Buletin LPM Sinovia Edisi 5 2020

Page 1

SINOVIA MEMEDIASI MEMEDIASI KOMUNIKASI KOMUNIKASI YANG YANG SEHAT SEHAT Sino Ilmiah

Buletin Bulanan Edisi 5 Ÿ 20 November 2020

Wabah Coronavirus Disease 2019 dan Perubahan Perilaku Sosial Masyarakat

Pemimpin Umum Rifqi Wardana Nasruddin

Pemimpin Redaksi Eka Hes Hastu

Divisi Keredaksian Indah Chairunnisa Catherine Laura Johansyah Dwi Rahma Sari HR Fitriani Irene Anastasya Mantong Irwansyah Nurin A. Bin Moh. Nasir Nurwahidah Amir Yemima P. Team Work Catherine Laura Johansyah Irene Anastasya Mantong Indah Chairunnisa Irwansyah

P

ada awal tahun 2020 ini dunia dikejutkan dengan wabah virus corona (Covid-19) yang menginfeksi hampir seluruh negara di dunia. Semenjak Januari 2020 telah dinyatakan dunia masuk kedalam darurat global terkait virus ini . Ini merupakan fenomena luar biasa yang terjadi di bumi pada abad ke 21, yang skalanya mungkin dapat disamakan dengan Perang Dunia II, karena event-event skala besar (pertandingan-pertandingan olahraga internasional contohnya) hampir seluruhnya ditunda bahkan dibatalkan. Khusus di Indonesia sendiri Pemerintah telah mengeluarkan status darurat bencana terhitung mulai tanggal 29 Februari 2020, langkah-langkah telah dilakukan oleh pemerintah untuk dapat menyelesaikan kasus luar biasa

ini, salah satunya adalah dengan mensosialisasikan gerakan Social Distancing. Konsep ini menjelaskan bahwa untuk dapat mengurangi bahkan memutus mata rantai infeksi Covid-19 seseorang harus menjaga jarak aman dengan manusia lainnya minimal 2 meter, dan tidak melakukan kontak langsung dengan orang lain, menghindari pertemuan massal. Tetapi banyak masyarakat yang tidak menyikapi hal ini dengan baik, seperti contohnya pemerintah sudah meliburkan para siswa dan mahasiswa untuk tidak berkuliah atau bersekolah ataupun memberlakukan bekerja didalam rumah, namun kondisi ini malahan dimanfaatkan oleh banyak masyarakat untuk berlibur. Selain itu, walaupun Indonesia sudah dalam keadaan darurat masih saja akan

Buletin Bulanan Edisi 5 LPM SINOVIA

1


Sino Ilmiah dilaksanakan tabliqh akbar, dimana akan berkumpul ribuan orang di satu tempat, yang jelas dapat menjadi mediator terbaik bagi penyebaran virus corona dalam skala yang jauh lebih besar. Selain itu masih banyak juga masyarakat Indonesia yang menganggap enteng virus ini, dengan tidak mengindahkan himbauan-himbauan pemerintah. Konsep yang dapat diangkat untuk menjelaskan perilaku masyarakat Indonesia dalam menghadapi wabah virus Covid-19 ini adalah bias kognitif. Bias kognitif adalah kesalahan sistematis dalam berpikir yang memengaruhi keputusan dan penilaian yang dibuat seseorang. Beberapa bias ini terkait dengan memori. Cara seseorang mengingat suatu peristiwa dapat menjadi bias karena sejumlah alasan tertentu, dan pada gilirannya dapat menyebabkan pemikiran dan pengambilan keputusan yang bias. Bias kognitif lainnya mungkin terkait dengan masalah perhatian. Karena perhatian adalah sumber daya yang terbatas, maka seseorang harus selektif tentang apa yang mereka perhatikan di dunia sekitar mereka. Karena itu, bias-bias halus yang tidak disadari dapat merayap masuk dan memengaruhi cara manusia memandang dan berpikir tentang dunia. Bias kognitif adalah jenis kesalahan dalam berpikir yang terjadi ketika orang memproses dan menafsirkan informasi di dunia di sekitar mereka. Otak manusia kuat tetapi tunduk pada batasan-batasan tertentu.

2

Bias kognitif seringkali merupakan hasil dari upaya otak manusia untuk menyederhanakan pemrosesan informasi. Itu adalah aturan praktis yang membantu manusia memahami dunia dan mencapai keputusan dengan kecepatan relatif. Bias kognitif ini dibagi menjadi beberapa jenis, dan dalam kasus ini maka peneliti akan mengaitkannya dengan kondisi yang paling tepat dengan fenomena yang diangkat. Bias pertama adalah optimism bias. Bias optimisme adalah bias kognitif yang membuat seseorang percaya bahwa mereka sendiri cenderung tidak mengalami peristiwa negatif. Ini juga dikenal sebagai optimisme tidak realistis atau optimisme komparatif. Konsep ini dapat menjelaskan mengapa masyarakat Indonesia tetap saja tidak takut untuk melakukan aktiďŹ tas yang dihadapkan pada orang banyak, liburan contohnya, dikarenakan mereka terlalu percaya diri bahwa corona tidak seberbahaya itu, ini dikarenakan tipikal orang Indonesia yang santai menghadapi kondisi apapun, maupun meyakini bahwa Tuhan akan melindungi negara Indonesia. Konsep kognitif bias lainnya adalah emotional bias. Bias emosional ini merupakan distorsi dalam kognisi dan pengambilan keputusan karena faktor emosional. Misalnya, seseorang mungkin cenderung untuk menghubungkan penilaian negatif dengan peristiwa atau objek netral; mempercayai

Buletin Bulanan Edisi 5 LPM SINOVIA


Sino Ilmiah sesuatu yang memiliki efek emosional positif, yang memberikan perasaan menyenangkan, bahkan jika ada bukti yang bertentangan; atau enggan menerima fakta nyata yang tidak menyenangkan dan memberikan penderitaan mental. Dari penjelasan ini maka jelas kognisi masyarakat Indonesia tidak ingin menerima fakta negatif yaitu virus corona jelas membahayakan, tetapi malah mereka mencari sesuatu hal yang memberikan perasaan yang menyenangkan misalnya liburan dan jalan-jalan untuk makin menghindari emosi negatif yang berasal dari pandemi ini. Selanjutnya adalah efek D unning-Kr uger . Bias kognitif ini menjelaskan di mana orang menilai kemampuan kognitif mereka lebih besar daripada kenyataan yang sebenarnya. Hal ini terkait dengan bias kognitif superioritas ilusif dan berasal dari ketidakmampuan orang untuk mengenali kemampuan mereka sesungguhnya. Tanpa kesadaran diri akan metakognisi, orang tidak dapat secara objektif mengevaluasi kompetensi atau ketidakmampuan mereka. Seperti dijelaskan oleh psikolog sosial David Dunning dan Justin Kruger, bias kognitif superioritas ilusi dihasilkan dari ilusi internal pada orangorang berkemampuan rendah dan dari kesalahan persepsi eksternal pada orang berkemampuan tinggi; yaitu, kesalahan perhitungan orang yang tidak kompeten berasal dari kesalahan tentang diri, sedangkan kesalahan perhitungan orang

yang sangat kompeten berasal dari kesalahan tentang orang lain.

Dari konsep yang telah diterangkan diatas maka masyarakat Indonesia yang tidak mengindahkan himbauan pemerintah, memiliki bias kognitif ini, dimana mereka merasa lebih tahu atau merasa lebih mengerti kondisi pandemi virus ini, padahal pada kenyataannya itu adalah kesalahan. Contohnya mereka merasa dapat menjaga diri dengan baik walaupun berada di luar rumah atau di keramaian, jadi mereka akan merasa pintar atas dasar persepsi mereka sendiri. Fenomena ini dapat terjadi disebabkan rendahnya kemampuan literasi maupun masih banyak orang yang tidak memiliki akses pada media-media informasi sehingga mereka memiliki minim pengetahuan atas merebaknya wabah Covid-19 ini. Sejalan dengan teori efek Dunning-Kruger maka orang yang memiliki cukup pengetahuan dan referensi literatur akan dapat mematuhi dan melaksanakan anjuran pemerintah dengan baik dan maksimal. Dalam hal ini masih banyak masyarakat beragama di Indonesia yang masih melakukan kegiatan keagamaan dengan jumlah ribuan orang atau berkumpul bersamasama untuk melakukan doa bersama. Mereka percaya dengan. keyakinan penuh bahwa doa dapat menyelamatkan mereka, dan mereka berpendapat

Buletin Bulanan Edisi 5 LPM SINOVIA

3


Sino Ilmiah harusnya kita takut kepada Tuhan bukan kepada virus corona. Situasi ini juga dapat dikatakan kognitif bias dalam beragama sehingga memunculkan dogmatisasi dalam beragama. Penganut agama yang dogmatis dapat dikatakan sebagai seseorang yang menerima dengan mentah-mentah begitu saja sesuatu yang ditulis, disampaikan, dan diceritakan dari kitab suci tanpa mau menelaah dan berpikir lebih jauh apa makna yang sesungguhnya terkandung dalam Buku Suci tersebut. Para pemeluk agama yang dogmatis juga terkadang tidak sadar dengan menjadikan agama sebagai sebuah tujuan tetapi bukan sebagai alat untuk menuju tujuan yang sebenarnya yaitu kebenaran sejati dan Tuhan itu sendiri. Ini dapat ditandai dengan banyaknya umat beragama yang menyalahkan individu lainnya dan merasa paling benar. Selain itu seseorang yang beragama secara dogmatis akan sulit untuk merubah paradigma yang telah dipercayainya, walaupun hal tersebut belum tentu merupakan kebenaran yang sejati. Ditambah lagi mereka gampang untuk menghakimi individu yang berbeda dengan pemahamannya dan dengan mudahnya memberikan pernyataan sesat ataupun kaďŹ r. Untuk dapat mengatasi bias kognitif maka beberapa hal dapat dilakukan

4

melalui rujukan yang disampaikan oleh Kahneman (2011) yaitu: 1. Tidak membuat keputusan dalam waktu yang mendesak. Kemampuan seseorang untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan dalam suatu penilaian akan secara signiďŹ kan memburuk ketika mereka memutuskannya di bawah tekanan dalam jangka waktu yang singkat. Dengan waktu yang sangat cepat biasanya tidak ada kebijaksanaan dalam mengambil keputusan sehingga keputsan yang diambil akan terbukti tidak akurat. 2. Hindari membuat keputusan ketika seseorang secara kognitif sedang melakukan pekerjaan lebih dari satu. Saat akan mengambil keputusan tetapi seseorang itu juga sedang mengerjakan pekerjaan yang memerlukan fokus, maka akan lebih baik tidak mengambil keputusan, karena otak manusia akan terbagi dalam bekerjanya sehingga keputusan yang diambil tidak akan maksimal. 3. Jangan membuat keputusan pada malam hari jika seseorang adalah orang yang beraktivitas atau bekerja yang dimulai pada pagi hari (begitupun sebaliknya). Orang yang beraktiďŹ tas pada pagi hari akan berbeda dengan orang yang beraktiďŹ tas pada malam hari,

Buletin Bulanan Edisi 5 LPM SINOVIA


Sino Ilmiah sehingga mereka akan merasa segar secara kognitif pada waktu yang berbeda dalam sehari. Dalam hal ini setiap orang harus mengetahui kapan waktu yang paling produktif. Dengan mengetahui konsep ini maka seseorang dapat memaksimalkan keputusan yang akan diambil. 4. Hati-hati dalam mengambil keputusan saat sedang berbahagia. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang sedang berbahagia mengambil keputusan yang lebih buruk. Alasan ini bukan karena orang-orang yang bahagia telah berkurang kapasitas kognitifnya, tetapi karena mereka tidak dapat mendeteksi kesalahan yang bisa terjadi dalam intuisi mereka. Saat seseorang bahagia maka pandangan mereka pada suatu hal akan menjadi sempit pada hal yang positif saja, sehingga mereka menaďŹ kan hal negatif yang bisa terjadi. Sebagai contoh saat seseorang sedang jatuh cinta maka halhal yang buruk tentang orang yang dicintai akan kabur, dan tidak akan menjadi hal yang signiďŹ kan untuk diperhatikan. 5. Beripikir berdasarkan data dan fakta. Dengan mengerti data-data ataupun fakta yang ada pada kondisi yang sedang dihadapi maka secara kognisi seseorang dapat melihatnya dalam

kondisi yang lebih tajam dan luas, sehingga kesalahan dalam mengambil keputusan tidak terjadi. Dengan rincian penjelasan diatas maka diharapkan seluruh masyarakat Indonesia dapat berhati-hati dengan cara berpikir secara matang sebelum melakukan sesuatu pada kondisi pandemi virus corona yang menyerang Indonesia. Semakin hati-hatinya semua masyarakat dalam bertindak maka virus Covid-19 dapat dengan cepat diatasi dan ditanggulangi sehingga juga dapat mempermudah kerja dari pemerintah.

Referensi : h ps://www.researchgate.net/deref/h ps%3A%2F%2Fww w.cnbcindonesia.com%2Fnews%2F20200131060856-4134146%2Fawas-who-akhirnya-tetapkan-corona-daruratglobal h ps://www.researchgate.net/publica on/340103659_An alisis_Perilaku_Masyarakat_Indonesia_dalam_Menghadapi _ Pa n d e m i _ V i r u s _ C o ro n a _ C ov i d 19_dan_Kiat_Menjaga_Kesejahteraan_Jiwa

Selesai

Buletin Bulanan Edisi 5 LPM SINOVIA

5


Sino Puisi Teruntuk Ingkar, dari janji Di tengah redup, aku diraup gemuruh Kian lama kian mengeruh Dalam asa yang tidak terjamah Aku dipatahkan diam-diam oleh janji dan sumpah Aku dipaksa tunduk oleh gemerutuk retaknya ďŹ gura Potret dua menjadi satu, meruntuhkan harapku akan rasa Siapa sangka benang merah yang tadi merekah, kini kusut tak terarah Ujung dan ujung tidak bertemu, menyisakan angan-angan yang dipaksa punah Tanyaku menggema, kenapa tidak sedari hujan-hujan berlari? Kenapa harus menunggu sepi dilalap api emosi? Andai jujur itu terulur sejak awal, aku tidak akan hancur begini Kenapa harus meninggalkan jejak pada hati, jika nyatanya pergi adalah caramu mengakhiri? Aku akui, salahku yang telah menaruh angan mentah-mentah Aku naif, terlampau kontradiktif dengan kamu yang asumtif Percaya akan bualan-bualanmu, manis dan begitu persuasif Semuanya kamu suguhkan indah nan menggugah Andai aku tidak pernah terjun dalam retorika kalimatmu Aku tidak harus bingung, hendak menyuguhkan rasa atau rekayasa Aku menyuguhkan hati atau belati adalah pilihanmu Kamu memaksaku mengeluarkan hati, sementara aku terjangkiti bisa Kalau sejak awal inginku hanya sebatas fatamorgana, Kenapa harus berlakon layaknya mereka nyata? Atau kamu memang berniat menjadikan rembulan sebagai racauan? Lalu memadamkan mentari selayaknya hari esok hanya gurauan? Jahatkah aku jika mengharap karma merecokimu tanpa rehat? Biadabkah aku jika mengharapmu tenggelam dalam luka terpahat? Aku ingin kamu jatuh sejatuh-jatuhnya kamu Supaya kamu tahu bahwa bangkit itu sulit dan rindu itu semu

6

Buletin Bulanan Edisi 5 LPM SINOVIA


Sino Tips Tips agar Hubungan Long Distance Relationship Tetap Awet selama Pandemi! Penulis : Catherine Laura Johansyah

Pandemi Coronavirus Disease 19 (COVID-19) telah berlangsung berbulan-bulan dan belum ada tanda-tanda akan selesai dalam waktu dekat. Nah, untuk kamu dan pasangan yang sedang terpisah oleh jarak akibat COVID-19 dan kesulitan mempertahankan hubungan jarak jauh atau Long Distance Relationship (LDR), yuk simak tips berikut!

1. Main game bersama Jika Anda berdua adalah gamer, mungkin Anda bisa bermain game bersama-sama. Ada banyak pilihan game online yang cukup menyenangkan yang bisa Anda mainkan bersama pasangan.

3. Hindari pertengkaran Jangan mudah tersinggung dengan hal-hal kecil. Biasanya, LDR akan dipenuhi dengan pertengkaran yang tidak terduga, hal kecil sekali pun bisa menjadi masalah. Sebisa mungkin hindari pertengkaran yang dapat membuat hubungan menjadi runyam. 5. Berdoa bersama Nah, jika kamu dan pasangan sudah melakukan hal-hal tersebut, jangan lupa untuk berdoa agar hubungan yang sedang kalian jalani baik-baik saja dan bisa menghadapi rintangan yang datang.

2. Gunakan panggilan video daripada panggilan suara Komunikasi adalah salah satu hal terpenting dalam suatu hubungan, terutama untuk kamu pejuang LDR. Selalu komunikasikan mengenai perasaanmu. Biasakan saling bertanya tentang perasaan masing-masing, tetapi tetap berusaha menjaga hubungan positif dan fokus pada hal baik dibandingkan asumsi-asumsi yang negatif. Nah, ketika sedang menelepon pasangan, sebaiknya menggunakan ďŹ tur panggilan video agar pasanganmu dapat melihat wajahmu walaupun sedang terpisah oleh jarak. 4. Saling beri kejutan Sesekali saling berilah kejutan. Kalau dia mengirim bunga, kamu bisa kirim buku kesukaannya. Buku yang kamu kirim itu bisa menjadi bahan obrolan yang mengasyikkan. Dia juga akan merasakan sensasi diberikan kejutan karena, siapa sih yang nggak suka diberi hadiah atau kejutan? Intinya, cari hal menyenangkan yang bisa dilakukan berdua.

Sumber : liputan6.com, kumparan.com

Buletin Bulanan Edisi 5 LPM SINOVIA

7


Sino Relaks

Menurun 1. Ilmu tentang hak dan kewajiban moral 2. Golongan besar bangsa 5. Harapan dan tujuan untuk keberhasilan masa mendatang 7. Kepulauan Indonesia Mendatar 3. Pulau di Nusa Tenggara Barat 4. Sekarang disebut pramuka 6. Negara Amerika Latin 8. Kumpulan data yang telah diolah

Jawaban 1. Etika 2. Rumpun 3. Lombok 4. Pandu 5. Aspirasi 6. Argentina 7. Nusantara 8. Informasi 9. Suramadu 10. Mata angin 11. Tanda tangan

9. Jembatan antara Jawa Timur dan pulau Madura 10. Panduan menentukan arah 11. Nama yang dituliskan dengan cara khas oleh seseorang

8

Buletin Bulanan Edisi 5 LPM SINOVIA


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.