Majalah Peramalan edisi 1 2019

Page 1

MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

1


Media Komunikasi Masyarakat Perlindungan

Pelindung Kepala BBPOPT

Penanggung Jawab Kepala Bidang Pelayanan Teknis Informasi Dan Dokumentasi

Pimpinan Redaksi Kepala Seksi Informasi dan Dokumentasi

Wk. Pimpinan Redaksi Kepala Seksi Pelayanan Teknis

Redaktur Pelaksana Mustaghfirin Bambang Kuncoro Suwarman Retno Ayu Prasetyaningtyas Carwika Wayan Murdita Urip S. Riyadi

Staf Redaksi Eri Budiyanto

Dokumentasi & Grafis uripsr@ymail.com

Sirkulasi & Distribusi Iwan S & Tato YS

Alamat Redaksi Jl. Raya Kaliasin Tromol Pos 1 Jatisari Karawang - Jawa Barat (41374)  : (0264) 360581, 360368 : bbpoptjatisari@pertanian.go.id Majalah ini dapat diunduh di : http://bbpopt..go.id/artikelku/media-publikasi/majalah

“Refugia Tameng Andal” Refugia melindungi tanaman produksi dan mengembalikan fungsi ekosistem. Hamparan sawah dengan tanaman refugia di tengah mencegah serangan hama secara alami. Upaya mengusir hama dan lahan pertanian yang dilakukan petani lebih cepat dan hemat waktu. Biasanya, petani menggunakan pestisida untuk menghalau hama di sawah. Penggunaan pestisida dalam jangka Panjang justru memicu ketidakseimbangan rantai makanan di lahan pertanian. Bukannya terusir populasi hama malahan meningkat. Kelompok hama dengan jumlah populasi terbanyak adalah arthropoda. Beberapa spesies musuh alami tertentu bahkan mampu membunuh langsung organisme pengganggu tumbuhan itu. Musuh alami bisa berupa predator maupun parasitoid. Predator memiliki sifat menyerang atau memakan individu lain. Sementara parasitoid adalah organisme yang sebagian sepanjang hidupnya bergantung pada organisme inang tunggal. Baik predator maupun parasitoid membutuhkan tempat berlindung sebelum menemukan mangsa atau inangnya. Cara jitu untuk memenuhi itu adalah dengan memanfaatkan tanaman kelompok refugia yang ditanam disekitar kebun atau sawah. Tanaman refugia merupakan rumah yang nyaman bagi musuh alami untuk tinggal. Karena itu dengan adanya refugia keanekaragaman dan populasi musuh alami lebih banyak. Yang menarik, tanaman refugia bisa berupa tanaman hias, tanaman sayuran, bahkan tumbuhan liar. Sayangnya, pekebun menganggap tumbuhan liar sebagai gulma yang harus diberantas. Padahal, beberapa jenis gulma berguna untuk menarik kedatangan musuh alami. Sementara tanaman hias yang bisa dimanfaatkan sebagai refugia antara lain bunga matahari Helianthus annuus, kenikir Cosmos caudatus bunga kertas Zinnia sp., tapak dara Catharanthus roseus, dan bunga pukul delapan Turnera ulmifolia. Bunga pukul delapan merupakan rumah bagi kepik Sycanus sp. predator pembasmi ulat api. Sementara bunga matahari menarik predator pemangsa kutu dan tungau. Pengendalian hama berjalan lebih ramah lingkungan. Biaya pembelian pestisida pun berkurang. Tanaman refugia secara tidak langsung juga memanjakan mata lantaran tanaman berpenampilan elok. (Redaksi)*** MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

2


Daftar isi

4 13 24 10

INFO PERAMALAN

Prakiraan OPT Utama Padi MT.2019

INFO PERAMALAN

3 SURAT PEMBACA Membakar Jerami Apakah Salah?

Prakiraan OPT Utama Jagung MT.2019

5 DEPOT IDE

INFO PERAMALAN

Yuuk, Membuat Pupuk Cair MOL

Prakiraan OPT Utama Kedelai MT.2019

19 REPORTASE Kementan Gelar Temu Teknis Penyuluh Dan Petani Andalan

INFO KHUSUS Harapan Baru untuk Pangan 2019

23 KLIPING BERITA Menengok Laju Excavator Di Lahan Rawa Banyuasin

30 MIMBAR PROTEKSI Kenali Penyakit Kembang Api Udbatta Diseases

31 REPORTASE Tanam Perdana Jagung

Cover Depan : Tanaman refugia merupakan rumah yang nyaman bagi musuh alami untuk tinggal. (Foto : Dewi Nirwati). Cover Belakang : Bunga Kenop (Gomphrena globosa) merupakan tanaman refugia semusim yang biasa ditanam di galengan sawah selain kenikir. (Foto : Dewi Nirwati)

32 RESEP TRADISIONAL Manfaat Bunga Matahari

33 KLINIK TANAMAN Atasi Bercak Cincin pada Pepaya

37 HOT NEWS Waspadai..! Ulat Grayak (Spodoptera frugiperda) MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

3


ď‚šď€

Assalamualaikum Wr Wb‌ Dikampung saya, setelah selesai panen jeraminya kadang dibakar dengan alasan menjadi sarang tikus, yang menjadi pertanyaan apakah dibenarkan membakar jerami dengan alasan untuk mengusir tikus agar tidak bersarang ditumpukan jerami tersebut? Mohon penjelasannya, Matur Suwun. Salam Pedesaan. Sugondo Toroh, Purwadadi Grobogan Jawa Tengah. Jawab : Jerami tidak dianjurkan untuk dibakar dengan alasan apapun, makanya jangan biarkan jerami menumpuk sehingga tikus tertarik untuk bersarang. Dari beberapa literatur, jerami mengandung kandungan kandungan Silikat 4-7%, Kalium Oksida 1,2-1,7%, Posphor Oksida 0,07-0,12% dan kandungan Nitrogen 0,5-0,8% yang bisa mengembalikan kesuburan tanah yakni dengan mengembalikan kandungan organik dalam tanah. Caranya mengembalikan biomass jerami padi ke dalam tanah. Jerami tersebut akan di dekomposisi secara alamiah di lahan kemudian diaduk saat pengolahan, sehingga nantinya bahan organik tanah akan meningkat. Bisa juga jeraminya dimakan oleh sapi kemudian kotoran sapinya dikembalikan ke lahan. Dengan pengomposan, unsur-unsur hara tersebut sangat berguna bagi tanaman. Kompos jerami mampu memperbaiki sifat-sifat tanah, baik fisik, kimia maupun sifat biologi tanah. Dengan mengolah kembali limbah jerami menjadi kompos, kita dapat menghemat pembelian pupuk organik. Mengembalikan jerami ke dalam tanah akan menghemat biaya usaha tani. Membuat pupuk jerami hanya mempergunakan teknologi fermentasi. Selama masa fermentasi akan terjadi proses pelapukan dan penguraian jerami menjadi kompos. Selama waktu fermentasi ini akan terjadi perubahan fisik dan kimiawi jerami.

Proses pelapukan ini dapat diamati secara visual antara lain dengan peningkatan suhu, penurunan volume tumpukan jerami, dan perubahan warna. Jangan dibakar Membuang jerami dengan cara dibakar itu sangat tidak bijaksana, karena justru mengakibatkan hilangnya sebagian besar unsur hara yang terkandung. Dengan membakar jerami, mikroorganisme yang berada di permukaan tanah juga bisa terbunuh, belum lagi asap yang dihasilkan dari pembakaran bisa mengakibatkan polusi hingga kebakaran lahan yang meluas, terutama saat musim kemarau. Stop Membakar jerami! (Dari berbagai sumber)***

Membakar jerami sama saja dengan membakar uang, sebab jerami yang dibakar tersebut sebenarnya dapat membantu mengantikan pupuk KCl sebanyak 1 sak (50 kg) (Foto : Repro) MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

4


ďƒ˝

Oleh : Ulfah Nuzulluliah, S.P, M.S.i, Umi Kulsum, S.P, M.S.i Wayan Murdita, S.P

M

emasuki Musim Tanam (MT) 2019 (April - September), prakiraan luas serangan OPT utama tanaman padi pada musim tanam 2019 adalah 175.903,7 hektar. Prakiraan luas serangan masing-masing OPT tanaman padi yaitu Penggerek Batang Padi (PBP) (54.144,2 Ha), Wereng Batang Coklat (WBC) (35.977,3 Ha), Tikus (45.220,8 Ha), Tungro (1.669,4 Ha), Blas (24.251,9 Ha), dan Bacterial Leaf Blight (BLB) (14.640,2 Ha). Secara rinci prakiraan serangan OPT utama padi dapat dilihat pada tabel 1. sebagai berikut : Tabel 1. Kejadian Serangan OPT Utama Padi MT.2018/2019 dan Prakiraan luas Serangan MT. 2019 di Indonesia.

No.

OPT

1

Penggerek Batang Padi

2

Wereng Batang Coklat

3

Tikus

4

Tungro

5

Blas (Pyricularia oryzae)

6

Bacterial Leaf Blight (Kresek)

Kejadian Serangan MT 2018/2019 (ha)

JUMLAH

Prakiraan Serangan MT. 2019 (ha)

48.073,6

54.144,2

21.836

35.977,3

37.590,3

45.220,8

834,7

1.669,4

29.963,3

24.251,9

16.755

14.640,2

155.052,9

175.903,7

Keterangan : KLTS = Kumulatif Luas Tambah Serangan, MT = Musim Tanam Sumber data : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

5


Prakiraan serangan Penggerek Batang Padi (Scirpophaga innotata Wlk)

1

Jumlah serangan penggerek batang padi (PBP) diprakirakan seluas 54.144,2 hektar, serangan tertinggi diprakirakan terjadi di Provinsi Jawa Tengah seluas 8.459,9 hektar, Jawa Barat seluas 6.126,0 hektar, dan Sulawesi Selatan seluas 5.313,5 hektar. Prakiraan serangan PBP secara rinci dapat dilihat pada tabel 2. Prakiraan serangan Wereng Batang Coklat/WBC (Nilaparvata lugens Stal)

2

Jumlah serangan WBC diprakirakan seluas 35.977,3 hektar. Serangan tertinggi diprakirakan terjadi di Provinsi Jawa Tengah seluas 6.843,4 hektar, Jawa Barat seluas 6.615,4 hektar, dan Lampung seluas 4.535,7 hektar. Prakiraan serangan WBC secara rinci dapat dilihat pada tabel 2. Prakiraan serangan Tikus (Rattus argentiventer)

3

Jumlah serangan Tikus diprakirakan seluas 45.220,8 hektar. Serangan Tikus tertinggi diprakirakan terjadi di Provinsi Jawa Tengah seluas 5.716,2 hektar, Jawa Barat seluas 5.545,4 hektar, dan Jawa Timur seluas 4.416,3 hektar. Prakiraan serangan Tikus secara rinci dapat dilihat pada tabel 2. Prakiraan serangan penyakit Tungro

4

Jumlah serangan Tungro pada padi diprakirakan seluas 1.669,4 hektar. Serangan tertinggi diprakirakan terjadi di Jawa Barat seluas 282,4 hektar, Kalimantan Selatan seluas 141,9 hektar, dan Jawa Timur seluas 136,9 hektar. Prakiraan serangan Tungro secara rinci dapat dilihat pada tabel 2. Prakiraan serangan penyakit Blas (Pyricularia grisea)

5

Jumlah serangan Blas diprakirakan seluas 24.251,9 hektar. Serangan tertinggi diprakirakan terjadi di Provinsi Jawa Barat seluas 4.203,1 hektar, Sulawesi Tenggara seluas 2.659,2 hektar, dan Jawa Timur seluas 2.031,0 hektar. Prakiraan serangan penyakit Blas secara rinci dapat dilihat pada tabel 2.

Prakiraan serangan penyakit HDB/BLB/KRESEK (Xanthomonas oryzae)

6

Jumlah serangan HDB/BLB/Kresek diprakirakan seluas 14.640,2 hektar. Serangan tertinggi diprakirakan terjadi di Provinsi Jawa Barat seluas 3.513,4 hektar, Jawa Timur seluas 2.872,1 hektar, dan Aceh seluas 1.762,1 hektar. Prakiraan serangan HDB/ BLB/Kresek secara rinci dapat dilihat pada tabel 2.

YUK MEMBUAT

M

PUPUK CAIR MOL

OL merupakan singkatan mikroorganisme lokal. Istilah ini cukup di kenal masyarakat, terutama yang menganut sistem bercocok tanam ramah lingkungan. Teknologi pembuatan pupuk MOL umumnya memanfaatkan bahan organik spesifik yang banyak terdapat di suatu lingkungan. Oleh sebab itu, setiap orang yang mengembangkan pupuk MOL satu sama lainnya akan sangat bervariasi, tidak hanya bahan yang digunakan namun juga kualitas pupuk yang dihasilkan. Bahan-bahan tersebut umumnya difermentasi secara sederhana dengan menggunakan alat yang tersedia pada masing-masing orang. Pupuk MOL biasanya digunakan sebagai sumber inokulum dalam pengomposan atau digunakan secara langsung sebagai pupuk organik cair dengan takaran pemberian 1 liter MOL diencerkan dengan 10 liter air, lalu disiramkan atau disemprotkan langsung pada tanaman. Cara membuat MOL adalah sebagai berikut : 1) 2)

Semua bahan-bahan dihancurkan/dihaluskan menggunakan blender atau pisau. Bahan kemudian dicampurkan ke dalam ember, diaduk sampai rata lalu tutup dengan kain. Lakukan pengedukan setiap hari selama 7 s/d 15 hari (proses fermentasi).

Berikut 3 macam contoh formula pembuatan MOL, yakni : 1. MOL Air Rebusan Kedelai Bahan : air bekas rebusan kedelai (Âą 10 liter) + Gula merah (1/4 kg). 2. MOL Air Kelapa Bahan: air kelapa (Âą10 liter) + gula merah (1/4 kg) + buah-buahan (pepaya, semangka, pisang dll) (1 kg). 3. MOL Batang Pisang Bahan : Batang pisang (1 kg) + air kelapa (Âą 10 l) + gula merah ( 1/4 kg). Selamat Mencoba! (USR)***

MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

6


Tabel 2. Prakiraan Serangan OPT Utama Padi MT. 2019 menurut Provinsi di Indonesia No.

Propinsi

PBP (Ha)

WBC (Ha)

TIKUS (Ha)

TUNGRO (Ha)

BLAS (Ha)

HDB/BLB (Ha)

1

Bali

378,0

109,2

105,4

123,9

914,2

107,7

2

Banten

509,6

1.797,1

312,1

2,0

591,2

389,6

3

Bengkulu

477,6

271,2

340,3

66,7

475,2

305,8

4

DI. Yioyakarta

663,0

86,3

1.054,5

0,0

156,2

374,5

5

DKI Jakarta

19,6

50,2

39,4

0,0

11,2

39,5

6

Gorontalo

974,3

113,6

22,1

0,0

142,0

268,8

7

Jambi

340,6

144,1

586,2

55,9

653,7

86,1

8

Jawa Barat

6.126,0

6.615,4

5.545,4

282,4

4.203,1

3.513,4

9

Jawa Tengah

8.459,9

6.843,4

5.716,2

127,9

1.478,5

192,5

10

Jawa Timur

3.262,2

840,8

4.416,3

136,9

2.031,0

2.872,1

11

Kalimantan Barat

817,5

950,9

2.303,7

53,2

526,3

195,6

12

Kalimantan Selatan

52,8

81,6

243,7

141,9

94,4

42,8

13

Kalimantan Tengah

192,0

305,6

1289

0,0

99,2

21,9

14

Kalimantan Timur

1.557,7

326,4

968,0

77,4

517,4

44,6

15

Kalimantan Utara

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

16

Kep. Babel

51,4

68,3

172,4

0,0

29,7

19,2

17

Lampung

2.666,9

4.535,7

2.452,8

0,0

2.025,4

1.043,6

18

Maluku

657,1

39,7

38,7

0,0

487,9

0,0

19

Maluku Utara

459,6

42,1

433,8

121,5

21,6

0,0

20

NTB

674,9

81,0

23,8

62,3

193,3

169,3

21

NTT

4.503,2

135,5

101,6

113,9

202,0

237,9

22

Papua

117,2

8,5

32,0

17,2

135,5

40,0

23

Papua Barat

781,4

546,5

15,3

14,6

17,0

39,7

24

Aceh

1.516,7

3.248,1

1.278,5

19,6

1.195,5

1.762,1

25

Riau

352,6

372,8

1.968,2

58,8

217,0

36,1

26

Sulawesi Barat

3.107,0

490,3

2.407,3

0,0

351,8

580,7

27

Sulawesi Selatan

5.313,5

203,9

3.162,7

30,0

1.411,2

282,8

28

Sulawesi Tengah

2.919,1

780,8

1.140,5

17,2

280,6

0,0

29

Sulawesi Tenggara

3.792,5

570,6

5.293,5

0,0

2.659,2

218,7

30

Sulawesi Utara

1.109,2

34,1

47,2

25,8

14,8

35,4

31

Sumatera Barat

152,7

1.080,0

1.049,7

47,9

255,2

80,4

32

Sumatera Selatan

1.488,6

2.672,3

2.876,8

24,6

924,5

690,0

33

Sumatera Utara

649,4

2.530,9

943,6

47,9

1.939,0

949,5

34

Kepulauan Riau

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

54.144,2

35.977,3

45.220,8

1.669,4

24.251,9

14.640,2

JUMLAH

MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

7


PRAKIRAAN LUAS SERANGAN PENGGEREK BATANG PADI PADA TANAMAN PADI MT.2019 MENURUT PROVINSI DI INDONESIA

PRAKIRAAN LUAS SERANGAN WERENG BATANG COKLAT PADA TANAMAN PADI MT.2019 MENURUT PROVINSI DI INDONESIA

MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

8


PRAKIRAAN LUAS SERANGAN TIKUS PADA TANAMAN PADI MT.2019 MENURUT PROVINSI DI INDONESIA

PRAKIRAAN LUAS SERANGAN TUNGRO PADA TANAMAN PADI MT.2019 MENURUT PROVINSI DI INDONESIA

MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

9


PRAKIRAAN LUAS SERANGAN PENYAKIT BLAS PADA TANAMAN PADI MT.2019 MENURUT PROVINSI DI INDONESIA

PRAKIRAAN LUAS SERANGAN PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI (BLB) PADA TANAMAN PADI MT.2019 MENURUT PROVINSI DI INDONESIA

MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

10


ď€

T

ahun 2018 berakhir dan berganti tahun yang baru 2019. Menarik dikaji adalah evaluasi capaian kinerja Kementerian Pertanian (Kementan) pada tahun-tahun sebelumnya. Layak ditelaah sebab Indonesia dikenal sebagai negara agraris dan lebih utama dari itu : pangan adalah sumber kehidupan masyarakat dan harga diri bangsa. Untuk tingkat kesejahteraan petani, selama 2018 secara rata-rata menunjukkan trend positif. Berdasarkan data yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) per November, nilar tukar petani (NTP) berada di angka 103,12 atau 0,09 persen dibandingkan Oktober. Rata-rata angka NTP tahun 2018 adalah 102,40 atau naik 1,29 persen dibandingkan periode 2017. Bukan hanya lebih baik dari 2017, NTP 2018 tercatat terus menanjak dan terbesar selama kurun waktu tiga tahun terakhir (2014 2017). Berdasarkan data BPS (per Januari – November), NTP tahun 2014 sebesar 102,09, lalu tahun 2015 adalah 101,48, selanjutnya tahun 2016 yaitu 101,66, kemudian tahun 2017 sebanyak 101,11. Meningkatnya angka NTP menjadi bukti kesejahteraan masyarakat pedesaan yang mayoritas petani meningkat. Daya beli petani terhadap kebutuhan konsumsi menguat sebab hasil produksi pertanian yang melonjak.Begitu juga dengan nilai tukar usaha pertanian (NTUP), dari data BPS, rata-rata NTUP tahun 2018 (hingga November) mencapai 111,79. Angka NTUP tahun 2018 juga tercatat yang terbesar dibandingkan tiga tahun terakhir. Tahun 2014 adalah 106,05, kemudian tahun 2015 sebanyak 107,44, pada tahun 2016 yaitu 109,83 serta tahun 2017 berada di angka 110,03. Rekaman dari BPS ini tentu bukan sekedar deretan angka tanpa makna. Melainkan refleksi dari kontribusi kinerja Kementan terhadap perekonomian bangsa.

Catatan lainnya datang dari ekspor komoditas pertanian. Ekspor pertanian Indonesia berdasarkan data BPS per November 2018 sebesar USD 320 juta. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dibandingkan bulan yang sama tahun 2017. Sumbangan terbesar ekspor pertanian berasal dari kakao, cengkeh, serta hasil perkebunan lainnya. Secara rata-rata ekspor pertanian ikut andil 1,89 persen total perdagangan dari kumulatif ekspor non migas. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebutkan, selama empat tahun terakhir keseluruhan ekspor 10 komoditas strategis mencapai Rp 1.062 triliun atau setengah dari APBN tahun 2018.Sedangkan dari subsektor perkebunan, tercatat berkontribusi 34 persen kepada produk domestik bruto (PDB) nasional serta membuka lapangan kerja hingga 22,69 juta jiwa. Di triwulan II 2018 subsektor perkebunan menyumbangkan Rp 384,22 triliun terhadap PDB.

MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

11


Soal lain yang amat penting disoroti adalah ketersediaan beras nasional selama tahun 2018. Beras dan jumlah ketersediaannya menjadi penting sebab sampai kini masih menjadi konsumsi pokok mayoritas masyarakat Indonesia. Jika merujuk rilis data BPS mengenai ketersediaan beras nasional rata-rata tahun 2018 berjumlah hingga 32,4 juta ton. Stok cadangan beras pemerintah (CBP) masih berada di angka 2,15 juta ton per 30 November. Jumlah stok beras yang masih dalam kategori aman tersebut menunjukkan produktivitas pertanian padi masih aman dan akan mempengaruhi stabilitas harga di pasaran. Harapan Baru untuk Pangan Capaian kinerja Kementan selama tahun 2018 lainnya adalah bertambahnya luas lahan baru dibuka untuk dimanfaatkan sebagai areal pertanian produktif. Gerakan pemanfaatan lahan rawa yang digagas untuk dijadikan program utama tahun 2019 dinamakan program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi). Potensi 34,1 juta hektar lahan rawa dibidik Kementan untuk diolah menjadi areal pertanian. Selama tahun 2018, seluas 16.400 hektar lahan rawa telah disulap menjadi areal pertanian produktif. Dengan begitu, sejak 2016-2018 total lahan rawa yang diubah menjadi areal pertanian sebanyak 29.928 hektar. Diprediksi, lahan rawa mampu berproduksi padi 3 – 7,4 ton per hektar. Sejauh ini program revitalisasi lahan rawa juga telah meningkatkan indeks pertanian (IP) dari 100 menjadi 200 melalui normalisasi tata air, baik saluran air, pintu air, tanggul, pompa, dan lain-lain. Produktivitas padi yang semula 2 ton per hektar, sekarang meningkat dua bahkan 3 kali lipat. Peningkatan ini bisa terjadi karena adanya pengenalan varietas unggul dan adaptif, perbaikan system budidaya, pembenahan tanah seperti pemberian dolomit, fosfat alam, dan bahan organik. Lahan menjadi subur karena terus dilakukan pemupukan yang berimbang dengan penyesuaian spesifik lokasi. Pada tahun 2019 koordinasi dan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan stakeholders lainnya terus dijalin untuk mengawal pencapaian target berikutnya melalui program Serasi. Komitmen tinggi diharapkan terjalin antara pemerintah pusat (Kementerian Pertanian), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian PUPR terutama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Kementerian Desa PDTT, TNIAD, serta Pemerintah Provinsi dan Kabupaten untuk mensukseskan program Serasi.

Dukungan lainnya diperlukan dari para pedagang pengepul, Persatuan Penggilingan Padi, Pengusaha Beras Indonesia, Perusahaan Benih, Pupuk dan lain-lain juga akan sangat menentukan keberhasilan program Serasi. Di masa depan potensi yang terpendam di dalam rawa diharapkan menjadi jawaban atas visi Indonesia lumbung pangan dunia 2045. Program Bedah kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja) adalah program unggulan Kementan lainnya. Sebagai program yang berkelanjutan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berencana kembali membagikan 20 juta ekor ayam di tahun 2019. Jumlah ini meningkat dua kali lipat. Pada tahun 2018 program Bekerja telah membagi 10 juta ekor ayam kampung untuk 200 ribu rumah tangga miskin (RTM). Lebih rinci Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita menjelaskan, Kementan berkoordinasi dengan Kementerian Sosial untuk memperluas program ini pada pada 20 provinsi lagi di Indonesia di tahun 2019. Akselerasi SDM Muda Masih banyak aspek yang dapat disoroti dari capaian kinerja Kementan selama 2018. Tentu saja capaian kinerja Kementan tahun 2019 harus lebih baik. Optimisme yang dibangun harus dijajaki dengan sumber daya manusia yang mumpuni, untuk meraih akselerasi maksimal di tahun terakhir pemerintah berjalan. Sebagaimana amanat Presiden Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana negara, Jakarta, Rabu (5/12/2018). Presiden menegaskan pergeseran strategi pembangunan pada 2019, dari pembangunan infrastruktur ke pembangunan SDM. Presiden meminta masukan sebanyak-banyaknya program pembangunan SDM ke dalam rencana kerjanya. MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

12


Kementan telah mendahului amanat ini dengan memulainya sejak 2018. Bersinergi dengan pihak lain agar realistis, aplikatif, tidak sekedar berteori. Kolaborasi Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kementerian Pertanian dengan Perguruan Tinggi mitra menjadi contohnya. Pada September (Selasa 18/9) lalu Kementan secara resmi meluncurkan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) di Bogor, Jawa Barat. Institusi Pendidikan tinggi vokasi di bawah binaan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan ini, merupakan transformasi dari Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP). Dalam sambutannya saat peluncuran, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan lompatan yang terjadi pada Polbangtan, bahwa transformasi ini merupakan jawaban Kementan atas perubahan dan tantangan sektor pertanian yang berkembang pesat. Sekaligus juga implementasi dari amanat Undang-Undang (UU) 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi. “Perubahan ini tidak dimaksudkan sekedar untuk mencetak tenaga terampil di bidang pertanian. Tetapi lebih dari itu, menciptakan para wirausahawan bidang pertanian. Lulus dari Polbangtan harus menciptakan lapangan kerja, bukan mencari kerja,� terang Amran. Lompatan itu terlihat dari perubahan konsep yang menyertai transformasi ini. STPP semula hanya berorientasi menghasilkan penyluh pertanian saja dengan tiga program studi yang ditawarkan baik untuk Sarjana Terapan (S.Tr) maupun Diploma III (D III). Harapan yang digantungkan tak tanggung-tanggung. Bukan hanya merealisasikan swasembada panga, SDM pertanian diprokyesikan ikut mengentaskan kemiskinan. Transformasi ini juga menyasar minat generasi milenial untuk terjun ke sektor pertanian. Ditargetkan SDM generasi muda mampu mewujudkan ketahanan pangan sekaligus merawat identitas Indonesia sebagai negara Agraris. (Sumber : Sinar Tani No. 3781/Januari 2019)***

Penulis : Kuntoro Boga Andri Kepala Biro Humas & Informasi Publik Kementan

Agrineka

URINE KELINCI TINGGI KANDUNGAN NPK

H

asil penelitian Badan Penelitian Ternak, urine kelinci memiliki kandungan unsur N (2.72%), P (1.1%), dan K (0.5%) paling tinggi dibandingkan dengan urine kuda, kerbau, sapi, domba, dan babi. Jika dibandingkan hewan pemakan rumput lainnya, urin kelinci memiliki kadar Nitrogen yang tinggi karena kebiasaannya yang tidak pernah minum air dan hanya mengkonsumsi hijauan saja. Selain itu, kotoran kelinci mengandung unsur antiseptik yang mampu melawan bakteri pembusuk pada tanaman. Berbagai kelebihan ini pula yang membuat pupuk dari kotoran kelinci dihargai tinggi di pasaran. Dari 10 ekor kelinci bisa diperoleh 2 liter urine per hari. Urine kelinci terbaik berasal dari air kencing kelinci berumur 6-8 bulan karena urinenya sudah terbukti mengandung paling banyak unsur NPK. Mengumpulkan urine dan kotoran kelinci tidaklah sulit, cukup dengan meletakkan wadah di bawah kandang, tetes demi tetes air kencing kelinci dikumpulkan. Urine kelinci dapat diaplikasikan ke tanaman secara langsung ataupun melalui proses fermentasi selama Âą 2 minggu dengan dikombinasikan dengan kotorannya. Membuat Pupuk Bahan yang digunakan adalah 1 liter urine kelinci, 10 cc atau 1 sendok makan EM4 dan 10 cc molase/tetes tebu. Bisa diganti dengan 1/4 gula merah yang dicairkan. Cara Membuat Masukkan urine kelinci kedalan jerigen ukuran 5 liter, campurkan dengan EM4 dan molase/tetes tebu. Kemudian kocok jerigen selama 2-3 menit sehingga campuran homogen. Lalu diamkan di ruang teduh selama 7-8 hari hingga selesai fermentasi. Namun sesekali buka jerigen untuk membuang gas yang ada. Fermentasi berhasil apabila setelah 7-8 hari, saat tutup jerigen dibuka, tidak berbau lagi. Untuk pemakaian 1 liter air dicampurkan dengan 10 cc larutan urine kelinci. Pengaplikasian urine kelinci dapat diberikan dengan perbandingan 10 liter air dengan 0,5 liter urine kelinci kemudian diaduk atau dikocok lalu semprotkan pada tanaman. Untuk hasil lebih maksimal dilakukan pemupukan dengan cara dikocor setiap 2 minggu sekali. Pemakaian umumnya dilakukan dengan penyemprotan pada bagian tanaman terutama daun. Daun yang disemprot sebaiknya bagian bawah karena terdapat stomata yang akan menyerap langsung pupuk cair urine kelinci. Pastikan pula penyemprotan tidak berlangsung saat hujan. (Sinta37869)***

MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

13


ďƒ˝

Oleh : Dedi Darmadi, S.P, Sudarti, S.P, Wayan Murdita, S.P

P

rakiraan luas serangan OPT utama tanaman jagung pada Musim Tanam (MT) 2019 adalah 19.506,6 hektar. Prakiraan luas serangan masing-masing OPT tanaman jagung yaitu Lalat Bibit (1.028,0 ha), Penggerek Batang Jagung (6.717,6 ha), Penyakit Bulai (1.722,3 ha), Tikus (2.585,5 ha), Penggerek Tongkol Jagung (3.976,6 ha), dan Ulat Grayak (3.476,5 ha). Secara rinci prajiraan serangan OPT utama jagung dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut :

Tabel 3. Kejadian Serangan OPT Utama Jagung MT.2018/2019 dan Prakiraan luas Serangan MT.2019 di Indonesia. No.

Kejadian Serangan MT. 2018/2019 (ha)

OPT

1

Lalat Bibit

2

Prakiraan Serangan MT.2019 (ha)

578,4

1.028,0

Penggrek Batang Jagung

3.521,4

6.717,6

3

Penyakit Bulai

1.112,8

1.722,3

4

Tikus

1.826,1

2.585,5

5

Penggerek Tongkol

2.707,5

3.976,6

6

Ulat Grayak

2.663,4

3.476,5

12.409,6

19.506,6

Jumlah : Keterangan : KLTS = Kumulatif Luas Tambah Serangan, MT = Musim Tanam Sumber data : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

14


Prakiraan serangan OPT utama jagung pada MT.2019 di Indonesia adalah sebagai berikut :

Prakiraan Serangan Ulat Grayak (Spodoptera litura)

Prakiraan Serangan Lalat Bibit (Atherigona exigua)

Jumlah serangan ulat grayak diprakirakan seluas 3.476,5 hektar. Serangan tertinggi diprakirakan terjadi di Provinsi Sultra seluas 861,7 hektar, Aceh seluas 588,1 hektar dan Gorontalo seluas 471,7 hektar. Prakiraan serangan ulat grayak secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.

1

Jumlah serangan lalat bibit pada tanaman jagung diprakirakan seluas 1.028,0 hektar. Serangan tertinggi diprakirakan terjadi di Provinsi Gorontalo seluas 264,1 hektar, Jatim seluas 124,6 hektar, dan Sulawesi Tengah seluas 113,8 hektar. Prakiraan serangan lalat bibit secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.

6

Prakiraan Serangan Penggerek Batang Jagung (Ostrinia furnacalis)

2

Jumlah serangan Penggerek Batang Jagung diprakirakan seluas 6.717,6 hektar. Serangan tertinggi diprakirakan terjadi di Provinsi Sulawesi Barat seluas 1.317,7 hektar, Sulawesi Tengah seluas 919,2 hektar, dan NTT seluas 517,6 hektar. Prakiraan serangan Penggerek Batang Jagung secara rinci dapat dilihat pada tabel 4. Prakiraan Serangan Penyakit Bulai (Peronosclerospora maydis)

3

Jumlah serangan penyakit Bulai dirakirakan seluas 1.722,3 hektar. Serangan penyakit Bulai tertinggi diprakirakan terjadi di Provinsi Jatim seluas 538,6 hektar, Jateng seluas 474,8 hektar, dan Aceh seluas 89,9 hektar. Prakiraan serangan penyakit Bulai secara rinci dapat dilihat pada tabel 4. Prakiraan Serangan Tikus (Rattus argentiventer)

4

Jumlah serangan Tikus pada tanaman Jagung diprakirakan seluas 2.585,5 hektar. Serangan tertinggi diprakirakan terjadi di Provinsi Sulawesi Barat seluas 504,7 hektar, Sulawesi Tenggara seluas 289,3 hektar, dan Sulawesi Selatan seluas 238,4 hektar. Prakiraan serangan tikus secara rinci dapat dilihat pada tabel 4. Prakiraan Serangan Penggerek Tongkol (Heliothis armigera)

5

Jumlah serangan Penggerek Tongkol diprakirakan seluas 3.976,6 hektar. Serangan tertinggi diprakirakan terjadi di Provinsi Sulbar seluas 772,9 hektar, NTT seluas 408,2 hektar, dan Jateng seluas 327,1 hektar. Prakiraan serangan Penggerek Tongkol secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.

MAU,TANAMAN BERBUAH LEBAT & SEHAT? Tanaman buah dan perkebunan yang berbuah lebat dan sehat adalah dambaan petani. Kini ada cara agar tanaman berbuah banyak dan sehat yakni dengan pemberian pupuk dan pestisida secara infus.

I

nfus tanaman bisa menjadi cara untuk meningkatkan produksi tanaman. Tapi pertanyaannya bagaimana membuat infus? Menurut Astono dari Komunitas Petani Organik Pacitan Jawa Timur mengatakan, cara membuat infus tanaman sederhana. “Alatnya hanya berupa satu botol air mineral ukuran 600 ml, selang diameter 6 mm panjang sekitar 2 meter, vaselin sebagai penutup lubang.” ujarnya. Pemberian infus tidak hanya dapat lewat batang. Ada beberapa cara infus tanaman, yaitu dengan infus batang, infus akar dan infus tanah. Infus akar dengan memasukkan akar tanaman kedalam larutan pupuk atau pestisida. Infus tanah adalah dengan meneteskan larutan ke tanah sekitar. Untuk menginfus tanaman, caranya dengan melubangi tanaman dengan bor, sudutnya sekitar 45 derajat. Ada dua maksud menggunakan sudut 45 derajat yaitu sudut paling ideal tidak terlalu lancip maupun tumpul. “Dengan sudut itu diharapkan lubang dapat memberikan dampak yang maksimal,” katanya. Untuk melubangi dengan menggunakan bor ukuran 1 cm dengan kedalaman sekitar 7 cm. “Namun kedalaman bor sekitar 5-10 cm tergantung diameter pohonnya,” katanya seraya menambahkan, diupayakan larutan yang dimasukkan mengenai jaringan xylem sehingga larutan diangkut keatas. Cahaya dan suhu sangat mempengaruhi keberhasilan infus tanaman karena larutan yang dimasukkan ke dalam jaringan tanaman dapat naik keatas melalui proses transpirasi dan respirasi yang membutuhkan panas cahaya matahari. Selamat Mencoba!***

MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

15


Tabel 4. Prakiraan Serangan OPT Utama Jagung MT. 2019 menurut Provinsi di Indonesia No.

Propinsi

Lalat Bibit (ha)

Penggerek Batang (ha)

Penyakit Bulai (ha)

TIKUS (ha)

Penggerek Tongkol (ha)

Ulat Grayak (ha)

1

Bali

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

2

Banten

0,0

44,4

3,5

7,5

21,8

18,0

3

Bengkulu

0,0

107,5

2,8

6,8

21,9

9,9

4

DI. Yogyakarta

0,0

20,5

9,3

0,0

39,9

3,4

5

DKI Jakarta

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

6

Gorontalo

264,1

322,3

48,3

78,8

222,3

471,7

7

Jambi

12,9

53,6

21,3

10,1

54,2

18,7

8

Jawa Barat

4,6

109,8

75,3

0,0

103,9

160,0

9

Jawa Tengah

0,0

175,0

474,8

202,3

327,1

18,9

10

Jawa Timur

124,6

402,2

538,6

160,2

173,4

103,8

11

Kalbar

13,6

60,0

21,0

36,5

40,0

5,7

12

Kalsel

0,0

17,6

8,2

9,8

0,0

6,5

13

Kalteng

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

14

Kaltim

15,9

202,8

24,4

51,3

94,5

0,0

15

Kal. Utara

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

16

Kep. Babel

0,0

4,8

0,0

0,0

0,0

2,6

17

Lampung

94,3

165,2

43,5

49,0

173,9

262,4

18

Maluku

6,6

120,4

0,0

0,0

35,9

7,7

19

Maluku Utara

5,1

105,8

2,3

4,5

55,9

0,0

20

NTB

61,1

28,1

3,5

0,0

223,7

95,1

21

NTT

79,7

517,6

55,9

134,5

408,2

371,4

22

Papua

9,7

259,2

0,0

0,0

37,0

23,0

23

Papua Barat

5,5

68,1

0,0

3,7

27,7

0,0

24

Pem. Aceh

23,9

321,0

89,9

68,9

301,5

588,1

25

Riau

0,0

63,3

17,9

8,7

76,4

13,6

26

Sulbar

32,0

1.317,7

34,2

504,7

772,9

106,1

27

Sulsel

39,5

239,3

22,0

238,4

31,1

45,2

28

Sulteng

113,8

919,2

54,2

183,9

186,6

83,0

29

Sultra

0,0

364,6

36,8

289,3

215,1

861,7

30

Sulut

30,9

118,9

11,8

176,2

69,7

0,0

31

Sumbar

0,0

34,7

8,5

4,5

0,0

43,2

32

Sumsel

58,7

376,6

25,3

136,8

202,7

38,4

33

Sumut

31,5

177,5

89,2

219,1

59,2

118,4

34

Kep. Riau

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

1.028,0

6.717,6

1.722,3

2.585,5

3.976,6

3.476,5

JUMLAH

MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

16


PRAKIRAAN LUAS SERANGAN LALAT BIBIT PADA TANAMAN JAGUNG MT. 2019 MENURUT PROVINSI DI INDONESIA

PRAKIRAAN LUAS SERANGAN PENGGEREK BATANG PADA TANAMAN JAGUNG MT. 2019 MENURUT PROVINSI DI INDONESIA

MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

17


PRAKIRAAN LUAS SERANGAN PENYAKIT BULAI PADA TANAMAN JAGUNG MT. 2019 MENURUT PROVINSI DI INDONESIA

PRAKIRAAN LUAS SERANGAN TIKUS PADA TANAMAN JAGUNG MT. 2019 MENURUT PROVINSI DI INDONESIA

MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

18


PRAKIRAAN LUAS SERANGAN PENGGEREK TONGKOL PADA TANAMAN JAGUNG MT. 2019 MENURUT PROVINSI DI INDONESIA

PRAKIRAAN LUAS SERANGAN ULAT GRAYAK PADA TANAMAN JAGUNG MT. 2019 MENURUT PROVINSI DI INDONESIA

MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

19


ď‚ľď€

K

ementerian Pertanian (Kementan) menggelar Temu Teknis Penyuluh Pertanian dan Petani Andalan dalam rangka meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia (SDM) pertanian. Acara dilaksanakan di Tajuk Gede Cilodong, Desa Cibungur, Bungursari, Purwakarta, Rabu (27/2). Temu teknis ini mengangkat tema Temu Teknis Penyuluh dan Petani untuk Mewujudkan Petani Hebat, Maju dan Makmur. Hadir dalam acara ini Sekretaris Jenderal Kementan, Syukur Iwantoro yang mewakili Menteri Pertanian, Dirjen Hortikulttura Kementan (Suwandi), Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (Sarwo Edi), Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) (Momon Rusmono), Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat (Hendi Jatnika) Sekretaris Daerah Purwakarta (Ius Permana) dan Kepala Dinas Pertanian Purwakarta (Agus R Suherlan) serta dihadiri 10.000 petani, penyuluh, santri tani, siswa SMK Pertanian dan mahasiswa perguruan tinggi pertanian yang berasal dari 5 Kabupaten di Jawa Barat yaitu Purwakarta, Subang, Cianjur, Karawang, dan Indramayu. Dalam rangkaian kegiatan ini dicanangkan gerakan tanam padi gogo 98 Varietas, Launching Ekspor Buah Manggis ke Tiongkok sebanyak 3.010 ton. Selain itu juga dilakukan penyerahan bantuan dari Kementerian Pertanian senilai Rp 15 miliar, berupa benih padi sawah 3000 Ha, benih manggis 3.700 pohon, benih pala 1.500 pohon, benih sayuran untuk 50 Ha, 5.000 ekor ayam untuk KUP Ponpes, 200 ekor ayam untuk rumah tangga miskin (RTM), 500 ekor domba, dan berbagai Alat Mesin Pertanian (Alsintan). Syukur menuturkan pemberian bantuan ini merupakan bentuk apresiasi dari Kementan kepada para petani atas prestasinya dalam mempertahankan swasembada pangan dan yang berkelanjutan.

Penyuluh dan petani harus tetap bekerja keras dalam mewujudkan lumbung pangan dunia 2045. "Penyuluh dan petani harus memiliki daya saing, inovatif dan memberi manfaat lebih luas bagi pembangunan pertanian Indonesia," ujarnya. Karenanya, Syukur menegaskan Temu Teknis Penyuluh Pertanian dan Petani Andalan ini diharapkan akan menginspirasi petani dan santri tani milenial untuk meningkatkan daya saing sumber daya manusia pertanian. Yakni untuk lebih giat lagi melakukan pendampingan, penerapan teknologi dan mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan.

MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

20


1

Sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, Menteri Amran melakukan revisi pengadaan benih, alat mesin pertanian dan lainnya awalnya melalui lelang menjadi penunjukan langsung. Alhasil, bantuan turun cepat baik waktu, kualitas dan kuantitas sesuai dengan yang diinginkan petani. Di pemerintahan Jokowi-JK mengeluarkan undang-undang. Salah satunya undangundang nomor 41 tahun 2014 tentang lahan pertanian berkelanjutan. Sehingga lahan pertanian tidak boleh digunakan untuk kegiatan ekonomi lainnya," ungkapnya. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman juga melakukan perubahan-perubahan dalam proses perizinan, baik izin ekspor maupun investor. Dulu, izin ekspor membutuhkan waktu 2 sampai 3 bulan, tetapi saat ini hanya butuh waktu 3 jam. "Sehingga proses izin ekspor cepat dan proses perkarantinaan tidak lagi dilakukan dipintu masuk pengeluaran, tetapi cukup petugas memeriksa secara aktif hingga memberikan sertifikat phytosanitary. Di bandara dan pelabuhan tidak ada lagi pemeriksaan, tapi langsung ke negara tujuan ekspor," papar Syukur. Kata Syukur, perubahan pada alokasi anggaran untuk petani diperbesar. Jika dulu anggaran yang langsung ke petani dan daerah hanya 23 persen, namun di tahun 2017 dan 2018 naik menjadi 83 persen. Anggaran ini langsung ditujukan kepada petani dan apabila petani mengalami gagal panen, pemerintah menyediakan asuransi pertanian. "Petani tidak usah gelisah apabila terkena musibah banjir dan bencana lainnya, untuk petani pangan termasuk di dalamnya peternak sapi.

2 Foto : Urip SR

3 Di Purwakarta ada 30 ribu hektar potensi lahan kering yang ditanami padi gogo, produktivitas padi gogo antara 4 - 5 ton per hektar, umur 4 bulan.

"Potensi petani milenial dalam peningkatan ekspor pertanian semakin signifikan dan juga peningkatan kesejahteraan petani," tegasnya. Terkait gerakan tanam padi gogo, Syukur menjelaskan dengan alat mesin pertanian modern, Kementan tidak hanya mengoptimalkan pengembangan lahan pertanian produktif, tetapi juga lahan kering yang totalnya mencapai 1 juta ha di seluruh Indonesia melalui penanaman pagi gogo. "Selain pengembangan lahan kering seperti ini, kami juga kembangkan integrasi padi dengan tanaman perkebunan. Produktivitas padi gogo antara 4 sampai 5 ton per hektar. Umurnya 4 bulan. Di Purwakarta sendiri ada 30 ribu hektar potensi lahan kering yang dapat ditanami padi gogo," jelasnya.

4

Terobosan dan Capaian Syukur mengungkapkan di era pemerintahan JokowiJK, sektor pertanian menjadi sektor prioritas dalam mendongkrak pertumbuhan perekonomian nasional. Pada tahun 2014, Presiden Jokowi melalui Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melakukan reformasi terhadap faktor-faktor kritis yang selama ini menghambat percepatan pembangunan pertanian.

MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

21


Dalam waktu dekat, asuransi juga berkembang ke komoditas cabai dan bawang," ucapnya. Lebih lanjut Syujur menyebutkan dampak dari perubahan kebijakan ini, yakni selama empat tahun pemerintahan Jokowi-JK, ekspor pertanian secara nasional naik 30 persen dan ekspor pertanian Provinsi jawa Barat sendiri meningkat 44 persen. "Kemudian, Produk Domestik Bruto sektor pertanian secara nasional meningkat 42,5 persen. Untuk Jawa Barat meningkat 47,8 persen. Luar biasa Jawa Barat," terangnya. Selain itu, inflasi pangan nasional pun selama empat tahun turun drastis. Inflasi pangan pada tahun 2014 sebesar 10,57 persen turun menjadi 1,26 persen di tahun 2017. Lebih hebat lagi inflasi di Jawa Barat, dari inflasi pangan 2014 sebesar 10,57 persen, di Jawa Barat turun 0,57 persen tahun 2017. "Begitu pun kesejahteraan petani naik selama empat tahun pemerintahan Jokowi-JK. Yaitu Nilai Tukar Petani naik 5,43 persen dan Jawa Barat naik 10,1 persen," terangnya. Dari capaian ini, sambung Syukur, pemerintah memberikan apresiasi kepada petani dan penyuluh. Khusus untuk penyuluh, perannya sangat luar biasa dalam melakukan pendampingan dan penerapan teknologi dan juga berhasil melakukan pergeseran petani menjadi petani milenial. "Indonesia saat ini dijadikan percontohan dunia di dalam melakukan regenerasi petani. Tahun 2019 ini, pemerintah mencanangkan tonggak regenerasi pertanian untuk menuju lumbung pangan dunia 2045 nantinya," ujarnya. Sebagai penghargaan pemerintah terhadap jasa penyuluh. Di tahun 2017 sebanyak 6.000 penyuluh tenaga harian lepas diangkat menjadi PNS. Di 2018, telah disahkan pengangkatan penyuluh tenaga harian lepas sebanyak 17 ribu orang diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).

"Mudah-mudahan dengan perubahan status ini, penyuluh lebih giat lagi melakukan pendampingan dan alih generasi petani baik untuk petani maupun santri tani. Untuk percepatan ke arah tersebut, Kementan menyerahkan bantuan berupa benih dan alat mesin pertanian yang totalnya mencapai Rp 15 triliun," tandas Syukur. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian BPPSDMP Kementan, Momon Rusmono menambahkan kegiatan ini akan menjadi tonggak sejarah dalam pengembangan SDM pertanian. "Dengan adanya inovasi alat mesin pertanian dan pengembangan varietas diharapkan dapat meningkatkan produksi dan provitas hasil-hasil pertanian," ucap Momon. (https://www.merdeka.com)***

Agrineka

MEREKAYASA PADI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI

T

im peneliti dari China dan Amerika Serikat berhasil melakukan rekayasa pada tanaman padi sehingga produksinya bisa meningkat hingga 27 persen. Teknik yang sama berpeluang untuk diterapkan pada tanaman pangan lain. Hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal internasional Molecular Plant edisi Januari 2019 dengan judul “Engineering a New Chloroplastik Photorespiratory Bypass to Increase Photosynthetic Efficiency and Productivity in Rice”. “Studi kami bisa memberi sumbangan besar untuk menyelesaikan masalah ini dengan meningkatkan produksi padi, utamanya di daerah dengan matahari berlimpah, “ kata Xin-Xiang Peng, peneliti dari South China Agricultural University, Guangzhou, China, seperti dilaporkan Science-daily.com (Kilas Iptek Kompas)*** MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

22


Oleh : UMI KULSUM - POPT AHLI MUDA

1

ď€

2

5

3

6

4

7

B

enih yang sehat merupakan salah satu syarat untuk menghasilkan tanaman yang sehat. Benih dikatakan sehat jika tidak terdapat infeksi patogen di dalamnya. Sebagian besar patogen yang menginfeksi tanaman padi merupakan patogen tular benih atau terbawa benih. Kemunculan penyakit yang diakibatkan oleh patogen tular benih biasanya dapat dideteksi setelah benih tersebut berkecambah. Benih yang sudah terinfeksi patogen dan dibiarkan ditanam akan menjadi sumber inokulum penyakit di lahan pertanaman padi. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan pencegahan secara dini dan salah satu tindakan pencegahan benih terhadap perkembangan penyakit tanaman adalah dengan seleksi benih dan perlakuan terhadap benih. Seperti hasil pengkajian yang telah dilakukan pada benih di rumah kaca dan lahan percobaan BBPOPT. Benih yang digunakan merupakan benih Varietas Ciherang yang bersertifikat. Percobaan yang telah dilakukan yaitu dengan seleksi benih menggunakan larutan air garam 5 %, perendaman air panas pada suhu 52 oC selama 30 menit dan aplikasi agens pengendalia hayati (APH) Paenibacillus polymyxa selama 20 menit. Parameter yang diamati adalah daya kecambah benih dan intenistas penyakit di setiap perlakuan : (1) Perlakuan seleksi benih dengan perendaman APH menghasilkan daya kecambah sebesar 82,7 %, (2) Perlakuan seleksi benih dengan perendaman air panas menghasilkan daya kecambah sebesar 80 %, (3) Seleksi benih tanpa tambahan perlakuan menghasilkan daya kecambah sebesar 68 %,

4) Tanpa seleksi benih dengan perendaman APH menghasilkan daya kecambah sebesar 70 %, (5) Tanpa seleksi benih dengan perendaman air panas menghasilkan daya kecambah sebesar 46 %, (6) Perlakuan seleksi benih dengan perendaman APH dan air panas menghasilkan daya kecambah sebesar 85 %, (7) Tanpa perlakuan apapun menghasilkan daya kecambah sebesar 56 % 5) Tanpa seleksi benih dengan perendaman air panas menghasilkan daya kecambah sebesar 46%, 6) Perlakuan seleksi benih dengan perendaman APH dan air panas menghasilkan daya kecambah sebesar 85 %. 7) Tanpa perlakuan apapun menghasilkan daya kecambah sebesar 56 %. (BERSAMBUNG KE HAL. 25) MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

23


Pemerintah telah menggelontorkan bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan) khususnya excavator untuk optimalisasi lahan rawa lebak dan pasang surut agar menjadi lahan sawah produktif. Salah satu provinsi yang menjadi target pengembangan lahan rawa lebak dan pasang surut adalah Sumatera Selatan

U

ntuk memastikan pemanfaatan lahan tersebut, Direktur Alsintan, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementan, Andi Nur Alam Syah menengok pemanfaatan alsintan yakni excavator di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Sabtu (9/2). Andi Nur mengatakan, Kementan telah menyalurkan bantuan excavator sebanyak 69 unit. Berdasarkan pantauan, bantuan tersebut bekerja optimal untuk pengerukan saluran irigasi yang mengalami pendangkalan, pembuatan jalan usaha tani dan optimasi lahan rawa lebak dan pasang surut. “Pemantauan ini sesuai arahan menteri. Alsintan excavator harus bekerja optimal sehingga lahan rawa menjadi lahan sawah produktif,” tegasnya. Dengan demikian, lanjutnya produksi pangan khususnya beras dan kesejahteraan petani meningkat. Bahkan dari lahan rawa Indonesia bisa mencukupi pangan dunia. Sementara itu Kepala Desa Telang Rejo, Kecamatan Muara Telang, Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan, Hendrik Kuswoyo mengatakan, adanya excavator memberikan hasil dan nilai tambah yang begitu besar bagi pertanian dan petani itu sendiri. Dari 1 unit excavator dapat mengerjakan long storage sepanjang 20 km dengan lebar 2,5 meter.

“Ini dapat mengairi sawah seluas 1.800 hektar (ha) dengan indeks pertanaman (IP) 200, yakni menanam padi 2 kali setahun”, katanya. Menurut Hendrik, produktivitas padi yang tadinya 8,5 ton naik menjadi 13 ton/ha untuk dua musim tanam. Jadi ada selisih 5 ton/ha. Jika hitungannya sebanyak 5 ton/ha nilainya mencapai Rp. 20 juta. Dengan demikian, dari total lahan 1.800 ha menghasilkan tambahan pendapatan bagi petani mencapai Rp. 36 miliar. “Tambahan pendapatan ini untuk dua musim tanam”, ujarnya. Hendrik menjelaskan, dalam pengerjaan optimalisasi lahan rawa menjadi lahan sawah produktif ini, pemerintah desa memanfaatkan dana desa untuk biaya BBM dan operator. Total dana desa mencapai Rp. 800 juta, namun untuk membuat long storage sepanjang 20 km dengan lebar 2,5 m hanya Rp. 270 juta. “Dengan adanya bantuan excavator, pengerjaan ini bisa dilakukan hanya butuh waktu 2 bulan saja. Tapi kalau tidak ada excavator pengerjaan long storage tersebut membutuhkan dana Rp. 900 juta untuk sewa alat dan bahan bakar minyak Rp. 160 juta. Belum lagi biaya operator untuk long storage sepanjang 20 km itu sebanyak Rp. 60 juta. “Jadi, jika tanpa bantuan excavator ini, total biaya yang dibutuhkan untuk sewa excavator dan biaya operasional untuk pembuatan long storage sepanjang 20 km dan lebar 2,5 m sekitar Rp. 3,5 miliar,” katanya. (Ditjen PSP)*** MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

24


Foto : Rista Susanti

ďƒ˝

Oleh : Dewi Nirwati, S.P, Idah Faridah, S.P, Wayan Murdita, S.P

P

rakiraan luas serangan OPT utama kedelai MT. 2019 di Indonesia mencapai 2.004,4 hektar. Angka prakiraan ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka kejadian luas serangan pada MT. 2018/2019 (956,0 ha). Prakiraan luas serangan tertinggi adalah Ulat Grayak yaitu mencapai 681,4 hektar, kemudian diikuti Penggulung Daun 469,0 hektar, Penggerek Polong 433,3 hektar, Ulat Jengkal 182,8 hektar, Tikus 140,8 hektar, dan Lalat Kacang 97,2 hektar. Data dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Kejadian Serangan OPT Utama Kedelai MT. 2018/2019 dan Prakiraan luas Serangan MT.2019 di Indonesia. No.

Kejadian Serangan MT 2018,2019 (ha)

OPT

Prakiraan Serangan MT.2019 (ha)

228,2

433,3

Lalat Kacang

40,2

97,2

3

Ulat Grayak

325,2

681,4

4

Tikus

67,6

140,8

5

Penggulung Daun

103,2

469,0

6

Ulat Jengkal

101,6

182,8

956,0

2.004,4

1

Penggerek Polong

2

Jumlah Keterangan : KLTS = Kumulatif Luas Tambah Serangan, MT = Musim Tanam Sumber data : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

25


Prakiraan Serangan Penggerek Polong Kedelai (Etiella zinckenella Tr.)

Sambungan dari halaman 22.

1

Prakiraan luas serangan Penggerek Polong pada tanaman kedelai MT. 2019 di Indonesia mencapai 433,3 hektar yang tersebar dibeberapa provinsi. Luas serangan tertinggi diprakirakan terjadi di Provinsi Sulawesi Barat seluas 105,6 hektar, Provinsi Sumatera Selatan 59,1 hektar, dan Lampung 45,9 hektar.

Prakiraan Serangan Lalat Kacang (Ophiomyia phaseoli) pada Kedelai

2

Prakiraan luas serangan Lalat Kacang pada tanaman kedelai MT.2019 di Indonesia mencapai 97,2 hektar. Luas serangan Lalat Kacang tertinggi diprakirakan terjadi di Provinsi Sulawesi Utara (46,2 ha), Jawa Tengah (21,3 ha), dan Jambi (5,4 ha).

Prakiraan Serangan Ulat Grayak (Spodoptera litura) pada kedelai

3

Prakiraan luas serangan Ulat Grayak pada tanaman kedelai MT. 2019 di Indonesia mencapai 681,4 hektar. Provinsi yang diprakirakan luas serangannya paling tinggi adalah Sulawesi Tenggara (205,8 ha), Nusa Tenggara Barat (98,3 ha), dan Sumatera Utara (45,1 ha).

Prakiraan Serangan Tikus (Rattus argentiventer) pada Kedelai

4

Prakiraan luas serangan Tikus pada tanaman kedelai MT. 2019 di Indonesia mencapai 140,8 hektar. Luas serangan tikus tertinggi diprakirakan terjadi di provinsi Sulawesi Tenggara (37,7 ha), Sulawesi Utara (29,4 ha), dan Jawa Tengah (25,9 ha).

Prakiraan Serangan Penggulung Daun (Lamprosema indicata F) pada Kedelai

5

Prakiraan luas serangan Penggulung Daun pada tanaman kedelai MT. 2019 di Indonesia mencapai (469,0 ha). Luas serangan tertinggi diprakirakan akan terjadi di Provinsi Jawa Tengah (102,8 ha), Jambi (67,0 ha), dan Sulawesi Tenggara (53,2).

Prakiraan Serangan Ulat Jengkal (Plusia chalcites Esp.) pada Kedelai

6

Prakiraan luas serangan Ulat Jengkal pada tanaman kedelai MT. 2019 di Indonesia mencapai 182,8 hektar (ha). Prakiraan luas serangan tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Tengah (78,8 ha), NTB (29,2 ha), dan NTT (18,6 ha). Angka prakiraan luas serangan OPT utama tanaman kedelai MT. 2019 untuk masing-masing provinsi dapat dilihat pada tabel 6. (Halaman 26).

PENTINGNYA PERLAKUAN PADA BENIH PADI Berdasarkan hasil pengamatan pada hari ke-7 setelah semai, perlakuan kombinasi antara seleksi benih dengan perendaman APH dan air panas memiliki nilai daya kecambah yang tinggi dibandingkan perlakuan yang lainnya. Benih yang tanpa diseleksi namun diberi perlakuan APH atau benih tanpa perlakuan apapun masih memiliki kesempatan untuk berkecambah dengan baik, namun tidak dengan hasil pengamatan intensitas penyakit di lapangan. Berdasarkan hasil pengamatan di petak percobaan, intensitas penyakit hawar daun bakteri, penyakit bercak bergaris sempit dan penyakit busuk pelepah tertinggi terjadi pada petak tanpa perlakuan apapun yaitu sebesar 39,3%; 60,1% dan 40%. Hal ini dikarenakan benih yang lolos tanam di lapangan menjadi sumber inokulum bagi tanaman sehat lainnya, sehingga mengakibatkan penyebaran penyakit di petak perlakuan berkembang dengan cepat. Lain halnya dengan benih yang tanpa diseleksi namun diberi perlakuan air panas memiliki daya kecambah yang paing rendah. Hal ini dapat terjadi saat proses pengisian bulir yang tidak sempurna mengakibatkan benih menjadi sakit dan berpengaruh terhadap daya kecambah pada saat diberikan perlakuan panas. Pada percobaan ini, benih yang terapung hasil seleksi ketika ditanam ternyata hanya mampu berkecambah sebesar 8 – 11%. Hal ini membuktikan bahwa, jika benih tersebut tetap ditanam maka akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas hasil produksi. Sebagian besar petani biasanya memperoleh benih dari penangkar benih atau dari hasil panen musim tanam sebelumnya. Selain adanya resiko galur tidak murni, juga kurangnya informasi mengenai patogen yang menginfeksi pertanaman padi di musim sebelumnya. Selain itu, benih bersertifikat masih belum mencantumkan status kesehatan benih. Oleh karena itu, benih yang perlu mendapat perlakuan sebaiknya semua benih baik yang berasal dari kios maupun benih yang berasal dari hasil panen pada musim tanam sebelumnya. (Umi Kulsum)*** MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

26


Tabel 6. Prakiraan Serangan OPT Utama Kedelai MT.2019 menurut Provinsi di Indonesia No.

Propinsi

Penggerek Polong (Ha)

Lalat Kacang (Ha)

Ulat Grayak (Ha)

TIKUS (Ha)

Peng. Daun (Ha)

Ulat Jengkal (Ha)

1

Bali

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

2

Banten

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

4,2

3

Bengkulu

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

4

DIY

0,0

5,4

0,0

0,0

0,0

0,0

5

DKI Jakarta

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

6

Gorontalo

5,3

0,0

13,6

0,0

23,2

0,0

7

Jambi

7,1

5,4

13,7

0,0

67,0

7,6

8

Jawa Barat

16,1

3,1

16,8

0,0

24,2

7,1

9

Jawa Tengah

27,6

21,3

27,5

25,9

102,8

78,8

10

Jawa Timur

7,6

0,0

41,3

6,6

25,1

3,6

11

Kalimantan Barat

0,0

0,0

5,5

0,0

0,0

0,0

12

Kalimantan Selatan

6,1

0,0

16,4

0,0

0,0

0,0

13

Kalimantan Tengah

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

14

Kalimantan Timur

0,0

0,0

0,0

2,4

0,0

0,0

15

Kalimantan Utara

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

16

Kep. Babel

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

17

Kep. Riau

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

18

Lampung

45,9

0,0

43,5

0,0

23,4

0,0

19

Maluku

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

20

Maluku Utara

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

21

NTB

41,2

0,0

98,3

6,9

39,0

29,2

22

NTT

8,6

0,0

36,4

0,0

14,5

18,6

23

Papua

0,0

0,0

8,3

0,0

0,0

3,4

24

Papua Barat

4,5

0,0

9,3

6,9

3,6

5,3

25

Aceh

39,4

3,8

30,3

0,0

19,9

0,0

26

Riau

8,8

2,5

22,3

0,0

4,6

0,0

27

Sulawesi Barat

105,6

0,0

26,6

8,1

10,8

18,7

28

Sulawesi Selatan

0,0

0,0

16,8

0,0

0,0

0,0

29

Sulawesi Tengah

13,6

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

30

SulawesiTenggara

22,2

0,0

205,8

37,7

53,2

0,0

31

Sulawesi Utara

3,9

46,2

3,8

29,4

47,1

0,0

32

Sumatera Barat

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

33

Sumatera Selatan

59,1

9,4

0,0

23,7

0,0

6,2

34

Sumatera Utara

10,6

0,0

45,1

0,0

10,8

0,0

433,3

97,2

681,4

140,8

469,0

182,8

Jumlah

MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

27


PRAKIRAAN LUAS SERANGAN PENGGEREK POLONG PADA TANAMAN KEDELAI MT. 2019 MENURUT PROVINSI DI INDONESIA

PRAKIRAAN LUAS SERANGAN LALAT KACANG PADA TANAMAN KEDELAI MT. 2019 MENURUT PROVINSI DI INDONESIA

MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

28


PRAKIRAAN LUAS SERANGAN ULAT GRAYAK PADA TANAMAN KEDELAI MT. 2019 MENURUT PROVINSI DI INDONESIA

PRAKIRAAN LUAS SERANGAN TIKUS PADA TANAMAN KEDELAI MT. 2019 MENURUT PROVINSI DI INDONESIA

MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

29


PRAKIRAAN LUAS SERANGAN PENGGULUNG DAUN PADA TANAMAN KEDELAI MT. 2019 MENURUT PROVINSI DI INDONESIA

PRAKIRAAN LUAS SERANGAN ULAT JENGKAL PADA TANAMAN KEDELAI MT. 2019 MENURUT PROVINSI DI INDONESIA

MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

30


ď‚—ď€

P

enyakit kembang api ini secara ilmiah dinamakan penyakit Udbatta Deseases yang disebabkan oleh jamur Ephelis Oryzae Syd. Penyebaran jamur ini begitu cepat saat musim hujan yang lembab dengan intensitas curah hujan yang tinggi. Penyebaran penyakit ini sudah lama ada di India dan Cina, sedangkan di Jawa baru pertama kali dilaporkan tahun 1976 (Amir,1986). Infeksi terutama terjadi pada padi namun jamur patogen ini bisa pula bersarang pada padi liar, jajagoan atau jawan (Echinochloa crusgalli), rumput grinting (Cynodon dactylon) dan bisa juga menyerang juwawut (Setarica italica). Dari beberapa penelitian penyakit ini terbawa oleh biji (seed born) yang semula sudah terinfeksi namun tidak dapat bertahan hidup di tanah terlalu lama. Jamur membentuk stroma putih kotor sampai kelabu. Semula piknidium tenggelam didalam stroma, kemudian berkembang agak menonjol dan cembung, membulat dengan garis tengah 1-1,5 mm. Konidiofor seperti jarum, bercabang, hialin, dengan ukuran 22-85 x 1-1,44 mikro meter. Konidium seperti jarum,bercabang,hialin dengan ukuran 12-40 x 1,2-1,5 mili mikro meter. Begitu miripnya penampakan penyakit ini hingga petani kita menyamakan dengan penyakit teklik, patah leher atau blast. Lebih parah lagi beberapa petani kita masih menganggapnya dengan landasan klenik seperti dimakan buto saat gerhana bulan dan kena petir/ kilat saat hujan. Gejala Serangan :

1. Gejala penyakit mulai tampak pada waktu malai keluar dari upih daun bendera. 2. Malai telah terinfeksi saat masih dalam upih daun/ bunting. 3. Malai terhambat perkembangannya karena terselubung/terinfeksi jamur. 4. Malai yang sakit nampak keras dan terselubungi hifa putih kotor hingga kelabu. 5. Makin tua jamur maka akan membentuk skelorotium berwarna hitam. 6. Terkadang pula malai yang sakit tidak mampu keluar dan tetap berada didalam upih daun. MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

31


Cara penangulangan : 1. Melakukan seleksi benih dengan air garam.Selain untuk mencari benih unggul,garam dipercaya mampu mematikan jamur. 2. Perlakuan benih dengan menggunakan air hangat 54 derajad celcius selama 10 menit 3. Penggunaan tehnik kimia jenis fungsida untuk perlakuan benih 4. Waspadai kondisi cuaca lembab dengan intensitas hujan yang tinggi pada saat padi mulai memasuki fase primordia 5. Atur jarak tanam yang longgar dengan tanam jajar legowo 2 :1 untuk meminimalisir serangan 6. Menekan penggunaan pupuk kimia berbahan Nitrogen tinggi seperti Urea karena bisa membuat jamur berkembang lebih cepat 7. Penggunaan pupuk K dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan jamur 8. Penggunaan fungisida jenis Triazole, fungisida kombinasi, mankozeb saat padi memasuki fase primordia atau bunting sehingga mampu menekan pertumbuhan jamur. 9. Bersihkan lahan dari gulma yang bersimbiosis dengan jamur ini. Semoga bermanfaat (Sumber : LPM-IPB)***

Agrineka

B

ahan baku uang kertas rupiah berupa kapas, sehingga pemilik tidak perlu cemas bila uang terendam air. Mata uang dollar Amerika Serikat menggunakan bahan baku serat pisang abaka yang lembut nan kuat. Tanaman yang menjadi bahan baku uang dollar itu tumbuh subur di Desa Esang, Kecamatan Esang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Menurut peneliti di Faperta Universitas Sam Ratulangi, Untung Setyo Budi, produksi pisang abaka Musa textilis di Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara, yang terbesar kedua setelah di dunia setelah Filipina. Seperti nama latinnya, tumbuhan ini bisa jadi bahan dasar pembuatan kertas maupun kain. Bahkan, menurut sejumlah referensi, serat pohon pisang abaka disebut-sebut sebagai bahan pembuat kertas dolar. Pohon pisang abaka (Musa textilis) termasuk dalam famili Musaceae atau jenis pisang-pisangan. Filipina dan Ekuador disebut-sebut sebagai negara penghasil abaka terbesar di dunia. Filipina, misalnya, dengan ekspor 2.400 ton per tahun diperkirakan menghasilkan devisa mencapai USD 3.060.000. Serat dari batang pisang ini diyakini sebagai bahan baku kertas uang dengan kualitas terbaik, sehingga dipakai untuk mencetak dolar Amerika dan euro. Bukan hanya kuantitas, kualitasnya juga menempati urutan kedua. Kualitas terbaik pertama masih dipegang negara beribu kota Manila (USR)*** MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

32


B

unga matahari atau tanaman yang memiliki nama latin Helianthus annus, awalnya ditemukan berasal dari Amerika Utara. Dengan warna kuning cerah dan bentuk yang menyerupai matahari, bunga jenis ini punya manfaat yang bisa didapat dari kandungan minyak dan bijinya. Kira-kira apa saja manfaat kesehatan dari bunga yang berbentuk layaknya matahari ini? Biji bunga matahari atau biasa dikenal sebagai kwaci, merupakan sumber nutrisi baik, yaitu mengandung vitamin E yang juga dikenal sebagai gamma-tocopherol. Vitamin E adalah antioksidan kuat yang banyak ditemukan pada kacangkacangan dan biji-bijian, di mana kwaci merupakan salah satunya. Fungsi antioksidan yang banyak diketahui adalah untuk melawan kerusakan oleh radikal bebas di dalam tubuh. Selain itu, bagi yang suka ngemil kwaci, hal itu baik untuk meningkatkan kesehatan jantung. Mengapa demikian? Karena kandungan zat di dalam kwaci mampu mengurangi kolesterol LDL dan mampu pula untuk mencegah hipertensi.

1

Membantu memerangi osteoporosis dan kram otot. Kandungan tinggi magnesium pada kuaci mampu menyeimbangkan kandungan kalsium dan kalium tubuh seimbang. Lalu, kandungan magnesium mampu untuk mencegah pengeroposan tulang dan membantu mengurangi sakit kepala kronis, sembelit dan kram pada otot. Membantu menjaga kesehatan kulit. Penelitian telah banyak menunjukkan kalau antioksidan vitamin E sangat berguna untuk menjaga kulit agar tetep lembut dan sehat. Selain itu, kandungan lipid asam lemak esensial dari kuaci juga menjaga kulit tetap terhidrasi serta terbebas dari kerusakan akibat sinar matahari dan polusi. Mencegah diabetes. Nutrisi dalam kuaci bisa membantu menghentikan lonjakan dan penurunan gula darah yang dialami banyak orang akibat diet terlalu tinggi gula, biji-bijian olahan, minuman manis, dan makanan olahan. Misalnya manfaat magnesium yang telah ditemukan memiliki efek perlindungan terhadap risiko pengembangan diabetes tipe 2. Manfaat minyak biji bunga matahari

2 3

Sebuah pedoman diet dari Department of Health and Human Service di Amerika menyatakan kalau sumber lemak yang ada dalam minyak bunga matahari bisa bermanfaat untuk menurunkan risiko penyakit jantung dan menjaga berat badan tetap seimbang.

Karena, pada dasarnya, sebagian besar minyak bunga matahari mengandung lemak tak jenuh dan merupakan asupan padat nutrisi. Minyak bunga matahari umumnya diproses dari esktrak biji bunga matahari. Minyak ini biasanya digunakan sebagai obat untuk sembelit dan untuk bahan masakan tertentu. Berikut ini merupakan 2 manfaat penting yang bisa Anda dapat minyak ekstrak yang juga terbuat dari kuaci : 1. Anti inflamasi Jerawat terjadi ketika ada minyak berlebih dalam folikel di bawah kulit dan terinfeksi oleh bakteri. Vitamin A, C, D, E, dan asam lemak esensial yang terdapat dalam minyak biji bunga matahari akan memberikan lapisan pelindung, yang mencegah kulit terhubung dengan bakteri. Karena itu, minyak bunga matahari juga bekerja sebagai obat yang efektif terhadap jerawat, dan penggunaan minyak ini bisa dioleskan secara langsung pada kulit. 2. Kaya akan omega 6 Setiap 1 sendok makan minyak bunga matahari mengandung setidaknya 8,9 gram asam linoleat, yang merupakan enam asam lemak tak jenuh ganda (omega- 6). Menurut Linus Pauling Institute, lemak jenis ini merupakan bagian penting dari diet yang sehat. Untuk mendapatkan manfaat omega-6 kita membutuhkan 11 sampai 14 gram omega-6 per hari. Semoga bermanfaat..! ***

MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

33


ď &#x; Tanaman pepaya di kebun saya akhir-akhir ini produksinya menurun drastis. Bahkan dapat dikatakan tidak berbuah. Ketika saya amati, ternyata pada tanaman pepaya tersebut tanaman timbul bercak dan warna kekuning-kuningan. Pertanyaan saya adalah : “OPT apakah yang menyerang tanaman pepaya tersebut dan bagaimana cara mengendalikannya?’ Mohon penjelasan. Terima kasih. Slamet Bukhari Cilacap, Jawa Tengah Jawab :

Tanaman Pepaya (Carica papaya) walaupun bukan tanaman asli Indonesia namun sekarang sudah ada dimana-mana, mungkin hampir di seluruh Indonesia ada tanaman pepaya. Banyak terdapat jenis pepaya, baik yang daging buahnya yang berwarna kuning, merah, maupun berwarna jingga. Tanaman pepaya juga tidak luput dari serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) seperti halnya pada tanaman lain, sehingga menyebabkan rendahnya produksi dan mutu hasil. Penyakit bercak cincin (ring spot) merupakan penyakit utama bagi tanaman pepaya. Penyakit ini tersebar luas di beberapa negara. Penyakit ini sangat merugikan, produksi dapat turun drastis hingga 80% dan penampilan buah tidak menarik. Oleh karena, serangan penyakit ini harus diwaspadai, terutama di daerah sentra produksi pepaya. Penyakit bercak cincin disebabkan oleh virus, yang dikenal dengan Pepaya Ring Spot Virus (PRSV). Penyakit ini ditularkan oleh serangan vektor kutu daun terutama kutu daun (Myzuz persicae) dan (Aphis gossypii) secara non persisten dan dapat menular bila tanaman sehat bersentuhan dengan tanaman yang terinfeksi.

Kutu daun (Myzuz persicae) vektor penyakit bercak cincin pada pepaya. (Foto : Google)

Kutu daun (Aphis gossypii) vektor penyakit bercak cincin pada pepaya. (Foto : Google) MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

34


Penyakit ini tidak ditularkan melalui benih dan serangga lain (kecuali 2 kutu daun tersebut), dan tidak dapat bertahan dalam tanah serta pada bagian tanaman yang mati. Penyakit ini menyerang batang, daun, dan buah pepaya. Gejala awal terjadi pada daun muda adalah warna daun menguning, pinggir daun bagian atas di antara tulang daun berbintik-bintik, mengkerut, bahkan menyempit. Selanjutnya, daun menjadi berwarna kuning menyolok dan belang-belang, di sepanjang garis pinggir menggulung ke atas, bentuknya dapat berubah, dan tampak berbeda dengan daun yang sehat. Tangkai daun menjadi pendek dan terdapat garis-garis hijau tua. Pada batang yang terserang terdapat bercak-bercak berdiameter 1,6 mm atau garis hijau tua mengkilap pada dua pertiga bagian batang atas. Bila serangan penyakit semakin hebat, bercak-bercak bersatu menjadi besar dan berbentuk seperti garis besar dan lonjong. Serangan pada buah terdapat cincin-cincin berdiameter 3-18,8 mm atau bercak-bercak berdiameter 1,6 - 3 mm yang berwarna kuning sampai oranye tua.

Gejala awal terjadi pada daun muda adalah warna daun menguning, pinggir daun bagian atas di antara tulang daun berbintik-bintik, mengkerut, bahkan menyempit. (Foto : Google)

Pengendalian : Bila tanaman pepaya telah terinfeksi, maka tidak akan dapat disembuhkan sekalipun disemprot dengan pestisida atau membuang bagian tanaman yang terserang. Oleh sebab itu, pengendalian dilakukan dengan penerapan budi daya tanaman sehat dan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) sebagai berikut :

Mencegah masuknya penyakit PRSV ke daerah yang belum terinfeksi. • Menggunakan varietas pepaya yang toleran. • Menggunakan bibit pepaya yang sehat. • Mengendalikan vektor dengan insektisida yang efektif, terdaftar dan diizinkan oleh menteri Pertanian. • Mengamati/memonitor OPT secara terus menerus. • Memelihara tanaman pepaya dengan baik. • Eradikasi tanaman yang terserang. • Menanam tanaman tumpangsari dengan tanaman yang bukan inang, misalnya seperti jagung untuk perkembangan musuh alami. • Tindakan pengendalian ini harus diterapkan secara terpadu, tidak dapat jika diterapkan secara individu. Selamat Mengendalikan ! (Dari Berbagai Sumber)**** •

Gambar a. gejala serangan pada pucuk daun pepaya dan gambar b. gejala serangan pada buah pepaya. (Foto : Google)

Serangan pada buah terdapat cincin-cincin berdiameter 318,8 mm atau bercak-bercak berdiameter 1,6 - 3 mm yang berwarna kuning sampai oranye tua. (Foto : Google) MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

35


S

alah satu bentuk transformasi pertanian tradisional ke modern adalah berkembangnya penggunaan aplikasi untuk mengetahui kondisi untuk memulai tanam. Kementerian Pertanian melalui Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) bekerjasama dengan BMKG, LAPAN, Kementerian Lingkungan HIdup, dan Kementerian PUPR telah mengembangkan Sistem Informasi Peringatan Dini dan Penanganan Dampak Perubahan Iklim Sektor Pertanian (SiPERDITAN). “Sistem informasi ini berisi data dan peta sebaran perubahan iklim dan dampak perubahan iklim, serta rekomendasi penanganan dampak perubahan iklim pada sektor pertanian,” kata Kepala Pusdatin Kementerian Pertanian I Ketut Kariyasa. Seperti diketahui pertanian merupakan sektor yang paling berdampak terhadap perubahan iklim, baik itu banjir maupun kekeringan. Apalagi dalam beberapa tahun terakhir terjadi pergeseran musim dan puncak hujan. Perubahan musim ini sangat mengganggu pola tanam dan produktivitas, sehingga diperlukan upaya antisipasi, adaptasi dan mitigasi. Aplikasi Si-PERDITAN ,menyediakan fitur yang dibuat secara dinamis dan interaktif, serta berbasis geospasial. Dengan memanfaatkan fitur dalam aplikasi tersebut, persiapan dan perencanaan sebelum terjadinya kejadian bencana banjir maupun kekeringan dapat diantisipasi dan diadaptasi. “Sehingga dapat mengurangi dampak kerugian akibat banjir maupun kekeringan.” Menurut Kariyasa, aplikasi Si-PERDITAN ini bermanfaat buat pemangku kepentingan maupun petugas lapangan untuk menginformasikan perubahan iklim bagi masyarakat, khususnya petani. Terutama dalam perencanaan resiko untuk mengurangi kegagalan panen dan turunnya produksi pertanian. Sistem ini berbasis WebGIS dan mampu diakses melalui mobile browser yang dapat membantu pihak pengambil keputusan di Kementerian Pertanian maupun Pemerintah Daerah, baik tingkat provinsi dan kabupaten di seluruh Indonesia. Selain itu dapat secara interaktif petani berkomunikasi dengan petugas petugas pertanian dalam memperoleh bantuan terkait perencanaan pola tanam penanganan dampak banjir dan kekeringan serta serangan OPT maupun penyakit hewan. Fitur yang ada dalam Si-PERDITAN 1. Peta informasi curah hujan secara real time tiap 1 jam dari citra satelit Himawari-8.

2.

Prediksi ENSO yakni terkait dengan prediksi kejadian kekeringan (el-nino) maupun banjir (la-nina) sampai 8 bulan kedepan. 3. Prakiraan curah hujan 6 hari maupun prakiraan curah hujan bulanan selama 6 bulan kedepan yang sangat bermanfaat untuk perencanaan pola tanam. 4. Peta potensi kebakaran lahan. 5. Peta sebaran dan prakiraan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan penyakit hewan. 6. Peta sebaran monitoring tinggi muka air (TMA) yang ada di 180 waduk/bendungan. 7. Kamus yang berisikan penanganan OPT sehingga sangat bermanfaat buat petani untuk pengendalian OPT. Selain pengembangan aplikasi Si-PERDITAN, kontribusi Pusdatin dalam pengembangan teknologi pertanian menuju era industry 4.0 juga telah dilakukan sebelumnya bersama LAPAN. Yakni, pengembangan aplikasi pemantauan fase pertanaman padi berbasis citra satelit SIMOTANDI. Bagi yang ingin mengunduh alamat Website aplikasi Si-PERDITAN, silahkan klik dibawah ini : http://petani.pertanian.go.id/siperditan/ (Sumber : Pusdatin)***

MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

36


Larva Spodoptera frugiperda berukuran besar dan bersifat kanibal (Foto : CABI 2018)

Ulat grayak menjadi salah satu hama yang kerap mengganggu pertanian di Indonesia, termasuk pertanaman jagung. Namun kini ada jenis ulat grayak baru yang tengah mewabah di dunia yakni Fall Armyworm (FAW) yang mesti diwaspadai masuk ke Indonesia. Apalagi dalam waktu cepat hama tersebut telah mewabah dari Benua Amerika pada tahun 2016, masuk ke Benua Afrika dan menyebar di wilayah Asia hingga kini sudah ke Thailand pada tahun 2018. Menurut peneliti Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian IPB, Idham Sakti Harahap, FAW atau Spodoptera frugiperda merupakan salah satu jenis ulat grayak yang mempunyai jelajah tinggi. Bahkan imago-nya bisa terbang jauh, bahkan jika terbawa angin bisa mencapai 100 km. “Hama ini termasuk yang sulit dikendalikan, karena imagonya cepat menyebar, bahkan termasuk penerbang kuat dapat mencapai jarak yang cukup jauh dalam satu minggu. Kalau dibantu angin bisa mencapai 100 km,” kata Idham pada worshop Fall Armyworm on Corn, an Threat to Food Security in Asia Pasific Region di Bogor, Rabu (6/2) yang diselenggarakan oleh PT. Corteva. Lebih diwaspadai lagi ungkap Idham, kemampuan serangga ini bertahan pada musim dingin. Bukan hanya itu kecepatan reproduksinya juga sangat tinggi. Larva berukuran besar dan bersifat kanibal. “Kejadian di negara yang sudah mewabah, Spodoptera frugiperda masuk sebagai invansif yang tidak diikuti musuh alami, sehingga serangannya sangat cepat,” tegasnya.

Pada tahun 2017, hama tersebut menyebar hampir ke semua negara yang menanam jagung di Afrika dan Afrika Selatan. Spodoptera frugiperda kini sudah menyebar di negara tropika dan subtropika, seperti Brasil dan Amerika Selatan. Di Asia sudah masuk ke Yaman, India, Myanmar dan Thailand. “Ada kemungkinan hama itu masuk terbawa produk sayuran yang diimpor dalam bentuk larva. Ini patut kita waspadai dan kita harus mulai mengawasi produk pertanian impor,” ujarnya. Idham juga mengingatkan, patut diwaspadai juga ledakan populasi hama ini terhadap pada awal musim hujan, terutama pada saat masa awal musim tanam. Apalagi jika sebelumnya terjadi musim kemarau panjang. Negara Brasil mempunyai pengalaman pahit dalam mengendalikan hama ulat grayak tersebut. Negara sepak bola itu harus mengeluarkan biaya hingga 600 juta dolar AS. Sedangkan negaranegara di Afrika yang juga terserang hama tersebut bukan hanya mempengaruhi produksi jagung, tapi juga dalam pemasaran dan perdagangan internasional. CABI pada tahun 2018 memperkirakan kerugian yang terjadi akibat serangan hama Spodoptera frugiperda yang menyerang tanaman jagung di 12 negara di Afrika produksi tinggal 4 ton/tahun. Sedangkan nilai uangnya 1-4,6 juta dollar AS/tahun. “Saat ini FAW sudah ada di Thailand. Jadi kita harus mewaspadai,” ujarnya.

Menurut peneliti Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian IPB, Idham Sakti Harahap, Spodoptera frugiperda merupakan salah satu jenis ulat grayak yang mempunyai jelajah tinggi. (Foto : CABI) MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

37


M

asalah hama di Indonesia masih menjadi salah satu persoalan utama dalam budidaya tanaman karena serangan hama dapat menurunkan kualitas dan kuantitas produksi tanaman sehingga upaya - upaya pengendalian perlu dilakukan. Keadaan iklim sepanjang tahun yang sangat mendukung perkembangan hama menjadikan permasalahan hama semakin serins untuk diperhatikan. Tidak jarang produsen mengalami gagal panen karena serangan berat hama di pertanaman. Tentu saja hal ini akan sangat merugikan produsen dan lebih jauh lagi dapat mengganggu perekonomian nasional bahkan dapat menggangu kehidupan sosial. Mengetahui dinamika perkembangan populasi suatu hama merupakan tindakan yang sangat penting agar tindakan pengendalian dapat dilakukan secara tepat. Tindakan pengendalian yang tepat selain dapat menghemat waktu, juga dapat mencegah kerusakan pertanaman lebih berat sehingga kerusakan secara ekonomi dapat dihindarkan. Hal ini juga berlaku untuk hama yang mungkin belum terdapat di suatu areal. Spodoptera frugiferda (Lepidoptera: Noctuidae) dikenal sebagai hama yang bersifat polifag yang hingga saat ini keberadaannya di Indonesia masih diperdebatkan. Beberapa info yang didapatkan menunjukkan bahwa serangga hama ini telah menyebabkan kerusakan berat di India dan sudah terdapat di Thailand. Hal ini tentunya menjadi warning bagi Indonesia untuk mewaspadai masuknya hama ini ke Indonesia. Hal ini mengingat potensi kerusakan yang dapat disebabkan oleh hama ini dan juga sifat polifagnya sehingga kerusakan bukan hanya terjadi satu jenis pertanaman namun dapat merusak banyak jenis tanaman.

Ciri penting Spodoptera frugiperda : 1. Terdapat huruf Y terbalik berwarna pucat di bagian kepala. 2. Terdapat 4 buah bintik (pinacula) berwarna hitam pada segmen kedua terakhir abdomennya dengan ukuran lebih besar dari siprakel. 3. Memiliki garis berwarna kekuningan hijau muda/coklat tua yang memanjang pada bagian dorsal dan subdorsal. 4. Memiliki garis tebal (pita) pada sisi tubuh lateral.

  Foto : CABI

Foto : CABI 2018

  MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

38


Mencegah Penyebaran Idham menyarankan ada tiga upaya mencegah penyebaran ulat grayak Spodoptera frugiperda jika sudah masuk ke Indonesia, yakni : Sebelum meluas dapat dilakukan eradikasi, bukan dalam skala kebun, tapi negara (pulau). “Eradikasinya bukan hanya media pembawa, tapi juga tempat menempel telurnya,” katanya. Menyebarkan informasi dan menghimbau masyarakat untuk segera melaporkan kalau menemukan hama tersebut. Melakukan survei dan inventarisasi tanaman inang dan musuh alami ulat grayak Spodoptera frugiperda. Sementara itu peneliti Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian IPB lainnya, Dewi Sartiami menambahkan, untuk mengendalikan hama tersebut bukan hanya media pembawa yang diwaspadai, tapi juga ada kemungkinan manusia yang menjadi pembawa, terutama yang berpergian ke wilayah yang sedang mewabah Spodoptera frugiperda. “Jangan sampai Spodoptera frugiperda sampai invansif di Indonesia. Kasus rusaknya tanaman jagung di Papua yang mencapai 500 ha secara cepat dan serempak harus kita waspadai,” tegasnya seraya menambahkan, cara paling mudah mengenali hama tersebut adalah adanya garis mirip huruf Y pada kepala. Sementara Kepala Balai Penelitian Serealia Balitbangtan, Maros, M. Azrai menegaskan, hingga kini belum ada laporan tanaman jagung yang terserang hama Spodoptera frugiperda. Sedangkan hama yang selama ini ada yakni penggerek batang, penggerek tongkol, aphis, belalang kembar. “Sedangkan ulat grayak yang menyerang tanaman jagung memang dari jenis sudah ada di Indonesia yakni Spodoptera litura dan Spodoptera exigua,” ujarnya. Waspadalah!!! (Tim)***

Sekilas Info

1 2 3

(Sumber : Makalah Workshop Fall Armyworm on Corn, an Threat to Food Security in Asia Pasific Region di Bogor, Rabu (6/2) , Tabloid Sinar Tani, Cabi 2018)

APLIKASI E-LAPOR OPT

D

alam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengendalian serangan OPT, dibutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat dalam pelaporan serangan OPT kepada petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dan pihak terkait lainnya. Untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam pelaporan serangan OPT, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sedang menyusun aplikasi berbasis android sebagai media pelaporan serangan OPT. Aplikasi tersebut dapat diakses dari telepon genggam dan dapat mengirimkan laporan masyarakat secara online kepada petugas terkait sehingga penanganan serangan OPT dapat dilakukan lebih awal, efisien dan efektif. Aplikasi tersebut nantinya akan dapat didownload secara gratis di Playstore. Adapun Deksripsi Aplikasi tersebut adalah sebagai berikut : Nama Aplikasi : E – Lapor OPT Platform : Android Pengguna : Umum Syarat Akses : Memiliki HP Andriod dan Koneksi Internet, Instal Aplikasi E-Lapor OPT Menu Utama Aplikasi : 1. Timeline Menu untuk melihat laporan serangan OPT yang sudah masuk lengkap dengan alamat, foto dan peta lokasi. Selain itu juga terdapat fitur untuk menghubungi petugas, fitur pencarian dan filter. 2. Lapor Menu untuk melaporkan serangan OPT secara online. Laporan disertai Foto dan deskripsi berupa lokasi (kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi), alamat, nama pelapor, nomor telepon, komoditas dan keterangan serangan/ gangguan OPT. Semoga dengan aplikasi ini akan lebih mempermudah masyarakat dalam melaporkan serangan OPT sehingga penanganan serangan OPT dapat lebih awal, efisien, dan efektif. (Sumber : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan)*** MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

39


MAJALAH PERAMALAN OPT Vol.18, No.1 April 2019

40


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.