SINOVIA MEMEDIASI KOMUNIKASI YANG SEHAT Sino Ilmiah
Buletin Bulanan Edisi 7 Ÿ Desember 2020
Internet Addiction With Self Control
Pemimpin Umum Rifqi Wardana Nasruddin Pemimpin Redaksi Eka Hes Hastu
Divisi Keredaksian Indah Chairunnisa Catherine Laura Johansyah Dwi Rahma Sari HR Fitriani Irene Anastasya Mantong Irwansyah Nurin A. Bin Moh. Nasir Nurwahidah Amir Yemima P. Team Work Eka Hes Hastu Indah Chairunnisa Febby Diah Syahputri Majesty Patu Bunana Irwansyah
Sumber gambar: kbr.id
Internet merupakan media yang saat ini menjadi primadona para milenial. Bukan hanya itu, seluruh kalangan seper nya dak akan tenang ke ka internet dak ada. Internet menjadi suatu kegemaran tersendiri bagi se ap kalangan dalam mencari informasi dan mempermudah komunikasi masyarakat walaupun berbeda tempat. Zaman yang modern ini,
penggunaan internet sangatlah diperlukan lebih dari jutaan manusia, dak hanya di indo-nesia yang telah menggunakan internet. Namun dak dapat kita pungkiri ada banyak dampak yang dapat di mbulkan dari pengguanaannya. Salah satunya adalah kecanduan internet. Kecanduan internet bagi kita sebagai pelajar dapat diketahui melalui ak vitas se ap
Buletin Bulanan Edisi 7 LPM SINOVIA
1
Sino Ilmiah hari mulai dari belajar dari pagi sampai malam atau bahkan hanya sekedar di depan komputer untuk berselancar mencari informasi, nonton, dan lain sebagainya. Internet addic on merupakan pemakaian internet secara berlebihan yang ditandai dengan gejala-gejala klinis kecanduan, seper keasyikan dengan suatu objek, pemakaian yang lebih sering terhadap objek tersebut, serta dak memperdulikan dampak yang akan di mbulkan dari pemakaian dan sebagainya. Internet Addic on sebagaimana kecanduan obat-obatan, alkohol, dan judi akan mengakibatkan kegagalan dalam akademis, menurunkan kinerja dalam berak vitas, konsetrasi menurun hingga perselisihan. Internet Addic on Disorder atau disingkat IAD melipu segala macam hal yang berhubungan dengan internet seper jejaring sosial, electronic mail , pornograďŹ , judi online, game online, cha ng dan lain-lain. Jenis gangguan ini memang dak tercantum pada manual diagnos k dan sta s k gangguan mental atau yang biasa disebut dengan DSM. Namun secara bentuk dapat dikatakan dekat dengan bentuk kecanduan akibat judi. Selain itu badan himpunan psikolog di Amerika Serikat secara formal menyebutkan bahwa kecanduan ini termasuk dalam salah satu bentuk gangguan, dalam hal ini pecandu online merasakan rasa perpindahan ke ka online dan dak
2
mampu mengelola aspek-aspek utama dari kehidupan mereka karena keasyikan dengan online. Mereka mulai kehilangan waktu yang pen ng di tempat kerja, menghabiskan lebih sedikit waktu dengan keluarga mereka, dan perlahanlahan menarik diri dari ru nitas normal mereka. Mereka mengabaikan hubungan sosial dengan teman-teman, rekan kerja, dan komunitas mereka. Pada akhirnya, hidup mereka menjadi dak terkendali karena internet. Seorang pakar psikolog di Amerika David GreenďŹ eld menemukan sekitar 6% dari pengguna internet mengalami kecanduan. Orangorang tersebut mengalami gejala yang sama dengan kecanduan obat, yaitu lupa waktu dalam berinternet. Kebanyakan orang yang kecanduan internet ini berpendapat bahwa mereka menemukan kepuasan tersendiri di internet yang dak mereka dapatkan di dunia nyata. In nya bahwa pecandu internet dak dapat menghen kan keinginan untuk online sehingga kehilangan kontrol dari penggunaan internet dan kehidupannya. Ke dakmampuan seseorang dalam mengontol diri untuk terkoneksi dengan internet dan melakukan kegiatan bersamanya adalah cikal bakal lahirnya bentuk kecanduan ini. Bahkan di Amerika Serikat sendiri telah berdiri pan rehabilitasi untuk menyembuhkan bentuk kecanduan khusus internet.
Buletin Bulanan Edisi 7 LPM SINOVIA
Kebiasaan dideďŹ nisikan sebagai
Sino Ilmiah suatu bentuk perilaku otoma s kurang kesadaran, perha an, intensionalitas, dan / atau pengendalian. Melalui internet addic on, kebiasaan yang biasa kita lakukan memang terkadang dapat menimbulkan petaka bagi diri kita sendiri, dengan dak bisa mengontrol lamanya durasi berinternet, menghabiskan waktu, dan menghancurkan semua tanggung jawab dalam kehidupan kita, sehingga diperlukan perbuatan bermakna agar hal tersebut bisa kita kendalikan. Self control sebagai kemampuan untuk membimbing ngkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan, merintangi impuls-impuls atau ngkah laku impulsif. Hal ini menjadi sangat pen ng untuk dikembangkan karena individu dak hidup sendiri m e l a i n ka n b a g i a n d a r i ke l o m p o k masyarakat sosial yang saling berhubungan. Individu mampu mengontrol diri berar individu memiliki self control. Gangguan self control pada remaja yang menimbulkan kecanduan pada internet merupakan gangguan yang dapat kita ar kan sebagai gangguan kontrol pada hasrat atau keinginan untuk mengakses internet tanpa melibatkan penggunaan obat atau zat adik f. Pengguna internet dengan self control yang nggi akan mampu memandu, mengarahkan, dan mengontrol perilaku online sehingga dak tenggelam dalam internet, menggunakan internet sesuai kebutuhan, dan mampu memadukan ak vitas online dengan ak vitas-ak vitas lain dalam kehidupannya. Semakin rendah self control maka semakin nggi internet
addic on. Pengguna internet yang mempunyai self control yang nggi akan lebih menger dengan keadaannya jika ia tengah berada dalam kecanduan terhadap internet, sehingga ia akan lebih mampu untuk mengendalikan impuls yang bekerja agar candu terhadap internet itu terhen . Jadi individu mungkin sangat menyadari perilaku online yang berlebihan dan bahkan berniat untuk menghen kan, tapi masih bisa dikatakan memiliki kebiasaan ber-dasarkan perilaku kurangnya pengendalian, atau kekurangan reaksi diri dalam hal ini. Demikian juga, individu mungkin kurang kesadaran, perha an, atau intensionalitas tapi masih merasa me-ngendalikan perilaku media online, atau se daknya memiliki kegagalan dalam mengontrolnya. Berdasarkan fenomena dan masalah yang mbul dari internet addicon dalam hal ini dak hanya sisi posi f saja yang kita dapatkan namun ber impact lebih pada sisi nega f khususnya bagi para pelajar mulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai mahasiswa, yang mana dapat kita lihat dampaknya secara psikologis sampai kehidupan sosial.
Referensi : h ps://journal.unnes.ac.id/sju/index.ph p/epj/atricle/view/2650
Buletin Bulanan Edisi 7 LPM SINOVIA
3
Sino Cerpen Desaku Tak Seindah Dulu Karya : Zahra Pagi ini kicauan burung nan indah menjadi pembuka hari yang sempurna. Aku begitu menikma perjalanan pulang ke kampung halaman dengan menggunakan mobil bersama ayah. Senyumku tak pernah pudar sedikit pun sembari melewa satu tempat ke tempat yang lain. Bagaimana dak, desaku yang terbayang adalah airnya yang jernih, udaranya yang bukan polusi dan se ap sudut yang penuh pepohonan hijau yang mendamaikan. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai sekitar 3-4 jam. Sewaktu menempuh perjalanan untuk ba di rumah, aku teringat dengan topik y a n g ra m a i d i p e r b i n c a n g k a n beberapa bulan yang lalu. Sexy Killers begitu mereka menyebutnya, kemarin aku hanya bisa menonton sekitar 5-10 menit durasi pertama karena harus b e l a j a r u n t u k u j i a n . A k h i r nya kuputuskan untuk membuka youtube
4
Sumber gambar : steemit.com
kembali dan menontonnya hingga selesai. Setelah menonton, rasanya sedih tak karuan apalagi ke ka melihat kakek tua itu menangis. Kakek itu adalah rakyat, manusia yang punya hak sama dengan manusia lainnya tapi tetap saja masih banyak yang tak bisa mendapatkan keadilan, pikirku. Tidak ada yang bisa disebut lebih baik atau lebih buruk dari kedua tokoh yang menjadi k fokus utama, sebab keduanya masih terus berusaha mencoba untuk melakukan yang terbaik bagi bangsa ini.
Buletin Bulanan Edisi 7 LPM SINOVIA
Sino Cerpen Sambutan hangat ibu dan adikku pun kini sudah ada di depan mata, aku sudah sampai di rumah. Aku merasa ada yang mengganjal kali ini, teras rumah yang dulu selalu bersih tak berdebu kini berdebu. Tak hanya teras tapi se ap sudut di depan rumah juga seper itu. “Bu, kok sekarang ada banyak d e b u ? I b u p a s s u d a h j a ra n g mengurus rumah ya karena sudah dak ada kakak yang membantu ibu? Jalan di depan rumah juga sekarang banyak yang bolong, kenapa ya bu?” “Tidak, nak. Ibu masih tetap membersihkan rumah sama seper dulu, se ap pagi dan sore, tapi sekarang di kampung kita banyak tambang pasir. Mobil-mobil berlalu lalang membawa pasir, belum lagi bekas galian yang tempatnya dak jauh dari rumah kita”. “Memangnya penambang itu punya izin, bu?” “ I b u d e n g a r- d e n g a r s i h katanya ada yang punya dan ada yang dak. Ada yang juga masa ak f izinnya
sudah habis tapi masih tetap melakukan penambangan”. “Kenapa masyarakat dak melapor saja bu, di mana tempatnya? Aku ingin ke sana sore ini”. “Masyarakat takut sama yang punya tambang, nak. Pemerintah desa bahkan juga ikut andil di dalamnya, belum lagi ada warga yang juga bekerja di sana. Bicara tentang tambang pasir, hanya beberapa orang yang dak tergiur dengan usaha ini nak, usaha yang dak memakai modal tapi bisa untung banyak. Kamu mau ngapain di sana? Tempat yang paling dekat dari rumah kita itu di dekat sungai dusun Botoa, kalau mau pergi ajak adikmu ya, jangan sendiri!” Jawab ibuku. Sore telah ba, aku dan adikku menuju tempat tambang pasir itu. Ke ka sampai, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bahwa ini memang tambang pasir. Ada banyak lubang yang kedalamannya menurutku sudah tak wajar jika masih terus digali lagi. Lubang demi lubang
Buletin Bulanan Edisi 7 LPM SINOVIA
5
Sino Cerpen sudah bersambung menjadi satu. Ada sekitar 5-10 mobil truk yang terparkir berjejer menunggu giliran untuk diisi pasir. Ternyata, hal ini yang membuat desaku tak seindah dulu. Debu dimana-mana karena penggalian dan pengangkutan tanpa hen selama 24 jam. Jalanan rusak karena beban mobil truk yang terlalu berat, ternyata sexy killers dak hanya ada di Kalimantan saja, tapi di desaku juga. “Kak, apakah pasir bisa habis? Kalau habis berar kiamat udah dekat ya kak? Kok aku takut” celetuk adikku yang masih berumur 8 tahun. Aku kemudian teringat dengan berita di surat kabar beberapa tahun yang lalu sekitar tahun 2012 bahwa bumi kehilangan 30 miliar ton pasir hanya untuk membuat beton, itu terjadi 7 tahun yang lalu. Sekarang sudah berapa banyak kita kehilangan pasir? Sumber berkurang namun kebutuhan semakin meningkat, ba nku. “Kak, kenapa pertanyaanku dak dijawab?”
6
“Ohiya dik, jadi pasir bisa habis tapi kita dak tahu berapa banyak pasir yang Allah sudah sediakan di muka bumi ini, yang bisa kita lakukan tentu menggunakannya dengan sebijak mungkin. Aku merenung, kejadian ini akan sangat berpengaruh pada banyak hal mulai dari pembangunan, populasi hewan di laut, ekonomi dan bencana alam akan sangat mudah terjadi. Sudah, ayo kita pulang dik. Ibu pas sudah menunggu” jawabku untuk menutup percakapan sore itu. Desaku kini sudah menjadi salah satu korban dari kejahatan manusia yang dak bertanggung jawab. Aku dak tahu bagaimana di tempat lain, bisa jadi hal ini juga terjadi atau bahkan lebih mengerikan. Bumi cukup untuk melayani kebutuhan manusia, tapi dak cukup untuk memenuhi kerakusan manusia. Otonomi daerah yang seharusnya mampu membangun daerah menjadi lebih baik bukan malah menjadi ancaman untuk daerahnya sendiri. Salah satu ide yang ditawarkan
Buletin Bulanan Edisi 7 LPM SINOVIA
Sino Cerpen
Sumber gambar : jagad.id
mungkin adalah pemerintah bisa membuat kampung tambang. Lahan ini murni hanya digunakan untuk penggalian pasir yang tempatnya jauh dari masyarakat, dak ada pemukiman, menetapkan batas penggalian yang dak terlalu dalam kemudian lahan yang sudah digali ditanami pohon agar menjadi hal yang
med.unhas.ac.id/sinovia
@LPM_Sinovia
@lpmsinovia
LPM Sinovia
@tbr6748d
lebih bermanfaat di masa yang akan datang. Semoga masyarakat yang melakukan penambangan secepatnya bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dan secepatnya mendapatkan perha an khusus dari pemerintah sebelum kerusakan semakin banyak terjadi dimana-mana. Sekretariat Jl. Perin s Kemerdekaan KM 10 Gedung Student Center (Lt. 2) Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Buletin Bulanan Edisi 7 LPM SINOVIA
7