SINOVIA MEMEDIASI KOMUNIKASI YANG SEHAT SINO ILMIAH
Pimpinan Umum Rifqi Wardana Nasruddin
Buletin Bulanan Edisi 9 Januari 2021
Buah Kakao Sebagai Antioksidan Kuat Dalam Mengatasi Masalah Kesehatan Kulit
Pemimpin Redaksi Eka Hesti Hastuti Divisi Keredaksian Indah Chairunnisa Catherine Laura Johansyah Dwi Rahmah Sari HR Fitriani Irene Anastasya Mantong Irwansyah Nurin Afrina Nurwahidah Amir Yemima P. Reporter Catherine Laura Johansyah Irwansyah Editor Indah Chairunnisa Layouter Nurul Mughnii
Sumber : chocolatealchemy.com
Global warming memberikan dampak buruk pada hampir seluruh aspek kehidupan manusia, tak terkecuali pada kesehatan. Lapisan ozon kian hari kian menipis menyebabkan tingginya paparan sinar ultraviolet (sinar UV) terhadap tubuh manusia terutama pada kulit. Sinar ultraviolet terdiri atas tiga jenis, yaitu ultraviolet A, B, dan C. Ketiganya diketahui memiliki efek yang sangat berbahaya bagi kulit. Sinar ultraviolet merupakan salah satu spektrum dari sinar matahari yang memiliki efek berbahaya bagi tubuh, terutama sinar ultraviolet A (UVA) dan ultraviolet B (UVB). Hal ini karena UVA dan
Buletin Bulanan Edisi 8 LPM SINOVIA
1
SINO ILMIAH
Sumber : freepik.com
UVB memiliki energi yang sangat tinggi sehingga mampu menembus lapisan ozon pada bumi. Paparan kulit terhadap iradiasi sinar UV berkontribusi pada perkembangan kanker kulit. Sebuah study epidemiologis klinis dan pra-klinis telah menunjukkan bahwa radiasi sinar UV adalah faktor penyebab utama dalam perkembangan keganasan kulit termasuk kanker kulit non-melanoma yang mewakili neoplasma ganas paling umum pada manusia. Selain itu, zat polutan yang mengandung polutan anorganik dan organik serta diproduksi secara langsung atau tidak langsung dari berbagai sumber alami, buatan, dan industri pada ukuran yang cukup kecil untuk tetap tersuspensi di atmosfer juga memiliki dampak yang besar terhadap kesehatan. Kedua faktor tersebut memiliki efek yang paling berbahaya bagi kulit karena reaksi-reaksi yang ditimbulkannya dapat berpengaruh
2
Buletin Bulanan Edisi 8 LPM SINOVIA
buruk terhadap kulit manusia, baik berupa perubahan-perubahan akut seperti eritema, pigmentasi dan fotosensitivitas, maupun efek jangka panjang berupa penuaan dini dan kanker kulit. Dari beberapa penilitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa, efek berbahaya dari zat polutan udara dapat diperbaiki oleh antioksidan alami yang aman dan efektif. Salah satunya adalah antioksidan. Antioksidan alami dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan dimana senyawa yang berperan sebagai antioksidan dalam tumbuhan salah satunya adalah fenolik. Antioksidan fenolik lebih banyak terdapat pada kakao dibandingkan dengan beberapa tanaman lainnya. Golongan flavonoid, seperti catechin, epicatechin, dan procyanidins mendominasi aktivitas antioksidan tersebut. Flavonoid sendiri merupakan kelompok senyawa fenolik terbesar hasil dari produk metabolisme sekunder pada tanaman serta senyawa fenolik lainnya, seperti stilbenoid, ellagitannin, dan phlorotannins. Hal ini diketahui meningkatkan kapasitas antioksidan tersebut. Senyawa fenolik meningkatkan kapasitas antioksidan seluler dengan merangsang ekspresi enzim yang terlibat dalam metabolisme oksigen dan detoksifikasi xenobiotik. Selain meningkatkan kapasitas antioksidan seluler, senyawa fenolik juga dapat
SINO ILMIAH dapat menurunkan kadar ROS seluler sehingga akan mengurangi kerusakan oksidatif yang ditimbulkan oleh zat polutan terhadap asam nukleat, protein, 111 dan lipid. Senyawa tersebut juga menurunkan kadar sitokin, kemokin, molekul adhesi sel, prostaglandin, dan matriks metalloproteinase yang terlibat dalam respons inflamasi seluler terhadap zat polutan. Selain itu, senyawa tersebut telah terbukti menekan beberapa jalur pensinyalan yang dapat menyebabkan reaksi inflamasi. Dalam sebuah studi eksperimental telah menunjukkan bahwa ekstrak dan senyawa fenolik yang berasal dari tanaman, seperti kakao, teh hijau, anggur, delima, dan beberapa alga laut, memiliki efek antioksidan dan antiinflamasi pada sel yang terpapar zat polutan tersebut. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa mengonsumsi kakao, baik moderate cocoa atau dark chocolate memiliki manfaat lebih besar dari risikonya. Telah dinyatakan bahwa
Sumber : freepik.com
senyawa fenolik yang diturunkan dari kakao memiliki efek positif pada kesehatan kulit dimana hal ini selaras dengan beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa kakao memiliki pengaruh terhadap kesehatan kulit. Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) dalam sediaan topikal melindungi kulit dari kerusakan oksidatif akibat paparan sinar UV. Sebuah penelitian telah mengeksplorasi aksi perlindungan darikakao yang langsung diterapkan pada kulit. Aplikasi topikal polifenol kakao telah terbukti secara positif mempengaruhi beberapa parameter elastisitas kulit dan tonus kulit, yaitu glikosaminoglikan serta kolagen I, III, dan IV. Sama halnya dengan penelitian yang menilai efek konsumsi cokelat dalam melindungi kulit dimana hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi cokelat tinggi flavanol secara teratur akan memberikan perlindungan yang signifikan dan efektif melindungi kulit manusia dari efek paparan UV yang berbahaya. Penelitian lain menunjukkan efek aplikasi topikal dari ekstrak kakao berupa theobromine yang terbukti mencegah pembentukan keriput akibat paparan UV pada tikus yang tidak berambut. Seekor tikus yang diberikan paparan radiasi ultraviolet (UVA) dengan dosis 13,0 J/cm 2 selama 15 minggu, lima kali seminggu pada
Buletin Bulanan Edisi 8 LPM SINOVIA
3
SINO ILMIAH hari kerja. Setelah iradiasi akhir, studi histologis dan analitik menunjukkan bahwa aplikasi topikal ekstrak kakao atau theobromine secara nyata mencegah kerusakan kulit akibat paparan cahaya UV, termasuk pembentukan kerut dan akumulasi kolagen. Penelitian ini juga menyatakan bahwa turunan xanthine mencegah infiltrasi neutrofil yang disebabkan oleh iradiasi UV. Kemudian ada juga penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa ekstrak polifenol pada kakao secara efektif menghambat ekspresi faktor pertumbuhan endotel vaskular (VEGF) TNF-ι yang diinduksi dalam sel epidermis tikus. Efek ini telah dikaitkan dengan kemampuan polifenol kakao untuk memblokir aktivasi faktor transkripsi nuklir yang diinduksi TNF-ι, AP-1 dan NF-κβ, yang merupakan pengatur utama ekspresi VEGF. Begitu pula dengan pemberian secara oral. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pemberian kakao dengan kandungan flavanol yang tinggi secara oral sebanyak 4-6 gram per hari selama satu minggu mengurangi pembentukan eritema karena paparan UV. Hal ini dikarenakan bioavailabilitas yang baik, asupan kakao meningkatkan kapasitas antioksidan serum, serta melindungi endotelium dari stres oksidatif dan ROS endogen. menurunkan kadar ROS seluler sehingga akan mengurangi kerusakan oksidatif yang ditimbulkan oleh zat polutan terhadap
4
Buletin Bulanan Edisi 8 LPM SINOVIA
asam nukleat, protein, 111 dan lipid. Sebuah penelitian lainnya, secara in vitro mengidentifikasi senyawa fenolik dalam ekstrak bubuk kakao Malaysia yang kaya polifenol menggunakan HPLC-UV-ESI-MS/MS dan menyelidiki sifat antioksidannya. Penelitian tersebut membandingkan potensi antioksidan dari ekstrak bubuk kakao dengan antioksidan sintetik atau obat standar, seperti asam askorbat, Butylated hydroxytoluene (BHT), Allopurinol, dan Trolox (Vitamin E). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ekstrak bubuk kakao kaya polifenol memiliki sifat antioksidan yang signifikan bila dibandingkan dengan khasiat antioksidan di antara antioksi dan sintetik. Efek polifenol kakao sebagian besar dikaitkan dengan kemampuan merusak pada tingkat molekuler dengan banyak jalur antioksidan seluler, serta akan menghambat enzim yang terlibat dalam produksi ROS. Enzim yang dihambat oleh flavonoid kakao berupa xanthene oksidase, NADPH-oksidase, tirosin kinase dan protein kinase. Mekanisme dalam meningkatkan efek antioksidan ini dengan merangsang respon xenobiotik umum dalam sel target, mengaktifkan beberapa gen pertahanan, mengaktifkan sejumlah target molekul yang berbeda, menimpa
SINO ILMIAH beberapa jalur pensinyalan, dan menunjukkan aktivitas pleiotropik pada sel dan jaringan. Polifenol kakao terutama flavanol dalam bentuk monomedan oligomer, telah terbukti bertindak sebagai antioksidan kuat, memiliki potensi untuk menghambat peroksidasi lipid, dan secara efektif menghambat dan menetralkan ROS. Flavanol pada kakao telah terbukti lebih kuat daripada polifenol yang terkandung dalam makanan lainnya. Flavanol dapat mempengaruhi sifat penyembuhan dan memberikan berbagai manfaat kesehatan, seperti meningkatkan aliran darah kulit, meningkatkan perlindungan terhadap cahaya matahari, dan berkontribusi terhadap pemeliharaan kesehatan kulit. Selain itu, theobromine termasuk ke dalam kelompok alkaloid purin, yang dapat menimbulkan berbagai efek fisiologis, salah satunya menangkal Reactive Oxygen Species (ROS) yang dihasilkan di kulit sebagai akibat dari paparan sinar ultraviolet. Dari sebuah penelitian in vitro yang dilakukan dimana didapatkan data yang terkait dengan biji dan massa kakao, menunjukkan bahwa massa kakao memiliki kandungan antioksidan dan polifenol total yang lebih tinggi. Selain itu, menunjukkan bahwa kontribusi utama terhadap
aktivitas antioksidan dan total kandungan polifenol disebabkan oleh padatan kakao tanpa lemak. Hasil ini sesuai dengan fakta bahwa dalam biji masih ada bagian lipid yang akan membentuk cocoa butter dan berefek buruk pada aktivitas antioksidan. Sifat antiradikal dari produk kakao lebih tinggi daripada mayoritas suplemen antioksidan dalam tablet. Namun tidak sampai disitu, selain memberikan efek positif bagi tubuh manusia , flavonoid juga memiliki efek samping. Pada sebuah penelitian yang dilakukan dengan menginkubasi sel normal manusia, berupa fibroblas embrionik paru-paru (TIG-1) dan sel endotel vena umbilikal manusia/ Human Umbilical Vein Endothelial (HUVE) yang diberikan beberapa senyawa turunan flavonoid, seperti apigenin, eriodictyol, 3-hydroxyflavone, kaempherol, luteolin, naringenin, quercetin, rutin, dan taxifolin dalam media kultur selama 24 jam. Hasil dari penelitian ini berupa peningkatan produksi ROS secara signifikan dengan adanya flavon apigenin, eriodictyol, 3-hydroxyflavone, luteolin, quercetin, kaempherol. Diketahui bahwa apigenin,
Sumber : freepik.com
Buletin Bulanan Edisi 8 LPM SINOVIA
5
SINO ILMIAH
Cara Sumber : freepik.com
3-hydroxyflavone, dan 114-luteolin memiliki efek yang lebih toksik terhadap sel TIG-1. Sedangkan luteolin, 3-hydroxyflavone, dan quercetin lebih toksik terhadap sel HUVE. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa beberapa flavonoid pada konsentrasi yang relatif tinggi memiliki sitotoksisitas yang cukup besar dan dapat menyebabkan kerusakan DNA. Sehingga dalam hal ini antioksidan yang terkandung di dalam cokelat, yaitu senyawa fenolik, dapat mengurangi berbagai dampak negatif dari sinar ultraviolet dan radikal bebas. Maka dari itu disarankan untuk mengonsumsi cokelat secara rutin baik secara oral maupun topikal dengan kadar yang tepat, karena jika dikonsumsi dengan kadar yang sangat tinggi dapat menyebabkan sitotoksisitas dan kerusakan DNA. (IRW) Sumber : freepik.com
Referensi : https://jurnalmedikahutama.com/index.php/JMH/ article/view/32/16
6
Buletin Bulanan Edisi 8 LPM SINOVIA
Menjaga kesehatan kulit merupakan hal yang sangat penting. Pertambahan usia, paparan polusi dan sinar matahari, serta berbagai faktor lainnya dapat merusak kesehatan kulit. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui cara menjaga kesehatan kulit dengan tepat. Berikut ini beberapa tips untuk menjaga kesehatan kulit: Menggunakan Tabir Surya Karena photoaging pada kulit disebabkan oleh paparan sinar matahari kronis, penggunaan tabir surya secara teratur dapat membantu mencegah photoaging pada kulit pada orang berkulit putih. Oleh karena itu, aplikasi tabir surya direkomendasikan untuk pencegahan photoaging di banyak negara. Tidur yang Cukup Tidur yang cukup dapat menghilangkan lingkaran hitam di area mata, serta meningkatkan warna kulit agar tampak lebih cerah. Jika Anda kurang tidur, akan berdampak secara signifikan
SINO TIPS
Menjaga Kesehatan Kulit
Sumber : freepik.com
pada fungsi kulit sehingga munculmuncul tanda penuaan. Maka dari itu, orang dewasa disarankan untuk tidur selama 7-9 jam setiap harinya. Selama tidur nyenyak, tubuh akan meregenerasi kulit, otot, dan sel darah. Selain itu, tubuh juga akan memproduksi kolagen baru yang dapat mencegah pengenduran kulit dan juga tidur yang cukup akan memuat badan segar dan sehat.
Hindari Rokok Asap tembakau beracun bagi sel dan bisa menjadi faktor perusak kulit. Terbukti bahwa merokok meningkatkan berbagai gejala yang berkaitan dengan proses penuaan termasuk gejala kulit dan menyebabkan penuaan dini pada kulit. Jadi, sebaiknya berhentilah merokok untuk melindungi dan menjaga kesehatan kulit Anda.
Buletin Bulanan Edisi 8 LPM SINOVIA
7
SINO TIPS
yang kaya akan minyak ikan, serta rendah lemak tak sehat dan karbohidrat olahan dapat meningkatkan kesehatan kulit sehingga tampak lebih muda. Konsumsi Air yang Cukup Sumber : freepik.com
Makan Makanan yang Sehat Mengonsumsi makanan yang sehat untuk kulit, seperti buahbuahan, sayur-sayuran, bijibijian, protein dan lemak sehat, baik untuk kesehatan kulit, termasuk kesehatan tubuh secara keseluruhan. Beberapa penelitian juga membuktikan bahwa diet
Tanpa asupan air yang cukup, kulit tampak lebih kusam, dan kerutan serta pori-pori lebih menonjol. Minum air yang cukup dapat membantu tubuh mengeluarkan racun sekaligus memberikan kulit yang lebih sehat. Pada umumnya, para ahli kesehatan menyarankan untuk minum air putih sebanyak delapan gelas atau setara dengan dua liter per hari agar anda dapat terhindar dari dehidrasi. (CLJ) Referensi : ncbi.com, sehatq.com
med.unhas.ac.id/sinovia @tbr6748d @lpmsinovia
@LPM_Sinovia LPM Sinovia
Sekretariat Jl. Perintis Kemerdekaan KM 10 Gedung Student Center (Lt.2) Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Buletin Bulanan Edisi 8 LPM SINOVIA
8