ISSN: 2085-5567
Vol.10 No.1 Edisi XIII Nop 2011
Media Komunikasi Masyarakat Perlindungan
3 PETA RAMALAN OPT UTAMA PADI MT. 2011 DI INDONESIA
16 21
PENCANANGAN PANEN PADI 10 TON PER HEKTAR DI KARAWANG
WASPADAI…!!! WERENG COKLAT MASIH MENGANCAM MT. 2011
BULETIN PERAMALAN OPT
Media Komunikasi Masyarakat Perlindungan
PELINDUNG Sesditjen Tanaman Pangan
PENANGGUNG JAWAB Kepala BBPOPT PIMPINAN REDAKSI Kabid Pelayanan Teknik Informasi Dan Dokumentasi WK.PIMPINAN REDAKSI Kasi Informasi dan Dokumentasi REDAKTUR PELAKSANA Sarsito Wahono Gaib Subroto Firdaus Natanegara Baskoro Sugeng Wibowo Elwidar Is Antulat Taufiqurahman Edi Suwardiwijaya Lilik Retnowati Devied Apriyanto Urip Slamet Riyadi STAF REDAKSI Aam Mulyani DOKUMENTASI & GRAFIS uripsr@ymail.com SIRKULASI Eri Budiyanto ALAMAT REDAKSI Jl. Raya Kaliasin Tromol Pos 1 Jatisari Karawang - Jawa Barat (41374) Telp/Fax: (0264) 360581 E-mail: peramal_hama@hotmail.com http://www.deptan.go.id/ditjentan/bbpopt
Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
Catatan
K
eteguhan serta semangat bekerja keras menjadi inspirasi kami untuk terus melayani. Kami yakin bahwa kerja keras serta kesungguhan dalam melayani akan menuai keberhasilan. Seperti di Balai Besar Peramalan OPT yang dengan keteguhan hati dan semangat yang tinggi berhasil konsisten dalam setiap penerbitan. Kami ibarat “koki” yang siap meramu resep dari pemesan. Menu yang kami sajikan tentu berhubungan dengan Teknologi Pengamatan, Peramalan dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (P3OPT). Seluruh staf bekerja bahu-membahu untuk menghasilkan setiap karya yang bermanfaat bagi pengguna (petugas/petani). Seperti Buletin yang sedang anda baca ini merupakan bukti bahwa semangat bekerja keras menjadi inspirasi kami untuk terus melayani dan berkarya untuk kepuasan pembaca. Pembaca yang Budiman…. Sampailah kita di edisi awal tahun 2011 ini. Kalau kita sedikit menengok ke belakang di tahun 2010, kita ingat kejadian musim hujan yang berkepanjangan (Musim Kemarau yang basah tahun 2010) bersambung ke musim hujan (MH) 2010/2011) sebagai akibat adanya gejala La-Nina. Hujan terus menerus menyebabkan eksplosi Wereng Batang Coklat (WBC). Kita tetap mewaspadai kemunculan OPT tersebut pada MK. 2011 melalui kegiatan surveillance atau melalui SMS Laporan Peringatan Dini yang sudah melalui tahap instal program, dan sosialisasi, tinggal menunggu realisasi pengiriman data real time dari daerah. Informasi terjadinya serangan OPT perlu dideteksi secara dini agar dapat diperkirakan dengan cepat penyebarannya, diantisipasi dan pada akhirnya dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan di bidang perlindungan tanaman pada lingkup nasional. Akhirnya Redaksi dan staf Buletin Peramalan OPT mengucapkan selamat tahun baru 2011. Hari ini harus lebih baik dari kemarin. Semoga. ***
1
BULETIN PERAMALAN OPT Redaksi menerima saran, kritik, atau pendapat dari Anda. Kirimkan surat Anda ke alamat redaksi. Surat dapat juga dilengkapi dengan foto diri. Redaksi menerima kiriman naskah dengan panjang maksimum 3 halaman kuarto dengan spasi 1,5, termasuk foto dari luar. Redaksi berhak menyunting tulisan yang akan dimuat, tanpa mengurangi bobot tulisan. Ditunggu kiriman naskahnya. Alamat Redaksi: Buletin Peramalan Jl. Raya Kaliasin Tromol Pos 1 Jatisari—Karawang, Jawa Barat (41374) Telp/Fax : (0264) 360581, E-mail: peramal_hama@hotmail.com, bbpopt@gmail.com, Website http://www.deptan.go.id/ditjentan/bbpopt
Kepada Redaksi Buletin Peramalan Di tempat. (Sent via facebook)
Kepada Redaksi Buletin Peramalan Di tempat (sent via facebook)
Saya petani kecil dari daerah Semarang, Jateng, saya mau mengaplikasikan agens antagonis mikroba untuk mengendalikan hama penyakit tanaman padi 1.Dimanakah saya bisa mendapatkan Trichoderma dan Beauveria bassiana? 2. Juga agens pengendali hayati untuk jamur pathogen tanah dan layu fusarium untuk tanaman tomat? Terima kasih.
Bagaimana caranya mendapatkan Buletin peramalan secara rutin? Berapa ongkos kirimnya via wesel pos atau transfer, bulan apa saja terbitnya?
Pakde Yoyok Petani tinggal di Semarang Jawa Tengah
Jawab: Terima kasih dan salam kenal… Sebenarnya Buletin Peramalan ini Gratis, hanya dikenakan ongkos kirim pengganti perangko saja. Tapi bisa anda download mulai edisi 2/2010 dalam format digital di http://www.deptan.go.id/ditjentan/bbpopt
Jawab; Untuk wilayah Semarang bisa Anda dapatkan di BPTPH Jateng Kompleks Pertanian Tarubudoyo, Ungaran. Silahkan hubungi petugas disana atau bisa langsung ke kantor BBPOPT Jatisari Karawang Jawa Barat Telp 0264-360581.
1 2 3 9 13 16 18 21 26 29 32 35 36 37 38
Sigit Tri Widodo Desa Salam Kanci, Bandongan RT IV RW I Magelang, Jawa Tengah 56151 Telp. 08121567523
CATATAN REDAKSI SURAT PEMBACA INFO PERAMALAN PANDUAN PRAKTIS INFO KHUSUS REPORTASE PROFIL PETANI TOPIK UTAMA AGENDA KITA MIMBAR PROTEKSI TEKNOLOGI PERLINTAN KLINIK TANAMAN KOLOM NABATI RESEP TRADISIONAL SKETSA
Foto : Wereng Batang Coklat Foto : Harsono Lanya Design by : Urip SR Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
2
BULETIN PERAMALAN OPT
ďƒ˝ Tim GIS: H. Wahyudin, Yoyo Kusprayogie, Ulfah Nuzulullia
P
rakiraan serangan kompleks OPT utama padi di Indonesia pada MT.2011 diperkirakan maksimum mencapai sebesar 205.746 hektar. Prakiraan luas serangan tertinggi untuk Penggerek Batang Padi mencapai luas 65.170 ha menyusul hama Tikus mencapai 77.844 ha dan Wereng Batang Coklat mencapai 27.335 ha. Untuk penyakit, prakiraan serangan tertinggi adalah BLB seluas 26.443 ha menyusul Tungro 5.161 ha dan Blas 3.793 ha. Secara rinci ramalan serangan OPT utama padi dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
Tabel 1. Kejadian Serangan OPT Utama Padi MT.2010 dan MT. 2010/2011 serta Prakiraan luas Serangan MT. 2011 di Indonesia.
No.
OPT
KLTS MT. 2010 (ha)
KLTS MT. 2010/2011 (ha)
Ramalan MT. 2011 (ha) Minimum
Rerata
Maksimum
1
PBP
93.551
56.798
49.436
56.761
65.170
2
WBC
106.401
56.915
15.730
20.736
27.335
3
TIKUS
97.667
80.807
59.051
67.799
77.844
4
TUNGRO
6.857
5.905
3.410
4.195
5.161
5
BLAS
10.604
11.929
2.624
3.155
3.793
6
BLB
54.796
64.213
20.059
23.031
26.443
369.876
276.567
150.310
175.676
205.746
Jumlah
Prakiraan serangan OPT utama padi MT. 2011 pada masing-masing Propinsi di Indonesia secara lengkap disajikan pada tabel 2. Secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut: Prakiraan Serangan Penggerek Batang Padi Prakiraan serangan penggerek batang padi tertinggi terdapat di 3 (tiga) propinsi yaitu Jawa Tengah mencapai luas maksimum 14.085 ha, diikuti Jawa Barat mencapai 13.430 ha, dan Sulawesi Selatan 8.875 ha. Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
Prakiraan Serangan Wereng Batang Coklat Serangan wereng batang coklat tertinggi diramalkan akan terjadi di Propinsi Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Di Jawa Timur serangan WBC diperkirakan mencapai luas maksimum 10.271, Jawa Tengah seluas 9.475 ha, dan Jawa Barat 5.072 ha.
3
BULETIN PERAMALAN OPT
Prakiraan Serangan Tikus Serangan tikus tertinggi diprakirakan akan terjadi di 3 (tiga) propinsi yaitu di Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Jawa Tengah. Di Jawa Barat diprakirakan akan mencapai luas maksimum 19.631 ha, di Sulawesi Selatan mencapai luas 13.297 ha, sedangkan di Jawa Tengah mencapai luas 11.510 hektar.
Prakiraan Serangan Tungro Prakiraan serangan penyakit tungro tertinggi akan terjadi di Propinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan NTB. Di Jawa Barat diprakirakan akan mencapai luas maksimum 920 ha, di Jawa Timur mencapai luas maksimum 827 ha, dan di NTB mencapai luas 506 hektar.
Prakiraan Serangan BLB/Kresek Tiga propinsi yang diprakirakan terserang penyakit BLB tertinggi adalah propinsi Jawa Barat dengan luas serangan maksimum 7.240 ha, Jawa Tengah mencapai 5.355 ha, dan Jawa Timur seluas 4.893 hektar.
Prakiraan Serangan Blas Serangan penyakit blas yang tertinggi akan terjadi di 3 (tiga) propinsi, yaitu propinsi Jawa Timur dengan luas maksimum 671 ha, Jawa Barat seluas 557 ha, dan Jawa Tengah seluas 477 hektar.
Peramalan OPT adalah kegiatan yang diarahkan untuk mendeteksi dan memprakirakan populasi/serangan OPT serta kemungkinan penyebaran dan akibat yang ditimbulkan dalam ruang dan waktu. Peramalan OPT merupakan bagian penting dalam program dan kegiatan penerapan PHT, dan dalam kegiatan perencanaan ekosistem yang tahan terhadap gangguan OPT (budidaya tanaman sehat). Peramalan serangan OPT bertujuan untuk memberikan informasi tentang populasi, intensitas dan luas serangan, serta penyebaran OPT pada ruang dan waktu yang akan datang.
Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
4
BULETIN PERAMALAN OPT Tabel. 2 . Prakiraan Maksimum OPT Utama Padi MT. 2011 menurut Propinsi Di Indonesia. No.
Propinsi
PBP (ha)
WBC (ha
TIKUS (ha)
TUNGRO (ha)
BLAS (ha)
BLB (ha)
1
NAD
1.641
53
5.236
5
98
165
2
SUMUT
371
15
1.260
62
159
569
3
SUMBAR
44
64
1.219
231
47
97
4
RIAU
185
47
393
2
57
170
5
JAMBI
174
22
367
2
17
29
6
SUMSEL
788
56
1.036
63
134
528
7
BENGKULU
250
18
359
204
40
185
8
LAMPUNG
2.381
65
3.875
46
296
760
9
DKI
179
62
58
3
10
216
10
JABAR
13.430
5.072
19.631
920
557
7.240
11
JATENG
14.085
9.475
11.510
517
477
5.355
12
DIY
1.294
398
1.148
64
6
1.012
13
JATIM
6.686
10.271
5.272
827
671
4.893
14
BALI
295
108
887
445
21
207
15
NTB
1.165
38
477
506
394
1.174
16
NTT
3.502
20
1.079
266
77
17
17
KALBAR
494
155
847
2
41
11
18
KALTENG
42
2
71
18
10
7
19
KALSEL
94
27
322
45
18
7
20
KALTIM
15
2
21
2
5
7
21
SULUT
733
2
346
136
39
71
22
SULTENG
1.796
10
1.616
75
9
129
23
SULSEL
8.875
12
13.297
262
252
1.362
24
SULTRA
1.751
5
4.756
14
233
29
25
MALUKU
81
4
49
9
10
7
26
PAPUA
60
2
23
40
11
14
27
BANTEN
2.872
1.310
1.045
256
83
1.885
28
GORONTALO
382
2
240
2
2
101
29
Maluku Utara
26
2
20
7
4
7
30
Papua Barat
228
14
88
7
4
10
31
Sulawesi Barat
1.246
3
1.295
122
8
171
32
Babel
2
2
3
2
2
7
65.170
27.335
77.844
5.161
3.793
26.443
Jumlah
Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
5
BULETIN PERAMALAN OPT
PRAKIRAAN LUAS SERANGAN PENGGEREK BATANG PADI PADA TANAMAN PADI MK.2011 MENURUT PROPINSI DI INDONESIA
PRAKIRAAN LUAS SERANGAN WERENG BATANG COKLAT PADA TANAMAN PADI MK.2011 MENURUT PROPINSI DI INDONESIA
Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
6
BULETIN PERAMALAN OPT
PRAKIRAAN LUAS SERANGAN TIKUS PADA TANAMAN PADI MK.2011 MENURUT PROPINSI DI INDONESIA
PRAKIRAAN LUAS SERANGAN TUNGRO PADA TANAMAN PADI MK.2011 MENURUT PROPINSI DI INDONESIA
Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
7
BULETIN PERAMALAN OPT
PRAKIRAAN LUAS SERANGAN BLAS PADA TANAMAN PADI MK.2011 MENURUT PROPINSI DI INDONESIA
PRAKIRAAN LUAS SERANGAN BLB PADA TANAMAN PADI MK.2011 MENURUT PROPINSI DI INDONESIA
Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
8
BULETIN PERAMALAN OPT
Panduan Praktis
MENGENAL DAN MENGENDALIKAN
OPT JAGUNG
P
anduan praktis yang membahas hama-penyakit tanaman padi dan kedelai sudah selesai dibahas pada Buletin Peramalan edisi yang lalu. Atas permintaan dari pembaca terutama dari kalangan petugas lapang (THL-POPT) dan petani agar dibahas pula pengenalan dan pengendalian OPT Jagung secara umum. Interaksi dari pihak pembaca sangat diperlukan sebagai masukan yang berharga bagi pengelola Buletin ini. Maka pada edisi kali ini mulai ditampilkan OPT Jagung secara bersambung. Kami berharap sajian ini dapat memberikan solusi terutama pada permasalahan hama dan penyakit tanaman jagung. Hama tanaman jagung terdiri dari hama penggerek batang: (Ostrinia, Sesamia, dan Heliothis), hama pemakan daun : (Valanga, Agrotis, Amsacta, Cnaphalocrosis, Mythimma, dan Spodoptera), hama pengisap: (Nezara, Rhopalosiphum maydis, Peregrinus maydis), Hama penggerek buah: (Heliothis, Ostrinia), Hama gudang: (Ulat Doloessa, kumbang Carpophilus, Sitophilus, dan Trogoderma), Penyakit: (Penyakit bulai, karat, bercak daun, gosong, dan busuk tongkol). Selanjutnya mari kita bahas satu persatu OPT tersebut diatas. Ostrinia furnacalis Hama penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis) tersebar di daerah Asia, Amerika, dan Australia. Di Eropa didapatkan spesies lain yaitu Ostrinia nubilalis. Ngengat betina bertelur kira-kira 90 telur, yang diletakkan pada malai bunga jantan atau pada daun yang ketiga dari atas tanaman. Larva menggerek batang langsung atau makan daun terlebih dulu. Jika pada waktu menggerek bertemu dengan ruas yang ada tongkol jagungnya, maka dia menggerek tongkol jagung. Siklus hidup keseluruhan 22-45 hari.
Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
Ngengat aktif pada malam hari antara jam 20.00-22.00, meletakkan telur dan kopulasi pada saat tersebut. Ostrinia mempunyai musuh alami yang berupa parasit telur dari Braconidae, parasit pupa dari Incneumonidae, dan semut yang sering makan larva muda.
9
BULETIN PERAMALAN OPT
Heliothis
A
Heliothis armigera merupakan hama penting pada jagung karena selain merusak tongkol juga makan batang dan daun jagung. Ngengat betina meletakkan telur pada bunga jantan atau bunga betina. Setelah telur menetas, larva menggerek tongkol jagung, kemudian larva turun ke bawah makan tanaman jagung yang masih muda, selanjutnya menjadi pupa diatas permukaan tanah. Serangga ini mempunyai musuh alami yang berupa parasit telur (Trichogramma nana), parasit larva (Eriborus argentteopilosa), dan cendawan pathogen (Metarrhizium).
B C
A: kelompok telur Ostrinia, B: larva Ostrinia selain menggerek batang juga menggerek tongkol, C: ngengat Osrinia jantan dan betina. (Foto: Repro)
Sesamia Sesamia inferens yang lebih dikenal sebagai penggerek batang padi merah jambu juga dapat menggerek batang jagung. Tanaman jagung yang diserang akan mati, karena menyerang tanaman yang masih muda. Larva menggerek dengan cara melubangi ruas batang (tidak seperti Ostrinia).
Larva Sesamia inferens
Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
Selain merusak tongkol Heliothis juga makan batang dan daun jagung. (Foto: Baskoro SW)
10
BULETIN PERAMALAN OPT
Agrotis
Valanga Valanga nigricornis (belalang) sangat merusak pertanaman jagung jika menyerang secara bergerombol. Perkembangan hidupnya telur-nimfa-imago. Nimfa dan imago adalah stadia aktif merusak pertanaman, nimfa dan imago habitatnya sama. Imago betina meletakkan telur di dalam tanah, telur akan menetas setelah keadaan tanah cukup lembab, telur dapat bertahan berbulanbulan jika keadaan tanah tak kunjung lembab. Pengendalian terhadap nimfa dan imago sulit dilakukan, karena sangat aktif dan tidak suka berdiam lama pada suatu areal pertanaman. Pengendalian yang efektif dilakukan pengolahan tanah dengan tujuan agar telur belalang menjadi rusak. Penggunaan insektisida tidak efektif, kecuali jika dilakukan pada areal yang luas dan serentak
Agrotis ipsilon selain makan daun jagung, juga sering memotong bibit jagung yang baru berkecambah. Ulat Agrotis sering disebut ulat tanah, karena pada siang hari bersembunyi di dalam tanah. Sering pula disebut ulat pemotong berwarna hitam (black cutworm). Pengendalian diarahkan pada pengolahan tanah dan irigasi yang baik agar populasi larva dan pupa tertekan. Selain itu, dapat pula diberikan insektisida butiran (granular) di sekitar lubang penanaman yang dilakukan bersamaan dengan menanam benih. Amsacta
Ulat tanah Agrotis ipsilon sedang memakan tanaman jagung yang baru tumbuh. (Foto: Repro)
Amsacta gangis pemakan daun jagung dan tebu serta tanaman lainnya, bersifat polifag (pemakan berbagai famili tumbuhan). Sering disebut ulat beruang (bear caterpillar), karena berwarma hitam dan berbulu panjang-panjang. Larva bergeraknya sangat cepat dibanding larva. Lepidoptera lainnya. Pengendalian dilakukan dengan cara mengambil dan mengumpulkan ulat untuk dibunuh, dapat pula dilakukan penyemprotan dengan insektisida yang bersifat racun perut, jika populasi tinggi. Cnaphalocrosis Cnaphalocrosis medinalis, hama putih palsu pada tanaman padi, jagung, dan sorghum. Hama ini memakan jaringan daun yang terdapat diantara epidermis atas dan bawah daun, seperti membuat terowongan. Hama putih palsu (C. medinalis), larvanya mengorok dan mengerat lapisan epidermis daun, sehingga daun tinggal kerangkanya saja.
Perilaku belalang yang suka bergerombol jika sedang menyerang membuat tanaman jagung ludes dalam sekejap. (Foto: Repro)
Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
11
BULETIN PERAMALAN OPT
Nezara
Hama putih palsu (Cnaphalocrosis medinalis) selain menyerang tanaman padi juga menyerang tanaman jagung dan sorghum (Foto Repro).
Nezara viridula, kepik hijau bersifat polifag, menjadi hama penting pada tanaman jagung, tembakau, kentang, cabai, kapas, dan tanaman-tanaman legum. Imago betina dapat bertelur hingga 1000 butir, yang diletakkan per kelompok 1090 butir. Perkembangan hidup dari telurnimfa-imago diselesaikan dalam 4-8 minggu. Serangga ini mempunyai musuh alami yang berupa parasit telur Ooencyrtus malayensis dan Telenomus sp. N. viridula dapat mengeluarkan toxin yang menyebabkan tanaman layu. Pengendalian dengan aplikasi insektisida kontak dapat menekan populasi serangga. Rhopalosiphum maydis
Mythimma dan Spodoptera Mythimma separata dan Spodoptera mauritia dengan nama umum ulat grayak/ulat tentara menyerang secara bersama-sama pada malam hari. M. separata, imago bertelur hingga 600 butir telur, yang diletakkan pada permukaan bawah daun dalam barisan-barisan. Empat hari kemudian telur menetas, larva instar muda hanya makan daging buahnya saja tidak dengan tulang daunnya. Larva instar tua makan daun dengan tulang daunnya. Ulat berwarna abu-abu muda dengan garis-garis berwarna lebih gelap. Pada siang hari ulat menghindari cahaya matahari bersembunyi pada pangkal tanaman. Pupa terletak pada permukaan tanah berwarna merah kecoklatan. Siklus hidup 30-60 hari. Pengendalian dilakukan dengan pengolahan tanah yang intensif, agar larva dan pupa yang bersembunyi didalam tanah tertekan populasinya.
Ulat grayak atau ulat tentara menyerang secara bersamasama pada malam hari, larva instar tua makan daun dengan tulang daunnya. (Foto Repro) Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
Rhopalosiphum maydis (Aphis maydis) berwarna hijau merupakan hama pada jagung, tebu, sorghum dan rumputrumputan lain. Serangga ini juga merupakan vektor penyakit virus mosaik pada tebu dan vektor penyakit virus kuning bergaris. Serangga ini terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk tak bersayap dan bersayap. Bentuk yang bersayap timbul jika populasi pada suatu daun/tanaman sudah tinggi, sehingga bentuk yang bersayap ini dapat menyebar ke tanaman atau daerah lain. Serangga ini mempunyai musuh alami kumbang Coccinelid Harmonia octomaculata. Pengendalian menggunakan insektisida kontak akan menurunkan populasi..(Bersambung)***
12
BULETIN PERAMALAN OPT
ď€
U
paya peningkatan produksi pangan saat ini dihadapkan pada berbagai kendala yang terjadi di lapangan. Gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) merupakan risiko dan kendala dalam program peningkatan produksi. Permasalahan di lapangan yang berupa gangguan serangan OPT dan DPI, bersifat dinamis dan kompleks sehingga pengembangan teknologi perlindungan mutlak harus disesuaikan dengan situasi dan lingkungan strategis yang berkembang di lapangan. Oleh karena itu BBPOPT berperan aktif dalam mendukung program peningkatan produksi sesuai dengan tugasnya. Adapun tugas yang sedang dan akan dilakukan oleh BBPOPT meliputi :
1
Melakukan pengawalan di tingkat lapang melalui kegiatan surveilans khususnya di daerah endemis OPT dan sentra produksi selama musim tanam, untuk mendapatkan sumber informasi lapangan secara langsung. Hasil surveilans berupa data pengamatan ditindaklanjuti dengan menyusun rumusan peramalan OPT dan rujukan proteksi/rekomendasi terhadap peringatan dini yang disampaikan kepada Dinas Pertanian setempat. Mengumpulkan dan menganalisis data serangan OPT (musiman), untuk perumusan prakiraan serangan OPT musim tanam dan pemetaan wilayah sebaran serangan OPT secara nasional untuk disebarluaskan ke seluruh propinsi.
2
Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
3
Memberikan bimbingan teknis kepada petugas perlindungan di daerah untuk menindaklanjuti hasil prakiraan serangan OPT yang masih global menjadi bentuk ramalan yang lebih spesifik sehingga upaya pengendalian akan lebih efektif dan efisien. Mengembangkan teknologi pengamatan, model peramalan dan pengendalian OPT terapan lokal spesifik untuk menyusun rujukan proteksi tanaman. Untuk tahun 2011 surveilans dilakukan di 50 kabupaten di 6 Propinsi secara periodik per dua minggu sekali hasil surveilans terutama OPT utama di petakan di Google Maps sebagai Peta Sebaran OPT untuk bisa digunakan sebagai referensi dalam menentukan upaya pengendalian.
4
13
BULETIN PERAMALAN OPT
Secara makro kerugian yang diakibatkan oleh OPT utama maupun DPI masih bisa memungkinkan untuk diminimalisasi melalui kegiatan surveilans dan analisis serangan OPT yang menghasilkan data prakiraan OPT. Berdasarkan data prakiraan serangan OPT tanaman padi pada MH. 2010/2011 ini jauh menurun bila di banding dua musim tanam terakhir. BBPOPT selalu membuat prakiraan setiap musim tanam baru tiba. Ramalan itu dibuat dari rata-rata serangan OPT dalam dua musim tanam terakhir. Prakiraan itu adalah rambu-rambu, bisa tidak terjadi kalau ditangani dengan baik salah satunya melalui kegiatan surveilans OPT utama tanaman padi. Perkembangan OPT utama padi dipantau melalui surveilans, hasil surveilans disampaikan ke petugas dinas setempat agar dilakukan langkah pengendalian melalui gerakan. Program, strategi, kebijakan dan kegiatan serta langkah-langkah operasional yang telah dilakukan BBPOPT diharapkan dapat mendukung upaya pengamanan produksi tanaman pangan tahun 2011 sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan keberhasilan upaya pengamanan produksi, dukungan dari seluruh stakeholders dibidang perlindungan tanaman sangat diharapkan. Tingkat keberhasilan pengamanan produksi tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI selain ditentukan oleh tersedianya teknologi pengendalian OPT, pemberdayaan SDM dan penguatan kelembagaan juga perlu adanya koordinasi operasional pengamanan di tingkat lapangan. Walaupun pada dasarnya kegiatan perlindungan tanaman pangan merupakan tanggung jawab petani dan masyarakat, tetapi pemerintah dalam hal ini berperan sebagai motivator dan stimulator dalam mengembangkan potensi sumberdaya alam dan masyarakat petani. Seiring dengan semangat otonomi daerah, operasional perlindungan tanaman perlu diselaraskan dengan program pembangunan pertanian dan potensi masing-masing daerah.
Spot terbakar (hopperburn) karena serangan wereng batang coklat pada varietas peka (Foto Urip SR).
Surveilans yang dilakukan oleh Tim Surveilans BBPOPT adalah menekan luas serangan OPT maksimal 2%. (Foto Urip SR)
Tingkat keberhasilan produksi ditentukan oleh teknologi pengendalian OPT, pemberdayaan SDM dan penguatan kelembagaan (Foto: Urip SR). Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
14
BULETIN PERAMALAN OPT
Pengamanan produksi yang dilakukan melalui penanganan gangguan OPT dan DPI diharapkan dapat menjamin peningkatan produksi dan produktifitas pada taraf optimal, sehingga sasaran produksi yang telah ditetapkan dapat tercapai. Dalam rangka mengantisipasi terjadinya gangguan OPT berupa hama, penyakit, dan gulma serta penanganan DPI berupa banjir dan kekeringan, kebijakan dasar yang diambil oleh pemerintah telah dituangkan dalam Inpres No.3 Tahun 1986, UU No.12 dan PP No.6/95 yang dilaksanakan dengan menerapkan system Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Oleh karena itu, PHT menjadi dasar kebijakan pemerintah dalam program perlindungan tanaman pangan di Indonesia. Dalam rangka mewujudkan sistem pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan, PHT merupakan sistem yang dianjurkan dan penerapannya ditingkat lapangan merupakan suatu keharusan. Agar operasional pengendalian OPT dapat terlaksana dengan baik, perlu dilaksanakan pembinaan, bimbingan, koordinasi, dan pengawasan dari petugas perlindungan tanaman secara berjenjang mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, propinsi sampai tingkat pusat. Sasaran dari surveilans yang dilakukan oleh Tim Surveilans BBPOPT adalah menekan luas serangan OPT maksimal 2% pada areal yang menerapkan budidaya tanaman pangan secara tepat dan berkelanjutan. Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pengelolaan OPT. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan sumberdaya manusia perlindungan tanaman (petugas dan masyarakat tani). Serta tercapainya efektifitas dan efisiensi pelaksanaan operasional penge- lolaan OPT di daerah. Hasil surveilans OPT secara periodik dapat dilihat di website BBPOPT www.deptan.go.id/ditjentan/bbpopt
Perlindungan tanaman pangan merupakan tanggung jawab petani dan masyarakat, tetapi pemerintah dalam hal ini berperan sebagai motivator dan stimulator dalam mengembangkan potensi sumberdaya alam dan masyarakat petani. (Foto: Urip SR)
Surveilance juga sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan SDM perlindungan. (Foto: Urip SR)
Tim Peliput: Urip SR, Devied, Antulat T. Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
15
BULETIN PERAMALAN OPT
P
encanangan panen padi 10 ton per hektar dengan luas areal 10.000 hektar untuk mendukung Swasembada pangan berkelanjutan diselenggarakan di desa Tunggak Jati, Kecamatan Karawang Barat, Jawa Barat (Kamis 10/3). Acara dihadiri oleh Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Ir. Udhoro Kasih Anggoro, MS, mantan menteri Koperasi dan UKM Adi Sasono, Bupati Karawang Ade Swara, MH dan undangan lainnya terdiri dari kelompok tani dan tokoh masyarakat. Menurut Dirjen Tanaman Pangan menargetkan dalam tahun 2011 s/d 2014, Indonesia akan surplus beras sebanyak 10 juta ton, hal itu disampaikan dihadapan pelaku agribisnis di Karawang. Secara simbolik Dirjen TP bersama undangan melakukan panen perdana varietas padi “Merdeka”.
Menurut Adi Sasono, pemerintah harus bertindak cepat membantu para petani agar varietas “merdeka” yang diklaim lebih tahan terhadap serangan OPT segera dirilis. Sehingga, petani akan lebih mudah mendapatkan benih untuk meningkatkan produksi padinya. “ Saya berharap Pak Dirjen dan Bupati Karawang bisa secepatnya membantu petani untuk merilis varietas lokal ini,” pinta Ketua “Co-Op Indonesia Foundation” Adi Sasono usai melakukan panen perdana varietas “Merdeka” yang mengadopsi teknologi SRI (System of Rice Intensification) di sentra pertanian Solbi Agro Kelurahan Tunggak Jati, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang (Kamis 10/2).
Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
Sebelumnya, ketua Kelompok Tani Sinar Jaya Yoskar Lim dihadapan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Ir. Udhoro Kasih Anggoro, MS, Bupati Karawang Ade Swara, para kepala dinas dan camat serta para ketua kelompok tani dan KTNA mengatakan, varietas ‘Merdeka’ yang sudah dibudidayakan para petani Karawang dan Pabuaran Subang mampu menghasilkan produksi padi 12 ton GKP per hektar. “Varietas lokal ini sudah terbukti mampu meningkatkan produksi padi dan tahan terhadap hama,” ucapnya. Pada areal ini, ada 10 hektar sawah yang dibudidayakan menggunakan varietas “Merdeka” dan terbukti tanaman padi ini berkondisi baik.
16
BULETIN PERAMALAN OPT
Padi varietas lokal “Merdeka” yang tahan hama dan penyakit, banyak ditanam petani Karawang dan Subang. (Foto: Devied)
Serangan hama dan penyakit baik virus kerdil hampa maupun kerdil rumput yang terjadi beberapa waktu lalu tidak menyerang varietas ini. “Oleh karena itu, kami meminta pemerintah untuk memberikan perhatian pada varietas ini dan segera dirilis, agar varietas ini juga dapat membantu petani meningkatkan pendapatan mereka dan membantu pemerintah dalam menjawab persoalan ketahanan pangan,” ungkapnya. Dikatakannya, salah satu persoalan penting bagi petani saat ini adalah serangan hama dan perubahan iklim. Melalui varietas ini, persoalan tersebut sedikit banyak bisa digunakan sebagai solusi. “Kami bersama kelompok tani Sinar Jaya secara mandiri melakukan uji coba dan penelitian mengenai varietas ini,” kata Yoskar Lim mantap. Hal tersebut pun ditanggapi dan direspon oleh Dirjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Udhoro Kasih Anggoro. Ia mengatakan bukti dari varietas yang mampu menghasilkan padi diatas ratarata produksi padi nasional perlu direspon. “Namun tentu saja harus sesuai peraturan yang sudah ditetapkan. Pada prinsipnya, kami akan menindaklanjuti keinginan petani ini,” tuturnya.
Bupati Karawang Ade Swara dalam sambutan tertulisnya mengatakan di beberapa daerah di Jawa Barat terjadi rendahnya produktivitas panen disebabkan rusak dan gersangnya lahan pertanian sebagai konsekuensi dari pemakaian material kimiawi yang berdampak negatif bagi lingkungan,” Solusinya, menyuburkan kembali lahan persawahan agar produktivitasnya meningkat, tetapi tidak berdampak negatif pada lingkungan,” ucapnya. Saat ini kata Ade, Kabupaten Karawang tengah mengembangkan budidaya tanaman padi yang dapat meningkatkan produktivitas secara fantastis sekaligus ramah lingkungan, yaitu System of Rice Intesification (SRI). Metoda ini telah diterapkan di banyak Negara dengan produksi ratarata diatas 10 ton GKP (Gabah Kering Panen) per hektar bahkan ada yang mencapai 12 ton per hektar. “ Metoda SRI menggunakan inpun alami (pupuk dan pestisida alami) yang ramah lingkungan,” tuturnya.(USR)*** Baca: Petani Mandiri dari Pasir Kaliki halaman 20.
Bupati Karawang Ade Swara mendampingi Dirjen Tanaman Pangan, Udhoro Kasih Anggoro. (Foto: Devied)
Dirjen Tanaman Pangan Udhoro Kasih Anggoro saat diwawancarai wartawan selepas melakukan panen raya di Karawang (Foto: Devied)
Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
17
BULETIN PERAMALAN OPT
P
entingnya menunjukkan siapa diri kita sebenarnya, spesifik, dan selalu optimis, akan menjadikan keberadaan kita diakui. Perlunya menunjukkan diri pada lingkungan bahwa secara individu kita bisa memberi, dan secara jejaring kita bisa berbagi berbuat banyak hal dalam sebuah kelompok adalah proses memberi dan berbagi, dan saat itulah kita membangun citra diri lewat individu maupun kelompok. Perjumpaan dengan Pak Haji Rohmat Sarman (40) , sang penggagas KSPO (Kelompok Study Petani Organik), berlangsung cukup mengesankan. Saat disambangi dirumahnya yang sekaligus sebagai sekretariat KSPO di desa Pasir Kaliki, Kec. Talagasari, Kabupaten Karawang. Kang Haji (begitu panggilan akrab sehari-hari H. Rohmat Sarman) bukan petani biasa, tetapi seorang motivator yang mumpuni bagi kelompoknya. Gebrakan awal Kang Haji dalam berbudidaya organik di Karawang mampu membuat tertarik orang nomer satu di Karawang, ini terbukti pada saat panen perdana padi organik varietas lokal “Si Denok” yang ditanam dengan pendekatan full organik dilakukan oleh Bupati Kabupaten Karawang, Ade Swara, MH. Dirumahnya yang merangkap sebagai laboratorium lapang sangat penuh dengan peralatan penunjang seperti mikroskup, incase, rumah kompos, tabung fermentasi pupuk cair maupun drumdrum tempat ekstrak pestisida nabati. Kang Haji rajin membaca literatur dan menghubungi beberapa balai penelitian termasuk Balai Besar Peramalan OPT untuk menimba ilmu cara membuat isolate agens hayati.
Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
Semangat petani Menyadari bahwa Karawang merupakan lumbung padi Jawa Barat, tetapi kini gaungnya semakin menurun seiring dengan pesatnya pertumbuhan industry di kota pangkal perjuangan ini. Berangkat dari rasa prihatin yang terkadang membuahkan pertanyaan kepada diri sendiri, “Kenapa orang kalau mau belajar organic harus ke Ciamis atau Sukabumi, padahal luas baku persawahan di Karawang lebih luas, irigasinya pun mendukung untuk budidaya organik, tinggal kemauan keras dan semangat, begitulah yang selalu mengusik benak Kang Haji.” .
18
BULETIN PERAMALAN OPT
Sudah saatnya petani kita mendewakan inovasi. Karena selama ini, inovasi belum mendapat tempat yang selayaknya di hati para petani. Nah, pada kondisi demikian diperlukan sosok sinterklas untuk memulai ber-inovasi bagi lingkungan kelompoknya. Era kebangkitan petani harus dimulai, ini terbukti di Karawang, petani sudah mampu menjadi pemulia benih varietas padi maupun hortikultura. Kreativitas petani akan melepaskan bangsa ini dari ketergantungan terhadap benih impor. Tanpa kreativitas para pemulia benih, penguasaan benih oleh segelintir konglomerasi industri benih akan selamanya menjepit petani. Ditengah keraguan petani Karawang tentang budidaya padi dengan pendekatan organik, karena produktivitas hasil pertanian yang susah menyamai atau melebihi pendekatan an-organik, Kelompok Studi Petani Organik (KSPO) BALE PARE Ds. Pasir Kaliki, Kec. Rawamerta, Kab. Karawang mencoba menepisnya. Pada hari jum’at tanggal 18 Februari 2011 dilakukan panen padi organik varietas lokal yang ditanam dengan pendekatan organik yang dilakukan oleh Bupati Kabupaten Karawang. Menurut Kang Haji (sapaan akrab H. Rohmat Sarman, Ketua KSPO BALE PARE), panen padi organik ini sengaja mengundang Bupati Karawang untuk menepis keraguan dan keyakinan petani tentang hasil panen organik selalu di bawah an-organik. Selanjutnya Kang Haji mengatakan, “pendekatan full organik yang dilakukan KSPO Bale Pare adalah ijtihad yang diarahkan supaya hasil penanaman padi organik menyamai hasil an-organik, dan Alhamdulillah kami dapat membuktikannya”. Dengan nada yang agak santai Ketua KSPO Bale Pare menambahkan, “walaupun hasil panen kali ini menurut kami belum optimal, KSPO Bale Pare merasa perlu mengundang Bupati Kabupaten Karawang Drs. H. Ade Swara, MH untuk memanennya”.
Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
Lumbung padi milik KSPO Balepare, tabungan padi untuk masa paceklik (Foto: Devied S)
Rumah kompos mensuplai kebutuhan pupuk organik bagi kelompok, disini jerami diproses menjadi kompos. (Foto: Devied S)
Pestisida Nabati selalu tersedia sepanjang musim di KSPO Balepare. (Foto: Devied S)
19
BULETIN PERAMALAN OPT
Sifat keanggotaan KSPO Bale Pare terbuka, asal dalam berbudidaya Organik sesuai dengan konsep Bale Pare. (Foto: Rohmat Sarman)
Menurut Hj. Rukmini, sekretaris KSPO Bale Pare, “panen padi organik mengundang Bupati Karawang tadinya akan dilakukan musim depan, tetapi karena pertimbangan momentum dan penyemangat kepada kami, maka pelaksanaannya dilakukan panen musim ini. Sekalipun persiapan yang cukup singkat, Alhamdulillah dengan semangat pengurus dan anggota kelompok, akhirnya panen organik kali ini cukup lancar”. “Panen padi organik varietas lokal “denok” menghasilkan 6.8 ton per ha” tegas Waryono bagian Hubungan Masyarakat KSPO Bale Pare. “Hasil yang kami capai, untuk penanaman pertama dengan pendekatan full organik, hasilnya tidak kalah dengan pendekatan an-organik. Harapan kami, langkah yang dilakukan oleh KSPO Bale Pare dapat menyemangati petani yang lain untuk tidak ragu menanam padi dengan pendekatan full organik”. Ketika Bupati Karawang ditanya apakah Kabupaten Karawang telah mempunyai program yang jelas tentang pertanian organik, dengan jujur Drs. H. Ade Swara, MH. mengatakan, “Pemerintah Daerah belum mempunyai action plan yang jelas tentang pertanian organik, namun kedepan akan dilakukan komunikasi intensif dengan komunitas petani organik yang ada di Karawang, terutamanya dengan Kelompok Studi Petani Organik Bale Pare yang ada di Pasir Kaliki ini”.
Namun begitu, Ir. Nachrowi Muhammad Nur, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Karawang, pada kesempatan silaturahmi ke KSPO Bale Pare mengatakan, “Melihat dinamika yang terjadi di KSPO Bale Pare, Dinas Pertanian dan Kehutanan Karawang merasa perlu melakukan komunikasi intensif dengan Bale Pare, paling tidak kedepan, KSPO Bale Pare dapat menjadi prototype pertanian organik di Karawang”. “Sepertinya KSPO Bale Pare cocok dijadikan pilot project pertanian organik di Karawang”, tambahnya. Ditengah pendapat susahnya di daerah Karawang melakukan pertanian organik, H. Rohmat Sarman menjelaskan, “KSPO Bale Pare akan berusaha secara objektif dengan pendekatan yang komprehensip membuktikan bahwa Karawang dapat melakukan pertanian organik yang tersertifikasi”. Struktur Pengurus Kelompok Study Petani Organik BALE PARE Ketua
: Rohmat Sarman
Sekretaris
: Hj. Rukmini
Bendahara
: Ata
Sie Humas
: Waryono
Sie Pupuk Oganik
: Tisna
Sie Kualitas Tanah
: Nawin
Sie Mekanisasi
: Kari
Sie Pasca Panen
: Rasim
Sie Pergudangan
: Rasji
Jumlah Anggota
: 32 orang
Luas Garapan
: 57 hektar
Saatnya pemerintah memberi perhatian lebih besar pada kelompok petani mandiri semacam ini, karena kelompok mandiri seperti ini menjadi panutan di lingkungannya, yang ikut andil dalam membangun ketahanan pangan di Indonesia. Semoga….!!!(USR)*** Info lebih lanjut hubungi: E-mail: kspobalepare@gmail.com
Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
20
BULETIN PERAMALAN OPT
ď •ď€
W
ereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens STAL) masih menjadi ancaman serius dan membikin otak petani kemrungsung (suntuk). Bagaimana tidak kemrungsung kalau padi yang baru saja ditanamnya tiba-tiba saja mengering seperti disiram air panas (hopperburn) dan pada waktu panen pun bulirnya kurang bernas, sehingga menyebabkan susut hasil panen. Siapa lagi dalang dibalik kejadian tersebut kalau bukan Wereng Batang Coklat (WBC). Semua petani telah mengetahui bahwa WBC merupakan hama penting tanaman padi di Indonesia. Pada tahun 1970-an, di Indonesia terjadi ledakan serangan WBC, serangan terluas terjadi pada tahun 1977 yaitu 713.185 ha dan 1979 mencapai 744.456 ha. Serangan WBC sampai sekarang masih sering terjadi. WBC adalah hama yang membahayakan yang harus selalu diwaspadai dan dikendalikan, karena dapat menimbulkan ledakan serangan dan kerusakan berat pada tanaman padi baik musim hujan maupun musim kemarau. Berbicara mengenai si Coklat yang satu ini orang khususnya petani akan merasa geregetan karena ulahnya. Sekilas ilustrasi mengenai dampak kerusakan yang ditimbulkannya tersebut mungkin juga sudah bisa memancing rasa geregetan anda. Si coklat atau Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens STAL) lebih dikenal sebagai hama dominan di daerah persawahan, karena kemampuannya berkembang biak dengan cepat. WBC mampu menyerang dan penyebarannya cepat sehingga secara tiba-tiba mengakibatkan tanaman padi menjadi mengering/puso Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
Akibat serangan WBC tanaman padi menjadi mengering/ puso atau hopperburn. (Foto: Urip SR) 21
BULETIN PERAMALAN OPT
Serangan virus kerdil hampa dan kerdil rumput yang ditularkan WBC dapat terjadi setelah musim sebelumnya populasi werengnya tinggi/serangan berat. Kemampuan bertelur Dewasa betina bertelur dengan masa hidup ± 8 hari. Seekor WBC betina mampu bertelur sebanyak 100-600 butir, dengan masa telur ± 8 hari. Masa nimfa (sejak menetas sampai menjadi dewasa) ± 18 hari. Siklus hidup WBC berkisar ± 28 hari. WBC dewasa memiliki 2 bentuk sayap yaitu sayap panjang (makroptera, mampu terbang jarak jauh) dan sayap pendek (brakhiptera, dewasa menetap pada batang rumpun padi, menghasilkan keturunan dalam jumlah banyak, yang menyebabkan tanaman mongering). Seekor WBC betina dalam satu musim tanam padi dengan kondisi lingkungan yang sesuai menghasilkan keturunan sampai 2000 ekor. Misalnya: pada tanaman padi yang berumur 2 minggu setelah tanam, tiap 2 rumpun ditemukan populasi WBC 1 ekor, atau > 20 ekor WBC per rumpun pada tanaman padi umur 6 minggu setelah tanam, maka akan menimbulkan gejala mongering pada saat keluar malai-pengisian bulir. Nimfa besar yang hidup pada tanaman padi yang tua akan membentuk dewasa bersayap panjang dan terbang pindah menyebar ke daerah lain. Pemicu ledakan Penanaman varietas padi yang peka terhadap WBC setempat (non VUTW seperti ketan, hibrida, dan varietas peka lainnya). Terbunuhnya banyak musuh alami WBC akibat penyemprotan insektisida pada persemaian dan tanaman muda (ingat ada banyak teman kita “musuh alami wereng”, ini pengendali alami Wereng Batang Coklat yang gratis). Untuk itu amati dulu apakah werengnya ada? Jangan asal semprot racun, karena salah menggunakan racun bias menjadi pemicu meledaknya Wereng Batang Coklat.
Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
Paederus sp, salah satu musuh alami wereng batang coklat, musuh alami ini memangsa nimfa kecil wereng. (Foto: Repro)
Iklim mikro yang lembab dan hangat sangat cocok untuk perkembangan wereng batang coklat (Foto: Repro)
Kondisi lingkungan yang cocok untuk perkembangan wereng batang coklat, cuaca sering hujan - panas, musim kemarau yang masih banyak turun hujan, sehingga menciptakan iklim mikro yang lembab dan hangat.. Adanya migrasi wereng batang coklat karena tanam tidak serentak, tanam terus menerus. Migrasi makroptera dari daerah terserang, dan migrasi dari daerah yang memasuki masa panen ke daerah lain pertanaman yang masih muda. Penggunaan jenis insektisida yang bukan untuk tanaman padi, teknik aplikasi, mencampur macam-macam insektisida, tidak tepatnya konsentrasi, dosis dan volume semprot.
22
BULETIN PERAMALAN OPT
Pengendalian Untuk mengatasi wereng batang coklat, prinsip penerapan PHT yaitu budidaya tanaman sehat, pelestarian musuh alami dan pengamatan rutin adalah kunci penting. 1. Penggunaan benih unggul pr oduksi tinggi, bermutu, sehat, varietas unggul tahan wereng, dan berlabel. 2. Tanam serentak pada ar eal luas, ada masa untuk memutus siklus. 3. Pergiliran varietas, jangan menanam terus-menerus satu jenis varietas pada hamparan yang sangat luas walaupun itu VUTW, karena wereng coklat akan mampu beradaptasi dan keturunannya akan lebih mampu beradaptasi dan bertahan hidup. 4. Tanam jajar legowo, adanya lor onglorong sangat baik untuk sirkulasi udara dan sinar matahari, sehingga kurang menguntungkan perkembangan wereng batang coklat ataupun penyakit padi, memudahkan melakukan pemupukan, aplikasi pestisida/agens hayati, menyiang, pengumpulan keong mas, dan pengamatan hama-penyakit. 5. Penggunaan pupuk berimbang yang tepat (pupuk majemuk NPK) sesuai fase pertumbuhan tanama, tidak menggunakan urea berlebihan, tetapi harus juga menggunakan pupuk yang mengandung unsur K dan P untuk menguatkan jaringan tanaman.
Tanam jajar legowo 2:1 memudahkan melakukan aplikasi pemupukan, pestisida, penyiangan dan memudahkan penagamatan hama penyakit (Foto: Repro)
Produk formulasi agens hayati yang ramah lingkungan untuk tanaman pangan maupun hortikultura (Foto: Urip SR)
6. Penggunaan agens hayati, atau bahan nabati, untuk menghambat perkembangan populasi wereng dan meningkatkan ketahanan alami. 7. Aplikasi insektisida yang benar mengikuti petunjuk (baca label kemasan, insektisida tepat jenis untuk hama wereng batang coklat, tepat konsentrasi insektisida per liter air, volume larutan semprot per hektar harus tepat > 500 liter air, dosis per hektar harus tepat), jangan dioplos (dicampur), penyemprotan pada pangkal batang, semburan cairan semprot harus merata mengenai jasad werengnya, apabila jarak tanamnya rapat/rumpunnya sudah padat, harus disibak dibuat lorong-lorong paling tidak setiap 6 baris, karena jika cairan semprot tidak kena wereng hasilnya tidak efektif.
Aplikasi pupuk di lahan harus seimbang dan tepat (Foto: deptan.go.id) Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
23
BULETIN PERAMALAN OPT
8. Agar berhasil efektif dan tidak sia-sia maka penyemprotan harus benar. Saat penyemprotan berpedoman pada populasi ambang pengendalian: populasi 10 ekor/rumpun pada tanaman umur < 40 hst, dan populasi populasi 20 ekor/ rumpun pada tanaman umur 40 hst. Insektisida bahan aktif bufrofezin (racun insektistatik), wereng tidak langsung mati tetapi mengakibatkan telur tidak mudah berganti kulit dan akhirnya mati, residunya dapat bertahan lebih lama, ini dapat untuk populasi wereng rendah. Populasi wereng tinggi dapat menyebabkan tanaman mengering dalam waktu singkat harus dikendalikan dengan racun kontak/lambung/ sistemik yang cepat mematikan wereng, dan jika kemudian populasi masih di atas ambang perlu dikendalikan lagi. 9. Apabila banyak wereng coklat di persemaian/ada sumber virus, lakukan penaburan insektisida: a.l. berbahan aktif carbofuran, dosis 4-6 kg untuk luasan 400500 m2 persemaian (untuk bibit 1 ha pertanaman) Ayo...kelompok kita kita rutin bermusyawarah, untuk mewujudkan budidaya tanaman sehat, kita gunakan varietas unggul bermutu, VUTW, bertanam serentak di areal yang luas, tandur jajar legowo, berdayakan peran musuh alami, tanaman rutin diamati, kendalikan OPT dengan tepat, jangan gunakan racun sembarangan, tanggung jawab kita “tanaman aman”. (Harsono Lanya)***
Biji Mahoni Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
PESTISIDA NABATI DARI BIJI MAHONI DAN DAUN SAMBILOTO
B
ahan-bahan ini bersifat racun bagi hama-hama tanaman, seperti wereng, ulat, kutu daun, kepik dan sebagainya. Selain mudah dibuat sendiri ramuan ini juga murah dan aman terhadap musuh alami serta lingkungan. Pencegahan hama dapat dilakukan dengan bahan-bahan sebagai berikut: 1. Daun Sambiloto 100 gram 2. Biji Mahoni 50 gram 3. Alkohol 10 cc 4. Air (5 liter). Alat yang diperlukan adalah: 1. Saringan 2. Blender atau alat penumbuk 3. Jirigen atau alat penyimpan Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: Daun sambiloto, biji mahoni ditumbuk hingga halus. Tambahkan air dan alkohol 70% lalu diaduk hingga rata. Masukkan dalam jirigen atau wadah yang tertutup. Biarkan selama 24 jam. Saring dan simpan hingga diperlukan. Cara penggunaan: Penggunaannya disemprotkan ke tanaman yang terkena hama dengan dicampur bersama air. Perbandingan 1 : 15 (1 liter ramuan, 15 liter air).
Daun Sambiloto 24
BULETIN PERAMALAN OPT
K
artun yang baik adalah antara lain memiliki misi pendidikan, yaitu meningkatkan kemampuan berpikir dan perenungan bagi penikmatnya, meski mediumnya humor. Oleh karena itu kartun yang berhasil demikian tentu terbit dari ide yang cerdas, dan harusnya dinikmati secara cerdas pula. Kartun ini diadopsi dari Buku Kumpulan Gambar PHT.
Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
ď&#x201A;Ž
25
BULETIN PERAMALAN OPT
PELANTIKAN ESSELON II, III DAN IV BALAI BESAR PERAMALAN OPT
S
etelah melaksanakan pelantikan dan serah terima jabatan para pejabat esselon I lingkup Kementerian Pertanian pada hari Senin (1 Nopember 2010) yang lalu, Menteri Pertanian Republik Indonesia Suswono pada hari Senin tanggal 29 Nopember 2010 bertempat di Auditorium gedung F kantor pusat Kementerian Pertanian kembali melakukan pelantikan dan serah terima jabatan para pejabat esselon II di lingkup Kementerian Pertanian. Dalam kesempatan tersebut Menteri Pertanian telah melantik sebanyak 109 pejabat esselon II, yang berada pada 12 unit kerja esselon I lingkup Kementerian Pertanian, sebagai tindak lanjut dari pelantikan para pejabat esselon I yang telah dilakukan sebelumnya.
Kepala Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Ir. Sarsito Wahono Gaib Subroto, MM (Foto: Urip SR).
Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
Berdasarkan keputusan Menteri Pertanian para pejabat esselon II yang dilantik diantaranya adalah Ir. Sarsito Wahono Gaib Subroto, MM sebagai Kepala Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT), Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Ir. Sarsito Wahono Gaib Subroto, MM menggantikan Ir. Harsono Lanya, MS yang saat ini memasuki masa persiapan pension (MPP). Pak Gaib demikian panggilan akrabnya merupakan sosok pemimpin yang tegas dan disiplin, memimpin Balai Besar Peramalan OPT ibarat “pulang rumah” karena sebelumnya duapuluh tiga tahun silam beliau pernah bertugas disini sebagai assistan counterpart Dr. Hiroichi Sawada Projek ATA 162JICA pada kegiatan Study Dinamika Populasi Wereng Batang Coklat. Jadi ibarat reuni bertugas di BBPOPT Jatisari.
26
BULETIN PERAMALAN OPT
Dalam sambutannya Menteri Pertanian menyatakan: “Selama satu tahun saya menjabat Mentan, saya merasakan kinerja kita belum memenuhi harapan publik. Oleh sebab itu diperlukan suatu perubahan yang signifikan mengantisipasi tuntutan dengan kinerja yang lebih efektif. Pelantikan eeselon II ini merupakan pelantikan yang kali pertama saya lakukan selama hampir satu tahun saya menjabat sebagai Menteri Pertanian dalam Kabinet Indonesia Bersatu. Pelantikan pejabat esselon II yang kita lakukan saat ini selain untuk mengisi beberapa jabatan esselon II yang kosong karena pejabat yang lama memasuki masa purna bhakti, memberikan kesempatan “Tour of Duty” bagi para pejabat yang diangkat kembali untuk menduduki jabatan lainnya, juga memberikan kesempatan promosi pada pejabat yang dinilai mampu dan memberikan harapan kinerja yang lebih baik dalam menduduki jabatan barunya.”
Esselon III
Tepatnya pada 4 Januari 2011 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Ir. Udhoro Kasih Anggoro, MS telah melaksanakan pelantikan dan serah terima jabatan esselon III dan pejabat esselon IV lingkup esselon I Direktorat Jenderal Tanaman Pangan diantaranya BBPOPT yaitu 3 (tiga) eeselon III dan 7 (tujuh) esselon IV di ruang P2BN Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Jl. AUP Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Pada acara tersebut ditanda-tangani juga Pakta Integritas sebagai pedoman para pejabat esselon III dan IV Kementerian Pertanian dalam menjalankan tugasnya, yang antara lain berisi komitmen untuk berperan aktif melakukan pemberantasan KKN dan tidak melakukan perbuatan tercela serta menyimpang dari ketentuan yang berlaku. Berdasarkan keputusan Menteri Pertanian nomor: 02/Kpts/Kp.330/I/2011 para pejabat yang dilantik untuk lingkup Balai Besar Peramalan OPT adalah sebagai berikut:
4. Ir. Lilik Retnowati, sebagai Kepala Seksi Pelayanan Teknik.
Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
1. Ir. Firdaus Natanegara, MM sebagai Kepala Bidang Program dan Evaluasi Balai Besar Peramalan OPT. 2. Ir. Elwidar Is, sebagai Kepala Bagian Umum, Balai Besar Peramalan OPT. 3. Ir. Baskoro Sugeng Wibowo, sebagai Kepala Bidang Pelayanan Teknik Informasi dan Dokumentasi, Balai Besar Peramalan OPT. Esselon IV 1. Ir. M. Antulat Taufiequrrachman, sebagai Kepala Seksi Informasi dan Dokumentasi. 2. Ir. Mustaghfirin, sebagai Kepala Seksi Program. 3. Edi Suwardiwijaya, SP sebagai Kepala Seksi Pemantauan dan Evaluasi.
5. Ir. Purwatiningsih, sebagai Kepala Subbagian Kepegawaian dan Tata Usaha. 6. Meliawati, sebagai Kepala Sub-bagian Keuangan. 7. Indriyanto, sebagai Kepala Sub-bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan.
27
BULETIN PERAMALAN OPT
Kami memerlukan sarana transportasi untuk gerak cepat. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi BBPOPT Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan yang disahkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 392/Kpts/OT.130/6/2004 tanggal 9 Juni 2004 tentang kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan, susunan organisasi dan tata kerja. Kedudukan BBPOPT adalah sebagai unit pelaksana teknis (UPT) pusat dan bertanggung jawab kepada Direktur Perlindungan Tanaman Pangan dan Direktur Perlindungan Hortikultura. Adapun tugasnya, yaitu melaksanakan dan mengembangkan peramalan OPT serta rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BBPOPT sebagaimana tercantum dalam surat keputusan Menteri Pertanian, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. Penyusunan program dan evaluasi peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura. b. Pelaksanaan analisis data dan informasi serangan OPT, dan faktor penentu perkembangan OPT.
e. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penerapan teknologi peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT. f. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengembangan system mutu standar laboratorium PHP (LPHP). g. Pemberian pelayanan kegiatan peramalan, pengembangan peramalan OPT dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura.
h. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga BBPOPT. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan struktur organisasinya, BBPOPT didukung oleh 3 unit kerja esselon III yaitu bagian umum, Bidang Pelayanan Teknis Informasi dan Dokumentasi serta Bidang Program dan Evaluasi. Selain itu didukung pula oleh 7 unit kerja eselon IV dan kelompok Jabatan Fungsional. (uripsr@ymail.com)***
c. Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan teknologi peramalan dan pengamatan, pengendalian OPT berdasarkan system PHT. d. Pelaksanaan dan perumusan peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT.
Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
28
BULETIN PERAMALAN OPT
ď&#x201A;&#x2014;ď&#x20AC; BAGIAN .2 BENTUK CAIR
Pekatan yang larut dalam air (WSC)
Pekatan yang dapat diemulsikan (EC)
Formulasi pekatan yang larut dalam air atau Water Soluble Concentrate (WSC) mer upakan formulasi cair yang terdiri dari bahan aktif yang dilarutkan dalam pelarut tertentu yang dapat bercampur baik dengan air. Bahan pengemulsi tidak perlu digunakan karena pelarut yang digunakan untuk bahan aktif dapat larut dalam air. Formulasi ini digunakan dengan lebih dulu diencerkan dengan air dan kemudian disemprotkan. Walaupun campuran formulasi dengan air tidak menimbulkan kestabilan emulsi, tetapi hendaknya segera digunakan untuk menyemprot, karena bahan aktif dalam formulasi dapat mengalami dapat mengalami hidrolisis apabila terlalu lama bercampur dengan air.
Formulasi pekatan yang dapat diemulsikan atau emulsifiable concentrate (yang lazim disingkat EC) merupakan formulasi dalam bentuk cair yang dibuat dengan melarutkan bahan aktif dalam pelarut tertentu dan dengan menambahkan satu macam atau lebih surfaktan atau bahan pengemulsi. Pelarut yang digunakan biasanya adalah jenis xilen, nafta atau kerosene. Kadang-kadang bahan lain ditambahkan pula dalam formulasi, misalnya bahan perekat, bahan untuk menjaga kestabilan formulasi, bahan untuk mencegah oksidasi dan sebagainya. Formulasi pekatan yang dapat diemulsikan digunakan dengan mengencerkannya dengan minyak atau lebih lazim dengan air. Di dalam air, pestisida dengan formulasi ini akan segera menyebar dan membentuk emulsi, berupa butir-butir, butir sangat kecil yang tersebar dalam air. Formulasi cair lazim digunakan dengan penyemprotan secara volume tinggi atau volume rendah. Apabila kadar bahan aktif dalam formulasi cukup tinggi dan pelarut yang digunakan tidak mudah menguap, formulasi ini kadang-kadang digunakan pula dengan pesawat terbang secara penyemprotan volume ultra rendah menggunakan alat penyemprot khusus.
Gunakan Perlengkapan yang Benar pada saat Penyemprotan (Petani SEHAT, Pengusaha KUAT, Lingkungan TERAWAT) (Foto: Repro CropLife)
Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
29
BULETIN PERAMALAN OPT
BENTUK PADAT Tepung yang dapat disuspensikan (WP)
Cucilah tangan sebelum makan, minum atau merokok bila bekerja dengan Produk Perlindungan Tanaman (Gambar Repro: CropLife)
Pekatan dalam air atau Aqueous Concentrate (AC) Formulasi ini merupakan pekatan pestisidayang dilarutkan dalam air. Biasanya pestisida yang diformulasi sebagai pekatan dalam air adalah bentuk garam dari herbisida asam yang mempunyai kelarutan tinggi dalam air, seperti asam 2-metil-4khlorofenoksiasetat atau MCPA dan asam 2,4-dikkhlorofenoksiasetat atau 2,4-D. Bahan aktif pestisida ini larut dalam air, kecuali apabila air yang digunakan untuk mengencerkan formulasi tersebut banyak mengandung magnesium, kalsium atau besi sehingga dapat terbentuk endapan yang tidak terlarut.
Tepung yang dapat disuspensikan atau Wettable Powder (WP) atau juga disebut dispersible powder (DP) adalah tepung kering yang halus yang apabila dicampur dengan air akan membentuk suspensi. Apabila bahan aktif pestisida berupa padatan, maka bahan aktif tersebut ditumbuk halus dan kemudian dicampur dengan bahan pembawa inert yang sesuai, misalnya tanah liat. Apabila beban aktif berupa cairan, maka bahan aktif tersebut disemprotkan pada bahan pembawa yang kering. Besar partikel tepung biasanya tidak lebih dari 45 mikron. Satu macam atau lebih surfaktan ditambahkan dalam formulasi sebagai bahan pembasah atau penyebar untuk mempercepat pembasahan tepung oleh air, mencegah pengendapan, mencegah pembentukan busa yang berlebihan atau untuk mencegah penggumpalan tepung. Bahan lain kadang ditambahkan pula, misalnya untuk menjaga kestabilan formulasi. Formulasi tepung yang dapat disuspensikan lazim digunakan sebagai semprotan setelah dicampur lebih dulu dengan air, atau sebagai bahan untuk digunakan dalam perlakuan benih.
Pekatan dalam minyak atau Oil Concentrate (OC) Pekatan dalam minyak adalah formulasi cair yang mengandung bahan aktif dalam konsentrasi tinggi yang dilarutkan dalam pelarut hidrokarbon aromatic seperti xilen atau nafta, atau pelarut polar yang lebih kuat seperti isopropanol atau sikloheksabon. Formulasi ini biasanya digunakan setelah diencerkan sampai pada konsentrasi tertentu dengan menggunakan pelarut hidrokarbon yang murah seperti solar atau minyak bakar lainnya, dan kemudian disemprotkan atau dikabutkan dengan alat penyemprot atau pengabut.
Rusaklah kemasan bekas dan kuburlah di tempat tertentu
Gunakan alat takar, corong dan pengaduk khusus dalam mencampur Produk Perlindungan Tanaman. (Repro: CropLife) Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
30
BULETIN PERAMALAN OPT
Tepung yang dapat dilarutkan atau Soluble Powder (SP) Bahan aktif, bahan pembawa dan bahan lainnya dalam formulasi ini larut dalam bahan cair sebagai pengencer, yang umumnya adalah air. Formulasi inipun digunakan dengan cara penyemprotan. Butiran atau Granule (G) Dalam formulasi pestisida butiran, bahan aktif pestisida dicampur/dilapisi oleh atau menempel pada bagian luar dari bahan pembawa yang inert, seperti tanah liat, pasir, atau tongkol jagung yang ditumbuk. Formulasi butiran digunakan langsung menyebarkannya tanpa dicampur dengan bahan pengencer. Besar partikel butiran berkisar antara 100-1700 micron. Yang berukuran 100-300 mikron disebut butiran mikro, sedang yang butiran biasa berukuran 300-1700 micron. Formulasi butiran tersebut tidak boleh mengandung partikel dengan ukuran kecil yang mudah terbawa angin dan tidak boleh pula mudah berlengketan antara butir satu dengan lainnya. Formulasi butiran dibuat sedemikian rupa sehingga dengan kelembaban yang ada bahan aktif dapat dilepaskan dengan cepat atau lambat. Kadar bahan aktif dalam butiran bervariasi antara 1-40 persen, tergantung pada sifat bahan aktif dan bahan pembawa serta faktor lain seperti dosis aplikasi yang dikehendaki. Pekatan Debu atau Dust Concentrate (DC) Pekatan debu adalah tepung kering yang mudah lepas dengan ukuran partikel kurang dari 75 micron, yang mengandung bahan aktif dalam konsentrasi yang relative tinggi, berkisar dari 25 sampai 75 persen. Formulasi ini biasanya tidak digunakan langsung dalam bentuk yang pekat, tetapi diencerkan dulu dengan mencampurnya dengan bahan inert yang sesuai. Kadangkadang formulasi ini digunakan sekaligus dengan mencampurnya dengan pupuk yang kering.
Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
Bacalah petunjuk dalam label pada setiap kemasan sebelum menggunakan Produk Perlindungan Tanaman (Gambar Repro: CropLife)
Simpanlah Produk Perlindungan Tanaman di tempat khusus dan tertutup serta tidak terjangkau oleh anak-anak (Gambar Repro: CropLife)
Debu atau Dust (D) Pestisida dalam bentuk debu terdiri dari bahan pembawa yang kering dan halus, yang mengandung bahan aktif dalam konsentrasi 1-10 persen, tergantung pada potensi bahan aktif pestisida dan dosis penggunaannya. Ukuran partikel debu bervariasi, tetapi umumnya lebih kecil dari 75 micron. Formulasi debu digunakan langsung dengan alat pendebu atau duster tanpa dicampur dengan bahan lain. Umumnya formulasi debu digunakan pada tanaman yang mempunyai daun yang lebat, karena partikel debu dapat masuk diantara daun dan dapat menempel pada bagian bawah daun maupun batang dan cabang. (Yadi Kusmayadi, Urip SR)*** Referensi: Penanganan Pestisida untuk pertanian tanaman pangan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Direktorat Perlindungan Tanaman
31
BULETIN PERAMALAN OPT
Bagian.2
Perbanyakan Cendawan Beauveria bassiana atau Metarrhizium anisopliae
Untuk memperbanyak B. bassiana atau M.anisopliae diperlukan proses pembuatan media perbanyakan cendawan (perbanyakan starter dan perbanyakan massal). Pembuatan Media Bahan: Ada tiga macam media yang diperlukan, masing-masing dengan jenis dan komposisi sebagai berikut: PSA = Potato Sucrose Agar, EKG = Ekstrak Kentang Gula
Alat: Takaran
Bahan
PSA
Padat
EKG
Kentang
200 gr
-
200 gr
Sukrosa
20 gr
-
-
Gula
-
-
10 gr
Agar Swallow
15 gr
-
-
Jagung/beras
-
500 gr
-
Air destilasi
1 ltr
1 ltr
1 ltr
KMnO4 5%
-
-
Aluminium foil/ kertas
Gabus
-
-
Kapas
-
-
Kantong Plastik
-
-
Panci Sendok Saringan Erlemeyer/gelas piala Jarum ent
Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
Kompor Aerator Tabung reaksi Autoklaf Kotak pemindah
Lampu Bunsen Hand sprayer Nampan plastik Kantong plastik Fermentor Staples Slang plastik Kabel Cara Kerja/Pembuatan: Media Perbanyakan Isolat/Starter Cendawan (Potato Sucrose Agar=PSA) Cuci 200 gram kentang hingga bersih, potong tipis-tipis dengan ketebalan 3 mm. Masukkan irisan kentang tersebut ke dalam panic, tambahkan 1 liter air destilasi, kemudian rebus sampai irisan kentang memutih (± 10 menit). Saring ekstrak kentang diatas, tamping dalam gelas piala, tambahkan 20 gram sukrosa dan aduk sampai larut, kemudian saring kembali. Panaskan larutan dengan api kecil sambil ditambahkan 15 gram agar swallow sedikit demi sedikit dan diaduk sampai larutan mengental. Masukkan larutan media ke dalam tabung reaksi (7-10 ml/tabung), tutup dengan kapas, kemudian bungkus 5 tabung reaksi menjadi satu menggunakan aluminium foil atau kertas. Tuangkan larutan PSA yang tersisa ke dalam erlemeyer (sebagai stock), tutup dengan kapas dan bungkus dengan aluminium foil/kertas. Sterilkan media diatas dengan autoklaf pada suhu 121oC, tekanan 1 atm selama 10 menit. Buatlah media agar miring dari media PSA dalam tabung reaksi. Dinginkan media dalam kedua wadah diatas, kemudian simpan ditempat yang bersih atau dalam lemari es.
32
BULETIN PERAMALAN OPT
Media Perbanyakan Massal Cendawan Media Padat (Jagung/Beras) Cucilah 500 gram jagung/beras sampai bersih dan tiriskan Masukkan jagung/beras itu ke dalam panci, tambahkan 1 liter air destilasi, masaklah sampai setengah matang (± 5 menit), kemudian angkat dan tiriskan sampai dingin. Setelah dingin kemaslah jagung/beras diatas dengan kantong plastik (masingmasing sekitar 100 gram), tutup/ikatlah yang rapi dengan staples atau karet, kemudian sterilkan kukus dalam dandang selama 2-3 jam. Keluarkan media jagung/beras, letakkan dalam nampan, dan simpan di tempat yang bersih.
Jepitlah tabung isolate murni B.bassiana atau M.anisopliae diantara jari manis dan jari tengah tangan kiri,
Ambil tabung media agar miring diatas, jepitkan diantara jari tengah dan jari telunjuk tangan kiri,
Bakar jarum ose dengan lampu Bunsen sampai membara semua bagian kawatnya,
Cabut sumbat tabung isolat dengan jari kelingking tangan kanan dan cabut juga sumbat tabung media dengan jari manis atau jari tengah,
Panaskan mulut kedua tabung reaksi diatas api Bunsen,
Ambil isolate B.bassiana atau M.anisopliae dari tabung dengan jarum ent, lalu pindahkan dengan menempelkan cendawan pada media agar miring PSA dalam tabung reaksi,
Media Cair (Ekstrak Kentang Gula/ EKG)
Cuci 200 gram kentang hingga bersih, kemudian potong tipis-tipis dengan ketebalan 3 mm.
Panaskan kedua mulut tabung, kembalikan sumbat pada masing-masing tabung dan letakkan pada rak tabung,
Masukkan potongan kentang ke dalam gelas piala, tambahkan 1 liter air destilasi, dan rebus sampai mendidih (± 20 menit)
Tulis pada tabung nama petugas, nama cendawan, dan tanggal perbanyakan (inokulasi,
Tambahkan 10 gram gula dan aduk sampai rata (menjadi ekstrak kentang gula/EKG)
Simpan pada rak tabung pada suhu kamar dalam ruangan yang bersih.
Saringlah EKG diatas, masukkan dalam erlemeyer, dan disterilkan dengan autoklaf (suhu 121oC, tekanan 1 atm, lama 10 menit).
Perbanyakan Cendawan Perbanyakan Isolat (Starter)
Sterilkan kotak pemindah, jarum ent, dan tangan dengan NaOCL 1%.
Masukkan tabung isolate cendawan B. bassiana atau M.anisopliae, media agar miring PSA, jarum ose, dan lampu Bunsen dalam kotak pemindahan, kemudian nyalakan lampu Bunsen.
Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
Perbanyakan isolat (starter) di dalam laminar air flow (ruang steril untuk perbanyakan cendawan). (Foto: Urip SR)***
33
BULETIN PERAMALAN OPT
Perbanyakan Massal Perbanyakan pada Media Padat (Jagung/ Beras)
Sterilkan kotak pemindah, alat-alat, dan tangan dengan NaOCl 1%.
Masukkan media padat jagung/beras, tabung isolat B.bassiana atau M.anosopliae, dan alat-alat dalam kotak pemindahan, kemudian nyalakan lampu Bunsen.
Ambil tabung isolat, cabut sumbat tabung dengan menjepit sumbat dengan jari tengah dan telunjuk tangan kanan dekatkan ke lampu bunsen.
Bagan Alat Inkubasi B.bassiana atau M.anisopliae pada media cair (EKG).
Perbanyakan pada Media Cair (EKG)
Potong isolat B.bassiana atau M.anisopliae ± 0,5 cm persegi dengan jarum ose yang telah sterilkan di sekitar lampu bunsen.
Siapkan bahan-bahan (isolat B.bassiana atau M.anisopliae, media EKG, kapas, KMnO4) dan alat-alat (stop kontak, kabel, aerator, dan selang plastik)
Panaskan mulut tabung isolate dan tutup dengan segera di sekitar lampu Bunsen.
Masukkan KMnO4, kapas, dan air destilasi masing-masing ke dalam botol;
Masukkan media EKG ke dalam fermentor dan inokulasikan dengan isolat B.bassiana atau M.anisopliae, kemudian tutup rapat fermentor dengan gabus;
Hubungkan aerator, erlemeyer KMnO4, ermelemeyer kapas, fermentor, dan erlemeyer air destilasi diatas seperti gambar bagan alat inkubasi dibawah ini, kemudian hubungkan kabel ke sumber arus listrik;
Inkubasikan cendawan dalam fermentor selama 7-10 hari dan siap untuk dipanen. Bersambung (BP) ***
Buka kantong media jagung/beras, masukan potongan isolat ke dalam kantong dan bungkus kantong dengan segera di sekitar lampu Bunsen, kemudian tutup/ ikatlah yang rapi dengan karet atau staples. Tulis nama petugas, nama cendawan, dan tanggal perbanyakan pada kantong media, letakkan pada wadah, dan simpan di tempat yang bersih.
Proses perbanyakan massal B.bassiana atau M.anisopliae pada media jagung/beras. Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
34
BULETIN PERAMALAN OPT
Kepada Buletin Peramalan Di Tempat. Assalamualaikum wr.wb... Saya mendapatkan Buletin Peramalan pada saat acara Workshop Wereng Coklat di Tegalgondo, Sukoharjo. Didaerah kami sudah hampir 4 musim ini gagal panen karena serangan penyakit Virus yang katanya ditularkan oleh hama wereng coklat. Lewat rubrik ini mohon kiranya diterangkan lebih detail mengenai penyakit virus tersebut. Terima kasih sebelumnyaâ&#x20AC;Ś.. Wassalamâ&#x20AC;Ś!!!
Gejala tanaman terserang kerdil rumput Foto: Urip SR)
Masrukhin Bekonang Sukoharjo Jawa Tengah
Jawab: Waalaikum salam Wr.wbâ&#x20AC;Ś Kami ikut prihatin atas gagal panen di daerah bapak, memang betul bahwa penyakit virus tersebut penularnya (vector) adalah wereng coklat. Lebih jelasnya adalah sebagai berikut: Wereng Batang Coklat (WBC) mer upakan serangga hama tanaman padi yang penting sejak awal tahun 1970-an. Serangga dewasa berwarna coklat, berukuran 4-5 mm. Semua stadia WBC mulai dari nimfa sampai imago (dewasa) menghisap jaringan tanaman padi. Namun yang sangat ganas adalah nimfa instar 1-3. Gejala kerusakan, daun-daun berwarna kuning dan pangkal batang berwarna kehitaman. Bila serangan parah, tanaman mongering seperti terbakar (hopperburn). Gagal panen (puso) dapat terjadi bila jumlah serangga lebih dari 20 ekor/ rumpun. WBC juga berperan sebagai vector penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa, yang dapat menimbulkan kerugian besar pada tanaman padi. Tanaman padi yang sakit akibat tertular virus kerdil rumput dapat sama sekali tidak menghasilkan gabah. Tanaman yang sakit kerdil rumput umumnya mempunyai banyak anakan, tumbuh kerdil, dan tegak seperti rumput. Daun-daun memendek dan sempit, berwarna hijau kekuningan dan penuh dengan bercak coklat seperti karat.
Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
Gejala tanaman yang terserang kerdil hampa (Foto: Urip SR) Sedangkan yang terkena kerdil hampa menjadi kerdil, daun melintir, tepi daun bergerigi, terdapat garis-garis berwarna putih pada pelepah, anakan bercabang, dan warna daun menjadi hijau tua. Pada satu hamparan, pertanaman yang tertular berat oleh virus kerdil hampa tampak tidak tumbuh rata karena tinggi tanaman tidak seragam. Malai yang terbentuk dari tanaman sakit tidak keluar sempurna, sehingga gabah yang dihasilkan hampa. Cara Pengendalian: Penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa dikendalikan dengan cara memutus hubungan antara WBC dengan virus kerdil rumput dan kerdil hampa dan tanaman padi. Eradikasi tanaman padi yang tertular virus, dan tidak menanam padi untuk beberapa saat (1-2 bulan) adalah cara paling efektif mengendalikan penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa. Sampai saat ini belum ada varietas padi yang tahan kedua penyakit tersebut.(BP)***
35
BULETIN PERAMALAN OPT
ď&#x20AC;˘ď&#x20AC; Syzygium aromaticum (L) Merr dan Perry
T
anaman Cengkeh (Syzygium aromaticum) termasuk famili Myrtaceae. Tanaman ini mempunyai sifat khas karena semua bagian pohon mengandung minyak, mulai dari akar, batang, daun sampai bunga. Kandungan minyak pada bagian-bagian tersebut bervariasi jumlahnya namun kadar minyak yang paling tinggi terdapat pada bagian bunga. Komponen minyak cengkeh adalah eugenol, kariofilen, metal-n-amail keton, seskwiterpenol dan naftalene.
OPT Sasaran Penyakit busuk daun/pangkal batang Phythoptora spp. Pada berbagai tanaman hortikultura, hama lalat buah Dacus dorsalis, D. umbrosus. Bagian tumbuhan yang digunakan daun dan biji. Kandungan senyawa aktif: daun, buah mengandung minyak atsiri metal eugenol. Cara Aplikasi Senyawa metil eugenol dibuat dari eugenol yang berasal dari tanaman cengkeh (daun, biji) melalui proses metilasi. Dalam aplikasi pengendalian lalat buah di lapangan, metal eugenol diteteskan pada kapas (0,5 ml), dan ditempatkan dalam suatu perangkap yang digantung pada ranting tanaman atau ajir setinggi antara 1,5â&#x20AC;&#x201D;2 meter dari permukaan tanah. Metil eugenol berperan sebagai umpan untuk menarik lalat buah jantan ke dalam perangkap dan lalat buah tersebut akan mati di dalam perangkap karena kelaparan dan kekeringan. Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh PAU Ilmu Hayati ITB (1990 s/d 1992) pada tanaman nangka dan mangga dengan perlakuan, konsentrasi metil eugenol murni (0,5 ml), metal eugenol (50%) dengan pelarut minyak sereh dan kombinasi metal eugenol (0,5 ml) + 2 ml ekstrak A zadirachta indica 0,1% dengan jarak perangkap 1, 10, 25 meter dari tanaman,
Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
menunjukkan bahwa pada jarak satu meter antara perangkap metal eugenol murni pada tanaman nangka dan mangga, jumlah lalat buah jantan yang terperangkap per hari untuk setiap perangkap mencapai rata-rata 56,33 ekor dibandingkan perangkap lain, akan tetapi pada jarak 10 meter jumlah lalat buah jantan yang terperangkap hanya mencapai rata-rata 26,33 ekor/perangkap/hari. Namun pada pengujian metal eugenol yang dikombinasikan dengan ekstrak Azadirachta indica 1 % (insektisida alami) ternyata mempercepat kematian lalat buah jantan yang terperangkap, dibandingkan penggunaan metil eugenol murni. Manfaat lain Penggunaan cengkeh bervariasi diantaranya adalah sebagai pengawet bahan pangan, bahan pencampur industry rokok, dan sebagai bahan baku industry minyak wangi (parfum), dan obat-obatan (farmasi). (BP).*** Sumber: Pengenalan Pestisida Nabati Direktorat Perlindungan Hortikultura
36
BULETIN PERAMALAN OPT
Mengobati Radang Lambung (Gastritis) adang lambung ada yang menahun dan ada yang mendadak. Penyakit ini disebabkan salah makanan yang tidak bernilai dan sukar dicerna, makan kurang atau berlebih-lebihan. Disamping itu, dapat juga disebabkan makanan dan minuman yang terlalu panas atau makanan yang terlalu asam dan pedas. Pengobatan 1. Kulit batang jambu biji 2 jari, kulit buah duku yang belum masakl 15 buah, gula aren 3 jari. Bahan-bahan ini dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebuslah dengan air 5 gelas dan biarkan mendidih sampai airnya tinggal kira-kira 1/2 nya. Sesudah dingin, disaring lalu diminum 3 kali sehari 1 gelas. 2. Buah kemukus 1/2 sendok teh, buah kapulogo 6 buah, akar sidoguri 1 jari, kayu bidara laut 1 jari, gula enau 2 jari. Bahan-bahan ini dicuci dan dipotong seperlunya. Rebus dengan air 4 gelas dan biarkan mendidih sampai airnya tinggal kira-kira 3/4nya. Sesudah dingin, disaring lalu diminum 3 kali sehari 1/2 gelas. 3. Biji selasih 1 sendok makan, dicuci dan diseduh dengan air panas 1 gelas dan madu 1 sendok makan. Suam-suam kuku diminum 3 kali sehari 1/2 gelas.
Kulit duku yg belum masak berkhasiat mengobati Radang lambung (Foto: Internet)
Buah Kemukus berkhasiat mengobati Radang lambung (Foto: Internet)
Selamat Mencobaâ&#x20AC;Ś!!!***
Biji selasih selain untuk campuran es juga berkhasiat mengobati penyakit radang lambung (Foto: Internet) Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
37
BULETIN PERAMALAN OPT
ď&#x20AC;
Seputar K ehidupan dan
Emansipasi wanita terlihat pada kegiatan SL -PHT di kelompok tani Mekar Jaya II Desa Galumpit Kec. Tegalwaru, Purwakarta, para ibu-ibu tani begitu antusias tak mau kalah dengan bapak-bapaknya. SL-PHT dipandu oleh POPT Kab .Purwakarta. (Foto: Devied)
Vol.10/ Edisi XIII /April/2011
38