SINOVIA
MEMEDIASI KOMUNIKASI YANG SEHAT Edisi 49 | Sept - Okt 2017
SINO|FOKUS Mengenal Lebih Jauh Sistem PPPD SINO|REPORTASE KOAS SEHAT! SIAPA TAKUT? SINO|PROFIL Program Pendidikan Profesi Dokter SINO|KOMENTAR Perubahan Sistem pada Tahap Pendidikan Profesi Dokter SINO|INSPIRASI IIN FADHILAH UTAMI TAMMASSE Inspiring Student Life Gambar : pexels.com
Salam Redaksi Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua. Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan anugerahNya, sehingga majalah Sinovia dapat sampai ke tangan para pembaca. Majalah edisi 49 ini mengusung tema seputar dunia Mahasiswa Program Profesi Dokter (koas) di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Program Profesi Dokter adalah tahap pendidikan yang memberikan pembelajaran klinik dan komunitas, meliputi skill skill yang belum diajarkan di tahap preklinik, untuk memenuhi kompetensi mahasiswa menjadi seorang dokter. Dalam tahapan ini, dikenal istilah sistem rotasi, yang pada tahun 2016 telah diadakan perubahan pada sistem rotasi kepaniteraan klinik. Melalui perubahan ini, diharapkan terjadi peningkatan kualitas lulusan FK Unhas ditinjau dari berbagai aspek. Selain itu, masalah kesehatan koas merupakan hal penting yang tidak bisa dilupakan. Koas yang setiap hari berinteraksi dengan pasien dengan berbagai kondisi, harus mampu memproteksi dirinya dari hal-hal yang tidak diinginkan agar menjaga tubuhnya tetap sehat dan bugar. Dari pihak fakultas sendiri telah menghimbau mahasiswa yang akan memasuki tahap Pendidikan Profesi Dokter agar menyiapkan daya tahan tubuh terhadap penyakit hepatitis. Namun sayangnya, ada beberapa kendala sehingga masih ada beberapa mahasiswa yang memasuki masa klinik namun belum mempersiapkan hal tersebut. Padahal, vaksin hepatitis merupakan salah satu vaksin yang perlu dilakukan sebelum memasuki masa klinik. Ingin tahu lebih lanjut mengenai hal-hal di atas? Tentang bagaimana perubahan pada sistem rotasi Program Profesi Dokter, alur serta penerapannya, tentang vaksin hepatitis dan kendalanya sehingga belum semua mahasiswa melakukannya sebelum memasuki masa klinik? Kami berharap informasi yang kami sampaikan dalam majalah ini dapat memenuhi kebutuhan para pembaca sekalian tentang hal-hal di atas. Terima kasih kepada seluruh kru dan semua pihak yang telah bekerja sama dalam penerbitan majalah ini. Selamat membaca.
2 Majalah LPM SINOVIA Edisi 49
Tim Redaksi Pelindung Dekan Fakultas Kedokteran Unhas Penanggung Jawab Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Kedokteran Unhas Pemimpin Umum Cahya Ramdhani Sila Pemimpin Redaksi Widyatma Adinda Jubhari Sekretaris Umum Ilul Hidayat AR Bendahara Umum Laila Ulfany Nurdin Koordinator Liputan Dheeta Khaerunnisa Reporter Ummy Auliah MJ, Dini Firli Nur, Mukti Mukhtar, Rita Ariani, Andi Astrid Amalia Putri, Marlina Yanti, Maria Kimberly, Nurdiana Sari, Lady Maria, Dion Kavin Laurenzio, Nurul Utami, Nanda Ayuni, Rifqi Ramdhani Dwi Pamungkas, Ade Nusraya, Sahrah Nur Afifah, Ayumi CK, Muh.Fikri Hidayat, Ayub Ade Yusuf, Muh. Firshan Makbul Editor Apilia Patampang Layouter Musyarafah Jamil, Ismiyanti Idham www.lpmsinovia.org @LPM_Sinovia LPM Sinovia @tbr6748d @lpmsinovia Sekretariat Jalan Perintis Kemerdekaan km. 10 Gedung Student Center Lantai 1 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Daftar Isi 4 8
SINO|REPORTASE KOAS SEHAT! SIAPA TAKUT? SINO|ILMIAH BISRULA (Biskuit Rumput Laut): Inovasi Terbaru Pemasaran Rumput Laut Dalam Upaya Pencegahan Hipertensi pada Ibu Hamil di Kota Makassar
16
12
SINO|FOKUS Mengenal Lebih Jauh Sistem PPPD
SINO|PROFIL Program Pendidikan Profesi Dokter
14 SINO|INSPIRASI IIN FADHILAH UTAMI TAMMASSE Inspiring Student Life
SINO|INSTRUMEN Cast Print 3D
19
SINO|RESENSI Buku “How to Master Your Habits“
20
SINO|INFO Rencana Kurikulum Baru Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
SINO|TIPS Tips Menabung
22
SINO|PUISI Ketika Uang Dituhankan
24 SINO|OPINI Mahasiswa dan Bonus Demografi oleh Ahmad Yasin, S.Ked
SINO|RILEKS Finding Word
SINO|KOMENTAR Perubahan Sistem pada Tahap Pendidikan Profesi Dokter
26 28
SINO|AKSI - Seminar dan Simposum Kedokteran Islam - Sino Peduli
SINO|CERPEN Bulan dan Matahari oleh Dalera
31 34
SINO|GALERI Penerimaan & Pembinaan Kesadaran Bela Negara (P2KBN) Mahasiswa Baru Tahun 2017
Majalah LPM SINOVIA Edisi 49 3
SINO|FOKUS
P P Mengenal Lebih Jauh Sistem PPPD Dalam dunia kedokteran, istilah Mahasiswa Program Pendidikan Dokter (MPPD) bukanlah suatu hal yang asing, terutama bagi mahasiswa yang sedang menjalankannya. Program Pendidikan Profesi Dokter (PPPD) sendiri adalah tahap pendidikan dalam bentuk pembelajaran klinik dan pembelajaran komunitas yang bertujuan untuk memenuhi kompetensi seorang mahasiswa sebelum dinyatakan sebagai dokter. PPPD bukanlah suatu hal yang mudah baik bagi mahasiswa maupun pelaksananya, terlebih jika sistem yang diterapkan tidak terkontrol dengan baik.
4 Majalah LPM SINOVIA Edisi 49
D P
Perubahan sistem rotasi PPPD
Pada bulan Januari 2016 PPPD Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin telah diputuskan untuk dilakukan perubahan pada sistem rotasi. Rotasi kepaniteraan klinik sendiri merupakan pengaturan proses pembelajaran PPPD yang berlangsung di rumah sakit, puskesmas, dan instansi lain yang terkait. Pada tahap ini, segala informasi dan wadah komunikasi mahasiswa program pendidikan dokter berbasis web atau yang lebih dikenal Sistem Informasi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter (SIMPPD). Sistem ini memungkinkan mahasiswa untuk mengetahui kelompok rotasi, departemen, tanggal stase di masing-masing departemen, tanggal perkiraan kenaikan tingkat, bahkan hingga tanggal selesainya. Selain itu, sistem ini memudahkan mahasiswa untuk melihat dan mencetak kartu hasil studinya.
Perubahan sistem rotasi PPPD dilatarbelakangi oleh masa pendidikan yang memanjang sehingga angka kelulusan setiap tahunnya menurun dan keaktifan mahasiswa sulit dipantau. Hal ini disebabkan karena pada sistem rotasi sebelumnya mahasiswa yang bersangkutan memilih sendiri departemen serta waktu stase sehingga menyebabkan tidak meratanya penyebaran mahasiswa di setiap departemen dan tidak terpantaunya keberadaan mahasiswa. Berdasarkan hal-hal tersebut, sehingga dipandang perlu untuk meninjau kembali proses pendidikan di tahap profesi dokter.
Majalah LPM SINOVIA Edisi 49 5
Alur Program Pendidikan Profesi Dokter Pelaksanaan sistem rotasi pada umumnya tidak berbeda dengan pelaksanaan sistem pada preklinik. Jika mahasiswa pre-klinik melakukan registrasi dan pendaftaran online melalui Portal akademik, maka MPPD akan melakukan registrasi dan pendaftaran pada SIMPPD. Hanya saja, sistem rotasi PPPD memiliki alur yang cukup kompleks dibandingkan dengan pelaksanaan sistem pada preklinik.
1
Setelah pendaftaran, koordinator tahap PPD akan mengatur rotasi mahasiswa dan membuat surat pengaturan rotasi yang ditujukan ke Wakil Dekan Bidang Akademik dan pengembangan.
2
Pembuatan surat pengantar oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan pengembangan yang ditujukan pada Koordinator Pendidikan Mahasiswa (KPM) pada departemen bersangkutan.
3
Mahasiswa yang telah memenuhi syarat menjalankan PPPD akan melakukan pendaftaran dan registrasi online melalui SIMPPD.
Penerapan Sistem Rotasi Baru
Pelaksanaan sistem rotasi yang telah diperbaharui nyatanya dapat memberi keuntungan bagi mahasiswa dan Clinical Education Unit (CEU) yang bertugas mengkoordinir sirkulasi mahasiswa kepaniteraan klinik secara umum serta registrasi dan verifikasi mahasiswa yang akan mengikuti ujian
6 Majalah LPM SINOVIA Edisi 49
komprehensif. Keuntungan tersebut berupa kemudahan mahasiswa dalam mengakses nilai melaui SIMPPD, dapat menghindari turun minggu dengan jadwal yang lebih jelas dan teratur, serta mahasiswa dapat secara langsung berinteraksi dengan tenaga pengajar yang profesional.
Meskipun perubahan sistem rotasi PPPD dinilai memiliki banyak kelebihan, namun beberapa MPPD masih beranggapan jika sistem ini memiliki beberapa kekurangan yaitu jumlah mahasiswa yang menumpuk pada beberapa departemen dan membatasi ruang gerak antara senior dan junior
MPPD selanjutnya melapor dengan membawa surat pengantar oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan pengembangan ke KPM sebelum dilakukan pengimputan data MPPD yang telah melapor pada SIMPPD.
4
KPM akan melaporkan jumlah MPPD dan mencocokkan data mahasiswa yang telah terlapor di SIMPPD. Setelah prosedur tersebut selesai, mahasiswa dapat melaksanakan kepaniteraan klinik pada departemen bersangkutan.
Setelah MPPD menyelesaikan kepaniteraan klinik di departemen tempat bertugas, KPM akan mengimput nilai pada SIMPPD dan melakukan pengiriman nilai secara tertulis pada Wakil Dekan Bidang Akademik dan pengembangan dan Clinical Education Unit (CEU)paling lambat 1 minggu setelah kepaniteraan selesai.
6
5
7
dalam hal diskusi. Menanggapi hal tersebut, pihak CEU sendiri memberi tanggung jawab penuh kepada setiap departemen untuk mengatur waktu stase, rancangan pembelajaran dan jadwal kegiatan, serta metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan oleh tiap departemen di PPPD pada
MPPD dapat melakukan pendaftaran untuk kepaniteraan klinik tahun kedua dengan mengisi Kartu Rencana Studi(KRS) apabila telah menyelesaikannya pada tahun pertama.
dasarnya yaitu belajar mandiri, kuliah dan diskusi, demonstrasi serta praktek. (ummy dan astrid)
Narasumber : Dr. dr. Deviana Soraya Riu, Sp.OG
Majalah LPM SINOVIA Edisi 49 7
SINO|REPORTASE
Gambar : health-hq.com
KOAS SEHAT! SIAPA TAKUT?
Di penghujung masa kuliah tahap pre-klinik, mahasiswa kedokteran akan disibukkan oleh banyak hal.Ada yang mengurus Kuliah Kerja Nyata (KKN), menyelesaikan skripsi, menuntaskan urusan organisasi, dan semuanya dibarengi dengan mata kuliah yang tidak mudah. Selain itu, sebentar lagi Anda akan memulai petualangan sebagai dokter muda (mahasiswa tahap klinik) dan magang di rumah sakit
8 Majalah LPM SINOVIA Edisi 49
atau yang lebih dikenal dengan sebutan koas singkatan dari ko-asisten (co-assistant). Ketika memasuki dunia klinik, terkadang kita dilanda kebingungan, masih banyak yang belum kita ketahui mengenai halhal yang perlu dipersiapkan. Selain harus menguasai teori dan praktik (skill) ilmu kedokteran dengan baik, kita juga perlu menyiapkan stamina dan kondisi tubuh yang baik.
Mahasiswa kedokteran atau siapa pun yang berkecimpung di dunia kesehatan, setiap hari terpapar dengan berbagai macam penyakit. Oleh karena itu, kita harus memiliki daya tahan tubuh yang bagus. Tuhan menciptakan tubuh kita dengan sangat sempurna dan pertahanan yang bagus. Contohnya, ketika kita terkena debu atau polutan timbul mekanisme bersin, serta ketika tubuh kemasu-
MELAKONI DUNIA KOAS, kita akan sering kontak dengan pasien beragam penyakit, bahkan dengan penyakit yang berbahaya. Faktor risiko terpapar penyakit pun meningkat, jika daya tahan tubuh kurang baik maka kita akan mudah terserang penyakit. Hal ini menjadi momok yang menakutkan di kalangan mahasiswa kedokteran. Bagaimana mengatasinya? Apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh? Simak ulasan berikut
Penyuntikan vaksin hepatitis, salah satu yang penting dilakukan sebelum memasuki masa klinik kan benda asing maka tubuh akan memuntahkannya. Namun, tidak semua penyakit bisa diatasi oleh tubuh sendiri. Jadi, sebelum memasuki masa koas, kita harus memiliki daya tahan tubuh yang bagus.
Salah satu cara yang dapat kita lakukan agar bisa membantu pembentukan pertahanan tubuh yang baik yakni dengan vaksinasi. Vaksin merupakan bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar. Vaksin dapat juga berupa galur virus atau bakteri yang tel-
ah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin berperan sebagai pertahanan tubuh yang dibentuk. Penyuntikan vaksin hepatitis merupakan salah satu vaksin yang perlu dilakukan. Apa itu hepatitis? Hepatitis adalah suatu penyakit infeksi virus pada organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis. Sebenarnya ada 5 jenis virus hepaMajalah LPM SINOVIA Edisi 49 9
FIGHT
THE RISK
titis yaitu A, B, C, D, dan E. Biasanya untuk tipe D dan E ikut bersama virus hepatitis tipe B. Jadi secara umum virus hepatitis ada A, B, dan C. Tipe E biasanya terdapat pada air, sedangkan tipe D selalu terbawa bersama tipe B. Bicara kesediaan vaksin hepatitis, untuk tipe A berasal dari virus hepatitis A yang dilemahkan, tipe B dari virus hepatitis B, sedangkan vaksin hepatitis C sampai sekarang belum ditemukan. Oleh karena itu, kita harus memperhatikan daya tahan tubuh kita dari serangan berbagai macam penyakit. Penting bagi kita untuk melakukan vaksinasi hepatitis B. Terkadang pada penderita hepatitis tidak bergejala, oleh karena itu kita harus mengetahui kondisi tubuh kita sebelumnya dengan melakukan pemeriksaan HbsAg dan anti-HBS. Jika HbsAg positif, artinya tubuh telah terpapar virus hepatitis dan tidak bisa diberi vaksin (vaksin tidak akan bekerja). Jika hasil negatif, kita periksa ada tidaknya anti-HBS. Jika anti-HBS tidak ada maka kita perlu memberikan vaksin. Jika di dalam tubuh terdapat anti-HBS periksa kadarnya, apabila <100 maka perlu divaksinasi, jika > 100 tidak perlu divaksin karena pertahanan dari tubuh dianggap sudah cukup. Jika positif mengidap hepatitis B, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Menilai apakah virus
10 Majalah LPM SINOVIA Edisi 49
tersebut aktif atau tidak, banyak atau tidak, merusak jaringan hati atau tidak. Jika terdeteksi merusak jaringan hati, lakukan pemeriksaan fibro-scan. Sedangkan untuk hepatitis A sendiri, kita sudah mendapatkan vaksin sebelum berusia 12 tahun. Pada rentang usia 12 tahun sampai 40 tahun ada divaksinasi ulang, utamanya untuk mahasiswa yang akan memasuki dunia koas. Vaksin yang perlu dilakukan lainnya adalah vaksin tetanus serta vaksin Human Papilloma Virus (HPV) bagi wanita untuk menghindari kanker serviks, yang bisa dilakukan mulai dari umur 9 tahun. Yang paling diutamakan untuk koas adalah vaksin hepatitis B. Mengapa? Karena penyakit ini sangat mudah menular melalui darah dan cairan tubuh penderitanya. Bagi mahasiswa yang baru memasuki dunia medis sangat rentan terkena virus ini. Tenaga medis baik itu dokter, perawat, dan yang lainnya semua memiliki faktor risiko. Baik melalui jarum suntik maupun yang lainnya. Kita membutuhkan vaksin untuk mencegah penyakit-penyakit yang berbahaya bagi tubuh kita, bisa dikatakan sebagai langkah awal untuk membentengi diri kita dari penyakit. Prosedur vaksin hepatitis B dilakukan sebanyak tiga kali pemberian, yakni : pada saat kunjungan pertama, kemudian sebulan setelahnya, dan enam bulan kemu-
dian. Mengapa dilakukan tiga kali? Karena berdasarkan penelitian, tiga kali pemberian vaksin sudah cukup untuk melawan virus hepatitis B. Vaksinasi hepatitis B aman dilakukan di berbagai usia. Pemberian vaksin untuk bayi bisa dilakukan di puskesmas, namun untuk orang dewasa hanya terdapat di rumah sakit. Hal ini merupakan kebijakan dari pemerintah. Selain itu untuk orang dewasa, sebelum divaksin harus melakukan serangkaian pemeriksaan yang hanya bisa dilakukan di rumah sakit. Jika telah mendapatkan vaksin hepatitis B ketika bayi, sebaiknya diberikan â&#x20AC;&#x153;boosterâ&#x20AC;? atau pemberian ulangan untuk memicu terbentuknya antibodi kembali terhadap hepatitis B, sebab vaksin ini tidak bertahan seumur hidup jadi perlu â&#x20AC;&#x153;boosterâ&#x20AC;?. Efek samping vaksin relatif ringan, seperti reaksi alergi dan gatal-gatal.
Peran fakultas sampai saat ini adalah sebatas menghimbau kepada mahasiswa untuk mencegah dan menyiapkan daya tahan tubuh terhadap Hepatitis tersebut.
Beberapa pertimbangan yang menjadi faktor fakultas belum
mewajibkan vaksin hepatitis yaitu penyuntikan vaksin tidak termasuk dalam pembayaran UKT; persetujuan orang tua untuk pungutan biaya lebih; pengaruh kebijakan terhadap pihak luar (universitas lain); serta penyedia vaksin.
Di luar peran fakultas, pihak mahasiswa sendiri dinilai masih kurang dalam memerhatikan keselamatan kerjanya. Masih banyak mahasiswa yang belum menyadari pentingnya melakukan vaksinasi ini. Berbagai alasan yang diantaranya: vaksinasi yang tidak bersifat wajib; biaya vaksin yang cukup mahal; tidak memiliki waktu luang untuk melakukan vaksinasi, khususnya untuk vaksi Hepatitis B yang terlalu panjang prosesnya, mulai dari antri pemeriksaan HbsAg dan anti-HBS, pemberian vaksin sebanyak 3 kali dengan jarak waktu tertentu.
dan pasien ketika akan melakukan tindakan medis. Melakukan cuci tangan sebelum dan setelah menyentuh pasien, menggunakan handscoon, melakukan injeksi dengan baik dan sesuai teknik yang benar menjadi yang penting untuk dilakukan, serta mengajarkan kepada pasien cara batuk yang baik untuk meminimalisir penularan penyakit. Tingkatkan perlindungan diri, bekali daya tahan tubuh dengan vaksin. Karena demi kinerja yang baik sebagai klinisi, diperlukan tubuh yang sehat dan kemampuan yang baik. (RA, RR)
NARASUMBER AHLI
dr. Rini Bachtiar, Sp.PD, K-GEH
Sebagai koas maupun calon koas, perlu melakukan tindakan preventif sebelum memasuki dunia klinik. Perhatikan keamanan diri Majalah LPM SINOVIA Edisi 49 11
Gambar : Nanda
SINO|PROFIL
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER Tahap profesi pada Program Pendidikan Profesi Dokter merupakan pendidikan kedokteran yang dilaksanakan melalui proses belajar mengajar dalam bentuk pembelajaran klinik dan pembelajaran komunitas yang menggunakan berbagai bentuk dan tingkat pelayanan kesehatan yang memenuhi persyaratan sebagai tempat praktik kedokteran. Program Pendidikan Profesi Dokter (PPPD) merupakan program lanjutan yang tidak terpisahkan dari program sarjana pendidikan kedokteran, dan dilaksanakan selama 4 semester. Mahasiswa tahap profesi adalah peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan sarjana kedokteran yang telah terdaftar di Program Pendidikan S1 Kedokteran tahap profesi dan telah menyelesaikan kewajiban administrasi.
12 Majalah LPM SINOVIA Edisi 49
Visi dan Misi Program Pendidikan Profesi Dokter Visi dari Departemen Program Pendidikan Profesi Dokter adalah Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin menjadi Fakultas Kedokteran yang berwawasan internasional, berjiwa maritim, dan berorientasi masyarakat serta menjadikan Fakultas Kedokteran berstandar internasional yang mampu meningkatkan kesehatan masyarakat. Sedangkan misinya adalah menyelenggarakan pendidikan dan penelitian berkualitas internasional, dan mendukung terwujudnya masyarakat yang sehat sejahtera. Kedua, menyelenggarakan tata kelola fakultas yang baik (Good Faculty Governance) dan kepemimpinan yang efektif.
Perubahan sistem rotasi pada Program Pendidikan Profesi Dokter
B
erdasarkan hasil keputusan pada rapat kerja program studi pendidikan S1 kedokteran yang diadakan pada 13 sampai 14 Juni 2015 mengenai perubahan sistem rotasi pendidikan kodokteran tahap profesi dan juga berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada mahasiswa, maka diperoleh bahwa tingkat paparan antara mahasiswa dan dosen pembimbing akademik terbilang masih kurang serta didapatkan bahwa proses belajar mengajar yang belum efektif. Hal ini memprakarsai dilaksanakannya rapat kerja program studi S1 Kedokteran tahap profesi Clinical Education Unit (CEU) pada tanggal 4 sampai 5 Juli 2015. Hasil rapat tersebut berupa konsep susunan sistem rotasi yang baru dan pembaharuan peraturan akademik tahap profesi pendidikan kedokteran yang kemudian dilaporkan melalui rapat senat Fakultas Kedokteran UNHAS pada tanggal 29 Desember 2015. Maka, diputuskan bahwa perubahan sistem pada PPPD mulai dilakukan pada Januari 2016. Penyelenggaraan PPPD itu sendiri dilaksanakan di Rumah Sakit Pendidikan yaitu RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dan RS Pendidikan Universitas Hasanuddin, tepatnya di lantai 4 gedung A, beberapa rumah sakit jejaring pendidikan, dan di puskesmas.
Pada sistem sebelumnya, rotasi serta waktu stase diatur oleh mahasiswa yang bersangkutan, hingga menyebabkan angka kelulusan tepat waktu <80% dan menyulitkan pemantauan keaktifan mahasiswa selama proses
Pengelolaan Program Pendidikan Profesi Dokter
P
engelolaan Program Pendidikan Profesi dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudddin diatur oleh Program Pendidikan Profesi Dokter, yang bertugas melaksanakan koordinasi penyelenggaran proses pendidikan pada tahap profesi proses pendidikan kedokteran. Tim pengelola PPPD diangkat oleh dekan dan berdasarkan surat keputusan Dekan Fakulatas Kedokteran Universitas Hasanuddin. PPPD FK UNHAS saat ini diketuai oleh dr. Dimas Bayu, Sp.PD. Terdiri atas beberapa divisi, yaitu yang pertama, Divisi Assesment yang bertugas menyusun jadwal dan pelaksanaan ujian komprehensif dan ujian akhir PPPD FK UNHAS. Kemudian mengusulkan proses pembuatan soal sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI). Yang kedua, ada Divisi Sistem Rotasi yang bertugas mengatur
rotasi stase dan pengelompokan mahasiswa dan juga memantau keaktifan mahasiswa PPPD tersebut. Yang ketiga, Divisi Pendidikan yang bertugas memantau proses pendidikan dan kemajuan hasil studi pada MPPD. Selain memantau proses pendidikan yang berlangsung, divisi ini juga berperan dalam mengusulkan perkembangan sistem PPPD itu sendiri, dan mengatur jadwal untuk peserta didik PPPD yang ingin melaksanakan bimbingan untuk persiapan Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD). Yang terakhir adalah Divisi Monitoring dan Evaluasi yang bertugas untuk mengevaluasi dan me-monitoring proses pembelajaran yang berlangsung pada PPPD, serta menindaklanjuti jika terdapat masalah yang terjadi pada PPPD tersebut. (NA)
â&#x20AC;&#x153;Harapan Departamen Program Pendidikan Profesi Dokter ke depannya yaitu agar lulusannya tepat waktu, apalagi setelah menerapkan sistem seperti sekarang ini, dan dengan sistem yang ada, mahasiswa PPPD bisa terbiasa dengan soal-soal yang disajikan dalam bentuk Multiple Choice Question (MCQ) atau Computer Based Test (CBT). Yang terakhir, agar semakin banyak lulusan terbaik yang dicetak Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin,â&#x20AC;? tutur dr. Dimas Bayu selaku Koordinator CEU FK Unhas Departemen Program Pendidikan Profesi Dokter. Majalah LPM SINOVIA Edisi 49 13
SINO|ILMIAH
REVIEW ARTIKEL PENELITIAN
BISRULA (Biskuit Rumput Laut): Inovasi Terbaru Pemasaran Rumput Laut Dalam Upaya Pencegahan Hipertensi pada Ibu Hamil di Kota Makassar Gambar : biosmagz.com
S
etiap Ibu pasti mendambakan masa kehamilan dan proses melahirkan yang lancar serta bayi yang sehat bugar. Namun, tidak dapat dipungkiri berbagai kendala dapat dialami Ibu selama kehamilan dan proses persalinan ini, salah satunya hipertensi. Berdasarkan data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2015, hipertensi pada kehamilan mempengaruhi sekitar 10% dari semua wanita hamil di seluruh dunia. Lebih dari 25% kematian ibu di Indonesia pada tahun 2013 disebabkan oleh Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK). Gangguan hipertensi pada kehamilan merupakan penyebab esensial dari tingginya angka kecacatan jangka panjang dan kematian di kalangan ibu dan bayi. Pengontrolan tekanan darah hanya dengan mengandalkan obat-obatan saja bukanlah anjuran utama untuk mencegah dan mengobati hipertensi. American Heart Association (AHA) telah merekomendasikan untuk mengubah gaya hidup dan pola makan. Salah satunya dengan konsumsi iodium. Menurut Krasses dkk, pada ibu hamil dengan iodium yang tidak mencukupi terjadi suatu kondisi di mana hormon tiroid tidak mencukupi yang disebut dengan hipo-
14 Majalah LPM SINOVIA Edisi 49
tiroidisme yang berisiko pada komplikasi kehamilan seperti pre-eklampsia, dan penyakit hipertensi lainnya. Wei mengemukakan bahwa iodium adalah salah satu mikronutrien penting yang dibutuhkan untuk perkembangan saraf dan produksi hormon tiroid. Setelah pembuahan terjadi, produksi hormon tiroid ibu hamil meningkat sekitar 50% akibat meningkatnya penggunaan oleh janin, meningkatnya pembersihan iodium ginjal, dan meningkatnya ikatan dengan thyroid binding globulin (TBG). Sehingga kekurangan iodium akan menyebabkan kekurangan hormon thyroid (hipotiroidisme) yang berisiko pada komplikasi kehamilan seperti pre-eklampsia,
absupsi plasenta, aborsi, bayi prematur, dan berat badan lahir rendah. Astuti dan Sumartini dalam tulisannya di tahun 2014 mengemukakan bahwa untuk mencegah efek membahayakan pada janin, maka kekurangan iodium ibu harus dikoreksi sebelum konsepsi. American Thyroid Association (ATA) merekomendasikan asupan pada ibu hamil dan menyusui sebesar 250 mikrogram per hari. Disamping mengonsumsi suplemen, maka dianggap penting untuk mengonsumsi makanan lain yang beriodium tinggi. Salah satunya adalah rumput laut. Selain tinggi iodium, rumput laut Gracilaria sp juga tinggi serat.
Berdasarkan data Food and Agriculture Organization (FAO) tahun 2008, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil rumput laut terbesar, bahkan di tahun 2013 Indonesia sempat menduduki tempat kedua setelah Cina dan menjadi eksportir rumput laut terbesar. Sulawesi Selatan sendiri mendapat alokasi anggaran sebesar Rp30 milyar pada tahun 2016 sehingga produksi yang tinggi tersebut merupakan peluang untuk mengembangkan produk turunan dari rumput laut, agar dapat menciptakan nilai tambah bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Hal ini menjadi perhatian mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin sehingga tercetuslah ide untuk menguji efektifitas pengelolaan dan
pengembangan biskuit rumput laut dalam upaya pencegahan hipertensi pada ibu hamil di Kota Makassar. Peneliti menyeleksi 14 orang ibu hamil khususnya di sekitar kecamatan Tamalanrea dengan usia kehamilan berkisar pada trimester kedua dan ketiga yang mengalami hipertensi (minimal tekanan darah 140/90 mmHg), namun cukup disayangkan terdapat empat orang yang drop out selama penelitian. Kemudian, para ibu dibekali dengan biskuit yang diolah dengan bahan dasar rumput laut yang akan diambil dari pabrik rumput laut Kawasan Industri Makassar (KIMA) dan dinamakan Biskuit Rumput Laut (BISRULA).
Dari 10 ibu-ibu yang memenuhi kriteria, dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol atau kelompok yang tidak diberikan BISRULA dan kelompok intervensi atau kelompok yang diberikan BISRULA. Pengukuran tekanan darah sistol dan diastol pun dilakukan setiap minggunya. Dari hasil pengamatan seksama itulah didapatkan terjadi penurunan tekanan darah pada ibu-ibu yang diminta utuk mengonsumsi BISRULA selama empat minggu. Sedangkan lima ibu lainnya yang bertindak sebagai kontrol tidak mengalami penurunan tekanan darah. Namun, setelah pengujian hubungan antara pemberian BISRULA dan signifikasinya dengan tekanan darah, maka ditemukan bahwa hal BISRULA belum dapat berperan signifikan untuk mempengaruhi hipertensi pada ibu hamil. Kurangnya jumlah sampel karena ketatnya kriteria inklusi dan eksklusi peneliti serta terbatasnya waktu penelitian yang berkisar hanya satu bulan menjadi kendala utama dalam perkembangan penelitian ini. Maka, besar harapan penggunaan rumput laut dapat semakin dikembangkan demi kesehatan. (AYK)
Penulis Artikel : Anis Ammar Mihdar Andi Moh. Roem Askari Muh. Haedar (Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin)
Pemberian Bisrula dan follow up tekanan darah pada sampel
Gambar : AAM
Yasmin Syauki (Dokter Spesialis Gizi Klinik â&#x20AC;&#x201C; Departemen Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin) Majalah LPM SINOVIA Edisi 49 15
SINO|INSPIRASI
INSPIRING STUDENT LIFE Segala bentuk prestasi yang dimiliki oleh Iin Fadhilah Utami merupakan hasil dari kerja kerasnya yang luar biasa selama ini. Mulai dari menyusun perencanaan hidup, membagi waktu dengan baik, mengikuti Tri Dharma Perguruan Tinggi hingga belajar dari lawan saat berkompetisi. Berbicara tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi, penulis buku “Merangkul Salju di Negeri Mimpi” kelahiran 8 April 1995 ini berusaha untuk memenuhi dirinya dengan nilai-nilai pada Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Ketiga nilai tersebut ia penuhi dengan cara aktif dalam perkuliahan dan mendapatkan nilai yang baik, aktif dalam membuat penelitian, dan aktif dalam berorganisasi. Tentu tidak mudah, tetapi dengan tekad dan keteguhan hati yang dimilikinya, kini ia dapat menginspirasi banyak orang. “..hidup ini bukan tentang manajemen waktu, tetapi manajemen hidup..”
Apa prestasi terbesar yang pernah Anda raih? Saya rasa semua prestasi yang saya dapat besar, karena masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Tetapi yang paling besar adalah bukan ketika saya memegang piala dan semua orang bertepuk tangan, bukan ketika saya mendapatkan uang dari hadiah lomba, bukan ketika saya diliput karena menang, tetapi ketika prestasi itu ternyata bisa menginspirasi orang lain dan banyak juara-juara lain yang tercipta.
16 Majalah LPM SINOVIA Edisi 49
Apakah yang menjadi passion Anda? Saya mendalami passion saya, dan passion saya ada banyak.Tiga tahun yang lalu, ketika saya masuk di Universitas Hasanuddin sebagai mahasiswa baru, saya diamanahkan untuk membaca janji mahasiswa di Baruga di hadapan 1500 mahasiswa baru seUnhas angkatan 2014. Dalam janji mahasiswa itu ada kalimat yang tertulis bahwa saya harus mengikuti Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Nah, selama menjadi mahasiswa, saya berusaha
CURRICULUM VITAE Nama Iin Fadhilah Utami Tammasse Nama Panggilan Iin Lahir Makassar, 8 April 1995 Alamat BTP Blok I No. 33 Jalan Tamalanrea Raya E-mail iinfadhilahf@gmail.com Website www.iinfadhilah.com Bahasa Bahasa Indonesia, English, German, Bugis Minat Book Author, Research, Leadership, Public Speaking, and Traveling Motto Reinforce the Unity, Strive for Excellency! Pendidikan - SD IT Plus Al-Ashri - SMP Islam Athirah Bukit Baruga - SMA Negeri 17 Makassar - Exchange Year AFS Kantonssuchule Zurich Nord (North Zurich High School) - S1 Fakultas Kedokteran UNHAS
untuk memenuhi diri saya dengan ketiga nilai itu. Kalau pendidikan berarti saya harus menjalani kuliah dengan baik, mendapatkan nilai yang baik dan Insyaa Allah lulus dengan nilai yang baik juga. Kalau penelitian saya memenuhinya dengan mengikuti sebuah organisasi keilmiahan yaitu Medical Youth Re-
search Club (MYRC) dan juga aktif berkarya di dalamnya, dalam hal ini membuat penelitian. Sekarang alhamdulillah saya mendapatkan kesempatan yaitu dua karya Program Kreativitias Mahasiswa (PKM) saya dibiayai. Lalu yang terakhir untuk pengabdian masyarakat, saya memilih mengikuti sebuah organisasi yaitu Asian Medical Students Association (AMSA) dan menjadi ketua di dalamnya. Tentunya di AMSA saya belajar banyak sekali hal termasuk dalam hal pengabdian kepada masyarakat, bagaimana menjadi seorang pemimpin agar siap terjun di masyarakat itu sendiri. Selain itu saya punya passion lain, yaitu menulis dan menjadi Master of Ceremony. Tentunya saya masih aktif untuk menerima job, dan saya paling suka untuk membawakan materi di sebuah acara ke sekolah-sekolah seperti SMA dan menceritakan perjalanan saya bagaimana bisa masuk FK. Memang sederhana, tetapi impact-nya sangat besar. Bahkan kemarin saya bertemu mahasiswa baru angkatan 2016 yang ternyata merupakan salah satu audience saya dalam salah satu acara motivasi. Dia mengatakan kepada saya bahwa dia adalah satu orang yang terinspirasi karena saya. Menurut saya, itu juga merupakan prestasi yang sangat besar sampai saat ini. Selama ini, apakah Anda mengalami kegagalan yang menyakitkan? Jika pernah, bagaimana cara anda mengatasi kegagalan tersebut? Semua kegagalan pasti menyakitkan. Karena saya memiliki sebuah prinsip, â&#x20AC;&#x153;Maju menang, atau tidak ikut sama sekaliâ&#x20AC;?. Makanya semua kegagalan menyakitkan buat saya. Walaupun begitu, kegagalan itu tidak saya jadikan ajang untuk menunjukkan kelemahan diri saya, tetapi justru menjadi sentakan lain
yang bisa membuat diri saya menjadi lebih baik. Saya belajar dari lawan, melihat mana yang baik, dan itu bukan kegagalan dan membuat saya benar-benar kalah. Justru saya akan terpacu lagi untuk memperbaiki apa yang harus saya perbaiki. Berbicara tentang cara mengatasi kegagalan, tentu harus dijadikan pelajaran lalu mencoba lagi. Bagaimana cara Anda membagi waktu antara perkuliahan, organisasi, dan passion anda yang lainnya seperti hobby, dengan teman dan keluarga? Orang tua saya selalu mengajarkan saya bahwa kita tidak pernah akan menjadi hebat dalam satu hal, menjadi hebat dalam satu hal itu bukan kehebatan, tetapi hebat itu ketika kita bisa melakukan semuanya dan semua itu sukses, sesuai kadar kita sebagai mahasiswa. Dan menurut saya, cara saya membagi semua itu adalah dengan membuat perencanaan. Bahkan kecanduan saya dalam membuat perencanaan itu besar sekali. Saya punya perencaaan mulai dari jangka panjang seperti 20 tahun, 10 tahun, 5 tahun, 1 tahun, 6 bulan, 3 bulan, 1 bulan, 1 minggu, hingga 1 hari. Saya orang yang sangat rapi dalam menyusun perencanaan hidup, walaupun eksekusi tidak rapi, karena itu kan sudah kehendak Tuhan. Kalau perencanaan kan saya yang punya jadi saya harus memperbaiki perencanaan. Saya punya sebuah buku agenda yang selalu saya isi sesuai dengan agenda saya dan sangan rinci di dalamnya seperti apa target saya dan apa yang harus saya lakukan dengan itu. Intinya direncanakan dengan baik karena hidup ini bukan tentang manajemen waktu, tetapi manajemen hidup. Maksudnya, bagaimana cara kita untuk membagi hidup
sekian untuk Tuhan, sekian untuk sahabat, sekian untuk keluarga, sekian untuk masa depan, sekian untuk cinta, sekian untuk social media, pokoknya semua harus lengkap. Bagaimana cara anda memotivasi diri anda untuk bekerja? Saya punya impian, dan impian itu harus saya kejar. Dan itulah motivasi saya. Berbicara tentang perencanaan hidup yang saya buat, di sana saya menuliskan target dan target itulah yang harus saya capai. Ada yang namanya long term target dan ada juga short term target. Nah, di long term target saya, saya memiliki sebuah visi. Selesai menjadi dokter saya mau punya gelar Ph.D, saya juga mau menjadi dokter spesialis, saya mau melanjutkan kuliah S3 lagi, pokoknya semua perencanaan seperti itu sudah matang. Dengan bisa sampai ke sana, saya harus mempersiapkan semuanya dengan bekerja keras mulai dari sekarang. Adapun saya yang hari ini adalah kerja keras selama 20 tahun antara saya, orang tua, teman-teman, dan masih banyak lagi yang terlibat. Untuk sekarang ini juga saya di amanahkan menjadi Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES) FK Unhas dan bertanding di Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (PILMAPRES) 2017 tingkat Unhas bersama dengan 14 mahasiswa lain yang mewakili fakultas mereka masing-masing di Unhas. Di sana saya bertemu dengan orang yang hebat-hebat. Justru saya tidak merasa itu sebuah kompetisi, hal itu bahkan membuka wawasan saya lebih luas lagi bahwa ternyata di luar Fakultas Kedokteran banyak orang yang memiliki wawasan yang luas, cara pandang yang bagus dan berbeda-beda, dan tentunya dengan begitu saya bisa mengukur diri saya ini sudah sejauh mana. Majalah LPM SINOVIA Edisi 49 17
‘‘
‘‘
..kita tidak akan pernah menjadi hebat dalam satu hal, menjadi hebat dalam satu hal itu bukan kehebatan, tetapi hebat itu ketika kita bisamelakukan semuanya dan semua itu sukses, sesuai kadar kita sebagai mahasiswa.
Apa tips anda untuk temanteman sejawat di FK? Saya bukan orang yang paling pintar di FK, masih banyak orang lain di atas saya yang jauh lebih pintar dan saya sadari itu. Tetapi, satu hal, hidup ini bukan hanya tentang belajar buku pelajaran. Karena ternyata hidup ini hanya sekian persen saja yang tertera di buku pelajaran. Tapi hidup ini tentang soft skill juga. Bagaimana kita tahu caranya kalau bertemu dengan orang lain, bagaimana kita menyikapinya, bagaimana kita bekerja sama, dan masih banyak hal lain yang akan berpengaruh sangat banyak di hidup kita. Jadi mulai sekarang, perkaya diri dengan berbagai macam ilmu, dan hal positif apapun yang bisa mengisi hidup kita. Contohnya dengan mengikuti les-les yang dapat menambah ilmu dan keterampilan kita karena kita khususnya saya pribadi belum tahu saya nantinya akan menjadi apa. Mungkin sekarang hanya dikatakan akan menjadi seorang dokter, tetapi saya belum tahu saya ini akan menjadi dokter yang seperti apa. “Masa muda tidak akan pernah datang dua kali. Tapi jodoh sudah ada tertulis di langit sana. Kita tidak perlu mendahului Tuhan untuk menentukan siapa jodoh kita dengan melakukan usaha-usaha
18 Majalah LPM SINOVIA Edisi 49
yang tidak seharusnya dilakukan di usia kita. Usia kita ini bagus diisi dengan hal-hal yang positif, dengan mengikuti gerakan-gerakan anak muda yang bisa memberikan manfaat ataupun pengaruh kepada masyarakat sekitar, apalagi Negara kita adalah Negara yang sangat jauh dari kata kemajuan. Dan itu tugas kita sebagai orang-orang yang duduk di bangku kuliah apalagi Perguruan Tinggi Negeri. Apa artinya? Kita adalah orang-orang yang beruntung. Dua puluh persen dari penduduk bumi ini yang bisa diberikan kesempatan untuk mengenyam pendidikan. Jangan sampai kesempatan itu hilang begitu saja diusia muda ini. Kita ha-
rus gunakan dengan cara belajar dengan baik, mengikuti organisasi, melakukan pengabdian kepada masyarakat, karena dengan begitu soft skill dan hard skill kita menjadi lebih baik yang nantinya kita sendiri akan turun ke masyarakat itu sendiri. Maka dari itu mulai sekarang kita harus fokus untuk melihat diri kita seperti seorang superhero. Siapa bilang superhero itu tidak ada? Ada, kok. Superhero itu ada di kita, mahasiswa-mahasiswa yang berjas merah. Jadi marilah kita bersama-sama mewujudkan cita dan cinta yang terbaik, dengan cara menjadi yang terbaik.” (SNA)
Iin telah menoreh banyak prestasi dalam berbagai bidang yang menjadi passion-nya sendiri. Beberapa karyanya seperti buku, penelitian, literature review, serta KTI telah ter-publish. Selain itu dalam kurun waktu Juli 2015 hingga Juni 2016, Iin telah melakoni 5 konferensi internasional diantaranya sebagai delegasi bahkan oral presenter of research paper maupun literature review. Ia juga tidak absen dalam berbagai kompetisi ilmiah di kancah Nasional dan Regional, diantaranya baru-baru ini ia telah berhasil mewakili Universitas Hasanuddin dalam ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional 2017 dan meraih predikat The Most Inspiring Student. Skill-nya dalam leadership juga tidak diragukan lagi, ia berkali-kali diamanahkan menjadi representatif dalam berbagai event di kampus maupun di luar kampus. Begitu juga pengalamannya dalam public speaking. Di beberapa event beliau sering diundang sebagai moderator, MC, bahkan sebagai narasumber.
SINO|INSTRUMEN
Gambar : www.3dprint.com
CAST PRINT 3D SOLUSI EFEKTIF PADA PATAH TULANG
Selama ini, ketika kita mengalami patah tulang umumnya dokter akan memasangkan cast dengan menggunakan plaster dari gips. Proses ini cukup rumit, ditambah dengan perlunya kontrol dokter secara berkala untuk memperbaiki cast seiring berkurangnya peradangan dan pembengkakan. Kini, hal tersebut dapat dilakukan lebih mudah dengan adanya printer 3D. Dokter hanya perlu memindai lengan atau kaki yang patah, kemudian cast yang ringan dan waterproof akan dicetak menggunakan printer 3D yang sudah teruji dan dilegalkan oleh traumatologis. Pada pemeriksaan selanjutnya, dokter akan lebih mudah membuka cast dan memeriksa kondisi lengan atau kaki pasien. Proses perawatan akan menjadi jauh lebih murah, cepat, dan nyaman baik bagi pasien maupun dokter. Sebelumnya, startup Exovite yang berbasis di Spanyol telah mencoba teknologi ini. Sayangnya, perkembangan startup ini kini sudah tidak terdengar. Dengan teknologi printer 3D yang ada saat ini, hal ini sebetulnya bukan hal yang sulit untuk diaplikasikan. Hanya saja, metode ini belum dapat diterapkan karena belum ada penerimaan secara legal dari para traumatologis. Namun demikian, di tahun 2017 diprediksi metode ini akan berkembang. (DKL) sumber: cdn.thecoolist.com
SINO|RILEKS
FINDING WORD 9 penyakit, kelainan, atau gangguan
tersusun horizontal dan vertikal.Temukanlah ! C A T I R O I D I T I S U Q Z E T H S M R I I D S Y N D R O M E G N G E H I P O G L I K E M I G I A N J A Y Y B N R M V N B H I P O T I R O I D G I B E D L A U S O K A W D I A B E T E S W G P H I P E R T I R O I D S P R O L A C T I N O M A N G G A K D A P A T Y A A C R O M E G A L I H A
Gambar : https://media.istockphoto.com
Majalah LPM SINOVIA Edisi 49 19
SINO|RESENSI Judul Buku How to Master Your Habits Penulis Felix Y Siauw Terbit Cetakan kesepuluh, Januari 2015 Penerbit AlFatih Press Tebal 170 halaman ISBN 9786021799727
How to Master Your Habits
Sinopsis Buku
Ada satu pertanyaan yang selalu menarik untuk dibahas bagi siapapun yang peduli pada proses pengembangan diri: “Mengapa satu orang bisa menguasai satu keahlian tertentu sementara yang lain tidak?” Lebih jauh lagi pertanyaannya berkembang menjadi, “Bagaimana seseorang bisa menguasai suatu keahlian?” Bagi sebagian besar manusia, keahlian adalah perkara bakat, dan sebagian yang lain berpikir keahlian adalah masalah latihan dan pengulangan. Yang menarik pula, terkadang kita saksikan seseorang sangat termotivasi untuk menguasai satu keahlian, namun dia tak dapat menguasainya. Di sisi lain, ada seseorang yang sama sekali tak mempunyai motivasi namun menguasai suatu keahlian. Buku ini bukan buku motivasi, namun buku ini adalah buku yang akan menjelaskan pada anda bagaimana menguasai keahlian tanpa motivasi, bahkan tanpa berpikir! Lebih hebat lagi, buku ini dikhususkan untuk anda, para pejuang dakwah Islam.
Resensi Buku
Oleh : Ranting Patah Berbunga Rasa penasaran membawa saya akhirnya membaca buku yang ditulis oleh seorang mualaf yang aktif di berbagai akun media sosial dan juga penulis buku. Saya ingin mengetahui, apakah perbedaan tulisannya dengan beberapa tulisan orang lain yang serupa? Kemudian saya merasa bahwa hal itu disebabkan oleh tulisannya yang dituangkan berdasarkan kisah yang memang ia alami sendiri, tidak hanya berdasarkan teori. Buku How to Master Your Habits ini adalah buku inspirasi yang ditulis oleh seorang mualaf. Ust. Felix dapat menjatuhkan paradigma bahwa seorang ustaz hanya dilahirkan dari kalangan orang yang
20 Majalah LPM SINOVIA Edisi 49
terdidik sejak kecil untuk mengenal Islam. Ada beberapa poin penting yang membuat buku ini istimewa. Buku ini memuat tentang pola apa yang akan kita gunakan untuk membentuk habits kita, sama ketika Ust. Felix melatih habits-nya untuk menjadi master di bidang dakwah. Kita dapat menjadi apapun atau menguasai keahlian apapun yang kita inginkan bila kita benar-benar menginginkannya, dengan cara menghabiskan dan membentuk habits pada diri kita, menjadikan yang luar biasa menjadi kebiasaan ( halaman 21). Sehebat apapun seseorang untuk berpikir, merasa, dan beraktivitas ‘berbeda’ dengan habits-nya, dia tidak akan bisa ‘menipu’ habits-nya (halaman 25). Hal tersebut menegaskan bahwa jika kita memperhatikan, melatih, dan tegas pada habits kita, habits tersebut akan meletakkan dunia di bawah kakimu. Ini jika habits-nya baik. Namun jika yang diulang adalah habits yang jelek, maka hancurlah kehidupan kita. Untuk itu, mengendalikan habits terletak di tangan kita sendiri sebagai pemegang kendali. Jadi, bagaimana cara membiasakan habits baik ini kepada diri kita sendiri? Tentu dengan menanyakan “Why must I do?” yang berarti, “Kenapa saya harus melakukan ini?” Memiliki alasan kuat adalah sebuah keharusan. Sebab, jika kita tidak memiliki alasan yang kuat maka kita akan terus menunda-nunda untuk berbuat sesuatu. Memang tidak ada sesuatu yang instan, semua hal butuh proses atau
latihan. Merencanakan untuk melakukan perubahan baik itu memang baik, namun akan lebih baik lagi jika kita langsung mempraktikkannya dalam bentuk habits kita. Dari segi gaya bahasanya, saya sangat menyukainya. Ilustrasi tambahan juga sangat memperjelas maksud dari yang diinginkan oleh penulisnya, dan ada beberapa repetisi yang memang sengaja diulang oleh penulisnya agar pembaca secara otomatis mengetahui jawabannya. Pada tahun 2012, sampul buku ini mendapat penghargaan anugerah pembaca Indonesia for penulis dan buku nonfiksi terfavorit, sehingga menjadi nilai plus yang membuat buku ini layak untuk kamu baca. (MY)
SINO|INFO
Rencana Kurikulum Baru Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Setiap Fakultas memiliki kurikukum tersendiri yang berguna demi mengembangkan potensi – potensi alumni yang dihasilkannya kelak. Oleh karena itu, bukan tidak mungkin perubahan terhadap kurikulum dapat terjadi bila dirasa perlu. Begitu pula dengan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (FK Unhas), walaupun belum adanya ketetapan yang pasti, namun isu – isu terkait rencana perubahan kurikulum sudah mulai terdengar. Saat ini proses pengembangan kurikulum tersebut belum terdengar kabarnya lagi sejak rencana tersebut diberitakan. Rencananya, kurikulum baru ini akan diadakan demi memperbaiki dan memperbaharui kurikulum sebelumnya yang belum sempurna sehingga kelak kurikulum ini akan membentuk lulusan FK Unhas yang sesuai dengan kebutuhan zaman. Selain itu, problematika terkait Dokter Layanan Primer (DLP) juga sudah tidak asing lagi tentunya di telinga kita. Adanya ketidaksepahaman antara Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dengan
pemerintah yang berencana mengadakan program DLP ini menjadi salah satu alasan agar dibentuknya kurikulum baru. Sehingga, hal – hal yang menjadi alasan perencanaan DLP oleh pemerintah akan sebisa mungkin dijawab dengan kurikulum baru ini. Hal – hal yang sebelumnya dirasa kurang dimiliki oleh alumni – alumni FK Unhas kelak akan diperbaiki dan diperbaharui. Waktu untuk mulai direalisasikannya kurikulum baru ini belum pasti. Namun, karena belum adanya perkembangan hingga saat ini, tahun depan adalah perkiraan tercepat akan direalisasikannya kurikulum ini. Adapun kita sebagai mahasiswa Kedokteran dan sebagai seorang calon dokter sudah sepatutnya untuk bersiap selalu untuk pembaharuan kurikulum ini yang kelak bertujuan untuk membantu kita menjadi dokter yang dapat diandalkan serta menjawab kebutuhan masyarakat saat ini. (LM)
Narasumber dr. Agussalim Bukhari, M.Clin.Med, Ph.D, Sp.GK(K) Ketua Prodi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran UNHAS
CH AN CE TO CH AN GE Majalah LPM SINOVIA Edisi 49 21
SINO|TIPS
TIPSMENABUNG
Faktor keuangan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan seseorang. Meskipun uang bukan segalanya, namun dewasa ini, banyak sekali â&#x20AC;&#x201C;bahkan hampir semua hal di dunia ini butuh uang. Untuk makan, perlu uang. Untuk kuliah, perlu uang. Dan banyak lagi hal penting lainnya yang perlu ditunjang oleh uang agar bisa berjalan lancar. Akan tetapi, untuk mendapatkan faedah terbaik dari uang, kita harus bisa mengelola uang kita dengan baik. Tidak jarang kita menemukan, pada awal bulan, seseorang begitu bahagia ketika
melihat uang bulanan sudah di tangan ataupun disetor ke rekening tabungan. Namun, sebaliknya, uang tersebut akan semakin menipis seiring waktu hingga ke penghujung bulan, sehingga kadang ada hal penting yang tidak bisa dipenuhi oleh karena kekurangan tunjangan finansial. Untuk para mahasiswa, dengan kebutuhan sehari-hari yang sangat dinamis dan bermacam-macam, berikut tips menabung yang dapat diterapkan agar keuangan kalian bisa lebih terorganisir dengan baik.
Tabung uang kira-kira 30 persen dari uang awal bulan Jangan langsung menabung banyak jika kalian tidak terbiasa menabung. Cukup sisihkan 30 persen terlebih dahulu dari uang itu. Jika sudah merasa cukup kuat, baru tambahkan ke 35 persen, 40 persen dan seterusnya.Tabungan ini penting untuk hal-hal tidak terduga yang dapat terjadi di penghujung bulan. Selain itu, tabungan merupakan salah satu bekal untuk masa depan.
mana-mana. Karena, kemudahan dengan kartu ATM dapat meningkatkan kebiasaan mengambil uang di mana-mana dan tidak terkontrol.
Sediakan tempat penyimpanan uang selain dompet. Simpan uang yang sudah disisihkan itu ke tempat yang sulit dijangkau, misalnya, di dompet atau di tas lama yang sudah jarang kamu gunakan. Atau bisa juga diletakkan jauh ke dalam lemari. Tujuannya adalah menghindari kebiasaan mengambil uang tanpa dikontrol.
Gambar : www.canstockphoto.com
Buat rekening bank supaya keuangan terkontrol. Pindahkan uang yang disisihkan ke tabungan ini, kemudian kartu ATM dari rekening bank itu jangan dibawa ke
22 Majalah LPM SINOVIA Edisi 49
â&#x20AC;&#x153;Itâ&#x20AC;&#x2122;s not you that makes y itâ&#x20AC;&#x2122;s your pen
Buatlah memo pengingat agar tidak membelanjakan uang sembarangan. Kadang, terasa sulit untuk menahan godaan membeli sesuatu di awal bulan. Tentu saja, karena dengan uang yang banyak, kalian dapat membeli semua yang kalian inginkan, yang ada di depan mata. Namun, kebiasaan ini dapat dikurangi dengan menulis memo pengingat, yang berisi komitmen untuk tidak menggunakannya, dan tempelkan ker tas itu di dekat tempat penyimpanan uang. Hal ini akan selalu menjadi pengingat setiap kali ingin mengambil uang. Selain itu, kalian juga perlu membuat memo pengingat tentang apa saja yang akan menjadi pengeluaran kalian pada bulan ini, agar sejak dari jauh-jauh hari kalian sudah dapat memperkirakan pengeluaran kalian dan mencegah pengeluaran berlebihan pada awal bulan.
Targetkan penggunaan uang yang sudah ditabung. Pasang target uang yang akan berhasil kalian tabung nanti. Uang ini nanti akan diapakan, apakah ditabung kembali, ataukah digunakan untuk pergi berlibur, disumbangkan,
-
dan sebagainya. Hal ini akan semakin memotivasi kalian untuk menabung dan membahagiakan kalian dengan reward yang akan kalian dapatkan nantinya.
kalian. Selain itu, jangan melulu di pikiran kalian adalah uang, uang, dan, uang. Karena uang bukanlah jaminan kebahagiaan, namun bagaimana memanfaatkan uang dengan baik itulah yang akan menjadi kebahagiaan. (MFH)
Jangan suka tergoda! Hanya karena gengsi, ketika teman mengajak pergi kamu otomatis ikut karena tidak ingin dianggap tidak gaul. Hindari pemikiran ini. Jika memang kamu tidak ingin, kamu harus berani berkata tidak untuk tawaran temanmu. Sama halnya ketika kamu pergi ke suatu toko. Jangan membeli barang yang tidak diperlukan hanya karena temanmu juga membelinya, padahal sebenarnya kamu tidak terlalu butuh. Penting untuk membuat catatan pengeluaran harian. Catatlah setiap pengeluaran kalian di buku catatan pengeluaran kecil. Mungkin awalnya akan terasa sedikit membosankan, namun Charles A Jaffe lama-kelamaan kalian akan terbiasa menuliskannya. Catatan ini akan membantu kalian mengetahui ke mana saja uang kalian habis pada bulan ini dan mengetahui pengeluaran apa yang tidak penting yang sering kalian beli.
ur salary you rich, nding habitsâ&#x20AC;?
Gambar : www.creditrepair.com
SINO|PUISI
Ketika Uang Dituhankan Oleh The Boss Mereka dengan congaknya merebut kekuasaan Seketika mengubah segalanya menjadi kebenaran Ketika uang dituhankan Mereka tertawa di atas kebijakan
Nah, tips terakhir yang penting dan harus tetap dianut oleh mahasiswa doyan menabung adalah.. Jangan pelit! Menabung boleh, tapi jangan pelit untuk berbagi. Jangan kikir untuk menyumbang. Jangan berkeberatan dalam membantu sesama. Karena sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain. Selain itu, jangan mendewakan uang. Kalian memang perlu uang, namun jangan karena uang kalian melepaskan segala-galanya. Gunakanlah skala prioritas agar bisa mengatur pengeluaran
Melakukan kongkalikong dengan kawan-kawan seperjuangan Ketika uang dituhankan Mereka bertindak semata-mata hanya untuk kesenangan Memperlakukan kami layaknya hewan di tengah hutan Ketika uang dituhankan Apa daya kami rakyat kecil hanya mencoba bertahan Yang mempunyai sedikit hanya untuk makan
Majalah LPM SINOVIA Edisi 49 23
SINO|KOMENTAR
dr. Agussalim Bukhari, M.Clin.Med, Ph.D, Sp.GK(K) Ketua Prodi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran UNHAS Bagaimana pendapat Anda mengenai sistem pendidikan program profesi dokter yang diterapkan sekarang? “Awalnya, sebelum adanya Ketua Program Studi Profesi, sistem pendidikan tahap profesi di Universitas Hasanuddin diatur oleh Clerkship Education Unit (CEU). Kami terstimulasi untuk merubah sistem di tahap profesi karena adanya penurunan hasil kelulusan pada Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) yang banyak terletak di hasil ujian CBT. Hal ini disebabkan karena ujian pada tahap profesi umumnya hanya berupa ujian kasus, sehingga mereka sudah tidak terpapar lagi dengan soal-soal teori semacam ujian CBT. Keadaan ini berujung pada kelulusan UKMPPD yang menurun. Maka, kami berusaha untuk memperbaiki sistem dengan merubah sistem ujian, yaitu dengan diadakannya ujian CBT dan OSCE di tiap bagian tahap profesi. Selain itu, kami juga mengadakan try out menjelang UKMPPD. “ “Pada sistem yang diterapkan sekarang juga akan memudahkan pemberian bimbingan dan ujian, karena dengan terjadwalnya siklus rotasi sehingga kita tidak lagi menerima mahasiswa setiap minggu melainkan sudah terjadwal secara keseluruhan.”
24 Majalah LPM SINOVIA Edisi 49
Q& CO-ASSISTA LAST & Apa harapan Anda dari pendidikan tahap profesi dokter? “Harapannya, para dokter muda terbiasa dengan ujian CBT dan terpapar lagi dengan soal-soal teori, serta mengembalikan serta meningkatkan nilai kelulusan UKMPPD. Hal yang memicu kami berpikir mengubah sistem pendidikan tahap profesi menjadi lebih baik dan diharapkan nilai ujian CBT UKMPPD mahasiswa tahap profesi meningkat karena FK UNHAS merupakan satu-satunya fakultas kedokteran terakreditasi A di Indonesia bagian timur, jadi seharusnya kelulusan UKMPPD kita di atas rata-rata 80%.” “Idealnya, mahasiswa tahap profesi lebih banyak dilaksanakan di Pelayanan Kesehatan tingkat I yaitu puskesmas, rumah sakit tipe C, atau B. Di rumah sakit tipe A juga boleh asal jangan terlalu banyak karena teorinya itu 70% di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat 1. Karena di rumah sakit tipe A, contohnya Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, kasus pasien yang datang bukan merupakan kompetensi dokter umum karena merupakan kasus rujukan. Hanya kendalanya kami masih ragu untuk melepas langsung mahasiswa tahap profesi ke puskesmas karena dokter di puskesmas harus kita persiapkan terlebih dahulu bagaimana caranya mereka untuk membimbing Mahasiswa Program Profesi Dokter (MPPD) sesuai kompetensi yang ditetapkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI). Jadi, sebenarnya UNHAS berencana agar co-ass bisa terkontrol untuk fasilitas pelayanan seperti poliklinik yang dulu awalnya di daerah UNHAS, dan ada juga rencana untuk membangun fasilitas Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) tingkat 1.” Apa pembenahan yang sedang dilakukan? “Saat ini, fasilitas untuk CBT yang kita sediakan sudah tidak cukup lagi. Seharusnya fasilitas ini juga harus disiapkan di rumah sakit karena fasilitas yang ada di fakultas itu juga dipakai oleh mahasiswa. Sebenarnya se-
karang sudah ada, tapi belum cukup dan masih perlu penambahan. Rencananya kita juga akan membangun simulation center di rumah sakit. Simulation centre adalah fasilitas yang disediakan untuk ujian OSCE mahasiswa tahap profesi.“
Kartika Hardianti Z, S.Ked Mahasiswa FK UNHAS angkatan 2011 Bagaimana pendapat mengenai perbedaan sistem sekarang dengan dulu? Manakah yang lebih efektif? “Setiap sistem pasti ada baik buruknya, tapi menurut saya, sistem yang sekarang (2012 dan 2013) jauh lebih baik dibandingkan dengan sistem yang lama. “ “Pertama, semua sudah terjadwalkan dengan rapi, bahkan kita sudah tahu di tingkat pertama kita jadwal di semua bagian yang akan kita masuki nantinya. Kita tidak lagi harus berebut untuk masuk ke bagian tertentu. Saya ingat sekali pengalaman saya pertama kali mau masuk koas, kita semua calon koas setelah mendapatkan pin dari ICT, langsung berebut untuk mengakses bagian yang ingin kita masuki di awal waktu. Itu semua tergantung pada jaringan internet, kalau bagus, kita akan dapat bagian yang sesuai dengan keinginan. Hal ini membuat semua bagian memiliki kuota yang berbeda-beda. Jadi, kalau udah full, kita tidak bisa masuk di bagian itu dan harus cari bagian lain. Kelemahannya juga, server pada saat itu down, karena banyak yang mengakses situs yang sama. Beda dengan sistem yang baru ini, langsung terima beres dan tenang. Tidak harus berebut karena sekarang koas sisa mengetahui apa yang dijadwalkan oleh CEU (Clinical Education Unit).” “Kedua, untuk meminimalisir kekurangan orang di tiap bagian pada waktu-waktu tertentu. Maksudnya, kalau sudah ada jadwal yang tersusun rapi seperti sekarang ini, bagian akan selalu terisi dengan koas di waktu apapun
&A ANT SYSTEM & NOW
Muhammad Akbar Saidin, S.Ked Mahasiswa FK UNHAS angkatan 2013 Bagaimana pendapat Anda mengenai perbedaan sistem sekarang dengan dulu? Manakah yang lebih efektif? “Sebelumnya kita harus paham esensi dari pendidikan, sebab dunia koas adalah bagian dari pendidikan, tepatnya pendidikan kedokteran. Sekarang kita berangkat dari landasan historis didirikannya pendidikan kedokteran. Dahulu, sistem menuntut agar segera terpenuhinya tenaga kesehatan dokter, sekarang arah pendidikan kita bukan lagi terkait itu, sebab arahnya adalah bagaimana menciptakan tenaga kesehatan dokter yang profesional dan kompetitif. Terkait sistem yang sekarang, saya melihat adanya perbaikan yang begitu signifikan dan lebih terarah. Sistem yang dibuat begitu ketat dan sistematis sehingga diharapkan akan berdampak pada terciptanya dokter yang lebih mumpuni. Dengan itu, saya lebih sepakat dengan sistem yang sekarang dan mendukung adanya selalu perbaikan di tubuh pendidikan kedokteran Indonesia” Bagaimana pendapat Anda mengenai waktu istirahat (libur) dan perpindahan antar blok? “Dulunya, siklus koas bukan diatur oleh bagian akademik, melainkan hal opsional setiap peserta didik. Sehingga, masuk tidaknya di siklus koas ditentukan oleh peserta didiknya. Maka libur itu adalah pilihan. Sekarang, sistem dibuat lebih terintegrasi sehingga siklus koas sudah diaturkan oleh akademik sehingga secara tidak langsung mendorong koas untuk mengejar target penyelesaian setiap departemen. Dampaknya, tidak adanya waktu libur setiap perpindahan departemen.” Bagaimana pendapat Anda mengenai sistem ujian? “Untuk sistem ujian, tidak begitu berubah signifikan. Sistem ujian setiap departemen misalnya, beberapa bagian masih melakukan sistem ujian seperti yang dulu, seperti pretestpost-test, ujian OSCE dan ujian SPV. Bedanya, hanya dibuat lebih ketat dan tepat waktu.”
(NU, AAY, WJ)
karena dulu, sempat ada beberapa bagian di rumah sakit yang kosong saat memasuki Bulan Ramadhan, dan koas justru menumpuk di bagian lain yang lebih ringan.” Bagaimana pendapat Anda mengenai waktu istirahat (libur) dan perpindahan antar blok? “Sistem sekarang memang jauh lebih padat dan tidak kenal kata libur, sedangkan dulu kita bisa memilih libur dan tergantung kita mau masuk kapan, mau libur kapan. Kita bebas menentukan. Sedangkan pada sistem sekarang, liburnya di akhir tingkat satu. Capek pasti, tapi dengan adanya sistem yang jelas kelebihannya pertama, tidak akan ada lagi bagian yang kosong, kedua semua sama rata kedudukannya, tidak ada minggu atas dan minggu bawah seperti di sistem lama. Jadwal jaga terbagi rata setiap koas. Menurut saya, ini adil. Kalau sistem lama masuknya per pekan, jadinya sistem jaganya itu minggu pertama lebih banyak jaganya dibandingkan minggu yang paling atas. Ketiga, waktu selesai bisa dipastikan dan bisa mempersiapkan ujian-ujian selanjutnya. Waktu selesai akan tepat waktu jika tidak menghadapi kendala selama di masa klinik.” “Kelemahan dari sistem ini, sistemnya keroyokan. Banyak sekali yang masuk di setiap bagian. Maka harus bisa dipikirkan bagaimana pembagian koas di setiap rumah sakit, karena bisa dibayangkan jika 30 hingga 40 orang yang masuk di setiap bagian dan hal ini kurang baik. Kasihan, koas kan belajar di rumah sakit dari pasien yang datang, jangan sampai nanti pasien jadi rebutan dan merasa tidak nyaman. Intinya harus dibagi rapi supaya koas juga tetap mendapatkan pasien untuk di observasi, dan pasien juga tetap nyaman.” Bagaiamana pendapat Anda mengenai sistem ujian? “Mengenai ujian jelas berbeda, sistem yang lama hanya ujian dengan supervisor saja, hanya mungkin bagian tertentu yang ada OSCE.”
Abdurahman, S.Ked Mahasiswa FK UNHAS angkatan 2012 Bagaimana pendapat Anda mengenai perbedaan sistem sekarang dengan dulu? Manakah yang lebih efektif? “Sistem sekarang tidak bisa kita pungkiri akan meningkatkan kelulusan koas. Namun di sisi lain juga patut kita pertimbangkan akan banyaknya nilai-nilai yang kurang kita dapat selama tingkat klinik. Contohnya, interaksi pasien yang kurang, membiasakan dalam mengambil tindakan, maupun kasus-kasus yang kurang kita dapatkan akan mempengaruhi kemampuan kita yang akan dipratikkan pada saat kita menjadi dokter kelak. Singkat waktu yang diberikan terkadang memberikan ruang yang kurang untuk kami para koas dalam melatih skill kami. Selain itu, tugas rumah sakit setingkat RSWS merupakan rumah sakit rujukan dengan kompetensi tentunya jauh dari dokter umum. Penambahan kerja sama dengan rumah sakit terutama puskesmas jejaring mungkin akan sangat menguntungkan bagi kami yang mengekar kompetensi sebagai dokter umum. “Belum selesai kita membahas bagaimana pengaruh sistem ini dalam meningkatkan kemampuan kompetensi kita, masih ada saja bagian yang belum sepenuhnya setuju dengan sistem yang oleh fakultas sendiri mengaku sudah dibicarakan dengan semua bagian, yang artinya sistem ini belum di rancang dan disepakati bersama oleh semua bagian yang ada. Hal ini sangat berimbas dengan kegiatan koas yang menjadi seperti hanya sekedar lewat saja tanpa ada bimbingan yang ideal yang seharusnya di terima. Hal ini mungkin baik diselesaikan dengan dilakukannya evaluasi sistem yang baru setahun berjalan ini dengan tidak lupa merangkul dari kalangan mahasiswa yang merasakan dampak dari sistem ini.” “Walapun begitu kami tetap percaya dengan bapak dan ibu-ibu kami pasti akan melakukan yang terbaik dalam melanjutkan kader-kader alumni dari Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, demi almamater tercinta kami.”
Majalah LPM SINOVIA Edisi 49 25
SINO|OPINI
K
MAHASISWA DAN BONUS DEMOGRAFI
ata intelektual dikembangkan di barat diperkenalkan oleh Clemenceau dengan istilah ‘les intellectulles’ yang di pakai secara luas di Prancis tahun 1898 yang dibangkitkan oleh ‘kasus Dreyfus’ yang dicopot pada tahun 1896 dari dinas ketentaraan Prancis akibat tuduhan spionase. Emile Zole, seorang novelis populer, kemudian membuat surat terbuka yang menuduh dinas ketentaraan Prancis telah melakukan tindakan sewenang-wenang dan telah merekayasa bukti. Surat terbuka yang kemudian dikenal sebagai ‘manifeste des intellectuels’ kemudian melahirkan polarisasi antar pengarang pada saat itu. Dari polarisasi inilah muncul istilah ‘intelektual’ untuk kubu yang mendukung Dreyfus. Pada masa awal kemunculannya, intelektual merujuk pada sebuah kelompok dengan misi yang diproklamirkan sendiri, yaitu membela nurani bersama atas persoalan politik yang mendasar. Lama kelamaan definisi mengenai intelektual kemudian berkembang sehingga bisa dikelompokkan menjadi dua kategori.Yang pertama intelektual sebagai karakteristik personal dan yang kedua sebagai sebuah struktur atau fungsi tertentu.
FOTO
Oleh : Ahmad Yasin, S.Ked
26 Majalah LPM SINOVIA Edisi 49
S
udah sejak lama mahasiswa terlibat dalam gerakan intelektual.Tahun 1918 di Argentina misalnya para mahasiswa Amerika Latin mengeluarkan Manifesto Cordoba yang berisi tuntutan adanya otonomi akademik universitas dan keterlibatan mahasiswa dalam mengelola administrasi universitas. Dalam sejarah indonesia kita akan menemukan momen momen bersejarah dimana mahasiswa dan golongan terpelajar memiliki keterlibatan besar terhadap kondisi sosial politik pada saat itu. Pada masa kolonial akan akan didapati dua momen yang sangat terkenal, tahun 1908 di mana Budi Utomo berdiri dan tahun 1928 di mana para pemuda berkumpul lalu kemudian mengikrarkan sumpah pemuda. Gerakan mahasiswa tahun 1966 membangun isu bahaya laten ko-
munis untuk menurunkan orde lama serta mendesak Tritura : turunkan harga, bubarkan kabinet Dwikora, dan Bubarkan PKI. Pada masa orde baru muncul gerakan mahasiswa angkatan 1974, angkatan 1977, dan angkatan 1998 yang berhasil menumbangkan rezim Soeharto yang dinilai otoriter.
P
eristiwa yang terjadi pada tahun 1908, 1928, 1966, 1974, 1977, dan 1998 merupakan tonggak sejarah gerakan mahasiswa di Indonesia. Namun rangkaian pencapaian tersebut bukanlah untuk diagungkan-agungkan sehingga membuat terjebak pada romantisme masa lalu. Terjebak dalam romantisme sejarah akan membuat kegagalan dalam melihat realitas kekinian. Yudi Latif dalam Inteligensia Muslim dan Kuasa menggunakan pandangan
Foucault dalam membaca sejarah adalah pemenuhan atas kebutuhan masa kini. Apa yang dibutuhkan oleh seorang intelektual maupun gerakan intelektual adalah kemampuan untuk membaca realitas kekinian dan kesinian.
P
ola gerakan intelektual akan ditentukan dari bagaimana gerakan tersebut membaca realitas yang ada. Setiap individu pastinya memiliki pandangan yang berbeda dalam membaca realitas kekinian dan kesinian. Sesuatu yang wajar kita temukan selama ini bagi mereka yang aktif di pergerakan adalah membaca realitas Indonesia dengan berbagai macam kemiskinan, segala macam ketimpangan yang ada di masyarakat, serta segala macam peraturan yang menghambat kebebasan berbicara berasal dari kekuasaan yang otoriter. Pola gerakan yang dibangun adalah perlawanan terhadap tirani serta aksi yang heroik yang sayangnya terkadang memunculkan romantisme sejarah.
P
eran kaum intelektual tidak hanya berhenti pada perjuangan melawan ketidakadilan dan tirani. Kaum intelektual juga harus mempersiapkan bagaimana Indonesia masa depan. Gerakan intelektual harus juga bisa membaca Indonesia puluhan tahun ke depan. Membaca Indonesia sebagai sebuah negara yang pada 2020 akan mengalami bonus demografi. Bonus demografi adalah kondisi dimana penduduk usia
produktif suatu negara lebih banyak dibanding usia non produktifnya. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional memproyeksikan penduduk Indonesia pada 2020 akan berjumlah 261 juta dan pada 2025 mencapai 273 juta di mana sebanyak 70 persennya adalah penduduk usia produktif. Kondisi ini bisa menjadi sebuah anugerah namun di sisi lain bisa menjadi petaka apabila tidak dikelola dengan baik. Jika penduduk muda ini tidak mendapatkan akses pendidikan yang baik, layanan kesehatan yang layak maka bonus demografi ini bisa menjadi petaka.
D
alam menghadapi bonus demografi sangat jelas akan bergantung pada kualitas pendidikan. Saat ini Indonesia memiliki 678 perguruan tinggi dengan ratusan ribu jumlah mahasiswa. Penguatan ekonomi, politik dan sosial kedepannya akan sangat bertumpu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penelitian dan inovasi. Hal ini hanya bisa dilakukan jika universitas mampu menghasilkan sumber daya yang berkualitas. Namun saat negara lain sudah bergelut dengan penelitian lintas disiplin ilmu lalu mela-
hirkan keilmuan baru, Indonesia masih berkutat dengan membangun budaya ilmiah. Sebagian besar universitas masih menjadi universitas pengajaran. Jika dulu universitas hanya menghasilkan sarjana untuk pemenuhan kebutuhan lapangan kerja maka sekarang dan kedepannya universitas harus menyediakan wadah serta akses yang memadai untuk berubah menjadi universitas riset. Di sinilah peran kaum intelektual sebagai penggerak inovasi dan pencipta. (DFN)
Majalah LPM SINOVIA Edisi 49 27
SINO|CERPEN
Bulan dan Matahari
Oleh : D A L E R A
Aku mengenalnya secara tidak sengaja. Dingin, kaku, namun sejuk. Itu kesan awal yang kutangkap darinya. Sama seperti sore itu, dimana rinai hujan berhasil menjadi faktor pencetus perkenalan kami.
apa yang harus kukeluarkan untuk mencairkan suasana. Sambil masih tetap menunduk, aku memberanikan diri. Dengan sedikit tarikan nafas yang dalam, aku mulai menyapa.
“Yah...pakaianku basahkan jadinya. Kenapa juga hujan harus turun sekarang?” Ucap salah seorang dari tiga mahasiswi baru yang lari untuk berteduh di parkiran motor. Persis di sebelahku yang juga sedang termenung, menunggu langit berhenti menangis.
“Kalian mahasiswi baru jugakan?” tanyaku kepada mereka. “Kalau saya tidak salah ingat, saya melihat salah satu dari kalian di kelas tadi. Nama saya Andi,” kataku kepada mereka.
“Iya nih. Hujannya kebangetan. Turunnya gak pakai babibu, langsung main turun saja. Padahal tadi pagikan cerah. Kalau tau begini tadi aku bawa payung ke kampus.” jawab salah seorang dari mereka. “Sudah-sudah. Air hujan ini juga rezeki. Tuhan sudah atur kok, kapan harus turun hujan dan kapan tidak. Mana tau kita, mungkin ada orang yang sangat terbantu dengan hujan ini,” jawab orang terakhir dari ketiganya.
Gambar : www.pinterest.com
“Jadi manusia itu, jangan suka ngeluh. Allah itu Maha Kuasa dan Maha Tahu. Allah sudah atur semua kok. Allah tau mana yang terbaik buat kita. Cuman memang kadang kitanya saja yang belum nangkap maksudnya. Intinya semua kehendak Tuhan itu yang terbaik,” lanjut orang ketiga ini. Percakapan mereka tiba-tiba membuyarkan lamunanku. Namun, bukan konteks dari percakapannya yang mengusikku. Kata-kata terakhir dari salah seorang dari merekalah yang berhasil membuatku menoleh ke arah sumber suara itu. Di saat yang sama, orang itu baru menyadari keberadaanku dan juga menoleh ke arahku. Tanpa sengaja, kami saling menatap. Namun momen itu hanya berlangsung sepersekian detik. Kami yang awalnya saling berpandangan tiba-tiba refleks membuang pandangan kami. Rasa malu yang kami kambing hitamkan untuk peristiwa yang sangat singkat itu, di samping memang agama kami tidak membenarkannya. Suasana parkiran yang awalnya gaduh karena celotehan mereka, seketika hening. Bahkan derasnya hujan tak mampu menghapus keheningan yang ditimbulkan perasaan itu. Saat itu aku pun masih terdiam, bibirku kaku. Otakku masih sibuk berpikir kata-kata
28 Majalah LPM SINOVIA Edisi 49
Saat itu kuperhatikan mereka masih tertunduk malu, terutama orang yang berhasil membuatku menoleh, Mukanya masih merona merah. Efek momen tadi, pikirku. “Kalau boleh tau, nama kalian siapa?” sambungku yang memang berusaha agar suasana hening ini hilang. Setidaknya untuk sekedar membuatku sibuk dan tidak memikirkan momen yang agak memalukan tadi. “Aku Miftah, ini Dian, kalau yang ini Andin,” jawab salah seorang dari mereka singkat. “Salam kenal Miftah, Dian, dan Andin,” sahutku kepada mereka. Aku saat itu tidak ingin kehilangan momen yang pas agar semuanya kembali seperti semula. Sambil memikirkan kata-kata selanjutnya, aku bergumam dalam hati. “Jadi namanya Andin, orang yang berhasil mengusikku, membuatku menoleh,” gumamku dalam hati. Baru saja aku ingin berbicara lagi, tiba-tiba suara yang mulai familiar itu terdengar. “Salam kenal Andi, maafkan kami yah kalau pembicaraan tadi mengusikmu. Kami pamit dulu,” jawab Andin kepadaku. Di saat yang sama menarik tangan Mifta dan Dian untuk berlari menembus rinai-rinai hujan di sore itu. Dari tempatku, aku hanya bisa menatap mereka perlahan-lahan hilang di tengah-tengah derasnya hujan. Memori singkat sore itu, nyaris menjadi satu-satunya hal tentang Andin yang dapat aku abadikan di dalam kotak hitamku. Kuakui atau tidak, kalimat Andin mampu mengetuk pintu hatiku kala itu. Mungkin itu
juga sebabnya aku menoleh kepadanya. Hari itu harusnya menjadi hari terakhirku sebagai seorang Andi. Dalam lamunanku sore itu, langit yang menangis kuanggap sebagai tangisan untuk semua kehidupanku yang kelam. Tekanan kehidupan yang berat, Ayah, dan Ibu yang sangat sering bertengkar bahkan sakit parah yang kurahasiakan dari orang tuaku sepertinya sudah cukup untuk kujadikan pondasi saat itu. Semua hal itu menjadi cikal bakal munculnya ide paling gila, egois, dan paling bodoh yang pernah terlintas di benakku. Hari itu, aku ingin menyudahi kehidupanku sendiri!.
bahkan aku hanya menjadi pengagumnya dari kejauhan. Intensitas perkuliahan yang padat, jumlah kami dalam satu angkatan yang tidak sedikit, dan bahkan hal teknis seperti jauhnya jarak kursi yang kutempati di kelas dengannya, sepertinya sudah cukup untuk meminimalisir interaksiku dengan Andin. Hanya sesekali kami bertegur sapa, atau saling berdiskusi tentang mata kuliah kami. Namun, sesekali juga kami bersanda gurau tentang organisasi dan cerita-cerita masa lalu kami. Masa di mana kami masih harus berseragam putih abu-abu. Semua itu tidak mengubah pandanganku tentangnya.
â&#x20AC;&#x153;Dia masih selembut dulu. Kata-katanya masih seseNamun, ternyata Tuhan berkata lain. Atas kuajuk rinai hujan yang turun sore itu. Bahkan sampai sa-Nya, di bawah rinai hujan sore itu, Ia saat ini,â&#x20AC;? gumamku dalam hati. mempertemukanku dengan sosok wanita yang selanjutnya sangat Kala itu, aku, Andin, dan hamkukagumi. Melalui Andin, Allah pir semua teman seangkatan menyelamatkanku. Sebuah ... kami di program studi yang kalimat yang dia lontarsama sedang memperingakan, mampu meruntuhkan Terima kasih karena ti hari jadi kami sebagai tembok tebal yang telah sempat meminjamkan satu angkatan yang pertakubangun dari berbuma. Acara kami yang tellan-bulan lalu. Kata-kata cahayamu kepadaku agar tetap bisa at, bisa dikatakan cukup (yang bahkan bukan unmeriah dan hangat. Ada tukku) serasa lebih sejuk dari seluruh guyuran air bersinar. Tetaplah menjadi Matahari, canda dan tawa di mana-mana, ada sanda gurau hujan yang terjun bebas teruslah pancarkan cahayamu untuk dari teman-teman kami. ke bumi. Kata-katanya Ada tepuk tangan riuh dari mampu membiusku namun bintang-bintang lainnya perlombaan-perlombaan yang kata-kata itu di saat yang kami adakan. Semuanya begitu sama menamparku dengan hangat dan menyenangkan kala itu. cukup telak sampai harga diriku Tapi entah kenapa, tidak mampu mentersungkur. gubah perasaan yang berkecamuk padaku saat itu. Suram, gelap, dan hampa. Andin benar. Memang ada orang yang sangat terbantu dengan turunnya hujan sore itu. Sore itu, ada dorongan yang sangat kuat dari dalam diriku untuk menyampaikan sesuatu padanya. DoronSejak peristiwa perkenalanku dengan Andin, aku gan yang bahkan aku sendiri masih tak tahu dari mana menjadi orang yang kembali percaya terhadap takasal dorongan itu. Dengan menarik nafas panjang dan dir Tuhan. Kewajiban-kewajiban dalam agamaku yang dengan wajah yang datar, aku memanggil Andin. awalnya kutinggalkan, mulai kujalani sekali lagi dengan rutin. Andin mengubahku. Saat itu, aku ibarat bulan â&#x20AC;&#x153;Andin. Boleh kita bicara?â&#x20AC;? tanyaku kepadandan Andin adalah Matahariku. Tubuhku yang sejatinya ya. Sepertinya kata-kataku sedikit mengagetkannya. penuh luka, tertutupi oleh cahaya yang diberikan oleh Tak biasanya Andi seperti ini. Mungkin itu yang ada Andin kepadaku, sehingga orang-orang tetap bisa medibenaknya kala itu ketika dia dan Dian menuju ke lihatku bersinar karenanya. pojok ruangan, tempat di mana aku menuntun mereka menjauh dari keriuhan teman-teman kami. Meskipun begitu, aku tak pernah sekalipun berani menceritakan semua ini kepada Andin. Bisa dibilang
Majalah LPM SINOVIA Edisi 49 29
hari itu, untuk kesekian kalinya, Tuhan menunjukkan kuasanya. Hari itu, Ia memutuskan untuk menyudahi perjalananku, dan membuatku harus kembali kepangkuan-Nya. Gagal ginjal kronik yang selama setahun lebih kusembunyikan, kini berhasil mengalahkanku dan menjadi metodeku untuk menghadap kepada pencipta.Aku tidak apa-apa saat ini. Setidaknya Allah sempat memperpanjang kehidupanku, melalui seorang hamba-Nya yang di takdirkan memiliki nama yang familier denganku. Melalui Andin, aku belajar banyak hal. Dia benar-benar berhasil menjadi Matahariku. Mungkin itu sebab yang memaksaku untuk mencemaskannya sebelum kepergianku.
“Apa maksudnya kata-katamu Andi?” tanyanya dengan bingung.
“Dia harus tau semuanya,” pikirku, ketika aku memutuskan untuk menuliskan sepucuk surat untuknya, yang kutitipkan melalui Mifta dan Dian, tiga hari sebelum kepergianku.
ini
Bingung karena seorang Andi yang pada dasarnya jarang berbicara dengannya, tiba-tiba datang dan memanggilnya, lalu berkata hal demikian. Sementara Dian yang sepertinya paham bahwa ini bukan waktunya dia untuk menyahut, hanya terpaku diam.
Terima Kasih. Kamu benar sekali ketika berkata kepada Dian dan Mifta sore itu.
“Saya sudah tidak di sini lagi,” jawabku saat itu. Setelah berkata demikian, aku pergi begitu saja dari hadapan Dian dan Andin. Tatapan kosongku masih tetap terpaku pada jendela di tempat itu.
Aku adalah orang yang terbantu itu. Kata-katamu kala itu benar-benar merubah semuanya. Setidaknya, sampai saat di mana aku bisa mati dengan terhormat, karena kalah jihad dengan sakitku. Bukan dengan akal bodoh dan egoisku kala itu.
“Mana tahu kita, mungkin ada orang yang sangat terbantu dengan hujan ini.”
Untuk beberapa saat, perasaan dingin dan kaku, yang awalnya kutangkap di bawah rinai hujan sore itu ketika pertama kali aku mengenal Andin, seketika meyeruak kembali. Sensasi De Javu itu semakin menyeruak, menguasai sekujur tubuhku. Hanya saja saat ini berbeda, rasa dingin dan kaku itu bukan lagi mendampingi kesejukan. Melainkan melahirkan perasaan sesak di dadaku kala itu. Kali ini, Andin dan Dian yang harus menatapku dari tempat mereka terpaku. Dari sana, mereka dapat melihatku hilang di telan riuhnya teman-teman kami. Inilah rajutan memori terakhirku bersama Matahariku.
Terima kasih karena sudah menjadi Matahariku. Mungkin kau tidak tau selama ini, tapi kau menjalankan tugasmu dengan baik. Setidaknya, Bulan sepertiku bisa bersinar terang karena memantulkan cahayamu.
Jumat, 02 Mei 2017, teman-teman kami berduka. Isak tangis mengiringi kepergian salah satu di antara kami. Setidaknya itu yang kuharapkan ketika mereka mengetahui kabar kepergianku. Pada
“Mungkin aku hanya salah satu dari rembulan, di antara tiap-tiap planet yang ada di tata surya.Terima kasih karena sempat meminjamkan cahayamu kepadaku agar tetap bisa bersinar.Tetaplah menjadi Matahari, teruslah pancarkan cahayamu untuk bintang-bintang lainnya”.
30 Majalah LPM SINOVIA Edisi 49
Cahaya itu, berhasil menutupi permukaan tubuhku yang buruk, penuh luka akibat masa-masa kelam yang ada dalam kehidupanku. Maafkan juga karena aku baru memberitahumu. Aku paham mendekati Matahari dapat membuatku terbakar. Bahkan dengan api Neraka-Nya apabila aku tetap nekat melanggar aturan-aturan yang sudah Ia tetapkan tentang kita. Akhir kata, tetaplah menjadi Matahari yang bisa menyinari banyak orang. Ingat selalu pesan terakhirku.
(MM)
Gambar : www.crystalgraphics.com
“Andin. Mungkin ini ulang tahun angkatan yang pertama, dan terakhirku,” kataku dengan lirih kepada Andin. Sampai saat itu, aku masih belum mengerti kenapa akalku menuntun lidahku untuk berucap demikian. Hal itulah yang membuatku hanya bisa menatap kosong ke sebuah jendela di depan kami, jendela yang menjadi pelarianku yang tidak sanggup menatap Andin ketika dia bertanya kepadaku.
Bulan
SINO|AKSI
Seminar & Simposium Kedokteran Islam M
edical Muslim Family (M2F) sebagai salah satu organisasi ek-
sternal di lingkup Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin telah melaksanakan salah satu program kerja besarnya yaitu Seminar dan Simposium Kedokteran Islam (SSKI) pada tanggal 13 sampai 14 Mei 2017.
S
ejalan dengan namanya, simposium dan seminar ini dikemas dengan
nuansa Islami. Dengan latar belakang untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang hubungan kecerdasan dengan menggunakan Al- qur’an sebagai rujukan, pada ta-
dilanjutkan dengan Simposium Kedokteran Islam
P
elaksanaan acara Simposium dalam SSKI ini merupakan kerjasama dari pihak M2F dengan
PERDOSSI. Beberapa dokter yang tergabung dalam PERDOSSI dihadirkan sebagai pembicara dalam symposium ini. Pembicara pertama, dr. Ashari Bahar, M.Kes, Sp.S, FINS membahas materi dengan judul How does Brain Organize the Whole Organs, and How do Organs Serve the Brain. Materi kedua disampaikan oleh dr. Susi Aulina, Sp.S(K) tentang diagnosis topis dalam bidang neurologi, kemudian materi terakhir berjudul Searching the Evidence of Allah’s Superiorities in Brain
hun ini SSKI mengangkat tema dalam bidang
and Nervous System diulas oleh Prof.Dr. dr.Amiruddin
neurologi yaitu “Healthy Brain for Good
Aliah,MM, Sp.S (K). Simposium ini dihadiri oleh 122 pe-
IQ, EQ, and SQ” untuk simposiumnya dan
serta yang terdiri atas 87 mahasiswa atau umum, 33
“Generasi Cerdas bersama Al- Qur’an” se-
dokter umum, dan 2 dokter spesialis .
bagai tema seminar.
P
ada hari pertama, kegiatan dilak-
A
cara Seminar kedokteran Islam digelar keesokan harinya, tanggal 14 Mei 2017. Satu dari
sanakan di Auditorium Rumah
tiga pembicara yang dihadirkan adalah Dr. rer. nat. Ca-
Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin,
tur Sriherwanto merupakan pemateri dari luar kota
Makassar. Acara pembukaan yang secara
dan membahas tentang Manfaat Hafal Al-Qur’an den-
resmi oleh Mas’ul M2F, Nur Muhammad Ri-
gan Tingkat Kecerdasan Umat. Dua pembicara lainnya
fai berhasil mengawali kegiatan dengan lan-
adalah dr. Ashari Bahar, Sp.S, membahas mengenai Pen-
car. Dr. dr. Jumraini T, Sp. S(K) selaku Ketua
garuh Gerakan Shalat dan Khusyuk dalam Shalat den-
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf (PER-
gan sirkulasi darah dan gelombang otak, serta Prof. dr.
DOSSI) Cabang Makassar juga hadir mem-
H. Veni Hadju, Sp.GK, M.Sc, Ph.D yang mengemukakan
berikan sambutannya. Selanjutnya kegiatan
materi mengenai Kuatnya Al-Qur’an dalam perkemban-
gan otak. Acara ini berhasil dihadiri oleh sebayak 172 orang peserta. Di penghujung acara, peserta dihibur oleh grup nasyid accapela yang seusainya dilanjut dengan acara penutupan secara resmi oleh Mas’ul M2F.
“
Harapan kami ke depan bahwa kita sebagai umat Islam dituntut
memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi dan menyelaraskan dengan aspek kecerdasan yang lain bukan hanya kecerdasan intelektual akan tetapi kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual yang harus berjalan seimbang satu sama lain,” ungkap Muhammad Rakib Yunus selaku ketua panitia. (NDS)
Majalah LPM SINOVIA Edisi 49 31
Kepedulian tidak hanya sebatas teori dalam buku sosial
L
embaga – lembaga mahasiswa di kampus merupakan tempat pengembangan generasi muda yang nanti akan memimpin bangsa ini. Lembaga tersebut juga menjadi tempat pengembangan jiwa sosial di lingkungan masyarakat. Demikian halnya dengan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) SINOVIA Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (FK UNHAS). Sebagai Badan Khusus di lingkup Keluarga Mahasiwa FK UNHAS, LPM SINOVIA bertanggung jawab untuk mencetak calon dokter yang berjiwa sosial tinggi sehingga pada hari Sabtu, tanggal 3 Juni 2017 lalu, pengurus LPM SINOVIA menggelar sebuah kegiatan yang bertajuk “SINO PEDULI” INO PEDULI dikemas dalam bentuk kunjungan ke salah satu panti asuhan di Makassar, yaitu Panti Asuhan Nurul Ichsan Jl. Batua Raya 12A No.15, Kel. Batua, Kec. Manggala, Kota Makassar. Dengan mengusung tema “Membaca Buku,
S
32 Majalah LPM SINOVIA Edisi 49
Wariskan Ilmu, Untuk Bangsa yang Lebih Maju”, kunjungan tersebut diwarnai dengan berbagai item acara yang diharapkan mampu memupuk dan menumbuhkan kebiasaan membaca buku sesuai gagasan pengurus bahwa buku adalah jendela ilmu yang senantiasa memberikan warisan ilmu yang tak ternilai harganya serta diharapkan dapat memajukan bangsa dan negara. unjungan yang dilakukan ini juga merupakan salah satu bentuk pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi serta sebagai bukti bahwa mahasiswa merupakan agen perubahan sosial. Suatu wujud kepedulian sosial tidak hanya dilakukan dengan memberikan bantuan berupa materi saja, akan tetapi ilmu dan motivasi juga sangat dibutuhkan oleh anak anak yang berjumlah 40 orang di panti asuhan tersebut. Hal itulah yang telah dilaksanakan oleh LPM SINOVIA kepada adik- adik di Panti Asuhan Nurul Ichsan.
K
K
egiatan ini diawali dengan pembukaan oleh Pimpinan Umum LPM, Cahya Ramdhani Sila, kemudian dilanjutkan dengan acara penyuluhan oleh pengurus LPM SINOVIA tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, dan Pentingnya Membaca Buku kepada seluruh anak panti, serta penyuluhan tentang Bahaya Narkoba dan Merokok yang dikususkan untuk anak panti usia SMP dan SMA. Selanjutnya anakanak panti usia SMP dan SMA diadu kecer-
dasannya dalam permainan cerdas tangkas yang disebut ‘rangking satu’. Sementara itu, adik-adik usia SD dan yang belum bersekolah dibimbing membuat karya seni kriya dengan kertas origami. Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan acara buka puasa bersama hingga sholat magrib secara berjama’ah. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan penyerahan hadiah dan sembako dan diakhiri dengan penyampaian pesan dan kesan dari adik-adik panti asuhan.
“
Semoga apa yang telah dilaksanakan oleh LPM SINOVIA ini menjadi pengalaman atau pelajaran baik bagi para pengurus serta menjadi suatu amal soleh. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan terpupuknya kesadaran akan kehidupan masyarakat terkhusus dalam hal kesehatan yang dapat menjadikan kemampuan komunikasi sebagai senjata pengabdian masyarakat yang dapat berupa sebuah promosi kesehatan seperti penyuluhan kesehatan,” ulas Nurdiana Sari, selaku salah satu pengurus LPM SINOVIA. (NDS) Majalah LPM SINOVIA Edisi 49 33
SINO|GALERI
Penerimaan & Pembinaan (P2K Mahasiswa Ba Persiapan Pembukaan P2KBN Tingkat Fakultas Kedokteran Universitas Hasasnuddin
Pembukaan P2KBN Tingkat Fakultas Kedokteran Universitas Hasasnuddin
(a)
(b)
(c)
(a) Sambutan oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. dr. Andi Asadul Islam, Sp.BS, FICS; (b) Sambutan oleh Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof. dr. Muh. Nasrum Massi, Ph.D; (c) Laporan Ketua Panitia P2KBN Tingkat Fakultas Kedokteran UNHAS, Achmad Nursyamsir
34 Majalah LPM SINOVIA Edisi 49
n Kesadaran Bela Negara KBN) aru Tahun 2017 Pemaparan materi oleh para wakil dekan pada P2KBN tingkat Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Antusias peserta saat menyimak materi P2KBN Tingkat Program Studi FK Unhas
Gambar : RR,RA, II
Pemaparan materi pada P2KBN tingkat Program Studi Pendidikan Dokter Umum Universitas Hasanuddin
Ice Breaking P2KBN Tingkat Prodi FK Unhas
Majalah LPM SINOVIA Edisi 49 35
36 Majalah LPM SINOVIA Edisi 49 Gambar : pexels.com