sinoversary
Penyerahan hadiah kepada juara II lomba fotografi Sinoversary
Majalah SINOVIA 29 Edisi 48
SINO KOMENTAR
P
engaderan adalah proses bertahap dan terus-menerus sesuai tingkatan, capaian, situasi dan kebutuhan tertentu yang memungkinkan seorang kader dapat mengembangkan potensi akal, kemampuan fisik, dan moral sosialnya. Sehingga, seorang kader dapat memperbaiki keadaan sekarang dan mewujudkan masa depan yang lebih sesuai dengan cita-cita yang diidealkan, nilainilai yang diyakini serta misi perjuangan yang diemban.
“Kader adalah ujung tombak sekaligus punggung kontinuitas suatu organisasi�
Sumber : langittakwa.blogspot.co.id
Apa Kata Mereka ? Pengaderan dulu, sekarang, dan nanti Sebenarnya saya tidak bisa berkata banyak karena saya tidak mengikuti secara langsung proses pengaderan yang berlangsung sekarang ini, tapi menurut saya mahasiswa terlalu takut pada senior. Saya mau mahasiswa baru dapat menyadari sendiri akan arti pentingnya mengikuti pengaderan dengan melihat contoh dari senior sehingga tidak ada unsur adanya tekanan untuk mengikuti pengaderan atau hanya sekedar syarat untuk bisa mengikuti organisasi tanpa mengambil manfaat dalam prosesnya. Pengaderan sangat memberi manfaat, jika setiap mahasiswa mengikutinya tanpa adanya unsur paksaan. Tapi memang dengan niat sendiri atau keinginan sendiri untuk mengikutinya sehingga manfaat dari pengaderan itu sendiri dapat dirasakan oleh setiap mahasiswa.
dr. Firdaus Hamid, Ph.D Staff Dosen FK Unhas
Harapan Melalui pengaderan, saya berharap mahasiswa mampu berprestasi baik di bidang akademik maupun nonakademik tanpa mengorbankan salah satunya. Saya berharap terciptanya proses pengaderan yang bersifat friendly, hubungan yang santai antara mahasiswa baru dan senior tapi saling menghargai dan tahu memposisikan diri sebagaimana mestinya.
Sistem pengaderan yang digunakan adalah ketaladanan. Tetapi menurut saya, sistem tersebut belum berjalan sebagaimana mestinya. Dilihat dari kata dasarnya, “Kader� adalah orang yang diharapkan mampu memegang peran penting. Artinya, harus dapat beradaptasi terlebih dahulu. Karena kader itu harus tahu bagaimana dia berperan di lingkungannya, tidak sampai ke membentuk karakter. Apa yang dibutuhkan? Yang dibutuhkan dalam sistem pengaderan adalah konsistensi. Adaptasi memang butuh proses. Selanjutnya adalah kesepahaman orang-orang yang terlibat. Jika pada awalnya persepsinya sudah berbeda-beda, maka akan sulit untuk konsisten. Dengan dua hal tersebut, proses pengaderan akan berjalan dengan sistematis.
30 Majalah SINOVIA Edisi 48
A. Meidin Anugrah BEM KEMA FK Unhas 2017
Pengaderan merupakan serangkaian proses yang mesti dijalani setiap orang yang baru masuk ke sebuah tempat. Mereka dibina, diarahkan, dan diberi petunjuk yang benar agar selama di tempat tersebut mereka dapat menyesuaikan diri dan berproses secara mudah. Mereka dipersiapkan juga untuk mengader orang-orang baru yang nantinya akan berproses dan begitupun selanjutnya.
Hadi Triyadi Mahasiswa Angkatan 2012
Apa yang terjadi? Pada tahun ini, serangkaian proses ini malah tidak diikuti sebagian orang baru tersebut karena alasan-alasan yang tidak rasional. Mungkin mereka belum paham dengan esensi dari kaderisasi atau mereka sudah punya langkah praktis untuk menyesuaikan diri? Atau mungkin mereka tidak mau repot lagi karena masih banyak hal yang harus diurus? Terserah, mereka yang memillih, mereka yang berproses, tapi mereka juga yang bertanggung jawab atas generasi di kemudian hari.
Sistem pengaderan yang berjalan sekarang sudah berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya. Menurut saya, sekarang sistemnya lebih friendly dibandingkan dulu. Tetapi, hal tersebut tidak merubah nilainilai pengaderan yang ditanamkan ke mahasiswa baru (maba). Manfaat pengaderan itu untuk mengakrabkan antarmaba sehingga bisa menjadi solid, satu rasa, dan tidak egois terhadap teman se-angkatannya. Selain itu, juga untuk menanamkan nilai pengaderan. Maba harus merubah karakternya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai pengaderan. Jadi, pengaderan ini bersifat mendidik untuk maba. Apa yang dibutuhkan? Yang dibutuhkan adalah kerjasama antara yang mendidik dengan yang dididik. Agar yang dididik juga senantiasa menerima nilai-nilai pangederan dari pendidik, dan pendidik juga mendapatkan feedback atau membantu memberi saran untuk menyelesaikan suatu masalah dari yang dididik.
Kwan Silvea Kwandou Mahasiswa Angkatan 2014
Sistem pengaderan lambat laun mengalami pembenahan. Dengan kata lain, pengaderan telah terarah ke hakikat sebenarnya yakni sebagai wadah bagi mahasiswa baru untuk beradaptasi terhadap lingkungannya. Pengaderan membentuk jiwa siswa menjadi mahasiswa, mengenalkan situasi dan lingkungan baru, serta mempererat rasa persaudaraan yang hakiki antara mahasiswa baru dengan angkatan sebelumnya maupun sesama mahasiswa baru.
Firman Pratama Mahasiswa Angkatan 2016
Apa yang penting? Hal terpenting dalam pengaderan adalah rasa saling pengertian sehingga tujuan dan hakikat pengaderan dapat tercapai. Dengan adanya rasa ini, jiwa-jiwa kemanusiaan akan muncul dengan sendirinya dan dapat diaplikasikan dalam menjalani perkuliahan.
Itulah komentar-komentar tentang pengaderan. Harapan, hal yang dibutuhkan, apa yang terjadi, dan hal yang paling penting dalam pengaderan. Jadi, apa pengaderan menurut kalian ? Majalah SINOVIA 31 Edisi 48
SINO CERPEN
“Tuhan, sehatkanlah Ibu dan Ayahku. Sukseskanlah dan jadikanlah aku anak yang membahagiakan mereka” Gambar : wahdah.or.id
Kado Terindah untuk Orangtua Oleh Pooh
S
enja kini telah berganti malam, menutup hari yang lelah. “Assalamualaikum”, aku baru saja menginjakkan kakiku di tangga rumahku. “Waalaikumsalam, baru pulang, Nak?”, suara halus nan lembut telah menyahut dari dalam dapur. “Iya Bu, aku baru pulang dari warnet. Soalnya hari ini pendaftaran untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri”.
dikan. Setiap malam aku dan kedua orangtuaku selalu makan bersama. “Pak, tadi aku baru saja dari warnet habis mendaftar untuk masuk ke PTN, doakan semoga bisa lulus”, kataku. “Amin, doa Bapak selalu menyertai setiap langkahmu. Setiap sujudku adalah doaku untukmu, Nak”. Aku terharu mendengar perkataan Bapak.
Selang beberapa menit aku tiba di rumah, terdengar suara bapak yang baru pulang dari ladang. Itulah pekerjaan setiap hari yang dilakukan bapak agar dapat menghidupi keluarga kami dengan hasil tani.
“Jurusan apa yang hendak kamu pilih, Nak?”, tanya bapak padaku.
Aku terlahir dari keluarga sederhana namun penuh kesejahteraan. Tak sedikitpun kulihat wajah sedih dalam raut wajah kedua orangtuaku, meskipun terkadang untuk makan saja mereka sering kesusahan. Melihat situasi keluarga yang seperti ini aku pernah mengurungkan niat untuk melanjutkan pendi-
“Nak, apakah kamu sadar ketika memilih jurusan tersebut?”, tanya ibu kepadaku.
32 Majalah SINOVIA Edisi 48
“Aku memilih untuk menjadi seorang dokter, Pak”, jawabku mantap.
“Kita tidak akan sanggup membayarkan kuliahmu, Nak. Jurusan itu terlalu mahal. Hanya golongan orang mampu yang bisa masuk ke situ, Nak. Apalah kita yang makan saja sulit,
bagaimana bisa kita mampu?”, jelas ibu. “Ibu, jangan pesimis dengan keinginan anakmu itu, seharusnya kita mendoakannya agar apa yang diinginkannya dapat terwujud”, pinta bapak. Setelah perbincangan di malam itu, aku melihat setiap harinya bapak begitu rajin bekerja. Setelah pulang dari ladang, bapak terkadang menjadi buruh di pabrik untuk menambah-nambah penghasilan. Aku terkadang berpikir bahwa aku hanya menjadi beban untuk orangtuaku, aku belum bisa membalas kebaikan kedua orangtuaku. Hari begitu cerah, terik matahari menyengat kulit bagi para petani yang setiap harinya berada di ladang. Saat itu aku sedang membantu orangtuaku bekerja di ladang. “Kring...kring....”, bunyi hp itu berasal dari saku celanaku. Hp ini selalu setia menemaniku meskipun sudah lapuk dan begitu sangat tua, tapi setidaknya hp ini masih bisa digunakan untuk menelepon.
“Haloo”, suara ini tidak terdengar asing di telingaku. “Nak, selamat kamu lulus masuk ke PTN dengan jurusan kedokteran”. Terik matahari yang begitu menyengat tak lagi kurasakan. Aku seakan terbang ke angkasa hingga ke langit ketujuh, begitu bahagianya aku mendengar kabar tersebut. “Terima kasih, Pak”. Dialah sosok guru terhebat dalam hidupku yang membantuku untuk masuk ke PTN. Aku segera berlari menuju orangtuaku untuk memberitahu kabar gembira ini. “Pak, aku berhasil lolos masuk Perguruan Tinggi”, kataku dengan penuh bahagia. “Alhamdulillah, Nak”, kata itu terucap dari mulut orangtuaku. Saat kabar kelulusanku di Universitas Negeri dengan jurusan Kedokteran mulai terdengar oleh warga di kampung, banyak orang-orang yang terus membicarakanku. “Apakah sanggup orangtuanya membiayai kuliahnya? Apalagi orangtuanya hanya seorang petani dan tak punya penghasilan apa-apa. Makan saja mereka susah”, ocehan itu terus aku dengar dari warga kampung. Aku mulai sadar bahwa aku tidak akan bisa mengambil kesempatan itu karena aku sadar aku ini siapa. “Nak...”, suara itu terdengar dari luar. Aku beranjak dari tempat tidur, kemudian menghampiri bapak yang sedang duduk dengan ibu. Saat kupandang wajah kedua orangtuaku, aku terasa ingin menetaskan air mata. Wajah yang penuh dengan keriput, rambut yang sudah mulai memutih, pertanda bahwa mereka sudah tua. “Nak, kemarilah. Jangan engkau bersedih dengan
omongan orang di luar sana. Terkadang mereka membenci hal yang membuat kita berhasil. Bukan mereka yang akan membiayaimu, Nak. Tapi Bapak dan Ibulah yang akan berjuang untukmu. Nak, pergilah engkau ke kota, kejar impianmu, bawalah uang ini bersamamu. Ini adalah hasil tabungan Bapak dan Ibu selama ini untuk biaya kuliahmu. Bapak dan Ibu akan bekerja keras agar kamu bisa menjadi seorang dokter. Gelar dokter bukan hanya bagi mereka yang mampu akan tetapi gelar dokter juga bisa dimiliki oleh anak seorang petani dan tidak mampu seperti kita, Nak. Tanamkan kegigihan dalam hatimu, Nak. Teruslah melangkah walau ombak dan badai terus berdatangan. Bapak dan Ibu titipkan mimpi kami bersamamu, Nak. Jangan permasalahkan masalah biaya selama tangan Bapak masih mampu memegang cangkul, selama kaki Bapak masih sanggup berjalan maka Bapak akan selalu membantumu. Biarlah kami di sini hidup sederhana asalkan kamu mampu meraih impianmu. Melangkahlah, Nak. Ingat bahwa ada Tuhan yang selalu bersamamu, setiap sujud dan doaku adalah milikmu. Jangan takut dengan derasnya kehidupan, dia akan berlalu dengan sendirinya selama kita tetap berdiri dengan kokoh”. Pesan itu selalu teringat olehku tatkala aku merasa terkucilkan di tempat ini. Di sini kumulai membangun impianku dan impian orangtuaku. Hidup sendiri di kota membuatku mandiri, ditambah dengan aktivitas kampus yang sangat padat, hidup dengan kesederhanaan, tanpa ada orangtua yang menemani. Semenjak kepergianku ke kota, di kampung tinggallah bapak dan ibu, mereka hanya berdua. Setiap hari yang mereka tahu adalah bagaimana caranya mereka menghasilkan uang dan menabung untuk biaya kuliahku di kota.
dengar suara orangtuaku, suara yang selalu aku rindukan di setiap hari-hariku. Orangtuaku tidak pernah mengeluh dengan apa yang mereka hadapi. Mereka selalu tampak bahagia, akan tetapi aku tahu beban mereka, aku tahu hidup mereka sepi dan penuh cobaan. Tinggal berdua di rumah tanpa ada anak bersama mereka, setiap hari hanya di ladang, itulah yang selalu mereka lakukan semenjak diriku di kota. Tak ada hal yang mudah kita dapatkan, begitu halnya kuliah di kedokteran, bukanlah hal mudah untuk masuk, bertahan di dalam, dan untuk keluar mendapatkan gelar seorang dokter. Awal aku masuk ke dunia kedokteran, aku begitu down, karena aku belum bisa beradaptasi. Banyak tantangan dalam dunia kedokteran, tapi aku selalu mengingat orangtuaku yang terus berusaha demi diriku. Kucoba untuk beradaptasi dengan lingkungan baruku, meskipun sesekali aku bersedih karena aku berada di lingkungan di mana mereka semua dari golongan orang-orang mampu. Ponsel, mobil yang keren, itu identik dengan mahasiswa kedokteran. Aku terkadang terkucilkan dengan hal itu. Tapi aku masih tetap bersyukur bisa berada diantara mereka semua. Hari-hariku terus aku jalani dengan kesederhanaanku. Memiliki banyak teman dengan impian yang sama menjadi seorang dokter. Seorang dokter yang mampu membantu mereka yang sedang membutuhkan, sebagai tangan Tuhan untuk menyembuhkan mereka yang sedang sakit. Aku akan terus berjuang melawan derasnya kehidupan untuk mewujudkan impianku dan orangtuaku. “Bapak, Ibu, tunggu aku, akan kupersembahkan sebuah kado istimewa untuk kalian kelak, yaitu gelar dokterku”.
“Oh, Tuhan”, tatkala hatiku miris jika sesekali aku menelepon ke kampung untuk menMajalah SINOVIA 33 Edisi 48
SINO TIPS
Gambar : merdeka.com
Daun Jeruk Purut : Daun Pembasmi Kutu Beras
M
emasak dan mengolah makanan bagi sejumlah orang merupakan hobi yang menyenangkan. Namun, sebagian orang menganggapnya sebagai sesuatu yang rumit bahkan memusingkan. Apalagi bila suatu bahan makanan harus diolah sedemikian rupa agar layak dimakan nantinya. Salah satu contoh bahan makanan yang dapat dianggap sebagai sesuatu yang rumit dan memusingkan adalah beras. Beras pada umumnya harus dicuci terlebih dahulu sebelum dimasak. Tetapi, jika kutu ada pada beras tersebut, rasanya sangat menjijikkan apabila harus dimasak dengan kutu. Biasanya kita menyimpan beras dalam jumlah yang banyak. Meskipun sudah disimpan dalam tempat khusus penyimpan beras, serangan kutu beras kerap tak bisa dihindari. Untuk menghindari serangan kutu beras yang berakibat pada menurunnya kualitas beras, kita dapat menggunakan daun jeruk purut. Caranya adalah dengan memasukkan daun jeruk purut yang telah ditumbuk secukupnya ke dalam tempat penyimpanan beras. Selain ditumbuk, daun jeruk purut juga dapat dimasukkan langsung tanpa ditumbuk terlebih dahulu. Tentunya, setelah dimasukkan kita perlu mengaduk beras tersebut agar daun jeruk purut tersebar merata. Se34 Majalah SINOVIA Edisi 48
lain itu, kita juga perlu sesekali membuka tempat penyimpanan beras agar beras tak berbau apek. Keuntungan lain yang dapat diperoleh dengan menggunakan daun jeruk purut adalah beras akan memiliki aroma yang harum ketika dimasak. (SNA)
Sumber : http://panduanhidupsehat.com
Klasifikasi Ilmiah Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Rosidae Ordo : Sapindales Famili : Rutaceae Genus : Citrus Spesies : C. Hystrix
SINO PUISI
Ikhtiarku Untukmu oleh Yal Hai apa kabar masa depanku? Tahukah kamu? Gelisahku menanti dalam kesendirian menjaga imanku Hanya kepada perempuan baik sepertimu Aku tidak cemas menitipkan cinta yang buta ini
Namun, saat kubersujud meminta di atas sajadah Inilah aku yang selalu menyebut namamu dalam doa Aku hanya dapat berikhtiar dengan sebaik-baiknya ikhtiar Hanya kepada Sang Penciptalah perasaan ini harusnya ada Rencana Allah itu lebih indah dari apa yang kita bayangkan
Seperti cerita Zulaikha Ketika Zulaikha mengejar cinta Nabi Yusuf Makin jauh Nabi Yusuf darinya Namun, saat Zulaikha mengejar cinta Allah Allah datangkan Nabi Yusuf untuknya
Lima waktu yang tak lelah kuikutsertakan selalu namamu di dalamnya Visualisasi doa yang menghadirkanmu dalam mimpiku Izinkan aku mencintai lebih dari sekedar kata yang diam mendoakanmu Telah kuukir namamu dalam doa yang kupanjatkan pada sepertiga malamku Aku akan selalu mendoakanmu hingga kau halal bagiku
Sebab hanya dengan berdoa Aku tahu cara melepas rindu yang sesungguhnya Selebihnya Biarkanlah Allah yang menetapkan apakah kita Berjodoh atau tidak Majalah SINOVIA 35 Edisi 48
Gambar : freepik.com