SA+PPD Department of Urban and Regional Planning School of Architecture, Planning and Policy Development Institute Technology of Bandung
Personal Development Idea PL 4112 Urban Design
AS A NATURE FRIENDLY AND VIBRANT WEST JAVA ART AND CULTURE PERFORMANCE CENTER + COMMUNITY HUB
Luthfi Muhamad Iqbal – 15412011
V I S I O N D E S I G N
M I S S I O N G O A L S
+
S PAT I A L P R O G R A M D E S I G N R E S P O N S E P R E C E D E N T S T U D Y D E S I G N P R I N C I P L E S D E S I G N C O N C E P T
L U T H F I M U H A M A D 1 5 4 1 2 0 1 1
I Q B A L
Google, 2015 Preface: West Java Cultural Park Taman Budaya Jawa Barat atau dikenal dengan Dago Tea House terletak di Jalan Bukit Dago Utara No. 53 Kecamatan Coblong Kota Bandung, Jawa Barat. Tempat ini secara historis memiliki nilai cagar budaya karena pemandangan yang indah ke lembah hulu sungai cikapundung dan city view menjadikan tempat ini digunakan oleh orang orang belanda untuk duduk duduk menikmati pemandangan sambil minum teh, karena itu pula diberi nama Dago Tea Huis. Seiring perkembangan waktu tempat ini berubah menjadi tempat pusat budaya jawa barat yang menyediakan berbagai atraksi seni budaya seperti lokakarya, pagelaran budaya, teater, berbagai kesenian, sanggar tari jaipong, bajidoran, perpustakaan budaya dan galeri pameran serta toko cinderamata. Namun sebagai Taman Budaya Jawa Barat, Dago Tea House kurang memiliki citra
budaya yang kuat maupun identitas ke-jawa baratan yang ditonjolkan dalam rancangan kawasan. Reinventing the Identity: The Legend of Sangkuriang Untuk itu, digalilah sebuah identitas filosofis yang akan dijadikan image dan branding dari kawasan Taman Budaya Jawa Barat ini. Mengingat fungsi utama pada saat ini sebagai pusat pertunjukan seni budaya, yang mana terdiri atas pertunjukan statis seperti galeri dan museum dan pertunjukan dinamis yaitu seni lakon, tari dan sebagainya maka dipilihlah tokoh legenda jawa barat yang cukup terkenal yakni Sangkuriang. Pemilihan ini mempertimbangkan watak dasar tokoh utama dalam legenda Sangkuriang yakni adalah sosok pemuda, yang penuh cinta, dekat dengan alam, dan bersemangat bersungguh sungguh serta pekerja keras.
Harapan perancang adalah bahwa kawasan ini bisa membawa kaum muda sunda untuk dapat mencintai seni dan budaya sunda sebagai satu identitas yang menyatu menyeluruh dengan alam raya sebagai suatu kesatuan manusia Sunda.
Selain itu juga untuk supaya kaum muda khususnya kaum muda sunda bersemangat bersungguh sungguh dan bekerja keras dalam melestarikan seni budaya Jawa Barat. Cultural Propaganda for All Ages Dalam sebuah kesenian dan kebudayaan terdapat pesan dan nilai moral yang diturunkan secara turun temurun lintas generasi. Besar harapan perancang supaya perancangan ulang kawasan Taman Budaya Jawa Barat ini bisa menjadi salah satu alat untuk mengabadikan dan mengartikulasikan pesan dan nilai moral tersebut kedalam bentuk perancangan kawasan.
N AT U R E + C U L T U R E L O V E R S D Y N A M I C S V I B R A N T
S H I N I N G A S T H E S U N
Adapun tujuan pengembangan yang dilakukan ialah: • Kawasan Taman Budaya Jawa Barat yang menyediakan fasilitas lengkap dan berwawasan lingkungan • Kawasan Taman Budaya Jawa Barat yang menjadi simpul komunitas budayawan dan seniman yang dinamis, interaktif dan atraktif serta memiliki kemudahan akses • Kawasan Taman Budaya yang menjadi pusat pertunjukan artifak statis maupun dinamis keseniaan dan kebudayaan jawa barat yang menawarkan pengalaman berharga bagi pengunjungnya
Sangkuriang Culture Park as a Nature Friendly and Vibrant West Java Art and Cultural Performance Center + Community Hub
“
“
+
Untuk mendukung pencapaian visi perancangan kawasan ditetapkanlah misi perancangan kawasan sebagai berikut:
•
1. Mengembangkan Taman Budaya dengan fasilitas yang lengkap, hijau dan ramah alam 2. Menciptakan simpul komunitas seni budaya jawa barat yang vibrant dan accessible 3. Mengembangkan pusat pertunjukan kesenian dan kebudayaan Jawa Barat yang monumental dan memiliki kualitas citra
•
•
Google, 2015
Menyediakan fasilitas Taman • Mengarusutamakan penggunaan Budaya secara lengkap dan moda transportasi public dan sarana terpadu transportasi tak bermotor untuk Menyediakan kluster submeningkatkan aksesibilitas kawasan kawasan komunitas seniman • Menerapkan prinsip prinsip budayawan konservasi lingkungan dalam Menyediakan sirkulasi internal pengembangan kawasan yang ramah pejalan kaki yang • Mengembangkan kombinasi pola nyaman, aman dan sirkulasi radial, aksial dan nodal-monumental tepi untuk aliran barang untuk memberikan citra ruang
Seperti yang telah disinggung pada bagian sebelumnya bahwa penulis akan mengartikulasikan kisah legenda Sangkuriang kedalam pembagian zonasi ruang yang dapat berpengaruh terhadap penentuan program ruang yang akan dikembangkan. Zonasinya dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan jendela waktu kehidupan sangkuriang dari masa kanak-kanak, masa remaja kepada masa dewasa.
Google, 2015
Google, 2015
Google, 2015
Google, 2015
Google, 2015
REFLECTIVE
V I B R A N T A N D C R E AT I V E S PA C E
Masa dewasa Sangkuriang menjadi masa yang paling emosional dan berkesan. Interpretasi konsep terhadap program ruang:
Masa muda Sangkuriang diisi dengan mengembara mencari jati diri, dan beraktualisasi menjadi seorang pemuda yang gigih dan gagah tak mudah putus asa dan selalu bersemangat serta mencintai keindahan. Interpretasi konsep cerita terhadap zona ruang masa muda ini diwujudkan melalui program ruang berikut:
Masa kanak kanak, Sangkuriang diisi dengan bermain dan berburu bersama tumang, dikala Dayang Sumbi memintal di sebuah saung kecil. Interpretasi konsep cerita terhadap zona ruang masa anak-anak ini diwujudkan dalam program ruang berikut ini:
-
-
-
OPEN MAIN THEATRE CLOSED THEATRE ART GALLERY MUSEUM LIBRARY
COMMUNITY ART + CULTURE SPACES BALE + SANGGAR + WORKSHOPSPACE TOKO CINDERAMATA TRANSIT STOP FOODCOURT + STREETSHOP AMFITEATER MINI
G R E E N A N D P L AY F U L P L A C E
TAMAN BERMAIN TRADISIONAL SAUNG DAYANG SUMBI HUTAN KOTA AMFITEATER TAMAN JAJANAN MURANGKALIH PICNIC SPOT
Dibawah ini dijelaskan mengenai keterkaitan interaksi antar program ruang yang telah disebutkan pada lembar sebelumnya pada masing-masingzona. Zona A: Si Tumang, Zona B: Sangkuriang Zona C: Dayang Sumbi dan Zona D transisi publik
S
S
Parking Facilities (for CACS)
Craft Costume + Artistic District CACS
Tool + Equipment Room
Performance District CACS
VIBRANT AND C R E AT I V E S PA C E
Parking Facilities (for CACS)
G Tool + Equipment Room
Music and Poets District CACS
Library
Workshopspace
Manglayang Art + Culture Gallery T
T Souvenir Shop
Mini Amphitheatre
T
Bale
T S
Monumen II (Transitional I-II)
ATM Center
Kantor Pengelola
S
T
Foodcourt
Jajanan Murangkalih
GREEN AND P L AY F U L P L A C E Parking Facilities
Saung Sumbi
T
Masjid
S
Sangkuriang Grand Open Air Theatre T
T
Sanggar
Monument IV (Transitional II-III)
Monumen III Transitional I-II
Streetshop
Taman Bermain Tradisional
Amfitheater Taman
S
S
S
Burangrang Indoor Theatre
Parking Facilities (for Shop+ FC)
Picnicspot
Transit Stop (Drop Off Zone)
Hutan Kota
T Parking Facilities (for Theatre)
REFLECTIVE
Monumen I (Gateway)
T
Secondary Gateway
Information Center
S Transit Stop (Drop Off Zone)
PUBLIC TRANSITIONAL S PA C E
T
Toilet
S
Security
p
Parking
G
Garbage
MAIN PEDESTRIAN CORRIDOR (PEDESTRIAN +NMT) INTERNAL STREET CORDON (MOTOR BASED MOBILITY) PUBLIC CIRCULATION SPECIALIZED INTEREST VISITOR CIRCULATION PRIVATE CIRCULATION (OPERATOR, OWNER, SUPPLIER, COMMUNITY MEMBER)
Jalur ramai dilalui angkot dan kendaraan pribadi, namun angkot tidak dapat masuk ke jalan lokal (gang)
Arah drainase
Tapak memiliki luas sebesar 4 hektar dengan topografi cukup bergelombang. Kontur tinggi ada di bagian utara dan selatan dengan bagian selatam menjadi titik tertinggi kontur pada tapak. Persebaran vegetasi seperti pada gambar disamping dengan intensitas tutupan kanopi tinggi pada bagian timur tapak. Arah lintasan matahari timur barat dan potensi vista ke arah barat yakni Lembah Dago. Terdapat gangguan kebisingan dari arah Jalan Ir.H Juanda karena merupakan lalu lintas aktif.. Tidak ada kendaraan umum yang melayani ke tapak sehingga aksesibilitas tapak dari kawasan eksternal terbilang rendah. Guna lahan disekitar kawasan ialah permukiman kecuali untuk koridor Ir H Juanda, yakni Perdagangan dan jasa serta Pemerintahan. Berikut hasil respon perancangan terhadap analisa tapak.
Arah matahari terbit
Arah matahari terbenam Vegetasi Noise dari lalu lalang kendaraan
Arah fasad tata massa bangunan
Arah fasad tata massa bangunan Arah Fasad massa bangunan mengarah ke utara maupun selatan sebagai respon dari lintas gerak matahari. Timur barat dibuka menjadi poros (axis) supaya vista lembah dago bisa dinikmati dari tapak
Edge buffer untuk mencegah disturbansi suara eksternal bagi tapak dan suara dari tapak bagi kawasan sekitar yang mayoritas berfungsi permukiman
Distribusi ruang terbangun di wilayah selatan dan utara tapak untuk memudahkan akses kepada pemandangan karena berada pada kontur yang lebih tinggi dari tapak. Sedangkan ruang hijau di bagian timur dan tengah. Untuk sirkulasi kendaraan bermotor: Active Traffic Circulation (Red) Passive Traffic Circulation (Blue)
Inflow dan Outflow drainase bisa dilihat pada gambar diatas, penetapan lokasi Tempat Penampungan Sementara ditepi jalan yang merupakan outflow site drainage system, sehingga bau dan lindi tidak akan menyebar ke areal tapak ketika hujan.
Setiawan , 2015 Studi preseden yang dilakukan adakah kepada kawasan Pusat Pertunjukan Angklung Udjo Kota Bandung. Hal yang diadopsi dari Saung Angklung Udjo adalah konsep delivery mechanism dimana culture bukan hanya “dijual� sebagai produk namun juga prosesnya. Adapun dalam hal perancangan bisa dilihat pada ilustrasi di atas yakni 01 menggambarkan mengenai eksterior lansekap yang hijau.
Sedangkan 02 menggambarkan suasana ruang pertunjukkan 03 sirkulasi pejalan kaki poros utama (Main Pedestrian Corridor) 04 Sirkulasi pejalan kaki dengan hierarki yang lebih kecil 05 Gambaran kawasan perspektif mata burung, 06 suasana cafeterialike di tempat makan Saung Angklung Udjo, 07 melihatkan peta rencana tapak Saung Angklung Udjo.
Drop Off Zone and Shuttle Services
Sangkuriang Expelled Sangkuriang and Dayang Sumbi
North East Parking
Main Pedestrian Corridor
North West Parking Angry Sangkuriang
Sangkuriang and The Tumang
Transit Stop
South Parking
Mountain-like Theatre
Landmark as image of area within link and node system
Pedestrian and NMT Friendly Circulation
Less parking, High Shuttle + NMT and Tourism Transportation
Traditional and Modern Signase
Buffer Youthful Plaza Direction and Scaling
Shading
Green spaces for shading, buffer, scaling, and Directional usage
Front Park
Active and Relaxing Open Spaces
Signage in node system
Costume and Craft District
Performance District
Souvenir Shop
Bale Sanggar and Workshop-space Music and Poet District
Foodcourt
Manglayang Art and Culture Gallery
Sangkuriang Grand Open Air Theatre
Streetshop
Burangrang Indoor Theatre
• • • •