PERTEMUAN ILMIAH BERKALA XIX Hari Kedua | Jumat, 22 Januari 2016
PIB SYMPOSIUM: - Infectious and emeging diseases - Obesity & Overweight Control - Pain Management - Cardiovascular & Hypertension Update - Malignancy - Comprehensive approach of Stroke
MEA dan Tantangan Dokter masa Depan
Opini seputar
Simposium PIB
gALERI:
Semarak PIB XIX Hari Kedua produced by:
LPM SINOVIA
Pertemuan Ilmiah Berkala XIX Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
MEA dan Tantangan Dokter Masa Depan Seiring telah diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di akhir tahun 2015, sejumlah tantangan diprediksi akan dihadapi oleh kalangan dunia kesehatan di Indonesia. Era pasar bebas ASEAN dipahami tidak hanya menyentuh aspek-aspek komersial dan perdagangan, namun lebih dari itu perkembangan regional ini juga akan berdampak signiďŹ kan terhadap sektor-sektor kehidupan lainnya, khususnya sektor kesehatan. Di era MEA, berbagai perkembangan baru di bidang kesehatan yang sebelumnya belum pernah ada akan bermunculan dengan pesat. Seperti bertambahnya jumlah fasilitas kesehatan yang dikelola oleh pihak asing lewat keberadaan rumah sakit internasional dan tenaga kesehatan asing yang juga memiliki kesempatan untuk dapat menjalankan profesinya di Indonesia. Oleh karenanya kesiapan dari tenaga kesehatan akan benarbenar diuji untuk menghadapi persaingan di era pasar bebas ASEAN. Peran dokter kedepan akan semakin berat, terlebih dengan semakin banyak ditemukannya berbagai jenis penyakit baru. Oleh karena itu, proses pendidikan para dokter baru seharusnya tidaklah berakhir dengan mengucapkan sumpah, tetapi akan terus berlanjut tanpa batas waktu. Para alumni selalu dituntut untuk terus mengembangkan kompetensi dan profesionalitasnya sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat terus berkembang ke arah yang lebih baik serta pengabdian alumni kepada masyarakat akan semakin nyata.
2
Seorang dokter harus siap bersaing pada standar profesi dengan dokter dari ASEAN yang mau praktek di Indonesia. Kewajiban menggunakan bahasa Indonesia bagi dokter dari negara lain yang datang ke Indonesia, diharapkan dapat memacu dokter lulusan Indonesia meningkatkan kualitas komunikasi dengan pasien dan keluarga pasien. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) merupakan jalan yang harus kita pilih untuk bisa menyelami era baru ini. Tentunya peningkatan kompetensi dan profesionalisme ini harus dibangun dari segala sisi, bukan hanya dengan mengandalkan sistem pendidikan yang diambil oleh penyelenggara pendidikan dalam hal ini fakultas kedokteran sendiri, melainkan dengan peran aktif seluruh civitas akademica. MEA adalah kesempatan bagi kalangan medis Indonesia untuk meningkatkan kualitas dan daya saingnya sehingga tetap diperhitungkan oleh konsumen kesehatan Indonesia.
Produced By: LPM SINOVIA
Pertemuan Ilmiah Berkala XIX Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Are we Ready? 60 tahun adalah usia yang cukup tua untuk Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (FK Unhas) berbenah dan menghasilkan dokter-dokter berkompeten sekaligus pemimpin di setiap generasinya. Sistem pendidikan yang ada terus dievaluasi untuk mewujudkan misi FK Unhas yakni menyelenggarakan pendidikan dan penelitian berkualitas internasional dan mendukung terwujudnya masyarakat yang sehat sejahtera. Hal ini sejalan dengan perkembangan dunia yang terus menuntut kompetensi dokter Indonesia. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 atau dalam bahasa Inggris ASEAN Economic Community (AEC) yang disepakati oleh negaranegara anggota ASEAN dirancang untuk mewujudkan Wawasan ASEAN 2020. Sumber daya manusia yang trampil, cerdas, dan kompetitif dibutuhkan untuk menghadapi persaingan selama MEA. Oleh karena itu, FK Unhas memiliki strategi untuk meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan yang dihasilkan. Dekan FK Unhas pada Plenary Lecture Pertemuan Ilmiah Berkala XIX hari ini (22/1) menyampaikan kesiapan FK Unhas menghadapi MEA 2015, yakni dengan memperkuat daya saing melalui peningkatan kompetensi dan profesionalisme. Beberapa upaya dalam penguatan kompetensi lulusan dokter adalah peningkatan kualitas staf pengajar, peningkatan sarana/prasarana F K Unhas, pengembangan program studi, kerjasama dengan institusi diklat luar negeri, dan kerjasama rumah sakit jejaring.
Produced By: LPM SINOVIA
Dekan FK Unhas saat Memberikan Plenary Lecture
Pengembangan substansi kurikulum dan bahan ajar berstandar internasional yang erat hubungannya dengan keterampilan teknologi terus diperbaharui agar seluruh civitas akademika FK Unhas mampu menyesuaikan diri dengan teknologi masa kini. Revolusi di bidang teknologi seharusnya mampu dimanfaatkan dengan baik oleh tenaga kesehatan dalam persaingan internasional, bukan menjadi batu sandungan untuk berdiri sejajar dengan tenaga kesehatan negara lain. Oleh karena itu, teknologi terbaru selalu diupayakan hadir dalam proses pendidikan di FK Unhas. Salah satu contohnya yakni penerapan Computer Based Test (CBT). Are we ready? Yes! FK Unhas yakin mampu melahirkan lulusan yang siap bersaing di era MEA. FK Unhas akan terus memperbaiki diri sehingga pantas disejajarkan dengan Fakultas Kedokteran terbaik lainnya di Indonesia. (sr)
3
Pertemuan Ilmiah Berkala XIX Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
GALERI:
Semarak PIB XIX Hari Kedua
Opening Ceremony
Sambutan Ketua Panitia PIB XIX
Sambutan Dekan FK Unhas
Peresmian acara oleh Rektor Unhas Menyanyikan lagu oleh PSM Unhas
Registration
4
Penyerahan Buku Alumni Oleh Dekan
Exhibition
Produced By: LPM SINOVIA
Pertemuan Ilmiah Berkala XIX Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Symposium
Peserta tampak mengikuti simposium dengan serius
Sesi diskusi simposium
Photobooth
Produced By: LPM SINOVIA
Pemberian plakat pada pemateri simposium
Lunch
5
Pertemuan Ilmiah Berkala XIX Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
* PIB SYMPOSIUM *
Infectious and Emeging Diseases
Deteksi Kasus TB Resistensi Obat (TRO) Di Fasyankes Primer Tuberkulosis (TB) merupakan kasus yang masih menjadi perhatian khusus oleh petugas kesehatan sampai saat ini. Terlebih lagi TB saat ini telah banyak yang berkembang menjadi TB Resistensi Obat (TRO). Diperkirakan di dunia saat ini ada 500 ribu penduduk yang mengalami kasus TRO per tahunnya dengan angka kematian mencapai 150 ribu per tahun. Oleh sebab tingginya angka mortalitas maupun morbiditas yang disebabkan oleh TRO ini, maka perlu adanya kriteria deteksi dini agar mencegah komplikasi yang lebih lanjut. Adapun seseorang terduga TRO apabila terdapat satu atau lebih dari 9 kriteria berikut: 1) gagal pengobatan kategori 2, 2) pengobatan kategori 2 yang tidak konversi setelah 3 bulan, 3) riwayat OAT tidak standar dan menggunakan
kuinolon dan obat injeksi lini kedua minimal 1 bulan, 4) gagal pengobatan kategori 1, 5) pengobatan kategori 1 yang tidak
konversi, 6) kasus relaps kategori 1 dan 2, 7) kembali setelah lalai berobat (default), 8) riwayat kontak erat pasien TRO, dan 9) koinfeksi HIV yang tidak berespons terhadap OAT. Diharapkan dengan adanya kriteria ini, dokter yang ada di fasyankes primer dapat lebih dini mendiagnosis TRO agar pasien dapat lebih cepat diobati dan dihindarkan dari komplikasi dari penyakit ini. (rbb) Morning Symposium B yang bertemakan Obesity & Overweight Control diawali dengan materi pertama yang berjudul Tren Epidemiologi Obesitas dibawakan oleh dr. Sri Ramadhani, MPH mengulas seputar perkembangan salah satu masalah kesehatan global yaitu obesitas yang seiring dengan perkembangan zaman semakin meningkat di se ap kelompok umur, jenis kelamin, ras dan negara di seluruh dunia. Materi kedua, dilajutkan oleh Dr.dr. Makbul Aman Sp.PD (K), EMD membahas mengenai obesitas, sindrom metabolik dan permasalahannya dalam masyarakat. Untuk mengatasi Obesitas dalam masyarakat, symposium kali juga memberikan pengetahuan kepada peserta mengenai Diet pada obesitas pada materi ke ga yang dibawakan oleh dr. Agussalim Bukhari Sp.GK, PhD. Selanjutnya, dalam rangka deteksi dini Sindrom Metabolik, materi keempat yang berjudul Pemeriksaan Laboratorium pada Obesitas dibawakan oleh dr.Uleng Bahrun, Sp.PK(K) membahas mengenai biomarker yang secara umum dapat digunakan untuk menilai risiko-risiko pada orang obesitas. Simposium ini ditutup dengan materi kelima oleh Dr. dr. Efendi Lukas Sp.OG (K) yang membahas kehamilan dalam obesitas dan akibatnya terhadap neonatus. (uta)
Obesity and Overweight Control
Setelah sholat Jumat dan makan siang, simposium dilanjutkan dengan topik Manajemen Nyeri. Materi pertama dipaparkan oleh Prof. Dr. dr. Ramli Ahmad, SpAn, KAP-KMN dengan judul Penatalaksanaan Nyeri Akut. Dalam penjelasannya, beliau menyampaikan bahwa nyeri merupakan tanda vital kelima setelah denyut nadi, tekanan darah, suhu, dan frekuensi pernapasan. Materi kedua dilanjutkan dengan judul Nyeri Psikosomatik oleh Dr. dr. Sony T. Lisal, SpKJ. Lalu dilanjutkan oleh dr. Hasmawaty Basir SpS dengan judul nyeri kepala di layanan primer. Nyeri kepala
Pain Management
diderita oleh 10% dari populasi penduduk, sehingga menjadi keluhan yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer. Jika tidak ditangani dengan benar di layanan primer, maka akan memberi dampak besar pada pasien mengingat sakit kepala membuat sebagian orang tidak mampu melanjutkan pekerjaannya. Oleh karena
6
itu, pengetahuan mengenai jenis-jenis sakit kepala serta penanganannya harus dikuasai dengan baik oleh tenaga kesehatan di layanan primer. (sr)
Pertemuan Ilmiah Berkala XIX Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Simposium Kardio yang merupakan rangkaian acara pada hari kedua Pertemuan Ilmiah Berkala (PIB) XIX dilaksanakan pada pukul 14.00 WITA, selepas makan siang, di aula Sandeq C, Hotel Clarion. Acara yang dipandu oleh dr. Maisuri T. Chalid, Sp.OG ini, menghadirkan empat pemateri. Topic mengenai hipertensi yang dibawakan oleh Prof. Syakib Bakri, mengawali symposium ini. selama kurang lebih dua puluh menit, pemateri memaparkan mengenai informasi terbaru mengenai hipertensi dan kaitannya dengan penyakit kardio. Pada materi kedua, dr. Maisuri yang selaku moderator, juga sebagai pemateri yang membawakan topic mengenai hipertensi pada ibu hamil. Selama kurang lebih lima belas menit, pemateri menjelaskan akan ngginya angka kema an ibu hamil akibat hipertensi. pemateri juga memaparkan mengenai deďŹ nisi terbaru akan criteria seorang pasien dapat dikatakan mengalami pre eklampsia. Perubahan paradigm terhadap pre eklampsia dan pelaksanaan Ante Natal Care yang lebih baik, diharapkan akan menurunkan angka kema an ibu hamil akibat hipertensi. Materi mengenai informasi biomarker pada penyakit Sindrom Koroner Akut, disampaikan oleh Prof. Mansyur Arif, Ph.D, Sp.PK. pada materi ke ga ini, pemateri memberikan informasi terbaru akan beberapa biomarker yang telah mengalami perubahan dan perkembangan sebagai marker penyakit. Penatalaksanaan penyakit jantung, utamanya penyakit jantung koroner, di pelayanan primer, menjadi materi terkahir di symposium kali ini. Akhtar Fajar Muzakkir, MD, FIHA , memberikan penjelasan dan menekankan materi ini lebih kepada para dokter umum dan dokter yang berada di pelayanan primer. anamnesis yang baik dan penatalaksanaan awal yang tepat, diharapkan dapat meningkatkan angka harapan hidup penderita, sebelum akhirnya sampai di tempat rujukan. Acara berakhir setelah sesi diskusi selesai pada pukul 15.40 WITA. (aan)
Cardiovascular & Hypertension Update
Simposium yang bertemakan keganasan ini diawali dengan materi oleh Dr. dr. Rina Masadah, SpPA, MPhil yang membahas melipu Patogenesia Kanker Terkini secara umum. Materi kedua yang berjudul Deteksi Dini Tumor-Tumor THT, Kepala dan Leher yang dibawakan oleh Dr. dr. Abdul Qadar Punagi, Sp. THT-KL(K). Materi selanjutnya, Deteksi Dini Ca Serviks yang dibawakan oleh Prof. Dr. dr. Syahrul Rauf, Sp.OG menekankan pen ngnya deteksi Ca serviks sedini mungkin. Simposium ini ditutup oleh materi Pencegahan, Deteksi dini dan Penanganan Awal Kanker Payudara demi meningkatkan kewaspadaan terhadap kanker payudara yang kini marak dalam masyarakat. (uta)
Malignancy Stroke merupakan penyakit utama yang menyebabkan disabilitas pada penderitanya. Oleh sebab itu, dalam penanganan stroke diperlukan bantuan ďŹ sioterapi untuk membantu mengembalikan kemampuan motorik pasien agar dapat meminimalisir disabilitas yang terjadi. Disarankan agar penderita stroke memulai terapi mobilisasi dini nya setelah 48 jam pertama setelah serangan stroke terjadi. Namun hal tersebut tidak mutlak harus dilakukan. Hal ini dikondisikan dengan keadaan pasien saat itu. Pasien yang TTV nya belum stabil merupakan salah satu kontraindikasi untuk dimulainya terapi. Apabila pasien telah stabil, disarankan untuk melakukan latihan pada fase akut yakni sebanyak 1x/hari dan apabila sudah recoverysebanyak 2x/hari. Terapi yang dilakukan sedini mungkin dengan jenis dan dosis yang tepat akan membantu pasien dalam pengembalian aktivitas fungsional yang optimal. (rbb)
Produced By: LPM SINOVIA
Comprehensive Approach of Stroke 7
Pertemuan Ilmiah Berkala XIX Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Opini Seputar
Simposium PIB
“Materi-materi simposium ini sangat bagus untuk dokter layanan primer. Kemasan acara dan pamerannya juga keren.” Fitriani, S.Ked (FK UMI 2010) Peserta
“Simposiumnya bagus, materinya menarik dan disini saya bisa mengupdate serta merefresh ilmu saya. Semoga PIB kedepan materinya lebih update lagi.” Zafran Darwis, S.Ked (FK UNHAS 2011)
Peserta
“PIB merupakan rangkaian pertemuan berkala sebagai ajang reunian sambil berbagi ilmu. Simposium PIB perlu diadakan karena dalam kegiatan ini kita bisa menyumbangkan sesuatu kepada kolega sesama tenaga kesehatan. Lewat acara ini pula para alumni bisa mengetahui perkembangan terkini FK Unhas, baik dari segi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fasilitas, sumber daya manusia serta staf-stafnya. Harapannya dengan adanya simposium ini para alumni dapat mengupdate ilmu mereka dan mengetahui ‘begini ternyata FK Unhas sekarang’. Untuk PIB berikutnya semoga bisa lebih baik lagi, seiring dengan teknologi yang makin maju.” Prof. Dr. dr. Syahrul Rauf, SpOG(K) Pemateri
Diproduksi Oleh:
Follow Akun Kami: ID Line: tbr6748d Facebook: LPM Sinovia Twitter: @lpm_sinovia
Sekretariat: Jl. Perin s Kemerdekaan Km. 10 Gd. Student Center Lt. 1 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 90245 CP: 085716504037 (Anggit)
8
Kunjungi Website Kami: www.lpmsinovia.org
Produced By: LPM SINOVIA