SINOVIA MEMEDIASI KOMUNIKASI YANG SEHAT
Buletin Mingguan LPM Sinovia FK Unhas Jumat, 12 Mei 2017 Buku
adalah
jendela
SinoOpini
dunia.
Buku adalah Jendela Dunia
Begitu pepatah anonim yang sering bergaung dimana-mana. Buku adalah jendela dunia. Dengan membaca buku, kita dapat melihat dunia. Dengan membaca buku, kita seolah dapat membuka jendela dan menikmati dunia alam bebas.
Oleh: Widyatma A. Jubhari Mahasiswa Angkatan 2014
Dengan membaca buku, banyak hal baru yang dapat kita temukan dan ketahui. Namun, kini nampaknya buku tidak lagi mencuri perhatian mahasiswa. Kini, lebih sering kita temukan mahasiswa bersama gadget-nya, bersama laptopnya, ataupun bersama teman-temannya. Memang halhal di atas tidak selalu merupakan hal buruk, namun secara tidak langsung menyebabkan minat membaca mahasiswa akan semakin menurun. Penyebab utama semakin menurunnya minat membaca mahasiswa adalah karena tampilan buku yang membosankan, membaca buku membutuh waktu yang lama, dan buku yang re-
Pemimpin Umum: Cahya Ramdhani Sila. Pemimpin Redaksi: Widyatma Adinda Jubhari. Divisi Keredaksian: Musyarafah Jamil, Eka Reskiana WIdhiasnasir, Dheeta Khairunnisa, Marlyna Yanti Mukti Mukhtar, Ismiyanti
pot dibawa kemana-mana. Sementara di era sekarang ini, individu-individu semakin membutuhkan sesuatu yang simpel, menarik, dan instan, dan buku nampakn
Idham, Rita Andriani, Andi Astrid Amalia Team
Work: Maria Kimberly, Dheeta Khairunnisa, Ummy Auliah MJ
Sekretariat
Jalan Perintis Kemerdekaan km. 10 Gedung Student Center Lantai 1 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin www.lpmsinovia.org
@lpmsinovia
LPM Sinovia
@tbr6748d
@LPM_Sinovia
1
nampaknya tidak memenuhi kriteria tersebut. Lan- Simpel, dan tidak membuang-buang waktu. tas, bagaimana sebaiknya kita menyikapinya? Bagaimana mengatasi hal ini? Sebenarnya, kita akan kembali lagi ke masalah kebiasaan. Orang Tampilan buku memang tidak menarik. Mungkin yang sudah terbiasa membaca, akan memiliki lagi dilengkapi dengan ukuran huruf-hurufnya kemampuan scanning ataupun skimming, yaiyang mini seperti semut yang membacanya tu membaca sepintas namun dapat menemudapat menyebabkan kelainan refraksi pada kan titik-titik penting yang dibutuhkannya. Jadi, mata. Sementara, siapa yang bisa mengalahkan marilah sejak dini mahasiswa dibiasakan untuk sosial media? Sekarang, ilmu pengetahuan, ka- membaca cepat. Hal itu dapat dimulai dari babar terbaru, dapat diakses dengan mudahnya di caan-bacaan ringan yang tidak terlalu panjang, sosial media, dengan tampilan yang berwarna, variatif, dan dengan penyajian yang menarik. Inilah yang menjadi tantangan mahasiswa, bagaimana harus bisa “bertahan� membaca tulisan-tulisan tersebut. Maka, sama halnya seperti menumbuhkan perasaan cinta, benih-benih gemar membaca harus ditanam sejak dini dan rajin dipupuki, agar minat tersebut bisa tumbuh dengan subur. Mahasiswa sebaiknya sudah dibiasakan sejak dini untuk membaca tulisan, hal itu bisa dimulai dari buku-buku tipis dengan topik ringan terlebih dahulu, Widyatma A. Jubhari lalu kemudian beranjak mem- Mahasiswa Angkatan 2014 biasakan diri dengan buku yang lebih tebal dan dengan topik yang lebih berat. Maka, rasa cinta membaca buku tersebut akan mulai tertanam seiring dengan kebiasaan membaca buku itu.
kemudian berlatih untuk menemukan titik penting dari bacaan tersebut. Dengan begitu, perlahan-lahan mahasiswa akan memiliki kemampuan scanning dan skimming yang baik sehingga tidak akan membuang waktu lama untuk membaca. Dan terakhir, buku yang rasanya tidak praktis dibawa kemana-mana. Tidak seperti telepon seluler, atau tablet, atau laptop, yang portabel. Coba bayangkan, misalnya seorang mahasiswa kedokteran membutuhkan buku fisiologi Sherwood untuk dibawa ke
kampus, akan seberapa berat tas atau tentengan yang akan dibawa? Coba bandingkan apabila mahasiswa tersebut memiliki ebook Sherwood di telepon seluler, jauh lebih praktis, kan? Untuk poin ini, memang kita tidak dapat membantah kekurangan buku. Namun, alangkah baiknya jika mahasiswa tidak serta-merta meninggalkan buku hardcopy dan langsung “move on� ke bentuk softcopy.
Kadang juga, membaca buku membutuhkan waktu yang lama. Misalnya, untuk mendapatkan sebuah informasi A, seseorang harus membaca satu tema atau subbab yang tebalnya bisa mencapai 10 halaman. Hal itu akan terasa wasting time bagi orang-orang tertentu. Maka, terkadang mahasiswa yang malas membaca, akan meminta begitu saja temannya yang gemar membaca atau lebih banyak tahu untuk menjelaskannya.
Memang segalanya itu butuh perjuangan, berjuang membawa sebuah buku yang berat, namun hasilnya juga tak akan sia-sia. Ingat, hasil tak akan mengkhianati usaha, begitupun juga usaha tidak akan mengkhianati hasil. 2
Sumber gambar: http://health.liputan6.com/read/2508917/hari-buku-nasional-8-alasan-anda-harus-baca-buku Sebenarnya, barang paling penting dalam memupuk minat membaca ini adalah keinginan dan kebiasaan. Apabila mahasiswa tersebut memang sudah terbiasa membaca sejak dini, maka ia akan gemar membaca, dan akan selalu ingin membaca. Seperti sel yang akan bermutasi apabila terus terkena radiasi, seperti perasaan yang dapat berkembang apabila terus berkomunikasi, seperti itu pula minat membaca akan meningkat apabila terus dibiasakan. Oh, dan satu juga, yaitu usaha. Usaha adalah hal paling penting dalam hidup kita. Tanpa usaha, tidak akan ada yang bisa
kita selesaikan. Usahalah sebenarnya trigger terbesar kita untuk membiasakan diri membaca. Apabila kita berusaha untuk mencoba, maka kita akan berhasil. Sama seperti kita berusaha menggapai sesuatu yang kita inginkan, mungkin memang tidak mudah, namun hasil akhirnya pasti akan terlihat, yaitu menjadi apa yang kita inginkan dan yang terbaik untuk kita. Jadi, teman-teman, marilah kita membudayakan membaca, menanamkan keinginan dan kebiasaan membaca, karena buku adalah jendela dunia. ď Š
“...Seperti sel yang akan bermutasi apabila terus terkena radiasi, seperti perasaan yang dapat berkembang apabila terus berlangsung komunikasi, seperti itu pula minat membaca akan meningkat apabila terus dibiasakan...� 3
SinoCerpen
Blue Tomorrow Irma Yulianti
Sumber gambar : shotphotos.com
Wajah langit terlihat gelap gulita seiring perjalanan waktu yang tak pernah berhenti. Seorang lelaki tampak sibuk memandangi sebuah foto yang telah menguning dan berkerut dalam genggamannya. Sebuah foto dimana dirinya sedang tersenyum sumringah bersama kekasihnya. Sedetik kemudian, lelaki itu memaksakan seulas senyum pedih. Entah mengapa, semakin lama kedua matanya menangkap senyum indah di wajah kekasihnya, semakin tersayat-sayat hatinya.
membuat isak tangisnya pecah tak tertahankan. Hembusan angin malam menyapu lembut air mata yang tersisa, meninggalkan rasa dingin yang mencengkram kuat kulit wajahnya. Pikiran Dirga mengembara jauh ke dalam kabut kehidupan masa lalu. Kekasihnya itu memang pernah melontarkan kata-kata yang tidak bisa diterimanya. Kata-kata itu berisikan tentang hari esok. Esok harinya, takkan ada lagi wanita yang menemaninya menatap milyaran bintang di malam hari. Takkan ada lagi canda tawa yang memecah-belah kesepian hati. Takkan ada lagi seorang wanita yang menahan sakit akibat penyakit yang
Keheningan malam menyisakan keping-keping kerinduan dalam hatinya. Hatinya terus mengalunkan nada-nada perih yang memilukan, 4
menggerogoti tubuhnya. Semuanya akan berakhir, seperti sebuah film cinta yang berakhir tragis dengan kematian. Akhir ceritanya selalu diwarnai dengan isakan tangis menderu.
meninggalkanku? Apakah kau tidak tahu bahwa selama tiga hari kepergianmu, aku selalu menangisimu?” tanya Dirga.
“Kak, dengarkan aku...” gumam Alya “Dirga…” pelan, “Selama di duniaku yang baru, aku juga selalu menangisimu. TenSamar-samar terdengar suara lembut anglah, sekarang aku sudah ada di seorang wanita yang tak asing lagi sini. Kau tidak perlu lagi menangis,” di pendengarannya. Tuhan, apakah dia benar-benar Alya? Ia menggosok “Alya…” gumam Dirga sambil mermatanya yang pandangannya sem- emas kedua tangan Alya, “Aku inpat kabur akibat bekas air mata ben- gin kau selalu berada di sampingku ing. Rasa bahagia membuncah hebat dan menemaniku menatap bintang dalam dadanya ketika menyadari so- yang menggelantung indah di lansok itu benar-benar kekasihnya, Alya. git. Kau pernah bilang bahwa kau ingin pergi ke taman impian kan? Aku Dirga langsung bangkit dari tem- akan menemanimu sekarang juga.” pat tidurnya dan memeluk wanita itu erat, seolah-olah melampiaskan Alya mengangguk mantap dan kerinduannya yang menggejolak tersenyum lebar.Ternyata, ingatan hebat. Penantiannya ternyata tidak Dirga terhadap permintaannya se-
Sumber gambar : Favim.com
sia-sia. Alya datang tepat disaat dirinya mulai rapuh dan membutuhkan penopang untuk tetap berdiri. “Alya, kenapa kau pergi meninggal5
setahun yang lalu tidak lekang oleh waktu. Sebelum kepergiannya, Alya memang pernah mengajak Dirga ke taman impian, namun lelaki itu
-irnya kita bisa bersama di taman impian... Seperti harapanku dulu, sebelum keDirga meraih pergelangan tangan Alya matian menjemputku,” bisik Alya tepat di dan mengajaknya ke taman impian. Ta- depan telinganya. man dimana terdapat banyak pasang kekasih yang memadu cinta disana. Lam- Dirga mengusap sisa air di pelupuk matanpu kecil terpasang di ujung tiang-tiang ya, “Berjanjilah agar kau tetap disini dan yang berjejer rapi menerangi kegelapan tidak lagi meninggalkanku.” malam. Dirga menuntun Alya ke sebuah laut yang sepi dan sunyi. Disana terdapat Namun Alya mengucapkan kata-kasekoci yang digunakannya bersama Alya ta yang nyaris membuat jantung Dirga mengarungi gelombang laut. Dinginnya melompat dari sarangnya. malam tidak terasa baginya, karena selalu ada pelukan hangat Alya yang mel- “Aku tidak bisa.” ucap Alya lirih, “Dunia kita berbeda dan aku tidak bisa selalu ingkari punggungnya. bersamamu disini. Tapi aku berjanji akan “Alya…” Dirga membalikkan posisi menemanimu di setiap mimpimu, kareduduknya sehingga berhadapan den- na aku mencintaimu tanpa batas, kak. gan Alya, “Katakan padaku, bahwa apa Perbedaan dunia tidak akan bisa memyang kau katakan tiga hari yang lalu tida- batasi besarnya cinta itu. Maafkan aku, klah benar. Bahwa esok hari kita masih bisa kak Dirga” bersama. Esok hari kita masih bisa menatap keindahan bintang bersama-sama. Katakan padaku bahwa kanker otakmu telah sembuh sehingga tak ada lagi rasa sakit yang membuatmu menderita seperti kemarin. Katakan padaku, Alya..” selalu sibuk dengan pekerjaannya.
Alya terdiam, tidak melontarkan sepatah kata apapun. Bahkan ketika tangan Dirga semakin kuat meremas tangannya, tubuh Alya tetap diam membeku dalam keheningan. Sumber gambar : cntraveler.com “Alya, kenapa kau diam? Katakan padaBayangan Alya tiba-tiba pergi menjauhi ku…” dirinya. Menjauh dan semakin menjauh… Alya menggeleng pelan. Sedetik kemudian, Alya langsung meraih tubuh Dirga “Alya…???” dan memeluknya erat. Ia meluapkan tangisnya yang tertahan hingga baju Dir- Bantal tidurnya telah lama mengerut akibat menampung air matanya setiap ga basah oleh air mata. malam. Dingin menjalari kedua tangann“Dirga, terimakasih untuk hari ini. Akh- ya kuat-kuat hingga selimut tebal pun tak 6
mampu lagi menghangatkan tubuhnya. Di sebuah kamar yang sederhana namun penuh kenangan itu, Dirga berbaring sendirian. Menikmati dinginnya angin malam yang bermandikan keheningan. Tangannya meremas kuat bantal besar yang selama ini menjadi tempat sandarannya untuk menangis, hingga bentuknya sudah tidak beraturan lagi.
Bertemu denganmu bagaikan menggenggam seberkas pancaran cahaya yang menerangi sisi kelamku.
Meskipun hanya sesaat bak fatamorgana senja yang meredup diterpa malam Bahkan dalam mimpi, kau memantikkan pijar keajaiban yang menyeka sendu air mataku Sinarnya menjadi energi yang mengisi Entah dorongan apa yang membuatnya puing-puing kerapuhanku beranjak dari tempat tidur dan bergerak membuka jendela kamarnya lebar-lebar. Dan aku takkan jemu menantimu Ia memandangi milyaran bintang kecil Hingga biru esok mempertemukan kita yang menggelantung bebas di angkasa. kembali Seulas senyum bahagia terbentuk sempurna di wajahnya ketika membayang- The End. kan bahwa bintang-bintang itu adalah bentuk reinkarnasi dari sosok Alya.
SinoPuisi Merindu Dari Jauh Biru
Seberkas cahaya indah di matanya... Seuntai garis manis di senyumnya... Tatapan mata yang sangat memanah jiwa... Senyuman indah yang sangat menawan hati... Gadis itu terus melangkah.. Menjejakkan derap kakinya di kehidupanku ini... Wahai, seseorang yang hanya bisa kupandang dari jauh... Apakah suatu saat nanti engkau bisa memandangku? Apakah suatu saat nanti aku bisa memilikimu? Apakah suatu saat nanti kita bisa menua bersama? Saat ini... Hati ini belum siap memanahmu... Raga ini belum siap meminangmu... Perasaan ini masih harus memantaskan wujudnya... Sampai suatu saat, kerinduan ini tak harus lagi dipancarkan dari jauh... 7
Peluk Kasih -M-
Dulu‌ Kala sunggingan nan indah mempesona Garis kebahagiaan kian terlukis Melintas canda tawa yang berkhias Berjumpa dalam suatu harapan yang membangun Jiwa Kala mentari kian menyapa Bergerau indah dalam kebersamaan Berjumpa dalam pahitnya suatu kerinduan Tak kenal sebuah akhir dari pertemuan Namun, Kini sunggingan tak lagi indah mempesona Mentari tak lagi menyapa Tinggallah tangis yang menari dengan canggungnya Tak pikir pilu yang membayang Penghargaan tuk sebuah perjumpaan Perjumpaan yang begitu singkat Namun, menorehkan banyak kenangan Menorehkan banyak kisah Sungguh, pahitnya derita kerinduan itu! Rindu? Ya! Aku rindu akan dirimu! Aku rindu akan kebersamaan kita! Saat anganku kugelapkan dengan derita Derita tuk arti sebuah kesabaran dan keikhlasan Segalanya kupasrahkan pada Sang Pencipta Satu dalam sujudku‌ Panggung skenario kita akan indah di surga nanti Untukmu‌ Malaikat hati, Ibunda tercinta
Sumber gambar : clipartfest 8