Buletin SINOVIA Edisi Khusus GSI

Page 1

Buletin Edisi GSI

Sino FOKUS Autisme dan Dukungan Orang Sekitar

Sino OPINI Menciptakan Pemimpin Handal

Sino GALERI Sino KOMENTAR

SinoREPORTASE: GSI Berbagi Senyum Pemimpin Umum: Daeng Anggit Adirahman; Pemimpin Redaksi: Ardi Rahmansyah; Sekretaris Umum: Safitri; Bendahara Umum: Sucitra; Tim Redaksi: Siti Kurniah, Ayumi CK, Cahya Ramdhani S, Musyarrafah Jamil, Reski Handayani, Utami Mariah, Chusnul Khatimah, Laila Ulfany N, Burhanudin, Nurfaidah, Dwi Nurviana B, Widyatama Jubhari, Mutiara Jihad, Haspiani. Sekretariat LPM SINOVIA: Gedung Student Centre Lt.1 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Email: sinoviaunhas@gmail.com Website: www.lpmsinovia.org Twitter: @lpm_sinovia Instagram: @lpmsinovia Facebook: LPM Sinovia

GSI Menurut Mereka

Salam Redaksi, Para Pembaca dimanapun anda berada. Salam hangat dan salam sejahtera untuk kita semua. Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat kepada kita semua sehingga buletin edisi kali ini bisa diterbitkan. Pada buletin edisi GSI ini, kami dari tim redaksi mengangkat tema mengenai Autisme. Hal ini perlu dibahas karena kami rasa masih banyak masyarakat yang belum paham dan peduli kepada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Isi dari buletin ini khusus menyajikan liputan dari kegiatan Gerakan Sosial Inklusif yang baru-baru ini dilaksanakan oleh ISMKI. Akhir kata, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun kekurangan dalam konten buletin ini sendiri. Kami berharap semoga buletin ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi pembaca. Sekian dan terima kasih.

Buletin Sinovia Edisi GSI

1


SinoFOKUS

Autisme dan Dukungan Orang Sekitar Kurangnya pengetahuan dan kepedulian berbagai lapisan masyarakat terhadap autisme menimbulkan berbagai hambatan dalam penanganannya. Berbagai faktor seperti perhatian orang tua, fasilitas negara, jumlah tenaga kesehatan/terapist ahli, serta pandangan masyarakat terhadap individu dengan spektrum autis sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemulihan gangguan autisme itu sendiri. Peran Orang tua Autisme Autis adalah gangguan perkembangan otak pada masa anak-anak, yang membuat seseorang tidak mampu melakukan interaksi sosial dan seolaholah hidup dalam dunianya sendiri. Ulasan terbaru memperkirakan prevalensi global autisme ialah 62/10000. Diperkirakan 1 dari 160 anak di dunia mengalami gangguan spektrum autisme (WHO). Penyebab Bukti ilmiah menunjukkan bahwa berbagai faktor, baik genetik dan lingkungan, berkontribusi terhadap terjadinya gangguan spektrum autisme dengan mempengaruhi perkembangan otak awal.

2

Buletin Sinovia Edisi GSI

Orang tua memiliki peran penting dalam memberikan dukungan kepada anak-anak dengan autisme. Beberapa peran orang tua yakni m e m b a n t u u n t u k memberikan akses ke pelayanan kesehatan dan pendidikan, dan menawarkan kasih sayang dan perawatan yang dibutuhkan sebagai anak yang tumbuh. Barubaru ini, telah diteliti bahwa orang tua juga bisa berhasil memberikan pengobatan psikososial dan perilaku anak-anak mereka sendiri.


Kurangnya Fasilitas dari Pemerintah

Persepsi Masyarakat

Saat ini, tingkat pertumbuhan anak autis atau yang biasanya disebut anak berkebutuhan khusus terus meningkat. Di negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika, pemerintahan negara-negara maju tersebut sudah merealisasikan fasilitas-fasilitas untuk menangani anak autis tersebut. Sangat berbeda dengan Indonesia, dimana pemerintahan I n d o n e s i a b e l u m m e m p e r h a t i ka n masalah tersebut, dan hasilnya, sangat minimnya media penanganan anak autis oleh karena mereka tidak mendapat media penyembuhan yang semestinya. Keterbatasan fasilitas penyandang autis di Indonesia menjadi masalah yang cukup mengkhawatirkan. Biro sensus Amerika dan LPPA tahun 2005 mendata bahwa jumlah pertumbuhan anak autis meningkat hingga 400% dimulai dari tahun 2002 dengan jumlah 475.000 penyandang autis di Indonesia per tahun dengan 9 kasus anak autis per harinya. Hal ini dikarenakan belum ada kurikulum belajar mengajar yang baku bagi anak-anak ini, bahkan mereka masih sering dipandang sebagai beban. Dengan pertumbuhan yang semakin meningkat, diharapkan fasilitas dan sekolah yang diperuntukkan bagi anak autis juga diseimbangkan. Sekolah luar biasa pada umumnya yang terdapat di Indonesia cenderung memiliki fasilitas yang minim bagi penyembuhan anak autis. Sistem penanganan dan pengajaran kurang efektif oleh karena kurangnya ketersediaan fasilitas. Hal tersebut mengakibatkan perkembangan penyembuhan anak autis menjadi terhambat.

Persepsi keliru yang berkembang di masyarakat mengenai individu dengan spektrum autisma atau orang awam biasa menyebutnya sebagai anak autis, membawa dampak buruk bagi anak autis juga keluarga, terutama orangtuanya. Pemulihan anak autis menjadi terkendala karena banyak orang yang tidak mengerti dan menerima keberadaan anak autis ini. Meski kesadaran masyarakat mulai tumbuh terkait keberadaan anak autis, rupanya pengertian dan penerimaan terhadap anak autis masih rendah. Penerimaan anak autis punya peran penting terhadap keberhasilan pemulihan. Tanpa penerimaan dari lingkungannya, anak autis tidak memiliki kepercayaan diri dan akan terus menjadi korban bullying serta masih mungkin mengalami diskriminasi terutama di sekolah. Rendahnya pengertian dan penerimaan terhadap anak autis juga berdampak pada orangtua dengan anak autis. Orangtua sulit membawa anak autis untuk bisa beradaptasi dengan lingkungannya, karena merasa khawatir atau bahkan malu, akibat tidak adanya pemahaman yang baik dan kurangnya penerimaan dari masyarakat. Sosialisasi sebagai salah satu solusi Dibutuhkan sosialisasi baik kepada orang tua serta masyarakat agar mereka dapat memahami seluk-beluk autisme dan bagaimana perlakuan serta penanganan yang tepat agar dapat meningkatkan kualitas hidup dari setiap penderita autis di seluruh dunia. Perbedaan pola pikir maupun perilaku dalam setiap individu sepantasnya dapat disikapi dengan bijak. Budaya diskriminasi harus diberantas agar dapat tercipta masyarakat yang dapat bekerjasama secara harmonis. Sebaliknya, rasa empati serta perhatian kasih-sayang perlu ditanamkan sejak dini agar terjalin persaudaraan yang erat antara sesama manusia. (ar)

Buletin Sinovia Edisi GSI

3


SinoGALERI

Mengukir Jiwa Kepedulian dengan Berbagi Keceriaan

Bersama Anak Berkebutuhan Khusus

Momen Berbagi

Momen Keceriaan

4

Buletin Sinovia Edisi GSI


SinoGALERI

Momen Kebersamaan

Our Heroes

Buletin Sinovia Edisi GSI

5


SinoREPORTASE

GSI Berbagi Senyum

Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia regio Makassar melaksanakan plan of action Gerakan Sosial Inklusif (GSI) pada hari Minggu (4/10) di Benteng Fort Rotterdam, Makassar. GSI sendiri mengangkat keberadaan anak-anak dengan spektrum autisme. Tercetus dari latar belakang banyaknya pemahaman keliru tentang autisme yang berkembang di masyarakat, GSI hadir untuk menyingkirkan stigma buruk yang melekat pada anak-anak tersebut. Bertemakan Mengukir Jiwa Kepedulian dengan Berbagi Keceriaan Bersama Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), panitia pelaksana menggelar beberapa item kegiatan di antaranya sosialisasi perihal autisme, games, serta pemeriksaan kesehatan gratis. Kegiatan ini diikuti oleh ABK, orang tua, guru-guru SLB, serta masyarakat yang berada di Benteng Fort Rotterdam. Selain itu, panitia juga memfasilitasi mahasiswa yang tidak tergabung dalam kepanitiaan untuk turut serta dalam GSI sebagai volunteer.

6

Buletin Sinovia Edisi GSI

Kegiatan dimulai dengan pembukaan yang dihadiri oleh Sekretaris Wilayah 4 ISMKI. Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi perihal autisme yang dibawakan oleh dr. Rinvil Renaldy, M.Kes, Sp.KJ. Sosialisasi yang dilakukan membahas Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi penderita autisme serta memberikan motivasi kepada masyarakat dan anggota keluarga untuk dapat menerima keberadaan penderita autisme. Antusias orang tua tak kalah besar dengan semangat panitia, terlihat saat para orang tua mengajukan pertanyaan kepada narasumber seputar topik yang dibahas. Di waktu yang bersamaan, anak-anak didampingi volunteer mengikuti kegiatan mewarnai. Setelah selesai mewarnai, anak-anak melanjutkan kegiatan dengan menyusun puzzle. Keceriaan tergambar di wajah mereka yang selalu didampingi volunteer. Namun tak jarang para volunteer kesulitan mengawal anak-anak tersebut dengan karakternya yang beragam. Setelah bermain puzzle, mereka didampingi untuk berlomba memindahkan bendera yang sudah disiapkan panitia. Lelah bermain, anak-anak ini kemudian beristirahat dengan orang tuanya masing-masing sesaat sebelum kegiatan ditutup. Kegiatan GSI ditutup dengan menerbangkan balon gas ke udara tepatnya di halaman Benteng Fort Rotterdam. Senyum hangat masih melekat di wajah panitia, volunteer, serta seluruh peserta GSI hingga kepulangan peserta dari lokasi kegiatan. Dengan berbagi keceriaan bersama, tidak ada kata lelah terucap dari seluruh pihak yang terlibat. (sr)


Gerakan Sosial Inklusif (GSI) adalah program Community Empowerment Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) Nasional. Di ISMKI Wilayah 4, GSI secara khusus dilaksanakan oleh lulusan Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa (LKMM) ISMKI Wilayah 4 sehingga gerakan ini tidak hanya dilaksanakan di Regio Makassar saja. Regio Makassar sendiri merupakan regio kesembilan yang melaksanakan GSI di wilayah 4. Kader-kader lulusan LKMM ini diharapkan mampu melaksanakan kegiatan di tingkat regio dimana untuk regio Makassar sendiri terdapat tiga institusi yakni Universitas Hasanuddin, Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Universitas Muslim Indonesia. Dinamika kepanitiaan tentu lebih berwarna dengan adanya tiga institusi sehingga yang diharapkan adalah peningkatan kemampuan nalar kepemimpinan, memahami emosi antarpersonal, serta saling menyokong membentuk kepanitiaan yang solid dengan interaksi intensif antar-panitia. GSI regio Makassar sendiri sejauh ini terlaksana dengan baik. Kegiatan pengabdian masyarakat seperti ini mengasah kemampuan panitia untuk menjadi konseptor yang baik sekaligus eksekutor yang handal. Setelah mengikuti pelatihan kepemimpinan mereka diminta

SinoOPINI

Menciptakan Pemimpin Handal

untuk menganalisis kondisi masyarakat, merumuskan masalah yang ada, menemukan solusi bersama, dan akhirnya menyusun konsep kegiatan yang matang. Oleh karena itu, tidak heran jika kegiatan yang dilaksanakan oleh lulusan LKMM Wilayah 4 di Regio Makassar berjalan dengan lancar dan tepat sasaran. Selain itu, GSI yang merupakan program pengabdian masyarakat diharapkan mampu memperkenalkan ISMKI kepada masyarakat luas, dalam hal ini kepada masyarakat Makassar. Merangkul anak-anak berkebutuhan khusus (ABK), ISMKI hadir mencerahkan masyarakat luas tentang stigma buruk yang melekat pada anak-anak autis. Melalui kegiatan ini masyarakat dapat mengetahui dengan baik apa itu autis dan bagaimana seharusnya anak-anak autis tersebut diperlakukan di tengah-tengah masyarakat. Panitia GSI mencoba berbagi keceriaan bersama anakanak tersebut dan inilah yang seharusnya diketahui oleh masyarakat luas, bahwa anak-anak autis tetaplah seorang anak yang perlu kasih sayang dan mempunyai hak untuk bahagia.

Muh. Hardian Nugraha Syam Sekretaris Wilayah Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) Wilayah 4 Buletin Sinovia Edisi GSI

3


SinoKOMENTAR

GSI Menurut Mereka

G S I ka l i i n i ka m i a d a ka n u n t u k mempublikasikan kepada masyarakat bahwa ABK tidak ada bedanya dengan anak-anak normal lainnya sehingga mereka masih bisa berkarya dengan baik. Ghiyas Rahmat Al Islami Ketua Panitia GSI FK UMI 2014 Kegiatan ini sangat bermanfaat, kita bisa berinteraksi langsung dengan adik-adik yang berkebutuhan khusus sehingga menambah pengalaman kami para volunteer GSI. Nurul Qalbi Volunteer GSI FK Unismuh Makassar 2014 Saya secara pribadi memberikan apresiasi sedalamdalamnya kepada adik-adik ISMKI yang punya gerakan inklusif khususnya mengenai gangguan autis ini. Kegiatan ini menjadi lebih baik lagi dengan adanya sosialisasi kepada masyarakat sehingga membuka empati masyarakat terhadap anak-anak dengan gangguan autis. dr. Rinvil Renaldy, M.Kes, Sp.KJ

GSI memberikan kesempatan kepada kita untuk berbagi keceriaan bersama ABK dan hal penting lainnya adalah menepis pandangan buruk masyarakat terhadap ABK. Semoga acara ini bisa menjadi Kerja sama tiga institusi acara tahunan ISMKI. Sahar Maulana membuat kegiatan ini Pengurus Harian Nasional ISMKI menjadi ajang silaturahmi FK Unismuh Makassar 2012 di antara kami. Semoga Kegiatan ini sangat bagus, setidaknya kita kami bisa lebih kompak bisa melihat sejauh mana kreatifitas anak. kedepannya sebagai S e m o ga keg i at a n s ep e r t i i n i b i s a teman sejawat. diadakan setiap tahun. Annisar Apriliani Panitia Astuti Aras FK Unhas 2014 Orang tua

Sinovia OnLine Dapatkan informasi seputar kegiatan kampus FK Unhas dan informasi kesehatan terupdate dengan cara add id Line LPM SINOVIA: @tbr6748d 8

Buletin Sinovia Edisi GSI


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.