Buletin Sinovia Edisi 5

Page 1

Buletin Mingguan Edisi 5 23 Oktober 2018

SINO PROFIL

Medical Basketball Club

(MBBC)

Pemimpin Umum Rifqi Ramdhani D P Pemimpin Redaksi Ismiyanti Idham Divisi Keredaksian Rita Ariani Andi Astrid Amalia Mukti Mukhtar Alma Aulia Rivanti Nur Rahma Juniarsi Ummy Afifah Mutadayenah Team Work Nur Rahma Juniarsi Sahrah Nur Afifah

Sumber : Dokumentasi MBBC

Medical

Basketball

Club

Selain itu, dibantu juga oleh

(MBBC) merupakan ektrakurikuler

Nabilah

(ekskul)

sebagai sekretaris, dan Zhafirah

olahraga

basket

di

Fakultas Kedokteran Universitas lainnya,

terkelola

MBBC

dengan

juga

adanya

Razak

Alifah sebagai bendahara.

Hasanuddin (FK Unhas). Seperti ekskul

Nurazizah

MBBC 4

divisi

juga

terdiri

dengan

masing-masing.

atas

tugasnya

Divisi

latihan

perlengkapan

hadir

struktur organisasi. Saat ini MBBC

dan

diketuai oleh Fathur Khair Arman

sebagai yang mengatur lokasi

yang dibantu oleh Muh. Fadjar

dan

Muharram

kemudian divisi keanggotaan

sebagai

wakilnya.

perlengkapan

Buletin Mingguan Edisi 5 LPM SINOVIA

latihan,

1


SINO PROFIL yang

bertanggung

jawab

terhadap

pertandingan

kelas

Red

Campus

dan

pelaksanaan open recruitment (oprec),

Liga Medika, serta pertandingan lainnya.

dan divisi dana dan usaha hadir untuk

Prestasi terakhir yaitu tim putra berhasil

menjamin

menjuarai

keadaan

finansial

MBBC.

Indonesian

Student

Mining

Walaupun bergerak di bidang olahraga,

Competition (ISMC) yang diselenggarakan

namun

menyampingkan

oleh Universitas Muslim Indonesia (UMI),

urusan akademik anggotanya. Hal tersebut

sementara itu tim putri berhasil meraih juara

terbukti dengan adanya divisi pendidikan

pertama Liga Medika tahun 2018

yang

MBBC

berperan

tidak

dalam

mengadakan

tenteran untuk anggota – anggotanya.

Nah,

bagi

yang

ingin

bergabung

menjadi anggota MBBC, tentu saja mereka

Untuk mengoptimalkan kualitas para

perlu melalui tahapan oprec MBBC yang

anggota, dengan bimibingan dari coach

diselenggarakan selama dua hari. Hari

Fathur MBBC rutin melakukan latihan pada

pertama

hari Selasa dan Jumat mulai pukul 20.00

indoor,

hingga 22.00. Latihan biasanya diadakan di

dilanjutkan dengan latihan outdoor dan

lapangan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)

pengaplikasian meteri yang telah diperoleh

Universitas Hasanuddin, atau di Bosowa

sebelumnya. Baru-baru ini ada 25 orang

Sport Center. Latihan pola permainan,

yang lulus menjadi anggota baru MBBC.

latihan fisik, dan simulasi pertandingan

adalah kemudian

Bagaimana

pembekalan pada

esok

teman-teman?

materi harinya

Apakah

merupakan agenda yang sering dilakukan.

kalian memiliki hobi dalam bidang ini?

Berkat kekompakan dan latihan yang

Persiapkan diri teman-teman dan nantikan

tekun, MBBC kerap menjadi bintang dalam

oprec-nya. (isid)

Sumber : Dokumentasi MBBC

2

Buletin Mingguan Edisi 5 LPM SINOVIA


SINO GALERI

Liga Medika 2018

Buletin Mingguan Edisi 5 LPM SINOVIA

3


SINO GALERI

Musyawarah Pemilihan Ketua

Open Recruitment

Sumber : Dokumentasi MBBC

4

Buletin Mingguan Edisi 5 LPM SINOVIA


SINO CERPEN

Sumber : www.pexel.com

Love in Sin Karya : Valentina Febriani Tando

Agustus 2017 “Tidaaakk !” Napasku kian memburu, berusaha mengumpulkan oksigen sebanyak mungkin. Lagilagi bayangan sesosok pria yang amat aku rindukan itu pergi meninggalkan ku jauh ke atas langit. Dia ayahku. Tidak jarang mimpi ini selalu berulang, walaupun kejadian memilukan itu sudah berlalu 6 tahun yang lalu. Rasanya dendam dan amarah itu tetap mengendap di lubuk hatiku yang paling dalam. Ayah dengan tulus akan datang dan memintaku untuk memaafkan dia, anak laki-laki yang telah membunuh ayahku. Ya, dia orang kaya jahat dan tidak punya hati, yang selalu berpikir jika kekayaan orang tuanya bisa menggantikan segala hal yang dia rusak. Betul-betul hina. Aku muak. Flashback Maret 2010 Ibuku sudah meninggal sewaktu melahirkanku, dan ayahku juga terpaksa meninggalkan ku sendiri karena ulah pria itu. Sungguh malang nasibku. Apa ada lagi orang yang lebih malang dari diriku di muka bumi ini. Malam itu langit tidak henti-hentinya menurunkan air ke atas bumi, petir kian menggelegar dan kilat menyala di sana-sini. Malam itu adalah penentuan jika aku bisa melanjutkan pendidikan di bangku kuliah atau tidak. Ayah harus membayar sejumlah biaya pangkal masuk universitas yang menjadi unggulan di sini. Ayah selalu memintaku untuk rajin dan serius belajar agar bisa hidup dengan lebih layak dan sejahtera. Malam itu puncaknya. Ketika ayah dengan gembira menerima telepon dari temannya yang ingin meminjamkan segepok uang untuk biaya sekolahku. “Shindy, tunggu ayah ya nak, jangan sedih, ayah pergi sebentar mengambil uang untuk kuliah kamu sayang.” Katakata terakhir ayah yang mengalun indah dan tidak akan pernah aku lupakan. “Ayah, aku bisa bekerja

dan menghidupi kehidupan kita berdua, asal kita selalu bersama.” Kataku getir, kenapa ayah selalu keras kepala? Aku sudah 19 tahun dan masih saja selalu dianggap putri kecilnya yang manja. Ayah hanya tersenyum dan memelukku lalu segera berlalu membelah gelapnya malam. “Wah, mobil baru lagi nih Bill?” Seru teman Bill yang tak hentinya tersenyum kagum melhat mobil sport kuningn yang terparkir cantik di lapangan. “Yah, begitulah bro. Ini hadiah ulang tahunku, baru ada 2 di negara ini.” Gumam Bill dengan bangga dan seringaian terlukis di wajah tampannya. “Gile, ini sih namanya mobil dewa! Bisa lari kayak roket nih barang. Hebat lu Bill.” Puji temannya yang lain. “Ya, namanya juga mobil sport, pasti kencang larinya.” “Apa bisa dibuktikan nih? Jangan-jangan ini mobil hanya modelnya aja yang oke, tapi larinya kayak kura-kura.” Tantang teman Bill. “Wah, siapa takut boss? C’mon. Let’s try.” Bill tertawa bangga dalam kesombongan masa mudanya. “Tapi ini lagi hujan deras bro.” Bujuk salah seorang teman yang lain. Sayangnya, Bill sudah menyalakan mesin mobilnya dan siap tancap gas. Malam itu, hujan memang tidak main-main membasahi permukaan jalan. Sudah setengah jalan, hingga Bill tiba-tiba merasa kehilangan kendali karena jalan yang sangat licin dan menabrak pengendara motor dari arah berlawanan di sebelah kanan jalan. Malam itu harusnya Bill belajar untuk tidak mudah terpancing rasa penasaran orang lain. Pengemudi motor itu, lelaki renta yang tidak tahu apa-apa, tewas di tempat. Sedangkan Bill mengalami cedera serius di dadanya.

Buletin Mingguan Edisi 5 LPM SINOVIA

5


SINO CERPEN Jam dinding kini bertengger di angka 12. Ya Tuhan! Ini sudah 3 jam setelah ayah pergi dan belum juga kembali. Aku khawatir, aku tahu persis jaket yang digunakan ayah tidak cukup tebal untuk menahan dinginnya malam dan udara lembab karena air hujan yang berlomba-lomba jatuh ke tanah. Ayah, seharusnya tidak aku biarkan kau pergi.. Aku pun tenggelam dalam mimpi, sampai tiba-tiba suara gedoran yang seolah-olah ingin merobohkan pintu rumahku membuatku segera berlari ke arah pintu dan melihat siapa gerangan yang datang dini hari. Ah, seorang petugas keamaan, mungkin dia ingin berteduh. “Dek, apa benar kamu anak Sayuti?” Tunggu dulu, dari mana orang ini tahu nama ayahku. Dengan kepala yang terasa berat aku mengangguk pasrah. “Nak, bapakmu nak..” dengan suara terputus-putus seorang petugas keamanan menyampaikan pesan yang paling tidak ingin kudengar. “Nak, Pak Sayuti meninggal di jalan karena ditabrak mobil”. Aku pasti bermimpi ! Ini tidak benar, tidak mungkin. Tidak ada yang mempertanyakan mengapa malam itu Bill mengendarai mobil sport-nya di atas kecepatan rata-rata. Tentu saja bukti-bukti sudah dibereskan. Uang jaminan sudah disiapkan. Jangan salahkan Ayah Bill yang adalah pengusaha paling berpengaruh dengan segala kelimpahan harta dan kekuasaan yang sangat luas. Lagipula, Bill sendiri waktu itu lebih mencemaskan keadaannya sendiri daripada memikirkan nasib pria renta yang ia gilas dengan mobil mahalnya. Toh, pria itu lebih beruntung karena tewas di tempat, tidak merasakan nyeri teramat di tulang iga seperti yang dirasakan Bill saat itu. Rasa sakit yang dirasakan Bill adalah rasa sakit yang paling buruk yang pernah ia alami selama ini. Bahkan Bill sempat mengumpat kasar dan menyalahkan pria tua yang menurutnya tidak tahu aturan berkendara. Setelah masalah itu diselesaikan, Bill dibawa ke luar kota untuk pengobatan yang lebih memadai selama kurang lebih setengah tahun lebih. Ibu Bill adalah wanita cantik, bijak, dan berkharisma, tidak jarang ia selalu menasehati Bill untuk pergi mendatangi secara langung keluarga pria tua yang sudah dia tabrak hingga tewas. Sekedar menjenguk atau lebih baik lagi meminta maaf. “Apa tidak pernah terbesit sedikit saja rasa ibamu untuk tahu apa yang terjadi pada keluarganya?” Bill yang sedang santai beristirahat kala itu, kemudian berbalik dan memandang ibunya dengan malas. “Buat apa ibu? Ayah sudah menyelesaikan semuanya kan? Bahkan memberi terlalu banyak ganti rugi yang bisa dipakai untuk hidup bertahuntahun.” Nada kesombongan itu bisa terdengar

6

jelas. Atau jangan-jangan orang tua itu sebenarnya hanya pura-pura ingin menyenggol mobil mewahku dan mencari untung lalu meminta ganti rugi, namun sialnya dia tidak sengaja malah tewas. Sang ibu tidak tahu lagi harus bicara seperti apa. Ibu rasa kau perlu tahu, kalau pria itu punya seorang anak perempuan yang masih butuh kasih sayang orang tua dan biaya kuliah. Apa kau tidak menyesal atas apa yang terjadi kepada gadis itu? “Sebenarnya ibu ingin aku berbuat apa? Mengemis maaf kepada pengemis itu?” Bentak Bill karena merasa tersinggung mendengar tiap kata yang keluar dari mulut ibunya, “Ibu tidak mau kamu jadi pria yang tidak bertanggung jawab, Bill. Ibu mohon. Tolong bayangkan kalau kita diposisi anak perempuan itu. Sekali saja Bill, datanglah meminta maafnya.” “Apa ibu tidak takut kalau dia akan minta ganti rugi lagi?” “Berikan saja kalau begitu, nyawa seseorang dan arti kehadirannya tidak akan pernah bisa kau ganti dengan dirimu sekalipun.” September 2010 Bill akhirnya datang, walau dengan setengah hati tentunya. Dengan segenggam buket bunga segar, dengan percaya dirinya dia memustukan masuk ke rumah gadis itu dengan berjalan kaki, karena ternyata rumahnya ada di dalam gang sempit dan dilengkapi rentetan rumah berdempetan yang tampak tidak terurus dan baunya mengganggu indra penghiduannya. Hatinya sudah merasakan hal aneh di setiap langkahnya, ternyata banyak kotoran yang menempel di sepatunya, rasanya dia akan buang saja sepatunya nanti. Kini dia berdiri di depan rumah yang dituju, tidak kotor seperti rumah lain disekitarnya, bersih dan tertata rapi. “Permisi !” seru Bill dengan ogah. Tampak seorang gadis yang tampaknya beberapa tahun lebih muda darinya keluar dari pintu dan menatap curiga. “Anda siapa tuan?” “Ah, namaku, Bill. Maaf ya baru sempat datang, aku baru selesai perawatan karena kecelakaan waktu itu.” Setelah kalimat itu, Bill sudah tidak bisa menggambarkan detil apa yang terjadi. Yang jelas gadis menangis dan berteriak histeris dan nyaris saja kepalaku berciuman dengan pot bunga miliknya. Kemarahan yang tidak bisa aku gambarkan saat itu betul-betul membuatku takut dan tidak bisa membalas perbuatannya. Karena tidak puas pot bunga itu tidak membentur kepalaku, dia semakin mendekat dan memukul wajahku berkali-kali. Anehnya aku tidak merasakan sakit, yang justru membuat perasaanku terluka karena kata-katanya kian tajam mengiris batinku. Aku bisa merasakan.... *** BERSAMBUNG ***

Buletin Mingguan Edisi 5 LPM SINOVIA


SINO KOMENTAR FATHUR KHAIR ARMAN, 2016 Kalau dari MBBC jelas, sudah pasti menarik dalam artian kita disini bukan cuma sekadar menyalurkan bakat dan minat kita dalam berolahraga basket, tapi dari cara kami berorganisasi sudah bisa dibilang sangat menarik, kekeluargaan kami sangat terasa kalau kami sudah berkumpul semua.

AMALIA FERIAL, M.K, 2015 MBBC itu ibarat saudara, selalu ada, selalu mengajarkan, selalu mengingatkan, selalu merasakan pahit manis bersama, selalu setia. Di MBBC bukan hanya sekadar ekskul yang mewadahi hobby mahasiswa Fk Unhas, tetapi MBBC juga mewadahi kami dalam hal akademik. MBBC sangat menjunjung tinggi rasa kekeluargaan. Tidak ada kata junior dan senior tapi kami tetap bersikap sopan.

ADE NUSRAYA, 2015 Menurut saya MBBC ini sangat bermanfaat karena membuka wadah untuk orang-orang yang mempunyai minat dan bakat yang sama dalam lingkup Fakultas Kedokteran. Selain itu, kami juga tetap menjalin silaturahmi dengan anggota MBBC tahun-tahun sebelumnya, sehingga dapat berbagi pengalaman dalam konteks olahraga maupun jenjang pendidikan.

Buletin Mingguan Edisi 5 LPM SINOVIA

7


SINO KOMENTAR

ALIF FATURRAHMAH, 2017 MBBC itu ekstrakurikuler yang sangat bermanfaat buat mahasiswa atau mahasiswa yang menyukai olahraga basket, di sini kita diajar bagaimana mengatur waktu kita di tengah kesibukan kita dalam berkuliah, MBBC itu juga ekskul yang kekeluargaannya sangat erat dimana kita dapat bersilaturahmi dengan senior-senior tahun sebelumnya sehingga kita dapat mendapatkan ilmu baik dalam bermain basket ataupun dalam sister perkuliahan

NABILAH NURAZIZAH, 2016 MBBC itu bukan hanya sekadar hanya main basket, datang latihan lalu pulang. MBBC itu organisasi yang sangat menarik. Kenapa? Karena selain kita main basket, kita juga sering berkumpul bersama tanpa adanya jarak antara senior junior, dan rasa kekeluargaan kami terasa di MBBC.

med.unhas.ac.id/sinovia

@lpmsinovia

LPM Sinovia

@tbr6748d

@LPM_Sinovia

8

Sekretariat Jalan Perintis Kemerdekaan km. 10 Gedung Student Center Lantai 1 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Buletin Mingguan Edisi 5 LPM SINOVIA


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.