Volume 001
Januari 2021
Pada umur kampus Ganesha yang sudah melampaui 100 tahun, beribu karya ipteks telah mewarnai kemajuan bangsa dan masyarakat. Karya-karya tepat guna ini dimanfaatkan, dirawat, dan diandalkan oleh masyarakat. Melalui penerbitan TERAP, Buletin Bulanan Pengabdian Masyarakat LPPM ITB, cerita para ilmuwan dan akademisi yang mengabdikan ilmunya bagi masyarakat dituangkan dalam narasi populer agar terus terhubung dengan masyarakat lebih luas, untuk makin membuka pintu lebar-lebar, membumi, menjejak di masyarakat. Selamat membaca!
Deny Willy Junaidy, Ph.D.
Sekretaris Bidang Pengabdian Masyarakat
LPPM ITB
TERAP: ITB untuk Masyarakat
Buletin Bulanan Pengabdian Masyarakat LPPM ITB
Volume 001 / Januari 2021
Diterbitkan oleh LPPM-ITB
lppm_itb
LPPM ITB
Buletin TERAP
Solusi Posyandu untuk
001
Swamedikasi Keliru
Januari 2021
Dari
35,7%
rumah
tangga
yang
menyimpan
obat
di
rumah,
81,9%
diantaranya
menyimpan obat keras dan antibiotik yang didapat tanpa resep dokter.
SEBAGIAN dideritanya
besar atau
masyarakat
swamedikasi.
memilih Menurut
untuk hasil
melakukan
Riset
pengobatan
Kesehatan
Dasar
yang
sendiri
penyakit
dilakukan
yang
Kementerian
Kesehatan RI tahun 2013, dari 35,7 persen rumah tangga yang menyimpan obat, sebanyak 81,9 persen
diantaranya
menyimpan
obat
keras
dan
antibiotik
yang
didapat
tanpa
resep
dokter.
Obat-obatan tersebut disimpan untuk pengobatan sendiri penyakit yang dideritanya. Sayangnya, masyarakat tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk melakukan swamedikasi, sehingga sering terjadi penggunaan obat yang tidak rasional.
Masyarakat memilih swamedikasi karena menurut mereka harga obat dan layanan kesehatan untuk mendapatkan
obat
yang
sesuai
dinilai
mahal.
Penilaian
tentang
mahalnya
harga
obat
tersebut
sebenarnya tidak perlu terjadi karena sudah ada obat generik dengan harga terjangkau. Sayangnya, masyarakat belum cukup mengenal obat generik ini. Bahkan sebagian masyarakat berpendapat obat generik tidak ampuh. Hal ini sejalan dengan Riset Kesehatan Dasar 2013 yang menunjukkan 85,9 persen
masyarakat
Indonesia
belum
memiliki
pengetahuan
yang
benar
tentang
obat
generik,
utamanya saat Indonesia telah memasuki era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). 1
Pemahaman tentang penggunaan obat yang rasional sangat penting mengingat penggunaan obat sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Selain mendukung keberhasilan terapi penyakit, penggunaan obat yang baik dan benar akan menurunkan angka kejadian hal-hal yang tidak diinginkan akibat kesalahan penggunaan obat (drug related problem). Solusi dari masalah swamedikasi yang tidak tepat dan penggunaan obat yang irasional ini memerlukan peran serta apoteker untuk memberi pemahaman kepada masyarakat.
Kelompok Keahlian Farmakokimia Sekolah Farmasi ITB menggandeng para kader Posyandu untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang penggunaan obat tidak hanya baik dan benar, tetapi juga efektif dan efisien. Melalui program pengabdian masyarakat pada 2018, para ilmuwan dari Sekolah Farmasi ITB memberikan pelatihan kader Posyandu dan membentuk kader Posyandu sebagai mitra apoteker di Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
“Posyandu merupakan suatu bentuk upaya kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sesuai dengan peraturan Mendagri Nomor 19 Tahun 2011, dapat dijadikan suatu jalan untuk memudahkan penetrasi edukasi ke masyarakat. Kader posyandu dapat diberikan pengetahuan dan pelatihan sehingga dapat menjadi mitra bagi apoteker untuk menghasilkan penggunaan obat yang efektif, efisien, baik dan benar, potensi sumber daya alam untuk layanan kesehatan obat tradisional, hingga konsultasi ibu, anak, dan lansia,� papar Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Dr.rer.nat Sophi Damayanti, Apt.
Desa Cikahuripan dipilih karena belum memiliki fasilitas kesehatan seperti rumah sakit ataupun Puskesmas, tetapi di desa tersebut terdapat 10 Posyandu yang berjalan baik dan memiliki kader aktif. Dr. Sophi mengatakan, kader aktif inilah yang aset penting untuk membangun kemitraan dengan apoteker, karena merekalah nantinya yang secara aktif memberi edukasi kepada masyarakat secara terus-menerus. “Kader yang aktif menjadi aset penting untuk dapat dilakukan pemberdayaan dan bermitra dengan apoteker sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan daerah tersebut,� kata Dr. Sophi.
Sebelum kegiatan dimulai, terlebih dahulu dilakukan survei untuk mengetahui data dasar, status kesehatan, dan faktor penentu kesehatan masyarakat. "Hasil survei secara umum menunjukkan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam hal kefarmasian, baik dalam hal penggunaan, penyimpanan, hingga pembuangan (obat) yang baik dan rasional. Masyarakat juga belum mengetahui peranan penting apoteker yang dapat menjadi mitra dalam peningkatan derajat kesehatan," kata Dr. Sophi Damayanti. 2
Hasil survei itu pula yang menentukan materi-materi
Allah
pelatihan kader Posyandu. Pelatihan yang diberikan
untuk masyarakat, agar dapat lebih detail mengenai
meliputi
pengetahuan
penanganan
farmasi,
termasuk
mendasar
jenis
obat,
tentang
cara
produk
memperoleh,
saya
akan
menjadi
tentang
perpanjangan
obat
tangan
antibiotik
yang
kadaluarsa dan bagaimana tata cara yang benar
menyimpan, dan membuangnya. Para kader juga
dalam
membuangnya,”
diberi pelatihan tentang pengobatan sendiri atau
posyandu RW 10.
lanjut
Nuraeni,
kader
swamedikasi dan penggunaan obat yang rasional, edukasi obat generik di era JKN, dan pengetahuan
Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini, menurut
tentang obat herbal yang memiliki khasiat kuratif
Dr. Sophi dapat menjadi model upaya peningkatan
serta
peran
potensi
sumbernya
daya
alam
setempat.
apoteker
di
masyarakat
dengan
menjalin
“Sangat bermanfaat untuk lebih mengetahui lebih
kemitraan bersama kader posyandu suatu wilayah
baik
dan
kegunaan
obat,
jenis
obat-obat
yang
aman
dapat
diduplikasi
ke
daerah
lain
hingga
dikonsumsi dan yang harus dengan resep dokter.
menjadi
Lebih mengetahui tentang logo yang tertera pada
kegiatan pengabdian ini, sudah disusun pula modul
kemasan sehingga lebih mengetahui bahaya atau
pelatihan
efek yang ditimbulkan dari mengkonsumsi obat,”
produk
kata Siti Suryati, kader posyandu RW 09.
pengetahuan obat herbal,” ujarnya.*
Dengan
pengetahuan
ini,
kader
Posyandu
usulan
dan
farmasi,
program
bagi
penyuluhan
pemerintah.
kesehatan
swamedikasi,
obat
“Dari
mengenai
generik
dan
bisa
menjadi mitra apoteker yang memberi pemahaman kepada
masyarakat
swamedikasi
yang
benar
tentang dan
pentingnya
penggunaan
obat
yang rasional. “Saya pribadi sangat berkesan atas ilmu yang didapat hari ini. Yang asalnya tidak tahu dan tidak mengerti sekarang saya paham. InsyaA
3
Buletin TERAP
001 Januari 2021
Mengolah Air Limbah Tekstil Ramah Lingkungan
Ratusan miliar dihabiskan untuk mengatasi pencemaran air, misalnya di satu Sungai Citarum saja. Belum lagi kerugian ekologi akibat pencemaran, misalnya kematian ikan dan gangguan kesehatan. Penelitian ilmuwan ITB bisa menawarkan efektivitas teknologi bioreaktor membran anaerobik dalam mengatasi masalah ini. BIOREAKTOR membran anaerobik (AnMBR – Anaerobic Membrane Bioreactor) baru-baru ini diperkenalkan untuk mengolah air limbah secara anaerob. Tetapi apakah AnMBR bisa juga digunakan untuk mengolah air limbah industri tekstil? Belum banyak jurnal ilmiah yang membahas tentang ini. Pertanyaan inilah yang berupaya dijawab oleh Prof. Tjandra Setiadi, PhD. dari Kelompok Keahlian Perancangan dan Pengembangan Produk Teknik Kimia ITB melalui program dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB.
Pengolahan air limbah tekstil secara biologi diperlukan gabungan proses anaerobik and aerobik. Cara ini digunakan di skala laboratorium sampai level industri. “Proses anaerob digunakan untuk memecah pewarna. Degradasi zat warna ini akan mengurangi kepekatan warna pada air limbah tekstil. Tetapi senyawa yang dihasilkan proses ini belum aman bagi lingkungan. Oleh karena itu diperlukan mineralisasi lebih lanjut lewat proses aerobik,� papar Prof. Tjandra. 4
Proses anaerobik yang digunakan saat ini umumnya menggunakan seperti
teknologi
bioreaktor
yang
relatif
fixed-bed,
pada limbah akhir.
sederhana,
UASB
(upflow
anaerobic sludge blanket), dan bioreaktor baffled. Bioreaktor
tersebut
memiliki
kemampuan
yang
terbatas, terutama kemampuannya meningkatkan konsentrasi
mikroba
“Keterbatasan bioreaktor
anaerobik
itu
dalam
mampu
membran
sistem.
diatasi
anaerobik.
dengan
Bioreaktor
ini
mampu menahan mikroba anaerob sehingga akan meningkatkan konsentrasinya di dalam sistem. Hal ini
sangat
penting
untuk
meningkatkan
kinerja
bioreaktor anaerobik,” jelasnya.
Bisakah
AnMBR
digunakan
untuk
mengolah
air
limbah tekstil? Prof. Tjandra mengujinya dengan menggunakan
parameter
operasi
hydraulic
retention time (HRT) dan flux rate pada AnMBR. HRT menunjukkan berapa lama limbah menginap di dalam
sistem
pengolahan.
Lebih
lama
limbah
menginap maka proses pengolahannya lebih baik, sedangkan
flux
rate
menunjukkan
volume
aliran
limbah pada AnMBR. Kemudian dilanjutkan dengan
Gambar 1. Influen sistem (A), efluen BMAn (B), dan efluen DHS (C) pada tempuhan II hari ke-20
proses aerobik dengan menggunakan reaktor down hanging sponge (DHS). Operasinya dipertahankan pada HRT 12 jam.
Penelitian
ini
menunjukkan,
AnMBR-DHS
penggunaan
menjanjikan
untuk
reaktor
digunakan
Penelitian ini dilakukan dalam skala laboratorium
mengolah
dengan menggunakan air limbah tekstil sintetis.
menggabungkan
AnMBR memiliki volume 5 liter dilengkapi dengan
tidak
membran PVDF fiber berongga dengan pori sekitar
tekstil,
0,04
dengan
pencemaran lingkungannya. Di samping itu, energi
volume sekitar tiga liter, dengan sumber lumpur
yang diperlukan untuk mengolah air limbah hanya
diambil
sekitar
µm.
Riset
dari
ini
unit
menggunakan
pengolahan
air
DHS
limbah
tekstil
saja
30%
separuh
sebelum percobaan dilakukan.
Tjandra.*
penelitian
ini
menunjukkan,
limbah proses
berhasil
tetapi
kemudian diaklimatisasi di masing-masing reaktor
Hasil
air
dari
juga
dan
anaerobik
mengurai mampu
lumpur
sistem
tekstil.
“Dengan
dan
warna
air
menekan
yang
aerobik, limbah dampak
dihasilkan
konvensional,”
papar
hanya Prof.
meningkatkan
HRT akan meningkatkan penghilangan warna pada proses anaerobik. Sebagian besar warna pada air limbah tekstil dihilangkan dalam proses anaerobik. Sedangkan sebagian besar bahan organik dalam limbah
dihilangkan
dalam
proses
aerobik.
Kombinasi proses anaerobik dan aerobik mampu menurunkan COD (chemical oxygen demand), BOD (biological
oxygen
masing-masing Penghilangan
demand)
sebesar warnanya
94, secara
dan 95
warna
dan
97%.
konsisten
tinggi.
Secara visual, tidak ada lagi warna yang terlihat -
5
Buletin TERAP
001 Januari 2021
Peran Olahraga Tradisional di Saat Pandemi
Anak-anak di Kota Bandung yang bermain gawai lebih dari 1 jam per hari mencapai 76,1%. Hal ini sejalan dengan kebiasaan 50,4% orangtua yang hanya memiliki waktu bermain bersama anaknya ketika di rumah hanya kurang dari satu jam.
BUKAN hal yang mengejutkan jika sebuah penelitian di negara lain menyebutkan bahwa saat ini rata-rata waktu yang digunakan masyarakat untuk melakukan aktivitas fisik hanya 16 menit per hari. Perkembangan teknologi, selain memudahkan juga melenakan dan bisa membuat kita makin malas bergerak dan beraktivitas. Apalagi saat pandemi COVID-19 melanda, tatkala aktivitas keluar rumah dibatasi, masyarakat makin akrab dengan gawai di tangan baik untuk urusan pekerjaan, sekolah dan aktivitas lain. Hal ini berdampak buruk bagi kesehatan. Aktivitas olahraga tradisional bisa jadi solusi, beragam manfaat bisa didapat, selain menyehatkan, bisa mengenalkan ragam budaya nusantara kepada anggota keluarga.
Minimnya aktivitas fisik pada masyarakat selama pandemi COVID-19 dapat menimbulkan berbagai penyakit degeneratif seperti obesitas, diabetes, jantung, dan dampak negatif lain yang bisa dialami setiap anggota keluarga, terutama anak-anak.
Peran orangtua menjadi sentral agar buah hatinya
tetap sehat dan bugar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah mengenalkan olahraga tradisional sebagai pengganti aktivitas fisik anak-anak. Olahraga tradisional dipilih karena memiliki manfaat ganda. Selain meningkatkan kebugaran dan kesehatan juga mengenalkan ragam budaya -
6
nusantara, olahraga tradisional dapat membantu
diwajibkan mengisi kuesioner tentang penggunaan
meningkatkan aktivitas fisik dengan cara yang
gawai pada anak usia 4-6 tahun. Dari total 114
menyenangkan, membudaya, serta menyehatkan.
responden,
Selain meningkatkan kebugaran dan kesehatan
bahwa durasi penggunaan gawai pada anak-anak
juga
nusantara,
mereka lebih dari satu jam per hari. Sisanya 23,9%
membantu
menyatakan penggunaan gawai pada anak-anak
meningkatkan aktivitas fisik dengan cara yang
mereka di bawah satu jam per hari. Dari total 114
menyenangkan, membudaya, serta menyehatkan.
responden
mengenalkan
olahraga
ragam
tradisional
budaya dapat
76,1%
orangtua
terdapat
mengungkapkan
50,4%
orangtua
yang
mengungkapkan bahwa durasi bermain dengan Untuk membantu menjawab masalah hal tersebut,
anak selama di rumah kurang dari satu jam per
Sekolah Farmasi ITB melakukan rangkaian Program
harinya.
Pengabdian dan Penelitian Masyarakat Indonesia
menyatakan durasi bermain dengan anak selama di
(P3MI)
rumah lebih dari satu jam per hari.
di
bawah
payung
LPPM
ITB
kepada
Sisanya,
yakni
49,6%
responden
masyarakat dengan melakukan sosialisasi secara “Selain
Tren peningkatan perilaku pasif atau tidak aktif di
memperkenalkan kembali olahraga tradisional yang
kalangan anak-anak memberikan tantangan bagi
‘terkesan’ telah dilupakan, terutama oleh kaum
orangtua, guru, dan praktisi pendidikan. Edukasi
milenial, dalam masa pandemi Covid-19, olah raga
perilaku hidup aktif dan penggunaan gawai yang
tradisional
sehat
daring melalui Zoom dan live Youtube.
sangat
strategis
untuk
membantu
harus
terus
digalakkan
untuk
lebih
kebugaran generasi muda selama menghabiskan
mengenalkan olahraga tradisional, selain webinar,
banyak waktu di rumah,” kata Ketua Pelaksana
dalam
Kegiatan Dr. Samsul Bahri, M.Kes..
olahraga tradisional beserta pelatihan. Setelah itu,
program
ini
juga
dikenalkan
beberapa
para peserta mengikuti lomba membuat video olahraga tradisional.
Menurut Chaerul Umam dari
Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia
(KPOTI),
olahraga
tradisonal
sangat
membantu dalam masa pandemi COVID-19. Di saat orang dipaksa banyak tinggal di rumah dengan psikosomatis olahraga
dan
segala
tradisional
bisa
kejenuhan
melanda,
menjadi
pembeda.
“Kebugaran dan kebahagiaan bisa dibangun dari rumah dengan cara yang sederhana lewat olahraga tradisional,” ujarnya.
Sementara itu, Dekan Sekolah Farmasi ITB Prof. I
Olahraga tradisional seperti hompimpah, gasing,
Ketut Adnyana M.Si.,Ph.D. mengatakan, olahraga
perahu
tradisional selain mengedukasi masyarakat untuk
dikembangkan dan disesuaikan dengan kondisi di
bersosialisasi dan menyehatkan sehingga pelakunya
rumah
terlihat
Keilmuan
“Melalui
menggali
diharapkan
riang
Olahraga
gembira.
Sekolah
“Kelompok
Farmasi
ITB
bisa
sarung, sehingga
yang
kebersamaan
pelatihan para
kaya
olahraga orang
tua,
manfaat akan
bisa
tercipta.
tradisonal guru,
ini
praktisi
aspek-aspek ilmiah dengan mendesain sebuah riset
pendidikan dapat menciptakan ruang beraktivitas
tentang peran positif olahraga tradisional sehingga
fisik yang menyenangkan, membudaya serta dapat
lebih mudah memberi pemahaman kepada kaum
menyehatkan tubuh anak-anak,” kata Dr. Samsul
milenial tentang manfaat olah raga tradisional,”
Bahri.*
kata Prof. Ketut Adnyana.
Sebanyak 114 peserta dari berbagai profesi, antara lain guru, dosen, ibu rumah tangga, dan remaja hadir -
dalam
acara
ini.
Sebelumnya,
peserta7
Buletin TERAP
001 Januari 2021
Desain Pajang Karya agar Siswa SD lebih Aktif
Siswa SD memiliki kebutuhan dan aspirasi yang tidak selalu terakomodasi dalam desain bagunan dan fasilitas kelas umumnya. Ilmuwan ITB menyodorkan desain mebel pajang karya yang mampu mendorong siswa lebih aktif di kelas.
BAGI siswa sekolah dasar, bisa memajang karya adalah kebanggaan tersendiri. Tidak heran, jika kita mengunjungi sekolah, berbagai bentuk ekspresi, baik berupa majalah dinding atau sekadar karton besar yang penuh dengan beragam karya ditempel begitu saja, bisa di daun pintu, bagian dalam jendela atau tembok-tembok kelas. Kondisi ini, tampaknya menjadi fokus perhatian salah seorang ilmuwan ITB yang berusaha mencari jalan desain yang fungsional dan fleksibel untuk lebih mendorong keaktifan siswa.
“Peserta didik ternyata memiliki kebutuhan dan aspirasi yang tidak terakomodasi dalam desain bagunan dan fasilitas kelas sekolah mereka terkait dengan upaya mendorong keaktifan siswa. Hal ini menyebabkan tidak berfungsinya ruang-ruang kelas sekolah secara efektif sehingga tujuan pendidikan tidak tercapai,� kata Dr. Gregorius Prasetyo Adhitama M.Sn., ketua tim program pengabdian masyarakat “Desain Mebel Ruang Kelas Sekolah Dasar untuk Mendorong Partisipasi Aktif dan Interaksi antar Siswa melalui Kerjasama antara Perguruan Tinggi, Sekolah Dasar dan IKM Mebel Lokal Bandung� dalam laporannya.
8
Setelah melalui tahap riset desain, dibuatlah 10 modul desain mebel pajang serbaguna yang bisa dipakai dengan mudah oleh guru dan siswa mulai kelas 1 sampai 6 SD. Mebel display ini berupa kombinasi antara meja, display, rak yang didesain agar bisa digunakan kegiatan bersama para murid. “Mebel display ini bisa digunakan untuk menyimpan atau memajang karya atau proyek siswa SD dengan berbagai bentuk dan dimensi. Desain ini mempunyai lebih dari 50 kemungkinan cara pemanfaatan mebel display serbaguna ini,” papar Dr. Prasetyo.
Menurut Dr. Gregorius Prasetyo pemenuhan sarana ini tidak hanya soal meletakkan perabotan secara fisik, tetapi juga memperhatikan aspek yang lebih luas, antara lain peningkatan keaktifan dan kreativitas murid, guru, pengelola sekolah, pemanfaatan sumber daya alam setempat, perkembangan metode pembelajaran, serta konteks sosial, budaya, dan alam sekitar sekolah. Dosen yang tergabung dalam Kelompok Keahlian Manusia dan Ruang Interior FSRD ITB ini kemudian melakukan kegiatan pengabdian masyarakat berupa pembuatan desain mebel ruang kelas sekolah dasar untuk mendorong keaktifan dan interaksi siswa pada 2017.
Desain dibuat untuk mendorong interaksi antara guru dan siswa, serta bisa ditempatkan di kelas-kelas dengan luas terbatas. Desainnya efisien dalam penggunaan ruang dan mudah dimanfaatkan oleh siswa dan guru. Mebel display bisa ditempatkan di dinding dengan ketinggian yang disesuaikan dengan ukuran fisik siswa dan guru. “Dari segi fungsi, desain tersebut dirancang untuk meningkatkan atmosfer belajar ruang kelas agar bisa memotivasi siswa belajar di kelas. Selain juga mendorong rasa memiliki terhadap ruang kelas sebagai tempat belajar,” lanjut Dr. Prasetyo.
Kegiatan di bawah payung LPPM ITB ini yang ini melalui tahapan desain yang lebih komprehensif yaitu mencakup workshop untuk mengevaluasi proses pembelajaran, perencanaan dan perancangan sarana dan prasarana, evaluasi penggunaan sarana dan prasarana serta identifikasi permasalahan baru serta perencanaan yang merespon permasalahan baru.
Dengan sistem knock-down, mebel mudah dibongkar pasang sesuai dengan kebutuhan proses pembelajaran, juga memudahkan proses pengemasan, pengangkutan, dan instalasi. Material dan komponennya mudah didapat dan mudah diproduksi di berbagai bengkel dengan teknologi sederhana dan biaya kurang dari Rp 150 ribu untuk setiap modul. “Desain ini menjadi jawaban atas kebutuhan mebel ruang kelas sekolah dasar. Tidak hanya kebutuhan fisik yang terpenuhi, tetapi juga mampu mendorong siswa lebih aktif di kelas,” kata Dr. Prasetyo.* 9
Buletin TERAP
001 Januari 2021
Pengelolaan berpotensi
Setelah Mocaf kini Saatnya Fercaf
pertanian
singkong
menghasilkan
menjadi
pendapatan
Fercaf
yang
yang
lebih
dilakukan
besar
bagi
ilmuwan para
ITB
petani
dibandingkan dengan menanam sawit.
SEBAGAI penghasil singkong terbesar di dunia, Indonesia memiliki sumber pangan alternatif untuk membangun ketahanan dan kedaulatan pangan. Akan tetapi, singkong belum digunakan secara luas di industri pangan karena memiliki kandungan sianida yang tinggi dan umur simpan yang sangat pendek. Dengan mengolahnya menjadi tepung fermented cassava flour (Fercaf), kini singkong lebih bernilai guna sekaligus mendatangkan sumber penghasilan yang dapat diandalkan.
Saat panen raya tiba, petani di sentra singkong sering kelabakan. Mereka kerap terburu-buru menjual singkong dengan harga yang sangat murah. Jika tak cepat dijual, singkong niscaya akan cepat rusak dan imbasnya tak bisa dijual. Banyak petani merugi karena pendapatan dari menjual singkong tak sesuai dengan harapan.
Melihat kondisi tersebut, Jurusan Teknik Pangan ITB menawarkan solusi
dengan mengembangkan produk singkong dalam bentuk tepung pangan singkong terfermentasi yang dinamakan Fercaf.
Fercaf memiliki keistimewaan karena tidak mengandung gluten sehingga lebih menyehatkan dipakai untuk bahan olahan produk seperti roti, kue, pizza, dll. Pola hidup sehat yang sedang digemari oleh masyarakat menjadi peluang bagi industri makanan sehat untuk mengembangkan Fercaf.
Fercaf
merupakan pengembangan dari modified cassava flour (Mocaf). Sistem produksi pengolahan fercaf terdiri atas fermentasi, pengeringan, penggilingan, dan pengayakan. Singkong mula-mula dicuci, -
10
dikupas,
dipotong
Chip
singkong
dilakukan secara baik akan mampu menghasilkan
dengan
bantuan
pendapatan yang lebih besar daripada menanam
mikroba starter selama 8 jam. Chip singkong hasil
sawit. Apabila produk Fercaf dihargai sama dengan
fermentasi dikeringkan sampai kandungan airnya di
terigu curah, nilai tambah produk turunan singkong
bawah 12% dan digiling menjadi tepung fercaf.
ini dapat mencapai 100%.
direndam
untuk
menjadi
chip.
difermentasi
Standar proses produksi Fercaf telah dikembangkan mulai
skala
laboratorium
sampai
skala
industri
komersial. Uji produksi dan komersialisasi produk telah
dilakukan
perusahaan
melalui
milik
pengembangan
kerja
alumni
industri serapan
meningkatkan
kesejahteraan
memiliki
mengandung
pasar
berpotensi
petani
dan
singkong.
yaitu
Sistem produksi tepung Fercaf juga sudah melewati
dikembangkan menjadi produk-produk kesehatan.
beberapa tahapan pengembangan, mulai dari skala
Dari
produksi
LPPM
ITB
pengelolaan -
Pengabdian ini,
terbuka
pertanian
potensial
tidak untuk
program
sehingga
Hasilnya,
singkong
keunggulan
gluten
dengan
ITB. Fercaf
meningkatkan
Fercaf
sama
kepada peluang
singkong
Masyarakat besarnya yang
jika-
3
kg
singkong/batch,
hingga
skala
produksi 60 kg singkong per hari. Saat ini, sudah dibuat
sistem
produksi
kontinu
produksi 1 ton singkong per hari. percontohan
didirikan
di
dengan
skala
Fasilitas pabrik
laboratorium
industri
pengajaran makanan yaitu di laboratorium kayu, kampus Jatinangor, ITB “Paket aktivitas ini meliputi operasional
mesin
pengembangan
percontohan
tepung
Fercaf
produksi siap
Fercaf,
olah
atau
Fermix, dan workshop penggunaan Fermix,� kata Ketua Tim, Dr. Made Tri Ari Penia Kresnowati, ST. M.Sc. dalam laporannya.*
11
Kantor LPPM ITB
Gedung CRCS Lt. 6 - 7
Jl. Ganesha No. 10 Bandung
40132 - Jawa Barat, Indonesia
(022) 86010050 / 86010051
lppm@lppm.itb.ac.id
www.lppm.itb.ac.id
LPPM ITB
lppm_itb
LPPM ITB
lppm_itb