Buku rivers toolbox ini menyajikan solusi teknologi dan menginspirasi masyarakat, pengelola sungai, dan masyarakat umum untuk memilih solusi yang tepat untuk pengelolaan sungai. Program Citarum Harum yang didokumentasikan dalam buku ini belum tentu sukses karena keterbatasan waktu proyek atau solusi satu ukuran untuk semua mengingat konteks saling ketergantungan yang luas antara manusia dan sungai.
PENANGGUNG JAWAB:
Dr. Yuli Setyo Indartono
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ITB
PENYUSUN:
Mindriany Syafila Qomarudin Helmy
Yuli Setyo Indartono
Deny Willy Junaidy
Rino Rakhmata Mukti
Mohammad Farid
EDITOR: Islaminur Pempasa
Arus Utama Kesejahteraan
MENYADAP ENERGI DAN MEMBANGUN INFRASTRUKTUR SUNGAI
TIM EDITOR
Yudi Noorachman
Risa Anggreini
Saffanah Zahirah
FOTOGRAFER: Harry Surjana
Ferdyansyah
DESAIN GRAFIS: Irman Nugraha
ILUSTRATOR:
Fachri Fauzy
Ali Parma
SAMPUL:
Olah AI oleh Irman Nugraha dengan
Midjourney dari sumber foto Sungai
Citarum karya Harry Surjana
ADMINISTRASI: Noviyanti
Dian Sumardiana
Nisa Refika
Linda Syah Khotimah
Bagian Sekretariat, Keuangan dan Sisfo LPPM ITB
Cetakan pertama: Maret 2024
ISBN:
978-623-297-481-4
e-ISBN: 978-623-297-482-1
Hak Cipta ©2024
fungsionalitas airDokumen ini diterbitkan oleh ITB Press. Hak Cipta milik LPPM ITB - Bandung dan dilindungi undang-undang. Tidak diperbolehkan mencetak ulang, mengutip sebagian atau keseluruhan isi tanpa izin.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Teknologi Bandung
Gedung CRCS Lantai 6 Jl. Ganesha No. 10, Bandung 40132
Jawa Barat, Indonesia (022) 86010050 / 86010051
https://lppm.itb.ac.id
https://pengabdian.lppm.itb.ac.id
Email: lppm@itb.ac.id
SAMBUTAN Menjawab Tantangan
Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D. Rektor ITB 2020-2025
SUNGAI Citarum –seperti layaknya sungaisungai di dunia– mengalir seiring dengan bertumbuhnya kehidupan manusia. Di titik awal, sungai menjadi ibu, meminjam istilah Sunda indung cai, yang melahirkan ekosistem baru, nilai, dan cara hidup. Aliran airnya menghubungkan manusia, tempat, dan bentuk lain kehidupan hingga menumbuhkan peradaban.
Relasi saling membutuhkan membuat sungai menjadi salah satu garis sentral dalam pertumbuhan penduduk. Sungai bukan hanya dimanfaatkan airnya untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, tetapi juga aliran energi dan potensi ekonomi. Seiring dengan pertumbuhan muncul tantangan dalam manajemen sungai. Beban sungai semakin tinggi membutuhkan pendekatan multidisiplin, baik secara sosial, kultural, serta sains dan teknologi.
Ketika beban berat yang ditanggung Sungai Citarum memicu inisiatif nasional Citarum Harum, ITB secara langsung menjadi bagian dari upaya menjawab tantangan bersama itu dan secara praktis membentuk Satuan Tugas Citarum Harum
ITB yang menjadi bagian dari program besar tersebut.
Kami melihat Citarum dari perspektif holistik, peran ITB dalam merespons kepentingan nasional dan dinamika pengetahuan global, serta keseluruhan proses transformasi yang mencakup segenap Tridarma Perguruan Tinggi, pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang hanya akan bermakna apabila berdampak secara konkret pada perbaikan kualitas hidup masyarakat.
Dalam konteks pengabdian kepada masyarakat ini, ilmuwan ITB melakukan pendekatan terhadap isu penting Sungai Citarum, yaitu terkait sumber daya air, sanitasi, energi, infrastruktur, persampahan, hingga pemberdayaan ekonomi.
Sejumlah pendekatan, metode, teknologi yang diterapkan pada periode 2018-2022 dan didokumentasikan dalam buku ini diharapkan bukan saja bermanfaat bagi Citarum, tetapi dapat direplikasi dan dieskalasi dalam menjawab tantangan pengelolaan sungai di Indonesia dan dunia.***
3 ARUS UTAMA KESEJAHTERAAN
SAMBUTAN
Dua Sisi Manfaat
Prof. Dr. Kadarsah Suryadi Rektor ITB 2015-2020
SUNGAI Citarum sejatinya merupakan
berkah bagi setidaknya 27,5 juta masyarakat yang memanfaatkannya secara langsung, terutama di Jawa Barat dan DKI Jakarta. Belum lagi penerima manfaat dari sekitar 1.880 megawatt dari PLTA yang tersebar di Pulau Jawa dan mungkin juga Bali. Citarum menjadi sumber air minum bagi warga DKI Jakarta dengan 80 persen air dari sungai yang melintasi 10 kabupaten dan kota di Jabar dan DKI Jakarta, selain juga mengairi 420 ribu hektare lahan pertanian.
Tantangan yang dihadapi juga tidak kalah besar. Waktu itu Letjen TNI Doni Mondardo (alm.) mengajak ITB untuk berkolaborasi, selain berbagai perguruan tinggi dan pihak-pihak lain. Ajakan ini kita tangkap langsung karena ITB juga turut bertanggung jawab dalam konteks lingkungan dan sosial lain. Ilmu dan teknologi yang dipelajari harus bisa diterapkan dalam menjawab tantangan yang ada, termasuk dalam keberlanjutan pengelolaan sungai.
ITB memiliki bidang yang relevan dan banyak ilmuwan mempunyai riset terkait dengan Citarum atau pengelolaan sungai lain. Dari segi ilmu pengetahuan, kita bisa sebut di ITB ada Teknik Lingkungan, Biologi dan Teknologi Ilmu Hayati, Teknik Kimia, Farmasi, Geodesi, dan lainnya dalam
meningkatkan budi daya ikan dan akuatik lain hingga pengelolaan limbah.
Kita memulai dengan pendekatan multidisiplin dan menelurkan sejumlah konsep dan teknologi terapan, misalnya zero discharge untuk sampah domestik, teknologi biofilter bioseptictank, proses anaerobic filtertank mengadopsi teknologi Johkasou dari Jepang, biodigester, revitalisasi IPAL industri dan kawasan, bioremediasi, kebun terapung, hingga peningkatan kapasitas manusia melalui pelatihan dan optimasi teknologi bersih.
Penerapan ilmu dan teknologi ini bisa dipandang dua sisi, bahwa melalui Citarum dan masyarakatnya berjasa dalam mendorong pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkan di kampus sekaligus memunculkan sejumlah topik riset baru.
Kebermanfaatannya menjadi lengkap, ITB bukan hanya untuk ITB, tetapi ITB juga bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
Pengembangan berikutnya salah satunya adalah mendorong riset menjadi entrepreneurial. Riset tidak berhenti di kertas, bertumbuh menjadi produk. Inovasi yang bisa dimanfaatkan masyarakat, memberi nilai tambah ekonomi dan sosial, serta memperbaiki kualitas hidup manusia. Tools sudah tersedia.***
ARUS UTAMA KESEJAHTERAAN 4
SAMBUTAN
Inter vensi Sungai B erkelanjutan
Dr. Yuli Setyo Indartono Ketua LPPM ITB
PROGRAM Citarum Harum telah diatur
melalui Perpres Nomor 15 Tahun 2018
tentang Percepatan Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum. Program Citarum Harum yang digulirkan pemerintah membutuhkan kerja sama penanganan semua pihak. Sejumlah perguruan tinggi di Jawa Barat termasuk ITB berperan aktif sejak 2018 dengan membantu penanganan Sungai Citarum melalui diseminasi penerapan iptek tepat guna.
Secara khusus ITB membentuk Satgas Citarum
Harum ITB yang diketuai Prof. Mindriany Syafila dalam mengoordinasikan kegiatan penerapan iptek sains untuk diimplementasikan di kawasan Citarum
Harum sejak 2018 hingga 2022. Implementasi program-program tersebut melibatkan mahasiswa sains dan teknik dalam pelaksanaannya sejalan dengan program MBKM Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
Program ini juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat dengan terjun langsung ke dunia kerja sebagai persiapan karier masa depan. Masuknya MBKM dalam kegiatan pengabdian masyarakat Citarum Harum ITB semakin memperkuat korelasi dengan pengembangan
kurikulum bidang rekayasa keteknikan yang mempertimbangkan aspek-aspek kemanusiaan.
ITB telah menerapkan puluhan karya iptek sains di beberapa sektor DAS Citarum Harum, mulai dari Kabupaten Bandung, Kabupaten Cianjur, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kab. Bandung Barat, dan Kabupaten Subang. Penerapan iptek seperti bioremediasi, sensor kualitas air termasuk untuk menjaga biota sungai, sanitasi, akuakultur, akuaponik, kompos, upcycling sampah plastik, skimmer sampah otomatis, manajemen bank sampah serta Black Soldier Fly (BSF), maggot, penerapan pikohidro atau hydroelectric power skala kecil, termasuk pembersihan eceng gondok di kawasan Waduk Cirata dengan gangboat hingga eceng gondok yang kemudian diupcycling menjadi briket.
Seluruh program penerapan iptek sains di atas sejalan dengan visi Budaya Ilmiah Unggul (BIU) dalam praktik pengabdian masyarakat sekaligus sebagai ciri khas pengabdian masyarakat di ITB. Produk-produk implementasi tersebut didokumentasikan dalam seri buku yang mencakup topik sumber daya air dan sanitasi, energi dan infrastruktur, serta persampahan dan pemberdayaan ekonomi dengan harapan menjadi inspirasi bagi pengelola dan masyarakat sekitar sungai dalam memilih pendekatan dan perangkat pengelolaan sungai.***
ARUS UTAMA KESEJAHTERAAN 6
Infrastruk tur untuk Kesejahteraan
Prof. Mindriany Syafila, Ph.D.
Ketua Satuan Tugas ITB untuk Citarum Harum periode 2018-2022
DALAM semangat mewujudkan ITB sebagai a globally respected and locally relevant university serta dalam upaya mendukung program pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, ITB secara aktif berperan melalui Satuan Tugas Terpadu Restorasi Citarum Harum yang telah dibentuk sejak 2018.
Di bawah koordinasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), ITB menerapkan hasil kepakaran sivitas akademika dalam bidang iptek untuk penanganan DAS Citarum, seperti penanganan limbah rumah tangga, sanitasi, penanganan lahan kritis, pengelolaan sumber daya air, serta pemberdayaan dan edukasi masyarakat.
PENGANTAR
Beban pencemar domestik dapat berupa kegiatan dari permukiman penduduk kampung hingga real estate. Semakin tinggi kepadatan penduduk, semakin besar beban pencemar domestik yang ditimbulkan. Semakin dekat ke aliran sungai, semakin besar pula beban yang ditimbulkan. Sementara beban pencemar industri yang terletak di DAS Citarum hulu dan hilir, terutama industri tekstil telah menjadi penyumbang utama besarnya beban pencemar dari sektor industri.
Selain industri tekstil juga terdapat industri manufaktur, industri pengolahan pangan yang berperan sebagai penyumbang limbah di DAS Citarum. Selain industri besar, kegiatan usaha mikro kecil dan menengah juga berperan menambah beban limbah, misalnya kegiatan pengolahan pangan tahu dan tempe.
Kegiatan peternakan, baik berupa peternakan ruminansia (kerbau, sapi, kambing, dan domba) maupun peternakan unggas dapat menimbulkan beban pencemar di badan air. Sebagai contoh peternakan sapi perah di DAS Citarum hulu di daerah Maribaya, Kabupaten Bandung Barat yang sebagian besar limbahnya terbuang langsung ke sungai.
Kegiatan pertanian yang intensif berupa budi daya tanaman pangan, hortikultura merupakan sumber pencemar. Terutama di daerah hulu dengan kelerengan tajam, kegiatan tersebut dapat memicu erosi yang tinggi sehingga meningkatkan proses angkutan sedimen ke sungai dan pada gilirannya mempercepat pendangkalan aliran sungai. Ekses pemberian pupuk yang berlebihan juga akan mengalirkan nutrien berupa senyawa nitrogen dan fosfat ke dalam badan air. Hal tersebut dapat menimbulkan pertumbuhan tidak terkendali dari tanaman pengganggu seperti eceng gondok.
Air limbah dan limbah padat yang dibuang secara langsung dan tidak langsung ke anak sungai dan induk Sungai Citarum mengakibatkan kualitas air merosot dan memburuk sehingga tidak lagi memenuhi persyaratan mutu air untuk rekreasi air (kelas 2), apalagi sebagai air baku untuk air minum (kelas 1). Dengan demikian, diperlukan upaya pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air dengan tujuan utama meningkatkan kualitas air.
Kemampuan sungai untuk melakukan proses pemurnian diri (self purification) tidak hanya dipengaruhi oleh beban pencemar yang masuk, juga bergantung pada kondisi hidromorfologi sungai. Untuk meningkatkan daya dukung lingkungan badan air diperlukan pengelolaan dan pengendalian pencemaran yang masuk ke badan air.
Buku Arus Utama Kesejahteraan ini merangkum beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh sivitas akademika ITB sebagai sumbangsih pengabdian nyata kepada masyarakat terkait penerapan teknologi dalam pengelolaan sumber daya air, mulai dari teknologi akuakultur yang ramah lingkungan melalui teknologi zero water discharge, resirkulasi akuakultur, pelatihan pembuatan pakan ikan sinbiotik dalam akuakultur tertutup, konversi limbah organik untuk dimanfaatkan menjadi pakan ternak, sampai dengan teknologi pembersihan sungai dari eceng gondok dan pemanfaatan eceng gondok menjadi produk yang lebih bermanfaat. Pembangunan infrastruktur melalui teknologi tepat guna dan sederhana yang mudah diaplikasikan dan diadopsi oleh masyarakat ini diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat.***
9 ARUS UTAMA KESEJAHTERAAN
l Dua Sisi Manfaat
l Infrastruktur untuk Kesejahteraan
ARUS UTAMA KESEJAHTERAAN 10 Resirkulasi Akuakultur Ikan Air
Prof. Dr. Gede Suantika, Dr. Magdalena Lenny Situmorang 15
Prof. Dr. Gede Suantika, Dr. Magdalena Lenny Situmorang 25
Prof. Dr. Gede Suantika, Dr. Magdalena Lenny Situmorang 33 Perahu Sungai Serbaguna Muhammad Ihsan D.R.S.A.S., Bismo Jelantik Joyodiharjo, M.Sn. 41 1 2 3 4 DAFTAR ISI SAMBUTAN
Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D. Rektor ITB 2020-2025 3
Prof. Dr. Kadarsah Suryadi Rektor ITB 2015-2020 5 l
Dr. Yuli Setyo Indartono Ketua LPPM ITB 7 PENGANTAR
Prof. Mindriany Syafila, Ph.D. Ketua Satuan Tugas ITB untuk Citarum Harum periode 2018-2022 8
Tawar
Pakan Ikan Sinbiotik dalam Akuakultur Tertutup
Akuakultur Tertutup Hibrid Ikan Nila
l Menjawab Tantangan
Intervensi Sungai Berkelanjutan
5 6 7 8 9 10 11 12
Teknologi Pemulihan Berbasis Bioproses
V. Sri Harjati Suhardi, Ph.D., Wardono Niloperbowo, Ph.D. 61
Mengaliri Akuaponik dengan Air Selokan
Dr. Taufikurahman, Endra Susila, Ph.D., Andira Rahmawati, M.Si. 71
Mengembangkan Basis Data Riset Citarum
Ir. Eniman Yunus Syamsuddin, M.Sc., Ph.D. 81
Konversi Limbah Organik untuk Pakan
Ramadhani Eka Putra, Ph.D., Dr. Mia Rosmiati, Anriansyah Renggaman, Ph.D., Melia Famiola Hariadi, Ph.D., Ida Kinasih, Ph.D., Acep Purqon, Ph.D. 87
Pemulihan Trauma Bencana
Dr. Lulu Lusianti Fitri, Shanty Rahayu Kusumawardani, M.Si. 105
Konversi Limbah Organik untuk Pakan
Dr. Agus S. Ekomadyo, Dr. GES. Mohammad Zaini Dahlan 123
Listrik Hijau dari Parit
Dr.-Ing. Deny Hamdani 133
Pupuk Organik Cair dari Eceng Gondok
Dr.Eng. Pandji Prawisudha 147
11 ARUS UTAMA KESEJAHTERAAN
PROFIL PENULIS 152
Resirkulasi Akuakultur Ikan Air Tawar
Pengolahan Air Limbah DAS Citarum Menggunakan Sistem
Resirkulasi Akuakultur (RAS) untuk Produksi Ikan Air Tawar di Kampung Tarikolot, Kec. Cikalongkulon, Kab. Cianjur
Prof. Dr. Gede Suantika
Dr. Magdalena Lenny Situmorang
KK Bioteknologi Mikroba
Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati
Penerapan sistem resirkulasi akuakultur (recirculating aquaculture system/RAS) yang dilakukan tim ITB mampu meningkatkan produksi pendederan ikan bawal air tawar di Kampung Tarikolot, Kec. Cikalongkulon, Kab. Cianjur yang merupakan wilayah DAS
Citarum. Air kultur diolah secara fisik, kimia, dan biologis sebelum digunakan kembali selama periode kultur ikan sehingga kualitas air terjaga stabil.
1
Arus Utama
Kesejahteraan
DAERAH Aliran Sungai (DAS) Citarum merupakan DAS terbesar di Jawa
Barat. Degradasi kualitas air Sungai Citarum dari tahun ke tahun diperkirakan terus meningkat akibat bertambahnya volume polutan yang dihasilkan dari berbagai kegiatan masyarakat di sekitar Sungai Citarum.
Limbah domestik dan pertanian memiliki porsi terbesar dalam memperburuk kualitas Sungai Citarum (Salim, 2002). Berdasarkan data sekunder yang dimiliki Badan Pengelola Waduk Cirata (BPWC), konsentrasi tertinggi amonia ditunjukkan pada periode awal 2012, yaitu sebesar 0,083 mg/liter. Kadar nitrit dan nitrat tertinggi terjadi pada pertengahan 2011, yaitu sebesar 0,194 mg/liter dan 3,527 mg/liter.
Kandungan nitrogen organik berupa amonia dapat menyebabkan nilai oksigen terlarut di dalam air menjadi berkurang. Amonia dapat teroksidasi menjadi nitrit yang bersifat sangat toksik. Sementara, nitrit dapat teroksidasi kembali menjadi senyawa yang bersifat tidak toksik dalam bentuk nitrat. Proses nitrifikasi ini tidak berlangsung secara spontan, diperlukan bantuan bakteri dalam mengonversi amonia menjadi nitrat (Novia, 2016).
Dibutuhkan teknologi tepat guna untuk menurunkan kadar amonia yang terkandung di Sungai Citarum. Kualitas air yang terjaga sangat dibutuhkan bagi para pembudi daya ikan di desa yang berada di saluran DAS Citarum. Seperti untuk keperluan produksi akuakultur ikan air tawar di Kampung Tarikolot, Kec. Cikalongkulon, Kab. Cianjur. Sebelum Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan pengabdian kepada masyarakat, warga Kampung Tarikolot, Kec. Cikalongkulon sudah melakukan produksi budi daya ikan, khususnya ikan air tawar. Namun, produksinya belum maksimal karena kualitas air yang belum optimal terkait dengan pencemaran di sekitar DAS Citarum.
Kualitas Air Terjaga Berkat RAS
Salah satu komoditas utama budi daya air tawar yaitu ikan bawal air tawar. Meskipun demikian, volume produksi ikan bawal setiap tahunnya belum memenuhi target produksi. Salah satu penyebabnya karena adanya kendala dalam proses budi daya, yaitu masalah kualitas air dan penyakit, terutama saat pembenihan dan
RESIRKULASI AKUAKULTUR IKAN AIR TAWAR 16
pendederan. Kedua masalah tersebut dapat teratasi jika kandungan amonia di dalam sistem dijaga agar berada dalam konsentrasi rendah sehingga tidak terdapat kandungan nitrogen organik yang bersifat toksik untuk kultur dan tidak tersedia nutrisi untuk berkembangnya bakteri penyebab infeksi (Suantika et al., 2010).
Hal ini dapat dilakukan melalui penerapan sistem resirkulasi akuakultur (recirculating aquaculture system/RAS). Air kultur diolah secara fisik, kimia, dan biologis sebelum digunakan kembali selama periode kultur ikan sehingga kualitas air terjaga stabil. Pada sistem resirkulasi akuakultur, biofilter merupakan salah satu komponen penting dalam menjaga kualitas air melalui proses nitrifikasi.
Proses nitrifikasi di perairan melibatkan dua kelompok besar bakteri nitrifikasi, proses oksidasi pertama mengoksidasi amonia menjadi nitrit oleh bakteri pengoksidasi amonia (ammonia oxidizing bacteria/AOB). Kedua, proses oksidasi nitrit menjadi nitrat oleh bakteri pengoksidasi nitrit (nitrite oxidizing bacteria/NOB). Agar proses biokonversi ini berjalan dengan efisien, bakteri perlu berada dalam bentuk biofilm yang melekat pada permukaan biofilter.
Biofilm tersebut kemudian mendapatkan nutrien organik (amonium) yang terlarut dalam air melalui proses difusi (Suantika et al., 2010). Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini digunakan sistem RAS untuk mengolah air limbah agar sesuai dengan rentang toleransi organisme kultur. Proses ini diperlukan untuk meningkatkan dan menjaga kualitas kesehatan dari organisme kultur selama proses budi daya ikan air tawar, yaitu ikan bawal air tawar.
Target dari kegiatan ini adalah:
1. Sebuah prototipe aplikasi teknologi resirkulasi berbasis lokal dalam sistem budi daya ikan air tawar.
2. Stock juvenile ikan air tawar dengan produktivitas tinggi.
3. Data-data teknis dan parameter proses untuk pengoperasian sistem dan perancangan dalam skala besar.
4. Pembuatan SOP (standard operating procedure) aplikasi RAS untuk pengolahan air limbah DAS Citarum untuk kegiatan budi daya ikan air tawar.
17 RESIRKULASI AKUAKULTUR IKAN AIR TAWAR
Arus Utama Kesejahteraan
Arus Utama Kesejahteraan
Cara Kerja Teknologi
Dalam kegiatan ini dilakukan pembuatan prototipe aplikasi teknologi resirkulasi berbasis lokal dalam sistem budi daya ikan air tawar, yaitu ikan bawal air tawar (Collossoma macropomum). Sistem tersebut terdiri atas:
a. Kolam pengendapan yang berfungsi untuk mengendapkan partikel berukuran besar dari air keluaran/buangan.
b. Filter mekanik berupa lembar karpet untuk menangkap partikel dari air keluaran.
RESIRKULASI AKUAKULTUR IKAN AIR TAWAR 20
1. Kolam budi daya ikan bawal
2. Sistem RAS yang terdiri atas:
21 RESIRKULASI AKUAKULTUR IKAN AIR TAWAR
c. Filter mekanik protein skimmer untuk menangkap partikel organik yang sangat halus.
d. Biofilter untuk proses nitrifikasi (pengolahan amonia yang bersifat toksik menjadi nitrit dan nitrat) oleh bakteri nitrifikasi.
RESIRKULASI AKUAKULTUR IKAN AIR TAWAR 22
Arus Utama Kesejahteraan
Produksi Pendederan Ikan Meningkat
Pihak mitra mendapatkan manfaat dari pengabdian masyarakat ini berupa peningkatan produksi pendederan ikan bawal air tawar dengan penggunaan sistem RAS untuk manajemen kualitas air dari DAS Citarum yang lebih optimal. Selain itu, target-target yang dicanangkan pun dapat tercapai, yaitu:
1. Prototipe aplikasi teknologi resirkulasi berbasis lokal dalam sistem budi daya ikan air tawar sudah dibuat.
2. Stock juvenile ikan air tawar dengan produktivitas tinggi sudah tercapai, yaitu total biomassa benih ikan sebesar 3,4 kg/m2 dan total biomassa ikan hasil pembesaran sebesar 5,7 kg/m3.
3. Data-data teknis dan parameter proses untuk pengoperasian sistem dan perancangan dalam skala besar sudah terkumpul untuk dasar penyusunan SOP.
4. Pembuatan SOP (standard operating procedure) aplikasi RAS untuk pengolahan air limbah DAS Citarum untuk kegiatan budi daya ikan air tawar sudah disusun.
Hasil dari kegiatan ini sudah mencapai target yang diharapkan. Walaupun begitu, peningkatan produksi masih dapat dilakukan. Untuk itu, kegiatan ini dapat dilanjutkan di masa yang akan datang dengan melakukan kegiatan yang sama, tetapi pada skala produksi yang lebih intensif (volume sistem yang lebih besar dengan kepadatan kultur yang lebih tinggi), baik menggunakan komoditas ikan yang sama (ikan bawal air tawar) maupun ikan air tawar lainnya seperti ikan nila.***
23 RESIRKULASI AKUAKULTUR IKAN AIR TAWAR
Arus Utama Kesejahteraan
Pakan Ikan Sinbiotik dalam Akuakultur Tertutup
Prof. Dr. Gede Suantika
Dr. Magdalena Lenny Situmorang
KK Bioteknologi Mikroba
Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati
Produk sinbiotik yang diujicobakan terdiri atas konsorsium bakteri probiotik hasil pengembangan oleh tim KK Bioteknologi Mikroba, SITH ITB serta prebiotik berupa mikroalga Spirulina sp. komersial yang memberikan hasil produk ikan nila yang unggul, memiliki pertumbuhan dan produktivitas yang baik serta tingkat kelulushidupan dan ketahanan yang tinggi terhadap penyakit.
2
Arus Utama Kesejahteraan
IKAN nila ( Oreochromis niloticus ) merupakan salah satu komoditas unggul perikanan dengan permintaan pasar yang terus meningkat setiap tahun. Produksi perikanan budi daya tumbuh ratarata 3,36% dan diketahui komoditas ikan nila memperoleh peningkatan signi fi kan sebesar 14% dari total 13,17 juta ton selama 2015 hingga triwulan III pada 2018. Selain itu, persentase komoditas ikan nila menduduki nilai yang tertinggi (29%) dibandingkan dengan ikan lele, ikan patin, ikan emas, ikan bandeng, dan ikan budi daya lain (KKP, 2019).
Seiring dengan produksi yang tinggi, potensi kasus kematian ikan secara massal, baik dalam tahap pembenihan maupun pembesaran akibat infeksi bakteri maupun virus juga tinggi. Salah satu contoh adalah kasus kematian massal ikan air tawar di Kabupaten Cianjur pada November 2019 akibat infeksi bakteri aeromonas (Kompas, 2019). Penanggulangan penyakit bakterial pada ikan dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik. Akan tetapi, pemberian antibiotik secara terus-menerus dapat mengakibatkan resistensi bakteri terhadap antibiotik tersebut.
PAKAN IKAN SINBIOTIK DALAM AKUAKULTUR TERTUTUP 26
27
PAKAN IKAN SINBIOTIK DALAM AKUAKULTUR TERTUTUP
Arus Utama Kesejahteraan
Kebutuhan Sinbiotik
Aplikasi penggunaan sinbiotik yang diberikan pada pakan merupakan salah satu cara yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh ikan tersebut. Sinbiotik merupakan produk yang mengandung probiotik dan prebiotik. Probiotik merupakan agen mikroba yang bersifat menguntungkan terhadap inangnya. Probiotik ini mampu berperan sebagai imostimulan, mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri patogen, meningkatkan rasio konversi pakan, serta peningkatan kualitas air (Watson et al., 2008).
Sementara, prebiotik merupakan bahan makanan yang tidak dapat dicerna oleh inang, biasanya terdiri atas monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida yang berfungsi sebagai substrat untuk menstimulasi pertumbuhan sejumlah bakteri dalam saluran pencernaan inang. Prebiotik dinilai mampu meningkatkan kelangsungan hidup, efisiensi pakan, serta komposisi bakteri yang menguntungkan dalam saluran pencernaan ikan (Merrifield et al., 2010). Penggunaan suplementasi sinbiotik pada pakan mampu meningkatkan kelangsungan hidup, merangsang pertumbuhan, serta meningkatkan sistem imun inang (Cerezuela et al., 2011).
Formulasi sinbiotik ini sebelumnya telah diujikan pada larvikultur ikan nila dan terbukti mampu meningkatkan kesintasan larva ikan, pertumbuhan dan efisiensi penggunaan pakan, serta resistensi terhadap bakteri patogenik Aeromonas hydrophila. Maka, pada kegiatan pengabdian masyarakat ITB kali ini, telah dilakukan aplikasi teknologi tepat guna berupa produk sinbiotik untuk pembesaran ikan nila dalam sistem tertutup. Dalam kegiatan ini ITB bekerja sama dengan mitra lokal yaitu PT Indohatchery Bangun Insan Sejahtera di Kab. Cianjur, Jawa Barat.
Produk sinbiotik yang diujicobakan terdiri atas konsorsium bakteri probiotik hasil pengembangan oleh tim KK Bioteknologi Mikroba, SITH ITB serta prebiotik berupa mikroalga Spirulina sp. komersial yang memberikan hasil produk ikan nila yang unggul, memiliki pertumbuhan dan produktivitas yang baik, serta tingkat kelulushidupan dan ketahanan yang tinggi terhadap penyakit.
Target dari kegiatan ini adalah:
1. Produk suplemen pakan sinbiotik.
2. Teknologi tepat guna sistem akuakultur tertutup.
3. Stok ikan nila tahan penyakit dengan produktivitas tinggi.
PAKAN IKAN SINBIOTIK DALAM AKUAKULTUR TERTUTUP 28
Arus Utama Kesejahteraan
Dampak Peningkatan Produktivitas
Kegiatan ini secara langsung memberikan dampak dalam peningkatan produktivitas budi daya ikan nila di lingkungan mitra lokal serta berpotensi untuk didiseminasikan daerah sekitar DAS
Citarum, Kampung Tarikolot sebagai industri pionir yang ke depannya diharapkan mampu berdampak positif pada peningkatan budi daya ikan di industri-industri sekitar. Periode budi daya pembesaran ikan menggunakan pakan sinbiotik dilanjutkan hingga akhir tahun 2020 untuk mencapai target periode budi daya pembesaran ikan nila selama 120 hari.
Tujuan yang sudah tercapai yaitu:
1. Produk suplemen pakan sinbiotik.
2. Teknologi tepat guna sistem akuakultur tertutup.
3. Stok ikan nila tahan penyakit dengan produktivitas tinggi.
29 PAKAN
TERTUTUP
IKAN SINBIOTIK DALAM AKUAKULTUR
Arus Utama Kesejahteraan
Volume tangki 25m3
Padat tebar 80 ekor/m3
Periode Kultur 130 hari
Total Panen
497kg - 489kg
Kolam Pembesaran
Kolam terpal 25 ton dengan frame besi
Total Pakan
568,5kg - 559,5kg
Efisiensi Pakan 80,1% - 75,4%
Produktivitas
19,9kg/m3 - 19,6kg/m3
Kolam Pembesaran
Penambahan garam: 10 kg NaCl/10 m3 air + kapur 500 g CaC03 m3 air. Penambahan molase: 1 liter molase per 10m3 air + konsorsium bakteri probiotik 100gr/10 m3 air. Selama tujuh hari dengan aerasi sehingga (konsentrasi oksigen) terlarut (dissolved oxygen/DO) terjaga pada DO > 5-6 ppm.
Diffuser
Konsentrasi NH4-N (ppm)
Konsentrasi N02-N (ppm)
Konsentrasi NH4-N (ppm)
Konsentrasi N02-N (ppm)
Aerator 1 2 3 1/9 11/9 17/9 9/10 16/10 6/11 13/11 20/11 27/11
1 2 3 1/9 11/9 17/9 9/10 16/10 6/11 13/11 20/11
10 20 30 40 50 6 7 8 1/9 11/9 17/9 9/10 16/10 6/11 13/11 20/11 27/11
1/9 11/9 17/9 9/10 16/10 6/11 13/11 20/11 27/11
Akuakultur Tertutup Hibrid Ikan Nila 3
Akuakultur Tertutup Hibrid Zero-Water Discharge (ZWD)Flow Through untuk Produksi Ikan Nila
Prof. Dr. Gede Suantika
Dr. Magdalena Lenny Situmorang
KK Bioteknologi Mikroba Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas utama ikan air tawar di Indonesia. Namun, budi daya ikan nila belum menunjukkan kinerja yang optimal sehingga dilakukan pengembangan dengan aplikasi sistem akuakultur tertutup berupa
Zero Water Discharge (ZWD)-flow through beserta aplikasi pakan fungsional dengan suplementasi sinbiotik, yakni campuran probiotik dan prebiotik, menjadi alternatif strategi pengontrolan penyakit pada budi daya ikan nila.
Arus Utama Kesejahteraan
Pengendalian Penyakit
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas unggul perikanan dengan tingkat permintaan pasar yang terus meningkat tiap tahun. Produksi perikanan budi daya tumbuh rata-rata 3.36% dan diketahui bahwa komoditas nila memperoleh peningkatan signifikan sebesar 14% dari total 13,17 juta ton selama tahun 2015 hingga triwulan III dalam tahun 2018. Selain itu, persentase komoditas Oreochromis niloticus menduduki nilai yang tertinggi (29%) dibandingkan dengan ikan lele, ikan patin, ikan emas, ikan bandeng dan ikan budi daya lain (KKP, 2019).
Seiring dengan produksi yang tinggi, potensi kasus kematian ikan secara massal baik dalam tahap pembenihan maupun pembesaran akibat infeksi bakteri maupun virus juga tinggi, salah satu contoh adalah kasus kematian massal ikan air tawar di Kabupaten Cianjur pada November 2019 akibat infeksi bakteri aeromonas (Kompas, 2019).
Penanggulangan penyakit bakterial pada ikan dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik. Akan tetapi, pemberian antibiotik secara terus-menerus dapat mengakibatkan resistensi bakteri terhadap antibiotik tersebut. Oleh karena itu, sangat diperlukan solusi alternatif sistem produksi dengan strategi pengontrolan penyakit yang lebih maksimal untuk budi daya ikan nila.
Target dan luaran dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Produk mikroba fungsional.
2. Teknologi tepat guna sistem akuakultur tertutup, yaitu sistem hibrid ZWD-flow through
3. Stok ikan air nila dengan produktivitas dan kualitas tinggi.
Penelitian ini juga bertujuan menentukan pengaruh aplikasi sistem ZWDflow through dengan dan tanpa pemberian pakan sinbiotik terhadap kinerja pertumbuhan, kualitas air, dan profil mikroba ikan nila.
AKUAKULTUR TERTUTUP HIBRID IKAN NILA 34
35 AKUAKULTUR TERTUTUP HIBRID IKAN NILA
Arus Utama Kesejahteraan
Arus Utama
Kesejahteraan
Cara Kerja Teknologi
Penelitian ini dilakukan di Kampung Tarikolot, Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur. Penelitian diawali dengan persiapan dan pengondisian sistem ZWD-flow through serta produksi pakan sinbiotik dengan kandungan probiotik sebanyak 10^8 CFU/kg pakan dan mikroalga Spirulina platensis sebanyak 0,5%. Selanjutnya dilakukan pembesaran ikan nila selama 90 hari periode kultur. Pengukuran kualitas air, parameter biologis, serta parameter mikrobiologis dilakukan pada tengah dan akhir periode kultur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter kualitas air seperti suhu, dissolved oxygen/DO), pH, amonium, nitrit, dan nitrat pada perlakuan kontrol dan sinbiotik berada pada rentang toleransi untuk pertumbuhan ikan nila. Perlakuan kontrol ZWD-flow through menghasilkan average daily growth (ADG) (3,02 gr/hari), feed conversion ratio (FCR) (0,94), kesintasan (78%), biomassa akhir (492,19 kg) produktivitas (19,69 kg/m3). Sementara, perlakuan sinbiotik menghasilkan average daily growth (ADG) (2,11 gr/hari), feed conversion ratio (FCR) (1,64), estimasi kesintasan (72,6%), biomassa akhir (332,7 kg) produktivitas (13,3 kg/m3).
Berdasarkan analisis fisiologis komunitas mikroba menggunakan BIOLOG Ecoplate, kedua perlakuan memiliki diversitas metabolik yang tinggi dilihat dari hasil Indeks H’ pada semua sampel bernilai >3. Perbedaan jenis pakan tidak berpengaruh signifikan terhadap diversitas metabolik komunitas mikroba usus ikan nila. Secara keseluruhan, suplementasi pakan sinbiotik tidak memberi pengaruh signifikan terhadap aktivitas metabolik total dan diversitas metabolik komunitas mikroba usus ikan nila.
AKUAKULTUR TERTUTUP HIBRID IKAN NILA 36
Aplikasi sistem teknologi ZWD-flow through dengan maupun tanpa suplementasi pakan sinbiotik meningkatkan utilisasi kelompok substrat karbohidrat dan sumber karbon lainnya yang tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan dan kesehatan ikan nila dibandingkan dengan kontrol.
Namun, adanya penurunan jumlah bakteri Vibrio pada kultivasi ikan nila pada sistem ZWD-flow through bersamaan dengan suplementasi pakan
sinbiotik mengindikasikan potensi aplikasi teknologi tersebut sebagai alternatif solusi untuk meningkatkan manajemen mikroba dalam sistem budi daya.
Secara keseluruhan, aplikasi sistem teknologi ZWDflow through dengan maupun tanpa suplementasi pakan sinbiotik berpotensi sebagai alternatif sistem produksi untuk budi daya ikan nila secara intensif pada skala industri yang lebih berkelanjutan.
37 AKUAKULTUR TERTUTUP HIBRID IKAN NILA
Arus Utama Kesejahteraan
Pionir
Kegiatan ini memberikan kontribusi pada PT
Indohatchery Bangun Insan Sejahtera (PT IBIS) di Kampung Tarikolot, Kab. Cianjur dan menjadikannya sebagai industri pionir bagi industri perikanan lain di daerah DAS Citarum, Tarikolot maupun daerah lain di Kab. Cianjur dalam budi daya perikanan melalui sinergi kegiatan yang baik antara sumber daya iptek.
Dalam kegiatan ini adalah ilmu pengembangan sistem akuakultur tertutup untuk produksi ikan air tawar, yaitu ikan nila dengan aplikasi sistem hibrid ZWD-flow through. Dapat dilakukan penelitian lanjutan untuk mengevaluasi kelayakan ekonomi dari aplikasi sistem hibrid ZWD-flow through dengan maupun tanpa pakan sinbiotik. Replikasi sistem dapat ditingkatkan sehingga dapat dilakukan pengolahan data yang lebih menyeluruh menggunakan analisis statistik.***
AKUAKULTUR TERTUTUP HIBRID IKAN NILA 38
Arus Utama Kesejahteraan
39 AKUAKULTUR TERTUTUP HIBRID IKAN NILA
Arus Utama Kesejahteraan
Perahu Sungai Serbaguna 4
Gangboat untuk Riset, Rescue, Transportasi, dan Penghancur Eceng Gondok
Dr. Muhammad Ihsan D.R.S.A.S.
Bismo Jelantik Joyodiharjo, M.Sn.
KK Manusia dan Desain Produk Industri
Fakultas Seni Rupa dan Desain
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum menghadapi sejumlah
tantangan besar, di antaranya saat melakukan pendataan kualitas air di beberapa seksi yang kerap terjadi pencemaran, penumpukan sampah, hama eceng gondok, dan banjir. Lewat inovasinya, ilmuwan ITB membuat perahu
airboat dari aluminium yang dilengkapi alat pencacah eceng gondok yang dapat
beroperasi di bantaran danau dengan kedalaman kurang dari 1,5 meter.
Tantangan Mobilitas
DAS Citarum melingkupi 13 kabupaten/kota di Jawa Barat. Dalam pengelolaannya sering kali terbentur tantangan mobilitas. Untuk kebutuhan pengecekan kualitas air di beberapa seksi petugas kerap terhambat oleh adanya pencemaran, hamparan sampah, dan eceng gondok. Pekerjaan menjadi terasa sulit karena perahu yang digunakan tim pendata tidak bebas bergerak akibat permasalahan tersebut.
Demikian juga ketika banjir melanda, sukarelawan sering kesulitan mengirimkan bantuan atau mengevakuasi masyarakat yang terjebak banjir karena perahu yang dinaiki terhambat oleh banyaknya sampah. Untuk menjawab tantangan tersebut, dibutuhkan perahu dengan mobilitas tinggi sekaligus multifungsi. Diperlukan perahu bisa menembus halangan sampah dan tidak rusak ketika ada benda tajam yang merintangi. Dibutuhkan juga perahu yang propelernya tidak menyangkut pada sampah sekaligus dapat mengatasi masalah hama eceng gondok dengan biaya yang terjangkau.
Dari kebutuhan itu, dirancang perahu berbahan aluminium dengan tipe airboat Rancangan ini berhasil dibuat dengan biaya yang lebih murah dari harga pasaran. Perahu ini dapat menerjang hambatan sampah yang ada di sungai, mengangkut bantuan bencana, mengevakuasi korban bencana, serta bisa digunakan untuk menjelajah tempat sulit saat melakukan pendataan kualitas air. Perahu ini juga telah dilengkapi inovasi mesin pencacah hama eceng gondok. Hasil cacahan eceng gondok nantinya bisa dimanfaatkan menjadi kerajinan yang bernilai jual.
Menurut data yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, panjang Sungai
Citarum adalah 297 km. Sungai ini melewati 13 kabupaten/kota di Jawa Barat dan dibagi ke dalam 23 operasi teritorial. Setiap wilayah memiliki karakter sungai yang bervariasi.
Dari 23 wilayah tersebut hanya beberapa wilayah hulu (sekitar 8 wilayah, dari Cisanti hingga menjelang Kota Bandung) yang karakter sungainya curam dan memiliki arus yang deras serta berjeram. Sisanya relatif bersungai lebar dengan arus yang tidak terlalu deras, tetapi kerap dipenuhi oleh tumpukan sampah yang menyulitkan perahu untuk melewatinya.
PERAHU SUNGAI SERBAGUNA 42
Arus Utama Kesejahteraan
Panjang Sungai 297 km. Melewati 13 kabupaten/kota di Jawa Barat dan dibagi ke dalam 23 operasi teritorial. Setiap wilayah memiliki karakter sungai yang bervariasi.
Kab. Subang
Kab. Indramayu
Kab. Majalengka
Kab. Sumedang
Kota Cimahi
Kab. Bandung Barat
Kab. Purwakarta
Kab. Karawang
Kab. Bekasi
Kota Bekasi
Kota Depok
Kota Bogor
Kota Sukabumi
Kab. Bogor
Kota Bandung
Kab. Bandung
Kab. Cianjur
Arus Utama Kesejahteraan
Selama ini terdapat dua permasalahan besar, yaitu pengecekan kualitas air di beberapa seksi, antara lain di Kabupaten Bandung penggalan Dayeuhkolot dan Baleendah serta Kabupaten Karawang dan Bekasi, khususnya di bagian hilir mendekati muara. Hal itu mengingat debit air yang tinggi dari Sungai Citarum dan anak-anak sungainya, juga dengan adanya arus rob dari laut.
Ide pembuatan perahu ini muncul saat komunitas Bandung Kayak serta Ecoethno memberikan sumbangan bagi korban banjir di Subang. Sumbangan tersebut tidak bisa sampai ke korban banjir karena tidak ada perahu. Saat ada perahu karet pun tetap tidak bisa melalui sungai.
Pemakaian perahu karet untuk mengevakuasi korban ketika terjadi banjir di kawasan permukiman pun memunculkan masalah, yaitu potensi kebocoran saat tersangkut pagar dan benda tajam lainnya. Komunitas Bandung Kayak pernah mencoba menggunakan kayak sebagai alternatif. Namun, dari pengalaman di Subang, kayak tidak bisa membawa banyak barang bantuan karena ruang yang terbatas. Untuk itu, diperlukan perahu yang kompatibel dalam situasi tersebut.
44
PERAHU SUNGAI SERBAGUNA
Arus Utama Kesejahteraan
Sungai Citarum memiliki daerah yang luas sehingga segmen-segmennya dibagi berdasarkan komando militer. Di wilayah yang ditugaskan untuk tim Institut Teknologi Bandung (ITB) terdapat banyak sampah dan eceng gondok ( Eichhornia crassipes ). Eceng gondok di beberapa danau atau waduk sudah sangat menganggu. Keberadaannya mengganggu pembangkit listrik karena bisa menyumbat turbin. Selain itu, mengganggu mobilitas masyarakat yang menggunakan perahu sebagai moda transportasi.
Sebagai contoh di Danau Cirata yang merupakan bagian dari aliran Sungai Citarum. Menurut Satgas Citarum Harum Sektor 12, permukaan Danau Cirata yang tertutupi oleh eceng gondok sudah mencapai kurang lebih 300 hektare dari luasan danau sebesar 6.200 hektare (data 2021) yang tersebar hampir di seluruh bagian danau.
Bila tidak ditangani dengan cepat, luasan eceng gondok yang menutupi danau akan semakin besar dan potensi gangguannya menjadi lebih tinggi. Beberapa upaya sudah dilakukan untuk memanfaatkan eceng gondok, misalnya dijadikan produk kerajinan atau bahan bakar alternatif dengan dijadikan briket yang cukup potensial untuk dikembangkan.
Membersihkan sampah dengan perahu aluminium.
45
PERAHU SUNGAI SERBAGUNA
Arus Utama Kesejahteraan
Arus Utama Kesejahteraan
Sungai Citarum memiliki daerah
yang luas sehingga segmen-
segmennya dibagi berdasarkan
komando militer. Di wilayah yang
Masalah utama eceng gondok di danau adalah bagaimana memindahkannya dari permukaan danau ke darat. Beberapa danau sudah memiliki konveyor yang
ditugaskan untuk tim Institut
Teknologi Bandung (ITB) terdapat
dapat mengambil dan memindahkan eceng gondok yang berada di permukaan air kemudian ditarik ke kapal besar lalu dipindahkan ke darat.
Namun, kelemahan dari alat ini tidak dapat beroperasi
banyak sampah dan eceng gondok ( Eichhornia crassipes ).
maksimal ketika memasuki areal dangkal (sekitar 50-100 cm). Ketika danau surut, di beberapa tempat kedalaman danau menjadi kurang dari 100 cm sehingga tidak dapat dilalui oleh kapal pemberantas eceng gondok. Untuk itu, diperlukan sarana lainnya yang dapat memecahkan permasalahan tersebut.
Kapal pemberantas eceng gondok yang dapat bekerja efektif di kedalaman minimal 2 m (atas) dan sebaran eceng gondok di areal yang kedalamannya kurang dari 1,5 m (bawah).
47
PERAHU SUNGAI SERBAGUNA
Arus Utama Kesejahteraan
Kesejahteraan
Perahu Multifungsi
Menjawab tantangan tersebut, tim ITB membuat perahu airboat untuk wilayah-wilayah sungai yang tak ada jeramnya dan arusnya relatif landai. Perahu tersebut bisa digunakan untuk tujuan pertama, yaitu ketika terjadi bencana banjir dan kedua untuk mengambil sampel air di daerah yang banyak sampahnya untuk keperluan riset. Perahu ini menggunakan baling-baling di atas supaya sampah tidak menyangkut.
Perahu diharapkan dapat digunakan untuk keperluan monitoring, evakuasi bencana, serta membasmi eceng gondok dengan cara dihancurkan. Eceng gondok yang sudah dihancurkan akan dibuat menjadi kerajinan berupa kertas eceng gondok. Saat ini sudah ada pesantren yang mau bekerja sama membuat kerajinan tersebut. Namun, untuk saat ini hal tersebut belum berjalan.
Perahu ini masih perlu perbaikan, seperti dalam hal meningkatkan kecepatan. Saat ini sedang dicoba agar putarannya ditambah. Selain itu, mesin pencacah eceng gondok dirancang untuk bisa dilepas dan tinggal dipasang saat dibutuhkan.
48
PERAHU SUNGAI SERBAGUNA
Arus Utama
Penggerak Perahu
Perahu ini memiki tiga tipe penggerak. Tipe pertama yaitu propeler biasa. Itu yang paling mudah dibuat. Tipe kedua yaitu jet dan tipe ketiga adalah airboat. Untuk tipe propeler biasa dan airjet tidak cocok untuk di Citarum karena terdapat banyak sampah ketika banjir. Sampah akan membuat propeler tersangkut. Oleh karena itu, dibuat penggerak airboat.
49
PERAHU SUNGAI SERBAGUNA
Arus Utama Kesejahteraan
Teknologi airboat bukanlah hal yang baru. Namun, airboat yang dikembangkan merupakan
airboat skala kecil dengan tujuan hanya untuk membawa bantuan makanan atau digunakan untuk asesmen kondisi.
Dalam pembuatan perahu, tim ITB bekerja sama dengan perusahaan pembuat perahu aluminium
The Trekkers serta beberapa LSM yang bergerak di bidang lingkungan. Pada 2021 dikembangkan model perahu yang berfungsi untuk mendukung program Citarum Harum.
Perahu tersebut dapat menjadi moda transportasi multifungsi ketika memeriksa kualitas air danau atau dapat digunakan sebagai sarana evakuasi masyarakat bila ada banjir di bantaran Sungai Citarum.
Jenis perahu tersebut berupa airboat berbaling-baling di atas permukaan air. Muncul juga gagasan membuat penghancur eceng gondok di bantaran danau dengan kedalaman kurang dari 1 meter menggunakan airboat se bagai wahana (moda kendaraan).
SUNGAI SERBAGUNA 50
PERAHU
Arus Utama Kesejahteraan
Cara Kerja Teknologi
Awalnya airboat digunakan ketika ada bencana untuk membantu evakuasi, asesmen, atau membawa bantuan ke daerah-daerah terdampak bencana. Di Citarum sendiri digunakan untuk mengambil sampel air di titik-titik tertentu. Pada saat bersamaan, The Trekkers sedang mengembangkan alat penghancur eceng gondok untuk digunakan di Rawa Pening sehingga anggaran itu dipakai untuk riset awal penghancur eceng gondok.
Terdapat dua sistem pengancuran eceng gondok, yaitu mengambil eceng gondok dengan konveyor lalu dibawa ke darat. Alat seperti ini relatif mahal dan sudah terdapat di beberapa danau yang ada eceng gondoknya. Sistem kedua, eceng gondok dihancurkan terlebih dahulu agar mengambang untuk kemudian digiring ke darat.
Tim memilih metode kedua karena lebih murah dari segi biaya. Sistem ini sudah berjalan dan ITB sudah membuat workshop di Lembang. Kelebihan dari airboat ini adalah bisa digunakan kondisi dangkal, berbeda dengan konveyor yang tidak bisa digunakan di daerah yang dangkal.
51
PERAHU SUNGAI SERBAGUNA
Arus Utama Kesejahteraan
Aluminium
Dari segi biaya, perahu karet dari bahan PVC harganya cukup mahal, yaitu sekitar Rp20 juta per buah. Perahu karet berbahan PVC juga sangat rentan terhadap kebocoran sehingga dapat menghambat proses evakuasi. Saat ini, di pasaran mulai dapat dijumpai beberapa bahan yang bisa digunakan untuk membuat perahu banjir yang murah dan tepat guna. Salah satunya adalah dengan menggunakan bahan aluminium lembaran yang kuat terhadap goresan benda tajam dan antibocor.
Selain itu, perahu aluminium ini menggunakan bahan habis pakai yang selama ini berbahaya bagi lingkungan karena susah untuk didaur ulang. Styrofoam/gabus dipakai ulang guna mengisi tabung perahu aluminium. Perahu aluminium juga sangat berguna saat terjadi bencana dan berguna kapan saja saat dibutuhkan.
Perahu aluminium bisa digunakan sebagai sarana peningkatan pendapatan masyarakat dengan membuat usaha wisata susur sungai atau danau, penyewaan perahu untuk para pemancing, sarana memulung sampah yang bisa didaur ulang dan usaha ojek penyeberangan.
SERBAGUNA 52
PERAHU SUNGAI
Arus Utama Kesejahteraan
Perahu yang selama ini digunakan:
n Perahu karet dari bahan PVC yang harganya cukup mahal sekitar Rp20-Rp30 jutaan per buah. Harga ini hampir sama dengan perahu aluminium yang punya lebih banyak keunggulan.
n Perahu karet bahan PVC sangat rentan dengan kebocoran akibat goresan benda tajam. Hal tersebut akan menghambat ketika proses evakuasi karena harus ditambal terlebih dahulu.
n Biaya pemeliharan perahu karet ataupun kayu mahal.
n Umur teknis perahu karet di bawah 5 tahun.
n Perahu dari drum bekas oli umurnya terbatas dan susah dimobilisasi.
53
SUNGAI SERBAGUNA
PERAHU
Arus Utama Kesejahteraan
Perahu karet PVC
54
PERAHU SUNGAI SERBAGUNA
Arus Utama Kesejahteraan
Kelebihan Perahu Aluminium
n Kuat dan tahan benturan ataupun benda tajam.
n Tahan lama, diperkirakan sekitar 15 tahun.
n Cocok untuk rescue banjir di wilayah perkotaan yang banyak benda tajam.
n Biaya perawatan hampir nol.
n Tidak membutuhkan tempat penyimpanan khusus, bisa ditaruh di luar ruangan yang terkena hujan dan panas.
n Tidak bocor karena gigitan tikus.
n Secara estetika bisa menyamai perahu karet, bisa dicat dan dilabeli.
Kekurangan Perahu Landing Craft Aluminium (LCA)
1. Tidak bisa dikempiskan untuk mobilisasi.
2. Lebih mahal untuk biaya pengiriman ke daerah.
3. Jika terjadi kerusakan, tukang lokal tidak bisa memperbaikinya.
55 PERAHU SUNGAI SERBAGUNA
Arus Utama Kesejahteraan
Arus Utama
Kesejahteraan
Beroperasi di Daerah Dangkal
Dari program ini telah dikembangkan jenis perahu yang berfungsi untuk mendukung program Citarum Harum. Perahu tersebut bisa menjadi moda transportasi ketika memeriksa kualitas air danau atau dapat digunakan sebagai sarana evakuasi masyarakat bila ada banjir di bantaran Sungai Citarum.
Dalam menjawab permasalahan hama eceng gondok, dibuat sarana penghancur eceng gondok yang digabungkan dengan airboat sebagai kendaraannya. Diharapkan inovasi ini dapat menjawab permsalahan pemberantasan eceng gondok yang berada di bantaran danau dengan kedalaman kurang dari 1 meter.
PERAHU SUNGAI SERBAGUNA 56
Teknologi Sederhana untuk Replikasi
Teknologi yang digunakan relatif sederhana, semuanya sudah ada. Danaudanau di Indonesia pasti memiliki masalah serupa, selain sungai-sungai besar seperti di Citarum. Teknologi ini pun relatif murah dibandingkan dengan yang dijual di pasaran, yaitu di bawah Rp200 juta. Lebih murah dibandingkan dengan yang ditawarkan di marketplace yang harganya berkisar Rp1 miliar untuk satu alat keseluruhan.
Transfer case Pisau Pencacah
57
SERBAGUNA
Arus Utama Kesejahteraan
PERAHU SUNGAI
Motor Penggerak
Kursi Pengemudi Mesin Penggerak Perahu
Arus Utama
Kesejahteraan
Tahapan Desain
Pada tahap awal, tim ITB membuat model perahu dari kertas. Sebelum membuat perahu ukuran sebenarnya, tim membuat skala 1:1 menggunakan tripleks. Skala model dari kertas ini digunakan untuk membantu membayangkan perahu mengingat perbedaan bahasa antara bahasa lisan dan visual.
Untuk memulai proses desain tim melakukan survei data awal di lapangan. Di sungai ditemukan bongkahan kayu, sampah, dan barang lain. Dari kondisi itu dipikirkan bagaimana agar perahu bisa melewatinya. Bentuk depan perahu harus agak naik sehingga ketika menabrak sesuatu, tetap bisa lewat.
Berbeda dengan perahu yang bagian depannya lurus.
Bentuk dan sudut perahu juga harus dipertimbangkan. Data lapangan diproses untuk dibuatkan sketsa dan setelah itu menjadi model perahu kertas.
Pemilihan material pun menjadi perhatian. Misal perahu dibuat dari aluminium, constrain aluminium pertama dari segi teknik, bisa menggunakan las atau ditekuk. Lembaran harus jadi struktur, harus dilakukan proses apa agar kontur menjadi struktur. Ketika constrain ditentukan, pasti ada dampak yang lainnya.
Sketsa produk yang diinginkan kemudian mulai dirancang dengan mempertimbangan dimensi sambil dipikirkan modelnya.
Dalam mengembangkan airboat dirancang pula dimensi mesin, bobot mesin, diameter propeler, dan sebagainya. Perahu harus bisa mengambang, bisa jalan, tidak berat sebelah, dan lainnya. Hal tersebut dipikirkan dalam satu waktu.
Dipertimbangkan pula sejumlah syarat lain, seperti pemakaian mesin tertentu dan panjang perahu yang dihubungkan dengan efektivitas material.
PERAHU SUNGAI SERBAGUNA 58
Bilah Pencacah
Dalam pengembangan airboat sebagai alternatif pemecahan masalah eceng gondok, tim ITB melakukan survei lokasi dan melihat kondisi sebenarnya dari permasalahan eceng gondok di Waduk Cirata. Setelah itu dilakukan perancangan dan studi model dihubungkan dengan airboat yang menghasilkan rancangan sebagai berikut:
Desain yang dihasilkan adalah menambahkan bilah pisau pencacah eceng gondok yang digerakkan oleh mesin diesel di bagian depan airboat. Fungsi transfer case adalah untuk mengubah putaran diesel kepada bilah pisau. Diharapkan dengan bilah pencacah akan membuat eceng
gondok lebih mudah diangkat untuk dibawa ke daratan.
Rancangan ini kemudian diimplementasikan dalam pembuatan prototipe perahu airboat. Airboat ini diharapkan dapat memecahkan masalah dalam memberantas eceng gondok saat ketinggian air di bawah 1 meter. Adanya inovasi ini diharapkan menjadi salah satu alternatif dalam menyelesaikan beragam masalah di perairan Indonesia.***
59 PERAHU SUNGAI SERBAGUNA
Arus Utama Kesejahteraan
Model airboat dalam desain 3D.
Teknologi Pemulihan Berbasis Bioproses 5
Bioremediasi Efluen Kegiatan Perikanan di DAS Citarum:
Aplikasi Teknologi Pemulihan Berbasis Bioproses
V. Sri Harjati Suhardi, Ph.D. KK Bioteknologi Mikroba, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati
Wardono Niloperbowo, Ph.D.
KK Fisiologi, Perkembangan Hewan dan Sains Biomedika, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati
Program ini berfokus pada upaya bioremediasi air sungai sebagai alternatif sumber air perikanan di Kampung Tarikolot, Desa Cinangsi, Kec. Cikalongkulon, Kab. Cianjur menggunakan teknologi yang ramah lingkungan dan mempertimbangkan aspek ekonomi. Tujuan utama adalah menurunkan kadar BOD, COD, amonia, nitrit, serta mengurangi logam berat melalui biosorpsi. Air sungai diharapkan dapat ditingkatkan kembali fungsionalitasnya untuk kebutuhan sehari-hari dan perikanan. Hasil menunjukkan bahwa sumber air perikanan menjadi lebih aman berkat proses biokonversi yang terbantu oleh mikroba dan teknik rekayasa. Air bekas yang digunakan untuk pemeliharaan ikan juga menjadi lebih aman bagi lingkungan.
Penurunan Fungsionalitas Air
Sungai dan sumber air bersih mendapat berbagai tekanan antara lain akibat penggunaan berlebihan air sumur dan air bor dalam untuk budi daya ikan. Penggunaan air yang tidak berkelanjutan ini tidak hanya mengancam ketersediaan air bersih bagi masyarakat, tetapi juga berkontribusi terhadap penurunan muka air tanah dari waktu ke waktu.
Terdapat potensi air sungai sebagai sumber air alternatif yang melimpah untuk budi daya ikan. Namun, kualitas air sungai belum mencukupi standar yang diperlukan untuk budi daya ikan karena adanya polutan. Untuk mengatasi ini, proyek berfokus pada strategi bioremediasi untuk meningkatkan kualitas air sungai. Parameter yang menjadi target peningkatan meliputi pengurangan kadar biochemical oxygen demand (BOD), chemical oxygen demand (COD), amonia, nitrit, serta penyingkiran logam berat melalui biosorpsi.
Kadar BOD dan COD yang tinggi dapat mengurangi oksigen dalam perairan, mengancam kelangsungan hidup organisme akuatik, terutama ikan dan udang. Kandungan senyawa organik dan anorganik yang tinggi dalam air sungai memerlukan konsentrasi oksigen yang lebih tinggi, dan kadar oksigen rendah dapat menyebabkan kematian ikan. Kehadiran amonia, produk dari pemecahan protein organik, dan nitrit lebih lanjut memperburuk masalah toksisitas bagi organisme akuatik. Selain itu, akumulasi logam berat, bahkan dalam konsentrasi kecil dapat menimbulkan risiko bagi kehidupan akuatik dan berpotensi masuk ke rantai makanan manusia.
Skema bioremediasi yang diusulkan dalam proyek ini berfokus pada integrasi teknologi ramah lingkungan sambil tetap mempertahankan kelayakan ekonomi. Strategi ini menggunakan bahan yang hemat biaya dan mudah didapat dengan menekankan pada praktik untuk mencapai kualitas air yang diinginkan.
Proyek dilaksanakan di Kampung Tarikolot, Desa Cinangsi, Kec. Cikalongkulon, Kab. Cianjur, dengan aktivitas yang berlangsung dari April hingga November 2018. Masyarakat Kampung Tarikolot menyuarakan keprihatinan mengenai penurunan fungsionalitas Sungai Citarum, sumber air penting untuk kebutuhan sehari-hari mereka. Proyek sejalan dengan aspirasi mereka untuk mengembalikan fungsi sungai.
TEKNOLOGI PEMULIHAN BERBASIS BIOPROSES 62
Arus Utama Kesejahteraan
Upaya sebelumnya dalam hal ini telah dieksplorasi, terutama inisiatif PT Indohatchery Bangun Insan Sejahtera yang mengkhususkan diri dalam budi daya ikan. Perusahaan ini fokus pada peningkatan sifat fisik dan kimia air untuk menjadikannya sesuai untuk kehidupan akuatik.
Inisiatif keterlibatan masyarakat dioptimalkan untuk berjalan bersama intervensi ilmiah bertujuan memberdayakan masyarakat lokal melalui adopsi teknologi. Hasil dari keterlibatan masyarakat ini sangat beragam. Peningkatan kualitas air sungai melalui bioremediasi meningkatkan keselamatan dan keberlanjutan sumber air utama untuk budi daya ikan.
Kadar nitrit, nitrat, dan amonia dikelola dalam ambang batas aman berkat proses biokonversi yang dibantu oleh bakteri dan teknik rekayasa. Selain itu, pelepasan air yang sudah diolah secara aman ke lingkungan memastikan dampak minimal pada sekitarnya, terutama ketika digunakan untuk berbagai aktivitas masyarakat.
Kegiatan meliputi percobaan skala laboratorium dan implementasi lapangan teknologi bioremediasi, sesi pelatihan penggunaan teknologi, dan pembuatan prosedur operasi standar (SOP). Tujuan akhirnya adalah memberi masyarakat alat dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengelola sumber daya akuatik secara berkelanjutan.
Proyek yang dilakukan bersama PT Indohatchery Bangun Insan Sejahtera berhasil menunjukkan kelayakan bioremediasi sebagai cara untuk mengembalikan fungsi
Sungai Citarum untuk budi daya ikan. Dengan memperkenalkan teknologi ramah lingkungan dan penyebaran pengetahuan, proyek ini berhasil meningkatkan kualitas air dan memberdayakan masyarakat. Inisiatif ini berkontribusi pada pelestarian ekosistem akuatik, pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan, dan kesejahteraan masyarakat lokal secara keseluruhan.
Target atau hasil dari program ini adalah:
1. Prototipe aplikasi teknologi remediasi berbasis sumber daya lokal.
2. Prototipe data-data teknis dan parameter proses untuk pengoperasian sistem dan perancangan.
3. Pembuatan prosedur operasi standar untuk mengoperasikan sistem.
Arus Utama Kesejahteraan
63
TEKNOLOGI PEMULIHAN BERBASIS BIOPROSES
Arus Utama Kesejahteraan
Bioremediasi
Target bioremediasi air sungai adalah menurunkan
kadar BOD, COD, amonia, nitrit, dan biosorpsi logam berat. Kadar BOD dan COD yang tinggi akan menghabiskan kadar oksigen yang dibutuhkan oleh ikan atau udang. Senyawa organik dan ”anorganik” yang tinggi di air sungai membutuhkan konsentrasi oksigen yang tinggi. Konsentrasi oksigen yang rendah di air akan membuat mati ikan dan udang. Amonia merupakan penguraian dari protein organik dan bersifat toksik untuk ikan dan udang.
Hal serupa juga berlaku untuk senyawa nitrit. Senyawa nitrit merupakan oksidasi dari senyawa amonia dan mematikan untuk ikan dan udang. Kandungan senyawa logam berat meskipun dalam konsentrasi yang kecil dapat terakumulasi di ikan
dan akhirnya ke manusia. Mikroba mampu mengabsorpsi senyawa logam berat.
Dalam skema bioremediasi sungai sebagai bahan baku air perikanan dibutuhkan teknologi yang ramah lingkungan serta memperhatikan aspek ekonomi. Untuk itulah dalam skema bioremediasi ini digunakan material yang murah dan mudah didapat dan teknologi praktis sehingga mampu mendekati kualitas air yang diinginkan.
Sistem yang dikembangkan adalah vertical-flow hanging sponge reactor (VHS) yang merupakan modivikasi dari down-flow hanging sponge reactor . Konfigurasi bioreaktor yang dipasang dengan arah aliran up flow dan down flow untuk memanfaatkan gravitasi akibat perbedaan elevasi di lokasi. Instalasi dengan kapasitas maksimal 900 liter dipasang di saluran buangan dari kolam kolam budi daya ikan nila di Cianjur.
Sungai dan Budi Daya Perikanan Berkelanjutan
Proyek bioremediasi ini memiliki dampak sosial yang signifikan terhadap masyarakat di Kampung Tarikolot dan sekitarnya. Penggunaan air sungai sebagai sumber air perikanan tidak hanya mendukung keberlanjutan budi daya ikan, tetapi juga mengurangi tekanan pada sumber air tanah dan sumur yang penting bagi kebutuhan sehari-hari masyarakat. Dengan memperbaiki kualitas air sungai, proyek ini memastikan bahwa sumber air tetap tersedia dalam kondisi yang layak untuk digunakan oleh seluruh masyarakat.
Pelatihan dalam penggunaan teknologi dan pembuatan SOP memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat lokal. Ini memberi mereka kemampuan untuk mengelola dan memelihara kualitas air dalam budi daya ikan mereka sendiri, memberikan kemandirian dan peluang ekonomi. Dengan demikian, proyek ini mempromosikan pemberdayaan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan, dan menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan. Partisipasi aktif masyarakat dalam implementasi teknologi tepat guna juga menciptakan ikatan sosial yang lebih kuat dan meningkatkan pemahaman tentang perlunya konservasi sumber daya alam.
TEKNOLOGI PEMULIHAN BERBASIS BIOPROSES 64
Proyek bioremediasi ini memiliki dampak positif terhadap kinerja lingkungan dan energi. Dengan beralih dari penggunaan air sumur dan air bor-dalam yang berisiko terhadap penurunan muka tanah, proyek ini meminimalkan potensi degradasi lingkungan dan kerusakan ekosistem akibat penurunan air tanah. Dengan memanfaatkan sumber air sungai yang melimpah, proyek ini mendukung keberlanjutan pemanfaatan sumber daya air yang lebih berkelanjutan.
Teknologi bioremediasi yang digunakan dalam proyek ini mencakup metode yang ramah lingkungan. Penggunaan mikroorganisme dan proses biokimia alami dalam bioremediasi mengurangi kebutuhan akan bahan kimia dan input eksternal. Ini berkontribusi pada pengurangan jejak karbon dan dampak lingkungan negatif lainnya yang biasanya terkait dengan metode pengolahan air yang konvensional.
Selain itu, dalam implementasinya, proyek ini mengutamakan penggunaan material murah dan mudah didapat serta mengoptimalkan proses dengan teknologi praktis. Pendekatan ini mengurangi konsumsi energi dan sumber daya, sehingga berkontribusi pada efisiensi energi dan pengurangan dampak lingkungan yang terkait dengan produksi dan operasi teknologi. Melalui proyek ini, lingkungan sekitar juga mendapatkan manfaat signifikan. Dengan memurnikan air sungai dan mengurangi kandungan BOD, COD, amonia, nitrit, dan logam berat, proyek ini memberikan perlindungan bagi ekosistem air lokal dan organisme akuatik yang hidup di dalamnya. Ini berdampak positif pada biodiversitas dan keberlanjutan lingkungan.
Proyek bioremediasi ini mencerminkan harmoni dengan harapan pembangunan berkelanjutan masyarakat. Kesadaran akan pentingnya keberlanjutan telah merasuki setiap aspek kehidupan, termasuk dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. Dengan mengalihkan fokus dari penggunaan air sumur yang dapat merusak muka tanah dan berpotensi merusak ekosistem akuatik, proyek ini mendukung cita-cita pembangunan berkelanjutan dengan menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dan pelestarian lingkungan.
Teknologi bioremediasi yang digunakan dalam proyek ini mencakup metode yang ramah lingkungan.
Penggunaan mikroorganisme dan proses biokimia alami dalam bioremediasi mengurangi kebutuhan akan bahan kimia dan input eksternal.
65 TEKNOLOGI PEMULIHAN BERBASIS BIOPROSES Arus Utama
Kesejahteraan
Masyarakat mengharapkan bahwa upaya untuk memenuhi kebutuhan akan sumber daya alam tidak boleh merusak ekosistem dan keberlanjutan jangka panjang. Dengan menggunakan teknologi bioremediasi yang ramah lingkungan dan memperhatikan aspek ekonomi, proyek ini memenuhi ekspektasi ini.
Dengan mengoptimalkan sumber daya lokal, seperti air sungai, dan menghindari eksploitasi berlebihan sumber daya air tanah, proyek ini memberikan contoh yang kuat tentang bagaimana pemanfaatan sumber daya dapat sejalan dengan perlindungan lingkungan dan keberlanjutan jangka panjang.
Selain itu, melalui pelatihan dan penyebaran pengetahuan tentang penggunaan teknologi dan praktik yang berkelanjutan, proyek ini memberdayakan masyarakat setempat untuk menjadi bagian dari solusi keberlanjutan. Ini sejalan dengan semangat partisipatif pembangunan berkelanjutan, masyarakat memiliki peran aktif dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan yang memengaruhi lingkungan mereka. Dengan memberi mereka alat dan pengetahuan untuk mengelola air dengan cara yang berkelanjutan, proyek ini menghormati dan mendukung nilai-nilai lokal dan ekspektasi masyarakat terhadap pembangunan yang berkelanjutan.
Proyek ini menjunjung tinggi prinsip-prinsip kesehatan, keselamatan, dan lingkungan dalam semua tahap implementasinya. Penerapan teknologi bioremediasi dengan pendekatan ramah lingkungan berpotensi mengurangi risiko kontaminasi air dan dampak negatif pada kesehatan manusia dan lingkungan. Dengan memperbaiki kualitas air sungai,
proyek ini mengurangi risiko terpapar bahan kimia berbahaya dan mikroba patogen yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan organisme akuatik.
Proyek ini juga memiliki dampak positif terhadap keselamatan masyarakat. Dengan menggunakan teknologi yang canggih tetapi praktis, proyek ini mengurangi risiko kecelakaan dan kerusakan yang terkait dengan metode pengolahan air yang lebih konvensional. Sistem bioremediasi yang digunakan didasarkan pada prinsip alami dan tidak memerlukan bahan kimia berbahaya atau proses yang rumit, sehingga mengurangi potensi risiko yang terkait dengan operasional teknologi tersebut.
Selain itu, dampak lingkungan proyek ini sangat positif. Dengan mengurangi kandungan BOD, COD, amonia, nitrit, dan logam berat dalam air sungai, proyek ini memperkuat integritas ekosistem air lokal dan membantu menjaga keberlanjutan lingkungan. Dalam jangka panjang, langkah-langkah seperti ini mendukung pelestarian lingkungan dan keberlanjutan sumber daya air.
Proyek ini memastikan bahwa tindakan yang diambil sejalan dengan pedoman dan regulasi kesehatan, keselamatan, dan lingkungan yang berlaku. Dalam semua kegiatan, baik pelatihan maupun implementasi teknologi, perhatian terhadap faktor-faktor keselamatan dan lingkungan adalah prioritas utama. Hal ini tidak hanya melibatkan perlindungan langsung terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar, tetapi juga menciptakan tata kelola yang berkelanjutan untuk pengelolaan sumber daya alam yang bertanggung jawab.
TEKNOLOGI PEMULIHAN BERBASIS BIOPROSES 66
Arus Utama Kesejahteraan
Pelibatan Masyarakat
Proyek bioremediasi ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan masyarakat di Kampung Tarikolot dan sekitarnya. Salah satu kontribusi utamanya adalah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan potensi ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan.
Dengan mengajarkan dan menerapkan teknologi bioremediasi, proyek ini memberdayakan masyarakat untuk mengelola sumber daya air secara efektif. Melalui pelatihan penggunaan teknologi dan pembuatan SOP, masyarakat mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang memungkinkan mereka mengelola budi daya ikan secara lebih efisien dan berkelanjutan.
Proyek ini juga memberikan kontribusi dalam membangun kapasitas masyarakat dalam mengelola lingkungan mereka. Dengan memahami pentingnya menjaga kualitas air sungai, masyarakat menjadi agen perubahan dalam pelestarian lingkungan. Mereka memiliki peran aktif dalam menjaga sumber daya air, yang pada gilirannya berdampak positif pada keberlanjutan ekosistem dan sumber daya alam lokal. Ini memungkinkan masyarakat untuk mengatasi tantangan lingkungan dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan.
Namun, proyek ini juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat. Mengubah perilaku dan tradisi yang sudah mapan dalam pengelolaan sumber daya alam sering kali memerlukan upaya edukasi dan kampanye yang berkelanjutan. Selain itu, aspek keuangan juga menjadi tantangan, terutama dalam pemeliharaan dan pengoperasian teknologi bioremediasi. Masyarakat membutuhkan akses ke sumber daya yang cukup untuk menjaga dan mengoperasikan teknologi dengan baik.
Proyek ini menunjukkan kepemimpinan dalam pengelolaan sumber daya dengan bijaksana.
Dengan mengalihkan perhatian dari sumber daya air tanah yang terbatas dan rentan terhadap penurunan muka tanah, proyek ini mengambil langkah proaktif dalam menjaga keberlanjutan sumber daya air. Pemanfaatan air sungai sebagai sumber daya alternatif lebih berkelanjutan karena ketersediaannya yang melimpah.
Selain itu, proyek ini menggunakan pendekatan bioremediasi yang ramah lingkungan dan alami. Ini mencerminkan pandangan tentang pengelolaan sumber daya alam yang mendukung keseimbangan ekosistem alami dan menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan.
Dengan fokus pada metode alami, proyek ini mengurangi kebutuhan akan bahan kimia berbahaya dan input eksternal, mendukung pengelolaan yang berkelanjutan.
67 TEKNOLOGI PEMULIHAN BERBASIS BIOPROSES
Arus Utama Kesejahteraan
Arus Utama Kesejahteraan
Potensi Adaptasi Bioremediasi
Teknologi dan praktik bioremediasi yang digunakan dalam proyek ini memiliki relevansi yang kuat dan dapat diadaptasi oleh perusahaan atau organisasi yang bergerak di bidang serupa. Banyak perusahaan perikanan dan budidaya ikan menghadapi tantangan yang serupa terkait dengan kualitas air dan keberlanjutan lingkungan. Penggunaan teknologi bioremediasi untuk meningkatkan kualitas air dan mengelola budidaya ikan dengan lebih berkelanjutan dapat diterapkan secara luas.
Kegiatan pelatihan dan penyebaran pengetahuan yang dilakukan dalam proyek ini juga dapat diadaptasi. Proses pelatihan ini bisa menjadi model untuk melibatkan masyarakat dan memberdayakan mereka dalam pengelolaan sumber daya alam. Selain itu, pengembangan SOP untuk teknologi dan praktik juga dapat diambil sebagai contoh dalam pengelolaan lain yang memerlukan panduan operasional.
Proyek ini mengadopsi pendekatan manajemen yang holistik dan terstruktur. Dari tahap perencanaan hingga implementasi, proyek ini melibatkan berbagai pihak dan mengintegrasikan pengetahuan ilmiah dengan partisipasi masyarakat lokal. Proses pengelolaan melibatkan penelitian laboratorium, uji coba lapangan, pelatihan, dan pembuatan SOP.
Manajemen proyek yang efektif terlihat dari hasil keluaran yang diperoleh. Melalui pelatihan dan implementasi teknologi, masyarakat lokal memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola budidaya ikan dan memelihara
kualitas air dengan baik. Ini menunjukkan bahwa proyek memiliki sistem pengelolaan yang kuat, memastikan bahwa tujuan proyek dicapai dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan.
Proyek bioremediasi ini mewakili kreativitas dan inovasi dalam menjawab tantangan lingkungan dan energi. Dengan menerapkan teknologi bioremediasi untuk meningkatkan kualitas air sungai, proyek ini menunjukkan bahwa inovasi dapat menjadi solusi bagi masalah lingkungan yang kompleks. Penggunaan metode biologis dalam pengolahan air, yang melibatkan mikroorganisme untuk menguraikan bahan pencemar, merupakan pendekatan yang kreatif dan alami.
Selain itu, proyek ini menggambarkan peralihan energi yang berkelanjutan. Dengan memanfaatkan sumber daya alam, seperti air sungai, sebagai sumber daya untuk budi daya ikan, proyek ini memberikan alternatif yang lebih berkelanjutan daripada penggunaan air sumur dan air bor-dalam. Ini adalah contoh bagaimana peralihan dari sumber daya energi konvensional ke alternatif dapat mendukung keberlanjutan dan merespons isu-isu lingkungan yang ada.
Proyek ini juga mencerminkan ketahanan energi. Dengan mengurangi ketergantungan pada sumber daya air tanah yang rentan terhadap penurunan ketersediaan, proyek ini menciptakan ketahanan terhadap fluktuasi dan risiko yang mungkin terjadi pada pasokan air tradisional. Ini mendukung masyarakat dalam mengatasi ketidakpastian terkait sumber daya alam dan menjaga keberlanjutan aktivitas mereka.
TEKNOLOGI PEMULIHAN BERBASIS BIOPROSES 68
Potensi Sosial dan Ekonomi
Proyek ini memberikan dukungan yang substansial bagi inisiatif pembangunan masyarakat yang ditujukan untuk mengatasi isu-isu keberlanjutan lokal. Dengan fokus pada pelestarian kualitas air dan lingkungan, proyek ini membantu masyarakat dalam menjawab tantangan lingkungan yang mereka hadapi. Dalam menjaga kualitas air sungai dan mengelola budi daya ikan dengan cara yang berkelanjutan, proyek ini memberikan solusi konkret terhadap isu-isu lingkungan yang relevan dengan komunitas lokal.
Lebih jauh lagi, proyek ini memberikan peluang sosial dan ekonomi kepada masyarakat host dan lokal. Melalui pelatihan dan penyebaran pengetahuan tentang teknologi bioremediasi dan praktik pengelolaan yang berkelanjutan, proyek ini memberdayakan masyarakat dengan keterampilan yang dapat membuka peluang kerja baru dan diversifikasi ekonomi. Masyarakat dapat mengembangkan usaha budi daya ikan yang berkelanjutan, mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang terbatas.
Selain itu, proyek ini mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan. Dengan memberikan pengetahuan dan alat yang diperlukan untuk mengelola sumber daya alam mereka sendiri, proyek ini mendorong pemberdayaan masyarakat dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi lingkungan mereka. Ini menciptakan lingkungan yang inklusif dan berpartisipasi, di mana masyarakat merasa memiliki tanggung jawab dan peran dalam menjaga keberlanjutan lingkungan mereka.
Secara keseluruhan, proyek ini adalah contoh nyata bagaimana dukungan terhadap inisiatif pembangunan masyarakat yang berfokus pada keberlanjutan lokal dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan. Dengan mengatasi isu-isu lingkungan melalui inovasi dan memberdayakan masyarakat, proyek ini menghubungkan keberlanjutan sosial dan ekonomi dengan kesejahteraan lingkungan.***
Melalui pelatihan dan penyebaran pengetahuan tentang teknologi bioremediasi dan praktik pengelolaan yang berkelanjutan, proyek ini memberdayakan masyarakat dengan keterampilan yang dapat membuka peluang kerja baru dan diversifikasi ekonomi.
69 TEKNOLOGI PEMULIHAN BERBASIS BIOPROSES Arus
Utama Kesejahteraan
Mengaliri Akuaponik dengan Air Selokan 6
Pemanfaatan Aliran Sungai dengan Akuaponik untuk Budi Daya Perikanan
Dr. Taufikurahman
Andira Rahmawati, M.Si.
KK Sains dan Bioteknologi Tumbuhan, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati
Endra Susila, Ph.D.
KK Rekayasa Geoteknik, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Pengelolaan wilayah Sungai Citarum tidak hanya meliputi batasan hidrologi daerah aliran Sungai Citarum, tetapi termasuk juga daerah aliran sungai skala kecil di sisi timur dan barat Citarum serta anak-anak sungai yang bergabung dengan Sungai Citarum. Pemanfaatan daerah aliran air yang berasal dari sungai di parit-parit kecil yang biasanya kotor menjadi tempat peternakan ikan dengan sistem yang diintegrasikan akuaponik dapat mengatasi pencemaran air di parit sekitar rumah warga. Memanfaatkan aliran air di parit menjadi kolam ikan terintegrasi akuaponik dapat mengurangi pencemaran akibat sampah dan limbah serta meningkatkan pendapatan masyarakat dengan mencoba beternak ikan di parit dekat rumah masing-masing.
Pemanfaatan Selokan
Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi lingkungan
Sungai Citarum sangat memprihatinkan. Berbagai aktivitas masyarakat memperburuk kondisi Sungai Citarum. Penebangan hutan menyebabkan erosi tanah, pendangkalan, dan banjir. Masyarakat dan industri sering membuang limbah ke Sungai Citarum. Saat ini, Citarum merupakan salah satu sungai terkotor di dunia. Perbaikan kondisi Citarum sedang dilakukan oleh pemerintah.
Oleh sebab itu, tim ITB melakukan program pengabdian masyarakat dengan memilih salah satu anak Sungai Citarum yang berada di Kabupaten Cianjur sebagai program revitalisasi selokan untuk perbaikan Sungai Citarum.
Program ini dilakukan di salah satu selokan yang merupakan anak Sungai Citarum. Selokan ini terletak di RT 02 RW 18, Kampung Tugusari, Kelurahan Sayang, Kabupaten Cianjur . Program ini dilakukan dari bulan April hingga November 2019.
Kegiatan di Kampung Tugusari dilakukan melalui pemanfaatan air selokan dengan menggunakan metode akuaponik (Yildiz, 2017). Akuaponik merupakan kombinasi produksi perikanan dalam sistemakuakultur dan penanaman tumbuhan secara hidroponik dalam waktu yang bersamaan.
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah pemanfaatan daerah aliran air yang berasal dari sungai di parit-parit kecil yang biasanya kotor menjadi sebuah tempat peternakan ikan dengan sistem yang diintegrasikan akuaponik di Desa Cijoho.
Secara khusus, tujuan dari penerapan teknologi ini adalah untuk:
1. Mengatasi pencemaran air di parit sekitar rumah warga.
2. Memanfaatkan aliran air di parit menjadi kolam ikan terintegrasi akuaponik.
3. Mengurangi pencemaran akibat sampah dan limbah.
4. Meningkatkan pendapatan masyarakat dengan mencoba berternak ikan di parit dekat rumah masing-masing.
Banyak penelitian yang telah mempelajari akuaponik. Akuaponik diketahui dapat meningkatkan kualitas air, terutama dapat meningkatkan nilai pH dan DO yang turun akibat amonia, nitrit, dan temperatur (Eissa et al., 2015). Kualitas air yang baik pada sistem akuaponik dapat meningkatkan kesehatan ikan sehingga meningkatkan produksi ikan (Yildiz, 2017). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kondisi lingkungan selokan di Kelurahan Sayang, Kab. Cianjur dan mengimplementasikan akuaponik untuk masyarakat sebagai pilot project program Citarum Harum.
Kesadaran masyarakat mengenai pembuangan tinja ke selokan masih sangat rendah. Tinja dibuang langsung ke selokan bukan ke tangki septik ( septic tank ). Hal ini membuat instalasi hidroponik menjadi kotor oleh tinja, kemudian instalasi dipindahkan ke kolam terdekat agar tetap dapat dimanfaatkan.
MENGALIRI AKUAPONIK DENGAN AIR SELOKAN 72
Arus Utama Kesejahteraan
Proses Penerapan Teknologi
Program ini meliputi beberapa tahapan, yakni survei lapangan, program perbaikan selokan, pengimplementasian akuaponik di selokan, dan pengawasan. Selain itu, dilakukan pengumpulan data melalui kuesioner untuk mengetahui kebiasaan dan pengetahuan lingkungan oleh masyarakat sekitar.
1. Koordinasi dengan pemerintah setempat
Koordinasi dan permohonan perizinan dengan Lurah
Sayang, Kecamatan Cianjur untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di sekitar wilayah tersebut.
Daerah ini dipilih karena Desa Cijoho tidak memungkinkan untuk dijadikan lokasi pemasangan instalasi akuaponik. Selain itu, kondisi perairan di Desa
Sayang masih terhubung dengan aliran Sungai Citarum.
2. Survei lapangan pertama
Survei lapangan dengan masyarakat dan instansi pemerintah setempat. Pengukuran ukuran dan kondisiselokan juga dilakukan
73 MENGALIRI AKUAPONIK DENGAN AIR SELOKAN
Arus Utama Kesejahteraan
Hasil survei di Kel. Sayang, Kec. Cianjur
- Adanya pendangkalan selokan, terdapat sampah.
- Suhu udara: 31,6°C ; RH: 52%
- pH air sungai: T1 (awal): 5; T2 (tengah): 6; T3 (akhir): 6
- TDS: T1 (awal): 166 ppm; T2 (tengah): 156 ppm; T3 (akhir): 157 ppm
- Suhu air: T1 (awal): 25,8°C ; T2 (tengah): 25,7°C; T3 (akhir): 25,8°C
- Kondisi selokan, Kedalaman: 70 cm, Lebar: 100120 cm, Panjang: ±50 m
Diskusi dengan RT setempat, permasalahan:
- Selokan perlu dibenahi dan dibersihkan terlebih dahulu sebelum dilakukan implementasi karena adanya pendangkalan selokan.
- RT siap untuk memelihara instalasi yang akan dipasang nantinya.
3. Survei lapangan kedua
Hasil survei di Desa Cinangsi, Kec. Cikalongkulon
- Debit aliran sungai tinggi, sering terjadi luapan
- Suhu udara: 31,9°C ; RH: 56%pH air: 5,5
- TDS: 76 ppm
- Suhu air: 25,8°C
- Kondisi selokan/kolam: Kedalaman: ±80 cm
Lebar: 203 cm, Panjang: ±500 cm
Diskusi dengan RT setempat:
- Akan diadakan diskusi dengan warga sekitar untuk ikut mengaplikasikan sistem akuaponik.
MENGALIRI AKUAPONIK DENGAN AIR SELOKAN 74
Arus Utama Kesejahteraan
4. Pembuatan floating mat dan filter selokan
- Persiapan pembuatan floating mat dan filter selokan air
5. Aplikasi akuaponik
- Kondisi selokan setelah direvitalisasi (terlihat lebih bersih dari sampah)
- Pemasangan akuakultur dilakukan di sepanjang selokan
- Masyarakat memanfaatkan instalasi akuaponik untuk menanam sayuran dan ikan. Beberapa jenis sayuran yaitu Ipomoea aquatica, Brassica chinensis, dan Brassica rapa dipasang di atas floating mat. Sementara ikan yang ditebar di selokan adalah ikan lele dan ikan emas.
- Pengondisian selokan yang lebih baik dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk beberapa aktivitas hiburan lainnya, seperti memancing dan kegiatan lomba menangkap ikan pada saat acara 17 Agustusan
6. Pengawasan dan penyebaran kuesioner
- Sampah dan kotoran sering kali tertahan di bagian inlet dan floating mat sehingga selokan harus dibersihkan setiap hari. Namun, hal ini hanya mampu bertahan selama 1 minggu. Sampah dan kotoran semakin menumpuk di bagian inlet dan bagian tengah akuakultur, terutama kotoran yang membuat selokan menjadi tidak nyaman untuk dilihat. Akibatnya, instalasi akuaponik dipindahkan ke kolam yang terdapat ikan di dalamnya.
75
MENGALIRI AKUAPONIK DENGAN AIR SELOKAN
Arus Utama Kesejahteraan
Arus Utama Kesejahteraan
DINDING PLESTER
DINDING PLASTER BESI BAJA TULANGAN POLOS DIAMETER 12 mm
DINDING PLESTER PROFIL BAJA Lebar 14mm
DETAIL 1DETAIL 2
120cm 120cm 120cm 120cm
POTONGAN A-A’
30cm
POTONGAN B-B’
50cm MENGALIRI AKUAPONIK DENGAN AIR SELOKAN 76
- Dari hasil kuesioner, disimpulkan bahwa kesadaran masyarakat mengenai kebersihan lingkungan masih rendah.
- Berdasarkan hasil survei, hampir seluruh masyarakat memiliki toilet di rumahnya (92%). Masyarakat yang memiliki tangki septik pun hanya 2%. Kotoran dibuang langsung ke saluran air yang terdekat. Hal inilah yang menyebabkan kondisi selokan yang telah diperbaiki menjadi kotor kembali.
- Kepemilikan toilet: Ya 8%, Tidak 92%
- Dari hasil survei dapat disimpulkan bahwa
sebagian kecil masyarakat membuang sampah rumah tangganya ke selokan (4%). Pengelolaan distribusi sampah sudah cukup baik karena pengangkutan sampah dari 77% dari warga setempat sudah dilakukan oleh petugas kebersihan. Namun, sisa masyarakat lainnya melakukan pembuangan sampah dengan cara dibuang sendiri ke TPU (4%), dibakar (14%), dibuang ke selokan (4%), dan dibuang ke sungai (1%).
Masyarakat berpendapat bahwa pengolahan sampah di daerah tersebut sudah cukup baik, tetapi masih perlu perbaikan (42%).
77
MENGALIRI AKUAPONIK DENGAN AIR SELOKAN
Arus Utama Kesejahteraan
Mengurangi Pencemaran
Tujuan yang telah dicapai dalam program ini yaitu pertama pencemaran parit telah diatasi dengan gotong royong pembersihan parit dan mengedukasi ke masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan. Kedua, mengenalkan akuaponik kepada masyarakat sekitar sebagai salah satu upaya pemanfaatan limbah air parit dan menumbuhkan sayur-sayuran. Ketiga, masyarakat telah memanfaatkan parit sebagai sarana memelihara ikan dan dimanfaatkan untuk acara 17 Agustusan.
Pelapisan selokan bermanfaat untuk mengurangi pengikisan tanah pada bagian samping selokan, pendalaman selokan bermanfaat untuk mengalirkan air yang lebih baik pada saat hujan, selokan jauh lebih bersih daripada sebelumnya, dan dijadikan tempat untuk menanam ikan sehingga dapat dijadikan tempat memancing masyarakat.***
MENGALIRI AKUAPONIK DENGAN AIR SELOKAN 78
Arus Utama Kesejahteraan
79
MENGALIRI AKUAPONIK DENGAN AIR SELOKAN
Arus Utama Kesejahteraan
Mengembangkan Basis Data Riset Citarum 7
Eniman Yunus Syamsuddin, Ph.D.
KK Teknik Komputer
1. Sekolah Tenik Elektro dan Informatika
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi seputar kegiatan yang dilakukan oleh dosen-dosen ITB terkait dengan proyek Citarum Harum. Dalam rangka mendayagunakan kegiatan yang telah dikerjakan, dilakukan pengumpulan data semua kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang telah ada. Diharapkan dapat disusun peta jalan penelitian dan pengabdian pada masyarakat terkait dengan proyek Citarum Harum. Dengan peta jalan ini, kegiatan dosen selanjutnya dapat disinergikan dan sesuai dengan peta jalan tersebut sehingga tujuan akhir pada proyek Citarum Harum dapat dicapai.
Basis Data untuk Penyusunan Peta Jalan
Bermula pada akhir 2017 atas inisiatif Pangdam III/Siliwangi Mayjen
Doni Monardo (pada saat itu) untuk mengembalikan fungsi sungai dan menyelesaikan masalah Sungai Citarum dari hulu sampai hilir yang disebut program Citarum Harum. Berbagai kegiatan telah dilakukan sejak itu dan pada Februari 2018 program Citarum Harum diambil alih oleh pemerintah pusat. Saat itu, kondisi Sungai Citarum sudah mulai membaik dari semula menyandang predikat sungai paling tercemar di dunia. Selama satu tahun berjalannya program ini, optimisme dalam menghidupkan kembali Sungai Citarum dinilai telah tumbuh.
Beberapa kalangan menilai program tersebut telah menghidupkan kepedulian banyak pihak akan pentingnya merawat sungai dan lingkungan.
Dalam pelaksanaan program Citarum Harum ini, Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan
Peraturan Presiden Nomor 15/2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum. Presiden menargetkan penanganan Sungai Citarum dilakukan selama 7 tahun.
Program rehabilitasi dan revitalisasi DAS Citarum akan dikerjakan secara sinergis dan terintegrasi antara pemerintah pusat,
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan pemda
kabupaten/kota yang terlintasi Sungai Citarum.
Selama penanganan Sungai Citarum, pemerintah menerjunkan personel TNI untuk membenahi
kondisi sungai melalui Satuan Tugas Citarum
Harum yang juga turut melibatkan para pemangku kebijakan di pusat, provinsi, kota/kabupaten yang dilintasi Sungai Citarum.
ITB sebagai perguruan tinggi teknik yang berada di Bandung tentu memiliki kewajiban untuk turut serta berpartisipasi langsung pada program ini. Penunjukan ITB sebagai tim program Citarum Harum disambut baik kalangan sivitas akademika. Bahkan, sebelum program tersebut diluncurkan, ITB juga sudah memiliki
banyak penelitian terkait dengan berbagai upaya memperbaiki kondisi Sungai Citarum.
Meskipun demikian, penelitian-penelitian
tersebut belum memiliki peta jalan yang jelas karena masih bersifat individual. Agar tidak terjadi pemborosan sumber daya akibat penelitian yang tumpang tindih dan kurang terarah, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini akan digunakan untuk mendata seluruh penelitian terkait dengan Sungai Citarum ini yang telah dilakukan oleh para peneliti di ITB.
Bertitik tolak pada data-data penelitian ini, tim perumus program Citarum Harum dari ITB dapat
menentukan peta jalan riset selanjutnya dan mengarahkan semua riset dan kegiatan pengembangan agar sinergi satu sama lain.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dosen ITB terkait dengan proyek Citarum Harum yang didanai oleh LPPM ITB terbagi dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan penelitian.
Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan baik dalam kelompok maupun individu. Kegiatan penelitian bersifat terkait langsung dengan proyek Citarum Harum maupun tidak terkait langsung. Dari kegiatan-kegiatan yang ada ini selanjutnya dikelompokkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan penelitian dan dapat ditelusuri dari kata kunci.
Mengingat belum adanya peta jalan riset yang disiapkan oleh ITB untuk penelitian yang terkait dengan program ini, sangat mungkin penelitian tersebut tumpang tindih karena lebih bersifat individual. Untuk lebih mendayagunakan sumber daya yang ada di ITB, pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini semua data penelitian yang terkait dengan proyek Citarum Harum didata ulang dan disusun dalam suatu database.
Database ini masih berupa file Excel yang nantinya dapat dikembangkan menjadi database yang menempel pada laman LPPM ITB dan dapat diperbarui datanya oleh LPPM
83 MENGEMBANGKAN BASIS DATA RISET CITARUM
Arus Utama Kesejahteraan
ITB. Diharapkan dari pengumpulan data penelitian ini akan dapat disusun peta penelitian yang telah dilakukan. Dari peta riset ini selanjutnya akan dikembangkan peta jalan riset yang dapat dijadikan arah bagi para peneliti yang ingin berkontribusi pada program ini agar terjadi sinergisme sumber daya untuk menyukseskan program Citarum Harum.
Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah semua informasi publikasi yang terkait dengan kegiatan proyek Citarum Harum yang telah dilakukan oleh para peneliti di lingkungan ITB yang informasinya diperoleh dari laman LPPM ITB.
Pengembangan Basis Data
Ada tiga tahap utama dalam kegiatan ini, yaitu pertama pengumpulan data penelitian yang pernah dilakukan dari berbagai sumber, khususnya yang berasal dari LPPM ITB. Kedua, menyusun database penelitian dengan butir-butir utama adalah judul/topik, abstrak penelitian, target/tujuan penelitian, hasil, dan tindak lanjut. Ketiga, mengelompokkan penelitian khususnya berdasarkan tujuannya dan menyusunnya ke dalam peta jalan riset yang bertujuan untuk mengembalikan kualitas lingkungan hidup Sungai Citarum mendekati kondisi ideal.
Database kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan penelitian dosen yang terkait, baik langsung maupun tak langsung dengan proyek Citarum Harum ini menggunakan aplikasi Excel. Dari data pada spreadsheet ini, LPPM ITB dapat menampilkannya
pada lamannya dan dapat diakses oleh penelitipeneliti ITB dan luar ITB.
Target akhir dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah pengembangan database penelitian dari ITB yang terkait langsung maupun tak langsung dengan program Citarum Harum. Sumber data utama adalah dari LPPM ITB. Sumber data lain yang diharapkan adalah dari individu peneliti ITB yang juga melakukan riset, tetapi tak melalui LPPM ITB.
Dampak yang diharapkan dari kegiatan ini adalah LPPM ITB dapat membuat peta jalan kegiatan untuk mencapai tujuan akhir dari proyek Citarum Harum melalui pendataan dan klasifikasi semua kegiatan yang telah dilakukan oleh dosen-dosen ITB. Umumnya peta jalan disusun lebih dulu sebelum para penelitian ITB melakukan kegiatan yang mengarahkan pada hasil akhir. Meskipun demikian, dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dapat dipetakan dalam peta jalan tersebut sehingga LPPM dapat melihat kegiatan-kegiatan mana saja yang masih diperlukan untuk mencapai hasil akhir.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini lebih bersifat pengumpulan dan pengelompokan kegiatankegiatan pengabdian kepada masyarakat dan penelitian dalam kurun waktu 3 tahun (sampai dengan 2020). Dari data ini, diharapkan LPPM dapat memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang hal-hal apa saja yang telah dilakukan peneliti ITB dan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan selanjutnya. Dengan demikian, kegiatan ini dapat memberikan kontribusi kepada efisiensi sumber daya dan dana dalam rangka mencapai tujuan akhir proyek Citarum Harum.***
MENGEMBANGKAN BASIS DATA RISET CITARUM 84
Arus Utama Kesejahteraan
85 MENGEMBANGKAN BASIS DATA RISET CITARUM
Arus Utama Kesejahteraan
Konversi Limbah Organik untuk Pakan
Ramadhani Eka Putra, Ph.D.
Dr. Mia Rosmiati
KK Manajemen
Sumber Daya Hayati, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati
Anriansyah Renggaman, Ph.D.
KK Bioteknologi Mikroba,
Sekolah Ilmu dan
Teknologi Hayati
Melia Famiola Hariadi, Ph.D.
KK Kewirausahaan dan Manajemen Teknologi,
Sekolah Bisnis dan Manajemen
Acep Purqon, Ph.D.
KK Fisika Bumi dan Sistem Kompleks, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Ida Kinasih, Ph.D. UIN Bandung
Pada kegiatan ini fokus pengolahan limbah diarahkan pada penerapan teknologi tepat guna pengolahan limbah di sumber dan penerapan teknologi pengolahan limbah komunal. Salah satu target dari program ini adalah meningkatkan penghasilan sebanyak 25% dan biaya yang dikeluarkan turun sebesar 50%.
8
Cemaran Limbah ke Sungai
Citarum merupakan salah satu sungai utama di daerah Jawa Barat yang menjadi sumber air bagi masyarakat dan habitat alami bagi berbagai kehidupan alami. Walaupun demikian, Sungai
Citarum juga dikenal sebagai salah satu sungai paling tercemar, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia. Salah satu pencemar pada sungai ini adalah limbah organik yang diproduksi dari kegiatan ekonomi di sekitar sungai. Dalam hal proporsi, limbah organik merupakan limbah utama yang mencemari sungai (>40%) dan limbah ini relatif tidak diolah karena anggapan akan terurai dan memiliki nilai ekonomi yang relatif rendah.
Fokus masalah pada kegiatan ini adalah efek dari cemaran limbah pada badan sungai. Secara garis besar terdapat dua jenis limbah, yaitu limbah ”anorganik” dan organik. Sistem pengolahan yang umum dilakukan oleh masyarakat adalah sistem sanitary landfill yang dilakukan pada satu lokasi. Pada kenyataannya proses ini belum dilakukan dengan sempurna sehingga terjadi tumpukan sampah. Tumpukan sampah yang terdiri atas limbah ”anorganik” dan organik menghasilkan gas rumah kaca. Selain itu, menjadi tempat perkembangbiakan lalat, nyamuk, serta hewan-hewan penyebar penyakit, menurunkan kualitas tanah, dan menghasilkan air lindi. Pendekatan penyelesaian masalah pengolahan limbah yang memberikan dampak ekonomi dan dapat dilakukan secara sederhana.
Hal ini diperparah dengan penurunan debit air sehingga menurunkan kemampuan air dalam
melarutkan partikel dan kandungan oksigen di dalamnya. Kondisi ini menyebabkan penurunan kualitas dan proses dekomposisi yang lambat.
Pada musim kemarau, Sungai Citarum menghasilkan aroma yang mengganggu dan sedimentasi. Salah satu penyebab dari kondisi ini adalah penurunan debit air. Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan penurunan debit air. Namun, satu penyebab yang kurang mendapat penanganan yaitu penurunan kemampuan dari hulu sungai untuk menyerap dan menyimpan air hujan. Masalah di daerah hulu ini bukan hanya menyebabkan penurunan debit sungai, tetapi juga dapat menambah laju sedimentasi dari partikel tanah yang terbawa.
Berdasarkan hal tersebut, aktivitas yang dilakukan adalah penanaman daerah hulu dengan tanaman keras dan tanaman penutup tanah. Pendekatan ini diharapkan dapat mengurangi laju jatuhan air hujan pada permukaan tanah guna menurunkan jumlah partikel tanah yang lepas serta menambah kandungan organik tanah sehingga meningkatkan kemampuan tanah mengikat air. Hal lain yang dipertimbangkan adalah keberadaan nilai ekonomi dari tanaman sehingga meningkatkan keberlanjutan keberadaan tanaman tersebut.
Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan aplikasi teknologi pengolahan limbah organik pada sumber di sekitar daerah aliran Sungai Citarum serta peningkatkan kemampuan hulu dan anak Sungai Citarum dalam menangkap dan menyimpan air bagi suplai Sungai Citarum.
KONVERSI LIMBAH ORGANIK UNTUK PAKAN 88
Arus Utama Kesejahteraan
Pada kegiatan ini fokus pengolahan limbah diarahkan pada penerapan teknologi tepat guna pengolahan limbah di sumber dan penerapan teknologi pengolahan limbah komunal.
Penelitian yang dilakukan oleh laboratorium ilmu serangga SITH ITB telah menghasilkan teknologi pengolahan limbah menggunakan larva serangga untuk menghasilkan produk yang dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk produksi pangan. Target dari program ini adalah pertama meningkatkan penghasilan sebanyak 25% dan biaya yang dikeluarkan turun sebesar 50%. Kedua, algoritma aplikasi sistem manajemen pengolahan limbah organik.
Kegiatan difokuskan di permukiman penduduk yang terhubung dengan Sungai Citarum serta daerah hulu
Sungai Citarum. Penanganan limbah organik oleh
komunitas melalui peran aktif masyarakat (terutama ibu rumah tangga) dan institusi pendidikan menjadi fokus dalam pengabdian kepada masyarakat ini.
Mereka dilibatkan secara langsung terkait dengan pengumpulan limbah organik. Untuk pemisahan limbah organik dan ”anorganik” digunakan tong sampah dari Program Citarum Harum sebelumnya.
Kegiatan dilakukan di dua lokasi, yaitu TPS Tarikolot Bersahaja dan Pesantren Misbahul Al-Musri’, Desa Cinangsi.
Dalam tiga tahun pengabdian kepada masyarakat, total masyarakat yang terdampak yakni sejumlah 150 kepala keluarga. Mereka merupakan penduduk dari dua lokasi permukiman. Selama kegiatan tersebut ada tiga teknologi yang telah diaplikasikan.
89
KONVERSI LIMBAH ORGANIK UNTUK PAKAN
Arus Utama Kesejahteraan
Arus Utama Kesejahteraan
Dekomposer
Pendekatan yang ditawarkan untuk mengatasi limbah organik yaitu mengolah limbah organik menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi dengan modal dan usaha relatif ringan. Salah satu teknologi yang dapat memenuhi hal ini adalah dengan menggunakan dekomposer dengan kemampuan untuk menguraikan limbah organik. Dekomposer yang digunakan merupakan hewanhewan kompleks yang memiliki siklus hidup sederhana. Kelebihan dari penggunaan hewanhewan tersebut antara lain:
1. Memiliki kemampuan untuk mengolah limbah organik yang beragam dalam jumlah besar.
2. Memiliki kecepatan penguraian yang tinggi (dapat mencapai 70% limbah organik per hari pada kondisi optimal).
3. Memiliki mikoorganisme pada sistem pencernaan mereka sehingga proses penguraian berlangsung lebih cepat.
4. Tidak membutuhkan skill dan peralatan khusus.
5. Menghasilkan beberapa produk yang memiliki nilai ekonomi relatif tinggi dengan kemungkinan menjadi bagian dari kegiatan ekonomi sirkular.
Dekomposer yang digunakan adalah:
1. Larva lalat tentara hitam yang memiliki kemampuan untuk melakukan proses dekomposisi berbagai jenis limbah organik dan menghasilkan biomassa serta residu proses dengan nilai ekonomi.
2. Cacing tanah yang memiliki kemampuan untuk melakukan proses dekomposisi limbah-limbah bersifat lunak (misalnya kotoran ternak seperti sapi).
Teknologi yang diterapkan pada kegiatan ini adalah:
1. Manajemen pengolahan limbah organik menggunakan larva lalat tentara hitam -terkait dengan model manajemen waste to food-
2. Teknologi sederhana pengolahan limbah organik dengan larva lalat tentara hitam pada lokasi sumber (tong biokonversi #1)
3. Teknologi pakan ternak sederhana berbasis larva lalat tentara hitam.
Terkait dengan penurunan debit air, kegiatan yang dilakukan adalah meningkatkan menambah kemampuan lahan untuk menyerap dan menampung air hujan. Aktivitas yang dilakukan untuk menanam tanaman keras yang bernilai ekonomi pada daerah terbuka di bagian hulu anak Sungai Citarum. Total pohon yang ditanam adalah 100 pohon yang terdiri atas 75 pohon alpukat dan 25 tanaman asli lokasi.
Value
Value yang diutamakan dari kegiatan ini adalah:
1. Limbah organik merupakan sumber daya.
2. Teknologi yang bersifat lokal dan mudah diaplikasikan.
3. Kerja komunal.
4. Ekonomi sirkular.
5. Lingkungan memberikan servis pada manusia.
6. Saling ketergantungan antara manusia dan lingkungan.
KONVERSI LIMBAH ORGANIK UNTUK PAKAN 90
Perubahan pola pikir
Kegiatan ini telah menghasilkan beberapa perubahan pada lokasi terkait dengan perlindungan
Sungai Citarum seperti:
1. Perubahan lokasi pembuangan sampah menjadi lokasi kegiatan masyarakat setelah dilakukan pembersihan dan manajemen limbah.
2. Perbaikan pada sistem pengolahan limbah organik menggunakan cacing dan masyarakat sudah dapat menjadi trainer di lokasi lain.
3. Perbaikan di TPS oleh masyarakat dengan penerapan integrasi pengolahan limbah dengan kegiatan ekonomi seperti budi daya ternak
Tantangan baru dari kegiatan ini adalah terkait dengan keberlanjutan dan perubahan pola pikir terhadap limbah. Hal ini akan menjadi bagian dari kegiatan di masa depan terkait model bisnis dari ekonomi sirkular dan perubahan mindset melalui pendidikan usia dini.
Waste to Food
Teknologi yang digunakan adalah proses biokonversi limbah organik menggunakan larva lalat tentara hitam.
Kegiatan pengolahan limbah ini bertujuan untuk proses upcycling dari limbah organik dengan memanfaatkan biomassa tubuh larva dan residu yang dihasilkan.
Dalam kegiatan ini terdapat dua pendekatan yang dilakukan, yaitu pendekatan pengelolaan lim organik skala rumah tangga dan komunal.
Black Soldier Fly Hermetia illucens
Lalat tentara hitam sebagai agen dekomposer dari limbah organik.
91 KONVERSI LIMBAH ORGANIK UNTUK PAKAN
Arus Utama Kesejahteraan
-1 ri Siklus Hidup
-14 hari ING MORTAL I T OCTNEIRTUNEH SSAMPRE IMPROVE PRODUCTION
PupaLarva
Dewasa
Prepupa
Telur
Arus Utama Kesejahteraan
Product types
Market research Packaging methods
Feed Preparation for fish or other animals
Optimum rearing condition
Kesehatan
Biologi hewan ternak
Effect
Return to field as soil
Rate of production Rate of Conversion
Larvae Processing or Storage Further Treatment or storage
Dijual
Product types
Application methods
Extraction methods
Kualitas Kuantitas Metode Aplikasi
Methods
Resep
Draying methods
Methods
Hatchery
Pupuk
Bioetanol Kitin
Adult Colony Harvesting methods
Methods Kulitas Kuantitas Glukosa
hewan (anatomi dan fisiologi)
Produksi (kualitas dan kuantitas)
Organic Waste Biomass
Fly Larvae
House
Ingredients
High Protein Meal Oil Amino Acid Fatty Acid
Residue Biomass Hatchling Biomass Prepupae Eggs Adults Drying Redering
Modifi
enhancer
Black Soldier
Production
Other
Grinding or Chopping
Pupation and Hatching
MetabolismandFeedWastes
cation
of different substances
Ventilasi atas
Ventilasi samping Penyangga Penampung
Sampah Organik Domestik
0,5 - 3 kg/hari
5 - 8 dol larvae BSF (300 gr)
Pengolahan skala rumah tangga
Tong biokonversi
Teknologi yang diterapkan adalah tong biokonversi. Teknologi ini dikembangkan pada tahun 2020 dan diaplikasikan pada skala terbatas. Teknologi tong ini didaftarkan sebagai HAKI pada tahun 2021 dengan nomor pendaftaran P00202101573.
Alat ini berfungsi seperti biopori yang memungkinkan air untuk masuk. Sampah organik ditempatkan pada wadah untuk diolah dengan larva lalat tentara hitam. Aplikasi teknologi ini memungkinkan sampah tidak tertumpuk, residu langsung dapat diserap oleh tanah sebagai pupuk organik dan larva dipanen pada jaring. Kesuksesan alat ini adalah 80%-90% terkait dengan produksi larva lalat tentara hitam.
93 KONVERSI LIMBAH ORGANIK UNTUK PAKAN Arus
Utama Kesejahteraan
Penutup
Arus
Utama Kesejahteraan
Pengolahan Skala Komunal
Pada sistem ini pengolahan limbah dilakukan terpusat dengan proses pemeliharaan dilakukan pada suatu struktur terbangun.
Prototipe desain sistem pengolahan limbah organik komunal.
Pada sistem ini dilakukan pemanenan berkala dari produk pengolahan limbah dalam bentuk tubuh larva, sisa proses dalam bentuk padat dan cairan. Hasil ini diintegrasikan dalam program ketahanan pangan yaitu waste to food.
KONVERSI LIMBAH ORGANIK UNTUK PAKAN 94
Proses Pengolahan Limbah Organik
Target dari kegiatan adalah terbentuknya suatu sistem manajemen pengolahan limbah organik baik dalam skala rumah tangga maupun skala komunal. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa kegiatan yang diinginkan masyarakat adalah pengolahan sampah secara komunal.
Lokasi : Desa Angling
Evaluasi: kegiatan berlangsung sampai tahun 2022. Lokasi mengalami perubahan rencana sehingga akan dipindahkan pada tahun 2024 oleh masyarakat setempat.
Aplikasi teknologi tepat guna produksi pakan ternak berbasis produk biokonversi. Pakan ternak yang dihasilkan adalah fooder bagi makanan kambing.
Evaluasi: kegiatan berlangsung sampai tahun 2022. Belum dilakukan secara meluas karena keterbatasan dalam sumber daya jagung sebagai bahan baku dasar.
Arus Utama Kesejahteraan
95 KONVERSI LIMBAH ORGANIK UNTUK PAKAN
Saat terjadi COVID-19, diujikan pendekatan rumah tangga untuk pengelolaan limbah organik. Sistem yang dibangun berukuran 25 m2 yang mengintegrasikan pengolahan limbah rumah tangga dan ayam petelur.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini diintegrasikan dengan kegiatan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa rekayasa pertanian yang terdiri atas penelitian sistem produksi menggunakan sumber daya yang terdapat di lokasi serta berbasis upcycling limbah organik.
TPS Tarikolot Bersahaja, Desa Cinangsi, Cianjur
Evaluasi: kegiatan berlangsung sampai tahun 2023. Ternak yang dipelihara adalah ayam dan bebek dan sudah mulai menghasilkan secara ekonomi.
Evaluasi: total limbah yang dikelola per hari adalah 10-50 kg dan maggot yang dihasilkan 0,5-2 kg per hari. Jumlah ayam yang dipelihara 27 ekor dengan rata-rata produksi harian 23 butir telur (setara dengan Rp40.000 per hari). Kegiatan ini tidak dilanjutkan karena terdapat konflik dengan warga setempat, terutama tetangga terdekat. Model ini dapat diaplikasikan bila masalah konflik dapat diatasi.
KONVERSI LIMBAH ORGANIK UNTUK PAKAN 96
Arus Utama Kesejahteraan
Lokasi:
Aplikasi Program Waste to Food
Sampah organik
Pakan unggas (bebek & ayam) dan ikan
Dijual langsung dalam bentuk fresh atau kering
Kasgot untuk pupuk tanaman
Kebun sayur
Diolah menjadi kompos
Sayuran untuk dikonsumsi
97
Sumber protein hasil ternak
KONVERSI LIMBAH ORGANIK UNTUK PAKAN Arus
Utama Kesejahteraan
Arus Utama Kesejahteraan
Aplikasi program waste to food menggunakan larva serangga sebagai pengubah limbah organik menjadi biomassa bagi pakan ternak dan pupuk organik. Total luas lahan yang digunakan yaitu adalah 200 〖 m 〗 ^2 yang terbagi menjadi lokasi
pengolahan limbah dengan lalat tentara hitam di TPS, lokasi produksi sumber protein hewani (ayam pedaging, ayam petelur, bebek, dan ikan) dan lokasi produksi tanaman (sayuran, rempah, dan herbal) di pesantren.
Warga
Desa
TPS
Pasar
Pesantren
Pakan
Limbah Organik
Produk
Produk
UNTUK PAKAN 98
KONVERSI LIMBAH ORGANIK
Perubahan Sosial
Kegiatan pengabdian ini menghasilkan beberapa perubahan sosial, antara lain:
1. Perubahan daerah lokasi sanitary landfill menjadi daerah kegiatan warga. Sebagian berubah menjadi lokasi kegiatan wisata. Total luas daerah yang terkonversi adalah > 100 m2 pada akhir tahun 2021.
2. TPS menjadi lokasi exercise dari proses upcycling (peningkatan nilai ekonomi) dari limbah organik sebagai hasil dari kegiatan pada tahun 2022.
Lokasi : TPS Tarikolot Bersahaja, Desa Cinangsi, Cianjur 2020 2021
99 KONVERSI LIMBAH ORGANIK UNTUK PAKAN Arus Utama Kesejahteraan
Arus Utama Kesejahteraan
3. Masyarakat mendapatkan pengetahuan terkait dengan manajemen limbah organik menggunakan agen biologis (kegiatan 2020-2022).
4. Transfer teknologi pengolahan limbah mandiri level rumah tangga melalui aplikasi tong biokonversi serta waste to food. Kontribusi ini paling besar tampak pada kegiatan tahun 2021.
KONVERSI LIMBAH ORGANIK UNTUK PAKAN 100
Program sedekah bumi yakni penanaman tanaman pada daerah terbuka untuk perbaikan debit air. Program penanaman ini berhasil menanam 100 buah pohon pada lahan seluas 2000 m2.
Pohon yang berhasil tumbuh adalah 85% dari total pohon. Program ini masih berlangsung dan akan diperluas pada tahun 2024 dengan inisiasi dari penduduk setempat dan ITB.
Peningkatan kualitas hidup
Manfaat lingkungan
dan sosial
Beberapa perubahan yang terjadi dengan keberadaan kegiatan antara lain:
1. Penurunan jumlah limbah organik yang dibuang ke sungai.
2. Peningkatan aktivitas pemilahan sampah yang dibuang pada TPS.
3. Penurunan tumpukan sampah organik.
Kegiatan ini memberikan peningkatan kualitas dari lingkungan hidup pada permukiman dengan penurunan tumpukan sampah. Di sisi lain, penanaman pohon diharapkan dapat mengurangi cemaran partikel pada sungai yang menjadi sumber penghidupan baik sebagai sumber air utama maupun bagian dari kegiatan wisata.
Tantangan terbesar adalah terkait dengan tingkat pengetahuan dari masyarakat. Perbedaan pada tingkat pengetahuan menyebabkan terjadinya konflik pada beberapa percobaan aplikasi teknologi.
Tingkat resistensi terendah ditemukan saat aplikasi pada skala kecil dengan yang memiliki tokoh sangat dihormati, lingkungan generasi muda, dan fasilitas pendidikan.
1. Konsep waste to food telah diaplikaskan pada sistem produksi pangan komunal yaitu Warung Kebon di daerah Ujungberung, Bandung dan Teras Hijau Project di daerah Pasteur, Bandung. Integrasi pengolahan limbah dengan produksi pangan telah diaplikasikan pada Desa Rancakalong, Sumedang.
101 KONVERSI LIMBAH ORGANIK UNTUK PAKAN
Utama
Arus
Kesejahteraan
Arus Utama
Kesejahteraan
2. Tong biokonversi telah diaplikasikan pada beberapa desa di Tasikmalaya dan Garut. Terdapat juga usaha komersial seperti Apartemen Tera (Bandung) dan Pusat Perbelanjaan Paskal (Bandung) yang mengadopsi sistem ini dalam skala terbatas.
3. Pengolahan limbah organik menggunakan larva lalat tentara hitam yang serupa dengan kegiatan telah disosiliasikan dan diterima baik di lingkungan sekolah seperti TK Bhinekas, SMP Darul Hikam, SMAN 2 Tasikmalaya. Aplikasi pada dunia pendidikan menggukan pendekatan program Pandu Lingkungan yang dibiayai oleh Pemerintah Daerah Jawa Barat.
Teknologi Terapan
Kegiatan ini mengaplikasikan beberapa teknologi yang dikembangkan sebagai hasil riset di ITB. Teknologi tersebut antara lain:
1. Tong biokonversi.
2. Produksi fodder dari pupuk cair hasil proses biokonversi.
3. Produksi pakan ternak unggas dari biomassa larva serangga.
4. Desain sistem produksi komunal bagi larva lalat tentara hitam.
5. Konsep waste to food.
Seluruh kegiatan dirancang berdasarkan kesepakatan bersama antara tim ITB dan masyarakat penerima manfaat. Hal ini menyebabkan terdapat perbedaan pada jenis teknologi yang diaplikasikan. Bahan untuk pembuatan sarana dan prasaran juga menggunakan bahan lokal dan proses pengerjaan juga oleh tim lokal sehingga masyarakat dapat menduplikasi dan merawat sistem.
Seluruh kegiatan diupayakan untuk dapat memberikan manfaat ekonomi langsung serta perbaikan pada kondisi sosial. Salah satu contoh adalah proses pembangunan lokasi wisata dari bekas lokasi penimbunan sampah (Desa Angling) serta produksi pangan yang bernilai ekonomi (Desa Cinangsi).***
KONVERSI LIMBAH ORGANIK UNTUK PAKAN 102
103
KONVERSI LIMBAH ORGANIK UNTUK PAKAN
Arus Utama Kesejahteraan
Pemulihan Trauma Bencana 9
Komparasi Karakteristik Profil Gelombang Otak Korban
Pascabencana Banjir dan Longsor di Jawa Barat Melalui
Metode Coaching dan Wawancara
Dr. Lulu Lusianti Fitri
Shanty Rahayu Kusumawardani, M.Si.
KK Fisiologi, Perkembangan Hewan dan Sains Biomedika, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati
Hasil pengukuran gelombang otak mengindikasikan keadaan stres dan kecemasan akut pada korban yang diberikan perlakuan wawancara serta penurunan level kecemasan pada naracoba yang diberikan sesi coaching. Hasil data tersebut menunjukkan bahwa upaya trauma healing
berbasis coaching mampu menurunkan tingkat stres dan kecemasan korban bencana jika dikomparasikan dengan perlakuan wawancara tanpa diberikan sesi coaching.
PERISTIWA bencana alam seringkali menimbulkan sejumlah kerugian bagi masyarakat terdampak, seperti kerusakan atau kehilangan harta benda, gangguan lingkungan sosial, hingga kematian. Selain mengalami kerugian secara materiil, bencana alam juga dapat memberikan dampak negatif lainnya pada para korban, seperti munculnya gejala Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau gangguan stress pasca trauma. Dampak PTSD yang berkepanjangan dapat mengganggu fungsi korteks anterofrontal dan menimbulkan ketidakseimbangan pada sistem kortikolimbik di otak. Pada akhirnya, anomali ini akan menimbulkan berbagai gangguan psikologis lebih lanjut pada korban di kehidupan mereka sehari-hari.
Pemulihan trauma (trauma healing) merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi hingga menyembuhkan dampak negatif dari gangguan psikologis pascabencana. Coaching dan wawancara yang mendalam terhadap para korban merupakan jenis pendekatan yang dapat dilakukan untuk memulihkan rasa trauma dari para korban bencana.
Oleh sebab itu, dalam rangka pengabdian masyarakat Citarum Harum ini, anggota dari Kelompok Keahlian Fisiologi, Perkembangan Hewan, dan Sains Biomedika (KK FPHSB), Program Studi Biologi, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung (SITH-S ITB) mengadakan upaya pemulihan trauma terhadap para korban bencana di dua lokasi berbeda melalui pendekatan coaching dan wawancara yang didukung dengan pengukuran berbasis elektroensefalogram (EEG).
Trauma Pascabencana
Bencana alam adalah peristiwa yang erat kaitannya dengan dampak negatif terhadap para korban terdampak. Indonesia merupakan salah satu nergara yang rawan terkena bencana alam. Sepanjang tahun 2021, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memverifikasi setidaknya ada 5.402 total kejadian bencana yang terjadi di Indonesia.
Salah satu yang tercatat adalah kejadian banjir yang melanda area sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Cipunegara yang melewati wilayah Kabupatan Subang pada awal tahun 2021. DAS ini diketahui merupakan bagian dari DAS Citarum. Akibat curah hujan yang tinggi, banjir ini menerjang wilayah tersebut dan berdampak pada kerusakan sektoral yang cukup parah, meliputi 21 kecamatan dengan korban terdampak hingga 129.535 orang. Sebanyak 35.827 warga harus
PEMULIHAN TRAUMA BENCANA 106
Arus Utama Kesejahteraan
mengungsi. Bencana banjir ini juga menyebabkan 5 orang korban meninggal dunia.
Sementara itu, masih di awal tahun, tepatnya pada tanggal 9 Januari 2021, terjadi bencana tanah longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Bencana ini menelan korban jiwa sebanyak 40 orang, 3 orang luka berat, serta 1.126 orang terdampak akibat bencana ini dan terpaksa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Sementara itu, kerugian materiil yang ditimbulkan yaitu sebanyak 26 rumah terdampak rusak berat, 3 rumah rusak sedang, dan 1 masjid rusak sedang.
Tidak hanya kerugian materiil, bencana alam juga dapat memberikan kerugian secara immateriil, seperti gangguan psikologis dalam bentuk rasa stress yang berlebih pascabencana serta trauma yang berkepanjangan. Jika tidak ditanggulangi dengan baik, hal ini dapat berdampak pada munculnya PTSD. Beberapa gejala yang umum timbul dari orang yang mengalami PTSD antara lain rasa kewaspadaan dan kecemasan yang berlebihan hingga sering terjadi “kilas balik” (flashback) dalam pikiran saat berhadapan dengan momen atau tanda yang berkaitan dengan kejadian traumatis. Tanda-tanda ini akan meningkat dan menyebabkan munculnya gangguan tidur serta perilaku avoidance – yakni suatu perilaku dimana orang tersebut akan berusaha menghindari segala sesuatu yang berkaitan dengan pemicu traumanya.
Umumnya, gejala-gejala itu hanya akan bertahan selama 1-6 bulan pascabencana. Akan tetapi, bila
tidak ditangani lebih lanjut, gejala PTSD akan terus bertahan hingga lebih dari 1 tahun dan dapat berkembang menjadi depresi.
Trauma healing merupakan salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi hingga menyembuhkan dampak negatif akibat gangguangangguan psikologis pasca bencana, terutama PTSD. Beberapa metode yang dapat diterapkan antara lain dengan menggunakan teknik-teknik psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif dan terapi eksposur. Selain itu, dapat juga dilakukan perawatan dengan pemberian obat-obatan seperti antidepresan dan prazosin.
Coaching adalah satu metode yang dapat diterapkan untuk trauma healing. Metode ini berfokus pada bentuk komunikasi informal antara coach dan klien –disebut – untuk mencapai tujuannya dalam konteks pengembangan diri. Coaching dapat diterapkan sebagai metode nonklinis untuk proses pemulihan pasca PTSD yang disebut PTG atau post-traumatic growth. Manfaat dari metode coaching antara lain membantu korban menghadapi krisis berupa rasa trauma serta mengambil pelajaran dari peristiwa traumatis melalui unsur-unsur perenungan, refleksi diri, dan pembangunan kembali dunia asumtif yang positif bagi para korban.
Selain dari aspek psikologis, keberhasilan metode trauma healing juga dapat diukur melalui aspek fisiologis. Salah satunya dengan menggunakan parameter aktivitas gelombang otak yang diukur melalui metode EEG. Gelombang ini muncul sebagai bentuk aktivitas kelistrikan antar jaringan saraf yang berintegrasi dan berkomunikasi satu sama lain.
107
Arus Utama Kesejahteraan
PEMULIHAN TRAUMA BENCANA
Dalam rangka kegiatan pengabdian kepada masyarakat kolaborasi Citarum Harum, anggota Kelompok Keahlian Fisiologi, Perkembangan Hewan, dan Sains Biomedika (FPHSB) dari program studi
Biologi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati program
Sains Institut Teknologi Bandung (SITH-S ITB) mengadakan pengabdian masyarakat berupa upaya trauma healing berbasis pengukuran EEG.
Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari pada waktu dan tempat yang berbeda. Kegiatan pertama berlangsung di Balai Kecamatan Mulyasari, Kabupaten Subang, pada tanggal 19 Agustus 2021 dengan metode wawancara. Selanjutnya pada tanggal 3 Oktober 2021 dilanjutkan dengan kegiatan bertajuk trauma healing berbasis coaching kepada para korban bencana longsor di Desa Cihanjuang,
Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang. Kegiatan di Desa Cihanjuang berkolaborasi dengan para coach profesional dari BUMN (PT KAI dan PT Telkom). Di kedua kegiatan tersebut, tim menggunakan perangkat Muse™ EEG untuk mengetahui profil serta dinamika gelombang otak dari orangorang yang terdampak bencana. Sebelum aktivitas gelombang otak direkam, orang-orang tersebut telah dimintai persetujuan terlebih dahulu dalam bentuk informed consent.
Berdasarkan analisis dan tampilan grafik, perolehan hasil indeks FAA (frontal alpha asymmetry) para penyintas bencana banjir di Kabupaten Subang tidak menunjukkan perubahan yang signifikan pada saat proses wawancara dilakukan dengan kecenderungan aktivasi gelombang alpha yang lebih tinggi di area
Perbandingan interhemisfer anterofrontal Alfa pada fase pengujian (*Sig. < 0,05)
PEMULIHAN TRAUMA BENCANA 108 Arus Utama Kesejahteraan Frontal Alpha Asymmetry (FAA) 6 5 4 3 2 1 0 PSD (anti-log) BASELINERECALLING Fase INSIGHT Prefrontal AF7Prefrontal AF8
hemisfer kiri. Dominansi aktivitas alpha pada hemisfer frontal kiri ini menandakan adanya reaksi penghambatan penerimaan sinyal dari berbagai sirkuit saraf dalam fungsi berpikir eksekutif, yang mengindikasikan penerimaan informasi yang melemah sehingga mengganggu regulasi resolusi permasalahan yang diberikan saat wawancara.
Gambaran FAA korban bencana longsor di Kabupaten Sumedang juga menunjukkan profil yang mirip dengan nilai baseline FAA yang kecil, menandakan tingginya aktivitas gelombang alfa di hemisfer kiri. Kedua hasil profil FAA dari korban bencana di Kabupaten Subang dan Sumedang mengindikasikan para penyintas bencana berada dalam situasi avoidance motivation , yaitu dorongan untuk menghindar dari kondisi trauma.
Sementara itu, aktivitas FAA pada hemisfer kiri menurun pada saat fase akhir wawancara maupun coaching yang mengindikasikan kondisi kecemasan serta defisit pada aktivitas otak yang terlibat dalam fungsi-fungsi eksekutif, seperti fungsi kontrol gerakan motorik dan atensi. Defisit atensi merupakan salah satu ciri khas dari individu yang mengalami trauma. Fenomena ini diduga terjadi sebagai bentuk penghindaran para responden terhadap tanda atau situasi percakapan selama fase wawancara atau coaching yang terkait dengan kejadian traumatis mereka.
Profil gelombang otak juga teramati berbeda tergantung metode yang digunakan, area yang diukur, serta jenis gelombang otak yang dideteksi oleh perangkat Muse™ EEG. Berbeda dengan gelombang alfa, profil gelombang beta menunjukkan nilai yang tinggi saat sesi awal coaching dan berangsur menurun secara signifikan menjelang usainya sesi coaching, sedangkan pada hasil sesi wawancara menunjukkan aktivitas gelombang beta yang masih menunjukkan sisi traumatis dan emosional dari para korban, yang mengakibatkan menurunnya kemampuan regulasi problem solving
Bukti perbedaan ini terlihat dari tampilan gelombang beta korban bencana banjir dan longsor di dua kabupaten yang berbeda. Profil gelombang beta korban bencana longsor justru menurun di akhir sesi coaching yang mengindikasikan penurunan tingkat kecemasan dan pelepasan emosional sehingga korban merasakan kondisi rileks. Selama sesi coaching, korban diarahkan untuk meringankan perasaan emosionalnya sembari diminta untuk melakukan proses refleksi terhadap diri sendiri.
109 PEMULIHAN TRAUMA BENCANA
Arus Utama Kesejahteraan
Agar dapat lebih meringankan beban traumatis para responden, perlu dilakukan sesi coaching lanjutan yang dapat difokuskan bagaimana mengikis rasa trauma secara bertahap dengan meningkatkan rasa percaya diri agar dapat melakukan aktivitas harian secara normal sehingga dapat dicapai hasil trauma healing yang optimal.
Sebaliknya, pada korban bencana banjir, tampilan gelombang beta justru masih meningkat pada saat diberikan pertanyaan terkait resolusi permasalahan banjir. Hal ini menandakan korban masih memiliki kerentanan emosional yang kuat terkait kejadian bencana yang dialami. Dampak dari kerentanan emosional ini secara berkepanjangan akan berpengaruh terhadap rasa trauma yang semakin membesar dan berpotensi memunculkan gejala PTSD.
Salah satu ciri PTSD yang paling umum adalah ketidakstabilan dalam regulasi dan pengendalian stres yang sering muncul di fase arousal. Stres dalam kadar yang berlebihan justru dapat menjadi gangguan yang berbahaya dari segi psikologis dan fisiologis. Oleh karena itu, sesi wawancara tidak akan digunakan lagi dalam proses trauma healing dan akan digunakan sesi coaching yang hasilnya lebih bermanfaat bagi para korban bencana untuk memulai langkah baru yang positif dalam melanjutkan kehidupan.
Sebagai kesimpulan, perangkat Muse™ EEG yang berfungsi untuk mengukur gelombang otak korban bencana alam merupakan salah satu bukti penggunaan teknologi dan menjadi metode yang bermanfaat untuk mengetahui efek dari sesi trauma healing. Meski coaching yang dilakukan baru sekali saja, namun metode ini sudah dapat menunjukkan perubahan aktivitas gelombang otak para responden secara nyata yang menuju pada indikasi penurunan rasa cemas akibat trauma.
Perubahan itu ditandai dengan penurunan gelombang alfa di area anterofrontal, penurunan gelombang beta di seluruh area, serta peningkatan gelombang alfa di area temporoparietal. Hasil perubahan tersebut membuktikan adanya pelepasan rasa stres emosional akibat kejadian traumatis yang dialami oleh korban sebelumnya meskipun masih tampak beberapa gejala PTSD.
Berdasarkan hasil tersebut, pada program tanggap bencana LPPM berikutnya, program trauma healing dapat menggunakan metode yang lebih tepat guna, salah satunya sesi coaching , sehingga dapat memulihkan rasa traumatisnya dan mengembalikan kepercayaan diri para responden untuk bangkit dan memulai kehidupan sehari-hari secara normal.
PEMULIHAN TRAUMA BENCANA 110
Arus Utama Kesejahteraan
Arus Utama Kesejahteraan
Cara Kerja Teknologi
Terdapat lima jenis gelombang otak berdasarkan rentang frekuensinya, yakni gelombang alfa, beta, gamma, theta, dan delta. Kelima jenis gelombang ini menggambarkan kondisi mental yang berbeda-beda secara spesifik. Gelombang delta dominan muncul saat dalam kondisi tertidur pulas, gelombang theta dalam kondisi tidur ringan atau bermeditasi, gelombang alfa pada kondisi relaksasi dan pikiran yang mengalir, gelombang beta saat sedang konsentrasi penuh, dan gelombang gamma dalam kondisi pemrosesan kognitif tingkat tinggi.
Gelombang otak dipilih sebagai parameter utama untuk mengetahui secara spesifik dan real-time kondisi mental para korban bencana, terutama pada kondisi sebelum dan sesudah proses trauma healing.
Perangkat Muse™ EEG dapat menjadi alat deteksi kondisi korban bencana secara berkelanjutan mengingat alat tersebut praktis dibawa untuk kondisi lingkungan apa pun serta mudah dalam mengoperasikannya
Muse™ EEG merupakan perangkat untuk mengukur EEG yang portabel dengan desain seperti headband. Oleh karena itu, perangkat ini hanya memiliki 5 channel elektroda utama untuk mendeteksi dan merepresentasikan gelombang otak secara keseluruhan. Kelima elektroda tersebut terbagi menjadi 1 channel elektroda referensi Fpz, 2 channel elektroda yang mewakili area anterofrontal di hemisfer bagian kiri dan kanan (selanjutnya disebut sebagai AF7 dan AF8), dan 2 channel elektroda yang
mewakili temporoparietal di hemisfer bagian kiri dan kanan (selanjutnya disebut sebagai TP9 dan TP10).
Area otak depan (anterofrontal/AF) berperan dalam kontrol proses kognisi serta fungsi-fungsi eksekutif lainnya yang mencakup proses atensi, perencanaan, pengambilan keputusan, hingga berbahasa (semantik). Sementara itu, area otak samping (temporoparietal/TP) mampu mendeteksi dan mengintegrasikan berbagai jenis rangsangan untuk proses emosi.
Area ini juga turut terlibat dalam pembentukan kemampuan berbahasa seseorang. Lebih jauh lagi, kedua belahan otak - disebut hemisfer - juga memiliki dua fungsi yang berbeda. Hemisfer kiri berperan dalam pemrosesan berpikir analitis dan matematis, sedangkan hemisfer kanan bertanggung jawab dalam proses pembentukan emosi, komunikasi verbal, visual, hingga pemaknaan terhadap suatu kejadian.
Muse™ EEG dipasangkan di bagian kepala naracoba selama perekaman gelombang otak berlangsung. Pemasangan alat dilakukan dengan cara seperti memakai headband. Periode perekaman EEG dapat dibagi menjadi 3 sesi secara berurutan, yaitu sesi baseline awal, sesi trauma healing, dan sesi baseline akhir. Sesi baseline awal dan akhir berlangsung selama 2 menit dengan kondisi para naracoba dalam keadaan EO (eyes open/mata terbuka) dan diminta untuk duduk dengan tenang, diam, serta tidak berinteraksi dengan siapa pun.
111 PEMULIHAN TRAUMA BENCANA
Arus Utama Kesejahteraan
Muse EEG Technical Parameters
Wireless connection BT 42 BLE
EEG channels 4 Measurement Channels 256 Hz sampling rate 12 bit/sample
Reference electrode FPz (CMS/DRI) position
Channel electrode TP9, AF7, AFS, TPI0 (dry) position
Battery Time Maximum 10 hours (rechargeable Li-Ion)
Accelerometer Three-axis 52 Hz, 16 bit resolution, range +4 g
Gyroscope +1.000%
PEMULIHAN TRAUMA BENCANA 112
3 Sensor Acuan Sensor Kening Penyesuai
Tombol Daya
Lampu LED
Port Charger
Karet Telinga Sensor Konduktif Smartsense
MuseTM EEG berikut posisi peletakkan eletroda di kepala.
Reference Electrode
Frontal Electrodes
Temporal Electrodes
Table Muse EEG technical parameters
Wireless connection
EEG channels
Reference electrode position
Channel electrode position
Battery Time
Accelerometer
Gyroscope
BT 4.2 BLE
4 Measurement Channels
256 Hz sampling rate 12 bit/sample
FPz (CMS/DRL)
TP9, AF7, AF8, TP10 (dry)
Maximum 10 hours (rechargeable Li-Ion)
Three-axis 52 Hz, 16 bit resolution, range +4 g +1,000 °/s
113 PEMULIHAN TRAUMA BENCANA Arus Utama Kesejahteraan Fp1 Fp1Fz Cz C3 T3 T5T6 C4T4 F4 P3Pz Oz INION NASION O1O2 P4 F7 AF7 TP9TP10 AF8 Fpz F8 Fp2 AF7 TP9 TP10 AF8
Sesi trauma healing dimulai setelah sesi baseline awal berakhir dan dilakukan selama kurang lebih 15-45 menit. Sebelum melakukan proses trauma healing, korban memberikan persetujuan (informed consent) untuk pengambilan gelombang otak yang direkam melalui perangkat Muse™ EEG. Tampilan visual gelombang otak yang terdeteksi oleh alat tersebut dapat dilihat langsung melalui aplikasi Mind Monitor di smartphone. Selama sesi trauma healing, dilakukan proses komunikasi yang bertujuan untuk mendorong korban mendapatkan insight dalam dirinya sendiri terkait jawaban yang mengarah kepada proses awal pemulihan rasa trauma yang dialami.
Pada akhir sesi, diharapkan proses trauma healing dapat meringankan beban emosional para korban bencana. Selain itu, diharapkan pula metode trauma healing ini dapat membantu korban untuk menyadari kemampuan diri sendiri untuk mampu bangkit dan mengambil pembelajaran atau tindakan positif dari pengalaman traumatik yang pernah dialami. Dalam jangka panjang, penggunaan trauma healing dapat diaplikasikan lebih lanjut dalam rangka memulihkan kondisi psikis pada korban terdampak bencana alam hingga mencapai target menumbuhkan resiliensi komunitas untuk mengurangi dependensi struktural akibat frekuensi bencana alam yang terbilang tinggi di Indonesia.
Kontribusi pada Manajemen Bencana
Elektroensefalografi (EEG) adalah alat yang ampuh dengan beragam aplikasi di berbagai bidang, termasuk pembangunan sosial dan manajemen bencana. EEG mengukur aktivitas listrik otak dengan merekam fluktuasi tegangan akibat pengaktifan sel saraf. Teknologi ini berpotensi memberikan kontribusi yang signifikan terhadap proses pembangunan dan kemajuan sosial, khususnya dalam menangani korban bencana. Inilah manfaat EEG dalam mengukur karakteristik gelombang otak korban bencana:
1. Penilaian Trauma Psikologis: Setelah bencana, individu mungkin mengalami berbagai tingkat trauma psikologis, seperti kecemasan, stres, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD). EEG dapat digunakan untuk menilai pola gelombang otak yang terkait dengan keadaan emosional dan mental. Dengan menganalisis data EEG, peneliti dan profesional kesehatan dapat memperoleh wawasan tentang tingkat keparahan trauma dan menyesuaikan intervensi yang sesuai.
2. Penilaian Objektif Keadaan Mental: EEG memberikan ukuran objektif mengenai kondisi mental individu yang sangat penting dalam skenario bencana. Hal ini memungkinkan para profesional untuk menilai faktor-faktor seperti gangguan kognitif, defisit perhatian, dan ketidakstabilan emosional. Informasi ini dapat memandu rencana penanganan segera dan
PEMULIHAN TRAUMA BENCANA 114
Arus Utama Kesejahteraan
jangka panjang, memastikan bahwa dukungan yang tepat diberikan kepada korban bencana.
3. Intervensi yang Disesuaikan: Data EEG dapat membantu merancang intervensi yang dipersonalisasi untuk korban bencana. Dengan mengidentifikasi pola gelombang otak spesifik yang terkait dengan stres atau kecemasan, terapis dapat mengembangkan terapi yang ditargetkan seperti teknik neurofeedback atau mindfulness. Intervensi ini dapat membantu mengelola tekanan psikologis dan meningkatkan kesejahteraan mental secara keseluruhan.
4. Melacak Kemajuan Pemulihan: Memantau karakteristik gelombang otak korban bencana dari waktu ke waktu dapat memberikan wawasan mengenai kemajuan pemulihan mereka. EEG dapat membantu menentukan apakah intervensi efektif dan apakah individu bergerak menuju kondisi mental yang lebih sehat. Pendekatan berbasis data ini memastikan bahwa rencana pengobatan disesuaikan berdasarkan umpan balik real-time dari aktivitas otak.
5. Wawasan Prediktif: Data EEG juga dapat memberikan wawasan prediktif individu mengenai hasil psikologis jangka panjang. Dengan menganalisis pola gelombang otak dan mengidentifikasi tanda-tanda awal potensi masalah kesehatan mental, pembuat kebijakan dan organisasi dapat mengembangkan strategi untuk memberikan dukungan yang tepat waktu dan tepat sasaran kepada masyarakat yang terkena dampak bencana.
6. Penelitian dan Pengumpulan Data: Studi EEG pada korban bencana dapat memberikan kontribusi pengetahuan ilmiah tentang bagaimana otak merespons stres ekstrem dan peristiwa traumatis. Informasi ini dapat membantu peneliti memahami dasar-dasar neurologis dari reaksi psikologis terhadap bencana sehingga mengarah pada pengembangan intervensi dan strategi yang lebih efektif untuk manajemen bencana di masa depan.
7. Memberdayakan Individu: Memahami karakteristik gelombang otak individu melalui umpan balik EEG dapat memberdayakan korban bencana untuk mengambil peran aktif dalam pemulihan mereka. Hal ini dapat membantu mereka mendapatkan rasa kendali atas kondisi mental mereka dan mendorong mereka untuk terlibat dalam praktik pengaturan diri yang mendorong ketahanan.
115 PEMULIHAN TRAUMA BENCANA Arus Utama Kesejahteraan
Meminimalkan Dampak Negatif
Di samping itu, penggunaan EEG juga menawarkan aplikasi berharga dari perspektif kesehatan, keselamatan, dan lingkungan (HSE) dalam membantu korban bencana alam. Pertimbangan HSE sangat penting untuk memastikan kesejahteraan individu yang terkena dampak bencana dan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap kesehatan mereka dan lingkungan sekitar. Teknologi EEG dapat memberikan manfaat yang signifikan dalam hal ini:
1. Penilaian dan Prioritas Kesehatan: Setelah bencana alam, menilai kesehatan fisik dan mental para korban sangatlah penting. EEG dapat membantu mengevaluasi kesejahteraan psikologis individu dengan mengukur pola gelombang otak yang terkait dengan stres, kecemasan, dan trauma. Informasi ini membantu memprioritaskan dukungan medis dan psikologis bagi mereka yang membutuhkan, memastikan bahwa sumber daya dialokasikan secara efisien berdasarkan penilaian kesehatan secara real-time.
2. Deteksi Dini Trauma: Teknologi EEG dapat mendeteksi tanda-tanda awal trauma dan tekanan psikologis pada korban bencana. Dengan mengidentifikasi pola gelombang otak yang tidak normal, profesional kesehatan dapat segera melakukan intervensi untuk mencegah meningkatnya masalah kesehatan mental, memastikan bahwa individu menerima perawatan dan dukungan tepat waktu.
3. Intervensi Kesehatan Mental yang Disesuaikan : Korban bencana sering kali mengalami berbagai tantangan emosi dan psikologis. Data EEG dapat memandu pengembangan intervensi yang disesuaikan untuk dukungan kesehatan mental. Terapi neurofeedback , misalnya, menggunakan EEG untuk memberikan umpan balik secara real-time kepada individu, membantu mereka mengatur aktivitas otak dan mengelola stres dan kecemasan secara efektif.
4. Memantau Tingkat Stres : EEG dapat terus memantau tingkat stres dan keadaan emosi korban bencana dari waktu ke waktu. Informasi ini memungkinkan penyedia layanan kesehatan untuk mengukur efektivitas intervensi dan menyesuaikan rencana pengobatan sesuai kebutuhan. Memantau tingkat stres juga dapat membantu mencegah kelelahan dan memastikan kesejahteraan jangka panjang individu dan pekerja bantuan.
5. Perencanaan Keselamatan dan Evakuasi: Dalam situasi bencana, keselamatan adalah yang terpenting. EEG dapat digunakan untuk menilai fungsi kognitif individu dan kemampuan pengambilan keputusan. Informasi ini berguna bagi petugas tanggap darurat dan pihak
PEMULIHAN TRAUMA BENCANA 116
Arus Utama Kesejahteraan
berwenang ketika merencanakan evakuasi, karena membantu mengidentifikasi mereka yang mungkin memerlukan bantuan ekstra atau perawatan khusus karena gangguan kognitif atau tekanan emosional.
6. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan: Selain kesejahteraan individu, bencana alam sering kali mempunyai dampak terhadap lingkungan. Teknologi EEG dapat diterapkan untuk menilai dampak bencana terhadap kesejahteraan kognitif dan emosional masyarakat yang terkena dampak. Wawasan ini membantu dalam merancang rencana pemulihan yang tidak hanya membahas pembangunan kembali fisik tetapi juga aspek mental dan emosional dari rehabilitasi.
7 . Dukungan Kesehatan Mental Jangka Panjang: Banyak korban bencana mengalami dampak psikologis yang bertahan lama. EEG dapat membantu dalam memberikan dukungan kesehatan mental yang berkelanjutan dan melacak kemajuan pemulihan individu dari waktu ke waktu. Pendekatan ini sejalan dengan pandangan jangka panjang HSE, yang memastikan bahwa kesejahteraan mental diprioritaskan bahkan setelah krisis awal berlalu.
8. Penelitian dan Pengembangan Kebijakan: Studi EEG pada korban bencana dapat berkontribusi pada penelitian dan penanganan untuk kegiatan pengabdian masyakarat mengenai dampak psikologis setelah korban alami bencana alam. Data yang dikumpulkan dapat menjadi masukan bagi pengembangan kebijakan dan strategi manajemen bencana yang berfokus pada pertimbangan HSE, sehingga mendorong pendekatan yang lebih komprehensif dan holistik terhadap respons dan pemulihan bencana.
Poin-poin yang dapat menjadi selaras dengan harapan masyarakat terhadap pembangunan berkelanjutan:
1. Penanganan Bencana Alam: Bencana longsor yang terjadi di Desa Cihanjuang dan Desa Mulyasari menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi dan penanganan bencana alam yang lebih baik dalam pembangunan berkelanjutan. Masyarakat mengharapkan pemerintah dan lembaga terkait dapat meningkatkan sistem peringatan dini, infrastruktur tahan bencana, dan rencana mitigasi yang lebih efektif.
2. Kesejahteraan Sosial: Setelah bencana, terlihat bahwa masyarakat terdampak memerlukan dukungan sosial dan psikologis. Adanya risiko gangguan mental seperti PTSD memberi penekanan pada pentingnya akses semua lapisan masyarakat terhadap layanan kesehatan mental dan dukungan proses trauma healing. Pembangunan berkelanjutan harus memastikan kesejahteraan sosial melalui pemberdayaan masyarakat dan layanan kesehatan yang inklusif.
117 PEMULIHAN TRAUMA BENCANA Arus Utama
Kesejahteraan
3. Pendidikan dan Kesadaran: Penggunaan teknologi Muse™ EEG untuk trauma healing menyoroti pentingnya pendidikan dan kesadaran teknologi dalam masyarakat. Pembangunan berkelanjutan mencakup edukasi tentang teknologi yang dapat memberikan manfaat sosial dan lingkungan sehingga masyarakat dapat lebih siap menghadapi tantangan masa depan.
4. Kerja sama dan Partisipasi: Proses trauma healing yang melibatkan sesi coaching dan komunikasi antara para ahli dan responden mencerminkan pentingnya kerja sama dan partisipasi dalam pembangunan berkelanjutan. Harapan masyarakat terhadap pembangunan yang berkelanjutan mencakup inklusi mereka dalam pengambilan keputusan, terutama dalam hal yang memengaruhi kehidupan mereka.
5. Penggunaan Teknologi untuk Kesejahteraan: Penggunaan perangkat Muse™ EEG sebagai bagian dari proses trauma healing menunjukkan bahwa teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam pembangunan berkelanjutan, harapan akan pengembangan dan penerapan teknologi yang berfokus pada solusi sosial dan lingkungan menjadi relevan.
6. Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan: Meskipun tidak secara langsung disebutkan dalam paragraf yang diberikan, bencana alam seperti longsor, banjir, gempa bumi, dan bencana lainnya memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Masyarakat berharap pembangunan berkelanjutan akan mencakup strategi pertumbuhan ekonomi yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga menjaga keseimbangan ekologi dan sosial.
Pengembangan Masyarakat Pascabencana
Teknologi elektroensefalografi menawarkan kontribusi dan tantangan terhadap pengembangan masyarakat, khususnya bagi mereka yang pernah mengalami bencana alam. Pengembangan komunitas bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan individu dalam komunitas, dan EEG dapat memainkan peran penting dalam konteks ini. Namun, ada juga tantangan terkait penerapan teknologi EEG secara efektif. Berikut penjelasan bagaimana EEG dapat berkontribusi dan memberikan tantangan bagi pengembangan masyarakat pascabencana alam: Kontribusi terhadap pengembangan masyarakat:
PEMULIHAN TRAUMA BENCANA 118
Arus Utama Kesejahteraan
1. Rehabilitasi Psikologis: Bencana alam sering kali meninggalkan luka psikologis yang berkepanjangan pada masyarakat. EEG dapat membantu menilai dampak psikologis pada individu dan memberikan intervensi yang ditargetkan untuk trauma dan stres. Dengan menawarkan dukungan kesehatan mental, EEG berkontribusi terhadap kesejahteraan individu yang terkena dampak bencana secara keseluruhan, mendorong pemulihan dan ketahanan psikologis.
2. Dukungan yang Disesuaikan: Data EEG dapat menginformasikan intervensi yang dipersonalisasi berdasarkan kebutuhan spesifik anggota komunitas. Hal ini memungkinkan para profesional kesehatan untuk menyesuaikan program dukungan dan konseling kesehatan mental yang mampu mengatasi tantangan emosional dan kognitif unik yang dihadapi oleh para penyintas bencana sehingga meningkatkan upaya pengembangan masyarakat.
3. Peningkatan Kapasitas: Penerapan teknologi EEG memerlukan pelatihan bagi para profesional kesehatan dan anggota masyarakat. Proses ini berkontribusi pada peningkatan kapasitas masyarakat, memungkinkan individu untuk memahami dan mengelola kesehatan mental mereka dengan lebih baik. Perolehan keterampilan terkait pemantauan dan interpretasi EEG dapat memberdayakan responden dan sukarelawan lokal untuk memberikan dukungan yang efektif.
4. Ketahanan Komunitas: Dengan menangani aspek kesehatan mental anggota komunitas, EEG berkontribusi terhadap ketahanan komunitas secara keseluruhan. Populasi yang berketahanan mental akan lebih siap menghadapi tantangan di masa depan, memastikan bahwa masyarakat lebih siap dan berada pada posisi yang lebih baik untuk pembangunan berkelanjutan.
EEG dapat membantu menilai dampak psikologis pada individu dan memberikan intervensi yang ditargetkan untuk trauma dan stres.
119
PEMULIHAN TRAUMA BENCANA Arus Utama Kesejahteraan
Tantangan Penerapan EEG:
Teknologi EEG dapat berkontribusi secara signifikan terhadap upaya pengembangan masyarakat bagi mereka yang pernah mengalami bencana alam dengan mengatasi tantangan kesehatan mental dan meningkatkan ketahanan. Namun, sejumlah tantangan terkait akses, kepekaan budaya, privasi data, keberlanjutan, pendidikan, dan integrasi harus ditangani secara hati-hati untuk memastikan bahwa aplikasi EEG selaras dengan tujuan pengembangan masyarakat dan mempunyai dampak positif dan jangka panjang pada masyarakat yang terkena dampak bencana. Sejumlah tantangan yang dihadapi adalah:
1. Akses dan Infrastruktur: Penerapan teknologi EEG memerlukan peralatan dan infrastruktur khusus. Di daerah yang terkena dampak bencana, dimana sumber daya langka dan infrastruktur rusak, menyediakan akses terhadap teknologi EEG dapat menjadi sebuah tantangan. Memastikan akses yang adil di seluruh komunitas sangat penting untuk implementasi yang efektif.
2. Sensitivitas Budaya : Komunitas yang berbeda memiliki keyakinan dan sikap budaya yang berbeda terhadap kesehatan mental dan teknologi. Memperkenalkan teknologi EEG mungkin memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap norma dan sensitivitas budaya untuk memastikan bahwa teknologi tersebut diterima dan dianut oleh anggota masyarakat.
3. Privasi dan Etika Data: Pengumpulan data EEG menimbulkan kekhawatiran tentang privasi data dan pertimbangan etis. Menjaga privasi data gelombang otak individu sangatlah penting, dan upaya pengembangan masyarakat harus mengatasi permasalahan ini secara transparan untuk membangun kepercayaan dan memastikan penggunaan teknologi yang etis.
4. Keberlanjutan: Keberlanjutan program dan intervensi EEG dapat menjadi sebuah tantangan. Pemeliharaan peralatan dalam jangka panjang, pelatihan berkelanjutan bagi para profesional, dan dukungan berkelanjutan bagi anggota masyarakat mungkin memerlukan sumber daya keuangan dan logistik yang perlu dikelola dengan hati-hati.
5. Pendidikan dan Kesadaran: Mendidik masyarakat tentang manfaat dan penerapan teknologi EEG sangatlah penting. Meningkatkan kesadaran dapat membantu mengatasi potensi penolakan atau skeptisisme dan mendorong anggota masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam program yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mental.
6. Integrasi dengan Sumber Daya Lokal: Integrasi teknologi EEG yang efektif ke dalam inisiatif pengembangan masyarakat memerlukan kolaborasi dengan organisasi lokal, penyedia layanan kesehatan, dan pihak berwenang. Membangun kemitraan memastikan bahwa EEG melengkapi sumber daya dan strategi yang ada sehingga meningkatkan dampak keseluruhan.
PEMULIHAN TRAUMA BENCANA 120
Arus Utama Kesejahteraan
Pengaplikasian
Penggunaan metode trauma healing yang tepat yang dibantu dengan fasilitas teknologi berupa penggunaan perangkat EEG masih minim sekali dilakukan atau bahkan mungkin belum pernah ada yang melakukan ini sebelumnya. EEG dapat menjadi sarana fasilitas yang memfasilitasi neurofeedback bagi para korban. Penggunaan EEG untuk proses trauma healing menjadi perangkat teknologi yang dapat diandalkan oleh perguruan tinggi seperti ITB yang dapat menjembatani masalah psikososial individu korban bencana sehingga profil korban dapat dipetakan agar dapat ditangani oleh pihak yang lebih kompeten.
Di masa yang akan datang, perangkat EEG dalam berbagai bentuk akan diproduksi sehingga ITB sebagai perguruan tinggi yang berisikan ahli sains, teknologi, bisnis manajemen, seni dan desain dapat mengikuti perkembangan teknologi yang makin pesat dan mampu mengaplikasikan perangkat EEG yang setiap kurun waktu makin maju (canggih) dalam berbagai kesempatan, salah satunya untuk diaplikasikan dalam menangani pendekatan psikososial korban bencana alam, sehingga menambah nilai kemaslahatan ITB dalam menerapkan sains dan teknologi yang tepat guna dan tepat sasaran bagi masyarakat.
Perangkat EEG dapat diaplikasikan untuk mengukur gelombang otak cukup akurat, dari individu anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua. Mengingat tingkat kepraktisan dan mudah dibawa, perangkat Muse TM EEG menjadi salah satu perangkat EEG yang saat ini dapat diandalkan penggunaannya di berbagai kondisi. Kemungkinan akan muncul lagi perangkat EEG yang lebih maju, tetapi ITB pasti akan siap untuk mengaplikasikannya.***
Arus Utama Kesejahteraan
Perangkat EEG dapat diaplikasikan untuk mengukur gelombang otak cukup akurat, dari individu anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua.
121
PEMULIHAN TRAUMA BENCANA
Revitalisasi Berbasis Pesantren 10
Model Prototipe Integrasi Konservasi Area Sungai dengan Pertanian
Terpadu Berbasis Modal Budaya Pesantren di Kabupaten Bandung
Dr. Agus Suharjono Ekomadyo
Dr. GES. Mohammad Zaini Dahlan
KK Perancangan Arsitektur
Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan
Pesantren memiliki modal budaya yang khas, yaitu tradisi berbasis religiositas yang bisa menjadi kekuatan untuk menggerakkan masyarakat dalam menata dan mengonservasi lingkungan. Dengan menggunakan tools berupa social engineering, dapat ditentukan keterhubungan antara aktor yang ada di lapangan. Potensi yang dicari merupakan potensi yang bersifat lokal sebelum menerapkan intervensi dari faktor luar. Dari hasil analisis ditemukan potensi perikanan, pertanian, dan juga faktor alam lain yang bisa dimasukkan ke dalam elemen desain.
Modal Budaya Pesantren
Pesantren memiliki modal budaya yang khas, yaitu tradisi berbasis religiositas, yang bisa menjadi kekuatan untuk menggerakkan masyarakat dalam menata dan mengonservasi lingkungan. Di sisi lain, pesantren juga diharapkan menjadi agen pemberdayaan masyarakat desa melalui dukungan teknologi pada konsep pertanian terpadu.
Pesantren itu memiliki ruang yang berbeda-beda. Oleh karena itu, diterapkan optimalisasi ruang-ruang dengan desain yang sekiranya bisa diterapkan dalam ruang terbatas, tetapi produktivitasnya tinggi. Dengan demikian, kombinasi antarusaha pertanian ini bisa menjadi fokus, dan tidak hanya pada pertanian sawah atau tanaman, tetapi juga kombinasi dengan peternakan serta perikan. Dalam satu ruang yang terbatas terdapat setidaknya 3 kombinasi komoditas.
Pesantren-pesantren pada lingkup kasus ini memiliki kelebihan di antaranya memiliki lahan pertanian mandiri yang memang merupakan milik dari lembaga atau pengurus pesantren. Lahan-lahan pertanian pesantren tersebut di satu sisi dapat dinaikkan potensinya menjadi wahana edukasi bahkan wisata dengan memanfaatkan letak geografisnya yakni di pinggiran Sungai Citarum.
Potensi lainnya terkait isu pesantren adalah tempat pengolahan sampah mandiri. Pesantren tentu memiliki basis massa seperti santri dan masyarakat sekitar yang pada akhirnya menghasilkan sampah dapur. Hal ini dapat dimanfaatkan dengan adanya pengelolaan dan pengolahan sampah seperti
program Masaro (Manajemen Sampah Zero) yang dapat mengubah sampah ”anorganik” menjadi plastik hingga bahan bakar dan sampah organik menjadi pupuk hingga pakan ikan dan unggas. Target pengabdian masyarakat ini adalah suatu model integrasi konservasi dengan pertanian terpadu untuk menjadi prototipe yang bisa direplikasi pada pesantren di area DAS Citarum.
Program pengabdian masyarakat ini adalah merupakan sebuah agenda besar. Dosen-dosen yang berafiliasi dengan Nahdatul Ulama di ITB saling bertemu dan berdiskusi langkah yang bisa dilakukan ke depannya. Tercetus pemikiran bahwa Citarum harus bisa dimanfaatkan. Inisiator dari kegiatan ini adalah Islah, putra kiai dari Tasikmalaya yang bertandem dengan Deni dari GP Anshor. PM Citarum merupakan satu bagian dari sebuah agenda besar adaptasi teknologi yang dikembangkan ITB dan kekuatan budaya milik pesantren bisa disinergikan. PM Citarum Harum sebagai sebuah media untuk suatu gagasan besar.
Pesantren memiliki modal budaya yang khas, yaitu tradisi berbasis religiositas yang bisa menjadi kekuatan untuk menggerakkan masyarakat dalam menata dan mengkonservasi lingkungan. Di sisi lain, pesantren juga diharapkan menjadi agen pemberdayaan masyarakat desa melalui dukungan teknologi pada konsep pertanian terpadu. Usulan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah penyusunan suatu model integrasi konservasi dengan pertanian terpadu untuk menjadi prototipe yang bisa direplikasi pada pesantren di area DAS Citarum.
REVITALISASI BERBASIS PESANTREN 124
Arus Utama Kesejahteraan
Ke Cicalengka Ke Ciparay
Ruang Desain
Pesantren memiliki ruang yang berbeda-beda. Lahan yang dimiliki
Sirojul Huda cukup luas, tetapi lahan untuk produksi pertanian yang optimal terbatas. Oleh karena itu, diterapkan optimalisasi ruang-ruang dengan desain yang sekiranya bisa diterapkan dalam ruang terbatas, tetapi produktivitasnya tinggi.
Pondok Pesantren Al-hilal
Pondok Pesantren Al-Istiqomah
KAB. BANDUNG Jalan Raya Pacet
Pondok Pesantren Bailtul Arqom
Pondok Pesantren
Misbahul Falah
BARAT
Pondok Pesantren
Shelter Penunjang
Lahan Pertanian Terpadu
Konservasi Daerah Aliran Sungai
Hub masaro
8. Desa Mandalahaji
9. Desa Canaggela
10. Desa Pangauban
11. Desa Cikitu
12. Desa Girimulya
13. Desa Sukarame
Mekarjay
a -Cinanggela
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1. Desa Cipeujeuh
Desa Tanjungwangi
Desa Nagrak
Desa Cikawao
Desa Mekarsari
Desa Mekarjaya
Desa Maruyung
JAWA
Cip
arayLembur Awi
Pesantren-pesantren pada lingkup kasus ini memiliki
kelebihan di antaranya adalah memiliki lahan
pertanian mandiri yang memang merupakan milik
dari lembaga atau pengurus pesantren. Lahan-lahan
pertanian pesantren tersebut di satu sisi dapat dinaikkan potensinya menjadi wahana edukasi bahkan wisata dengan memanfaatkan letak geografisnya yakni di pinggiran Sungai Citarum.
Potensi lainnya terkait isu pesantren adalah tempat pengolahan sampah mandiri. Pesantren tentu memiliki basis massa seperti santri dan masyarakat
sekitar yang pada akhirnya menghasilakan sampah
dapur. Hal ini dapat dimanfaatkan dengan adanya pengelolaan dan pengolahan sampah seperti program Masaro (Manajemen Sampah Zero) yang dapat mengubah sampah ”anorganik” menjadi plastik hingga bahan bakar dan sampah organik menjadi pupuk hingga pakan ikan dan unggas.
Terdapat 5 pesantren yang dilibatkan, kelimanya berafiliasi dalam RMI (Rabithah Ma’ahid Islamiyah). Pesantren Baitul Arqom memiliki tempat pemilahan dan pembakaran sampah existing yang akan dikembangkan oleh teknologi Masaro untuk pengolahan sampah. Sementara, yang lainnya memiliki potensi lahan pertanian.
REVITALISASI BERBASIS PESANTREN 126
Arus Utama Kesejahteraan
Desain Masaro di Baitul Arqom
Cara Kerja
Teknologi
Prinsipnya untuk kegiatan di Sirojul Huda yaitu melalui pendekatan terhadap isu yang ada dengan desain. Dengan menggunakan tools berupa social engineering dapat ditentukan keterhubungan antar aktor yang ada di lapangan. Potensi yang kami cari merupakan potensi yang bersifat lokal sebelum menerapkan intervensi dari faktor luar.
Dari hasil analisis ditemukan potensi perikanan, pertanian, dan juga faktor alam lain yang bisa dimasukkan ke dalam elemen desain. Untuk tataran desain di sana, salah satu potensi terkuatnya adalah pertanian. Oleh karena itu, program ini diarahkan pengembangannya untuk peningkatan usaha pertanian berbasis pesantren.
127 REVITALISASI BERBASIS PESANTREN
Arus Utama Kesejahteraan
Sketsa Sirojul Huda
Gagasan atau ide-ide yang muncul dari user utamanya pesantren didapatkan dari Khoiril dan alm. Nassir beserta kemungkinan pengembangannya. Selain melihat potensi yang ada, kendala yang ada di lapangan kemudian dipadukan lalu dituangkan dalam gagasan desain. Dengan memanfaatkan ruang yang terbatas yang ada di pesantren dihasilkan 2 ruang yang berhasil.
Model Integrasi Konservasi-Pertanian
Target pengabdian masyarakat ini adalah suatu model integrasi konservasi dengan pertanian terpadu untuk menjadi prototipe yang bisa direplikasi pada pesantren di area DAS Citarum. Dampak yang dirasakan saat ini berupa pembelajaran dan silaturahmi dengan pesantren yang begitu banyak. Saat ini yang dihasilkan dari program ini adalah desain dan prototipe.
Dari modal budaya dan ide berkembang menjadi modal sosial berupa silaturahmi yang terjaga dan
kemudian menjadi modal ekonomi di Sirojul Huda, Citarum yang digunakan untuk eduwisata perikanan yang dibangun oleh Annas berlandaskan ide dan desain dari Zaini. Khoirul juga memiliki dampak yang paling penting yaitu dapat memengaruhi kiainya agar pesantren dapat maju selagi menjaga nilai-nilai yang sudah terpatri. Jadi terdapat perubahan paradigma di pesantren, terutama kiai-kiai muda yang memiliki dukungan untuk membawa pesantren menjadi maju dan tak tertinggal dengan persetujuan kiai yang lebih senior.
REVITALISASI BERBASIS PESANTREN 128
Arus Utama Kesejahteraan
Desain Sirojul Huda
Sirojul Huda memiliki kelompok tani dengan penanggung jawab alm. Nassir. Satu hal yang sudah diwujudkan yaitu salah satu kolam ikan/balong berdasar sketsa Zaini. Pertama-tama dibuat konstruksi dinding penahan tanahnya terlebih dahulu karena pada saat kunjungan ke Sirojul Huda sedang dibuat penahan tanah untuk kolam ikan, namun seminggu kemudian hancur karena tidak kuat. Setelah kejadian tersebut diperlukan penguatan oleh beton.
Selain itu, agenda yang sudah dilakukan yaitu tata kelola air yang sudah berjalan di pesantren dan pemanfaatannya dalam program Citarum Harum agar Citarum tidak lagi menjadi beban sejarah ke
depan sebagai sungai terkotor di dunia. Tim bersama dengan LPPM ITB sudah memilih beberapa pesantren yang berada di aliran Citarum dari hulu sampai ke hilir, dari Cisanti sampai ke Karawang.
Komunikasi terus dilakukan dengan pihak pesantren-pesantren dan beberapa sudah mulai peduli tentang sampah. Mesin insinerator sampah portabel juga sudah dibuat di Al Musri, Cianjur. Sampah-sampah yang berasal dari pesantren tidak lagi menjadi penyumbang sampah di aliran Sungai Citarum. Tahapan berikutnya yaitu penanaman untuk pemanfaatan bantaran kali dekat pesantren supaya memiliki nilai ekonomi.
Konstruksi penahan tanah di Sirojul Huda
129 REVITALISASI BERBASIS PESANTREN
Arus Utama Kesejahteraan
Modal Ekonomi
Kerja sama berkelanjutan antara ITB dan Nahdlatul
Ulama lewat RMI NU dan GP Anshor Jawa Barat menjadi modal sosial krusial pada kegiatan ini. Dari modal budaya dan ide di pesantren serta modal sosial yang ada kemudian berkembang menjadi modal ekonomi di pesantren-pesantren di sekitar DAS Citarum melalui eduwisata perikanan dan pertanian.
Diharapkan terjadinya pertumbuhan ekonomi dan edukasi di pesantren maupun wilayah sekitar pesantren. Selain itu, pengelolaan sampah mandiri di pesantren diharapkan menimbulkan lingkungan yang lestari dan pemanfaatan sampah yang sudah diolah untuk keberlanjutan pertanian maupun perikanan di pesantren tersebut.
Pendekatan metode desain yang digunakan yaitu actor network theory (ANT), yaitu partisipasi dideskripsikan dengan lebih terperinci karena metode partisipatif konvensional tidak menjelaskan dengan baik bagaimana aktor itu berpartipasi dan pertentangan yang terjadi di FGD. Kalau dengan ANT misalnya terjadi konflik atau pertentangan antara kiai muda dan sepuh, ketika pengetahuan kiai sepuh tentang teknis tidak memadai, kiai mudanya akan memiliki kekuatan untuk melakukan bargaining untuk memengaruhi kiai sepuhnya melalui aktor yang lain.
ANT merupakan metode yang lebih terperinci dari partisipatori desain serta lebih fokus pada relasirelasi aktornya, terutama ketika desain memberikan
dampak, proses desain dibuat serta penentuan aktor yang berpengaruh. Aneka teknologi dari ITB bisa diterapkan di pesantren agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar pesantren.
Pengabdian masyarakat Citarum Harum pesantren ini tidak muncul dari peneliti yang melihat masalah, melainkan muncul karena terdapat interaksi peneliti dengan pengguna. Problemnya tidak langsung, tidak direct to the object, tetapi dari community-nya dulu yaitu pesantren.
Start with the community, merakit komunitas lain yaitu pesantren yang berada di luar ITB, kemudian Citarum sebagai objek. Jadi, pendekatannya tidak berbasis objek, tetapi dari kelompok-kelompok komunitas. Pendekatannya not only by object seperti kebanyakan saintis, tetapi dari komunitas jadi sociotechnical.
Produk yang dihasilkan benar-benar muncul karena kebutuhan. Aktor yang ada terdeskripsikan dengan baik, ada dosen-dosen ITB, kelompok pesantren, dan ada orang-orang teknis yang membantu untuk menjembatani pengetahuan teknis dari ITB ke pesantren dan begitu pula sebaliknya.
Kemudian yang kedua adalah cara melibatkan masyarakat tidak hanya melalui FGD. Karena FGD hanya digunakan untuk mengambil keputusan bersama, dilakukan silaturahmi informal direct to direct. Setelah itu bertemu dan berkumpul, jadi pendekatan yang digunakan ada yang secara bersama-sama dan juga sendiri-sendiri. Hal itu yang disebut sebagai collective design.
REVITALISASI BERBASIS PESANTREN 130
Arus Utama Kesejahteraan
Ketiga adalah cara pandang terhadap teknologi atau arsitektur tidak harus cool atau keren, tetapi harus bisa bermanfaat di masyarakat. Ketika desain yang baik dapat diterjemahkan ke produk arsitektural, itulah yang disebut sebagai kesuksesan. Tidak seperti karya-karya yang ada di media sosial, tetapi bagaimana kiai di pesantren ini dapat mengadopsi pengetahuan arsitektur yang di-deliver.***
Desain yang dibuat sesuai dengan potensi dan kendala di Sirojul Huda
131 REVITALISASI BERBASIS PESANTREN
Arus Utama Kesejahteraan
Desain pesantren Al-Istiqomah
Listrik Hijau dari Parit 11
Pengembangan Potensi Pikohidro Skala Desa
Dr.-Ing. Deny Hamdani
KK Teknik Ketenagalistrikan
Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Aliran air pada saluran air memiliki potensi energi terbarukan yang dapat dipanen dalam skala kecil melalui teknologi pikohidro. Dengan debit air yang relatif kecil dan head air yang relatif rendah, pikohidro mampu membangkitkan energi listrik dengan kapasitas daya 500 W. Energi listrik yang dibangkitkan dapat dimanfaatkan untuk penerangan jalan umum yang dapat mendukung aktivitas komunitas lokal pada malam hari. Pikohidro yang terpasang diharapkan juga dapat meningkatkan kesadaran warga untuk menjaga kelestarian lingkungannya agar energi listriknya bisa berkesinambungan.
Arus Utama Kesejahteraan
KEMANDIRIAN energi yang berkelanjutan perlu diwujudkan untuk mendorong program transisi energi, termasuk di pelosok perdesaan. Aliran air pada saluran air memiliki potensi energi terbarukan yang dapat dipanen dalam skala kecil melalui teknologi pikohidro. Teknologi pikohidro dan pemasangannya relatif sederhana, mudah, dengan harga terjangkau.
Pengembangan teknologi pikohidro di Desa Cinangsi juga merupakan bagian dari upaya untuk menyokong program Citarum Harum dan berkontribusi pada pemanfaatan potensi aliran sungai di Desa Cinangsi dan menghasilkan green electricity yang ramah lingkungan. Listrik yang dibangkitkan dimanfaatkan untuk penerangan jalan umum yang dapat mendukung aktivitas komunitas lokal pada malam hari.
Kemandirian energi yang berkelanjutan perlu diwujudkan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di perdesaan. Program nasional ini dapat tercapai dengan memenuhi tiga kriteria utama, yakni kemudahan akses, daya beli yang kuat, dan ketersediaan sumber energi yang cukup. Kemandirian energi tersebut dimungkinkan dengan pemanfaatan energi baru terbarukan yang tengah menjadi isu energi di dunia internasional terkait masalah lingkungan hidup baik di tingkat global maupun nasional.
Teknologi energi baru terbarukan memungkinkan untuk memaksimalkan potensi energi yang tersedia di lingkungan sekitar secara mandiri dan berkelanjutan. Prinsip proximity dalam konteks energi dapat diterapkan di sini, yakni energi digunakan langsung di tempat dia dibangkitkan,
yang membuka akses energi seluas-luasnya bagi masyarakat dengan harga seminimal mungkin.
Alam menyediakan berbagai sumber daya yang bisa dimanfaatkan manusia untuk menunjang kehidupannya. Salah satu yang terpenting di antaranya air yang tidak hanya digunakan untuk keperluan hidup sehari-hari, tetapi juga pergerakannya dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Potensinya tergantung besarnya debit air, mulai dari skala sungai besar yang dijadikan PLTA yang sudah lama sangat diandalkan untuk pasokan listrik dasar yang sangat stabil untuk jaringan listrik besar seperti sistem Jawa-Bali-Madura, hingga skala sungai kecil berupa PLT mikrohidro (PLTMH) yang sudah cukup populer. Potensi energi listrik dari pembangkit listrik air berskala kecil diperkirakan sekitar 19 MW dengan pemanfaatan baru 1% [RUPTL].
Dalam skala yang lebih kecil lagi, teknologi pembangkit listrik tenaga pikohidro (PLTPH) dapat dimanfaatkan untuk memanen energi (energy harvesting) pergerakan aliran air di parit atau saluran irigasi. Potensi energi listrik yang dapat dibangkitkannya masih belum mendapatkan perhatian khusus, seperti PLTMH.
Sebenarnya banyak situs di perkampungan atau daerah terpencil yang memiliki parit dengan aliran air atau ketinggian air, yang berpotensi untuk dapat dipanen energinya. Dalam konteks PLTPH, tentu saja, selain debit dan head air yang memadai, diperlukan pengondisian dan perlindungan khusus untuk menjaga kesinambungan dan kualitas pasokan listriknya.
LISTRIK HIJAU DARI PARIT 134
135
HIJAU DARI PARIT
LISTRIK
Arus Utama Kesejahteraan
Kesejahteraan
Diharapkan, penerapan teknologi yang relatif sederhana dan berskala kecil tetapi dapat dipasang secara masif ini dapat berkontribusi pada isu transisi energi Indonesia menuju energi baru terbarukan dengan target net zero emission 2060. Selain itu, meningkatkan kesadaran bagi masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan yang menjadi syarat mutlak bagi kualitas pasokan air bagi pikohidro agar tetap menghasilkan listrik secara berkesinambungan.
Pembangunan pembangkit listrik tenaga pikohidro di Desa Cinangsi, Cianjur, Jawa Barat, yang diinisiasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB terkait dengan dukungan terhadap pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dan listrik hijau ( green electricity) di desa tersebut. Program ini juga menyoroti potensi aliran sungai di Desa Cinangsi yang termasuk dalam Daerah Aliran Sungai Citarum. Penting untuk mencatat bahwa EBT dan green electricity semakin
LISTRIK HIJAU DARI PARIT 136
Arus Utama
menjadi tren global dalam upaya mengurangi dampak negatif dari penggunaan sumber energi fosil yang terbatas dan berdampak pada lingkungan.
Dalam konteks ini, pengembangan PLTPH di Desa Cinangsi menjadi relevan karena sungai-sungai, termasuk Sungai Citarum, menawarkan potensi yang besar dalam pembangkitan energi terbarukan. Teknologi ini dapat membangkitkan listrik dari potensi energi dalam aliran anak sungai secara mekanis dengan biaya yang relatif terjangkau.
Energi listrik yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, seperti penerangan, irigasi, perikanan dan sejenisnya.
Energi dari pikohidro diharapkan dapat menyuplai energi untuk instalasi sanitasi fasilitas umum, seperti penerangan atau pompa filter. Secara umum, ketersediaan energi listrik diharapkan dapat berdampak pada kehidupan ekonomi dan sosial
Orisinalitas
masyarakat yang lebih baik, khususnya di Daerah Aliran Sungai Citarum. Pengembangan PLTPH di Desa Cinangsi juga merupakan bagian dari upaya menyokong program Citarum Harum dan berkontribusi pada pemanfaatan potensi aliran sungai di Desa Cinangsi dan menghasilkan green electricity yang ramah lingkungan.
Tujuan dari kegiatan ini adalah menyediakan energi listrik terbarukan melalui teknologi pikohidro, yaitu:
1. Tersedianya konsep kemandirian masyarakat berbasis energi listrik dari pikohidro.
2. Tersedianya instalasi kelistrikan pikohidro sebagai sumber energi listrik terbarukan.
3. Terbentuknya partisipasi masyarakat dalam menjaga kesinambungan pikohidro.
4. Luaran dari kegiatan ini berupa instalasi pikohidro dan lampu jalanan.
Pikohidro merupakan bentuk inovasi untuk memanfaatkan potensi energi yang dikandung oleh aliran air. Meskipun debit dan head air relatif kecil, dengan teknologi yang tepat, potensi energi mekanik dan potensialnya dapat dipanen dan diubah menjadi energi listrik agar mudah pemanfaatannya. Pemasangan instalasi pikohidro dapat dilihat sebagai upaya komunitas setempat untuk mencukupi kebutuhan energinya sendiri yang dipasok dari sumber energi di sekitarnya sehingga mewujudkan kemandirian di bidang energi yang menjadi titik tolak bagi terciptanya ketahanan energi. Energi listrik yang dibangkitkannya benar-benar orisinil berasal dari alam di daerah tersebut.
137 LISTRIK HIJAU DARI PARIT
Arus Utama Kesejahteraan
LISTRIK HIJAU DARI PARIT 138
Arus Utama Kesejahteraan
Pikohidro juga dapat berkontribusi dalam program transisi energi dari energi fosil menuju energi terbarukan. Pikohidro dapat berperan mengurangi peran mesin diesel dalam melistriki daerah terpencil. Solar sebagai bahan bakar mesin diesel tentunya tidak dihasilkan dari lokal setempat dan juga berasal dari fosil yang pembakarannya menimbulkan emisi. Dengan demikian, berkurang atau hilangnya solar mengurangi ketergantungan energi komunitas lokal terhadap luar sekaligus mengurangi kadar emisi yang berakibat pada pencemaran lingkungan.
Selama komunitas lokal bisa menjaga lingkungan hidupnya demi menjaga kualitas air, pasokan energi listrik dari pikohidro akan terjaga secara berkesinambungan yang akan mendukung pembangunan sosial dan ekonomi yang terus bertumbuh secara berkesinambungan pula.
Pertimbangan Teknis Dasar
Beberapa lokasi aliran air yang berpotensi untuk membangkitkan listrik telah disurvei. Tentu saja, selain pertimbangan teknis dasar, seperti head air dan kecepatan/debit air, kondisi lain perlu diperhatikan untuk menjaga kesinambungan dari instalasi PLTPH. Seperti keamanan instalasi dari pencurian dan potensi banjir bandang, sampah, serta rencana pemanfaatannya. Sebuah lokasi air jatuh dari lubang air dengan head 1 m dan kecepatan air 0,4 m/detik menjadi kandidat lokasi pemasangan PLTPH terbaik. Posisinya di pinggir jalan membuatnya cocok untuk dimanfaatkan bagi penerangan jalan umum. Detail lubang air tersebut memiliki diameter sekitar 60 cm dengan volume air rata-rata yang memenuhi lubang itu adalah sekitar 50%.
Pendekatan yang akan dilakukan untuk melaksanakan program ini sebagai berikut:
n Melakukan studi literatur terkait teknologi pikohidro dan implementasinya, terutama di perdesaan.
n Melakukan survei lapangan di lokasi program
untuk mengukur potensi energi listrik dari aliran air dan parameter teknis lainnya yang diperlukan dalam merancang sistem pikohidro.
n Membuat konsep rancangan sistem pikohidro yang mengakomodasi parameter teknis untuk mendapatkan hasil tepat guna.
n Melakukan simulasi dari sistem pikohidro untuk mendapatkan kinerja yang optimal.
n Melakukan perancangan dasar dari sistem pikohidro yang memadukan antara teori dan best practice untuk implementasi praktis.
n Melakukan pabrikasi mesin pikrohidro dan pengadaan rangkaian instalasinya.
n Melakukan pemasangan sistem pikohidro di lokasi program dengan melibatkan partisipasi masyarakat sekitar.
n Melakukan commissioning dan monitoring operasi sistem pikohidro untuk memastikan sistem pikohidro berfungsi dengan baik.
n Memublikasikan kegiatan melalui platform media sosial.
139 LISTRIK HIJAU DARI PARIT
Arus Utama Kesejahteraan
Arus Utama Kesejahteraan
Cara Kerja Teknologi
Pikohidro merupakan pembangkit listrik tenaga air
berskala sangat kecil dengan kapasitas listrik hingga
5 kW. Jenis pembangkit ini sangat cocok untuk daerah terpencil dengan kebutuhan listrik yang rendah dengan saluran air yang memadai. Biasanya pikohidro memanfaatkan aliran air yang diarahkan melalui
saluran kecil atau pipa dengan kemiringan cukup untuk memutar turbin.
Dengan adanya air yang selalu mengalir di segala musim, energi listrik yang dibangkitkannya bersifat berkesinambungan sehingga termasuk energi terbarukan. Selain itu, proses pembangkitan energi listriknya tidak sedikit pun mengeluarkan polusi yang mencemari lingkungan sehingga disebut energi hijau.
Inverter
Sistem pikohidro terdiri atas dua komponen utama, yakni turbin dan generator yang ditunjang oleh pipa atau intake dan perangkat/instalasi listrik. Sudu turbin diputar oleh energi kinetik dari aliran air yang mengalir kepadanya melalui pipa atau intake dengan berbagai konstruksi. Putaran turbin ini akan ditransfer untuk memutar generator berupa mesin induksi DC yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
Operasi sistem PLTPH dikendalikan melalui perangkat charge controller dengan penyimpan energi berupa baterai untuk menjaga kualitas
Charge Controller
Turbin Air
Generator
Baterai
suplai listrik yang stabil. Inverter digunakan untuk mengubah listrik DC menjadi listrik AC untuk memasok energi untuk beban AC, dalam hal ini, lampu.
Pemilihan tipe turbin air dari pikohidro sangat tergantung ketinggian (head) dan aliran (flow) dari air.
Diagram skematik sistem pikohidro.
Untuk skema head besar, turbin Pelton menjadi pilihan ideal. Skema head medium dan rendah lebih banyak pilihan dengan turbin Pumps, Turgo atau Crossflow. Tipe turbin dengan water wheel digunakan untuk skema head rendah dengan sumbu vertikal atau horizontal.
Sumber Air
Sumber Air
Turbin Air Generator Charge Controller
Baterai
Inverter Lampu
Arus Utama Kesejahteraan
Dampak
Penerapan teknologi tepat guna pikohidro ini telah menunjukkan dampak sosial, dampak ekonomi, dan dampak lingkungan. Dampak sosial yang dibangun, yaitu energi listrik yang dibangkitkan oleh pikohidro secara umum dapat dimanfaatkan untuk mendukung aktivitas warga. Dampak yang terasa adalah adanya penerangan jalan umum (PJU) berupa lampu yang menerangi jalanan di malam hari sehingga mobilitas warga dapat tetap berlangsung dengan aman dan nyaman. Interaksi sosial warga yang berlanjut hingga larut malam dapat mendorong komunitas untuk lebih berkembang mengingat siang hari digunakan untuk bekerja.
Selain itu, terdapat dampak ekonomi, warga terbantu dengan adanya suplai energi listrik yang bersifat kontinu dari pikohidro. Mereka dapat memanfaatkan energi listrik untuk berbagai peralatan atau mesin listrik berkapasitas kecil untuk mendukung bisnis atau produksinya, mulai dari peralatan bertukang, kulkas, perkakas dapur, dan sebagainya. Mereka dapat menyediakan jasa layanan bengkel lebih cepat atau menyimpan bahan makanan lebih lama untuk dijual. Selain itu, tersedianya penerangan jalan umum dapat memperpanjang waktu aktivitas ekonomi warga sehingga perekonomian bisa lebih berkembang.
Dampak penting lain adalah dampak lingkungan karena kualitas pasokan listrik pikohidro sangat ditentukan oleh kondisi aliran air. Jika aliran air terhambat, misalnya, karena tumpukan sampah, maka debit air akan turun sehingga menurunkan
energi listrik yang dapat dibangkitkan pikohidro, bahkan lambat laun bisa merusak komponen pikohidro. Oleh karena itu, warga akan selalu dituntut untuk menjaga kondisi lingkungan daerah aliran sungai untuk menjaga kesinambungan pasokan air. Selain itu, keberadaaan pikohidro dapat mengurangi bahkan menghilangkan pemakaian genset yang emisi bahan bakarnya membuat udara tercemar. Karena itu, dalam skala kecil, pikohidro berkontribusi pada pengurangan kadar karbon di udara yang menyebabkan pemanasan global.
Keberlanjutan
Sebagai salah satu sumber energi terbarukan, pikohidro bekerja dengan prinsip kesinambungan. Pikohidro memanfaatkan aliran air dalam skala kecil untuk menggerakan turbin yang memutar generator untuk membangkitkan energi listrik. Selama besar debit aliran air terjaga, pikohidro akan selalu menghasilkan energi listrik secara berkesinambungan.
Hal ini tentu saja sejalan secara harmonis dengan harapan warga akan pembangunan kehidupan yang berkesinambungan.
Ketersediaan energi listrik selama 24 jam 7 hari secara terus menerus menjadi ciri khas dari pikohidro. Karena itu, tidak ada lagi keterbatasan waktu bagi warga dalam beraktivitas, termasuk di malam hari. Dengan adanya penerangan dari lampu, lingkungan akan relatif lebih aman di malam hari. Selain itu, warga dapat melakukan kegiatan ekonomi dan produksi yang berbasis energi listrik, baik siang maupun malam hari.
LISTRIK HIJAU DARI PARIT 142
Arus Utama Kesejahteraan
143 LISTRIK HIJAU DARI PARIT
Arus Utama Kesejahteraan
Operasi pikohidro yang berkesinambungan
hanya dapat dijaga melalui kesadaran warga untuk menjaga lingkungan di sekitar sumber dan aliran airnya. Air yang melimpah hanya ada jika hutan yang menjadi area tangkapan hujan dan menjadi lokasi sumber mata dalam kondisi terjaga. Keberadaan hutan yang terawat juga bisa membuat udara tetap sehat. Aliran air yang lancar masuk ke saluran intake pikohidro menandakan saluran air terbebas dari sampah dan secara langsung berkontribusi pada kesehatan lingkungan. Air di saluran air menjadi relatif bersih dan selanjutnya dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti pengairan pertanian, perikanan bahkan mungkin domestik. Pada kasus ini, pikohidro bisa dianggap sebagai filter bagi ekosistem perairan.
Replikasi
Berkat teknologi dasarnya yang sudah matang dan kapasitasnya yang kecil, pikohidro relatif mudah untuk ditiru, baik dari sisi perancangannya maupun pemasangannya. Pikohidro mengadopsi teknologi kincir angin klasik, yakni pada zaman dahulu sudu kincir akan didorong oleh aliran air yang menghasilkan putaran mekanik melalui porosnya yang digunakan untuk penggilingan. Kemudian prinsip putaran mekanik ini digunakan oleh teknologi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas besar untuk memutar turbin air yang akan memutar generator.
LISTRIK HIJAU DARI PARIT 144
Arus Utama Kesejahteraan
Pikohidro yang telah dipasang memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Turbin air dimensi 400 x 250 x 2 mm
Motor generator DC 500 W
Inverter DC/AC 12 VDC/220 VAC 1000 W
MPPT 12 V/1000 W
Baterai Aki 12 V/5 Ah
Debit 0,16 m^3/s
Head 0,8 m
Menyerupai PLTA, pada prinsipnya pikohidro terdiri atas turbin air dan generator. Mengingat kapasitasnya relatif sangat kecil, kedua mesin banyak ditemui di pasaran sehingga memudahkan proses pengadaan dan karenana pikohidro dapat diproduksi dalam waktu relatif singkat. Selain itu, ukuran dan beratnya relatif tidak begitu besar sehingga memudahkan dalam proses pengangkutan dan pemasangan di lokasi pembangkit. Pekerjaan sipilnya tidak sedominan dan semahal pada kasus PLTA. Pekerjaan mekanik lebih mendapatkan perhatian agar mendapatkan konstruksi intake dan dudukan pikohidro yang kuat dan antikarat.
Permasalahan utama justru berupa potensi pencurian mengingat peralatan-peralatannya relatif kecil dan portabel. Oleh karena itu, diperlukan tambahan pekerjaan dan konstruksi mekanik yang melindungi perangkat dari pencurian. Peralatan pemantauan elekronik, seperti CCTV atau sensor menjadi opsi tambahan untuk mengurangi potensi pencurian. Tentu saja, pemeliharaan teknis dan penjagaan keamananan perangkat pikohidro menjadi tanggung jawab komunitas warga agar tetap bisa mendapatkan manfaatnya secara berkesinambungan.***
145 LISTRIK HIJAU DARI PARIT
Arus Utama Kesejahteraan
Pupuk Organik Cair dari Eceng Gondok 12
Penerapan Torefaksi Basah dalam Mengolah Eceng Gondok
Menjadi Pupuk Organik Cair
Dr.Eng. Pandji Prawisudha
KK Ilmu dan Rekayasa Termal Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara
Di sejumlah perairan darat di Indonesia, eceng gondok dipandang menjadi salah satu ancaman bagi biota dan terutama pada sejumlah pembangkit listrik tenaga air karena dapat membahayakan pengoperasian mesin pembangkit. Pembersihan eceng gondok dalam jumlah besar memberi tantangan terkait pemanfaatan dan pembuangannya. Penerapan teknologi torefaksi basah yang dilakukan dapat menjadi pilihan dalam mengubah eceng gondok menjadi pupuk cair.
PADA tahun 2015, eceng gondok (Eichormia
crassipes) menyerang Waduk Cirata sebagai bagian dari Sungai Citarum dengan menutupi
hampir seluruh permukaan waduk. Hal ini terjadi
akibat jebolnya penahan sampah (trash bump) akibat sudah tidak mampu lagi menahan eceng gondok yang berasal dari berbagai anak sungai di sekitar waduk.
Apabila dibiarkan, hal ini tidak hanya merusak estetika badan air dan menutup permukaan air sehingga membunuh biota air di bawahnya, tetapi juga dapat berbahaya bagi pengoperasian PLTA
Cirata yang berada di wilayah Waduk Cirata. Eceng gondok tersebut dapat masuk ke rumah turbin sehingga dapat menghambat gerakan sudu turbin air. Di tahun-tahun berikutnya kasus seperti itu sudah tidak terjadi, tetapi eceng gondok masih menjadi masalah di wilayah Waduk Cirata.
Selama ini, solusi yang diberikan terhadap permasalahan di atas adalah mengangkat eceng gondok tersebut dari atas waduk. Pengelola waduk dapat memperoleh sebanyak 8 hingga 12 ton per hari. Eceng gondok tersebut kemudian dimanfaatkan untuk kerajinan tangan, kompos, dan lain-lain.
Namun, pemanfaatan eceng gondok tersebut hanya berjumlah sedikit sehingga sebagian besar eceng gondok yang diangkat dari waduk menjadi sampah.
Masalah yang lain juga muncul, yaitu lahan yang dimiliki oleh pengelola waduk tidak mampu lagi menyimpan sampah eceng gondok yang sangat banyak sehingga pengelola membakar eceng gondok yang telah tertumpuk dan menjadi sumber polusi udara di sekitarnya.
Pemrosesan Eceng Gondok
Pemrosesan eceng gondok dilakukan dengan proses yang disebut torefaksi basah serupa dengan proses masak menggunakan panci presto. Tahap awal pemrosesan eceng gondok menggunakan sampel dalam jumlah sedikit (700
PUPUK ORGANIK CAIR DARI ECENG GONDOK 148
Arus Utama Kesejahteraan
g) yang dimasak selama 30 menit di temperatur 120, 140, 160 dan 180 °C. Pada tahap ini digunakan reaktor sebesar 2,5 liter dan setelah titik operasi terbaik ditemukan eceng gondok diproses menggunakan reaktor sebesar 60 liter. .
Bentuk fi sik produk padatan dari proses torefaksi basah bergantung pada temperatur operasinya. Pada temperatur 120 °C dan 140 °C terlihat beberapa bagian dari potongan eceng gondok yang belum terdekomposisi, sedangkan pada temperatur 160 °C dan 180 °C padatan sudah sepenuhnya terdekomposisi.
149 PUPUK ORGANIK CAIR DARI ECENG GONDOK
Arus Utama Kesejahteraan
Arus Utama Kesejahteraan
Karakteristik Pupuk
Produk cairan hasil torefaksi basah dari eceng gondok diuji kandungan nutrisi makronya menggunakan NPK meter. Dari pengujian tersebut didapat nilai kandungan dari nitrogen, fosfor, dan kalium.
Sampel yang memiliki kandungan NPK yang sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) selanjutnya dipilih untuk dijadikan temperatur operasi pengolahan eceng gondok menggunakan teknologi torefaksi basah skala besar. Variasi temperatur 140°C dipilih dan dijadikan acuan temperatur operasi.
Diseminasi ke Masyarakat
Produk cairan hasil peng olahan eceng gondok menggunakan proses torefaksi basah selanjutnya dikemas dalam botol kemasan 1 liter dan kemudian diba gikan ke pada para petani. Demo penggunaan POC eceng gondok dilakukan di depan warga dan kemudian dapat dipraktikkan oleh para petani.***
PUPUK ORGANIK CAIR DARI ECENG GONDOK 150
151
PUPUK ORGANIK CAIR DARI ECENG GONDOK
Arus Utama Kesejahteraan
Arus Utama Kesejahteraan
Prof. Mindriany Syafila, Ph.D.
Merupakan Ketua Satuan Tugas ITB untuk Citarum Harum periode 20182022. Tergabung dalam Kelompok Keahlian Rekayasa Air dan Limbah Cair, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB. Ia menyelesaikan studi sarjana dan masternya di ITB serta meraih gelar doktor dari Victoria University of Manchester (University of Manchester Institute of Science and Technology/UMIST).
Dr. Yuli Setyo Indartono
Merupakan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITB sejak tahun 2021. Tergabung dalam Kelompok Keahlian Ilmu dan Rekayasa Termal, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB. Ia menyelesaikan studi sarjana dan master di ITB, sedangkan gelar doktor diperolehnya dari Kobe University, Jepang
Dr. Qomarudin Helmy
Mengisi posisi Ketua Satgas ITB untuk Citarum Harum 2023. Tergabung dalam Kelompok Keahlian Rekayasa Air dan Limbah Cair, Fakultas
Teknik Sipil dan Lingkungan ITB. Ia menyelesaikan studi master dan doktor di ITB. Ia aktif terlibat dalam pengabdian kepada masyarakat yang mendukung program Citarum Harum, seperti pelatihan pengolahan air sederhana dan pengolahan limbah cair industri dengan pendekatan good WWTP operational.
PROFIL PENULIS 152
Arus Utama Kesejahteraan
Deny Willy Junaidy, Ph.D.
Mengemban amanah sebagai Sekretaris Bidang Pengabdian kepada Masyarakat, LPPM ITB, ia secara langsung bertanggung jawab atas pelaksanaan salah satu Tri Dharma perguruan tinggi yang diharapkan berdampak langsung pada masyarakat. Ia menyelesaikan studi sarjana dan magister di ITB, sedangkan pendidikan S-3 dijalani di Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST), Jepang, dan kini tergabung dalam Kelompok Keahlian Manusia dan Ruang Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB.
Mohammad Farid, Ph.D.
Menjabat sebagai Sekretaris Bidang Umum, LPPM ITB. Tergabung dalam Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB. Ia menyelesaikan studi sarjana dan masternya di ITB. Sementara pendidikan S-3 ia tempuh di Tohoku University, Jepang.
Dr.rer. nat. Rino Rakhmata Mukti
Menjabat sebagai Sekretaris Bidang Penelitian LPPM ITB sejak 2020. Tergabung dalam Kelompok Keahlian Kimia Anorganik dan Fisik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITB. Ia menempuh pendidikan sarjana di ITB. Sementara, pendidikan S-2 dan S-3 di Universiti Teknologi Malaysia dan Technische Universitat Munchen, Jerman. Penelitiannya mengenai materi zeolit membawanya meraih beberapa penghargaan bergengsi.
153 PROFIL PENULIS