SINOVIA
MEMEDIASI KOMUNIKASI YANG SEHAT
Edisi 50 | April - Juni
SINO|FOKUS Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin – Berbenah untuk Lulusan UKMPPD yang Lebih Baik SINO|REPORTASE Atmosfer Kompetisi di Lingkup Calon Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin SINO|PROFIL Sketsa Karya BEM KEMA FK Unhas SINO|ILMIAH Sang Anti Radang yang Terbuang Gambar : II
Salam Redaksi Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan rida-Nya sehingga majalah ini dapat hadir di hadapan pembaca sekalian
Tim Redaksi Pelindung Dekan Fakultas Kedokteran Unhas Penanggung Jawab Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Kedokteran Unhas Pemimpin Umum Rifqi Ramdhani Dwi Pamungkas
Dalam majalah edisi ke-50 ini, kami menyuguhkan berbagai informasi dengan tema atmosfer perkompetisian khususnya di lingkup Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (FK Unhas), mulai dari upaya pembenahan yang dilakukan di FK Unhas dalam meningkatkan kualitas lulusan Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD), membahas bentuk dukungan dari fakultas terhadap minat kompetisi mahasiswa di FK Unhas, informasi mengenai tahap pendelegasian lomba, dan ajang kompetisi yang telah digelar di FK Unhas, serta berbagai rubrik ringan lainnnya yang telah dikirim oleh kontributor.
Tema ini merupakan buah pikir dari tim redaksi bahwa kompetisi menjadi hal yang tidak terlepas dari usaha kita untuk tetap eksis, baik di lingkup kampus, maupun di lingkup yang lebih luas lagi, sehingga harapan kami adalah informasi dalam majalah ini menjadi hal yang bermanfaat dan dibutuhkan oleh pembaca sekalian.
Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penerbitan majalah ini.
Pemimpin Redaksi Ismiyanti Idham Sekretaris Umum Sahrah Nur Afifah Bendahara Umum Nanda Ayuni Koordinator Liputan Nur Rahma Juniarsi Reporter Muh. Fikri Hidayat, Lady Maria, Nitha Sarina, Ilul Hidayat AR, Brigitha Rahmaddini NP, Muh Faturrahman S, Syamsinar, Muhammad Fikri Fahri, Aish Damia U. bt Rahizad, Moh. Fauzan, A. Muh Islamul Habibi, Fachrunnisa, Fira Fadilah, Nor Awadah bt. Moh Nurdin, St. Uswatun Hasanah, Sri Ayu Andani, Rita Ariyani Editor A. Astrid Amalia, Lusi Ramadani Amin, Layouter Ummy Afifah, Muh. Al Azhar Afiah S Fotografer Nurul Hazwani bt. Hanifah, Mukti Mukhtar, Ismi
www.lpmsinovia.org @LPM_Sinovia LPM Sinovia
Semoga majalah ini mendapat tempat di hati pembaca sekalian, mohon maaf untuk segala kesalahan dan kekurangan.
Selamat membaca
2
Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
@tbr6748d @lpmsinovia Sekretariat Jalan Perintis Kemerdekaan km. 10 Gedung Student Center Lantai 1 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Daftar Isi
4 10 14 17 20
SINO|FOKUS Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Berbenah untuk Lulusan UKMPPD yang Lebih Baik SINO|REPORTASE Atmosfer Kompetisi di Lingkup Calon Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin SINO|PROFIL Sketsa Karya BEM KEMA FK Unhas
SINO|OPINI Ujian Kompetensi : Sebuah Usaha Menjadi Lebih Baik Oleh : Awaluddin A. Mulyadi
22 26
SINO|INSPIRASI Semua Berawal dari Niat ( dr. Marhaen Hardjo, M. Biomed, Ph.D )
30
36 37 38
SINO|INFO Tahap Pendelegasian
SINO|PUISI Hujan di Watu Fajr Oleh : R O Y SINO|GALERI Pelantikan Pengurus BEM KEMA FK Unhas Periode 2018-2019 | Hasanuddin Scientific Fair
SINO|ILMIAH Sang Anti Radang yang Terbuang (Berdasarkan hasil karya Ummu Aiman dkk, peraih medali emas Intellectual Property, Invention, Innovation And Technology Exposition (IPITEx) 2018 di Bangkok, Thailand ) SINO|AKSI Pelantikan Pengurus BEM KEMA FK Unhas Periode 2018-2019 | Hasanuddin Scientific Fair
29
34
SINO|TIPS Prestasi Jalan, Akademik OK Oleh : Ummu Aiman Muh. Ariiq Saifullah
SINO|INSTRUMEN Aspirin Elektrik SINO|RESENSI Dilan 1990 SINO|CERPEN Hijrah Oleh : NLA
Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
3
44
MajalahLPM LPMSINOVIA SINOVIAEdisi Edisi50 50 Majalah
Gambar : II
SINO|FOKUS
Fakultas Kedokteran Unversitas Hasanuddin
Berbenah, untuk Lulusan UKMPPD yang Lebih Baik Sistem pendidikan yang diterapkan di fakultas sudah dianggap bagus, namun hasil Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini bisa saja terjadi karena persiapan ujian yang kurang, terkendala pada proses penyampaian materi dari staf pengajar atau pun pemahaman materi oleh mahasiswa sendiri.
S
ebagai suatu program untuk mencetak dokter-dokter yang berkompeten, Pendidikan Dokter secara garis besar terdiri atas dua tahap. Tahap pertama yang diselenggarakan di kampus, disebut sebagai Program Pendidikan Dokter Umum (PPDU). Mahasiswa yang lulus pada tahap ini akan akan mendapat gelar sarjana kedokteran. Tahap selanjutnya adalah Program Pendidikan Profesi Dokter (PPPD) yang populer dengan sebutan kepaniteraan klinik atau koas. Mahasiswa pada tahap ini lebih banyak belajar di Rumah Sakit Pendidikan dan Puskesmas.
Setelah menyelesaikan seluruh proses pendidikan, untuk mendapat gelar dokter, mahasiswa harus melulusi Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD). Ujian yang diselenggarakan empat kali dalam setahun ini terdiri atas 200 nomor Multiple Choice Questions-Computer Based Testing (MCQs CBT) yang harus diselesaikan dalam waktu 200 menit dan 12 stase Objective Structured Clinical Examination (OSCE) yang harus diselesaikan dalam waktu 15 menit setiap stase.
Bimbingan oleh supervisor hingga peer mentor sebagai persiapan UKMPPD Sebagai upaya untuk mempersiapkan UKMPPD, tim pengurus PPPD FK Unhas memberikan fasilitas bimbingan belajar yang diselenggarakan setelah mahasiswa menyelesaikan seluruh tahap kepaniteraan klinik dan melulusi ujian komprehensif, sekitar dua bulan sebelum pelaksanaan UKMPPD. Bimbingan
yang sudah digagas sejak akhir tahun 2015 ini meliputi bimbingan materi dan pembahasan soal – soal UKMPPD. Bimbingan materi dilakukan selama tiga jam setiap pertemuan oleh supervisor dari masingmasing departemen sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Kemudian dilanjut dengan pembahasan soal-
soal UKMPPD oleh peer mentor selama tiga jam pula. Peer mentor yang merupakan lulusan first taker UKMPPD (lulus dalam satu kali ujian) akan mendapat sertifikat peer mentor yang dilegalkan oleh dekan dan dapat digunakan sebagai salah satu penunjang pada pendaftaran Program Pendidikan Dokter Spesialis FK Unhas. Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
5
Performa Mahasiswa pada UKMPPD Berdasarkan data yang diperoleh dari tim pengurus PPPD FK Unhas, angka kelulusan CBT UKMPPD dari tahun 2016 hingga 2017 mengalami penurunan yaitu dari 89,8% menjadi 77,5%. Berbeda dengan kelulusan OSCE yang cenderung
REKAPITULASI HASIL CBT REKAPITULASI HASILHASIL CBT UKMPPD REKAPITULASI CBT UKMPPD UKMPPD
REKAPITULASI HASIL OSCE UKMPPD REKAPITULASI HASIL OSCE UKMPPD
392
392
373
373 373 335 335 335
tersebut menentukan nasib para pengguna jasa layanan kedokteran. Lalu, bagaimana evaluasi dari tim pengurus PPPD terkait masalah kelulusan UKMPPD di Universitas Hasanuddin ?
meningkat dari 98,2% menjadi 98,6%. Hasil UKMPPD yang merupakan indikator kualitas lulusan dokter seyogianya mendapat perhatian lebih dari mahasiswa maupun pengurus program studi karena, hal
392
304
359 354 359 354 338 332 338 332
304
304
236 221
Jumlah Peserta 235 235 235 235
236 236 221 221
Jumlah Jumlah Peserta Lulus Lulus Tidak Lu Tidak Lulus
Jumlah PesertaPeserta Jumlah Lulus Lulus Tidak Lulus Lulus 88 15
15 2015
39
15
2015
2015
88
39
39
2016
2016
Tidak Lulus Tidak Lulus
88
2016
2017
2017
0
0
2017
2015
2015
6
6
2016
2016
Capaian Kompetensi Berdasarkan Kategori Daftar Penyakit 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
SARAF & PERILAKU
INDERA
ENDOKRIN & METABOLISME
DARAH & SISTEM KULIT, OTOT, GINJAL & JANTUNG, SAL. CERNA, SAL. PERNAPASAN TULANG DAN KEKEBALAN SALURAN KEMIH PEMBULUH HEPATOBILIER & JARINGAN LUNAK TUBUH DARAH & SISTEM PANKREAS LIMFATIK
2016
REPRODUKSI
2017
Capaian Kompetensi Berdasarkan Keterampilan Klinik 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
MEAKUKAN TES/PROSEDUR KLINIK
TATALAKSANAN MENENTUKAN DIAGNOSIS DAN NONFARMAKOLOGI DIAGNOSIS BANDING
2016
TATALAKSANA FARMAKOLOGI
2017
Sumber grafik : Tim Pengelola Program Pendidikan Profesi Dokter
6
Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
KOMUNIKASI DAN ATAU EDUKASI PASIEN
PERILAKU PROFESIONAL
5
5
2017
2017
Resolusi untuk masalah kelulusan, dari post test hingga try out Angka kelulusan CBT UKMPPD yang cenderung rendah terjadi karena penyaringan untuk menentukan mahasiswa yang berpotensi lulus belum terlaksana dengan baik. Post test yang diadakan pada persiapan UKMPPD periode November 2017 belum menerapkan sistem penyaringan, artinya mahasiswa yang lulus maupun tidak lulus post test tetap berhak mengikuti CBT UKMPPD. Dengan soal-soal yang cenderung berulang, post test juga belum terlalu prediktif untuk mencerminkan kelulusan di UKMPPD. Dari 23 mahasiswa yang lulus post test, hanya ada
Sumber : Tim Pengelola Program Pendidikan Profesi Dokter
10 orang yang juga lulus dalam CBT UKMPPD. Dari 14 orang yang tidak lulus post test, hanya ada 1 orang yang lulus CBT UKMPPD. Dengan menganalisa data tersebut didapatkan nilai prediktif positif sebesar 43%, sedangkan nilai prediktif negatif
sebesar 93%, sehingga dapat disimpulkan bahwa post test merupakan tes penyaring yang lebih tepat untuk menemukan mahasiswa yang memiliki probabilitas tinggi untuk tidak lulus dalam CBT UKMPPD.
Sumber : Tim Pengelola Program Pendidikan Profesi Dokter
Sebagai yang bersangkutan untuk menindaklanjuti masalah yang terjadi, Divisi Monitoring dan Evaluasi PPPD mengemukakan bahwa perlu diadakan ujian penyaringan berupa try out dan menentukan
nilai batas lulus (NBL) yang harus dicapai oleh mahasiswa. Dengan menggunakan metode regresi linear, ditemukan bahwa untuk melulusi CBT UKMPPD dengan nilai standar 66, mahasiswa harus mencapai nilai 60 pada
ujian try out. Tim Pengurus PPPD juga mengemukakan bahwa tingkat kehadiran bimbingan berpengaruh terhadap kelulusan UKMPPD, sehingga perlu ditetapkan persentase batas kehadiran minimal. Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
7
Setelah hal tersebut diterapkan pada penyaringan UKMPPD periode Februari 2018, diperoleh data bahwa seluruh peserta yang melulusi try out juga lulus dalam CBT UKMPPD sehingga memberikan nilai prediktif positif sebesar 100%. Artinya, lebih disarankan menggunakan try out untuk menyaring mahasiswa yang berpotensi untuk lulus di CBT UKMPPD
Berdasarkan evaluasi tersebut, maka ditetapkan bahwa mahasiswa yang ingin mengikuti UKMPPD wajib melulusi ujian try out dengan NBL 60, dan persentase kehadiran pada bimbingan UKMPPD adalah minimal 60%. Hal tersebut telah disetujui dalam rapat senat Fakultas Kedokteran Unhas. Namun setelah dianalisa kembali, NBL 56 sudah cukup bagus dan
bisa diluluskan. Mahasiswa yang tidak lulus akan diikutkan lagi dalam bimbingan kemudian mengikuti try out kembali. Mahasiswa yang ingin mengikuti bimbingan belajar di luar tetap diperbolehkan, tetapi harus memperlihatkan bukti kehadiran dan keikutsertaannya untuk memenuhi syarat kehadiran bimbingan 60%.
CBT UKMPPD
TRY OUT
Total Lulus Lulus
7
Tidak Lulus
4
Tidak Lulus 0
7
positif = 100%
13
17
negatif = 76,47%
Sumber : Tim Pengelola Program Pendidikan Profesi Dokter
Desas - desus UKMPPD Salah satu rumor yang pernah terdengar adalah mengenai batas untuk mengikuti UKMPPD. Menurut penjelasan dari tim pengurus PPPD, tindak lanjut untuk mereka yang berkali - kali belum bisa lulus UKMPPD sudah dibahas di pusat, namun belum
8
Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
pernah mendapat titik temu. Belum bisa dinyatakan apakah akan ada batas berapa kali bisa mengikuti UKMPPD atau tidak, dan seperti apa tindak lanjut bagi mereka, apakah akan di-drop out, ataukah harus mengulang kembali proses pendidikan dokter dari
awal. Diperkirakan semakin ke depan akan semakin ketat. Oleh karena itu, Tim Pengurus PPPD mengusahakan yang terbaik untk memperbaiki kualitas lulusan UKMPPD.
Suara Tim Pengurus PPPD Ketua PPPD, Dr. dr. Prihantono, Sp.B (K). Onk. M.Kes, bersama Sekretaris, dr. Adelina T Poli, Sp.M, M.Kes, mengemukakan bahwa yang menjadi hambatan selama ini adalah ketika mahasiswa ingin cepat ikut UKMPPD namun kurang melakukan persiapan yang matang, kesannya seperti dipaksakan. Mahasiswa perlu memperhitungkan apakah bisa lulus atau tidak. Tidak bisa dipungkiri, mahasiswa retaker (mengikuti ujian kembali karena tidak lulus) tentu bisa merasakan beban psikis yang berat dan berpengaruh terhadap persiapan untuk menghadapi UKMPPD yang kesekian kalinya. dr. Adelina juga mengemukakan bahwa yang membuat mahasiswa lulus adalah mereka sendiri. “Yang utama adalah persiapan dari
mahasiswa itu sendiri, jadi jangan terlalu berharap bahwa kami yang harus selalu berusaha lebih untuk membuat mereka lulus.�, tuturnya. Pendidikan bisa diumpamakan sebagai sebuah pentas. Mahasiswa beserta dosen adalah pemainnya. Ketika penampilan menjadi kurang menarik, maka kita tidak boleh menyalahkan dosen saja karena mahasiswa juga pemain di dalamnya. Dari tahun ke tahun Tim Pengurus PPPD tentu melakukan evaluasi terhadap hasil UKMPPD, kemudian mengusahakan persiapan yang terbaik bagi mahasiswa calon peserta UKMPPD. Terlepas dari hal tersebut, mahasiswa yang bersangkutan memiliki tanggung jawab lebih secara pribadi untuk mempersiapkan kelulusannya masing-masing. (II, MF, BNP)
Narasumber : Dr. dr. Prihantono, Sp.B (K). Onk. M.Kes (Ketua PPPD) dr. Adelina T Poli, Sp.M, M.Kes (Sekretaris PPPD)
Gambar : II (Suasana CBT Blok. Gambar diambil sesaat sebulm ujian berakhir sehingga tidak menganggu peserta)
Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
9
Gambar : MM
SINO|REPORTASE
Atmosfer Kompetisi di Lingkup Calon Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Hawa perkompetisian di lingkup Fakultas Kedokteran Universitas Hasauddin (FK Unhas) tetap terasa di tengah padatnya jadwal kuliah dan kesibukan di organisasi. Namun, bagaimanakah penggiat kompetisi tersebut memaknai kompetisi itu sendiri? Dan seperti apa dukungan dari pihak fakultas untuk semangat kompetisi mereka?
J
ika menilik sejarah, jelas bahwa kompetisi menjadi hal yang tidak terpisahkan dari keberhasilan usaha para pejuang kita untuk kemerdekaan Bangsa Indonesia. Orang-orang yang bergelut di dunia kerja, politik, dan perekonomian bahkan lebih sarat lagi dengan kompetisi. Entah itu untuk mengungguli yang lain, ataukah untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Di lingkup kecil seperti keluarga, kompetisi pun tetap ada, misalnya persaingan antar anak untuk mendapat perhatian lebih dari orang tuanya. Tidak dapat dipungkiri bahwa kompetisi telah membersamai keseharian kita dan menjadi salah satu proses penting dalam usaha pemenuhan kebutuhan hidup kita.
Kompetisi yang disama-artikan dengan istilah persaingan, kerap dianggap sebagai hal yang negatif. Padahal kompetisi tidak melulu adalah perkara menjatuhkan lawan, kecurangan, perselisihan, dan sebagainya. Semangat berkompetisi yang positif berorientasi pada pemanfaatan segala kemampuan yang kita miliki untuk memperbaiki diri atau melebihi individu lain tanpa merusak atau merugikan sistem yang pesaing kita miliki. Dengan konsep ini, maka mahasiswa yang kelak menjadi
10 Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
pemeran utama dalam meneruskan perjuangan bangsa seyogianya terus mengasah semangat kompetisi yang mereka miliki. Saat ini ada banyak kegiatan lomba yang bisa menjadi media untuk berkompetisi. Nah, bagaimana mahasiswa FK Unhas memanfaatkan kesempatan tersebut? Dari hasil kuesioner terhadap 30 orang mahasiswa, ada 11 orang yang belum pernah melibatkan diri dalam kegiatan lomba. Beberapa berdalih memang tidak mau, namun kebanyakan karena belum menemukan lomba yang sesuai minat, atau belum memiliki waktu luang untuk menyiapkannya. Dari 19 orang lainnya yang sudah pernah mengikuti lomba, sebanyak 9 orang setidaknya telah mengikuti < 3 lomba, 6 orang telah mengikuti 3-5 lomba, dan 4 orang telah mengikuti lebih dari 5 lomba. Lalu, bagaimana pencapaian terhadap lomba yang mereka geluti? Dari 19 orang responden yang telah dibahas sebelumnya, 3 diantaranya belum pernah berhasil pada lomba-lomba yang telah diikuti. 16 lainnya sudah pernah berhasil dengan tingkat predikat yang berbedabeda. Ada yang lulus sebagai finalis, hingga menjadi peraih medali. Beberapa
Majalah LPM LPM SINOVIA SINOVIA Edisi Edisi 50 50 11 11 Majalah
Gambar : MM
12 Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
pencapaian yang telah dikumpulkan oleh mahasiswa FK Unhas dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini diantaranya, The Most Inspiring Student pada Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional 2017, medali emas Indonesian International Medical Olympiad (IMO) 2017 bidang Uroreproduction dan Cardio-respiration, medali emas Bangkok International Intellectual Property, Invention, Innovation and Technology Exposition 2018, medali perak Asia Innovation Show 2018, dan masih banyak lagi prestasi di kompetisi-kompetisi ilmiah, seni, dan olahraga di tingkat regional maupun nasional lainnya.
IMO 2017. â&#x20AC;&#x153;Selain usaha yang keras, tentu kita membutuhkan usaha yang cerdas.â&#x20AC;? Usaha cerdas, yakni usaha yang penuh dengan strategi. Strategi dalam keefektifan belajar, aktivitas yang kompleks, dan pembagian waktu yang memadai. Berbagai metode belajar juga bisa diterapkan untuk mempersiapkan diri sebelum berkompetisi. Brant Ardell, rekan Alex sebagai peraih medali emas IMO 2017, berbagi bahwa salah satu metode yang baik untuk belajar adalah dengan mengajar. â&#x20AC;&#x153;Metode belajar yang saya terapkan adalah mebuat slide presentasi, kemudian mencoba menjelaskan kepada teman saya.â&#x20AC;?
Dengan berbagai lomba yang telah digeluti tersebut, komentar dan pendapat pun banyak bermunculan dari para responden ketika ditanya mengenai makna dari kompetisi. Kebanyakan responden menanggapi suatu kompetisi sebagai hal yang membawa banyak manfaat. Mulai dari sebagai investasi nilai kemahasiswaan, hingga berbagai alasan kompleks lainnya. Di antara mereka ada yang beranggapan bahwa dengan berkompetisi, kita dapat mengaplikasikan ilmu dan mendapatkan penghargaan untuk memperlancar dunia kerja. Anggapan lain yaitu kompetisi adalah tempat belajar, mengukur kemampuan, meningkatkan daya saing, serta mendapatkan kawan baru. Kompetisi juga dimaknai sebagai hal yang sangat penting untuk masa kini dan juga masa depan seseorang karena kompetisi dapat meningkatkan rasa percaya diri, melatih mental, mengasah asa, dan membantu diri untuk lebih bertanggung jawab. Ada pula yang memaknai bahwa kemenangan di suatu kompetisi adalah bonus. Pengalaman berharga, wawasan yang kebih luas, dan mengasa jiwa kompetitif adalah pencapaian yang lebih utama. Komentar yang bertentangan juga diungkapkan oleh satu orang responden yang beranggapan bahwa kompetisi tidak ada gunanya.
Semangat berkompetisi mahasiswa FK Unhas tentu mendapat perhatian dari pihak fakultas. Melalui wawancara dengan Wakil Dekan III Bidang Kemahaiswaan dan Alumni FK Unhas, Prof. dr. Muh. Nasrum Massi, Ph. D, diperoleh keterangan bahwa, setiap tahun pihak fakultas memberikan bantun dalam bentuk anggaran dana kegiatan kemahasiswaan yang dipusatkan di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FK Unhas. Untuk pengelolaan lebih lanjut, fakultas mengharapkan dari BEM untuk mengordinasikan dengan Badan Khusus serta Klub Ekstrakurikuler dalam memaruh sendiri alokasi dana bagi kegiatan-kegiatan mahasiswa, termasuk untuk kebutuhan delegasi pada berbagai kompetisi, dan kebutuhan operasional seperti inventaris, dan kebutuhan dana untuk berbagai program kerja organisasi.
Ada banyak alasan dan pertimbangan seseorang dalam melakukan sesuatu. Demikian halnya dengan berkompetisi. Bagi yang ingin memetik kesuksesan lewat kemenangan dari sebuah kompetisi, tentu membutuhkan kerja keras dan strategi. Seperti yang dikemukakan oleh Alexander Changay, mahasiswa FK Unhas angkatan 2015 yang merupakan peraih medali emas
Perhatian fakultas terhadap minat kompetisi mahasiswa bukan hanya dalam bentuk dana. Fakultas juga mengarapkan agar mahasiswa bisa berbenah dengan matang, misalnya dengan melakukan berbagai tahap penyeleksian di tingkat fakultas sehingga delegasi siap secara mental, skill, maupun pengetahuan untuk bersaing dan membawa nama fakultas dan Universitas Hasanuddin ke kancah lokal, regional, nasional, hingga internasional. Demikian atmosfer perkompetisian di lingkup mahasiswa FK Unhas. Ada segudang kesempatan lomba, serta peran fakultas yang begitu mendukung, namun dengan minat mahasiswa yang beragam pula, belum semua mahasiswa bisa bergelut dalam arena perkompetisian. (II,MFF,SJ) Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
13
SINO|PROFIL
Sketsa Karya
BEM KEMA FK UNHAS
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) adalah lembaga kemahasiswaan yang berperan dalam melaksanakan fungsi eksekutif dan secara hakikat merupakan lembaga kaderisasi dan perjuangan. Dalam lingkup Keluarga Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (KEMA FK Unhas), terdapat beberapa badan yang menjalankan fungsi koordinasi dengan BEM yaitu Badan Khusus (BK) sebagai lembaga eksekutif berbasis keilmuan dan Badan Permusyawaratan Mahasiswa (BPM) sebagai lembaga yudikatif dan legislatif.
S
aat ini, kepengurusan BEM KEMA FK UNHAS periode 2018-2019 yang disebut Kabinet Berkarya diketuai oleh Achmad Nursyamsir yang merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2015. Dalam menjalankan amanahnya, kabinet ini memiliki sebuah visi yaitu agar terwujud KEMA yang sinergis dan kontributif yang berasaskan spiritualitas dan kekeluargaan. Adapun misi yang diharap dapat mewujudkan gagasan tersebut adalah pertama,mengoptimalkan kaderisasi berjenjang sebagai wadah pembentuk karakter beriman dan bertakwa yang berbasis
14 Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
Gambar : Kementrian Kominfo BEM FK Unhas
keteladanan dan pengembangan. Kedua, mengawal advokasi kebijakan internal, isu-isu ke-Unhas-an, dan permasalahan kedokteran berbasis kajian dan riset. Ketiga, meningkatkan pengembangan intelektualitas, minat dan bakat, yang partisipatif berbasis kompetensi. Keempat, meningkatkan pengembangan intelektualitas, minat dan bakat, yang partisipatif berbasis kompetensi. Yang terakhir adalah memusatkan pengelolaan administrasi dan penyaluran informasi yang sistematis.
Makna dari nama “Kabinet berkarya” sendiri tidak jauh dari visi dan misi yang telah terpaparkan sebelumnya. BEM KEMA FK Unhas periode 2018 - 2019 berfokus pada peningkatan kapasitas internal maupun
”
eksternal sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kerja dari masing-masing kementerian secara khusus dan secara umum untuk menghasilkan karya-karya nyata yang bermanfaat bagi KEMA FK Unhas.
Kema Ber-Advokasi
Lembaga kemahasiswaan secara hakikatnya menekankan pada 2 aspek yakni kaderisasi dan perjuangan. Pada aspek perjuangan, posisi lembaga kemahasiswaan sebagai satu kesatuan pergerakan mahasiswa dipandang perlu untuk mengelola isu-isu kemahasiswaan dan kedokteran. Pengelolaan isu berpegang pada hasil kajian dan riset, serta bersinergis dengan pengawalan isu di tingkat universitas hingga nasional seperti Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) sebagai bagian integral dari pergerakan mahasiswa kedokteran. Di samping itu, standar operasional pengelolaan isu diformulasikan secara sistematis dan berkelanjutan dengan 3 budaya yang menjadi prinsip dasar yakni budaya mengkaji, budaya membaca, dan budaya menulis. Selain itu, BEM Kema FK Unhas perlu untuk membangun komunikasi yang harmonis dengan lembaga kemahasiswaan yang horizontal maupun vertikal sehingga kesatuan gerak mahasiswa dapat terjalin dengan baik. Turunan Kementerian : 1.Kementerian Kajian Strategi dan Advokasi (KASTRAD, Imam Amriadi) 2.Kementerian Hubungan Luar (HUBLU, Nancy Dwi Puspita)
”
Kema Cerdas
BEM Kema FK Unhas turut berperan dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan keilmuan berbasis kompetensi, serta mempersiapkan bibit-bibit unggul guna mengharumkan Kema FK Unhas di tataran universitas hingga nasional. Namun di sisi lain, BEM hadir sebagai lembaga pengawal antisipasi drop out.
”
BEM KEMA FK Unhas periode ini terdiri atas 75 orang, yang meliputi Presiden, Sekretaris Kabinet, Bendahara Kabinet dan 11 Kementerian, dengan penajabaran atau turunan visi-misi sebgai berikut :
Kema Ber-Integritas
Lembaga kemahasiswaan secara hakikatnya menekankan pada 2 aspek yakni kaderisasi dan perjuangan. Pada aspek kaderisasi, dipandang bahwa kaderisasi sebagai wadah pembentukan karakter yang beriman dan bertakwa harus menekankan pada aspek keteladan dan mengoptimalkan proses kaderisasi berjenjang. Kemudian, dalam pengelolaan kapasitas kader, aspek pengembangan diri harus dioptimalkan baik dari segi keilmuan maupun aplikatif . Turunan Kementerian : Kementerian Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM, Nurul Lili Afifah)
”
Kema Spiritual
BEM KEMA FK UNHAS turut berpartisipasi dalam menciptakan suasana kekeluargaan yang kondusif dalam bingkai spritualitas di internal Kema FK Unhas. Selain itu, BEM turut menjalin komunikasi yang harmonis dengan lembaga keagamaan intrafakultas serta mengakomodasi pemenuhan kebutuhan spritualitas dengan tetap menjunjung tinggi prinsip kekeluargaan . Turunan Kementerian : Kementerian Agama (Muh. Rakib Yunus)
Pengembangan minat bakat yang partisipatif pun terus digalakkan dengan pemberian wadah kompetisi baik internal hingga nasional serta pengawalan ekstrakurikuler yang terpusat dan sistematis. Turunan Kementerian : 1.Kementerian Pendidikan ( Ardhian Ramadhan) 2.Kementerian Pengembangan Minat dan Bakat (PMB, Muh. Adyaksa Siradja) Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
15
”
BEM Inklusif
BEM sebagai lembaga eksekutif dalam fungsi pelayan, wajib menerapkan nilai inklusifiktas kepada anggota kema. Untuk itu, dari sisi pengelolaan administrasi, pemusatan pelayanan poin kemahasiswaan serta keterbukaan dalam proses pelayanan administrasi diformulasikan dalam bentuk standar operasional yang detail dan jelas. Di samping itu, penyaluran informasi yang terpusat dan sistematis diharapkan dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan informasi yang lebih masif di KEMA FK Unhas, dan publikasi untuk memperkuat eksistensi BEM. Di sisi lain, BEM sebagai sebuah organisasi pun harus terus melakukan proses monitoring dan evaluasi dengan standar operasional yang objektif dan sistematis untuk memastikan berjalan secara optimalnya kinerja dan fungsi dari BEM serta anggota BEM itu sendiri. Turunan Kementerian : 1.Kementerian Administrasi 2.Kementerian Komunikasi dan Informasi (KOMINFO, Suandih Zulkarnain) 3.Kementerian Penelitian dan Pengembangan (LITBANG, Ummu Aiman)
“
Kami memahami bahwa pada dasarnya batubata kelembagaan yang telah disusun oleh Kabinet Pembaharu sebelumnya harus tetap dipertahankan dan tentunya inovasi kepengurusan tahun ini bukanlah hal yang berbeda dengan kepengurusan selanjutnya, malah bersinergis dan dibumbui dengan improvisasi. Namun berangkat dari filosofi, Kabinet Berkarya berharap menghasilkan karyakarya nyata yang semoga saja
16 Majalah LPM LPM SINOVIA SINOVIA Edisi Edisi 50 50 16 Majalah
”
Kema Mengabdi
Pengabdian masyarakat sebagai salah satu dari tri dharma perguruan tinggi, turut dijalankan oleh BEM untuk berpartisipasi dalam timbulnya kepekaan dan kepedulian sosial anggota KEMA, yang diwujudkan melalui program kerja yang tematik maupun berkelanjutan dan memiliki dayaguna bagi masyarakat sekitar. Turunan Kementerian : Kementerian Pengabdian Masyarakat (PENGMAS, Puja M. Iqbal)
”
BEM Mandiri
Dalam mendukung kinerja BEM, maka kemandirian secara finansial terus diusahakan guna mencapai optimalisasi dalam pelaksanaan seluruh program kerja. Maka dari itu, pemanfaatan penjualan merchandise KEMA hingga penguatan kerjasama sponsorship dan partnership yang halal dan tidak mengikat terus dimaksimalkan. Kemudian, pengelolaan dana kemahasiswaan secara transparan dan terpusat turut membantu mewujudkan kemandirian secara finansial. Turunan Kementerian : 1.Kementerian Keuangan dan Pendanaan ( Ade Alfiah) 2.Kementerian Hubungan Luar (HUBLU, Nancy Dwi Puspita)
bermanfaat bagi KEMA FK Unhas baik di tataran internal maupun eksternal.” Tambah Achmad Nursyamsir selaku Ketua BEM FK UNHAS Periode 20182019. Secara detail, inovasi yang dibuat telah termuat di GRAND DESIGN KABINET BERKARYA yang menurunkan kurang lebih 40 program kerja di periode kali ini. Adapun program kerja inovasi seperti PSDM Memeluk, Rapor BEM, HMSQ (Hasanuddin Medical Student Quiz), dan masih
banyak lagi yang nantinya akan dipublikasikan melalui media sosial BEM FK Unhas untuk memudahkan akses informasi warga KEMA terhadap program kerja yang akan direalisasikan. Adapun harapan dari salah satu warga KEMA FK Unhas yaitu Saudara Muh. Alim Abdillah, BEM periode ini dengan nama Kema Berkarya semoga dapat menunjukkan eksistensinya dalam karya di bidang akademik seperti pendelegasian lomba. (PC, AMIH)
Gambar : Kementrian Kominfo BEM FK Unhas
Ujian Kompetensi:
M
emiliki identitas sebagai mahasiswa kedokteran adalah sebuah kebanggan. Setidaknya itulah yang terjadi di masyarakat Indonesia sejak dulu kala hingga hari ini. Setiap tahunnya, ribuan remaja cerdas dari berbagai daerah saling memperebutkan kursi untuk berada di Fakultas Kedokteran. Jika tak berhasil dengan jalur undangan yang menggunakan nilai rapor sekolah, maka belajar berjam-jam dijalani untuk seleksi nasional memasuki perguruan tinggi negeri. Jika tersingkir lagi dari arena tersebut, maka pertempuran berlanjut untuk mendapatkan tempat di perguruan tinggi swasta. Tentu saja, untuk dapat duduk di fakultas impian tersebut, bukan rahasia lagi bahwa para orang tua harus merogoh kocek lebih dalam. Setelah berada di dalam Fakultas Kedokteran tersebut, perasaan bangga di dalam diri mahasiswa biasanya akan segera berganti menjadi perasaan waswas, tidak tenang, serta mengalami hari-hari dengan waktu yang berlalu sangat cepat. Kuliah padat dari pagi hingga sore hari, tentu saja melelahkan bukan main. Tapi sesampainya di rumah pun masih harus mengerjakan laporan praktikum atau mengulang
SINO|OPINI
SEBUAH USAHA MENJADI LEBIH BAIK
Penulis: Awaluddin A. Mulyadi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Angkatan 2012
kembali tumpukan materi kuliah tadi. Rentetan ujian menunggu di akhir setiap blok yang biasanya setiap empat hingga lima minggu sekali. Di akhir semester ada ujian keterampilan klinik dalam bentuk Objective Structured Clinical Examination (OSCE) yang tentu saja mendebarkan ketika harus berhadap-hadapan dengan dokterdokter spesialis yang kadang membuyarkan hapalan semalam. Semua rentetan peristiwa tersebut harus dijalani minimal selama 3,5 tahun ditambah mengerjakan skripsi untuk mendapat gelar sarjana kedokteran. Setelah
menyelesaikan proses tersebut, mahasiswa kedokteran akan memasuki fase klinik. Di fase inilah tenaga, pikiran, dan waktu akan terkuras. Melakukan pengamatan dan pengawasan pada pasien, jaga malam dengan waktu tidur beberapa jam saja, keesokan paginya melakukan presentasi kasus, kemudian ujian dengan supervisor. Fase ini biasanya akan memakan waktu dua tahun. Kurun waktu minimal yang dibutuhkan mendapatkan gelar dokter tersebut minimal 5,5 tahun. Itu jika dalam perjalanan semuanya lancar-lancar saja. Tak pernah Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
17
mengulang blok, menyelesaikan stase klinik tepat waktu, dan jarang sakit. Namun, setelah itu semua, mahasiswa calon dokter ini harus mengikuti satu tes untuk dapat diakui kompetensinya dan dapat mengobati pasien sendiri. Itulah yang dinamakan dengan Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD). Meski telah melewati fase preklinik dan klinik tadi, jika tidak lulus dalam ujian terakhir ini maka akan semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk dapat diakui sebagai dokter. Ujian inilah yang menentukan hasil perjalanan panjang tersebut untuk dapat kemudian membuahkan hasil. Sejak diujikan pertama kali pada tahun 2007 dengan nama Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI), yang kemudian berganti nama menjadi UKMPPD, ujian kompetensi ini mendapatkan pro dan kontra dari berbagai pihak, terutama dari mahasiswa kedokteran itu sendiri.
â&#x20AC;?
Lahirnya Ujian Kompetensi
Perdebatan dan diskusi mulai terjadi di kalangan kedokteran Indonesia ketika pada tahun 2004 pemerintah mengeluarkan suatu undang-undang yaitu UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Lahirnya undangundang ini seperti menjadi jawaban pemerintah atas kekhawatiran masyarakat mengenai terjadinya kasus-kasus malpraktek di dunia kedokteran Indonesia. Salah satu hal yang menjadi perhatian dalam undang-undang tersebut adalah bahwa dokter harus menyertakan sertifikat kompetensi jika ingin melakukan registrasi di Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Maka, lahirlah UKDI sebagai bentuk ujian untuk mendapatkan sertifikat kompetensi tersebut.
18 Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
Sesuatu yang akan kita susuri sampai akhir hayat, yaitu berusaha menyelamatkan hidup orang lain. Sebanyak mungkin. Ujian itu mempersiapkan kita untuk tugas yang tidak ringan tersebut. Meski mendapat pro dan kontra dari berbagai kalangan, UKDI tersebut tetap dilaksanakan dan dimulai pada tahun 2007. Peserta yang mengikuti UKDI merupakan dokter-dokter yang telah disumpah dan mendapat sertifikat profesi dari institusi masing-masing. Ujian dilaksanakan pada beberapa universitas yang ditunjuk oleh panitia. Pelaksanaan ujian tersebut ternyata menimbulkan masalah seperti semakin banyaknya dokter yang pengangguran dan tak bisa membuka praktik akibat tak lulus UKDI. Hal ini tentu saja menjadi sesuatu yang tak terduga pada masa itu terutama bagi masyarakat Indonesia. Telah umum diketahui bahwa selama ini mahasiswa kedokteran adalah mereka yang mempunyai intelektualitas tinggi. Maka dengan banyaknya dokter yang gagal dalam UKDI tersebut, hal ini menimbulkan diskusidiskusi yang hangat di tengah masyarakat Indonesia. Hal ini patut dimaklumi sebab yang diuji tersebut bukan lagi mahasiswa kedokteran, melainkan yang telah disumpah dan mendapat predikat dokter dari institusi masingmasing. Masalah lain yang ditemukan adalah bahwa institusi yang menjadi almamater dokterdokter tersebut cenderung untuk lepas tanggung jawab terhadap alumninya tersebut, sebab mereka telah selesai menjalani pendidikan dokter di institusinya. UKDI merupakan masalah personal dokter tersebut. Juga mengenai biaya yang harus dibayarkan oleh
dokter untuk mengikuti ujian yang dirasa cukup tinggi, sedangkan mereka pun belum berpenghasilan. Oleh karena itu, pada tahun 2013 terbit UU No. 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran yang pada pasal 36 menyatakan bahwa untuk menyelesaikan program profesi maka mahasiswa harus lulus program ujian kompetensi yang bersifat nasional sebelum mengangkat sumpah dokter. Hal inilah yang menjadi dasar dihilangkannya UKDI dan diganti dengan UKMPPD. Maka, dengan menjadi UKMPPD, peserta yang mengikutinya masih berstatus mahasiswa dan oleh karena itu institusi masih bertanggung jawab terhadap mereka. Bentuk tanggungjawab tersebut yaitu dengan menyelenggarakan program untuk membantu mahasiswanya lulus UKMPPD. Salah satu program tersebut misalnya dengan mengadakan jadwal bimbingan materi. Selain itu, pembiayaan untuk mengikuti ujian juga masih menjadi tanggungan dari institusi. Perubahan nama tersebut tentu saja tidak mengubah esensinya yaitu ujian kompetensi. Diadakannya ujian ini merupakan suatu upaya untuk mencapai kompetensi atau kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi dokter di Indonesia. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan materi ujian sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) yang di dalamnya terdapat pembagian mengenai kompetensi penyakit yang dinyatakan dengan angka. Dari sekian banyak penyakit
yang dijelaskan dalam SKDI tersebut, kemudian dirinci 145 penyakit yang menjadi kompetensi dasar seorang dokter umum. Sehingga, diharapkan dokterdokter yang telah lulus UKMPPD akan mampu untuk melayani masyarakat dengan baik sesuai dengan kompetensinya tersebut. Di awal kemunculan ujian kompetensi dengan nama UKDI, banyak yang menentang dengan berbagai alasan. Misalnya dengan mengatakan bahwa kemampuan seorang dokter tidak hanya mengenai kemampuan kognitif, melainkan etika, skill, dan kemampuan komunikasi juga penting. Maka diadakanlah UKMPPD yang berisi Multiple Choice Questions (MCQ) dan OSCE yang dianggap mampu menjadi standar untuk mengukur kemampuan tersebut. Penilaian secara tepat akan kemampuankemampuan tersebut memang cukup sulit didapatkan. Namun, dengan UKMPPD diharapakan bahwa hal minimal yang diperlukan dari kemampuan-kemampuan tersebut telah terpenuhi. Hal lain yang juga menjadi dasar adanya ujian kompetensi ini adalah sebagai respon untuk mengetahui keberhasilan suatu institusi pendidikan kedokteran. Saat ini terdapat 83 Fakultas Kedokteran (FK) di Indonesia dengan akreditasi A sebanyak 17 FK, akreditasi B sebanyak 29 FK, dan akreditasi C sebanyak 37 FK. Jumlah FK tersebut sepertinya akan bertambah seiring dicabutnya Moratorium Fakultas Kedokteran. Dari banyaknya institusi FK tesebut, maka ujian kompetensi menjadi salah satu penilaian untuk mengevaluasi institusi. Berdasarkan data tahun 2017, terdapat sekitar 2500 Sarjana Kedokteran yang sebagian besar lulusan FK dengan akreditasi C mengalami kesulitan menjadi dokter. Hal ini tentu saja dapat
menjadi pertimbangan untuk meninjau kembali institusi tersebut dan memberikan masukan untuk meningkatkan kualitasnya serta menjadi acuan agar membatasi dibukanya fakultas kedokteran baru. Hal ini juga menjadi jawaban bagi sebagian orang yang mempermasalahkan mengenai rangkaian ujian yang telah dilewati selama masa preklinik dan klinik sehingga menyatakan bahwa patutnya ujian-ujian tersebut menjadi standar kompetensi tanpa perlu ada ujian nasional. Bahwa setiap institusi menguji sesuai dengan standar masingmasing yang dianggap menyiapkan calon dokter dengan baik, maka adanya ujian kompetensi nasional seharusnya tidak menjadi momok jika yakin dengan cara dan penilaian yang diberikan terhadap peserta didiknya telah cukup baik. Meskipun rasio dokterpasien negara Indonesia belum proporsional dibandingkan dengan negara tetangga lainnya, selayaknya terdapat upaya peningkatan kuantitas yang dibarengi dengan peningkatan kualitas.
”
Cita-cita untuk Menjadi Lebih Baik
Di balik cita-cita dan tujuan yang baik tersebut, setiap tahunnya muncul permasalahan lain yang mengikuti. Pada akhir desember tahun 2017, terdapat sekitar 4000 Sarjana Kedokteran yang telah mengikuti ujian kompetensi lebih dari satu kali (retaker). Setiap tahunnya, menurut Ketua KKI Bambang Supriyatno, terdapat 25% sarjana kedokteran yang tidak lulus UKMPPD. Umumnya mengatakan bahwa soal yang terlalu sulit. Padahal, menurut Bambang, soal tersebut merupakan kompetensi dasar untuk menjadi seorang dokter. Hal ini tentu saja menjadi
masalah yang berat sebab setiap tahunnya kita menghasilkan calon dokter yang cukup banyak namun terkendala di UKMPPD. Hal ini akan meminta perhatian yang lebih serius untuk membenahi sistem pendidikan kedokteran kita. Salah satu upaya untuk mengurangi hal tersebut, yaitu diadakannya ujian komprehensif dari institusi masing-masing sehingga yang lulus ujian komprehensif inilah dianggap mempunyai kesiapan untuk mengikuti UKMPPD. Di beberapa institusi juga menambahkan ujian lain sebagai syarat untuk mengikuti UKMPPD. Di fakultas kita sendiri misalnya, FK Unhas, selain menjadikan ujian komprehensif sebagai syarat, juga menjadikan Try Out Asosiasi IInstitusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) sebagai syarat untuk mengikuti UKMPPD. Pada akhirnya, dari sekian banyak perubahan aturan dan ujian yang mesti dilewati untuk dapat “keluar” dari status mahasiswa tersebut, menuntut kita untuk melihat ke dalam. Bagi institusi pendidikan, hal ini akan menjadi cerminan terhadap proses pendidikan yang telah diberikan kepada mahasiswanya. Proses sejak saat penerimaan, proses pembelajaran, hingga saat akan melepas anak didik tersebut akan dapat dievaluasi kembali. Juga menjadi introspeksi bagi diri masing-masing sejak saat kita menginjakkan kaki di dalam dunia kedokteran ini. Menempa diri kita baik-baik untuk sebuah pertanyaan, “Apakah benar ini yang menjadi keinginan jalan hidup kita?”. Sesuatu yang akan kita susuri sampai akhir hayat, yaitu berusaha menyelamatkan hidup orang lain. Sebanyak mungkin. Ujian itu mempersiapkan kita untuk tugas yang tidak ringan tersebut. (AD) Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
19
SINO|ILMIAH
Sang Anti Radang yang Terbuang
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul â&#x20AC;&#x153;Efektifitas Ekstrak Limbah Kulit Bawang Merah (Allium cepa) terhadap Penanda Arthritis pada Tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Complete Freundsâ&#x20AC;&#x2122;s Adjuvant (CFA) oleh Ummu Aiman (Mahasiswa FK Unhas angkatan 2015) Muhammad Ariiq Saifullah (Mahasiswa FK Unhas angkatan 2015) Husnul Khatimah (Mahasiswa FK Unhas angkatan 2015) Dike Dandari Sukmana (Mahasiswa Fakultas Farmasi Unhas angkatan 2014) Muhammad Carnegi Matondang (Mahasiswa Fakultas Farmasi Unhas angkatan 2014) Dari hasil penelitian ini, peneliti menghadirkan sebuah produk kreatif yang disebut Arthogel (Arthritis Gel) dan memenangkan medali emas pada lomba inovasi karya international, Intellectual Property, Invention, Innovation And Technology Exposition (IPITEx) 2018 di Bangkok, Thailand.
D
i usia senja, fungsi tubuh mulai menurun, tubuh pun lebih mudah mengalami berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah masalah tulang dan sendi. Arthritis adalah salah satu masalah tulang dan sendi yang sering terjadi. Arthritis atau biasa disebut rematik adalah penyakit yang menyerang persendian dan struktur di sekitarnya seperti tulang dan ligamen. Masyarakat pada umumnya menganggap rematik sebagai penyakit sepele karena tidak berat hingga menimbulkan kematian. Padahal jika tidak segera ditangani, hal ini bisa membuat anggota tubuh tidak berfungsi dengan normal karena timbulnya benjolbenjol, sendi menjadi kaku, sulit berjalan, bahkan pada kondisi yang parah bisa menyebabkan kecacatan seumur hidup. Selain itu, rasa nyeri yang timbul bisa mengganggu dan membatasi aktivitas sehari-hari. Pengobatan awal arthritis adalah dengan pemberian anti inflamasi untuk meredam nyeri,
20 Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
Arthogel, karya Ummu Aiman dan kawan-kawan yang memenangkan IPITEx 2018 Gambar : www.innopa.org
namun diketahui anti inflamasi memiliki banyak efek samping seperti ganggguan pencernaan, sakit kepala dan diare sehingga kurang baik jika digunakan dalam jangka waktu yang lama. Tahukah Anda, kulit bawang merah mengandung zat yang bisa berefek sebagai anti inflamasi atau anti radang pada arthritis? Sekelompok mahasiswa Universitas Hasanuddin telah meneliti hal tersebut dan membuat sebuah produk kreatif berupa jel arthritis yang mereka sebut dengan Arthogel.
Ide tersebut bermula setelah membaca beberapa jurnal penelitian internasional, dan mereka mendapatkan informasi bahwa zat quercetin mampu menghambat produksi IL-1 yang menyebabkan inflamasi dan berperan sebagai antioksidan. Quercetin banyak terdapat pada tumbuhan berwarna ungu hingga kemerahan. Ketua tim penelitian tersebut, Ummu Aiman kemudian berpikir untuk menguji zat quercetin pada ekstrak kulit bawang merah (Allium cepa) yang selama ini belum dimanfaatkan dan hanya menjadi sampah. Peneliti membuat ekstrak kulit bawang merah melalui proses maserasi dengan etanol 96 persen, kemudian dievaporasi dengan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak berupa bubuk kering. Selanjutnya, ekstrak tersebut diberikan lewat oral kepada tikus penelitian. Untuk mendapatkan tikus wistar yang mengalami arthritis, peneliti menginduksi dengan Complete Freundâ&#x20AC;&#x2122;s Adjuvant (CFA). Berdasarkan jurnal yang
Gambar : www.pexel.com
telah penulis baca, CFA bisa menyebabkan respon inflamasi pada model tikus arthritis. Lengkapnya, pada penelitian Ummu Aiman dan kawan-kawan, digunakan 18 ekor tikus sehat yang telah diadaptasi selama satu pekan. Tikus-tikus tersebut berusia 8-12 minggu dengan berat antara 150-200 gram yang kemudian dibagi menjadi 6 kelompok dengan perlakuan berbeda. Kelompok satu adalah kontrol sehat, tidak diinduksi CFA dan tidak diberikan ekstrak kulit bawang merah. Kelompok dua adalah kontrol positif, diinduksi CFA pada hari keenam dan diberikan natrium diklofenak (obat anti inflamasi) dengan dosis 10 mg/kgBB. Kelompok tiga sebagai kontrol negatif, diinduksi CFA pada hari ke-enam. Kelompok empat adalah tikus dengan perlakuan satu, diinduksi CFA pada hari keenam dan diberikan ekstrak kulit bawang merah 100mg/KgBB. Kelompok lima adalah tikus
dengan perlakuan dua yaitu, diinduksi CFA pada hari keenam dan diberikan ekstrak kulit bawang merah 200mg/KgBB. Kelompok enam adalah tikus dengan perlakuan tiga, diinduksi CFA pada hari ke-enam dan diberikan ekstrak kulit bawang merah 300mg/KgBB. Ketiga perlakuan diberikan selama lima hari Tikus â&#x20AC;&#x201C; tikus kemudian dibedah dan diperiksa dengan mikroskop untuk melihat sel-sel inflamasi. Hasilnya, ekstrak kulit bawang merah berpengaruh signifikan terhadap penurunan sel-sel inflamasi, erosi, dan fibrosis. Kerja anti inflamasi yang paling baik adalah pada tikus yang diberikan ektrak kulit bawang merah dengan takaran 300 mg/KgBB, sehingga disimpulkan bahwa ekstrak kulit bawang merah memiliki aktifitas anti-arthritis dan sangat efektif digunakan sebagai pengobatan arthritis. Dengan menambah rekan
tim, Ardiyah Nurul Fitri Marzaman dari Fakultas Farmasi, Ummu Aiman dan kawankawan pun membuat karya yaitu formulasi ekstrak bubuk ke dalam bentuk jel. Inovasi yang mereka sebut dengan Arthogel ini telah memenangkan medali emas pada lomba inovasi karya International Intellectual Property, Invention, Innovation And Technology Exposition (IPITEx) di Bangkok, Thailand pada bulan Fabruari lalu Tentu saja, ini akan menjadi inovasi yang sangat bagus, selain khasiatnya yang tidak kalah dengan pengobaan standar, bahannya pun mudah didapat dan mengurangi produksi limbah. Harapan peneliti adalah produk ini bisa diproduksi dalam jumlah besar serta memotivasi peneliti lain untuk terus berkarya menghasilkan inovasi-inovasi lain yang lebih baik untuk kualitas kesehatan di Indonesia yang lebih baik. (RA,II) Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
21
SINO|AKSI
Nahkoda Baru BEM Kema FK Unhas Pergantian kepengurusan suatu organisasi atau regenerasi merupakan hal yang sangat mutlak untuk dilakukan, bukan hanya untuk menjaga kelangsungan individu di dalamnya tetapi ada hal penting lain, yaitu untuk menjaga kelangsungan hidup organisasi itu sendiri di masa yang akan datang.
B
erbicara tentang regenerasi, organisasi terbesar di lingkup Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (FK Unhas) yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) telah mengadakan regenerasi kepengurusan baru pada tanggal 7 Februari 2018 lalu. Bertempat di Auditorium Prof. Amiruddin FK Unhas, sebanyak 75 orang mahasiswa dengan almamater merahnya resmi dilantik sebagai pengurus BEM untuk masa bakti 20182019. Pelantikan resmi ini dihadiri oleh Wakil Dekan III FK Unhas, presiden BEM FK Unhas demisioner,Pemimpin Umum LPM Sinovia, Ketua TBM Calcaneus, Executive Director MYRC, para Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi FK Unhas serta perwakilan organisasi eksternal
22 Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
FK Unhas. Acara pelantikan yang berlangsung sejak pukul 16.00 WITA ini berjalan lancar dan khidmat. Acara dibuka dengan pembacaan basmalah yang dipimpin oleh Master Ceremony, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al Quran. Para tamu undangan kemudian bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars FK Unhas yang dipandu oleh Paduan Suara Plica Vocalis. Acara selanjutnya yaitu sambutan- sambutan oleh Presiden BEM FK Unhas terpilih dan Wakil Dekan III FK Unhas. Achmad Nursyamsir selaku presiden BEM terpilih masa bakti 2018-2019 dalam sambutannya mengatakan â&#x20AC;&#x153;Sangat perlu untuk melakukan usaha secara sadar dengan memanfaatkan potensi
yang ada di Keluarga Mahasiswa (KEMA) FK Unhas. Bukan kesenangan maupun penderitaan yang menjadi tujuan akhir dari jalan kita. Namun bertindak supaya hari esok kita dapat bergerak lebih jauh lagi, itulah tujuan KEMA FK Unhas. Tahun ini adalah tahun bagi kita sebagai mahasiswa FK Unhas dan juga anggota KEMA FK Unhas untuk terus berkarya. Dan tentunya karya dapat dihasilkan melalui perencanaan - perencanaan yang terarah dan sistematis. Maka dari itu, dengan berbagai pertimbangan dan analisis setelah Kabinet Pembaharu di tahun 2017, muncullah kabinet yang kami namai Kabinet Berkarya
Gambar : NS
tahun 2018”. “Arti dari Kabinet berkarya itu sendiri adalah kita memfokuskan pada kontribusi nyata yang bisa dilakukan BEM FK Unhas, khususnya di internal maupun di eksternal. Di internal kita lebih menekankan dalam bentuk sinergitas antar lembaga. Sedangkan di eksternal kita lebih menekankan eksistensi BEM FK Unhas di luar dari FK itu sendiri”. Tambahnya Sementara itu Wakil Dekan III FK Unhas, Prof. dr. Muh. Nasrum Massi, Ph.D mengharapkan pengurus BEM terpilih dapat menjalankan roda organisasi sesuai dengan ketentuanketentuan yang berlaku di
lingkup Universitas Hasanuddin. “Saya menitip pesan kepada adik-adik pengurus terpilih, yang pertama adalah sebagai pengurus Anda harus menjadi panutan bagi seluruh mahasiswa FK Unhas. Dan yang kedua, pengurus sebaiknya membuat program yang berbeda, yang inovatif, yang bisa dikenang dan bisa membanggakan FK Unhas pada umumnya”. Ungkapnya Puncak acara pelantikan pun tiba dengan dibacakannya Surat Keputusan. Satu-persatu calon pengurus yang akan dilantik maju ke depan membentuk barisan. Dengan dipimpin langsung oleh Wakil Dekan III FK Unhas, sumpah dan dan janji pun
diucapkan oleh semua pengurus BEM FK Unhas. Acara ditutup dengan lantunan doa yang hikmat dan ucapan terima kasih dari MC atas kehadiran seluruh tamu undangan dalam prosesi pelantikan tersebut. Kini tongkat estafet kepengurusan BEM FK Unhas telah resmi diserahkan kepada pengurus baru yang dinahkodai oleh Achmad Nursyamsir, mahasiswa Peogram Pendidikan Umum, angkatan 2015. Selamat bertugas mewujudkan visi misi FK Unhas bagi para pengurus Kabinet Berkarya BEM FK Unhas masa bakti 2018 - 2019 (IH,NS)
Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
23
Hasanuddin Scientific Fair,
Ajang Bergengsi untuk Berkompetisi H
asanuddin Scientific Fair (HSF) adalah salah satu kegiatan tahunan dari Medical Youth Research Club (MYRC) Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (FK Unhas) dan merupakan salah satu ajang kompetisi ilmiah bergengsi di lingkup Fakultas Kedokteran. Tahun ini HSF mengambil tema â&#x20AC;&#x153;Ophthalmology: Increase Awareness & Treatment of Ophthalmology Disease Through a Holistic Approach of Healthcareâ&#x20AC;? yang membahas seputar kesehatan mata. HSF bertujuan untuk meningkatkan atmosfer ilmiah di FK Unhas, meningkatkan eksistensi Unhas pada umumnya dan MYRC pada khususnya di kancah nasional. Selain itu, HSF juga sebagai wadah silaturahmi dengan universitas atau instansi lainnya. Kegiatan berlangsung sejak Kamis, 22 Maret 2018, saat peserta dari berbagai daerah tiba di Makassar. Pada pukul 20.00 WITA, peserta disambut dengan acara welcoming party di Hotel Raising, Jalan Racing Centre No.31. Rangkaian acara pembukaan ini diawali dengan suguhan penampilan tarian empat etnis, lalu dibuka oleh Master Ceremony, kemudian pembacaan Al Quran oleh Syahrun Ramdhan Nur, dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Peserta selanjutnya disambut oleh ketua panitia, Executive Director MYRC, Presiden BEM Kema FK Unhas, serta Wakil Dekan III FK Unhas. Acara diakhiri dengan penampilan Akustik dari Humour Aquostic. Pada hari kedua, Jumat 23 Maret 2018, item kompetisi mulai digelar. Dalam pelaksanaanya ada lima lomba yang terbagi menjadi dua lomba berskala internasional dan tiga lomba berskala nasional. Lomba berskala Internasional yaitu literature review yang mengadu ide atau gagasan penilitian para peserta berdasarkan referensi ilmiah yang disusun secara teratur dan sistematis, dan research paper congress (RPC) yaitu pembahasan ide kreatif dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Sedangkan lomba berskala nasional yaitu lomba Esai Populer yang mengadu peserta untuk membahas isu mutakhir dan
24 Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
Gambar : Dokumentasi panitia pelaksana H
HSF
aktual seputar masalah mata disertai dengan gagasan atau ide kreatif berdasarkan referensi ilmiah, kemudian lomba poster publik yang merupakan upaya edukasi yang dibuat secara menarik dan mudah dipahami masyarakat awam melalui media poster mengenai tindakan preventif, kuratif, atau rehabilitatif terhadap penyakit Ophthalmology, serta lomba video edukasi yaitu upaya edukasi ke masyarakat awam melalui media video. Kompetisi berlangsung di FK Unhas, tepatnya di 4 ruangan. Literature review di ruang GC 108, RPC dan video edukasi di Auditorium Prof. Amiruddin FK Unhas, esai popular diadakan di bagian Mikrobiologi, serta poster public di bagian Ilmu Kesehatan Mayarakat lantai 2. Kompetisi ini cukup menarik perhatian khalayak mahasiswa di berbagai penjuru Indonesia. Hal ini terbukti dengan hadirnya delegasi dari 23 universitas maupun instansi untuk berpartisipasi sebagai peserta, yaitu Universitas Hasanuddin, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah
Mada, Universitas Brawijaya, Universitas Udayana, Universitas Jember, Universitas Riau, Universitas Airlangga, Universitas Islam Indonesia, Universitas Andalas, Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Tadulako, Indonesia International Institute for Life Sciences, Universitas Sriwijaya, Universitas Islam Negeri Alaudin Makassar, Universitas Sebelas Maret, Universitas Jenderal Achmad Yani, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Universitas Diponegoro, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Nani Hasanuddin, Universitas Sumatera Utara, Universitas Katholik Indonesia Atma Jaya, serta Universitas Kristen Indonesia. Kompetisi berjalan lancar dan tertib. Peserta pun memberikan penampilan terbaik mereka yang inovatif dan kreatif. Setelah kompetisi usai, para peserta mendapat kesempatan jalan-jalan keliling kota Makassar. Dengan panduan Liaison Officer (LO), peserta mengunjungi berbagai wisata dan mencoba jajanan khas Makassar. Pada hari ketiga, tanggal 24 Maret 2018 rangkaian kegiatan HSF berlanjut, yaitu Simposium Internasional di Auditorium Prof. Amiruddin FK Unhas. Berbeda dari tahun sebelumnya, kali ini HSF berhasil menghadirkan pembicara Internasional asal Jepang yaitu Prof. Yoshiaki Kiuchi, MD, Ph.D. Pembicara lainnya yaitu Prof.Dr.dr Suryani Asâ&#x20AC;&#x2122;ad, Sp.GK, Dr.dr.A.Alfian Zainuddin, dr. A. Muh. Ichsan, Ph.D, Sp.M(K), dr. Marliyanti N. Akib, Sp.M(K), M.Kes, dan dr. Hasna, Sp.M, M.Kes. Simposium dibagi menjadi 2 sesi dengan 7 bahasan menarik. Pada malam harinya, kegiatan dilanjutkan dengan farewell party di Makassar Golden Hotel. Dengan dresscode warna marun, suasana
terlihat kompak dan akrab saat makan bersama dan silaturahmi antar peserta, panitia, LO, dokterdokter dan hadirin lainnya. Acara diawali dengan pembacaan Al Quran, dilanjutkan dengan lagu tradisional oleh Plica Vocalis, dan sambutan-sambutan. Dalam sambutannya, Prof.dr. Muh. Nasrum Massi, Ph.D berharap kedepannya, HSF bisa lebih baik, tidak hanya satu pemateri namun 3 sampai 4 pemateri internasional. Cakupan peserta tidak hanya skala nasional namun sampai internasional. Penampilan komedi dari entertainer Trans Studio Makassar dan perayaan ulang tahun ke-16 dari MYRC yang meriah memecah ketegangan para peserta yang sedang menantikan hasil lomba. Kegiatan terus berlanjut hingga di Puncak acara yang paling dinantikan, yaitu pengumuman dan penyerahan hadiah kepada para pemenang lomba. Di hari keempat, peserta dan panitia mengunjungi Trans Studio Theme Park Makassar untuk refreshing setelah serangkaian kegiatan yang menguras tenaga. Sore harinya, peserta kembali ke daerah masing-masing. â&#x20AC;&#x153;HSF sangat berkesan bagi saya. Di sana saya dapat mengintrospeksi diri, belajar menjadi pemimpin dan manajemen waktu, dan bisa bersilaturahmi dengan temanteman panitia serta peserta dari seluruh Indonesia. Semoga ke depannya HSF dapat berjalan dengan lebih baik lagi, segala kebaikan yang dilakukan panitia tahun ini dapat menjadi contoh untuk pelaksanaan HSF tahun depan dan kesalahan yang telah dilakukan dapat dijadikan bahan pembelajaran untuk HSF yang lebih baik.â&#x20AC;? Harap Muhammad Alim Abdillah ketua HSF 2018. (RA, IBR) Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
25
SINO|INSPIRASI
Semua Berawal dari Niat dr. Marhaen Hardjo, M.Biomed., Ph.D CURRICULUM VITAE Nama Kebangsaan Tempat lahir Tanggal lahir Anak ke
: dr. Marhaen Hardjo, M.Biomed., Ph.D : Indonesia : Makassar : 12 Desember 1967 : 11 dari 12 bersaudara
RIWAYAT PENDIDIKAN • SD Katolik Rajawali Makassar • SMP PGRI • SMA Negeri 2 MAKASSAR • S1 Program studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin • S2 Program studi Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia • S3 Yokohama National University RIWAYAT ORGANISASI • Ketua HMI Komisariat FK Unhas 1988-1989 • Ketua Senat Mahasiswa FK Unhas 1989-1990 • Sekertaris Jenderal Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia 1990-1993 JABATAN SAAT INI • Kepala Bagian Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin • Sekertaris Program S2 Biomedik Pasca Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin • Direktur Stem Cell Center RS Unhas • Direktur Rumah Sakit Wisata UIT • Pengurus KAPMI Sulawesi Selatan bagian Biro Kesehatan • Ketua UPATI cabang Makassar • Wakil Ketua IDI Wilayah Sulselbar • Kolega Dokter Indonesia Divisi Kurikulum
26 Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
M
enjadi mahasiswa berprestasi adalah dambaan setiap orang, baik secara akademik maupun non akademik. Memiliki nilai akademik yang bagus, networking yang luas, organisatoris dan aktivis kampus bukan hal yang mustahil untuk dicapai. Banyak yang telah membuktikannya, salah satunya dr. Marhaen Hardjo, M.Biomed., Ph.D. S. Mahasiswa berprestasi pada jamannya dan kini menjadi dokter sekaligus peneliti yang sukses. Apa saja pencapaian yang telah diraih oleh Kepala Bagian Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (FK Unhas) ini? Mari simak bersama
B
anyak pengalaman inspiratif dari dr. Marhaen Hardjo, M.Biomed., Ph.D. Beliau telah mengukir banyak prestasi dan penghargaan. Penerima beasiswa Ayashi Foundation (S3), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) (S2) serta pernah memenangkan kompetisi penulisan proposal penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, adalah beberapa prestasi yang diukir semasa kuliah.
”
Lewat tabloid jadi Sekertaris Jendral Badan Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI)
Meski notabenenya sebagai peneliti, namun siapa sangka dokter Marhen Hardjo termasuk salah satu pendiri Lembaga Pers Mahasiswa Sinovia Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (LPM Sinovia). LPM Sinovia, terinspirasi oleh Identitas Unhas serta banyaknya bakat penulis muda di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Berawal dari usulan Rudy S. Pontoh, dibuatlah tabloid perdana buatan mahasiswa FK Unhas. LPM Sinovia adalah lembaga pers ke-tiga di Fakultas Kedokteran se-Indonesia. Menurutnya tabloid perdana tersebut adalah salah satu faktor yang mengantarnya hingga terpilih menjadi sekertaris jendral badan ISMKI ke-lima dan membuktikan Unhas memiliki potensi sumber daya manusia. Salah satu prestasinya selama menjabat sebagai sekertaris jendral badan ISMKI yakni berhasil merubah peraturan dokter pelayanan primer dalam program profesi dokter. Dalam aturan awal, sebelum menjadi dokter harus melalui tahap sebagai pegawai tidak tetap dalam kurun waktu tertentu, namun dalam pelaksanaannya masih banyak diskriminasi dengan gaji yang minim serta tempat yang tidak memadai. Sekarang, bisa dengan program yang lebih bersahabat dan adil, baik dari segi penempatan maupun gaji.
”
Pendiri Stem Cell Centre Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Pencapaian lainnya yakni berhasil mendirikan Stem Cell Centre FK Unhas, sekaligus yang pertama di Indonesia timur. Idenya berawal dari upaya penanganan penyakit degeneratif secara masif melalui upaya meregenerasi sel-sel secara langsung. Hal tersebut telah diterapkan di banyak negara. Meski masih dalam tahap pengembangan, diharapkan Stem Cell Centre bisa menjadi angin segar dalam mengatasi penyakit degeneratif di Indonesia. Semangat dan keyakinannya untuk meneruskan pengelolaan Stem Cell Centre patut diapresiasi. Meski terkendala masalah dana dan fasilitas, namun beliau yakin akan ada saatnya apa yang telah dibuatnya ini bisa berjalan seperti yang diharapkan.
”
Bagaimana cara untuk tetap konsisten dalam berkarya?
“Pertahankan pemikiran (ide/cita-cita), bertahan lama sampai bisa terealisasikan, jangan mudah menyerah harus bisa kompromi dengan keadaan dan menunggu hingga peluang itu ada. Bersabar saja.” Ungkap dokter Marhaen dalam wawancanya. Hal yang sulit dalam berkarya adalah bagaimana kita bisa mempertahankan ide sampai kita bisa mengerjakan dan mewujudkannya. Dokter Marhaen memiliki cara untuk berhasil melewati tantangan ini, yakni dengan bersabar dan berusaha. Bersabar hingga usaha yang kita lakukan membuahkan hasil. “Ingat semua berawal dari niat, dari niat tersebutlah ada tuntutan dan motivasi untuk bekerja.” Semua berawal dari niat, jadi mulailah dengan menetapkan niat yang baik dalam mengerjakan sesuatu. Niat yang kuat, maka akan ada motivasi yang besar yang membuat kita tidak mudah menyerah untuk mewujudkan niat tersebut. Jangan terpaku pada satu cara, jika menemui kegagalan, cobalah cara yang lain untuk menyukseskan tujuan.
”
Mahasiswa akademisi dan aktivis, bagaimana mengatur waktunya ?
“Menjadi aktivis adalah bagaimana kepekaan sosial, pasti ada nilai lebih dibanding sekadar duduk kuliah di dalam kelas. Niatkan untuk bisa menjadi mahasiswa yang tidak hanya pintar tapi juga bisa memberi manfaat lebih ke masyarakat.” Beda zaman, beda lagi situasi dan kondisi. Mahasiswa dulu punya masa studi yang panjang dan memiliki banyak waktu untuk berorganisasi. Sekarang ini, masa studi lebih singkat dan mahasiswa dituntut untuk belajar lebih ekstra untuk menyerap pelajaran lebih banyak, sehingga tidak ada waktu untu bersosialisasi di luar. Inilah yang menjadi salah satu alasan mahasiswa enggan menjadi aktivis. Mahasiswa zaman now cenderung kekurangan pembinaan networking, kepekaan sosial juga jauh berkurang. Terlalu sibuk dengan dunia kedokteran, hanya seputar itu saja. Semua pasti bisa jadi aktivis tanpa membuat perkuliahan terbengkalai selama bisa mengatur waktu dengan baik. Inti manajemen waktu adalah bagaimana mengatur 24 jam bisa bermanfaat. Pilih apa yang menjadi prioritas, tentukan apa yang mau dicapai dan atur jadwal berdasarkan skala prioritas. Dahulukan yang urgent dan tidak menunda-nunda pekerjaan agar semua bisa berjalan sesuai deadline yang ada. Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
27
Dokter Marhaen saat ditemui oleh tim wawancara LPM Sinovia
Gambar : MFH
”
Saran dan tips menjadi dokter yang baik
“Menjadi dokter itu, 5 stars doctor menurut WHO dokter yakni Care provider, Communicator, Decision Maker, Community leader, and Manage. Tidak harus menjadi peneliti, bentuk jiwa kemanusiaan bagaimana melayani manusia itulah yang terpenting.” Untuk menjadi seorang dokter yang baik kita perlu memenuhi standar 5 stars doctor serta memiiliki kepekaan sosial yang tinggi. Profesi dokter adalah salah satu pekerjaan yang mulia. Kita memiliki kesempatan yang banyak untuk beramal. Mengabdi untuk menjaga dan menjadi perantara Tuhan dalam menyembuhkan penyakit. Dokter haruslah memiliki jiwa kepemimpinan dan hal ini bisa dilatih dengan berorganisasi. Berorganisasi bisa membantu untuk mengasah soft skill. Untuk menghadapi masalah organisasi butuh pemimpin yang peka. Inilah fungsi pemimpin, bisa jeli melihat semua permasalahan keanggotaan dan berupaya membantu dan mencari solusinya. Yang menetukan masa depanmu adalah dirimu sendiri, dan setiap keinginan dan kemauan ada harganya, butuh pengorbanan, jangan setengah-setengah dalam melaksanakan sesuatu. Maka jadilah orang yang totalitas dan professional.
28 Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
”
Tips untuk menjadi peneliti
“Tujuan saya melakukan penelitian agar apa yang saya buat memiliki manfaat untuk masyarakat. Lebih baik mempublikasikan satu penelitian tapi dibaca banyak orang, dibandingkan ratusan penelitian tanpa ada yang pernah membacanya.” Peneliti adalah fitrah-nya manusia untuk mencari sesuatu agar lebih jelas disertai dengan bukti. Namun saat ini, stigma tentang penelitian adalah harus menulis dan dipublikasi dengan rentang waktu yang singkat. Banyak orang meneliti bukan untuk menghilangkan dahaga akan ilmu, namun hanya untuk mendapatkan dan menjaga kedudukan/jabatan. Inilah yang perlu diperbaiki, perbaiki niat dalam mengerjakan sesuatu. Kebanyakan penelitian hanya tersimpan tanpa bisa dimanfaatkan secara luas. Dengan niat yang baik, maka kamu akan mendapatkan lebih dari yang kamu harapkan. Berkecimpung dalam penelitian adalah hal yang baik, salah satu wadah untuk berkarya dan memberi manfaat. Berkaryalah, karena dengan berkarya maka kamu akan dipandang dan bernilai bagi orang lain. Hal penting lainnya dalam meneliti adalah melakukan sesuatu harus sesuai dengan passion yang diminati agar bisa total dalam mengerjakannya. Jadi jika ingin meneliti, carilah topik yang diminati atau dirasa paling dibutuhkan saat ini. “Berusaha mereformasi pendidikan kedokteran supaya mahasiswa kedokteran bisa lebih enjoy menikmati masa pendidikan dengan materi yang terlalu banyak dan jangka waktu yang lama. Langsung menspesialisasikan materimateri kedokteran sesuai peminatan. Agar kecerdasan intelektual dan spiritual bisa seimbang, tidak hanya keilmuwan, tapi rohani dan soft skill juga perlu dibangun.” Harapannya untuk sistem pendidikan kedokteran ke depannya. (RA, MFH)
Aspirin Elektrik
SINO|INSTRUMEN
Sumber : www.asme.org
Terapi inovatif sakit kepala Aktivitas yang sangat padat dapat menyebabkan seseorang menjadi kekurangan waktu istirahat yang dapat memicu terjadinya stres. Stres dapat menjadi salah satu faktor pencetus seseorang menderita migrain yang ditandai dengan adanya rasa nyeri di kepala. Dampak jangka panjang yang dapat ditimbulkan jika hal ini tidak diatasi yakni nyeri kepala tidak akan kunjung berhenti meskipun telah diobati sebagaimana mestinya. Nyeri kepala karena migrain dapat diatasi dengan penggunaan aspirin. Aspirin termasuk dalam golongan obat antiinflamasi non-steroid (OAINS) yang digunakan untuk mengurangi peradangan (antiinflamasi), mengurangi rasa sakit (analgesik), serta mengatasi demam (antipretik). Aspirin banyak digunakan oleh penderita sakit kepala dikarenakan harganya yang murah serta mudah didapatkan. Meskipun demikian, penggunaannya juga harus hati-hati dan sesuai dengan aturan pakai guna menghindari efek samping yang mungkin
ditimbulkan seperti mual, gangguan pencernaan dan iritasi pada lambung atau usus. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan termasuk dalam bidang kesehatan, para ilmuwan di Eropa berhasil menciptakan sebuah asprin elektrik yang didesain dengan ukuran yang kecil sehingga praktis dan mudah dibawabawa oleh penderita sakit kepala. Aspirin elektrik ini terdiri atas implant dan sebuah remote control . Cara menggunakannya yaitu dengan menempelkan implant pada tulang rahang atau pada gusi bagian atas atau di sisi kepala yang biasanya menderita sakit kepala. Ujung depan dari implant akan terhubung dengan Sphenopalatine Ganglion (SPG) yang diduga berhubungan dengan timbulnya rasa nyeri pada kepala. Ketika pasien merasakan nyeri, remote control ditempelkan pada pipi terdekat dengan lokasi implant maka secara otomatis akan
Gambar : gawaisehat.com
dikirimkan impuls listrik yang menstimulasi PSG untuk memblokade neurotransmiter penyebab rasa sakit. Penggunaan aspirin elektrik ini dianggap efektif dapat menurunkan rasa nyeri setelah kurang lebih 15 menit pemakaian alat dan telah terbukti mengurangi angka kejadian sakit kepala di beberapa negara di Eropa. Namun sayangnya, aspirin elektrik ini belum tersedia di Negara Indonesia. Dr. Frank Papay, Ketua Depatemen Dermatologi dan Operasi Plastik di Cleveland Clinic mengatakan â&#x20AC;&#x153;Implant ini telah tersedia di Eropa, tetapi tidak di Amerika Serikat. Perusahaan perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan persetujuan FDA (Food and Drug Administration)â&#x20AC;?. Kita tunggu perkembangan selanjutnya, dan semoga dalam waktu dekat alat ini bisa terdistribusi ke Indonesia. (SUH)
SINO|RESENSI
Dilan 1990 SUTRADARA: PIDI BAIQ | FAJAR BUSTOMI PENULIS: PIDI BAIQ GENRE: ROMANCE PEMAIN: IQBAAL DHIAFAKHRI RAMADHAN | VANESHA PRESCILLA | YORIKO ANGELINA | ZULFA MAHARANI | BRANDON SALIM | REFAL HADI STEFFI ZAMORA TERBIT: 25 JANUARI 2018 Gambar: www.cvg.id
Dilan 1990 yang tayang tanggal 25 Januari 2018 lalu, telah menarik perhatian berbagai pihak dari berbagai kalangan baik sebelum maupun setelah film itu ditayangkan. Film ber-genre romance ini diangkat dari sebuah novel karya Pidi Baiq yang sejak beberapa tahun lalu telah digemari para pecinta novel dan menjadi best seller di berbagai toko buku di Indonesia. Film yang diangkat dari novel ini menceritakan kisah seorang remaja SMA tahun 1990 yang jatuh cinta pada siswi pindahan di sekolahnya. Cerita film ini mungkin terlihat biasa tapi cara pemainnya mengungkapkan dan menunjukkan cintanya membuat para remaja sangat menikmati filmnya. Pasalnya, kalimat-kalimat dalam film ini menyentuh hati dan membuat siapapun yang menontonnya akan terhipnotis dan terbawa suasana. Selain itu, film ini juga membawa para penonton untuk kembali mengenang suasana tahun 1990 terutama di kota Bandung yang masih jauh dari hirukpikuk. (LM)
Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
29
SINO|CERPEN
Hijrah OLEH : NLA
TRISTAN “Apa yang kau rasa sekarang?” Tanyaku pada Quinn yang sedang bersandar di pundakku menikmati senja di taman. “Hmmm, entahlah. Semuanya campur aduk tidak karuan. Aku senang, lega, merasa bebas, tapi ada sedikit rasa bersalah, sedih, dan takut.” Jawabnya dengan manja. Aku merangkulnya, mengusap pundaknya, mencoba menenangkan dirinya yang dirundung berbagai perasaan. Setelah dia betul-betul merasa kuat, kuantar dia pulang. Quinna Qatrunnada, dia adalah gadis yang saat ini menjadi orang yang paling memungkinkan dan mendekati ideal untuk menemaniku sampai tua nanti. Setidaknya pikiran itu telah ada sejak kali pertama kami akhirnya bisa bercakap-cakap cukup lama. Siang itu di hari Jumat kuberanikan diriku duduk di sampingnya dan menyapanya yang tengah asyik memandang laptop sambil bernyanyi. Merupakan momen yang langka melihat Quinn berada di kampus saat kegiatan kuliahnya telah usai. “Hai! Sedang apa?” Tanyaku padanya. Ia tersenyum. “Halo kak, sedang lihat-lihat youtube, rencananya saya mau mengecat rambut. Jadi nonton tutorial dulu.” Jawabnya ramah. “Oh, kenapa kamu mau mengecat rambut? Padahal kamu memakai jilbab. Percuma, tidak kelihatan.” Tanyaku lagi. “Saya mengecat rambut bukan untuk dipamer ke orang lain. Saya mengecat rambut karena ingin saja, rambut punya saya jadi hak
30 Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
saya untuk melakukan apa saja.” Jawabnya menjelaskan. “Wahhh kamu anak punk yah?” Ucapku padanya setelah mendengar jawabannya. “Punk? Aku tahu bahwa punk itu bukan hanya sekadar aliran musik, tapi merupakan gaya hidup atau bahkan ideologi. Tapi saya belum paham,kenapa kakak mengklasifikasikan saya sebagai anak punk?” Percakapan itu berlanjut, awalnya membahas punk, diapun sempat membahas komunis, sampai anarkisme. Sejak itulah aku jatuh hati padanya.Terpesona dengan pikiranpikiran liarnya, pengetahuannya yang luas, dia cerdas, kritis, sayangnya saat itu dia belum berani bertindak apa-apa, bisa dikatakan Quinn saat itu masih terlalu apatis dan bermain aman dalam hidupnya. Saat itu pula kutahu bahwa Quinn adalah anak tunggal dari seorang ayah yang bekerja sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di kabupaten dan ibunya merupakan ibu rumah tangga biasa. Dia berasal dari keluarga yang mampu, sangat mampu menurutku. Tapi dari cara berpakaian dia termasuk gadis yang sederhana. Percakapan langsung itu berlanjut dalam percakapan via handphone. Banyak yang dia tanyakan padaku, banyak yang dia beritahukan padaku. Semakin dekat dengannya membuatku kagum dengan pengetahuannya. Selain cerdas, Quinn adalah gadis yang menyenangkan. Dia humoris dan suka menceritakan hal-hal yang lucu. Di sisi lain dia ternyata sangat mandiri, dari ceritanya kuperoleh bahwa dia sangat
hobi memasak. Quinn juga berteman dengan siapa saja. Semakin sempurna dia bagiku. Kedekatan itu akhirnya berujung pengakuan bahwa aku mencintainya dan dia pun begitu. Kami berpacaran. *** QUINN “Kau boleh memperdebatkan apapun padaku, tapi tolong Tristan, jangan permasalahkan keyakinanku pada Tuhanku, karena itu bukan untuk dipertanyakan dan diperdebatkan!” Kataku tegas padaTristan yang saat itu berusaha mempertanyakan mengenai keyakinanku. Bagiku dia menyebalkan ketika sisi ateisnya diperlihatkan. Sayangnya, aku terlanjur cinta padanya dan Aku yakin suatu saat Tuhan akan mengembalikannya. Pernah lain waktu Tristan menyeletuk padaku “Mengapa Tuhan tak membuat instagram saja? Agar Dia bisa memiliki banyak pengikut.” Pernah juga dia menegurku yang baru saja menyebut “Ya Allah” saat ada masalah. “Kasian Tuhan, baru masalah sepele begitu saja, kau sudah memanggilnya.” Tristan juga pernah menanyakan sejarah gerakan shalat padaku, dengan jujur kujawab tidak tahu. Dia pun berkata “Kau ini aneh, kau tidak tahu sejarah dan asal usul gerakan shalat, lantas mengapa kau masih melakukannya?” Perdebatan yang terakhir kali terjadi adalah saat kami melakukan chat dini hari. Tristan : Aku takut ketika mati nanti, dan ternyata neraka benar-benar ada. Quinn: Kamu baik-baik saja? Tumben kamu berpikir seperti itu. Tristan: Aku selalu berpikir seperti itu ketika melihat hal-hal aneh. Quinn: Hal-hal aneh apa yang kamu maksud? Tristan: Tengah malam tadi ketika mau pulang, aku melihat seorang kakek dengan cucunya di atas becak. Kalau memang hidup sebuah anugrah, mengapa masih ada peenderitaan? Quinn: Entahlah, Aku juga tak tahu. Hal itu harus dipikirkan dengan akal pikiran dan iman. Karena jika hanya menggunakan logika itu akan susah.
Tristan: Iman juga pakai logika, logika yang dibuat manusia untuk menipu diri sendiri. Quinn: Aku juga tidak tahu, bodohnya sampai sekarang aku belum memiliki alasan yang logis untuk tidak setuju dengan pendapatmu. Pikiran ku belum sampai kesana. Tristan: Bukan tidak sampai, kau hanya belum mau mengakuinya, sayang. Quinn: Mengakui gampang ketika kita sudah yakin, sayangnya saya belum yakin dengan kepercayaanmu. Tristan: Ya, karena sejak kecil kita sudah diajarkan agama. Quinn: Memang, sejak kecil saya belajar agama. Tapi sepertinya bukan itu yang membuatku yakin Tristan: Lalu apa? Quinn: Entahlah, akupun masih mencari. Chat itu berakhir mengambang. Semenjak menjadi kekasihnya, kuakui dia semakin saja suka mengajakku berdebat masalah keyakinan dan semakin sering pula kualihkan perdebatan itu, karena jujur saja aku sangat tidak suka keyakinanku akan Tuhan diperdebatkan. Sekali lagi Tristan memang menyebalkan soal itu, tapi di sisi lain dia adalah pria yang kubutuhkan. Dia cerdas, sangat cerdas mungkin tapi dia bukan tipikal orang yang pamer, berbicara sana sini memamerkan pandangannya yang keren-keren. Tristan adalah orang yang sabar, sejak kenal hingga sekarang tak pernah sekalipun dia marah padaku, berkata kasar, apalagi berbicara dengan nada tinggi padaku. Dia humoris, menyenangkan, dan unik. Dia termasuk pacar yang cuek, tapi terkadang memiliki sisi romantis yang tidak akan pernah dilakukan oleh orang lain. Sejak mengenal Tristan banyak hal yang berubah dari diriku, bukan hanya Aku yang merasakannya tapi juga orang lain. Katanya aku sekarang lebih gila. Bagaimana tidak, Tristan meminjamkan buku-bukunya untuk kubaca, bukan novel romantis seperti yang hobi kubaca dahulu. Tristan meminjamkanku buku yang membahas tentang anarkisme, punk, kebebasan, dan ateis. Kubaca semuanya, walau terkadang otakku merasa sedikit bingung dengan pemikiran-pemikiran yang
Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
31
kubaca. Tetapi, semenjak banyak membaca buku-buku dari Tristan pikiranku kini lebih terbuka. Entah darimana, datang keberanian dalam diriku. Aku yang dulunya malas bergaul di kampus, takut dengan senior-senior yang gondrong kini bergaul dan akrab dengan mereka. Aku yang dulunya memandang sebelah mata mahasiswa-mahasiswa pendemo kini tidak lagi. Aku yang dulunya tidak peduli dengan masalah keuangan kampus kini malah peduli. Aku yang dulunya takut berpendapat kini berani berbicara banyak, bahkan menentang. Aku yang dulunya menjadi mahasiswa kupukupu (kuliah-pulang) kini beralih menjadi mahasiswa yang senang nongkrong di kampus. Tentunya perubahanku mendapat berbagai respon. Teman-temanku mengatakan kalau aku menjadi lebih gila, kata mereka ini karena cintaku pada Tristan. Aku seperti itu karena ingin menyeimbangi Tristan yang gila. Tapi aku berani bersumpah bahwa ini bukan karena cinta, ini murni karena aku sadar bahwa butuh kegilaan untuk benar-benar bebas, Tristan tidak mengajarkan itu, dia mencontohkannya. *** TRISTAN Seminggu yang lalu ketika akan menghadiri diskusi mengenai pendidikan. Quinn juga ingin ikut. Kuiyakan saja, ini malah pertanda bagus. Dia semakin ingin bertindak Diskusi hari pertama menghasilkan keputusan bahwa komunitas kami akan ikut dalam aksi 2 Mei tahun ini. “Aku juga ingin ikut.” Kata Quinn mantap. “Tapi kau belum pernah ikut aksi sebelumnya. Nanti kau kelelahan dan sakit.” Kataku meragukan keinginannya. “Tidak Tristan, lalu kapan Aku memulai? Aku pikir ini waktu yang tepat. Kalau masalah kelelahan Aku bisa minum obat.” Katanya meyakinkanku “Lalu bagaimana dengan tanggapan orang tuamu?” Tanyaku lagi. “Asal mereka tidak tahu, tidak akan ada masalah.” Jawabnya yakin. “Kau ini niat sekali. Ya sudah kalau itu maumu. Tapi ingat jangan merepotkan!” Pintaku padanya. “Yeayy, awkay.” Ucapnya kegirangan.
32 Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
Hari-hari berikutnya kami disibukkan dengan persiapan untuk aksi memperingati hari pendidikan nasional. Mulai dari mempersiapkan kertas, spanduk, konsumsi, dan berbagai keperluan lainnya. Selain itu kami juga kerap melakukan konsolidasi bersama pihak-pihak yang terlibat dalam aksi 2 Mei nanti. Kesibukan membuat perputaran waktu tidak terasa, sampailah pada hari yang telah kami persiapkan. Mungkin bagiku dan beberapa orang lainnya merupakan sebuah hal biasa sama seperti hari lainnya. Tapi tidak dengan Quinn, aksi hardiknas menjadi langkah awalnya, menjadi tindakan nyatanya yang pertama, mungkin saja sangat spesial baginya. Apalagi dulu demo dan aksi merupakan salah satu hal yang sangat dia benci. “Kau pernah aksi? Astaga, berarti kau salah satu dari banyak orang yang kumaki ketika macet disebabkan oleh pendemo. Mereka membela kepentingan sekaligus merugikan banyak orang.” Kata Quinn saat itu ketika pernah dia tidak sengaja menanyakan pendapatku tentang demo. “Kau bisa pulang atau menunggu kalau saja kau berubah pikiran.” Kataku pada Quinn. “Tidak Tristan. Aku sudah yakin!” Katanya. Aksipun dimulai dengan longmarch dari kampus ke depan kantor gubernur. Jaraknya cukup jauh, kupikir Quinn tidak akan mampu. Tapi semangatnya hari itu luar biasa, dengan ceria dia berjalan di sampingku. Dia nampak sangat menikmatinya. “Kau tau sayang, entah mengapa kali ini aku merasa sangat bahagia.” Bisiknya di telingaku. Aku hanya tersenyum, turut berbahagia dengan kebahagiaannya. Turut bangga padanya yang semangat, ceria, bahkan sambil bernyanyi-nyanyi saat melakukan longmarch. Semuanya berjalan lancar, baik-baik saja dan sesuai rencana. Sampai saat aku sedang berorasi beberapa kawan mahasiswa menghentikan sebuah mobil berplat merah. Perhatian Quinn yang fokus kepadaku terpecah, kulihat dia berlari ke arah mobil yang dihentikan. Khawatir dengannya langsung saja kuikuti dia tanpa menyelesaikan orasiku. Kutarik tangannya, pertanda aku
mencegahnya mendekat ke mobil. Dia berbalik dengan wajah yang sangat khawatir. “Tristan, itu mobil Ayahku!” Pekik Quinn. Saat itu Aku menjadi kebingungan, kugenggam erat tangan Quinn. Kucegah dia untuk ke mobil ayahnya, aku takut Ayahnya tahu Quinn ikut dalam demo dan hal itu akan berdampak buruk pada Quinn. Sayangnya, usahaku gagal. Quinn yang panik sudah ada di depan mobil dinas Ayahnya. Berbicara pada teman-teman mahasiswa sefakultas yang berniat menyandera mobilnya. Entah apa yang Quinn bicarakan, saat sibuk bernegosiasi ayahnya turun dari mobil. *** QUINN “Quinna Qatrunnada, apa yang kau lakukan disini? Berdemo?” Tanya ayah Quinn yang heran melihat putri sematawayangnya. “Iya ayah, Quinn menjadi demonstran.” Jawabku dengan berani. Percakapan itu menjadi pusat perhatian, termasuk para wartawan yang sedang meliput. Tak jelas apa yang kemudian ayah katakan sampai Tristan menarikku keluar dari kerumunan dan pergi meninggalkan ayah yang dicegat oleh teman-temanku. “Tristan, ayahku disana!” Protesku pada Tristan. “Jangan kau pikirkan itu. Teman-teman sudah berjanji tak akan berbuat kasar. Nanti juga mobilnya dikembalikan. Yang terpenting kau tidak disitu, banyak wartawan, kau mau ayahmu tambah malu diberitakan anaknya seorang pendemo.” Kata Tristan sesaat setelah kami berada di tepi jalan mengasingkan diri di salah satu kios. Aku terdiam, Tristan benar. Kepanikanku berujung fatal. Ayah akhirnya tau aku menjadi pendemo. Apa yang harus kukatakan nanti padanya, bagaimana kalau ibu juga tahu? Ia pasti akan sangat sedih. “Quinn, sudahlah, tenangkan dirimu dulu. Jangan kau salahkan dirimu. Persiapkan saja dirimu untuk pulang. Untuk menghadapi ayah dan ibumu di rumah.” Kata Tristan. “Aku tidak ingin pulang. Aku takut Tristan.” Kataku pada Tristan. “Tapi kau tidak salah, berdemo itu bukan dosa, berdemo itu tidak melanggar hukum.
Apa yang kau takutkan. Kebebasan itu benarbenar ada ketika kau tak lagi merasakan takut.” Ucap Tristan. Aku diam pertanda sedang mencerna baik-baik perkataan Tristan dan langsung menyetujui pendapatnya. Setelah aksi, Tristan mengajakku ke taman dan mengantarku pulang. Disinilah Aku sekarang, di depan pintu rumahku sendiri. Baru kali ini aku merasa enggan masuk, padahal rumah adalah tempat yang paling sering kurindukan. *** PENULIS Pintu rumah Quinn terbuka dari dalam, muncul wajah ibunya yang teduh. “Alhamdulillah Quinn sayang, akhirnya kamu pulang juga nak. Ibu khawatir.” Ucap ibu Quinn sambil memeluk anaknya. “Maafkan Quinn, bu.” Kata Quinn bergetar menangis. Ketakutannya tadi tumpah menjadi air mata. “Sudah sayang, masuk dulu. Kamu mandi, setelah itu kita bicara.” Perintah Ibu Quinn. Quinn menurut saja, dia memang saat ini sangat butuh mandi. Seharian berkeringat, panas, terpapar debu dan polusi membuat badannya gatal, lengket, dan merasa gerah. Setelah mandi, ibu Quinn telah menunggu anaknya di kamar. Mereka duduk di ranjang, dua wanita yang sangat mirip sedang beradu pandang di tempat tidur. “Quinn tadi demo dalam rangka apa?” Tanya Ibu. “Tentang masalah pendidikan sekarang, bu. Banyak tuntutannya.” Jawab Quinn apa adanya. “Kenapa Quinn tidak minta izin ke ibu kalau mau demo? Atau karena demo merupakan kebebasan berpendapat, makanya Quinn tak perlu memberitahu ibu? Begitu?” Tanya Ibu lagi. “Bukan begitu, bu. Quinn hanya takut ibu dan ayah marah.” Jawab Quinn. “Ibu tidak akan marah sayang. Ibu hanya khawatir Quinn kenapa-kenapa. Nanti kamu sakit atau terluka. Tapi apapun pilihan Quinn ibu mendukungnya sayang. Kebebasan itu sebuah keberanian, berani bertindak dan bertanggung jawab dengan tindakannya.” Nasehat Ibu. B E R SA M B U N G Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
33
SINO|TIPS
PP RR EE SS TTAA SS II JJ AA LL AA N N ,, AA KK AA D D EE M M II KK O O KK
https://gurucorel.blogspot.co.id
Pernah merasa bosan dengan rutinitas? Apa rutinitas Anda di kampus hanya fokus akademik saja? Aktivis kampus? sibuk mengikuti berbagai ajang lomba? Bisakah Anda menyeimbangkan semuanya? Tentu saja, banyak orang yang telah membuktikannya. Berprestasi, aktivis kampus, dengan nilai akademik yang bagus. Yuk, jadi salah satu diantara mereka.
Majalah LPM LPM SINOVIA SINOVIA Edisi Edisi 50 50 34 Majalah 34
M A N T R A PA R A J U A R A Oleh : Ummu Aiman - Muh. Ariiq Saifullah Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menyeimbangkan rutinitas akademik, organisasi, dan prestasi. Check it out.
1 2 3 4 5 6 7
PERBAIKI HUBUNGAN DENGAN TUHAN
Jika spiritual kita bagus, maka segala urusan duniawi juga akan seiring dengannya. Membuat kita menjadi lebih tenang dan dimudahkan dalam segala sesuatu. Dalam mencapai suatu tujuan, kita tidak hanya berusaha semata namun ada kekuatan doa, kuasa dari sang pencipta.
I N G AT O R A N G T UA
Menjadikan orang tua sebagai motivasi untuk menggapai suatu target, ini akan membuat kita lebih semangat dan fokus. Bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi ketika kejenuhan datang atau semangat dalam usaha kita turun.
INSTROSPEKSI DIRI
Melihat apa yang masih kurang atau mencari kesalahan yang sering diperbuat dan cari solusi untuk mengatasinya. Melihat dari sudut pandang pribadi dan orang lain tentang diri kita. Evaluasi diri dapat membantu kita menjadi pribadi lebih baik ke depannya
BERSYUKUR
Dengan bersyukur kita menjadi lebih tenang dan damai. Mensyukuri apa yang telah terjadi untuk menghargai diri sendiri, bisa memberi energi positif untuk diri kita, dan hubungan dengan Tuhan tetap terjaga.
T E M U K A N PA S S I O N - M U
Jika kita memiliki minat atau bakat ter tentu, fokuslah dan asah terus menerus. Tentu kita akan senang mempelajari hal yang disukai.
T O TA L I TA S
Semua butuh proses dan usaha yang tidak mudah. Kita harus total dalam melakukan sesuatu, dengan mengorbankan yang bisa dilakukan untuk menggapai tujuan.
SELALU OPTIMIS
Optimis akan memberi semangat dan energi positif. Yakin kita bisa mecapai target, yakin ada jalan untuk setiap hambatan yang ada. Jika kita menemui kegagalan, jangan menyerah dan belajar dari kegagalan itu.
Majalah Majalah LPM LPM SINOVIA SINOVIA Edisi Edisi 50 50 35 35
SINO|INFO
TA H A P PENDELEGASIAN
1
Kementerian Hubungan Luar menerima/mencari informasi rinci dari pihak luar, seperti Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI), Ikatan Organisasi Mahasiswa Sejenis (IOMS), dan organisasi atau instansi lainnya mengenai kegiatan atau kompetisi yang mengundang FK Unhas, kemudian mempublikasikan informasi tersebut kepada mahasiswa melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi BEM FK Unhas.
2
36 Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
3
Proposal kemudian diajukan ke dekanat FK Unhas yang akan diterima oleh Wakil Dekan II Bidang Administrasi dan Keuangan. Apabila telah didisposisi dan mendapat izin maka delegasi akan menerima surat izin perjalanan dinas (SPPD).
4
Sebelum delegasi berangkat, pihak Hublu akan mengadakan pre-conference yaitu berupa pembekalan mengenai event terkait. Delegasi wajib mengikuti kegiatan tersebut sebagai wadah untuk lebih mempersiapkan delegasi yang akan mewakili FK Unhas.
Gambar : Husnul Khatimah
Jika ada mahasiswa yang berminat untuk menjadi delegasi kegiatan tersebut, segera menghubungi pihak Hublu untuk membuat proposal bersama. Proposal umumnya berisi tentang penjabaran kegiatan yang akan diikuti, dana yang dibutuhkan baik registrasi, transportasi, dan kebutuhan delegasi lainnya, lengkap dengan persetujuan dari ketua dan sekertaris organisasi yang membawahi calon delegasi, Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, serta Ketua Program Studi (Prodi)
Semua orang pasti ingin berprestasi, baik itu di bidang pendidikan maupun olahraga. Mungkin ada di antara kita yang memiliki minat untuk mengikuti event atau kompetisi tingkat regional, nasional, maupun internasional tapi terbentur masalah perizinan dan pendanaan. Masih bingung dengan alurnya? Atau cara mengurusnya?. Tenang, kali ini Sinovia akan memberi informasi tentang alur pendelegasian di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (FK Unhas) Tahap pendelegasian saat sekarang, agak berbeda dari sebelum-sebelumnya dan bahkan lebih teratur karena langsung dibantu oleh Kementerian Hubungan Luar (Hublu) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FK Unhas. Berikut tahap pendelegasiannya :
SINO|PUISI
HUJAN D I WA K T U FA J R OLEH : ROY
Manakala waktu dapat berhenti sejenak Untuk bisa menatapmu lebih lama seraya berdoa Tetesan air yang jatuh dari langit Gambar : Dokumentasi panitia pelaksana HSF
Hiasi hari di waktu fajr Inilah kau karya indah ciptaan tuhan
5
Pada saat delegasi tengah mengikuti event terkait, delegasi mengirimkan bukti foto maupun video pada kegiatan tersebut pada pihak Hublu.
6
Setelah kedatangan degelasi, pihak Hublu kembali mengadakan forum post-conferenre. Dalam forum tersebut, delegasi menginformasikan apa yang telah degelasi dapatkan dalam event terkait. Forum ini juga menjadi pembelajaran dan evaluasi untuk event-event selanjutnya. (RA, NRJ)
Angin dan rintik hujan pun turut hadir menemani Hembusan nafas yang berhembus dengan ikhlas Nurani pun berkata begitu yakin Ungkapkan rasa yang seakan hadir kembali Rasa yang telah lama terbelenggu dalam diri
Apakah hujannya akan segera usai? Pikiran khawatir datang menghampiri Ingin rasanya semua tak berlalu begitu cepat Fajr pun melakoni perannya dengan baik Alangkah sempurna mahakarya ciptaan tuhan
Hadirkan pelangi nan indah Di tengah rintik hujan di waktu fajr Baru kali ini aku melihat karya syurga Dalam mata Seorang hawa (FF)
Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
37
SINO|GALERI
Pelantikan Pengurus BEM Keluarga Mahasiswa FK Unhas 2
1
4
3
5
6
1, 2) Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya | 3) Para tamu undangan | 4) Sambutan oleh Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Faultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (Prof. dr. Muh. Nasrum Massi, Ph.D) | 5) Sambutan oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) terpilih periode 2018-2019 (Achmad Nursyamsir) | 6) Prosesi pelantikan pengurus BEM Periode 2018-2019 Gambar : NHA-NS
38 Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
Hasanuddin
Scientific Fair 1
2
3 4
5
7
6
8
1) Suasana lomba video edukasi | 2) Presentasi salah satu peserta literature review | 3) Lomba esai populer di Bagian Mikrobiologi Fk Unhas | 4) Foto bersama peserta dan juri lomba research paper congress | 5) Aksi salah satu peserta lomba poster publik mepresentasikan karyanya | 6) Farewell party dan pengumuman hasil lomba | 7) Pembicara Simposium Internasional asal Jepang yaitu Prof.Yoshiaki Kiuchi, MD, Ph.D | 8) Perayaan ulang tahun Medical Youth Research Club (MYRC) yang serangkai dengan acara Farewell party Gambar : Dokumentasi panitia pelaksana HSF
Majalah LPM SINOVIA Edisi 50
39
Gambar : II
40 Majalah LPM SINOVIA Edisi 50